ASUHAN KEPERAWATAn ELECTRONIC FETAL MONITORING
ASUHAN KEPERAWATAn ELECTRONIC FETAL MONITORING
I. Konsep Dasar
a. Pengertian
Elektronik Fetal Monitoring (EFM) adalah metode untuk memeriksa kondisi bayi dalam
kandungan oleh mencatat setiap perubahan yang luar biasa dalam denyut jantung. Electronic fetal
monitoring dilakukan di akhir kehamilan atau terus selama tenaga kerja untuk memastikan normal
bayi yang sehat. EFM dapat dimanfaatkan baik secara eksternal maupun internal di dalam rahim.
b. Tujuan
- Untuk mengetahui dan mengobservasi dari gerakan janin selama .
- Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan oksigen janin.
- Untuk mencegah intra uterin fetal death.
- Untuk mencegah dan mengurangi angka kematian ibu dan anak.
- Untuk mengetahui tanda-tanda abnormal pada janin sejak dini.
Terkadang, sulit untuk mendengar bayi heartbeat dengan pemantauan perangkat eksternal. Lain
kali, monitor mennunjukkan halus menunjukkan tanda-tanda masalah yang berkembang. Dalam
kedua kasus tersebut, dokter atau bidan dapat merekomendasikan bahwa eksternal sabuk diganti
dengan sebuah monitor internal.
Internal adalah memantau elektronik langsung kawat yang terletak di kepala bayi. Penyedia dapat
tempat pada kepala bayi selama ujian internal. Pemantauan internal hanya dapat digunakan bila
cervix sudah terbuka. Perangkat ini menyediakan lebih akurat tentang bayi denyut jantung.
d. Petunjuk Hasil
Hasil Normal
Seorang bayi yang belum lahir, denyut jantung normal berkisar antara 120-160 beats per menit
(bpm). Bayi yang menerima cukup oksigen akan bergerak di sekitar. Monitor strip akan
menampilkan bayi denyut jantung meningkat sebentar karena dia bergerak (seperti dewasa hati
menilai meningkat ketika dia bergerak).
Hasil pemantauan bayi dianggap reaktif ketika bayi denyut jantung meningkat minimal 20 bpm di
atas dasar denyut jantung setidaknya 20 detik. Ini harus terjadi setidaknya dua kali dalam jangka
waktu 20 menit. Reaktif hati menilai jejak/tanda (juga dikenal sebagai non-reaktif stress test)
dianggap sebagai tanda bayi kesejahteraan.
Hasil Abnormal
Jika nilai jantung bayi turun sangat rendah atau meningkat sangat tinggi, sinyal ini masalah yang
serius. Dalam kedua kasus ini sudah jelas bahwa bayi berada dalam kesusahan dan harus segera
disampaikan. Namun, banyak bayi yang mengalami masalah seperti itu tidak memberi tanda-tanda
jelas.
Selama kontraksi, aliran oksigen (dari ibu) melalui plasenta (untuk bayi) untuk sementara
dihentikan. Bayi harus terus nafas yang setiap saat kontraksi. Kedua plasenta bayi dan dirancang
untuk menahan kondisi ini. Antara contractions, bayi harus menerima oksigen lebih dari cukup
untuk melakukannya dengan baik selama kontraksi.
Pertama tanda bahwa bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup antara contractions sering drop
pada bayi denyut jantung setelah kontraksi (akhir perlambatan). Penilaian jantung bayi ke tingkat
normal antara contractions, hanya untuk drop lagi setelah kontraksi berikutnya. Hal ini juga
merupakan tanda distress.
Bayi ini akan melakukan dengan babik jika mereka disampaikan dalam waktu singkat. Kadang-
kadang, tanda-tanda ini berkembang lama sebelum pengiriman diharapkan. Dalam hal ini, C-
bagian yang mungkin diperlukan.
II. Pengkajian
Dalam hal pengumpulan data (pengkajian), pengumpulan data dasar terdiri dari informasi subjektif
dan objektif mencakup berbagi masalah keperawatan yang diidentifikasi pada daftar diagnose
keperawatan pada tahun 1992 yang dikembangkan oleh NANDA. Data subjektif yang dilaporkan
oleh klien dan orang terdekat, informasi ini meliputi persepsi individu; yaitu apa yang seseorang
inginkan untuk berbagi. Namun, perawat perlu memperhatikan ketidak sesuaian yang dapat
menandakan adanya faktor-faktor lain seperti kurang pengetahuan, mitos, kesalahan konsep, atau
rasa takut.
Data objektif diobservasi (secara kuantitatif atau kualitatif) dan dapat diuji oleh orang lain.
Meliputi temuan dari pemeriksaan fisik dan tes diagnostic. Evaluasi dari kumpulan data subjektif
dan objektif mengarah pada identfikasi masalah-masalah atau area dari masalah atau kebutuhan.
Masalah-masalah ini diekspresikan sebagai diagnose keperawatan (Doenges, 2001:13).
Menurut Donna L Wong, dkk. (2002:359), pengkajian terkait dengan EFM ini, pada janin
dilakukan suatu pengkajian yang meliputi presentasi janin, posisi janin, DJJ, dan identfikasi
keteraturan serta ketidakteraturan pola DJJ. Semua informasi pada saat pengkajian harus
didokumentasikan pada rekam medic. Checklist yang dipakai untuk pengkajian DJJ sebagai
berikut:
A. Nama Klien :
C. Waktu/Tanggal :
1. Apa dasar dari denyut jantung janin (DJJ)?
- beats/menit
D. Komentar :
E. Nomor Panel :
F. Apa yang dapat atau harusnya telah dilaksanakan :
Pengkajian dalam hal ini bukan hanya pada klien, evaluasi dari peralatan EFM harus dilakukan
untuk meyakinkan bahwa peralatan dapat bekerja dengan baik dan dapat digunakan sebagai
pengkajian yang akurat dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya dan juga mencegah serta
menghindari dampak yang negative baik bagi ibu serta janin. Menurut Donna L Wong, dkk.
(2002:359), checklist yang dapat dipakai dalam mengkaji peralatan EFM sebagai berikut:
B. Ultrasound Transducer
1. Sudahkah gel ultrasound tranmisi digunakan pada transducer?
2. Apakah FHR sudah dites dan tercatat pada kertas monitor?
3. Bekerjakah sinyal lampu atau suara beep pada saat denyut jantung?
4. Apakah sabuk pengaman dan nyaman bagi wanita yang hamil?
C. Tocotransducer
1. Apakh tocotransducer posisinya telah kuat pada sedikit tempat jaringan tubuh ibu?
2. Apakah tocotransducer penggunaanya tanpa gel atau pasta?
3. Apakah tombol pen-set telah disesuaikan antara tanda 10 dan 20 mmHg dan telah tercatat pada
kertas monitor?
4. Apakah pengaturan ini telah dilakukan selama kontraksi?
5. Apakah sabuk pengaman dan nyaman bagi wanita yang hamil?
D. Elektroda Spiral
1. Apakah kawat terpasang dengan kuat pada bagian plat kaki?
2. Apakah elektroda spiral terpasang pada bagian presentasi janin?
3. Apakah permukaan bagian dalam dari bagian plat kaki dilapisi dengan gel elektroda, jika
dibutuhkan?
4. Apakah keamanan plat kaki baik untuk paha wanita?
E. Kateter Internal/Ketegangan Meteran
1. Apakah panjang garis dari kateter terlihat pada introitus?
2. Apakah kateter ini tercatat pada kertas monitor dan itu telah terkalibrasi?
3. Apakah aktifitas dari uterus telah dites?
- Diagnosa keperawatan untuk wanita yang menggunakan electronic fetal monitoring untuk
pengkajian status bayi adalah
1) Penurunan cardiac output berhubungan dengan supine hipotensi sekunder dengan posisi ibu.
2) Kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan kompresi tali pusat, ketidak akuatan
placenta.
3) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan keadaan hypoxemia, infeksi sekunder internal
monitoring atau pengambilan sample darah.
4) Nyeri berhubungan dengan pemakaian sabuk untuk posisi transduser, posisi ibu komplikasi
pada pemasangan internal elektroda pengambilan sample darah.
Hasil yang diharapkan ditujukan pada wanita hamil, keluarga, dan janin meliputi :
1) Ibu hamil dan keluarga menyatakan bahwa mereka mengerti tujuan dipasang monitor.
2) Ibu hamil dan keluarga dapat mencegah situasi yang membahayakan sirkulasi ibu dan janin.
3) Janin tidak mengalami hypoxemia/anoxia.
4) Bila terjadi gangguan pada janin bisa diidentifikasi secepatnya dan segera dilakukan intervensi
keperawatan yang sesuai seperti resusitasi intra uterin.
Perawatan
1. Membantu perempuan pada posisi yang nyaman selain dari terlentang.
2. Perubahan posisi ibu sedikitnya tiap 2 jam.
3. Perubahan tempat dari sabuk monitor eksternal setiap 2 jam saat yang memungkinkan.
4. Menyediakan perawatan perineum yang dibutuhkan saat monitoring internal dilakukan.
Ukuran Kegawatan
Menerapkan ukuran berikut dengan seketika dalam hal pola yang tidak teratur:
1. Posisikan pasien dalam posisi lateral untuk menambah uteroplacenta atau membebaskan
tekanan tali.
2. Mengurus oksigen pada 8 – 10 L/min atau protokol rumah sakit dengan masker.
3. Menghentikan oxytocin jika diinfus.
4. Mengoreksi hypovolemia maternal dengan terus meningkat IV menilai protokol atau sebagai
yang diperintah.
5. Mengkaji untuk perdarahan atau penyebab lain dari pola perubahan, seperti maternal
hypotension
6. Memberitahu hal utama penyedia perawatan kesehatan
7. Menyediakan antisipasi kegawatan untuk interfensi pembedahan jika pola ketidakteraturan
berkelanjutan disamping intervensi.
Dokumentasi
=Rekaman Pasien – Auskultasi
-Garis dasar FHR, nilai dan ritme, penambahan dan pengurangan
= Monitor Strip
1. Identifikasi data pasien
2. Pengkajian, prosedur dan intervensi (pengobatan dll)
3. Memberitahu hal utama penyedia perawatan kesehatan
4. Kejadian pasti atau signifikan (pengujian steril vagina, rupture membrane dan lain-lain)
5. Penyesuaian dari peralatan pemantauan
= Intervensi:
1. Jelaskan dan demonstrasikan pada ibu dan pedamping persalinan tentang cara kerja monitor
elektronik (internal/eksternal) dalam pengukuran DJJ dan pendeteksian kontraksi uterus.
R/ Menghilangkan ketakutan dan meyakinkan ibu bahwa dia aman untuk beraktifitas dengan
monitor.
2. Ketika mensetting monitor, jelaskan pada pasangan yang perawat lakukan dan mengapa.
R/ Meningkatkan pengetahuan dan menurunkan kecemasan.
3. Jelaskan walaupun posisi miring atau posisi fowler dianjurkan untuk monitoring secara optimal,
perubahan posisi diperbolehkan untuk mengurangi ketidaknyamanan. Dianjurkan utk sering
merubah posisi (selain telentang) dan jelaskan hasil dari monitoring.
R/ Mengurangi ketidaknyamanan dan menurunkan kecemasan.
Dx 2 - Resiko terjadinya injury pada janin berdasarkan inakuratnya posisi transducers /electrodes,
misinterpretasi hasil, kegagalan teknik pengkajian.
=Hasil yang diharapkan:
Keadaan janin baik pada saat pengkajian dan kelaianan pada janin dapat dideteksi secara tepat.
=Intervensi:
1. Perhatikan panduan dan checklist tindakan monitoring.
R/ Memastikan penempatan alat monitoring dan hasil yang akurat dari monitor.
2. Cek penempatan monitoring selama proses.
R/ Memastikan bahwa bekerja dengan benar.
3. Pengkajian secara regular dan perekaman hasil dari EFM (DJJ, variability, decelerations,
aktifitas uterus, kontraksi uterus, dan fase istirahat).
R/ Mengevaluasi keadaan janin dan peningkatan perkembangan persalinan
4. Auskultasi DJJ dan palpasikontraksi rutin.
R/ Cross check hasil EFM dan memastikan keadaan janin.
V. Evaluasi
Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil yang diharapkan (yang
dikembangkan dalam fase perencanaan dan di dokumentasikan dalam rencana keperawatan)
adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Fase evaluasi perlu untuk menentukan seberapa baik
rencana asuhan tersebut berjalan dan bagaimanan selama proses terus menerus. Revisi rencana
keperawatan adalah komponen penting dalam evaluasi.
Pengkajian ulang adalah proses evaluasi terus menerus yang terjadi tidak hanya hasil yang
diharapkan terjadi pada klien di tinjau ulang atau bila keputusan dibutuhkan apakah klien siap atau
tidak untuk pulang. (Doengos, 2001:15).
Evaluasi adalah proses berkelanjutan. Perawat dapat mengasumsikan perawatan tersebut telah
efektif saat hasil yang diharapkan untuk perawatan dapat terjadi. (Wong, 2002:366).
Daftar Pustaka
Doengoes, Marilynn E, dkk,. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Tujuan EFM :
• Denyut jantung janin mengalami penyesuaian konstan karena menanggapi lingkungan dan
rangsangan lainnya.
• Monitor janin mencatat detak jantung bayi yang belum lahir dan grafik pada selembar kertas.
• Pemantauan janin elektronik biasanya disarankan untuk kehamilan berisiko tinggi, saat bayi berada
dalam bahaya kesusahan.
• Alasan khusus untuk EFM meliputi: bayi dalam posisi sungsang, persalinan premature.
Interpretasi EFM
• Pertimbangan interpretasi dipengaruhi
– Intrapartum/antepartum
– Fase persalinan (stage of labor)
– Usia kehamilan
– Presentasi janin Malpresentasi
• Terapi induksi persalinan
• Monitoring langsung atau tidak langsung
• Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat
dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada hipoksia).
• Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi / perlambatan,
setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufisiensi plasenta).
EFM Akselerasi
• Akselerasi – peningkatan sesaat FHR 15 dpm selama sekurangnya 15 detik
• Arti klinis tidak ditemukannya akselerasi pada KTG normal masih belum jelas
• Ditemukannya akselerasi pada KTG memiliki korelasi dengan outcome janin (bayi) yang baik
EFM Deselerasi
perlambatan sementara dibawah tingkat basal 15dpm selama 15 detik.
a. Deselerasi Dini:
Kompresi kepala pada jalan lahir
Penurunan DJJ dimulai saat kontraksi dan kembali ke basal setelah kontraksi berakhir
Perlu diperhatikan terutama bila ditemukan pada awal proses persalinan atau pemeriksaan
antenatal
Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat turunnya kepala,
atau refleks vasovagal
b. Deselerasi Lambat
Penurunan FHR tetap berlangsung meskipun kontraksi uterus telah kembali ke basal
Adanya deselerasi lambat yang berulang meningkatnya resiko asidosis arteri umbilikalis dengan
nilai Apgar <7 pada menit ke 5 dan meningkatkan resiko serebral palsy.
Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera.
Penyebab deselerasi lambat :
o Insufisiensi akut dan kronik pembuluh feto-plasenter
o Terjadi pada kontrasi uterus yang memanjang
o Dirangsang oleh hipoksemia
o Dihubungkan dengan asidosis metabolik dan respiratorik
o Biasanya ditemukan pada pasien hipertensi/preeklampsiaCommon pada pasien dengan PIH, DM,
IUGR atau lainnya, diabetes mellitus dari kekurangan plasenta.
c. Deselerasi variabel
• Konfigurasi FHR tidak ritmik dan konsisten
• Rule of 60 (decrease of 60 bpm,or rate of 60 bpm and longer than 60 sec)
• Disebabkan oleh kompresi tali pusat atau plasenta
• Sering ditemukan pada keadaan oligohidramnion atau ketuban pecah dini
• Sering menimbulkan RDS/Sindroma distres pernafasan meskipun ringan
• Potensial menimbulkan asidosis bila muncul berulang kali
• Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal ini merupakan tanda
keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat (oligohidramnion, lilitan tali pusat,
dan sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi segera.
• Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada.
• Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau menunggu lebih
lama pada keadaan hipoksia atau gawat janin akan makin memperburuk prognosis.
• Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif.
• Uji dengan bel ("klakson"…ngooook), normal frekuensi denyut jantung akan meningkat.
BAB III
KESIMPULAN
Pemantauan kesejahteraan janin memegang peranan penting di dalam pengawasan
kehamilan dan persalinan. Pemantauan ini seharusnya sudah dilakukan sejak kehamilan trimester
pertama hingga trimemester ketiga dan saat persalinan. Metode sederhana seperti pemantauan
gerak janin dan mendengarkan DJJ dapat membantu mendeteksi abnormalitas secara dini asalkan
dilakukan dengan benar. Alat bantu diagnostik canggih bukan merupakan sesuatu yang harus
disediakan karena masih banyak hal penting lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan ibu dan janin serta kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pemeriksaan
KTG saja tidak cukup untuk menilai kesejahteraan janin. Penambahan pemeriksaan volume cairan
amnion merupakan prasyarat minimal yang harus ditambahkan pada pemeriksaan KTG.
Pemeriksaan profil biofisik telah terbukti meningkatkan ketepatan evaluasi kesejahteraan janin.
Mengingat dampak jangka panjang dari hipoksia intrauterin terhadap janin, maka hasil
pemeriksaan KTG beserta interpretasinya disarankan untuk disimpan selama 25 tahun. Pelatihan
pemantauan kesejahteraan janin yang terstandarisasi akan meningkatkan kualitas pelayanan
berbasis pendidikan dan penelitian.