Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

J DENGAN CONGESTIVE HEART


FAILURE (CHF) DI RUANG INTENSIVE CARDIO VASCULAR CARE
UNIT (ICVCU) RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar


Profesi Ners (Ns)

Disusun Oleh:

NESSMA PUTRI AUSTARYANI


J230113024

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 1
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn.J DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI RUANG INTENSIVE CARDIO VASCULAR CARE UNIT (ICVCU) RUMAH SAKIT
Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Nessma Putri Austaryani*


Nanang S M, S.Kep **
Eny W,S.Kep,.Ns ***
Abstrak
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. CHF mempengaruhi lebih dari 20 juta pasien di
dunia dan meningkat seiring pertambahan usia kebanyakan mengenai pasien dengan usia lebih
dari 65 tahun, dan sekitar 6-10% lebih banyak mengenai laki-laki dari pada wanita. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien dengan CHF (Congestive Heart Failure) secara komprehensif melalui proses
keperawatan. Penulisan karya tulis ilmiah ini mengambil kasus di Ruang Intensive Cardio
Vascular Care Unit (ICVCU) pada 12 Juli 2012 jam 07.30. Masalah keperawatan yang muncul
pada kasus Tn.J adalah gangguan pertukaran gas, penurunan cardiac output, kelebihan
volume cairan, dan intoleransi aktivitas. Penyakit gagal jantung merupakan kasus
kegawatdaruratan karena jika penyebab yang mendasari tidak segera mendapat penanganan
akan menyebabkan kematian.

Kata kunci : gagal jantung, asuhan keperawatan, cardiac output


Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 2
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

NURSING CARE Mr. J WITH CONGESTIVE HEART FAILURE ON THE INTENSIVE


CARDIO VASCULAR CARE UNIT Dr.MOEWARDI HOSPITAL OF SURAKARTA

Abstract
Congestive Heart Failure (CHF) is pathophysiological condition which abnormal
heart function so heart no has capable to strong pump of tissue metabolism needs. CHF to
influence more 20 million patient in the world and most infected by patient ages with more 65
years old. 6 until 10 percent more infected by man than women. The purpose of the reseach are
to know about the draw of nurse education on Congestive Heart Failure (CHF) patient according
to comprehensive through nursing process. The research taken from instalation cardio vascular
care unit on Dr. Moewardi hospital of Surakarta on 12 July 2012 at 07.30 o’clock. Nursing
problem which occur on Mr. J is disturb exchange of gas, decline of cardiac output, over of
liquid volume and intolerance activity. Heart failure disease is kind of emergency cases because
the sources of the disease if not helped it will be death.

Keyword: Heart failure, nursing care, cardiac output


Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 3
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

PENDAHULUAN Januari sampai bulan November 2012


sebanyak 142 pasien.
Masalah kesehatan dengan Mengingat begitu banyak
gangguan sistem kardiovaskuler permasalahan yang muncul pada
termasuk didalammya Congestive pasien CHF, maka penulis tertarik
Heart Failure (CHF) masih menduduki untuk mengambil judul “Asuhan
peringkat yang tinggi, menurut data Keperawatan Pada Tn.J Dengan
WHO pada tahun 2007 dilaporkan Congestive Heart Failure (CHF) di
bahwa gagal jantung mempengaruhi Ruang Intensive Cardio Vascular Care
lebih dari 20 juta pasien di dunia dan Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr.
meningkat seiring pertambahan usia Moewardi Surakarta.
dan mengenai pasien dengan usia lebih
dari 65 tahun, dan sekitar 6-10% lebih TINJAUAN PUSTAKA
banyak mengenai laki-laki dari pada A. PENGERTIAN
wanita. Pada tahun 2030 WHO
memprediksi peningkatan penderita Gagal jantung adalah
gagal jantung mencapai 23 juta jiwa di ketidakmampuan jantung untuk
dunia. Gagal jantung juga menjadi memompa darah yang adekuat untuk
masalah khas utama pada beberapa memenuhi kebutuhan jaringan akan
negara industri maju dan negara oksigen dan nutrisi (Smletzer, 2002)
berkembang seperti Indonesia.
Menurut Kompas (2010), sekitar
B. ETIOLOGI
4,3 juta penduduk Indonesia
mengalami gagal jantung, dan 500.000 Menurut Hudak dan Gallo (2000)
kasus baru gagal jantung telah di penyebab kegagalan jantung yaitu:
diagnosis tiap tahunnya. Harapan hidup
1. Disritmia, seperti: brakikardi,
penderita gagal jantung lebih buruk
takikardi dan kontraksi premature
dibandingkan dengan kanker apapun
yang sering dapat menurunkan
kecuali kanker paru-paru dan kanker
curah jantung.
ovarium karena sampai 75% penderita
gagal jantung meninggal dalam kurun 2. Malfungsi katub dapat
waktu 5 tahun sejak diagnosis. menimbulkan kegagalan pompa
Sedangkan menurut profil kesehatan baik oleh kelebihan beban tekanan
Indonesia pada tahun 2005 gagal (obstruksi pada pengaliran keluar
jantung merupakan urutan ke 5 dari pompa ruang, seperti stenosis
penyebab kematian terbanyak di rumah katub aortik atau stenosis
sakit seluruh Indonesia. Perubahan pulmonal), atau dengan kelebihan
gaya hidup, kadar kolesterol yang beban volume yang menunjukkan
tinggi, perokok aktif dan kurangnya peningkatan volume darah ke
kesadaran berolahraga menjadi faktor ventrikel kiri.
pemicu munculnya penyakit gagal
3. Abnormalitas Otot
jantung.
Jantung: Menyebabkan kegagalan
Sedangkan data yang diperoleh
ventrikel meliputi infark miokard,
dari rekam medik Rumah Sakit Dr.
aneurisma ventrikel, fibrosis
Moewardi di Surakarta, diperoleh data
miokard luas (biasanya dari
prevalensi penderita CHF pada bulan
aterosklerosis koroner jantung atau
hipertensi lama), fibrosis
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 4
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

endokardium, penyakit miokard 13. Dyspneu


primer (kardiomiopati), atau 14. Batuk
hipertrofi luas karena hipertensi 15. Mudah lelah
pulmonal, stenosis aorta atau
hipertensi sistemik. b. Gagal Jantung Kanan
1. Peningkatan JVP
4. Ruptur Miokard: terjadi
2. Edema
sebagai awitan dramatik dan sering
3. Curah jantung rendah
membahayakan kegagalan pompa
4. Disritmia
dan dihubungkan dengan
5. S3 dan S4
mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi
6. Hiperresonan pada perkusi
selama 8 hari pertama setelah
7. Pitting edema
infark.
8. Hepatomegali
Menurut Smeltzer (2002) penyebab 9. Anoreksia
gagal jantung kongestif yaitu: 10. Nokturia
a. Kelainan otot jantung 11. Kelemahan

b. Aterosklerosis koroner D. KLASIFIKASI GAGAL


c. Hipertensi sistemik atau pulmonal JANTUNG
(peningkatan afterload) Klasifikasi gagal jantung menurut
New York Heart Association (NYHA)
d. Peradangan dan penyakit dalam Gray (2002), terbagi dalam 4
miokardium degeneratif kelas yaitu:
e. Penyakit jantung lain 1. NYHA I: Timbul sesak pada
aktifitas fisik berat
2. NYHA II: Timbul sesak pada
C. MANIFESTASI KLINIS aktifitas fisik sedang
Menurut Hudak dan Gallo (2000), 3. NYHA III: Timbul sesak pada
Gejala yang muncul sesuai dengan aktifitas fisik ringan
gejala gagal jantung kiri diikuti gagal 4. NYHA IV:Timbul sesak pada aktifitas
jantung kanan dan terjadinya di dada fisik sangat ringan atau
karena peningkatan kebutuhan istirahat
oksigen. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tanda – tanda gejala gagal E. PATOFISIOLOGI
jantung kongestif biasanya terdapat
bunyi derap dan bising akibat Menurut Price (2005) beban
regurgitasi mitral. pengisian preload dan beban tahanan
a. Gagal Jantung Kiri afterload pada ventrikel yang
1. Gelisah dan cemas mengalami dilatasi dan hipertrofi
2. Kongesti vaskuler pulmonal memungkinkan adanya peningkatan
3. Edema daya kontraksi jantung yang lebih kuat
4. Penurunan curah jantung sehingga curah jantung meningkat.
5. Gallop atrial (S3) Pembebanan jantung yang lebih besar
6. Gallop ventrikel (S4) meningkatkan simpatis sehingga kadar
7. Crackles paru katekolamin dalam darah meningkat
8. Disritmia dan terjadi takikardi dengan tujuan
9. Bunyi nafas mengi meningkatkan curah jantung.
10. Pulsus alternans Pembebanan jantung yang
11. Pernafasan cheyne-stokes berlebihan dapat meningkatkan curah
12. Bukti-bukti radiologi tentang jantung menurun, maka akan terjadi
kongesti pulmonal redistribusi cairan dan elektrolit (Na)
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 5
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

melalui pengaturan cairan oleh ginjal tersebut tetap meninggi maka dapat
dan vasokonstriksi perifer dengan terjadi gagal jantung kanan, sehingga
tujuan untuk memperbesar aliran balik pada akhirnya terjadi gagal jantung kiri-
vena ke dalam ventrikel sehingga kanan.
meningkatkan tekanan akhir diastolik
Gagal jantung kanan dapat pula
dan menaikan kembali curah jantung.
terjadi karena gangguan atau
Dilatasi, hipertrofi, takikardi, dan
hambatan pada daya pompa ventrikel
redistribusi cairan badan merupakan
kanan sehingga isi sekuncup ventrikel
mekanisme kompensasi untuk
kanan tanpa didahului oleh gagal
mempertahankan curah jantung dalam
jantung kiri. Dengan menurunnya isi
memenuhi kebutuhan sirkulasi badan.
sekuncup ventrikel kanan, tekanan dan
Bila semua kemampuan makanisme
volume akhir diastol ventrikel kanan
kompensasi jantung tersebut di atas
akan meningkat dan ini menjadi beban
sudah dipergunakan seluruhnya dan
atrium kanan dalam kerjanya mengisi
sirkulasi darah dalam badan belum juga
ventrikel kanan pada waktu diastol,
terpenuhi maka terjadilah keadaan
dengan akibat terjadinya kenaikan
gagal jantung.
tekanan dalam atrium kanan. Tekanan
Sedangkan menurut Smeltzer dalam atrium kanan yang meninggi
(2002), gagal jantung kiri atau gagal akan menyebabkan hambatan aliran
jantung ventrikel kiri terjadi karena masuknya darah dalam vena kafa
adanya gangguan pemompaan darah superior dan inferior kedalam jantung
oleh ventrikel kiri sehingga curah sehingga mengakibatkan kenaikan dan
jantung kiri menurun dengan akibat adanya bendungan pada vena-vena
tekanan akhir diastol dalam ventrikel sistemik tersebut (bendungan pada
kiri dan volume akhir diastole dalam vena jugularis yang meninggi dan
ventrikel kiri meningkat. Keadaan ini hepatomegali). Bila keadaan ini terus
merupakan beban atrium kiri dalam berlanjut, maka terjadi bendungan
kerjanya untuk mengisi ventrikel kiri sistemik yang berat dengan akibat
pada waktu diastolik, dengan akibat timbulnya edema tumit dan tungkai
terjadinya kenaikan tekanan rata-rata bawah dan asites.
dalam atrium kiri. Tekanan dalam
atrium kiri yang meninggi ini
menyebabkan hambatan aliran F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
masuknya darah dari vena-vena Menurut Doenges (2000)
pulmonal. Bila keadaan ini terus pemeriksaan penunjang yang dapat
berlanjut maka bendungan akan terjadi dilakukan untuk menegakkan diagnosa
juga dalam paru-paru dengan akibat CHF yaitu:
terjadinya edema paru dengan segala
keluhan dan tanda-tanda akibat adanya 1. Elektro kardiogram (EKG)
tekanan dalam sirkulasi yang meninggi. Hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpangan aksis, iskemia,
Keadaan yang terakhir ini disritmia, takikardi, fibrilasi atrial
merupakan hambatan bagi ventrikel 2. Scan jantung
kanan yang menjadi pompa darah Tindakan penyuntikan fraksi dan
untuk sirkuit paru (sirkulasi kecil). Bila memperkirakan pergerakan
beban pada ventrikel kanan itu terus dinding.
bertambah, maka akan merangsang 3. Sonogram (echocardiogram,
ventrikel kanan untuk melakukan echokardiogram doppler)
kompensasi dengan mengalami Dapat menunjukkan dimensi
hipertrofi dan dilatasi sampai batas pembesaran bilik, perubahan
kemampuannya, dan bila beban dalam fungsi/struktur katub atau
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 6
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

area penurunan kontraktilitas H. PENATALAKSANAAN


ventricular. Menurut Mansjoer (2001) prinsip
4. Kateterisasi jantung penatalaksanaan CHF adalah:
Tekanan abnormal merupakan 1. Tirah baring
indikasi dan membantu Tirah baring mengurangi kerja
membedakan gagal jantung kanan jantung, meningkatkan tenaga
dan gagal jantung kiri dan stenosis cadangan jantung dan menurunkan
katub atau insufisiensi. tekanan darah.
5. Rongent Dada 2. Diet
Dapat menunjukan pembesaran Pengaturan diet membuat kerja
jantung, bayangan mencerminkan dan ketegangan otot jantung
dilatasi atau hipertrofi bilik atau minimal. Selain itu pembatasan
perubahan dalam pembuluh darah natrium ditujukan untuk mencegah,
abnormal mengatur dan mengurangi edema
6. Elektrolit 3. Oksigen
Mungkin berubah karena Pemenuhan oksigen akan
perpindahan cairan/penurunan mengurangi demand miokard dan
fungsi ginjal, terapi diuretik membantu memenuhi oksigen
7. Oksimetri Nadi tubuh
Saturasi oksigen mungkin rendah 4. Terapi Diuretik
terutama jika gagal jantung Diuretik memiliki efek anti
kongestif akut menjadi kronis. hipertensi dengan menigkatkan
8. Analisa Gas Darah (AGD) pelepasan air dan garam natrium
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan sehingga menyebabkan penurunan
alkalosis respiratori ringan (dini) volume cairan dan merendahkan
atau hipoksemia dengan tekanan darah.
peningkatan PCO2 (akhir) 5. Digitalis
9. Pemeriksaan Tiroid Digitalis memperlambat frekuensi
Peningkatan aktivitas tiroid ventrikel dan meningkatkan
menunjukkan hiperaktivitas tiroid kekuatan kontraksi peningkatan
sebagai pre pencetus gagal efisiensi jantung. Saat curah
jantung kongestif jantung meningkat, volume cairan
lebih besar dikirim ke ginjal untuk
G. KOMPLIKASI filtrasi, eksresi dan volume
Menurut Smeltzer (2002), intravaskuler menurun.
komplikasi dari CHF adalah : 6. Inotropik Positif
1. Edema pulmoner akut Dobutamin meningkatkan kekuatan
2. Hiperkalemia: akibat penurunan kontraksi jantung (efek inotropik
ekskresi, asidosis metabolik, positif) dan meningkatkan denyut
katabolisme dan masukan diit jantung (efek kronotropik positif)
berlebih. 7. Sedatif
3. Perikarditis: Efusi pleura dan Pemberian sedative bertujuan
tamponade jantung akibat produk mengistirahatkan dan memberi
sampah uremik dan dialisis yang relaksasi pada klien.
tidak adekuat. 8. Pembatasan Aktivitas Fisik dan
4. Hipertensi akibat retensi cairan dan Istirahat
natrium serta malfungsi sistem Pembatasan aktivitas fisik dan
renin-angiotensin-aldosteron. istirahat yang ketat merupakan
5. Anemia akibat penurunan tindakan penanganan gagal jantung.
eritropoetin, penurunan rentang
usia sel darah merah.
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 7
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

ASUHAN KEPERAWATAN 3) Tingkat kesadaran: Kaji tingkat


Menurut Doenges (2010), asuhan kesadaran, adakah penurunan
keperawatan yang penting dilakukan kesadaran
pada klien CHF meliputi : 4) Perifer: Kaji adakah sianosis
a. Pengkajian primer perifer
1) Airway: penilaian akan 5) Kaji bagian tubuh pasien yang
kepatenan jalan nafas, meliputi mengalami edema dependen dan
pemeriksaan mengenai adanya hepar untuk mengetahui reflek
obstruksi jalan nafas, dan hepatojugular (RHJ) dan distensi
adanya benda asing. Pada klien vena jugularis (DVJ).
yang dapat berbicara dapat
dianggap jalan napas bersih.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dilakukan pula pengkajian
adanya suara nafas tambahan Menurut Nanda (2009) dan Doengus
seperti snoring. (2010), diagnosa yang muncul pada
2) Breathing: frekuensi nafas, klien CHF adalah :
apakah ada penggunaan otot 1 Penurunan cardiac output b.d
bantu pernafasan, retraksi perubahan kontraktilitas miokard
dinding dada, dan adanya sesak
nafas. Palpasi pengembangan 2 Intoleransi aktifitas b.d
paru, auskultasi suara nafas, ketidakseimbangan suplai dan
kaji adanya suara napas kebutuhan O2
tambahan seperti ronchi, 3 Gangguan pertukaran gas b.d
wheezing, dan kaji adanya perubahan membran kapiler -
trauma pada dada. alveoli
3) Circulation: dilakukan
pengkajian tentang volume 4 Kelebihan volume cairan b.d
darah dan cardiac output serta pengaturan melemah
adanya perdarahan. Pengkajian
juga meliputi status Pembahasan
hemodinamik, warna kulit, nadi.
4) Disability: nilai tingkat
Diagnosa keperawatan yang
kesadaran, serta ukuran dan
muncul pada Tn.J, diagnosa
reaksi pupil.
berdasarkan permasalahan yang
b. Fokus Pengkajian: Fokus pengkajian
muncul yaitu: gangguan pertukaran gas
pada pasien dengan gagal jantung.
b.d perubahan membran kapiler -
Pengamatan terhadap tanda-tanda
alveoli, penurunan cardiac output b.d
dan gejala kelebihan cairan
perubahan kontraktilitas miocard,
sistematik dan pulmonal.
kelebihan volume cairan b.d
1) Pernafasan : Auskultasi pada
mekanisme pengaturan melemah,
interval yang sering untuk
intoleransi aktivitas b.d
menentukan ada atau tidaknya
ketidakseimbangan suplai oksigen
krakles dan mengi, catat
dengan kebutuhan.
frekuensi dan kedalaman
bernafas.
2) Jantung: Auskultasi untuk 1. Gangguan pertukaran gas b.d
mengetahui adanya bunyi bising perubahan membran kapiler-alveoli
jantung S3 dan S4, kemungkinan
cara pemompaan sudah mulai Gangguan pertukaran gas adalah
gagal. suatu keadaan dimana kelebihan atau
kekurangan dalam kebutuhan
oksigenasi dan pengeluaran
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 8
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

karbondioksida di dalam membran 2. Penurunan cardiac output b.d


kapiler alveoli (Nanda, 2009). perubahan kontraktilitas miocard
Manifestasi klinis yang biasa terjadi
pada diagnosa ini meliputi dispnea, Penurunan cardiac output
batuk, dan mudah lelah (Smeltzer, merupakan suatu keadaan dimana
2003). jantung tidak dapat memompa darah
secara edekuat yang diperlukan untuk
Diagnosa yang ditegakkan sesuai dimanifestasikan secara luas karena
dengan data yang telah diperoleh yaitu, darah tidak dapat mencapai jaringan
klien sesak nafas, nafas cepat dan dan organ tubuh (perfusi rendah) untuk
dalam, terdapat retraksi dinding dada, menyampaikan oksigen yang
suara ronkhi basah dan akral teraba dibutuhkan oleh tubuh (Nanda, 2009).
dingin.
Manifestasi klinis yang biasanya
Intervensi yang dilakukan adalah timbul akibat perfusi rendah adalah
managemen elektrolit asam dan basa. pusing, konfusi, kelelahan, tidak toleran
Intervensi ini memilki rasional untuk terhadap kelelahan dan panas,
mengetahui status ventilasi pasien ekstremitas dingin dan haluaran urin
sehingga dapat diambil tindakan dalam berkurang (oliguri).
memenuhi kebutuhan elektrolit pada
klien. Kemudian untuk intervensi Manifestasi tersebut muncul di
selanjutnya yaitu hemodynamic dalam pemeriksaan yang telah
regulation yang memiliki rasional untuk dilakukan pada klien yaitu tidak toleran
mengetahui status respirasi klien. terhadap kelelahan dan ekstremitas
dingin sehingga dapat ditegakkan
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa penurunan cardiac output.
diagnosa gangguan pertukaran gas
yaitu pemberian oksigen melalui Intervensi yang dilakukan adalah
masker non rebreathing mask (NRM), cardiac care dan respiratory care.
mengobservasi gambaran ECG, Tujuan dari setiap intervensi pada
mengobservasi tanda status respiratori dasarnya adalah untuk mengembalikan
klien dan pemeriksaan analisa gas fungsi jantung dalam memompa darah
darah (AGD). Dimana pemeriksaan keseluruh tubuh.
AGD digunakan untuk mengidentifikasi
gangguan asam basa spesifik dan Implementasi yang dilakukan untuk
tingkat kompensasi yang telah terjadi. diagnosa penurunan cardiac output
Dan menurut hasil yang telah didapat, adalah auskultasi bunyi jantung.
klien mengalami alkalosis respiratorik Tindakan ini sangat penting karena
tidak terkompensasi, dimana menurut menurut Smeltzer (2002), jantung
Smeltzer (2002), ini adalah suatu diauskultasi mengenai adanya bunyi
kondisi akibat dari tidak edekuatnya jantung S3 dan S4. Adanya tanda
ekskresi karbon dioksida dengan tidak tersebut berarti bahwa pompa mulai
edekuatnya ventilasi sehingga mengalami kegagalan, dan pada setiap
mengakibatkan kenaikan kadar karbon denyutan, darah yang tersisa di dalam
dioksida plasma. Alkalosis respiratorik ventrikel semakin banyak. Frekuensi
akut merupakan kondisi kedaruratan. dan irama juga harus dicatat. Frekuensi
Pengobatan diarahkan untuk yang terlalu cepat menunjukkan bahwa
memperbaiki ventilasi, yaitu dengan ventrikel membutuhkan waktu yang
pemberian O2 atau ventilator bila lebih banyak untuk pengisian, serta
diperlukan. terdapat stagnasi darah yang terjadi di
atrium dan akhirnya juga di paru.
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 9
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

Implementasi selanjutnya yaitu Memberikan terapi obat furosemid


mengobservasi gambara ECG dan foto merupakan implementasi untuk
thorax. Adanya depresi segmen ST dan diagnosa kelebihan volume cairan, hal
datarnya gelombang T dapat terjadai ini sesuai dengan (Rampengan, 2007)
karena peningkatan kebutuhan oksigen yang menyatakan bahwa pemakaian
miokard meskipun tak ada penyakit obat loop deuretik (furosemid,
arteri koroner. Foto dada dapat bumelanide, torasemide) intravena
menunjukkan pembesaran jantung dan dapat menurunkan dilatasi vena dan
perubahan kongesti pulmonal. deuresis, namun dapat merangsang
aktifasi neurohormon dan sistem saraf
3. Kelebihan volume cairan b.d simpatis. Karena diuretik memiliki efek
mekanisme pengaturan melemah anti hipertensi dengan meningkatkan
pelepasan air dan garam natrium
Kelebihan volume cairan adalah sehingga menyebabkan penurunan
suatu keadaan dimana seseorang volume cairan dan merendahkan
mengalami atau beresiko mengalami tekanan darah.
kelebihan cairan intraseluler atau
interstisial (Carpenito, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh (Vittoria, 2011), Untuk pasien
Manifestasi klinis yang tampak gagal jantung dg klasifikasi NYHA II-IV
meliputi edema ekstremitas bawah dapat diberikan terapi obat diuretic
(edema dependen), yang biasa sebagai implementasinya sehingga
merupakan pitting edema, dapat meningkatkan pelepasan air dan
pertambahan berat badan, garam natrium di dalam tubuh klien dan
hepatomegali (pembesaran hepar), dapat menyebabkan penurunan volume
distensi vena leher, asietes cairan secara siknifikan.
(penimbunan cairan di dalam rongga
peritonium), anoreksia, mual, nokturia Sebagai dasar untuk mengevaluasi
dan lemah. efektivitas terapi, maka pasien yang
mendapat diuretik harus ditimbang
Manifestasi tersebut muncul di setiap hari selain itu turgor kulit dan
dalam pemeriksaan yang telah selaput lendir harus dikaji akan adanya
dilakukan pada klien yaitu adanya tanda-tanda dehidrasi atau edema dan
edema pada kedua kaki, tangan, dan denyut nadi juga harus dipantau
perut sehingga dapat ditegakkan (Smeltzer, 2002). Hal ini sudah
diagnosa kelebihan volume cairan. dilakukan dalam implementasi untuk
diagnosa kelebihan volume cairan,
Intervensi yang dilakukan adalah yaitu mengobservasi piting udema dan
managemen cairan dan monitoring balance cairan pada klien.
cairan. Menurut Smeltzer (2002), tujuan
pengobatan pada kelebihan volume 4. Intoleransi aktivitas b.d
cairan adalah untuk mempertahankan ketidakseimbangan suplai oksigen
atau mengembalikan volume cairan dengan kebutuhan.
ekstravaskuler yang bersirkulasi. Selain
mengobati penyebab, pilihan Menurut Nanda (2009), intoleransi
pengobatan lain mungkin termasuk aktifitas adalah ketidakcukupan energi
terapi diuretik, pembatasan cairan dan secara fisiologis maupun psikologis
natrium dapat mengurangi peningkatan untuk meneruskan atau menyelesaikan
udema ekstremitas. aktifitas sehari-hari. Dalam hal ini, klien
menunjukkan tanda dan gejala yaitu
mengatakan jika untuk aktivitas seseg
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 10
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

bertambah, nafas cepat dan dalam, sudah dilakukan akan dapat


terdapat retraksi dinding dada, memperbaiki kondisi klien.
TD=120/70mmHg, HR= 100x/menit,
RR= 30x/menit, Gambaran ECG VES
Multivocal. KESIMPULAN DAN SARAN

Intervensi yang dilakukan adalah Kesimpulan


bedrest total. Menurut Mansjoer (2001),
beadrest atau tirah baring dapat 1. Congestive Heart Failure (CHF)
mengurangi kerja jantung, adalah suatu kasus
meningkatkan tenaga cadangan kegawatdaruratan yang dapat
jantung dan menurunkan tekanan mengarah ke kondisi kritis dimana
darah dengan menurunkan volume apabila tidak mendapatkan
intra vaskuler melalui induksi diuresis penanganan yang tepat akan dapat
berbaring. Tindakan ini memiliki menyebabkan kematian.
sasaran untuk meningkatkan toleransi 2. Masalah keperawatan yang
klien terhadap aktivitas. muncul pada kasus dengan CHF
adalah gangguan pertukaran gas,
Bedrest total adalah salah satu penurunan cardiac output,
implementasi yang dilakukan pada kelebihan volume cairan, dan
diagnosa intoleransi aktifitas. Menurut intoleransi aktivitas. Pada kasus
Smeltzer (2003), istirahat akan Tn.J, semua masalah tersebut
mengurangi kerja jantung, muncul dengan tanda dan gejala
meningkatkan tenaga cadangan sesuai dengan hasil pengkajian
jantung dan menurunkan tekanan yang telah dilakukan.
darah. Lamanya berbaring juga akan 3. Asuhan keperawatan yang
merangsang deuresis karena berbaring dapat dilakukan pada Tn.J dengan
akan memperbaiki perfusi ginjal. CHF adalah managemen elektrolit
Istirahat juga akan mengurangi kerja asam dan basa, hemodynamic
otot pernafasan dan penggunaan regulation, managemen jalan
oksigen. Frekuensi jantung menurun, nafas, cardiac care dan circulatory
yang akan memperpanjang periode care, fluit management, fluit
pemulihan sehingga memperbaiki monitoring dan managemen
efisiensi kontraktilitas jantung. energi.
4. Penulis mampu melakukan
Evaluasi dilakukan setiap hari asuhan keperawatan pada Tn.J
setelah semua implementasi dilakukan. dengan Congestive Heart Failure
Berdasarkan implementasi yang sudah (CHF) di ruang Intensive Cardio
dilakukan, kondisi pasien mengalami Vascular Care Unit (ICVCU)
peningkatan. Hal ini terlihat dari dengan memberikan beberapa
keadaan umum, tanda vital yang mulai intervensi yang telah disesuaikan
membaik setelah pemberian tindakan dengan konsep dan kondisi klien,
keperawatan. dan tentunya dengan kerjasama
dari pihak perawat ICVCU Rumah
Evaluasi terakhir dilakukan pada sakit Dr. Moewardi.
tanggal 15 Juli 2012 pukul 06.00
dimana planningnya adalah Saran
melanjutkan intervensi karena pasien
masih memerlukan beberapa Dari asuhan keperawatan pada
intervensi, sehingga implementasi yang Tn.J dengan Congestive Heart Failure
di Ruang Intensive Cardio Vascular
Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di 11
Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta

Care Unit Rumah Sakit Dr. Moewardi Masjoer, Arif M,dkk,2001,Kapita


Surakarta, diharapkan demi kemajuan Selekta Kedokteran,Edisi
selanjutnya maka penulis menyarankan 3:Media Aesculapius Fakultas
kepada: kedokteran universitas
Indonesia,Jakarta.
1. Instalasi pelayanan kesehatan
diharapkan meningkatkan kinerja Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan
perawat dan tenaga medis sehingga Keperawatan Klien dengan
dapat meningkatkan asuhan Gangguan sistem
keperawatan terhadap pasien Kardiovaskuler. Jakarta:
khususnya pasien dengan Salemba Medika
Congestive Heart Failure (CHF).
2. Bagi penulis untuk selalu menambah Nanda. 2009. Diagnosis Keperawatan
wawasan dan referensi tentang Definisi dan Klasifikasi.
CHF, sehingga mampu melakukan EGC.Jakarta
asuhan keperawatan dengan benar
dan tepat Price, Sylvia A, et al. 2005. Patofisiologi
3. Institusi pendidikan diharapkan lebih Konsep Klinis Proses- Proses
menyediakan fasilitas dan tenaga Penyakit. Jakarta: EGC
pengajar yang berkualitas dan
memunculkan inovasi - inovasi baru Rampengan. 2007. Penilaian Awal dan
yang dapat mendukung terciptanya Terapi Pasien dengan Gagal
perawat yang berkualitas dan Jantung Akut. Jurnal Bagian
profesional. Kardiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
DAFTAR PUSTAKA Manado

Braun, Vittoria et all. 2011. Innovative Smeltzer & Bare.2002.Buku Ajar


strategy for implementing Keperawatan Medikal Bedah,
chronic heart failure guidelines edisi 8.EGC, Jakarta
among family physicians in
different healthcare settings in * Nessma Putri Austaryani:
Berlin. European Journal Of Mahasiswa Keperawatan S-1
Hearth Failure Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS.
** Nanang S M, S.Kep: Dosen
Carpenitto, Lynda Juall. 2007. Rencana Keperawatan FIK UMS. Jl. A. Yani
Asuhan dan Dokumentasi Tromol Post 1 Kartasura
Keperawatan, edisi 10. Jakarta: *** Eny W, S.Kep,.Ns,: Dosen
EGC Keperawatan FIK UMS. Jl. A. Yani
Doenges E. Marlynn.2010. Rencana Tromol Post 1 Kartasura.
Asuhan Keperawatan. EGC.
Jakarta

Gray, H. 2002. Lecture Note


Kardiology. Erlangga

Hudak & Gallo. 2002. Keperawatan


Kritis. Edisi IV Vol. 1. Jakarta.
ECG

Anda mungkin juga menyukai