A.TULANG
Struktur tulang
Terdapat 2 macam tulang yaitu :
1. Tulang spongiosa (Spongi Bone)
Terdiri dari Trabeculae yang inengandung osteosit yang terletak dalam lacuna
2. Tulang Kompakta yang bersifat dense (Compact Cortical Plate) Struktur dasar tulang
kompakta adalah sistem haversi atau osteon
Macam tulang :
1. Pipih
Misalnya tulang calvaria terdiri dari lapisan dalam tulang spongiosa dan diploe yang
tertutup oleh 2 lapisan tulang kortikal.
2. Tulang panjang
Misalnya tulang radius, ulna, metakarpal. Terdiri dari diaphysis dan 2 ujung epiphysis.
Pada diaphysis : tulang kompakta yang menutup ruang sumsum tulang lebih tebal. Pada
epiphysis : tulang kompakta yang menutup epiphysis lebih tipis dan mengelilingi medula
tulang sebelah dalam.
Arsitektur Makropis tulang : mengandung anyaman trabekula dari tulang spongiosa,
dikelilingi tulang kompakta dengan ketebalan yang berbeda-beda.
2. Matriks tulang :
1. Merupakan hasil produksi sel-sel chondrosit
2. Terdiri dari 85 — 90 % air
3. Berbatas tegas, berbentuk gel
4. Mengandung mukopolisakharid, chondroitin sulfat dan non kolagen protein
5. Terdapat dalam bentuk molekul dengan B.M 1 —10 million
Terdiri dari :
Matriks organik :
1. Matriks organik pertama kali didesposisi oleh osteoblast atau osteoid
2. Bagian terbesar : jaringan kolagen
3. 95 % matriks organik berbentuk serabut kolagen
4. 40 % terdiri dati Mukopolisakharid yang mengandung chondroitin Sulfat
yaitu Chondroitin 4 sulfate dan chondroitin, 6 sulfat
Matriks Anorganik
1. Kurang lebih 70 % dari berat tulang dewasa
2. Pada phase atau tahap mineralisasi mengandung banyak Ca++ = PO4, CO3 dan ion
sitrat.
3. Kurang lebih 80 — 90 % anorganik matriks terdapat diantara serabut kolagen
Unit dasar dari kristal tulang adalah kristal hidroksi apatit Ca10 (PO4)6 (OH)2
3. Pertumbuhan tulang
Dipengaruji oleh faktor heriditer, lingkungan geografis, nutrisi, ras, jenis kelamin dan
hormonal.
1. Klasifikasi tulang :
a. Tulang dewasa (Mature Bone)
- Cancelous Bone (Spongy Bone) atau tulang spongiosa
- Compact (Dense Bone) atau tulang kompakta
b. Immature Bone 2. Sel-sel tulang
Ada 3 jenis :
a. Osteoblas
b. Osteosit
c. Osteoklas
Osteosit dan osteoklas mempunyai hubungan yang erat, ada transformasi dari
osteoblas,osteosit dan osteoklas
a. Osteoblas
Bentuk: kuboid atau pyramidal dan memberi gambaran susunan epitecial
Nukleus : besar, biasanya inucleus (satu)
Sitoplasma : basofil, granula halus, mengandung enzyme alkalin phosphatase
yang berperan dalam proses mineralisasi.
Peran : pembentukan tulang sehingga terdapat dengan permukaan tulang
yang baru dibentuk.
c. Osteoklas
Bentuk : sangat besar (giantcell)
Nukleus : banyak nucleus (multi nucleated)
5. Arsitektur tulang
1. Immature Bone (tulang muda) Ciri-
cirinya :
a. sel osteosit lebih banyak
b. serabut osteokolagen kasar dan membentuk anyaman (net work) yang disebut
woven bone
c. lacuna lebih besar
2. Mature Bone (tulang dewasa)
Tanda-tandanya :
a. Serabut osteosit lebih sedikit
b. Serabut osteokolagen halus, tersusun teratur, membentuk lamela atau lapisan
"Camellated Bone "
c. Diantara lamela didapatkan lacuna yang mengandung osteosit,
Baik tulang muda dan dewasa dapat digolongkan menjadi :
1.. Tulang Spongiosa
a. struktur sederhana
b. terdiri dari trabecula yang tidak teratur (ireguler), ramping satu dan lainnya
berhubungan membentuk "Meshwork"
c. pada Trabekula mengandung beberapa lamella, didapatkan lacuna yang mengandung
osteosit dan system kanaliculi.
2. Tulang Kompakta
a. tampak padat
b. lamela tersusun teratur
Universitas Gadjah Mada 5
c. didapatkan canaliculi longitudinal (kanal haversi) dikelilingi oleh 8 — 15 konsentris
lamela (lamela haversi). Sel-sel osteosit di dalam lacuna diantara lamela haversi dan
kanal haversi membentuk : sistema haversi (osteon) yang merupakan unit structural
dari tulang komfakta.
d. semua kanalikuli berhubungan dengan kanal haversi yang mengandung pembuluh
darah dan syaraf
Dari permukaan periosteal dan endosteal didapatkan kanal Volkmann yang masuk
ke dalam tulang secara tegak lurus pada aksis panjang tulang.
Kanal Volkmann : tidak dikelilingi lamela konsentris, berhubungan dengan kanal
haversi dan mengandung pembuluh darah dan syaraf.
6. Periosteum
Kecuali pada permukaan artikulasi maka tulang dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
Periosteum. Terdiri 2 lapis :
1. Lapisan dalam disebut lapisan osteogenik, dengan ciri :
a. serabut kolagenya dapat masuk ke dalam tulang disebut sebagai serabut
Sharpey.
b. pada orang dewasa, mengandung banyak fibroblast, jika ada stimulasi (fraktur)
maka periosteum aktif membentuk osteoblas.
2. Lapisan luar, lapisan fibrous
a. Jaringan ikat padat
b. Mengandung pembuluh darah
7. Endosteum
Lebih tipis dari periosteum, osteogenik dan potensi hemopoetik.
2. Ossifikasi Endochondral
Berguna untuk membentuk tulang panjang, melibatkan proses osifikasi pada suatu
model kartilago hyalin, kec. Pada permukaan persendian.
Proses ossifikasi endochondra :
a Mula-mula didapati pembentukan tulang di dalam perichondrium yang mengelilingi
bagian tengah diaphysis. Terjadi pertumbuhan yaitu sel-sel dalam perichondrium
berubah menjadi osteoblas. Osteoblas akan membentuk tulang secara intramembran.
Tulang yang terbentuk berupa cincin tulang periosteal disebut juga periosteal bone
ring (Periosteal Bone Collar) dan perichondrium di kawasan ini menjadi periosteum.
b. Bersama dengan terbentuknya cincin tulang periosteal maka sel-sel chondrocyt pada
pusat diaphysis menjadi hipertropi, matriks diantaranya berkurang dan terjadi
kalsifikasi.
c. Melalui kisi-kisi dalam cincin tulang periostal, jaringan ikat yang mengandung sel
osteogenik dan pembuluh darah memasuki kawasan kartilago sehingga terbentuk
kuncup periostal. Kuncup periostal menembus matriks diantara perluasan sel-sel
kartilago dan membentuk ruang sumsum tulang primer. Banyak mengandung
pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat embrional. Beberapa sel-ssel jaringan ikat
embrional akan menjadi osteoblas dan melapisi matriks kartilago yang berkalsifikasi.
Deretan osteoblas akan membentuk osteoid dan tulang yang terkalsifikasi akan
merupakan trabekula tulang (Immature Spongy Bone). Deposisi tulang dalam pusat
diaphysis ini merupakan pusat ossifikasi primer.
Universitas Gadjah Mada 7
d. Area ossifikasi Endochondral
Meluas kearah kedua Ujung kartilago. Pada waktu yang sama cincin tulang
Periosteal menjadi lebih tebal dan lebar kearah epiphysis.
Area yang jelas terlihat dalam kartilago, yaitu :
Area Resting kartilago
area proliferating kartilago
Area Maturing kartilago
Area Kalsifikasi kartilago
e. Ruang sumsum tulang bertambah bestir ukurannya, dan terdapat resorpsi terbekula
tulang. Ruang yang terbentuk merupakan ruang sumsum tulang sekunder
f. Pada waktu kelahiran maka pusat ossifikasi merupakan pusat ossifikasi sekunder
(pusat epiphyseal) atau epiphyseal center terlihat pada kedua ujung tulang panjang.
Sel-sel kartilago proliferasi dan hipertrofi dan kuncup vascular osteogenic masuk dari
perifer diikuti pengambilan kartilago dan deposisi tulang. Ossifikasi meluas ke segala
penjuru atau arch sampai terjadi penggantian kartilago oleh tulang. Kecuali pada 2
regio :
1. Pada ujung tulang sebagai kartilago artikularis
2. Lempeng epiphyseal, melanjutkan membentuk kartilago baru pada
permukaan proksimal lapisan atau pinggiran Diapysis.
Pada akhir pertumbuhan, maka ada lagi Proliferasi kartilago dan lempeng epiphyseal
diganti (diisi) tulang yang disebut garis epiphyseal.
B. SENDI TEMPOROMANDIBULA
Menunjukkan kontak artikulasi antara mandibula dan tulang temporal pada dasar tengkorak
Artikulasi mandibula disebut juga sendi kranio tnandibula. Artikulasi terdiri dari 2 sendi yang
terpisah, tetapi berfungsi sebagai 1 unit disebut sendi sinovial.
1. Tulang rawan
Mengandung banyak bahan intersel yaitu matriks dengan rongga-rongga (lacuna) yang
mengandung sel tulang rawan (Chondrocyt), kesanggupan menahan beban dibawah tulang
3. Histofisiologi
Oleh karena tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah maka kondrosit bernafas
dalam tekanan oksigen rendah. Sel tulang rawan hialin memetabolisir glukosa terutama
dengan glikolingua Anerobik untuk menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir. Nutrient
dari darah berdifusi ke chondrosit yang lebih dalam dari perichondrium, oleh karena itu lebar
maksimum tulang rawan terbatas
5. Perubahan regresif
Berbeda dengan jaringan lain maka tulang rawan hialin sering mengalami proses
degeneratif. Yang paling sering adalah kalsifikasi matriksnya yaitu didahului oleh
peningkatan ukuran dan volume sel dan diikuti dengan kematian. Meskipun kalsifikasi
merupakan perubahan regresif , tetapi normal terjadi di dalam tulang rawan tertentu yang
menetapkan suatu model untuk perkembangan tulang
6. Regenerasi
Pada orang dewasa atau tua, regenerasi sulit dan sering tidak Iengkap. Pada orang dewasa
maka regenerasi oleh karena kegiatan periochondrium. Bila tulang rawan frak-tur, maka sel-
sel perichondrium memasuki daerah fraktur dan menghasilkan tulang rawan baru. Pada
daerah kerusakan yang lugs (atau kadang-kadang kerusakan kecil) maka perichondrium
tidak membentuk tulang rawan baru, tetapi membentuk perut jaringan penyambung padat.
Dalam prep. Histologik rutin maka kolagen tidak dapat dibedakan dengan at amorf tersebut
oleh karena :
1. Kolagen tersebut terutama terdapat dalam bentuk fibril, sebagian besar berukuran
submikroskopik
2. Serabut dan fibril tersebut mempunyai indeks bias yang sangat dekat dengan indeks bias
zat amorf yang mengelilinginya. Komponen utama matriks amorf tulang rawan adalah
GLIKOSAMINOGLIKAN yang dibagi jadi 2 golongan utama :
a. Asam Hiallluronat
Suatu polisakarid tidak bercabang yang sangat panjang
b. Sejenis Proteoglikan
7. Vaskulaiisasi
Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah. Mendapat zat gizi dari difusi dari kapiler
dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan sinovial dari kavum sendi.
Dalam beberapa kasus terdapat pembuluh darah menembus tulang rawan untuk memberi
makan jaringan lain. Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh limfe dan saraf mempunyai
kecepatan metabolisme rendah.
3. FIBROKARTILAGO
Adalah suatu jaringan dengan sifat pertengahan di antara sifat penyambung padat dan
tulang rawan Hialin ditemukan pada discus Intervertebrata, perlekatan Ligamentum
tertentu ke tulang, simfisis, pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaringan
penyambung padat dan daerah perbatasan tidak jelas, tetapi memperlihatkan peralihan
secara berangsur. Matriks Fibrokartilago bersifat Asidofil oleh karena mengandung
sejumlah besar serabut kolagen kasar jenis 1. Jalinan serabut kolagen yang tertanam
dalam matriks Malin sangat memperkuat tulang rawan, dapat tahan terhadap kekuatan
besar tetapi tetap pegas terhadap deformasi.