Puteri Nabella
11 2017 160
Pembimbing:
dr. Evalina Asnawi, SpKJ
JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3
PERIODE 14 Januari 2019 – 16 Februari 2019
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No 6, Kebon Jeruk. Jakarta-Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : Selasa, 12 Februari 2019
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. P
Tempat & tanggal lahir : Kebun Jeruk, 25 Desember 2019
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Sudah menikah
Alamat : Kebun Jeruk
2
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari:
Autoanamnesis : 08 Februari 2019, jam 14.00
Alloanamnesis dengan : -
A. KELUHAN UTAMA :
Marah – marah ( Agresivitas verbal )
3
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik :
Pasien sudah mengalami gangguan psikiatrik sejak tahun 1989 dan tidak ada intrerval
sembuh.
4
a. Masa kanak-kanak : pasien mengalami perkembangan kepribadian seperti
anak seusianya. Mulai dari kanak-kanak mampu aktif bergaul dengan orang
lain di lingkungannya.
b. Masa remaja : pasien memiliki hubungan pertemanan yang baik
dengan teman-teman di sekolah maupun di lingkungannya.
c. Masa dewasa : pasien memiliki hubungan yang baik dengan
lingkungannya.
3. Riwayat pendidikan :
Pasien memulai pendidikannya dari jenjang TK sampai dengan lulus SMP. Pasien
tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
karena masalah ekonomi keluarga.
4. Riwayat pekerjaan:
Pasien megatakan pernah bekerja sebagai pramugari di pesawat terbang merpati dan
pernah jadi artis shampo dan penyayi.
5. Kehidupan beragama:
Pasien rajin beribadah ke gereja.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua
orangtuanya.
Pohon keluarga
5
Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
Pasien
Sudah meninggal
6
4. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif (pasien mendengarkan dan menjawab
pertanyaan).
5. Pembicaraan:
A. Cara berbicara: spontan, volume bicara normal, intonasi jelas, reaksi terhadap
pertanyaan baik.
B. Gangguan berbicara: tidak ada gangguan.
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : tidak ada
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
7
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
d. Situasi : baik
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : baik
Jangka pendek : baik
Segera : baik
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan apel dan pir)
Perbedaan : Baik (pasien dapat menjelaskan arti dari pribahasa udang dibalik batu)
8. Visuospasial : belum dilakukan
9. Bakat kreatif : Menyanyi
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (mampu mandi, BAB dan BAK sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus piker
Bentuk pikir
Produktifitas : Autistik
Kontinuitas : Koheren
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
Waham : ada (waham kebesaran)
Obsesi : tidak ada
Fobia : tidak ada
Gagasan rujukan : tidak ada
Gagasan pengaruh : tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
8
Kuat
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : baik (pasien mengatakan merasa bersalah kalau memukul
ayah)
b. Uji daya nilai : baik (pasien mengatakan kalau melihat uang jatuh akan
dikembalikan ke petugas sekitar)
c. Daya nilai realitas : baik (pasien tidak mempunyai sifat agresifitas verbal dan
austistik)
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1: dimana pasien tidak merasa bahwa ia sakit
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
9
3. Mata : CA-/-, SI -/-
4. Pupil : isokor, refleks cahaya +/+
5. Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Motorik : normotoni, normotrofi
kekuatan motorik
7. Sensibilitas :
8. Sistim saraf vegetatif : dalam batas normal
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan
10
kontrol rutin ke RSJ Provinsi Jawa Barat dan putus obat kurang lebih 2 bulan
dikarenakan obat yang diberikan dibuang oleh pasien.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan mood pasien hipertim, afek serasi
dengan mood. Pada pasien terdapat gangguan isi pikir berupa waham kebesaran.
Terdapak gangguan bentuk pikir autistik. Konsentrasi pasien baik. Orientasi waktu,
orang, tempat baik. Daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan segera baik.
Tilikan pasien derajat 1. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, pasien tidak
memiliki gangguan organik.
11
Diagnosa banding: Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0), karena:
a. afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang
tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.
b. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik
lagi dua, gejala skizofrenia yang khas
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : putus obat, masalah ekonomi
Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala sedang
(moderate), disabilitas sedang
VIII. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :
Baik Buruk
Faktor presipitasi jelas Usia muda
Tidak ada keluarga yang menderita gangguan Masalah ekonomi
Single
2. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
12
Organobiologik: tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi/psikiatrik: Autistik, agitasi, insomia
Sosial/keluarga: masalah ekonomi, agresivitas motorik, agresivitas verbal,
X. TERAPI
1. Psikofarmaka
R/ Lithium 400 mg tab No. VI
S 2 dd tab 1 (pagi, malam)
----------------------------------------------
R/ haloperidol 1,5 mg tab No. VI
S 2 dd tab 1 (pagi, malam)
----------------------------------------------
Pro: Ny. Ey
Umur: 30 tahun
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Memotivasi pasien supaya minum obat teratur
memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat
penyakitnya akan kambuh
memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia.
Edukasi keluarga
Edukasi mengenai penyakit
Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur
13