(SAP)
CEDERA
KEPALA
Di susun Oleh :
ELSYE
NIM: 14901.09.22048
Hari/tanggal : 2023
Waktu : 25 menit
Tempat/ruang : Puskesmas Kedopok
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
A. Pendahuluan
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma
pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupunefek sekunder dari trauma
America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital
dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala bisa dikelompok kansebagai cedera kepala
tertutup atau terbuka ( penetrasi, luka tembus). Pada cedera kepala tertutup, kepala
menerima suatu dorongan tumpul karena membentur suatu benda. Pada cedera kepala
terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang tengkorak dan masuk ke
dalam otak. Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sangat sering
2
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala yang seringterjadi pada orang
dewasa karena kecelakaan lalu lintas. Terjatuh dari sepeda motor, tabrakan, kepala
terbentur bagian dari mobil karena mobil yang dinaiki menabarak atau terjungkal dan
lain sebagainya. Karena seringnya terjadi trauma kepala pada orang yang
Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya sekedar sebagaisyarat untuk
mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helmyang kurang memenuhi
syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi
kecelakaan lalu lintas masih terjadi cederakepala yang berat.Di Amerika Serikat,
kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari
jumlah tersebut, 10%meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah
sakit, 80%dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera
kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat (CKB). Insiden cedera
kepala terutama terjadi pada kelompok usiaproduktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan
olahraga danrekreasi
D. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah Pasien dan keluarga pasien
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa
b. Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan
adanya beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluh adalah Elsye Mahasiswa Profesi Ners STIKES Hafshawaty Sainul
Hasan Probolinggo yang praktik Keperawatan Medikal Bedah di Ruang ugd
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.
E. Materi :
a. Pokok Bahasan :
Cidera Kepala
b. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian tentang Cidera kepala
2. Penyebab terjadinya cidera kepala
3. Tanda dan gejala komplikasi cidera kepala
4. Cara pencegahan terjadinya cidera kepala
F. Metode :
Ceramah
Mahasiswa menjelaskan tentang cidera kepala dan memberikan kesempatan
bertanya pada Pasien dan keluarga pasien
G. Media :
- Leaflet
Mendengar atau
memperhatikan.
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
No
Memberikan kesempatan Merespon/bertanya
bertanya
Mendengar atau
memperhatikan
Merespon
3. Penutup 5 menit Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan
untuk mengevaluasi
Memberikan reward Merespon
Merangkum
Menutup pertemuan dan Memperhatikan dan
mengucapkan salam menjawab
I. Evalusi
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. Tempat penyuluhan sudah ditentukan 1 hari sebelum penkes
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Proses :
1. Orang tua klien bersedia saat dilakukan penyuluhan.
2. Orang tua klien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pembawa materi.
3. Orang tua klien aktif bertanya atau memberikan pendapat.
c. Hasil :
1. Orang tua klien menjelaskan apa yang diketahui mengenai cidera kepala
2. Orang tua klien mengetahui apa itu cidera kepala
3. Orang tua klien mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya cidera kepala
pada anak
4. Orang tua klien mengetahui tanda dan gejala cidera kepala dan juga nutrisi untuk anak
apabila terkena cidera kepala
5. Orang tua klien mengetahui bagaimana upaya pencegahan cidera kepala pada anak.
MATERI
SATUAN ACARA
PENYULUHAN CIDERA
KEPALA
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Cedera kepala adalah trauma pada otak yang diakibatkan oleh kekuatan
eksternal yang menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya kontinuitas
otak. Cedera dapat terjadi di tempat benturan maupun pada dasar tengkorak.
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung
maupun tidak langsung pada kepala (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).
3. Morfologi
a. Fraktur tengkorak:
kranium: linar/stelatum; depresinon depresi;terbuka/tertutupFraktur tengkorak
dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak. Fraktur dapat berupa garis/ linear,
mutlipel dan menyebar dari satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen
tulang (kominutif). Frakturtengkorak dapat berupa fraktur tertutup yang secara
normal tidak memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup yang
memerlukanperlakuan untuk memperbaiki tulang tengkorak.
b. Lesi intrakranial:-
fokal: epidural, subdural, epidural Difus: konkusi ringan, konkusi klasik, cedera
aksonal difus
D. PENYEBAB CEDERA KEPALA
Dari beberapa sumber didapatkan bahwa penyebab dari cedera kepala, antara
lain :
1. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor / sepeda/ mobil
2. Kecelakaan pada saat berolah raga
3. Proses kelahiran, seperti vakum, forsep
4. Cedera akibat kekerasan
Penatalaksanaan Umum
a. Airway
Pertahankan kepatenan jalan napas
Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi
untuk mencegah penekanan /bendungan pada vena jugularis.
Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga, dan mulut.
Pengisapan secret (dibatasi bila peningkatan TIK)
b. Breathing
Kaji pola nafas, frekuensi, irama napas, kedalaman
Monitoring ventilasi : pemeriksaan AGD, saturasi O2 ,
distress pernapasan
Perawatan trakeostomi
c. Circulation
Kaji keadaan perfusi jaringan perifer (akral, nadi, capillary
refill, sianosis pada kuku, bibir)
Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran,
refleksi terhadap cahaya.
Monitor TTV
Pemberian cairan dan elektrolit
Monitoring intake dan output
Monitoring EKG
d. Memaksimalkan fungsi serebral / perfusi
Pengaturan posisi anatomis
Mengatasi demam
Meningkatkan sirkulasi serebral
Pembatasan aktivitas
Mengurangi stimulasi eksternal
e. Meminimalkan komplikasi
f. Mengoptimalkan fungsi otak
g. Menyokong proses pemulihan dan koping
Penatalaksanaan Khusus
a.Konservatif : dengan pemberian manitol/glisering, furosemid, steroid.
b. Operatif : tindakan kraniotomi, pemasangan drein, shunting prosedur.
c.Monitoring TIK yang ditandai dengan sakit kepala berat, muntah
proyektil
dan papil edema.
d. Pemberian nutrisi/diet.
I. PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadarandari diri
sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalammelakukan
suatu aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saatdi jalan raya,
karena dari epidemiologi di atas, kecelakaan lalu lintasmerupakan penyebab 48%-
53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnyakarena jatuh dan 3%-9%
lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatanolahraga dan rekreasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara
:
a. Menurunkankecepatan saat berkendaraan.
b. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindungbahu saat mengemudi mobil
c. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda
d. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambal
mabuk Mencegah jatuh
e. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Juall. 2016. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Man
Aesculapius
Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selelkta Kedokteran; jilid2. Media Aesculapius: FKUI.
Jakarta
Nutrisi pada Cedera kepala
Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kalinormal dan akan mengakibatkan katabolisme prote
IX. Penanganan di Rumah Sakit
1. Istirahat total, untuk menghindari
VI. perdarahan
Komplikasi Ciderakepala
di dalam Kepala
lebih lanjut
2. Pemeriksaan Laboratorium darah
a. Perdarahan
3. Pemberian Otak
obat-obatan
b. Kejang
4. CT- scan kepala & X-Ray (Rontgen)
c. Keluar cairan bening dari
telinga
d. Gangguan bicara, ingatan, dan,
5. emosi
Pembedahan (Trepanasi) untuk
e. Infeksi gumpalan darah di otak
mengeluarkan
6. Perawatan di Ruang Observasi Intensif
VII.(ROI) bila dimemerlukan
Perawatan Rumah alat bantu
pernafasan (ventilator) gangguan
1) Jika mengalami
bicara, periksakan dan
lakukan terapi ke bagian
audiology
2) Jika mengalami kelumpuhan,
lakukan terapi di bagian
rehabilitasi medik untuk
mencegah komplikasi lebih
lanjut
3) Jika mengalami gangguan
emosi atau tingkah laku,