Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CIDERA KEPALA

Di Ruang 17 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Di susun Oleh:
Profesi Ners Kelompok 12

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Susunan Acara Penyuluhan di Ruang 17 RSUD dr. Saiful Anwar Malang telah

di setujui pada:

Hari : Jum at

Tanggal : 28 Juni 2019

Jam : 10.00 WIB

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )

2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Hari/tanggal : Jumat / 05 Juli 2019


Waktu : 25 menit
Tempat/ruang : Ruang 17 RSSA Malang
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di ruang tunggu 17 Rumah
Sakit dr. Saiful Anwar Malang
Pelaksana : Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Malang
Topik Penkes : Cidera kepala

A. Pendahuluan
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma

pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupunefek sekunder dari trauma

yang terjadi (sylvia anderson Price, 1985).Menurut Brain Injury Assosiation of

America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital

ataupun degeneratif,tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang

dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan

kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala bisa dikelompok kansebagai cedera kepala

tertutup atau terbuka ( penetrasi, luka tembus). Pada cedera kepala tertutup, kepala

menerima suatu dorongan tumpul karena membentur suatu benda. Pada cedera kepala

terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang tengkorak dan masuk ke

dalam otak. Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sangat sering

terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala yang seringterjadi pada orang

3
dewasa karena kecelakaan lalu lintas. Terjatuh dari sepeda motor, tabrakan, kepala

terbentur bagian dari mobil karena mobil yang dinaiki menabarak atau terjungkal dan

lain sebagainya. Karena seringnya terjadi trauma kepala pada orang yang

mengendarai sepedamotor ketika kecelakaan, maka akhirnya diwajibkan siapa saja

yang mengendarai sepeda untuk menggunakan helm sebagai pelindung kepala.

Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya sekedar sebagaisyarat untuk

mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helmyang kurang memenuhi

syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi

kecelakaan lalu lintas masih terjadi cederakepala yang berat.Di Amerika Serikat,

kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari

jumlah tersebut, 10%meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah

sakit, 80%dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera

kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat (CKB). Insiden cedera

kepala terutama terjadi pada kelompok usiaproduktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan

lalu lintas merupakan penyebab48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28%

lainnya karena jatuh dan3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan

olahraga danrekreasi

B. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang dari
terjadinya Cidera kepala dan cara pencegahan untuk menghindari Cidera kepala.

4
C. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) :
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian cidera kepala dengan bahasanya sendiri
2. Menyebutkan penyebab terjadinya cidera kepala secara tepat
3. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya komplikasi dengan cidera kepala
secara singkat
4. Menyebutkan cara pencegahan terjadinya cidera kepala secara singkat

D. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah Pasien dan keluarga pasien di ruang 17:
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa
b. Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan
adanya beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluh Mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Malang yang
praktik Keperawatan Medikal Bedah di Ruang 17 Rumah Sakit dr. Saiful
Anwar Malang:
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.

E. Materi :
a. Pokok Bahasan :
Cidera Kepala
b. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian tentang Cidera kepala
2. Penyebab terjadinya cidera kepala

5
3. Tanda dan gejala komplikasi cidera kepala
4. Cara pencegahan terjadinya cidera kepala

F. Metode :
 Ceramah
Mahasiswa menjelaskan tentang cidera kepala dan memberikan kesempatan
bertanya pada Pasien dan keluarga pasien

G. Media :
- Leaflet
- LCD
- Laptop

H. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pendahuluan
Pembukaan dan menjelaskan tujuan
2. Penyajian
Menjelaskan materi ( sesuai TIK atau sub pokok bahasan )
3. Penutup
Merangkum dan melakukan evaluasi

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


No
1. Pendahuluan 3 menit  Menyiapkan materi, tempat  Menyiapkan diri
dan sasaran
 Pembukaan ( salam dan  Menjawab salam
perkenalan )
 Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan

6
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
No
kontrak waktu

2. Penyajian 17  Menanyakan pendapat  Menjawab / merespon


menit peserta tentang kanker usus
besar
 Menjelaskan pengertian  Merespon
kanker usus besar
 Memberi kesempatan  Mendengar/
kepada peserta untuk memperhatikan.
bertanya  Bertanya
 Menjelaskan mengenai
penyebab kanker usus
besar  Merespon/ mengulang
 Memberi kesempatan pada  Memperhatikan
peserta untuk bertanya
 Memberi reward  Bertanya
 Menjelaskan mengenai
Tanda gejala kanker usus  Merespon
besar  Mendengar
 Memberikan kesempatan /memperhatikan
bertanya  Merespon/bertanya
 Menjelaskan cara
pencegahan kanker usus  Mendengar atau
besar memperhatikan.

7
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
No
 Memberikan kesempatan  Merespon/bertanya
bertanya
 Mendengar atau
memperhatikan
 Merespon
3. Penutup 5 menit  Mengajukan pertanyaan  Menjawab pertanyaan
untuk mengevaluasi
 Memberikan reward  Merespon
 Merangkum
 Menutup pertemuan dan  Memperhatikan dan
mengucapkan salam menjawab

I. Evaluasi

8
MATERI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CIDERA KEPALA

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Cedera kepala adalah trauma pada otak yang diakibatkan oleh kekuatan
eksternal yang menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya kontinuitas otak.
Cedera dapat terjadi di tempat benturan maupun pada dasar tengkorak.
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).
Cedera kepala adalah suatu gangguan trauma fungsi yang disertai/tanpa disertai
perdarahan intertitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak
(Syamsuhidayat dan De Jong, 1997).
Cedera kepala merupakan adaya pukulan/benturan mendadak pada kepala
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Susan Martin, 1999).
Dari beberapa pengertian diatas, bahwa akibat dari cedera kepala adalah :
1. Gangguan kesadaran
2. Injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
3. Gangguan fungsi otak
4. Perdarahan di dalam otak
B. ETIOLOGI
1. Kecelakaan
2. Jatuh
3. Trauma akibat persalinan

9
C. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Cedera kepela dapat diklasifikan berdasarkan mekanisme, keparahan dan morfologi
cedera.

1. Mekanisme: berdasarkan adanya penetrasi durameter trauma tumpul: kecepatan


tinggi (tabrakan) Biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh atau
pukulanbenda tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan deselerasiyang
cepat menyebabkan otak bergerak di dalam rongga cranial dan melakukan kontak
pada protuberans tulang tengkorak. Trauma tembus (luka tembus peluru dan
cedera tembus lainnya)

2. Keparahan cideraa.

Ringan: GCS 14-15

Sedang: GCS 9-13

Berat: GCS 3-8

3. Morfologi

a. Fraktur tengkorak:
kranium: linar/stelatum; depresinon depresi;terbuka/tertutupFraktur tengkorak dapat
terjadi pada atap dan dasar tengkorak. Fraktur dapat berupa garis/ linear, mutlipel dan
menyebar dari satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen tulang
(kominutif). Frakturtengkorak dapat berupa fraktur tertutup yang secara normal
tidak memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup yang memerlukanperlakuan
untuk memperbaiki tulang tengkorak.

10
b. Lesi intrakranial:-

fokal: epidural, subdural, epidural Difus: konkusi ringan, konkusi klasik, cedera
aksonal difus

D. PENYEBAB CEDERA KEPALA


Dari beberapa sumber didapatkan bahwa penyebab dari cedera kepala, antara
lain :
1. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor / sepeda/ mobil
2. Kecelakaan pada saat berolah raga,
3. Proses kelahiran, seperti vakum, forsep
4. Cedera akibat kekerasan

E. TANDA-TANDA CEDERA KEPALA


1. Gangguan kesadaran
2. Konfusi
3. Abnormalitas pupil
4. Awitan tiba-tiba defisit neurologis
5. Perubahan TTV
6. Gangguan pergerakan
7. Gangguan penglihatan dan pendengaran
8. Disfungsi sensori
9. Kejang otot
10. Sakit kepala
11. Vertigo
12. Kejang
13. pucat
14. Mual, muntah
15. Iritabel

11
16. Terdapat hematom
17. Kecemasan
18. Sukar dibangunkan
19. Bila ada fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari
hidung (rhinnorrohea) dan telinga (otorrohea) bila fraktur tulang temporal.

F. KOMPLIKASI CEDERA KEPALA


- Hemorrhagi
- Infeksi
- Edema pulmonal
- Hernisiasi
- Bocornya LCS
- Gangguan mobilisasi
- Hipovolemi
- Kejang
- Hiperthermi

G. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


a. Tindakan terhadap penalaksanaan peningkatan TIK
1. Mempertahankan oksigenasi adekuat.
2. Pemberian manitol untuk menurunkan edema serebral.
3. Hiperventilasi
4. Penggunaan steroid
5. Meninggikan kepala tempat tidur
6. Kemungkinan intervensi bedah neuro untuk evakuasi bekuan darah.
b. Tindakan pendukung lain
1. Ventilasi
2. Pencegahan kejang dengan antikonvulsan
3. Pemeliharaan cairan dan elektrolit

12
4. Keseimbangan nutrisi
5. Mempertahankan jalan nafas.

Penatalaksanaan Umum
a. Airway
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk
mencegah penekanan /bendungan pada vena jugularis.
 Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga, dan mulut.
 Pengisapan secret (dibatasi bila peningkatan TIK)
b. Breathing
 Kaji pola nafas, frekuensi, irama napas, kedalaman
 Monitoring ventilasi : pemeriksaan AGD, saturasi O2 , distress
pernapasan
 Perawatan trakeostomi
c. Circulation
 Kaji keadaan perfusi jaringan perifer (akral, nadi, capillary refill,
sianosis pada kuku, bibir)
 Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, refleksi
terhadap cahaya.
 Monitor TTV
 Pemberian cairan dan elektrolit
 Monitoring intake dan output
 Monitoring EKG
d. Memaksimalkan fungsi serebral / perfusi
 Pengaturan posisi anatomis
 Mengatasi demam
 Meningkatkan sirkulasi serebral

13
 Pembatasan aktivitas
 Mengurangi stimulasi eksternal
e. Meminimalkan komplikasi
f. Mengoptimalkan fungsi otak
g. Menyokong proses pemulihan dan koping

Penatalaksanaan Khusus
a. Konservatif : dengan pemberian manitol/glisering, furosemid, steroid.
b. Operatif : tindakan kraniotomi, pemasangan drein, shunting prosedur.
c. Monitoring TIK yang ditandai dengan sakit kepala berat, muntah proyektil
dan papil edema.
d. Pemberian nutrisi/diet.
H. NUTRISI PADA CEDERA KEPALA
Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kalinormal dan
akan mengakibatkan katabolisme protein. Proses ini terjadi antaralain oleh karena
meningkatnya kadar epinefrin dan norepinefrin dalam darahdan akan bertambah bila
ada demam. Setelah 3-4 hari dengan cairan perenteralpemberian cairan nutrisi peroral
melalui pipa nasograstrik bisa dimulai,sebanyak 2000-3000 kalori/hari.

I. PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadarandari diri
sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalammelakukan suatu
aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saatdi jalan raya, karena dari
epidemiologi di atas, kecelakaan lalu lintasmerupakan penyebab 48%-53% dari
insiden cedera kepala, 20%-28% lainnyakarena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan
tindak kekerasan, kegiatanolahraga dan rekreasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
:
a. Menurunkan kecepatan saat berkendaraan.
b. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saat mengemudi mobil

14
c. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda
d. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambal mabuk
Mencegah jatuh
e. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2009. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. JakartaEGC

Carpenito Lynda Juall. 2016. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Man sjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatyan pasien). Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi ed.3. Jakarta : EGC.

American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera kepala.


Dalam:Advanced Trauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Bedah
Indonesia,penerjemah. Edisi 7. Komisi trauma IKABI, 2004; 168-193.

Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selelkta Kedokteran; jilid2. Media Aesculapius: FKUI.
Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai