Anda di halaman 1dari 14

2.

1 Pengertian Water Hammer

Water Hammer adalah aliran fluida yang berhenti mendadak menimbulkan kenaikan
tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan.
Fenomena keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi kinetik dan energi
tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif yang dihasilkan oleh fenomena
tersebut diantaranya adalah merusak valve, menimbulkan getaran pada pipa, menggetarkan
tumpuan pipa, menyebabkan kavitasi pada impeller pompa, dan memperpendek umur
pemakaian peralatan. Perubahan tekanan bangkitan yang terlalu besar dapat menyebabkan
pipa menjadi rusak atau pecah. Fenomena water hammer dapat terjadi hampir di setiap sistem
instalasi perpipaan. Fenomena ini mempunyai dampak buruk apabila sistem perpipaan
tersebut tidak memperhatikan akibat dari water hammer.

Fenomena dalam sistem perpipaan mempunyai dampak negatif dengan selang waktu
tertentu, water hammer adalah fenomena dimana dampak yang ditimbulkan terjadi seketika
itu juga. Penanggulangan yang tidak tepat terhadap dampak tersebut dapat mengakibatkan
instalasi tersebut harus dimatikan (shutdown). Misalnya bila sebuah pompa sedang bekerja
tiba-tiba mati (karena dimatikan atau listrik padam), maka aliran air akan terhalang impiler
sehinga mengalami perlambatan yang mendadak. Di sini terjadi lonjakan tekanan pada
pompa dan pipa seperti peristiwa penutupan katup secara tiba-tiba. Lonjakan tekanan juga
dapat terjadi jika pompa dijalankan dengan tiba-tiba atau katup dibuka secara cepat. Besarnya
lonjakan atau jatuhnya tekanan karena benturan air, tergantung pada : laju perubahan
kecepatan aliran. Dalam hal katup tergantung pada kecepatan penutupan katup atau
pembukaan katup dan dalam hal pompa tergantung cara menjalankan dan menghentikan
pompa. Selain itu panjang pipa, kecepatan aliran dan karakteristik pompa, merupakan faktor-
faktor yang sangat menentukan besarnya lonjakan atau jatuhnya tekanan karena pukulan air.
Di dalam membahas proses terjadinya water hammer berarti harus membahas mengenai
perjalanan gelombang tekanan melalui medium air di dalam saluran pipa. Pada gambar akan dijelaskan
proses penjalaran gelombang tekanan tersebut untuk kasus penutupan katup secara tiba-tiba.
Gambar . Efek Water Hammer

a. Gambar (a)
Air di dalam reservoir mengalir ke dalam pipa masih dalam keadaan sempurna dimana
kecepatan aliran konstan karena tidak ada perlakuan
b. Gambar (b)
Terjadi penutupan secara tiba-tiba sehingga kecepatan aliran sama dengan nol di daerah
dekat katup. Tekanan juga akan bertambah serta gelombang akan dapat menuju reservoir
c. Gambar (c)
Tekanan balik yang terjadi akan terus bertambah memenuhi seluruh pipa sehingga
gelombang awal yang terjadi pada pipa bertambah sampai memenuhi pipa dan kecepatan
dalam pipa menjadi sama dengan nol
d. Gambar (d)
Gelombang yang memenuhi pipa akan bertambah dan kecepatan aliran gelombang
tertentu menuju kearah sumbu penutupan dan berakhir pada waktu t = 21/c dan gerakan
gelombang balik mengakibatkan adanya aliran yang ditekan menujureservoir dengan
kecepatan.
e. Gambar (e)
Gelombang tersebut akan terus kearah sumbu penutupan sampai batas waktu tertentu
sehingga menekan air untuk kembali ke reservoir dengan kecepatan Vomenuju keadaan
stabil
f. Gambar ( f )
Gelombang yang telah sampai ke sumber penutupan akan mengalami osilasikebawah,
dimana V = Vo , V = O. Terjadi kembali kearah sekitar sumber penutupan. Hal ini akan
berlangsung sampai tekanan air akan mencapai keadaan stabil.

Untuk kasus sederhana pada peristiwa water hammer, dapat dilihat pada gambar
diatas yaitu ketika katup ditutup secara tiba-tiba. Pada waktu t katup ditutup, gelombang
tekanan meningkat hingga pada titik x = c t dimana c adalah gelombang kecepatan.
Gelombang merambat dengan kecepatan V0 dan air bergerak perlahan. Tekanan pada daerah
0-X akan meningkat secara signifikan dan diameter pipa akan meningkat tegangannya.
Tekanan fluida akan meningkat karena dikompresi. Energi tegangan dalam pipa tidak terjadi
terus menerus dan akan menimbulkan gaya bolak balik aliran dalam reservoir akibat
penutupan katup secara tiba-tiba dalam arah tekanan radiasi. Gelombang akan kembali ke
katup dengan kecepatan c gambar d dan e = 21/c(T) gbr e. Selanjutnya gelombang tekanan
akan mengalami penurunan dan mengikuti reservoir dan seluruh rangkaian akan diulang
kembali. Dalam kenyataannya gesekan meredam osilasi.

2.2 Penerapan Water Hammer

Aplikasi sistem perpipaan untuk distribusi fluida banyak kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Fenomena water hammer merupakan salah satu parameter yang harus
diperhitungkan dalam merancang sebuah sistem perpipaan. Fenomena ini terjadi akibat
kenaikan gelombang tekanan ketika aliran dihentikan secara tiba-tiba, dimana gelombang
tekanan yang terjadi bisa bernilai positif maupun negatif.
Sebagai contoh terdapat pada pompa hidram (water hammer pump ) adalah teknology
pompa tanpa menggunakan bahan bakar listrik dan bahan bakar minyak, prinsip kerja pompa
hidram adalah menggunakan sistem water hummer atau efek pukulan air, yang dapat
mengalir kan air dari hilir sungai sampai ke daerah perbukitan tanpa menggunakan listrik dan
bbm , di lihat dari harga listrik dan bbm yang mahal maka penggunaan pompa ini sangat
evisien sekali. di indonesia sudah banyak di terapkan khusus nya di tempat tempat yang
minim air yang sumber airnya jauh dari pemukiman.
Pompa Hydraulic ram (Hydram) adalah pompa air dijalankan dengan tenaga air itu sendiri.
Bekerja seperti transformator hidrolik dimana air yang masuk kedalam pompa, yang
mempunyai“hydraulic head” (tekanan) dan “debit” tertentu, menghasilkan air dengan hydraulic head
yang lebih tinggi namun dengan debit yang lebih kecil.
Pompa ini memanfaatkan “Water hammer effect” untuk menghasilkan tekanan yang memungkinkan
sebagian dari air yang masuk memberi tenaga kepada pompa, diangkat ke titik lebih tinggi
dibandingkan head awal dari air tersebut.
Pompa Hydram ini sangai sesuai untuk digunakan di daerah terpencil, dimana terdapat sumber air
yang mempunyai head rendah, serta diperlukan memompa air kelokasi pemukiman yang mempunyai
elevasi lebih tinggi dari sumber air tersebut .
Pada kondisi seperti inilah pompa hydram menjadi sangat bermanfaat sekali, karena pompa ini tidak
membutuhkan sumber daya lain selain energi kinetik dari air yang mengalir itu sendiri.
Cara kerja pompa ini adalah sebagai berikut :
1. Air mengalir dari sumber air (3) melalui saringan (4) dan drive pipe (2) kedalam
rumah pompa (5)
2. Sebagian air terbuang keluar melalui waste valve (1) sampai air memenuhi rumah
pompa (5) .
3. Ketika rumah pompa sudah penuh dengan air dan air mampu mendorong waste
valve hingga menutup, maka air masuk kedalam air chamber (7) melalui delivery
valve (6).
4. Ketika ketinggian air didalam air chamber lebih tinggi dari kedudukan check valve
(9), maka udara yang berada didalam air chamber tertekan sehingga menimbulkan “ Water hammer
efect” dan menekan air kebawah sehingga delivery valve tertutup dan air terdorong keluar melalui
check valve (9) dan delivery pipe (8).
5. Sementara itu didalam rumah pompa (5) waste valve (1) membuka kembali akibat
berat dari valve itu sendiri, sehingga sebagian air didalam rumah pompa (5) terbuang
keluar melalui waste valve (1) dan air mengalir kembali dari sumber air (3) kedalam rumah pompa (5)
sampai akhirnya mampu mendorong kembali waste valve (1) sehingga tertutup lagi dan air masuk
kedalam air chamber (7).
6. Demikian siklus tersebut terjadi berulang-ulang sehingga terjadi proses pemompaan
dari sumber air ketempat yang lebih tinggi dari sumber air tersebut.

Pada pompa hydram ini diameter dari delivery pipe harus lebih kecil dari drive pipe, dan berat
dari waste walve diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berat maupun terlalu ringan. Apabila
waste valve terlalu berat, maka aliran air tidak akan mampu mendorong waste valve agar menutup
sehingga air hanya lewat saja langsung terbuang keluar. Apabila waste valve terlalu ringan maka
ketika aliran air kedalam air chamber baru berlangsung sebentar waste valve sudah menutup kembali
sehingga terjadinya water hammer efect tidak optimal dan akan berpengaruh terhadap kinerja dari
pompa.
Itulah gambaran secara umum tentang pompa hydram, teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan yang sesuai untuk wilayah yang terpencil, dimana dimana sumber daya energi seperti
listrik belum menjangkau. Dibawah ini adalah foto dari pompa hydram yang sudah operasional.

2.3 Akibat Water Hammer


a. pompa dan katup dapat pecah karena lonjakan tekanan pada waktu terjadi bentturan air
b. pipa dapat kempis karena tekanan negatif (tekanan vakum) yang terjadi didalam pipa
belakang pompa atau katup
c. jika putaran balik dari pompa tidak dapat dicegah dapat timbul kerusakan akibat putaran air
d. Peralatan plambing akan rusak akibat tekanan yang ditimbulkan pukulan air
e. Pasangan instalasi akan rusak karena getaran yang diakibatkan pukulan air
f. Sambungan-sambungan instalasi akan cepat bocor/rusak

2.4 Pencegahan Water Hammer

1. untuk menghindari tekanan negatif dan pemisah kolom zat cair,dapat digunakan tiga cara
yaitu pada gaya , laluan fluida dan tangki peredam
2. pencegahan lonjakan tekanan
a. penutupan lambat
b. pelepasan tekanan.
c. Menghindarkan tekanan kerja yang terlalu tinggi
d. Menghindarkan kecepatan aliran yang terlalu tinggi
e. Menggunakan dua katup bola pelampung pada tangki air
f. Memasang alat pencegah pukulan air
g. Memasang rongga udara di dalam instalasi

Kelebihan dan kelemahan memasang rongga udara di dalam instalasi dibanding sistem lain
 Kelebihan
 Bentuk sederhana
 Pembuatan mudah
 Biaya murah karena dapat menggunakan potongan-potongan pipa
 Biaya perawatan murah
 Kelemahan
Udara dalam rongga udara lama kelamaan dapat lenyap karena terbawa mengalir keluar dalam
bentuk gelembung atau larut sebagai gas dalam air. Oleh karena itu, secara periodik sistem pipa perlu
dikuras untuk memasukkan udara baru ke dalam rongga-rongga udara dalam instalasi atau
memasang alat yang dapat dipakai untuk memasukkan udara ke dalam rongga udara untuk rongga
udara ukuran besar.

 Cara pembuatan rongga udara


Rongga udara biasanya dibuat dari potongan pipa dengan diameter pipa sesuai dengan
diameter pipa masuk instalasi yang akan di pasang rongga udara, panjang pipa rongga udara kurang
lebih 30 cm. Sedang untuk rongga udara ukuran besar perlu dipasang katup untuk memasukkan
udara.

Dalam mekanika fluida, kondisi aliran fluida terbagi menjadi aliran fluida steady dan tipe
aliran fluida unsteady atau yang lebih dikenal dengan aliran hydraulic transients [1].
Aliran fluida transient ini erat kaitannya dengan fenomena fluida yang dikenal dengan water
hammer. Water hammer dapat terjadi karena disebabkan oleh perubahan kecepatan dari suatu
aliran fluida dalam pipa [3]. Pada beberapa kasus, water hammer yang tidak terkendali dapat
berakibat buruk pada instalasi sistem perpipaan. Efek buruk yang dihasilkan oleh fenomena
tersebut diantaranya adalah merusak valve, menimbulkan getaran pada pipa, menyebabkan
kavitasi pada impeller pompa, dan dapat memperpendek umur pemakaian peralatan [3]. Commented [C1]: Sub topic tambahan
Perubahan tekanan yang terlalu besar dapat menyebabkan pipa menjadi rusak atau pecah.
Untuk menghindari dampak buruk keberdaan water hammer dapat dilakukan dengan cara
memasang komponen perpipaan,salah satunya adalah surge absorber. Surge absorber dapat
mereduksi perubahan tekanan dan energi yang berlebih pada suatu aliran fluida akibat kondisi
transient dari sistem aliran fluida tersebut. Commented [C2]: Pentingnya penggunaan anti surging yang
tepat

Dalam perindustrian modern seperti ini tidak bisa terlepas dengan sistem perpipaan, dikarenakan
mentransportasikan fluida menggunakan pipa dirasa lebih optimal dan pengopersiannya mudah.
Pada distribusi minyak bumi dalam bentuk fluida cair menggunakan sistem perpipaan melibatkan
komponenkomponen, seperti pipa, katup dan kompressor. Dalam sistem perpipaan tersebut
terdapat suatu fenomena yang biasa disebut dengan water hammer. Water hammer merupakan
suatu fenomena meningkatnya tekanan sesaat yang terjadi dalam suatu system fluida ketika ada
perubahan arah atau kecepatan fluida secara tiba – tiba. Ketika katup menutup cepat secara dan air
yang mengalir ke dalam pipa berhenti secara tiba-tiba, energy tekanan ditransfer ke katup dan
dinding pipa. Biasanya fenomena water hammer ini terjadi pada pipa-pipa yang memilik diameter
besar dengan kecepatan tertentu. Efek dari fenomena water hammer bervariasi, antara lain
timbulnya getaran pada sistem tersebut dan bahkan dapat menyebabkan pecahnya dinding pipa
tersebut. Fenomena water hammer sendiri dipilih menjadi topik penelitian dalam tugas akhir
dikarenakan dampak yang diakibatkan oleh water hammer tersebut sangat nyata adanya akan tetapi
jarang sekali diperhatikan dan diperhitungkan. Pada pengerjaan tugas akhir ini, akan dikaji tegangan
pipa akibat dampak dari water hammer pada jalur pipa. Untuk parameter perhitungan analisa,
menggunakan peraturan standart yang berlaku baik dalam lingkup nasional maupun internasional,
dan peraturan yang digunakan adalah ASME B31.4, API RP 1102, dan Kepmen Pertambangan dan
Energi Nomor 300.K/38/M.Pe/1997 Tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi.
Adapun data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data Pipeline 16” Sukowati - CPA milik
JOB-PPEJ Tuban, Jawa Timur

Masalah:

1. Penyebab water hammer


2. Efek water hammer
3. Anti-surging equipment/metode
4. Pentingnya memilih anti-surging equipment yang tepat
5. Atribut pemilihan
6. Anti-surging equip/metod apa yang akan dipilih
Water Hammer
I. Teori Water Hammer

Peristiwa palu air (water hammer)terjadi pada jaringan pipa dengan system
pengaliran tertekan. Peristiwa tersebut berupa perubahan tekanan yang terjadi karena
perubahan kecepatan aliran di dalam pipa secara mendadak, missal karena penutupan
katup, perubahan beban pada turbin hidraulik, dan sebagainya. Tekanan palu air tersebut
merambat sepanjang jaringan pipa dengan kecepatan suara. Untuk menghindari rusaknya
pipa atau peralatan hidraulik lainnya, maka system jaringan pengaliran tertekan harus
dirancang untuk menerima tekanan oleh palu air tersebut. Peristiwa palu air tersebut
merupakan peristiwa pengaliran tak tetap (‘transient flow’), persamaan dasarnya merupakan
persamaan diferensial parsil fungsi waktu dan tempat. Ada berbagai cara penyelesaian
persamaan tersebut yang umum digunakan.
Seperti misalnya dengan cara grafis, pendekatan deret aritmatika, dan sebagainya.

Gambar. Tekanan palu air dalam pipa

2
Persamaan dasar palu air bias dijabarkan dengan menggunakan hokum Newton II tentang
gerak pertikel
F = m dv
dt
dan hukum konservasi massa (atau yag lebih dikenal dengan hukum kontinuitas). Secara
umum ada dua teori yang mendasari penjabaran tersebut (Parmakia,1963), yaitu :
a. Teori kolom air-kaku (‘rigid water column theory’)
b.Teori kolom air-elastik (‘elastic water column theory’)
Teori kolom air-kaku, air di dalam pipa dianggap nir-pampat (‘incompressible’) dan dinding
pipa dianggap kaku. Dengan anggapan tersebut maka perubahan tekanan yang terjadi pada
katup langsung berpengaruh pada seluruh bagian pipa. Anggapan tersebut hanya bias
digunakan untuk perubahan kecepatan aliran yang terjadi secara bertahap, dan terjadi
dalam waktu yang tidak terlalu cepat (Parmakin,1963)
Teori kolom air-elastik, untuk menyderhanakan hitungan lebih lanjut dibuat
anggapan/pendekatan sebagai berikut ini (Parmakin, 1963);Novak,1977,Streeter,1981).
1. Agihan kecepatan pada setiap tampang pipa sepanjang sumbu pipa seragam
2. Agihan kecepatan pada setiap tampang pipa sepanjang sumbu pipa seragam
dan sama dengan tekanan pada sumbu pipa.
3. Tidak terjadi ‘cavitasi’ di dalam pipa, sehingga pipa selalu penuh air
4. Pengaruh angka banding Poisson tidak diperhitungkan
5. Kehilangan tenaga karena gesekan sebanding dengan kuadrat airnya, serta berlaku seperti
pada pengaliran langgeng (‘steady flow’)

Kecepatan perambatan tekanan gelombang dalam pipa tergantung pada modulus elastisitas
air Eb, dan modulus elastisitas material dinding pipa Ep, yang hubungannya dinyatakan
dengan persamaan berikut :

3
1 = 1 + Dk
Ec Eb Ept
Dalam hal ini D adalah diameter pipa dan t adalah ketebalan dinding pipa.
Table. Niali Ep bermacam-macam bahan pipa
Pipe material Ep(dyn / cm2) (psi)
Aluminium 7.1011 10.106
Brass,bronze 9. 1011 13. 106
Cast-iron,gray 11. 1011 16. 106
Cast-iron,malleable 16. 1011 23. 106
Concrete,reinforeed 16. 1011 25. 106
Glass 7. 1011 10. 106
Lead 31. 108 4,5. 104
Lucite 28. 108 4. 104
Copper 97. 1010 14. 106
Rubber, vulcanized 14. 1010 2. 106
Steel 19. 1011 28. 106

II. Penerapan Water Hammer


Aplikasi sistem perpipaan untuk distribusi fluida banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Fenomena water hammer merupakan salah satu parameter yang
harus diperhitungkan dalam merancang sebuah sistem perpipaan. Fenomena ini terjadi
akibat kenaikan gelombang tekanan ketika aliran dihentikan secara tiba-tiba, dimana
gelombang tekanan yang terjadi bisa bernilai positif maupun negatif.
Sebagai contoh terdapat pada pompa hidram (water hammer pump ) adalah
teknology pompa tanpa menggunakan bahan bakar listrik dan bahan bakar minyak, prinsip
kerja pompa hidram adalah

4
menggunakan sistem water hummer atau efek pukulan air, yang dapat mengalir kan
air dari hilir sungai
sampai ke daerah perbukitan tanpa menggunakan listrik dan bbm , di lihat dari
harga listrik dan bbm yang mahal maka penggunaan pompa ini sangat evisien sekali. di
indonesia sudah banyak di terapkan kusus nya di tempat tempat yang minim air yang
sumber airnya jauh dari pemukiman.

III. Kerusakan dan pencegahan efek water hammer :

1. Kerusakan karena benturan air


a. pompa dan katup dapat pecah karena lonjakan tekanan pada waktu terjadi bentturan air
b.pipa dapat kempis karena tekanan negatif (tekanan vakum) yang terjadi didalam
pipa belakang pompa atau katup
c.jika putaran balik dari pompa tidak dapat dicegah dapat timbul kerusakan akibat putaran
air

2. Pencegahan benturan air


a. untuk menghindari tekanan negatif dan pemisah kolom zat cair,dapat digunakan tigacara
yaitu pada gaya ,laluan fluida danntangki peredam
b. pencegahan lonjakan tekanan
IV. Contoh Soal
Pipa baja sepanjang 2000m dengan kemiringan seragam berdiameter 0,75m mempunyai
ketebalan dinding 7,5cm . Pipa tersebut membawa air dari suatu tendon yang mempunyai
permukaan bebas pada elevasi 50m. Katup di tempatkan di bagian hilir (ujung) pipa untuk
mengatur debit rerata aliran sebesar

1,06 . jika katup di tutup sempurna atau (penuh) memerlukan waktu 1,4 detik,
hitunglah

tekanan pukulan air maximum pada katup. Dalam hal ini Eb=21,7x dan
tegangan arah memanjang di abaikan
Penyelesaian:

Untuk pipa baja , Ep=19.

= +

= +
Ec = 1,9.109
Kecepatan perambatan gelombang sepanjang pipa :

c = 1378,405 m/det

Waktu yang diperlukan gelombang kembali sampai katup adalah :

t=

=
= 2,901 detik
6
Kecepatan air dalam pipa sebelum katup tertutup:

Vo = = = 2,4 m/det

Tekanan pukulan air maksimum


P=
= 1000.2,4. 1378,405
= 3,308.106

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penjabaran diatas adalahFenomena water hammer
merupakan salah satu parameter yang harus diperhitungkan dalam merancang sebuah
sistem perpipaan.Fenomena ini terjadi akibat kenaikan gelombang tekanan ketika aliran
dihentikan secara tiba-tiba, dimana gelombang tekanan yang terjadi bisa bernilai positif
maupun negatif, sebagai contoh penerapan Water Hammer adalah pada pompa hidram.
Selain itu peristiwa Water Hammer juga dapat menyebabkan kerusakan,
diantaranya pompa dan katup dapat pecah karena lonjakan tekanan, pipa dapat kempis
karena tekanan negatif (tekanan vakum), dan lain-lain.
Untuk menanggulangi kerusakan akibat peristiwa Water Hammer dapat dilakukan beberapa
pencegahan, pertama untuk menghindari tekanan negatif dan pemisah kolom zat cair, dapat
menggunakan tiga cara yaitu pada gaya, laluan fluida dan tangkai peredam. Kedua, dengan
cara pencegahan lonjakan tekanan

6. Palu Air (Water Hammer)


Perubahan kecepatan dalam pipa yang terjadi secara tiba-tiba dapat menghasilkan
perubahan tekanan yang besar. Jika tekanan tersebut telah melebihi tekanan kerja
yang diijinkan, maka akan mengakibatkan pengaruh negatif pada sistem seperti
rusaknya perlengkapan perpipaan, pipa pecah, kesukaran operasi, dan
berkurangnya kapasitas pipa. Tekanan yang membesar ini sering disebut sebagai
palu air (water hammer) karena menimbulkan bunyi seperti ketukan palu yang
seolah-olah terjadi pada bagian dalam pipa.

Palu air ini dapat disebabkan oleh terlalu dekat atau terlalu cepatnya penutupan
katup pada suatu jaringan atau oleh peralatan pemutus aliran yang dilakukan oleh
petugas atau operator secara cepat atau tiba-tiba. Kenaikan tekanan ini dapat
dikurangi dengan menggunakan peralatan pipa seperti air valve, relief valve, surge
valve, dan sebagainya hingga tekanan menjadi hanya 10-40 %.
Dimana:

P = penambahan tekanan akibat palu air (psi)


V = kecepatan aliran (fps)
E = modulus elastis (psi)
K = bulk modulus elastis (psi)
K/E = 0,001-0,2, nilainya ditentukan untuk berbagai material pipa.
Vw = kecepatan aliran balik (fps)
d = diameter pipa (inch)
T = tebal pipa (inch)
L = panjang pipa (ft)
Tc = waktu kritis yang menyebabkan palu air (detik)
Td = waktu normal membuka-tutup katup (detik)
Pa = selisih tekanan uji pipa dengan tekanan yang tersedia di titik tersebut (psi)

Tabel 4 Rasio K/E untuk Berbagai Jenis Material Pipa

Material K/E
Plate Steel 0.01

Cast Iron 0.02-0.022

Concrete 0.1

Wood 0.2

Sumber: Babbit, Water Supply Engineering, 1967

Anda mungkin juga menyukai