107-Article Text-283-1-10-20180109 PDF
107-Article Text-283-1-10-20180109 PDF
ABSTRAK
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan peserta
didik yang berilmu, bertakwa, dan berbudaya agar mampu menghadapi
tantangan era globalisasi. Pendidikan akan melahirkan peserta didik yang
mempunyai kompetensi dan skill yang dikembangkan ditengah-tengah
masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, faktor penentu keberhasilan
peserta didik dalam pendidikan salah satunya adalah kemampuan guru
menggunakan media pembelajaran. Namun ironisnya masih ada guru yang
kurang mampu menggunakan media pembelajaran. Hal tersebut bertolak
belakang dengan fungsi dan tugas guru sebagai pendidik. Maka untuk
mengatasi problematika tersebut guru harus meningkatkan pengetahuannya
tentang media pembelajaran, dan kepala sekolah mengusulkan pengadaan
kelengkapan media pembelajaran disekolah, dilain sisi pihak dinas
pendidikan membuat pelatihan-pelatihan kepada guru-guru.
ABSTRACT
Education is very important in realizing learners who are knowledgeable,
cautious, and cultured in order to be able to face the challenges of
globalization era. Education will give birth to learners who have
competencies and skills developed in the midst of society. To achieve this,
the determinants of the success of learners in education one of them is the
ability of teachers using instructional media. But ironically there are still
teachers who are less able to use learning media. This is in contrast to the
functions and duties of teachers as educators. Therefore, to overcome the
problems, the teacher must increase his knowledge about instructional
media, and the principal proposes procurement of school instructional
media, on the other hand, the education office to make the training to the
teachers.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang penting untuk mewujudkan
manusia yang berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi
tantangan diera globalisasi. Dengan pendidikan maka akan melahirkan
peserta didik yang cerdas serta mempunyai kompetensi dan skill untuk
dikembangkan di tengan-tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal
tersebut faktor penentu untuk keberhasilan peserta didik dalam
pendidikan. Salah satu faktor utamanya adalah kemampuan guru
menggunakan media dan metode dalam proses pembelajaran.
Oemar Hamalik mengatakan, “Guru bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah artinya memberikan
bimbingan dan pengajaran kepada siswa”, (Oemar Hamalik: 2002).
Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk melaksanakan
pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar, membina pribadi,
watak dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar serta menilai
kemajuan belajar para siswa.
Tanggung jawab guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa
ingin tahu semua peserta didik sehingga tumbuh minat untuk belajar.
Guru bukan saja bertanggung jawab terhadap aspek pengetahuan tetapi
juga terhadap aspek mendidik kepribadian anak misalnya “mendidik
dalam disiplin, tanggung jawab dan kemandirian.” (Oemar Hamalik:
2002).
Peran guru menjadi kunci “keberhasilan dalam mengembangkan
misi pendidikan dan pengajaran di sekolah selain bertanggung jawab
untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang
mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas.” (Abdul Majid:
2011) Mengingat sangat kompleksnya tujuan pendidikan, maka betapa
besar dan beratnya tugas seorang pendidik dalam menciptakan kualitas
hasil pendidikan. Keterampilan guru mengajar sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil pendidikan (out put). Keterampilan guru dalam mengajar
merupakan faktor yang paling dominan dalam “upaya menstransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, karena hal itu dapat mengatasi
bahwa penggunaan alat peraga ini dalam mengawali proses belajar akan
merangsang moralitas visual dan menyalakan jalur syaraf sehingga
memunculkan beribu-ribu asosiasi dalam kesadaran siswa. “Rangsangan
visual dan asosiasi ini akan memberikan suasana yang sangat kaya untuk
pembelajaran.” (Marisa, dkk: 2012).
Media pembelajaran berupa alat peraga menjadi sangat penting
untuk mendukung konteksnya nyata dengan masyarakat. Dalam
pembelajaran dengan konteksnya kebutuhan umat (masyarakat) perlu
dihadirkan peraga-peraga praktis ke hadapan siswa.
Bagi siswa, seringkali materi yang bersifat terlalu abstrak
membuat mereka bingung, untuk itu guru perlu membuat media
pembelajaran sendiri sebagai pedoman bagi para siswanya yang
dikembangkan sesuai karakteristik lingkungan sosial, budaya, dan
geografis, juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan
awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dan lain-lain.
Untuk itu, maka media pembelajaran yang dikembangkan sendiri dapat
disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Ada sebagian guru yang hanya terpaku kepada bantuan dalam
menyediakan media pembelajaran padahal media pembelajaran dapat
didesain dari berbagai sumber dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Melalui
media pembelajaran guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.
Apabila media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum tidak ada satupun sulit diperoleh, maka membuat media
pembelajaran sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk
mengembangkan media pembelajaran, referensi dapat diperoleh dari
berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahuan
sendiri, ataupun penggalian informasi dari nara sumber baik ahli ataupun
teman sejawat. Akan tetapi hal tersebut merupakan suatu problem karena
guru menganggap itu sangat sulit.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran menjadi hal yang mutlak dan
tidak dapat diabaikan. Ironisnya, hal tersebut kurang mendapat perhatian
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah,
dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya
dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya untuk mengembangkan supaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan.
Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia,
guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan
membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media
tersebut belum tersedia. Kata media berasal dari kata “medium” yang
berasal dari bahasa Latin yang berarti “perantara”. Pengertian lebih
jauh tentang media adalah “sesuatu yang membawa informasi dari
sumber untuk dilanjutkan kepada penerima.” (Marisa, dkk: 2012)
Jadi, media pembelajaran secara umum adalah “alat bantu
proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
disampaikan oleh pendidik atau guru baik berupa media cetak atau
pun elektronik dan media pembelajaran ini juga sebagai alat untuk
memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem
pembelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan
lama dan efektif, suasana belajar pun menjadi menyenangkan.
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi yang
berlangsung dalam suatu sistem, maka dari itu media pembelajaran
tersebut menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran. Tanpa adanya media pembelajaran
tersebut, komunikasi tidak akan terjadi dan proses belajar mengajar
sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
efektif dan optimal. Jadi, media pembelajaran tersebut bisa
dikatakan sebagai komponen integral dari sistem pembelajaran.
Kesimpulannya, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat dijadikan perantara untuk menyalurkan pesan, merangsang
fikiran, minat, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
Sedangkan tujuan dari media pembelajaran tersebut adalah untuk
mempermudah proses belajar mengajar, untuk meningkatkan
efisiensi belajar mengajar, menjaga relevansi dengan tujuan belajar,
untuk membantu konsentrasi mahasiswa dan lain-lain.
Media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.” (Azhar Arsyad:
2010).
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi
penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia
untuk memperoleh pengetahuan maka media diklasifikasikan menjadi
tiga maca yaitu: “media pandang (visual/bashariyah), media dengar
(audio/sam’iyah), dan media pandang dengan (sam’iyah bashariyah/
audiovisual).” Sadiman, Arif, dkk. Adapun penjelasan tentang jenis-
jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:
usaha persuasif yang jitu dan daya tahan untuk merealisasikan ide
tersebut sampai menjadi kenyataan.
Kreativitas guru dalam pengembangan media pembelajaran
sangat diperlukan karena sangat berkaitan dengan masalah pemilihan
media yang tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media
menunjukkan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
“Karena itu meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui. Faktor-faktor
lain seperti karakteristik anak, strategi belajar mengajar, alokasi waktu
dan prosedur penilaiannya perlu dipertimbangkan.” (Arif S.
Sudirman: 2005)
Sementara hal lain yang harus dipertimbangkan dalam
memilih media pembelajaran antara lain tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, ketetapan penggunaan, kondisi anak didik, ketersediaan
perangkat, mutu dan biaya yang diperlukan.” (M. Basyiruddin Usman
dan Asnawir: 2002). Kreativitas guru dalam pembelajaran dengan
memanfaatkan media pembelajaran dilakukan dengan pertimbangan
agar anak didik tidak merasa bosan dan untuk menarik perhatian
peserta didik untuk belajar.
Pengetahuan tentang penggunaan media harus terus
ditingkatkan agar guru selalu memperoleh ide atau kreatifitas dalam
pembelajarannya. Jangan hanya memberikan materi yang ada dibuku
dengan cara mencatat atau ceramah, tetapi sekali-kali cobalah
menggunakan media, oleh karena itu guru sangat dituntut untuk
kreatif dalam melihat tema apa yang akan diajarkan lalu
menyesuaikan dengan media yang akan digunakan agar anak tidak
duduk, diam dan hanya mendengar saja. Guru harus bisa menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan karena itu guru harus bisa
mengembangan media yang ada di lingkungan sekitar, baik itu sudah
tersedia maupun belum tersedia, demi menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.
6. Langkah-Langkah Pengembangan Media Pembelajaran
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan
wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini
C. KESIMPULAN
Problematika yang dihadapi guru dalam pengembangan media yaitu
masih kurangnya alat-alat media pembelajaran yang ada disekolah dan
kemampuan guru dalam menggunakan alat-alat media pembelajaran masih
kurang.
Upaya untuk mengatasi problematika guru dalam pengembangan
media pembelajaran yaitu memanfaatkan semaksimal mungkin terhadap
media pembelajaran yang ada dengan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan, dilain sisi kepala sekolah mengusulkan pengadaan
kelengkapan media pembelajaran kepada pihak dinas pendidikan dan
DAFTAR PUSTAKA