KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : Senin, 4 Februari 2019
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3
I. IDENTITAS WBS
Nama (inisial) : Ny. D
Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 12 Oktober 1984
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status perkawinan : Janda
Alamat : Kebun Jeruk
1
A. KELUHAN UTAMA :
Marah-marah, bakar baju.
1. Gangguan psikiatrik :
WBS sudah mengalami gangguan psikiatrik sejak 2003
2
4. Riwayat gangguan sebelumnya
3. Riwayat pendidikan :
WBS pendidikan sampai dengan lulus SMA.
4. Riwayat pekerjaan:
WBS tidak bekerja
5. Kehidupan beragama:
WBS beragama Islam.
3
E. RIWAYAT KELUARGA
WBS adalah anak keenam dari enam bersaudara. WBS tinggal bersama saudara
kandungnya.
Pohon keluarga
Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
WBS
Sudah meninggal
I. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
Seorang perempuan, penampilan sesuai usia, memakai baju dan celana seragam
panti dengan rapi. Postur tubuh normal. Perawatan diri tampak baik. Rambut
bersih, bewarna hitam dan lurus, tersisir rapi, kuku terlihat bersih. Kontak mata
ada.
2. Kesadaran:
a. Kesadaran sensorium/neurologik: Compos mentis
b. Kesadaran Psikiatrik: Tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor:
4
Sebelum wawancara: WBS tampak tenang, sedang beridiri di depan ruangan.
Selama wawancara: WBS bersalaman dulu, tenang, kontak mata dan konsenrasi
baik
Sesudah wawancara: WBS bersalaman lalu mengucapkan terima kasih, dan
terseyum.
4. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif (WBS mendengarkan dan menjawab
pertanyaan).
5. Pembicaraan:
A. Cara berbicara: spontan, lancar, volume bicara normal, intonasi jelas, artikulasi
jelas.
B. Gangguan berbicara: tidak ada gangguan.
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi :
Halusinasi auditorik: Mendengar suara bisikan yang tidak diketahui.
Halusinasi visual : Melihat bayangan ibunya
b. Ilusi : Disangkal
c. Depersonalisasi : Disangkal
d. Derealisasi : Disangkal
5
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik
3. Kecerdasan : Rata-rata
4. Konsentrasi : Baik (WBS menjawab pertanyaan 80 x 5= 400)
5. Orientasi
a. Waktu : baik (mengetahui pada saat wawancara adalah siang hari)
b. Tempat : baik (mengetahui berada di Panti Sosial Bina Laras)
c. Orang : baik (mengetahui pemeriksa adalah seorang dokter)
d. Situasi : baik (mengetahui ruangan sedang ramai)
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : baik
Jangka pendek : baik
Segera : baik
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Perbedaan : Baik (WBS dapat menjelaskan arti dari pribahasa udang dibalik batu)
8. Visuospasial : tidak dilakukan
9. Bakat kreatif : Menganyam
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (mampu mandi, BAB dan BAK sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Bentuk pikir
Produktifitas : Realistik
Kontinuitas : Relevan
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
Waham : ada (waham refrensi)
6
Obsesi : tidak ada
Fobia : tidak ada
Gagasan rujukan : tidak ada
Gagasan pengaruh : tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Kuat
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
c. Daya nilai realitas : baik
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 4 WBS mengetahui dirinya sakit tapi tidak mengetahui penyebabnya
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
2. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan
7
3. Mata : Tidak dilakukan
4. Pupil : Tidak dilakukan
5. Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Tidak dilakukan
7. Sensibilitas : Tidak dilakukan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan
V. FORMULASI DIAGNOSTIK
Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan
untuk evaluasi multiaksial, sebagai berikut:
Aksis I:
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, WBS pada kasus ini dapat dinyatakan mengalami:
8
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari (hendaya)
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena
Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik
Tidak tampak ada retardasi mental
Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi.
3. Gangguan kejiwaan yang os alami memiliki gejala psikotik
Gejala gangguan kognisi: halusinasi visual, halusinasi auditorik, waham
referensi.
4. Gejala yang terdapat pada pasien mengarah pada Depresi berat dengan gejala
psikotik (F32.3) karena:
a. Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut
diatas
b. Disertai waham, halusinasi dan strupor depresif. Waham biasanya
melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetakayang
mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasnaya berupa suara yang
menghina atau menuduh, bau kotoran atau daging membusuk.
9
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3) dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran dimasa lampau.
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : masalah keluarga
Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala sedang
(moderate), disabilitas sedang
10
R/ Fluoxetin tab 20mg No. VI
S 1 dd tab 1 (pagi)
----------------------------------------------
Pro: Ny. D
Umur: 35 tahun
2. Psikoterapi
-Persuasi
Membujuk WBS agar memastikan diri untuk selalu kontrol dan minum obat secara
rutin.
-Desensitisasi
WBS dilatih bekerja dan terbiasa berada di lingkungan kerja untuk meningkatkan
kepercayaan diri.
3. Edukasi keluarga
Edukasi agar WBS selalu menjalan ibadah sesuai ajaran agama yang
dianutnya.
11