Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mielopati seringkali disebabkan kompresi medulla spinalis akibat penyakit-
penyakit degeneratif pada tulang belakang, tetapi tumor maupun massa juga dapat
menyebabkan mielopati. Tumor-tumor intraspinal dapat berasal dari substansi
medulla spinalis itu sendiri (intrameduler) atau menekan medulla spinalis dari luar
(ekstrameduler). Tumor ekstrameduler dapat berada di dalam dura (intradural) atau
di luar dura (ekstradural). Walaupun perjalanan penyakit dapat memberikan
petunjuk diagnostik patologis suatu tumor, massa tumor seringkali menimbulkan
kompresi yang memberikan gejala mielopati.

Tumor medulla spinalis pervalensinya lebih sedikit dibandingkan tumor


intrakranial, dengan rasio 1:4. Sedangkan tumor primer di medulla spinalis sangat
jarang, insidensinya hanya 1,3 per 100000 populasi. Terutama ditemukan pada
dewasa muda atau usia pertengahan dan jarang pada usia anak atau usia tua.
Berbeda dengan tumor intrakranial, umumnya tumor spinal adalah jinak dan gejala
yang timbul teruatama akibat efek penekanan pada medulla spinalis bukan akibat
invasi tumornya. Oleh karena itu sebagian tumor intraspinal dapat dilakukan
tindakan eksisi sehingga deteksi dini adanya tumor dapat mencegah defisit
neurologis yang lebih berat. Medula spinalis dan batang otak membentuk struktur
kontinun yang keluar dari hemisfer serebral dan bertugas sebagai penghubung otak
dan saraf perifer.

1 | “Mielopati”
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Medula Spinalis


Medula spinalis adalah suatu silinder panjang langsing jaringan
saraf yang berjalan dari batang otak. Struktur ini memiliki panjang 45 crn
(18 inci) dan garis tengah 2 cm (seukuran jempol tangan anda).Medula
spinalis berjalan melalui kanalis vertebralis dan dihubungkan dengan nervus
spinalis. Medula spinalis, yang keluar melalui sebuah lubang besar di dasar
tengkorak dan dibungkus oleh kolumna vertebralis protektif sewaktu turun
melalui kanalis vertebralis. Dari medula spinalis keluar pasangan-pasangan
nervus spinalis melalui ruang-ruang yang terbentuk antara lengkung tulang
berbentuk sayap vertebra-verteb yangberdekatan. Nervus spinalis diberi
nama sesuai bagian dari kolumna vertebralis tempat keluarnya. terdapat 8
pasang nervus servikalis (leher) (yaitu Cl - C8), 12 pasang nervus torakalis
(dada),5 pasang nervus lumbalis (perut), 5 pasang nervus sakralis, dan I
pasang nervus koksigeus (tulang ekor). Medula spinalis itu sendiri
memanjang hanya setinggi vertebra lumbalis perrama atau kedua (sekitar
pinggang) sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang. Berkas
tebal akar-akar sarafyang memanjang di dalam kanalis vertebralis bawah ini
disebut kauda ekuina ("ekor kuda') karena penampilannya.

Gambar 1 : saraf spinalis. Sumber (Sherwood,Lauralee.2002.Fisiologi Manusia Dari sel ke system.Edisi


6.Jakarta: Buku Kedokteran EGC)

2 | “Mielopati”
a. Substansia alba medula spinalis tersusun membentuk jaras-jaras.
Meskipun terdapat sedikit variasi regional, namun anatomi potong-
lintang medula spinalis umumnya sama di seluruh panjang medula. Berbeda
dari substansia grisea yang membentuk selubung luar pembungkus
substansia alba di otak, substansia grisea di medula spinalis membentuk
suatu regio berbentuk kupu-kupu di sebelah dalam dikelilingi oleh
substansia alba di sebelah luar. Seperti di otak, substansia grisea medula
terutama terdiri dari badan sel neuron dan dendrit-dendritnya, antarneuron
pendek, dan sel glia. Substansia alba tersusun membentuk banyak jaras
(traktus), yaitu berkas serat-serat saraf (akson antar neuron yang panjang)
dengan fungsi serupa. Berkas-berkas tersebut berkelompok menjadi kolom
(kolumna) yang berjalan di sepanjang medula. Masing-masing jaras ini
berawal atau berakhir di daerah tertentu di otak, dan masing-masing
menyalurkan jenis informasi tertentu. Sebagian adalah traktus asendens
(medula spinalis ke otak) yang menyalurkan sinyal dari masukan aferen ke
otak.
Yang lain adalah traktus desendens (otak ke medula spinalis) yang
menyampaikan pesan dari otak ke neuron eferen. Traktus biasanya dinamai
berdasarkan asal dan terminasinya. Sebagai contoh, traktus spinoserebelaris
ventralis adalah jalur asendens yang berasal dari medula spinalis dan
berjalan di tepi ventral (ke arah depan) medula dengan beberapa sinaps
sepanjang perjalanannya sampai akhirnya berakhir di serebelum. Tiaktus ini
membawa informasi yang berasal dari reseptor-reseptor regang otot yang
telah disalurkan ke medula spinalis oleh serat-serat aferen untuk digunakan
oleh spinoserebelum. Sebaliknya, traktus kortikospinalis ventralis adalah
jalur desendens yang berasal dari regio motorik korteks serebri, kemudian
turun di bagian ventral medula spinalis, serta berakhir di medula spinalis di
badan sel neuron-neuron motorik eferen yang menyarafi otot rangka.
Karena berbagai jenis sinyal dibawa di traktus-traktus yang berbeda di
dalam medula spinalis maka kerusakan di bagian tenenru medula dapat
mengganggu sebagian fungsi sementara fungsi lain tidak terganggu.

3 | “Mielopati”
b. Masing-masing tanduk (kornu) substansia grisea medula spinalis
mengandung jenis badan sel neuron yang berbeda.
Substansia grisea yang terletak sentral juga tersusun secara
fungsional (Gambar 5-29). Kanalis sentralis, yang terisi oleh CSS, terletak
di bagian tengah substansia grisea. Masingmasing belahan substansia grisea
terbagi menjadi tanduk (kornu) dorsal (posterior; ke arah punggung),
tandukventral (anterior), dan tanduk lateral. Tanduk dorsal mengandung
badan sei antarneuron tempat berakhirnya neuron aferen. Thnduk ventral
mengandung badan sel neuron motorik eferen yang menyarafi otot rangka.
Serat-serat saraf otonom yang menyarafi otot jantung dan otot polos serta
kelenjar eksokrin berasal dari badan sel yang terletak di tanduk lateral.

Gambar 2. Potongan medulla spinalis sumber: (Sherwood,Lauralee.2002.Fisiologi Manusia Dari


sel ke system.Edisi 6.Jakarta: Buku Kedokteran EGC)

4 | “Mielopati”
2.2 Definisi Mielopati

Mielopathy adalah hilangnya bertahap fungsi saraf yang disebabkan


oleh gangguan pada tulang belakang. Myelopathy dapat langsung
disebabkan oleh cedera tulang belakang yang mengakibatkan berkurangnya
sensasi atau kelumpuhan. Penyakit degeneratif juga dapat menyebabkan
kondisi ini, dengan derajat yang bervariasi dari kehilangan sensasi dan
gerakan.
Proses non inflamasi pada Medula spinalis misalnya yang
disebabkan oleh prosestoksik, nutrisional, metabolik dan nekrosis yang
menyebabkan lesi pada Medula spinalis.
Derajat mielopati dapat di bagi menjadi :
a. Grade 0 : melibatkan akar saraf, tidak di sertai penyakit pada medulla
spinal
b. Grade 1 : Gejala penyakit pada medulla spinalis tetapi tidak sulit
berjalan.
c. Grade 2 : kesulitan berjalan ringan, tetapi tidak menghambat aktivitas
sehari-hari.
d. Grade 3 : perlu bantuan dalam berjalan.
e. Grade 4 : kemampuan berjalan dengan alat bantu.
f. Grade 5 : hanya di kursi roda atau berbaring.

2.3 Etiologi

Pada pasien berusia 50-an penyebab mielopati tersering adalah


SPONDILOSIS SERVIKAL. Pada keadaan ini terjadi penyakit degenaratif
(osteoartrosis) vertebra servikal yang dapat menyebabkan kompresi medula
spinalis karena adanya kalsifikasi, degenerasi, protrusi,diskus intervertebra,
pertumbuhan tulang yang menonjol (osteofit) dan penebalanligamentum
longitudinal. Pada pasien berusia 40-an kebawah penyebab tersering terjadinya
mielopati adalah SKLEROSIS MULTIPLE.
Kondisi degeneratif dapat menyebabkan gangguan ini dengan variasi
derajat kehilangan sensasi dan kemampuan mobilisasi dan koordinasi.

5 | “Mielopati”
Penyebab lainnya antara lain herniasi diskus yaitu pengurangan diameter kanal
tulang belakang dan kompresi sumsum tulang belakang , instabilitas spinal,
kongenital stenosi dan lain-lain. Degenerasi akibat penuaan tulang belakang dan
sistem peredaran darah juga menjadi penyebab mielopati.

2.4 Patofisiologi

Myelopathy lengkap menggambarkan cedera tulang belakang yang


mengakibatkan tidak ada sensasi bawah asal dari cedera tulang
belakang.Medula spinalis yang mengalami cedera biasanya berhubungan
dengan akselerasi,deselerasi,atau kelainan yang diakibatkan oleh tekanan yang
mengenai tulang belakang.Tekanan cedera pada medula spinalis mengalami
kompresi,tertarik atau merobek jaringan.Lokasi cedera umumnya mengenai C1
dan C2,C4,C6 dan T11 atau L2.
Fleksi-rotasi,dislokasi,dislokasi fraktur, umumnya mengenai
servikal pada C5 dan C6.Jika mengenai spina torakolumbar,terjadi pada T12-
L1. Fraktur lumbal adalah faktor yang terjadi pada daerah tulang belakang
bagian bawah.Bentuk cedera ini mengenai ligamen,fraktur vertebra,kerusakan
pembuluh darah,dan menyebabkan iskemia pada medula spinalis.
Hiperekstensi, jenis cedera ini umumnya mengenai klien dengan usia
dewasa yang memiliki perubahan degeneratif vertebra,usia muda yang
mendapat kecelakaan lalu lintas dan mengalami cedera leher saat
menyelam.jenis cedera ini menyebabkan medula spinalis bertentangan dengan
ligamentun flava dan mengakibatkan kontusio kolom dan dislokasi
vertebrata.Transeksi lengkap dari medula spinalis dapat mengikuti cedera
hiperekstensi.Lesi lengkap dari medula spinalis mengakibatkan kehilangan
fungsi refleks pada isolasi bagian medula spinalis.
Kompresi, cedera kompresi sering disebabkan karena jatuh dari
ketinggian,dengan posisi kaki kaki atau bokong (duduk).Tekanan
mengakibatkan fraktur vertebra dan menekan medula spinalis.Diskus dan
fragmen tulang dapat masuk ke medula spinalis.lumbal dan toraks vertebra
umumnya akan mengalami cedera serta menyebabkan edema dan

6 | “Mielopati”
perdarahan.Edema pada medula spinalis mengakibatkan kehilangan fungsi
sensasi.

Gambar 3 : Peta Dermatom

Gambar 4 : Peta Miotom

7 | “Mielopati”
2.5 Manifestasi Klinis

Tanda-tanda awal mielopati yaitu hilangnya bertahap keterampilan


motorik halus dan kelambatan atau kekakuan dalam berjalan. Seorang
dokter mengevaluasi pasien untuk jenis myelopathy mungkin
pemberitahuan meningkat struktur otot di kaki dan koordinasi yang buruk
ketika seseorang berjalan.
Orang dengan myelopathy dapat mengalami satu atau lebih gejala berikut:
1. Rasa berat dikaki atau kelambatan atau kekakuan dalam berjalan
2. Ketidakmampuan untuk berjalan dengan langkah cepat
3. mengalami gangguan sensori, namun kecuali mielopati memburuk,
jarang mencapai tingkat yang jelas
4. Intermiten penembakan nyeri ke lengan dan kaki (seperti tersengat
listrik), terutama ketika menekuk kepala mereka ke depan (dikenal
sebagai fenomena Lermitte)
Sedangkan tanda lainnya adalah
1. Kikuk atau lemah tangan, dengan perasaan tebal dan kelemahan
pada kaki dan tangan.
2. Tonus otot kaki meningkat
3. Kaku pada leher
4. Reflex tendo dalam lutut dan pergelangan kaki meningkat
5. Perasaan asimetris pada kaki dan lengan mengakibatkan sensasi
posisi pada lengan dan kaki menghilang sehingga sulit berjalan.
6. Kehilangan control pada spinter, akibatnya terjadi inkontinensia
urine.
7. Perubahan pada peristaltic usus.

8 | “Mielopati”
2.6 Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan Diagnostik mielopati :

a. X-ray : Abnormal gerakan atau tidak stabil berupa foto polos


vertebra AP/Lateral/Oblique
b. CT-Scan : Otot polos dengan potongan-potongan dapat
menunjukkan osteopit yang berada di dalam spinal colum.
c. MRI : Dapat menunjukkan jaringan lunak di sekitar tulang (saraf,
diskus) selain tulang.
d. EMG : mengevaluasi jalur motoric dari saraf.
e. SSEP : (Somato Sensory Evoked Potensial) mengukur kemampuan
sensorik saraf. Dengan sebuah listrik di lakukan dengan
merangsang lengan atau kaki dan kemudian membaca
sinyal di otak.
f. Pemeriksaan laboratorium meliputi darah rutin, kimia darah, urin
lengkap.

2. Terapi Konservarif

a. Terapi Fisik
b. Kontrol nyeri : istirahat, pengaruran posisi yang nnyaman, kompres
es, terapi panas ultrasound, traksi
c. Blok saraf berupa injeksi steroid pada epidural

3. Pembedahan

a. Disectomy Fusi
b. Corpectomy dan strut graft
c. Laminectomy : Prosedur pembedahan untuk mengurangi tekanan
pada sumsum tulang belakang, karena stenosis tulang belakang.

9 | “Mielopati”
2.7 Komplikasi
i. Ketagihan obat
ii. Kehilangan sensasi
iii. Tidak bisa bergerak bebas
iv. Cacat tulang belakang
v. BAK sering

10 | “Mielopati”
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mielopati adalah proses non inflamasi pada medula spinalis misalnya yang
disebabkan oleh proses toksik, nutrisional, metabolik dan nekrosis yang
menyebabkan lesi pada Medula spinalis. Secara umum, mielopati secara klinis
dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan ada tidaknya trauma yang signifikan,
dan ada atau tidak adanya rasa sakit dan mielopati di bagi beberapa grade.

11 | “Mielopati”
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood,Lauralee.2002.Fisiologi Manusia Dari sel ke system. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
2. Price, A., Sylvia & Wilson, M., Lorraine.2005. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2.Jakarta : EGC
3. Marjono,Mahar.Sidharta.Priguna.2003.Neurologi Klinis Dasar.Jakarta: PT
Dian Rakyat
4. Sjamsuhidajat R, de Jong W.2005.Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2.Jakarta:
EGC
5. Harsono.2009.Kapita Selekta Neurologi.Yogyakarta: UGM

12 | “Mielopati”

Anda mungkin juga menyukai