Industri Pembuatan Semen
Industri Pembuatan Semen
IndustriPembuatan Semen
Semen (cement) adalah hasil industry dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping sebagai
bahan utama danlempung /tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan
berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada
pencampuran dengan air. Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa
Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanahliat adalah bahanalam yang mengandungsenyawa
: Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan Magnesium Oksida
(MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk
membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam
jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/sak dengan berat rata-
rata 40 kg atau 50 kg.
Semakin baik mutu semen maka semakin lama mengeras atau membatunya jika dicampur
dengan air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat dihitung dengan rumus :
(% SiO2 + % Al2O3 + Fe2O3) : (%CaO + %MgO)
Angka hidrolitas ini berkisar antara <1/1,5 (lemah) hingga >1/2 (keras sekali). Namun demikian
dalam industri semen angka hidrolita sini harus dijaga secara teliti untuk mendapatkan mutu yang
baik dan tetap, yaitu antara 1/1,9 dan 1/2,15.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Meskipun penggunaan material semen cukup dini, namun hanya sedikit yang diketahui
tentang susunan kimiawi, dan tidak ada perkembangan yang berarti sampai tahun 1756. Pada tahun
itu, John Smeaton yang ditugaskan membangun sebuah mercusuar di Selat Inggris menemukan
suatu campuran kapur dan tanah liat, yang akan mengeras bila dibakar. Penemuan ini memacu
penyempurnaan semen dan struktur pasangan bata.
Pada tahun 1824, Joseph Aspdin mengajukan hak paten di Inggris untuk pembuatan semen
dengan memanaskan campuran kapur dan tanah liat dan menggiling hasilnya menjadi bubuk halus.
Disebutnya bubuk ini sebagai semen “Portland”, karena menghasilkan beton yang berwarna abu-
abu yang menyerupai batuan dari Pulau Portland di Inggris.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan
penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau
tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair. Dalam perkembangannya banyak
ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete),
beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat
sendiri.
- Bahan bangunan, berupa :
a. Eternity
Eternit merupakan produk bahan bangunan dibuat dari campuran semen dengan
tepung batu gamping atau asbes yang digunakan sebagai langit-langit rumah. Eternit dikenal
juga dengan sebutan plasterboard. Eternit dapat dicetak sesuai dengan motif yang dibuat,
sehingga akan tampak lebih menarik. Sebagai langit-langit rumah selain eternit/asbes, juga
digunakan gipsum dan triplek. Dibandingkan dengan gipsum dan triplek, harga eternit/asbes
jauh lebih murah sehingga banyak digunakan terutama untuk perumahan sederhana,
sedangkan gipsum dan triplek lebih banyak digunakan pada perumahan mewah.
Proses pembuatan eternit relatif mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan
persyaratan khusus lokasi. Tenaga kerja yang dibutuhkanpun tidak memerlukan
spesifikasi/keahlian khusus. Karena itu usaha pembuatan eternit hampir merata dapat
dilakukan di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sumber bahan baku batu
gamping/asbes.
b. Tegel
c. Pipa beton
Manfaat Semen berdasarkan jenis semen :
1. Semen abu atau semen portland
Semen abu adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu
kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase
kandungan penyusunannya terdiri dari lima tipe, yaitu tipe I, II, III, IV, dan V :
Tipe I, semen Portland jenis umum (Normal Portland Cement), yaitu jenis semen Portland untuk
penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus.
Tipe II, semen jenis umum dengan perubahan-perubahan (Modified Portland Cement), yaitu jenis
semen yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Tipe III, semen Portland dengan kekuatan awal tinggi (High Early Strength Portland Cement). Jenis
ini untuk membangun struktur bangunan yang menuntut kekuatan tinggi atau cepat mengeras.
Tipe IV, semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah (Low Heat Portland Cement). Jenis ini
khusus untuk penggunaan panas hidrasi serendahrendahnya.
Tipe V, semen Portland tahan sulfat (Sulfate Resisting Portland Cement). Jenis ini merupakan jenis
khusus untuk penggunaan pada bangunan-bangunan yang terkena sulfat seperti di tanah, atau di air
yang tinggi kadar alkalinya.
2. Semen putih (gray cement)
Semen putih adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan
penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama
kalsit (calcite) limestone murni.
3. Oil well cement atau semen sumur minyak
Semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak
bumi atau gas alam, baik di darat maupun dilepas pantai.
4. Mixed & fly ash cement
Mixed and fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash).
Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung
amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah.
Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
a) Semen Portland
Semen Portland didefinisikan sebagai produk yang didapatkan dari penggilingan halus klinker yang
terdiri terutama dari kalsium silikat hidraulik, dan mengandung satu atau dua bentuk kalsium silikat sebagai
tambahan antar giling. Kalsium silikat hidraulik mempunyai kemampuan mengeras tanpa pengeringan atau
reaksi dengan karbon dioksida udara, dank arena itu berbeda dengan perekat anorganik seperti Plaster Paris.
Reakis yang berlangsung pada pengerasan semen adalah hidrasi dan hidrolisis. (George T. Austin).
Ada lima jenis Semen
Portland yang diakui di Amerika Serikat, yaitu :
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. C3S-nya 48-52 %, C3A-nya 10-15 %. Penggunaan Semen
Portland type I dapat dipakai untuk seluruh bangunan, seperti untuk jalan, jembatan, bangunan, gedung,
dan lain-lain. Semen ini ada beberapa jenis, antara lain semen sumur minyak, semen cepat keras, dan
beberapa jenis untuk penggunaan khusus.
Adapun empat senyawa utama yang terkandung dalam Semen Portland, yaitu :
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Merupakan komponen utama dalam semen. Berstruktur kristal, memberikan kekuatan awal pada
pengikatan 3-7 hari. Kiln feed mempunyai potensial C3S yaitu 52-65 %. Jika lebih dari 65 % maka feed
akan sukar dibakar dan memberikan sifat coating yang jelek.
Di samping Semen Portland, ada juga jenis semen lain yang dibuat karena dibutuhkannya semen
yang memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh Semen Portland. Untuk mendapatkan sifat tersebut,
maka ditambahkan bahan lain ke dalam Semen Portland.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
b) Kecepatan dan panas hidrasinya lebih rendah dari Semen Portland Type I
c) Kekuatan tekan awal rendah
d) Ketahanan terhadap sulfat lebih baik (untuk kerak > 60 %)
3. Semen Masonry
Semen jenis ini dibuat dengan menggiling klinker Semen Portland dengan batu kapur. Sifat Semen
Masonry adalah daya plastisnya tinggi dan kekuatan tekannya rendah. Semen ini biasanya digunakan
untuk bangunan yang berkekuatan sedang.
c) Semen Khusus
Jenis semen khusus ini antara lain :
Bahan Baku :
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O.
Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu
tinggi ± 46 %
Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat
Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang dikandungnya :
o Kelompok Montmorilonite
Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite
o Kelompok Kaolin
Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, dan halaysite
o Kelompok tanah liat beralkali
Meliputi : tanah liat mika (ilite)
Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida).
Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar
SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna
merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang
tinggi.
Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%
Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu
tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya.
Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen.
Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% - 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A).
Gypsum ( CaSO4. 2 H2O )
Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen.
Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum
sebagai retarder.
Hasil Samping :
Nitrogen Oksida
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Di proses produksi semen, kondisi yang baik untuk membentuk nitogen oksida (NOx), dapat
selalu dicapai karena proses ini melibatkan temperatur yang tinggi (A). Pada intinya, semua emisi
NOx yang bergabung dengan pembuatan semen terbentuk di tanur putar. Meskipun, ada beberapa
operasi pemanasan lainnya di pabrik semen, seperti pengeringan bahan baku di vertical raw mill
atau batubara di coal mill, namun panas dari gas buang tanur putar yang digunakan untuk operasi
pemanasan tersebut semakin menambah kontribusinya dalam pembentukan emisi NOx.
Di tanur putar, emisi NOx terbentuk selama pembakaran bahan bakar, dengan dua prinsip
berikut ini:
1. Oksidasi dari molekul nitrogen yang ada di udara pembakaran yang dapat juga diartikan
pembentukan NOx secara termal.
2. Oksidasi dari campuran nitrogen yang ada di bahan bakar yang dapat juga diartikan pembentukan
NOx di bahan bakar.
Seringkali, umpan bahan baku sebelum masuk ke tanur putar juga mengandung campuran
nitrogen yang akan membentuk NOx yang sama dengan pembentukan NOx di tanur putar akibat gas
pembakaran dan bahan bakar. Karena proses dari pembakaran dan pembentukan terak, maka
pembentukan NOx secara termal akan sangat dominan terjadi dalam pembentukan NOx dalam
proses produksi semen.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Pengupasan tanah penutup permukaan penambangan dengan back hoe UH 20, dan
kemudian tanah kupasan tersebut ditimbun dan ditata di tempat lain untuk reklamasi bekas
penambangan.
c. Drilling
Pembuatan lubang ledak (blast hole) dengan geometri terdiri dari burden 2,5 meter,
kedalaman lubang ledak rata-rata sembilan meter, posisi kemiringan lubang 800 dan spacing tiga
meter.
d. Blasting
Proses peledakan lapisan batu kapur bertujuan agar batu kapur mudah diambil dari
lapisannya. Standar penggunaan bahan peledak adalah 130 gram per ton batu kapur.
Perlengkapan peledakan secara umum terbagi antara lain:
Penggalak awal (detonator listrik, sumbu ledak)
Penggalak utama (primer,booster)
Penggalak nyala/panas atau arus listrik (kabel listrik, sumbu bakar)
Sumber nyala atau arus listrik (blasting machine)
Bahan peledak yang dipakai:
Damotion 805
Bahan peledak seperti dodol yang pekat dengan melarutkan nitro catton dengan nitro
ANFO
Campuran amoniun nitrat dengan bahan bakar solar dengan perbandingan berat 94 - 6 %
Blasting ratio atau standar penggunaan bahan peledak adalah 130 gram/ton batu kapur.
Urutan pekerjaan yang dilaukan selama pengisian bahan peledak adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan bahan peledak, detonator, listrik, dan peralatan lain
2. Pengecekan kedalaman lubang
3. Mengontrol detonator dengan Ohm meter
4. Memesukan drtonator kedalam demotin
5. Memasukan primer bahan peledak kedalam lubang
6. Memasukkan pekerjaan stemming (pemadatan lubang tambang)
7. Menghubungkan detonator listrik sehingga menjadi rangkaian yang tersusun baik.
8. Menguji rangkaian dengan alat blasting Ohm meter untuk mengetahui apakah sudah
sempurna
9. Memberikan tanda serine sebagai tanda awal mulanya peledakan
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
e. Loading
Merupakan proses pengangkatan batu kapur hasil peledakan ke dalam dump truck dengan
menggunakan Hydrolic shovel, Back hoe, dan whell Loader. Setelah batu kapur digali dengan
alat muat lalu dimasukkan kedalam Dump truck
f. Hauling
Merupakan prosespe mindahan batu kapur hasil ledakan dari lokasi tambang ke tempat
penggilingan dengan dump truck.
g. Crushing
Limestone dimasukkan ke dalam hopper, dan kemudian oleh appron feeder dimasukkan ke
dalam alat pemecah single shaft hammer wall linning. Prinsip alat pemecah ini berdasarkan
putaran (rotation) dan pukulan (impact) dari hammer yang membentuk impact wall linning.
Produk yang lolos dari saringan (grate basket) masuk discharge steel conveyor, sedangkan
material jatuhan dari appron feeder ditampung oleh drag chain dan masuk ke dalam discharge
steel conveyor. Selanjutnya batu kapur yang sudah sedikit halus diangkut dengan belt conveyor
untuk dihomogenisasi membentuk layer-layer di limestone storage dengan dua bagian stock pile
I dan II.
2. Penambangan Tanah Liat
Penambangan tanah liat terletak di Desa Air Gading ± 400 meter arah barat daya dari pabrik.
Lapisan over burden berkisar antara 0,2-0,5 meter dengan luas area penambangan ± 27,4 ha.
Penambangan dilakukan dengan sistem penggalian di atas bench.
Kegiatan penambangan tanah liat sama dengan penambangan batu kapur, hanya saja proses
penambangan tanah liat tidak membutuhkan proses pengeboran dan peledakan, tetapi langsung
digali dengan back hoe.
Dalam proses penambangan ini, peralatan yang digunakan meliputi hidraulic exavator/back
hoe dengan kapasitas 2,4 m3 dan untuk alat hauling menggunakan rear dump truck (kapasitas
angkut 20 ton). Proses clearing dan stripping dilakukan dengan buldozer.
Pada proses crushing, tanah liat dituang ke dalam clay hopper, kemudian appron feeder akan
mentransfer tanah liat dengan speed tertentu ke double roller crusher. Selanjutnya double roller
crusher yang dilengkapi dengan kuku baja (teeth) yang berputar berlawanan arah akan memecahkan
tanah liat yang keras, hasilnya appron feeder akan mengalirkan kembali tanah liat yang telah hancur
ke drag chain. Belt conveyor selanjutnya mengangkut ke stock pile menjadi dua bagian.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
denggan penggilingan bahan mentah. Hanya saja untuk memisahkan batubara yang telah halus (fine
coal) dari gas panasnya digunakan penyaring berupa dust collector berukuran besar. Fine coal yang
tersaring kemudian disimpan dalam pfister bin dan siap untuk digunakan sebagai bahan bakar.
3.4 Pembakaran
Raw meal yang telah dihomogenisasi dilam CF Silo dikeluarkan dan dengan menggunakan
serangkaian peralatan transport, raw meal diumpankan ke kiln. Raw meal yang diumpankan ke kiln
disebut umpan baku atau umpan kiln (Kiln feed). Proses pembakaran yang terjadi meliputi
pemanasan awal umpan baku di preheater (pengeringan dan kalsinasi), pembakaran di Rotary Kiln
(kilnkerisasi) dan pendinginan di grate cooler (quenching).
Untuk keperluan proses pembakaran dibutuhkan bahan bakar. Jadi dilakukanlah proses
penyiapan bahan bakar.
- Bahan Bakar Batubara (Coal)
Meskipun bahan bakar batubara memerlukan persiapan khusus dengan peralatan Coal mill,
seperti yang telah dijelaskan pada proses penggilingan batubara. Namun karena harga batubara
relative murah maka akan lebih untung bila menggunakan bahan bakar batubara.
Proses pembakaran di pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) dilakukan di dalam kiln dan
kalsiner. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara, kecuali pada saat star dibantu dengan diessel
oil.
a) Proses Pemanasan awal (calsinasi)
Proses pemanasan awal adalah proses penguapan air dan proses kalsinasi pada umpan kiln
(raw meal) pada temperatur 600 – 800 oC
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
b) Proses Kilnkerisasi
Rotary kiln sebagai peralatan utama pembakaran di PT. Semen Baturaja (Persero) yang
dilengkapi dengan suspensi preheater. Kecepatan pembakaran dan rotary kiln adalah sangat
ditentukan oleh kecepatan putaran kiln, panjang kiln, diameter kiln, dan kemiringan kiln (Agus
Yulianto, 1995).
Raw meal dari continous flow silo yang telah melaui proses aerasi untuk homogenezing
terakhir keluar melalui serangkaian alat transport selanjutnya diumpankan ke dalam suspension
preheater. Proses pembakaran yang terjadi didalam suspension preheater meliputi pengeringan
dehidrasi dan dekomposisi.
Sedangkan secara garis besar proses pembakaran sendiri dikelompokan dalam empat bagian
yaitu:
Calcining Zone
Pada zone ini raw meal dari preheater akan mengalami pemanasan hingga ± 1200 0C dan
proses yang terjadi adalah proses penguraian secara maksimum dari unsur-unsur reaktif yang
terkandung dalam material. Pada kondisi ini material masih berbentuk bubuk, dan bagian dalam
kiln digunakan lapisan brick alumina.
Transition Zone
Karena adanya slope kiln ke arah outlet dan bergerak memutar, maka material dari calcining
zone akan bergerak ke daerah transition zone. Pada daerah ini material mengalami pemanasan
hingga ± 1500 0C. Proses yang terjadi adalah mulai terbentuk reaksi sedikit demi sedikit antara
CaO dengan senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Material mulai berubah menjadi cair dan pada
daerah ini lapisan dinding kiln berupa brick alumina.
Sintering Zone
Pada daerah ini material mulai mendekati sumber panas yang terpancar dari burner.
Pemansan yang terjadi hingga ± 1800 0C. Proses yang terjadi adalah pelelehan dari seluruh
material dan reaksi maksimum antara CaO dengan unsur SiO2, Al2O3, dan Fe2O3 membentuk
mineral compound senyawa utama klinker yaitu C2S (belite), C3S (alite), C3A (celite), dan C4AF
(felite). Reaksi ini disebut reaksi klinkerisasi. Lapisan yang terpasang pada dinding kiln adalah
brick jenis basic yang mempunyai sifat dapat mengikat coating, sehingga kiln shell lebih
terlindungi terhadap perlakuan panas yang sangat tinggi.
Reaksi klinker adalah :
4 CaO (s) + Al2O3 (s) + Fe2O3(s) 4 CaO. Al2O3.Fe2O3 (s): (C4AF)
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Quenching adalah proses pendinginan klinker secara mendadak setelah reaksi klinkerisasi
selesai. Quenching dilakukan di dalam grate cooler dengan media pendinginnya berupa udara luar
yang dihembuskan ke dalam grate cooler dengan menggunakan fan.
Klinker panas keluaran dari kiln akan jatuh pada grate plate di bagian depan (mulden plate)
membentuk suatu tumpukan (bed), selanjutnya udara bebas dihembuskan oleh sejumlah fan melalui
bagian bawah grate plate menembus lubang-lubang pada grate plate sehingga terjadilah
pendinginan klinker. Gerakan grate plate maju mundur menyebabkan klinker terdorong ke bagian
belakang menuju outlet. Klinker yang halus akan lolos melalui lubang grate plate dan ditampung
oleh hopper, selanjutnya dikeluarkan oleh drage chain. Sedangkan ukuran besar akan dipecah oleh
crusher pada keluarannya. Tujuan quenching yaitu untuk mendapatkan klinker dengan mutu yang
baik, diantaranya :
- Mencegah terjadinya reaksi inversi 3CaO. SiO3
3CaO. SiO3(s) 2CaO. SiO3(s) + 2 CaO(s)
terjadi pada pendinginan lambat pada temperatur 1200 oC
- Mencegah terjadinya pembentukan struktur kristal beta 2CaO. SiO3 yang bersifat hidraulis
menjadi kristal alfa 2 CaO.SiO2 yang bersifat kurang hidraulis.
Keberhasilan quenching dapat dilihat dari temperature klinker dan temperature udara sisa
pendinginan. Jika temperature klinker tinggi dan temperature udara pendingin rendah, maka proses
quenching tidak baik.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
di Palembang dan Panjang dengan kapasitasnya masing-masing 50 ton/jam. Semen yang dihasilkan
harus memenuhi syarat mutu fisik semen dengan kehalusan minimal 3000cm2/g (SNA
mempersyaratkan min 2800 cm2/g).
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
1. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah suatu alat transportasi yang berbentuk sabuk dan digerakkan oleh
sebuah motor. Belt conveyor ini dapat mengangkut material yang berupa bubuk (bulk material) dan
berbentuk bongkahan (lump size material) dengan posisi horizontal.
2. Screw Conveyor
Screw conveyor adalah suatu alat transportasi untuk membawa material yang berbentuk
screw helix. Jenis material yang dapat dibawa oleh alat ini adalah jenis material yang berbentuk
bubuk (powdered material)). Alat ini dapat membawa material dengan posisi vertikal maupun
horizontal. Sedangkan untuk penggerak digunakan electro motor.
3. Pneumatic conveyor
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
6. Peralatan Pengumpan.
a. Belt Feeder
Belt feeder (dosimat feeder) adalah suatu alat pengumpan material yang dilengkapi
dengan alat ukur timbangan yang berfungsi untuk menentukan berapa besarnya kapasitas
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
material yang harus diumpankan setiap jamnya. Pada PT. Semen Baturaja (persero), alat ini
digunakan untuk mengumpankan material yang akan memasuki raw mill dan cement mill.
Alat pengumpan ini biasanya dipasang pada sisi outlet dari hopper.
b. Rubber Belt Conveyor
Rubber belt conveyor dipakai untuk alat transportasi material secara horizontal
maupun miring (maksimum 200) dengan ukuran bingkah sampai dengan ± 300 mm. Alat ini
bisa bertahan sampai dengan suhu 60 0C, untuk material yang lebih panas digunakan bahan
material rubber yang tahan panas. Lebar belt mulai dari 400 mm sampai dengan 1400 mm
dengan kapasitas mencapai 1000 m3/jam.
7. Drag Chain Conveyor
Alat transportasi ini digunakan untuk mengangkut material bulk secara mendatar atau sedikit
miring (maksimal 200). Alat ini bisa tahan sampai dengan temperatur 5000C karena semua
bagiannya terdiri dari logam dengan kapasitas ± 500 ton/jam, digunakan untuk mengangkut material
klinker ke cement mill.
8. Dump Truck
Biasanya digunakan untuk mengangkut material dalam jarak yang cukup jauh.
Tipe/jenis : Kendaraan roda empat
Kapasitas : 20 – 35 ton
Kegunaan : transportasi hasil pertambangan.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Cyclone adalah suatu alat untuk menangkap debu yang terbawa oleh gas. Alat ini berupa
sebuah silinder dengan bagian bawahnya berbentuk kerucut terpotong, jadi cyclone merupakan
peralatan yang berfungsi memesahkan debu dengan gas.
Effisiensi pengumpulan debu ini tergantung pada besar diameter dari cyclone serta besarnya
kecepatan aliran gas memasuki cyclone. Kecepatan aliran masuk lebih tinggi dari kecepatan udara
keluar. Cyclone dapat dioperasikan secara paralel apabila volume gas masuk cukup besar dan dapat
dioperasikan secara seri jika diinginkan efisiensi yang lebih baik. Juga dapat dikombinasikan antara
seri dengan paralel yang disebut dengan multi cyclone.
2. Bag Filter
Bag filter adalah suatu alat penangkap debu yang menggunakan kantong-kantong (bag)
sebagai media pemisah debu dan udara. Debu yang terbawa oleh udara akan memasuki ruangan
filter yang disebabkan oleh tarikan sebuah fan yang terpasang pada sisi outlet filter. Dalam ruangan
filter ini terpasang beberapa kantong sebagai penyaring debu yang lewat ruangan filter.
3. Electrosatic Precipitator (EP)
Electrosatic Precipitator (EP) adalah suatu alat penangkap debu dan gas yang dirancang
untuk memisahkan sejumlah debu dari dedusting air dengan menggunakan tenaga listrik. Debu dan
gas akan dipisahkan di dalam housing filter dan kemudian debu yang tertangkap akan ditampung
pada bottom electro filter, sedangkan gas akan diteruskan ke cerobong (stack).
4. Dust Filter
Dust filter adalah suatu alat penangkap debu yang melepaskan debu pada bag dengan cara
memukul bag. Sistem pemukulan yang digunakan adalah dengan piston yang digerakkan oleh udara
bertekanan. Gas kotor ditarik oleh fan, sehingga debu menempel pada bag dan udara bersih keluar
lewat cerobong.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
c. Cement Mill
Cement mill adalah suatu alat yang digunakan untuk penggilingan klinker dan gipsum
sampai menjadi semen yang merupakan suatu produk akhir. Alat ini berbentuk silinder
horizontal yang terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan linner, serta dilengkapi dengan
grinding ball sebagai media penggilingan.
4. Kiln
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Kiln adalah suatu alat yang digunakan untuk tempat pembakaran raw meal dalam proses
pembuatan semen. Bentuk konstruksi dari kiln adalah berupa sebuah silinder yang panjang dengan
bentuk sudut inklinasi 40 ke arah outlet, di mana bagian outlet lebih rendah dari bagian inlet.
Komponen-komponen kiln terdiri dari :
a. Inlet kiln
b. Shell kiln
Berbentuk silinder yang terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan lining yang berupa batu
tahan api (fire brick)
c. Supporting Rollers
Berfungsi untuk menumpu shell kiln yang duduk pada tyre, di mana suporting roller ini
dapat berputar sesuai dengan putaran kiln.
d. Thrust Rollers
Merupakan sistem mekanis yang berfungsi untuk mengatur gerak maju atau mundur kiln
sepanjang sumbunya.
e. Kiln Drive
Menggerakkan kiln dengan electro motor dengan system transmisi daya dan roda gigi pinion
sebagai penggerak kiln.
f. Cooling Sistem
Terpasang di sekeliling kiln, untuk mendinginkan dinding luar kiln.
g. Outlet Kiln
Merupakan suatu bagian dari kiln untuk tempat keluarnya klinker hasil proses pembakaran
pada shell kiln.
5. Pendingin Terak
Tipe/jenis : Grate cooler 2 compartement
Kapasitas : 4300 ton klinker/hari
Kegunaan : mendinginkan klinker dari hasil pembakaran di kiln.
6. Cooling Tower
Cooling tower berfungsi untuk menurunkan temperatur dan mengkondensasikan sebagian
debu dan menurunkan temperatur gas yang keluar dari suspension preheater, sehingga temperatur
gas sisa yang masuk ke electrostatic precepitator sesuai dengan yang diinginkan. Cooling tower
akan dioperasikan secara penuh apabila raw mill pada proses penggilingan bahan baku tidak
dioperasikan. Sebagai media pendingin untuk proses penurunan temperatur, maka pada cooling
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
tower digunakan spray water yang dialirkan melalui nozle-nozle pada bagian tengah dan puncak
tower. Injeksi air yang disemprotkan akan diatur sesuai dengan besarnya temperatur gas memasuki
electrostatic precipitator dan temperatur pada bottom cooling tower sendiri.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Reclaimer adalah alat penarikan material yang digunakan untuk memindahkan material dari
tumpukannya dalam storage ke alat transport lainnya seperti belt conveyor. Portal scrapper berfungsi
untuk memindahkan material dari tumpukannya ke dalam belt conveyor.
7. Silo
Silo adalah alat untuk penampungan material yang telah diproses pada proses utama. Silo
biasanya digunakan untuk penampungan material yang telah diproses. Misalnya silo untuk
penampungan hasil pembakaran di kiln disebut silo clinker, untuk penampungan hasil semen yang
telah diproses disebut silo semen.
Menurut sifatnya, silo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Blending Silo
Blending silo berfungsi untuk proses homogenisasi raw meal. Proses homogenisasi ini
bertujuan untuk meminimumkan fluktuasi kualitas raw meal agar diperoleh klinker yang baik
dan juga untuk menjaga konsistensi operasi pembakaran di dalam kiln. Proses homogenisasi
yang dilakukan di dalam blending silo dengan menggunakan udara tekan.
b. Storage Silo
Pengeluaran semen dari silo dapat dilakukan dari bottom silo atau samping silo bagian
bawah. Untuk pengeluaran ini digunakan sistem ekstraksi, yaitu pengeluaran dengan memberi
udara bertekanan. Pemberian udara aerasi pada saat sedang dilakukan penarikan maerial, pada
silo klinker sistem ekstraksi dilakukan dari bawah silo dengan memberikan getaran pada outlet
cute agar material yang keluar dapat berjalan dengan lancar. Pemberian getaran dengan sistem
vibrator dengan tipe vibrator yang digunakan adalah elektronik vibrator. Storage silo terdiri dari
continous flow silo, clinker silo, dan cement silo. Selama pengeluaran dilakukan aerasi dengan
udara bertekanan agar material dapat turun dengan lancar. Selain itu, di continous flow silo
dilakukan homogenisasi raw mix untuk memperbaiki komposisi. Homogenisasi dapat dilakukan
dengan sistem blending atau controlled flow. Clinker silo adalah tempat menyimpan sementara
klinker setelah keluar dari kiln. Pada saat kiln berjalan setelah heating up, klinker yang tidak
memenuhi standar dimasukkan ke silo intermediate menunggu proses selanjutnya untuk
dicampur lagi dengan klinker yang bagus tapi dengan ketentuan semen yang dihasilkan masuh
dalam standar. cement silo digunakan untuk menampung sementara semen yang telah digiling
di cement mill dengan memberi aerasi dengan udara bertekanan untuk melancarkan semen yang
akan dikeluarkan.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Pengeluaran semen dari cement silo dapat dilakukan dari bottom silo atau samping silo
bagian bawah. Untuk pengeluaran ini digunakan sistem ekstraksi, yaitu pengeluaran dengan
memberi udara bertekanan. Pemberian udara aerasi pada saat sedang dilakukan penarikan
maerial, pada silo klinker sistem ekstraksi dilakukan dari bawah silo dengan memberikan
getaran pada outlet cute agar material yang keluar dapat berjalan dengan lancar. Pemberian
getaran dengan sistem vibrator dengan tipe vibrator yang digunakan adalah elektronik vibrator.
1. Compressor
Compresor adalah suatu alat penghasil udara tekan dengan tekanan yang tinggi. Pada
industri semen, compressor lebih banyak digunakan pada pneumatic conveyor dan dust filter.
2. Blower
Blower adalah suatu alat penghasil udara dengan tekanan yang tidak terlalu tiggi. Jenis
blower yang banyak digunakan adalah jenis rotary blower.
3. Fan
Pada industri semen, fan lebih banyak digunakan untuk penarikan gas panas dan untuk
pendinginan peralatan lain seperti untuk pendinginan klinker pada grate cooler, pendinginan
kiln, dan lain-lain. Pada aplikasinya fan digunakan untuk peralatan yang tidak menuntut tekanan
tinggi, yang dibutuhkanya adalah kapasitas udara yang mampu dilewatkan.
4. Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ke
tempat lain yang mempunyai ketinggian atau tekanan yang berbeda. Pada PT. Semen Baturaja
(persero), pompa dipakai untuk mengalirkan air yang digunakan untuk pembersihan material
clay, sebagai media pendingin pada cooling tower dan lain-lain.
5. Water Treatment
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI
Tugas Proses Industri Kimia I
IndustriPembuatan Semen
Water treatment adalah unit pengolahan atau penjernihan air untuk keperluan air pendingin
mesin pabrik (bearing) dan untuk keperluan rumah tangga.
Kelompok 7
Teknik Kimia FT UNSRI