Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
CEDERA
KEPALA

Di susun Oleh :
ELSYE
NIM: 14901.09.22048

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
2022
SATUAN ACARA
PENYULUHAN ( SAP )

Hari/tanggal : 2023
Waktu : 25 menit
Tempat/ruang : Puskesmas Kedopok
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Topik : Cidera kepala

A. Pendahuluan
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma

pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupunefek sekunder dari trauma

yang terjadi (sylvia anderson Price, 1985).Menurut Brain Injury Assosiation of

America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital

ataupun degeneratif,tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang

dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan

kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala bisa dikelompok kansebagai cedera kepala

tertutup atau terbuka ( penetrasi, luka tembus). Pada cedera kepala tertutup, kepala

menerima suatu dorongan tumpul karena membentur suatu benda. Pada cedera kepala

terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang tengkorak dan masuk ke

dalam otak. Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sangat sering

2
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala yang seringterjadi pada orang

dewasa karena kecelakaan lalu lintas. Terjatuh dari sepeda motor, tabrakan, kepala

terbentur bagian dari mobil karena mobil yang dinaiki menabarak atau terjungkal dan

lain sebagainya. Karena seringnya terjadi trauma kepala pada orang yang

mengendarai sepedamotor ketika kecelakaan, maka akhirnya diwajibkan siapa saja

yang mengendarai sepeda untukmenggunakan helmsebagai pelindungkepala.

Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya sekedar sebagaisyarat untuk

mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helmyang kurang memenuhi

syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi

kecelakaan lalu lintas masih terjadi cederakepala yang berat.Di Amerika Serikat,

kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari

jumlah tersebut, 10%meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah

sakit, 80%dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera

kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat (CKB). Insiden cedera

kepala terutama terjadi pada kelompok usiaproduktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan

lalu lintas merupakan penyebab48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28%

lainnya karena jatuh dan3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan

olahraga danrekreasi

B. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang dari
terjadinya Cidera kepala dan cara pencegahan untuk menghindari Cidera kepala.
C. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) :
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian cidera kepala dengan bahasanya sendiri
2. Menyebutkan penyebab terjadinya cidera kepala secara tepat
3. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya komplikasi dengan cidera kepala
secara singkat
4. Menyebutkan cara pencegahan terjadinya cidera kepala secara singkat

D. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah Pasien dan keluarga pasien
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa
b. Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan
adanya beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluh adalah Elsye Mahasiswa Profesi Ners STIKES Hafshawaty Sainul
Hasan Probolinggo yang praktik Keperawatan Medikal Bedah di Ruang ugd
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.

E. Materi :
a. Pokok Bahasan :
Cidera Kepala
b. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian tentang Cidera kepala
2. Penyebab terjadinya cidera kepala
3. Tanda dan gejala komplikasi cidera kepala
4. Cara pencegahan terjadinya cidera kepala

F. Metode :
 Ceramah
Mahasiswa menjelaskan tentang cidera kepala dan memberikan kesempatan
bertanya pada Pasien dan keluarga pasien

G. Media :
- Leaflet

H. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pendahuluan
Pembukaan dan menjelaskan tujuan
2. Penyajian
Menjelaskan materi ( sesuai TIK atau sub pokok bahasan )
3. Penutup
Merangkum dan melakukan evaluasi

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


No
1. Pendahuluan 3 menit  Menyiapkan materi,  Menyiapkan diri
tempat dan sasaran
 Pembukaan ( salam  Menjawab salam
dan perkenalan )
 Memperhatikan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
No
 Menjelaskan tujuan dan
kontrak waktu

2. Penyajian 17  Menanyakan pendapat  Menjawab / merespon


menit peserta tentang cidera
kepala
 Menjelaskan pengertian  Merespon
cidera kepala
 Memberi kesempatan  Mendengar/
kepada peserta untuk memperhatikan.
bertanya  Bertanya
 Menjelaskan mengenai
penyebab cidera kepala
 Memberi kesempatan pada  Merespon/ mengulang
peserta untuk bertanya  Memperhatikan
 Memberi reward
 Menjelaskan mengenai  Bertanya
Tanda gejala cidera kepala
 Memberikan kesempatan  Merespon
bertanya  Mendengar
 Menjelaskan cara /memperhatikan
pencegahan cidera kepala  Merespon/bertanya

 Mendengar atau
memperhatikan.
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
No
 Memberikan kesempatan  Merespon/bertanya
bertanya
 Mendengar atau
memperhatikan
 Merespon
3. Penutup 5 menit  Mengajukan pertanyaan  Menjawab pertanyaan
untuk mengevaluasi
 Memberikan reward  Merespon
 Merangkum
 Menutup pertemuan dan  Memperhatikan dan
mengucapkan salam menjawab

I. Evalusi
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. Tempat penyuluhan sudah ditentukan 1 hari sebelum penkes
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Proses :
1. Orang tua klien bersedia saat dilakukan penyuluhan.
2. Orang tua klien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pembawa materi.
3. Orang tua klien aktif bertanya atau memberikan pendapat.
c. Hasil :
1. Orang tua klien menjelaskan apa yang diketahui mengenai cidera kepala
2. Orang tua klien mengetahui apa itu cidera kepala
3. Orang tua klien mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya cidera kepala
pada anak
4. Orang tua klien mengetahui tanda dan gejala cidera kepala dan juga nutrisi untuk anak
apabila terkena cidera kepala
5. Orang tua klien mengetahui bagaimana upaya pencegahan cidera kepala pada anak.
MATERI
SATUAN ACARA
PENYULUHAN CIDERA
KEPALA

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Cedera kepala adalah trauma pada otak yang diakibatkan oleh kekuatan
eksternal yang menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya kontinuitas
otak. Cedera dapat terjadi di tempat benturan maupun pada dasar tengkorak.
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung
maupun tidak langsung pada kepala (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).

Cedera kepala adalah suatu gangguan trauma fungsi yang disertai/tanpa


disertai perdarahan intertitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak (Syamsuhidayat dan De Jong, 1997).
Cedera kepala merupakan adaya pukulan/benturan mendadak pada kepala
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Susan Martin, 1999).
Dari beberapa pengertian diatas, bahwa akibat dari cedera kepala adalah :
1. Gangguan kesadaran
2. Injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
3. Gangguan fungsi otak
4. Perdarahan di dalam otak
B. ETIOLOGI
1. Kecelakaan
2. Jatuh
3. Trauma akibat persalinan

C. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Cedera kepela dapat diklasifikan berdasarkan mekanisme, keparahan dan


morfologi cedera.
1. Mekanisme: berdasarkan adanya penetrasi durameter trauma tumpul:
kecepatan tinggi (tabrakan) Biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas,
jatuh atau pukulanbenda tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan
deselerasiyang cepat menyebabkan otak bergerak di dalam rongga cranial dan
melakukan kontak pada protuberans tulang tengkorak. Trauma tembus (luka
tembus peluru dan cedera tembus lainnya)
2. Keparahan
cideraa. Ringan:
GCS 14-15

Sedang: GCS 9-13

Berat: GCS 3-8

3. Morfologi

a. Fraktur tengkorak:
kranium: linar/stelatum; depresinon depresi;terbuka/tertutupFraktur tengkorak
dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak. Fraktur dapat berupa garis/ linear,
mutlipel dan menyebar dari satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen
tulang (kominutif). Frakturtengkorak dapat berupa fraktur tertutup yang secara
normal tidak memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup yang
memerlukanperlakuan untuk memperbaiki tulang tengkorak.
b. Lesi intrakranial:-

fokal: epidural, subdural, epidural Difus: konkusi ringan, konkusi klasik, cedera
aksonal difus
D. PENYEBAB CEDERA KEPALA
Dari beberapa sumber didapatkan bahwa penyebab dari cedera kepala, antara
lain :
1. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor / sepeda/ mobil
2. Kecelakaan pada saat berolah raga
3. Proses kelahiran, seperti vakum, forsep
4. Cedera akibat kekerasan

E. TANDA-TANDA CEDERA KEPALA


1. Gangguan kesadaran
2. Konfusi
3. Abnormalitas pupil
4. Awitan tiba-tiba defisit neurologis
5. Perubahan TTV
6. Gangguan pergerakan
7. Gangguan penglihatan dan pendengaran
8. Disfungsi sensori
9. Kejang otot
10. Sakit kepala
11. Vertigo
12. Kejang
13. pucat
14. Mual, muntah
15. Iritabel
16. Terdapat hematom
17. Kecemasan
18. Sukar dibangunkan
19. Bila ada fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari
hidung (rhinnorrohea) dan telinga (otorrohea) bila fraktur tulang temporal.

F. KOMPLIKASI CEDERA KEPALA


- Hemorrhagi
- Infeksi
- Edema pulmonal
- Hernisiasi
- Bocornya LCS
- Gangguan mobilisasi.
- Hipovolemi
- Kejang
- Hiperthermi

G. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


a. Tindakan terhadap penalaksanaan peningkatan TIK
1. Mempertahankan oksigenasi adekuat.
2. Pemberian manitol untuk menurunkan edema serebral.
3. Hiperventilasi
4. Penggunaan steroid
5. Meninggikan kepala tempat tidur
6. Kemungkinan intervensi bedah neuro untuk evakuasi bekuan darah.
b. Tindakan pendukung lain
1. Ventilasi
2. Pencegahan kejang dengan antikonvulsan
3. Pemeliharaan cairan dan elektrolit
4. Keseimbangan nutrisi
5. Mempertahankan jalan nafas.

Penatalaksanaan Umum
a. Airway
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi
untuk mencegah penekanan /bendungan pada vena jugularis.
 Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga, dan mulut.
 Pengisapan secret (dibatasi bila peningkatan TIK)
b. Breathing
 Kaji pola nafas, frekuensi, irama napas, kedalaman
 Monitoring ventilasi : pemeriksaan AGD, saturasi O2 ,
distress pernapasan
 Perawatan trakeostomi
c. Circulation
 Kaji keadaan perfusi jaringan perifer (akral, nadi, capillary
refill, sianosis pada kuku, bibir)
 Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran,
refleksi terhadap cahaya.
 Monitor TTV
 Pemberian cairan dan elektrolit
 Monitoring intake dan output
 Monitoring EKG
d. Memaksimalkan fungsi serebral / perfusi
 Pengaturan posisi anatomis
 Mengatasi demam
 Meningkatkan sirkulasi serebral
 Pembatasan aktivitas
 Mengurangi stimulasi eksternal
e. Meminimalkan komplikasi
f. Mengoptimalkan fungsi otak
g. Menyokong proses pemulihan dan koping

Penatalaksanaan Khusus
a.Konservatif : dengan pemberian manitol/glisering, furosemid, steroid.
b. Operatif : tindakan kraniotomi, pemasangan drein, shunting prosedur.
c.Monitoring TIK yang ditandai dengan sakit kepala berat, muntah
proyektil
dan papil edema.
d. Pemberian nutrisi/diet.

H. NUTRISI PADA CEDERA KEPALA


Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kalinormal dan
akan mengakibatkan katabolisme protein. Proses ini terjadi antaralain oleh karena
meningkatnya kadar epinefrin dan norepinefrin dalam darahdan akan bertambah
bila ada demam. Setelah 3-4 hari dengan cairan perenteralpemberian cairan nutrisi
peroral melalui pipa nasograstrik bisa dimulai,sebanyak 2000-3000 kalori/hari.

I. PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadarandari diri
sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalammelakukan
suatu aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saatdi jalan raya,
karena dari epidemiologi di atas, kecelakaan lalu lintasmerupakan penyebab 48%-
53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnyakarena jatuh dan 3%-9%
lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatanolahraga dan rekreasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara
:
a. Menurunkankecepatan saat berkendaraan.
b. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindungbahu saat mengemudi mobil
c. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda
d. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambal
mabuk Mencegah jatuh
e. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2009. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. JakartaEGC

Carpenito Lynda Juall. 2016. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Man

sjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatyan pasien). Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi ed.3. Jakarta : EGC.

American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera kepala.


Dalam:Advanced Trauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Bedah
Indonesia,penerjemah. Edisi 7. Komisi trauma IKABI, 2004; 168-193.

Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selelkta Kedokteran; jilid2. Media Aesculapius: FKUI.
Jakarta
Nutrisi pada Cedera kepala
Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kalinormal dan akan mengakibatkan katabolisme prote
IX. Penanganan di Rumah Sakit
1. Istirahat total, untuk menghindari
VI. perdarahan
Komplikasi Ciderakepala
di dalam Kepala
lebih lanjut
2. Pemeriksaan Laboratorium darah
a. Perdarahan
3. Pemberian Otak
obat-obatan
b. Kejang
4. CT- scan kepala & X-Ray (Rontgen)
c. Keluar cairan bening dari
telinga
d. Gangguan bicara, ingatan, dan,
5. emosi
Pembedahan (Trepanasi) untuk
e. Infeksi gumpalan darah di otak
mengeluarkan
6. Perawatan di Ruang Observasi Intensif
VII.(ROI) bila dimemerlukan
Perawatan Rumah alat bantu
pernafasan (ventilator) gangguan
1) Jika mengalami
bicara, periksakan dan
lakukan terapi ke bagian
audiology
2) Jika mengalami kelumpuhan,
lakukan terapi di bagian
rehabilitasi medik untuk
mencegah komplikasi lebih
lanjut
3) Jika mengalami gangguan
emosi atau tingkah laku,

1. Pusing atau sakit kepala hebat


2. Mual/muntah
3. Gelisah
4. Pingsan/hilang ingatan
5. Kejang
III.Pengertian
I. Pembagian Cidera Kepala
Cidera
1) yang mengenai kepala dan dapat
Tertutup
2) menyebabkan
Terbuka kerusakan pada otak

II. Tanda & Gejala Cidera Kepala


a) Ringan
Kehilangan Kesadaran kurang dari 30
menit
Tidak ada patah tulang tengkorak
Tidak ada perdarahan kepala
IV. Penyebab Cidera
b) Sedang Kepala
1. Kecelakaan lalu lintas lebih dari
Kehilangan kesadaran
OLEH : 2. Kecelakaan
30 menit kerja
sampai 24 jam
3. Benturan
Disertai patah tulang tengkorak
ELSYE 4. Jatuh
Bingung
14901.09.22048

V. Pencegahan Cidera Kepala


PROGRAM STUDI NERS a. Patuhi peraturan lalu lintas
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN b. Jangan kebut-kebutan
HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO c. Jika berkendara, pakai helm standart atau
2022 c)pakai sabuk pengaman
Berat
d. JikaKehilangan
di tempat kerja, gunakan
kesadaran pengaman
lebih dari 24
lengkap
jam sesuai ketentuan (helm, kaca
Disertai perdarahan kepala
Terdapat perdarahan di otak

Anda mungkin juga menyukai