Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

OPTIMISASI

ALGORITMA GOLDEN SECTION SEARCH

Disusun oleh :

Mega Widya Pratiwi (1157010038)

Siti Nurlela (1167010068)

Revyana (1167010055)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah optimisasi tentang
Algoritma Golden Section Search berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak Asep Iwang,M.Si selaku dosen mata
kuliah Optimisasi UIN yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai algoitma Golden Section Search , yang mana algoritma ini
sangat bermanfaat di bidang arsitektur. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandung, Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ iv
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. iv
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... v
C. Tujuan ............................................................................................................................................ v
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
A. OPTIMISASI................................................................................................................................. 2
B. Algoritma Golden Section Search ............................................................................................... 2
1. Definisi Algoritma Golden Section Search ................................................................................. 2
2. Algoritma Golden Section Search pada Pemrograman Non Linear Tanpa Kendala ............. 3
3. Langkah- Langkah Untuk Mencari Solusi Optimal .................................................................. 5
C. Aplikasi Golden Section dalam kehidupan nyata .................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................................................ 15
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah optimasi muncul di berbagai bidang rekayasa, yaitu saat rekayasawan harus
mengambil keputusan pada situasi dimana beberapa tujuan yang sering kali saling bertentangan
serentak harus dipenuhi secara optimal, sambil mempertimbangkan terbatasnya sumber daya yang
ada. Karenanya diperlukan suatu sistem/proses untuk mendukung pengambilan keputusan tersebut.
Optimasi merupakan suatu proses untuk mencari kondisi yang optimum, dalam arti paling
menguntungkan. Optimasi bisa berupa maksimasi atau minimasi. Jika berkaitan dengan masalah
keuntungan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan keuntungan maksimum. Jika
berkaitan dengan masalah pengeluaran/pengorbanan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang
memberikan pengeluaran/pengorbanan minimum.

Optimisasai dapat di gunakan dalam dunia arsitektur dengan menggunakan salah satu metode
yaitu Algoritma Golden Sectio Search.

Arsitektur dan interior sebagai ilmu yang saling berkaitan, merupakan ranah ilmu yang
mencakup banyak aspek pertimbangan dalam proses merancang. Aspek yang paling penting dan
selalu dibahas, adalah manusia. Hal ini dikarenakan adanya suatu usaha yang dibutuhkan manusia
dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, tentunya ada masih banyak lagi aspek yang menjadi
pertimbangan, salah satunya adalah keindahan.

Keindahan sendiri sering kali dianggap sebagai sesuatu yang relatif, tergantung pada selera
masing-masing individu. Lalu bagaimana menentukan suatu desain indah atau tidak? Ada beberapa
metode pendekatan yang bisa digunakan untuk menentukan tercapai atau tidaknya aspek ini. Salah
satunya adalah dengan mengukur seberapa proporsional, hal ini juga diungkit oleh Vitruvius dalam
kutipan di atas, komposisi yang dihasilkan, baik secara visual atau pun non-visual.

Metode ini disebut sebagai Golden Section. Digunakan sebagai pendekatan dalam
menemukan proporsi yang ideal melalui perbandingan rasio dari bentuk-bentuk geometris dalam
arsitektur. Proporsi yang dihasilkan oleh metode ini dianggap menghasilkan bentuk yang paling
indah.

Kembali pada kaitannya dengan arsitektur dan interior, golden section bisa diterapkan dalam
menentukan denah, tampak, potongan, dsb. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai algoritma
Golden Section Search untuk meminimasi dan memaksimasi sebuah nilai.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Optimisasi ?
2. Apa itu Algoritma Golden Section Search?
3. Bagaimana aplikasi Golden Section dalam kehidupan nyata?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Optimisasi
2. Untuk mengetahui algoritma Golden Section Search
3. Untuk Mengetahui aplikasi Golden Section dalam kehidupan nyata

v
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. OPTIMISASI
Optimisasi ialah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai
efektif yang dapat dicapai). Dalam disiplin matematika optimisasi merujuk pada studi
permasalahan yang mencoba untuk mencari nilai minimal atau maximal dari suatu fungsi riil.
Untuk dapat mencapai nilai optimal baik minimal atau maximal tersebut, secara sistimatis
dilakukan pemilihan nilai variabel bilangan bulat atau riil yang akan memberikan solusi
optimal.

Optimasi merupakan suatu proses untuk mencari kondisi yang optimum, dalam arti
paling menguntungkan. Optimasi bisa berupa maksimasi atau minimasi. Jika berkaitan dengan
masalah keuntungan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan keuntungan
maksimum (maksimasi). Jika berkaitan dengan masalah pengeluaran/pengorbanan, maka
keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan pengeluaran/pengorbanan minimum
(minimasi).

B. Algoritma Golden Section Search

1. Definisi Algoritma Golden Section Search


Golden Section Search merupakan salah satu cara atau metode optimasi numerik yang
dapat diterapkan untuk fungsi yang bersifat unimodal. Kedua tipe optimasi, yaitu maksimasi
dan minimasi dapat diselesaikan dengan cara ini. Golden-Section (search) method merupakan
metode optimasi satu variabel yang sederhana, dan mempunyai pendekatan yang mirip
dengan metode bisection dalam penentuan akar persamaan tak linier. Tinjaulah fungsi f(x)
yang akan ditentukan maksimum-nya, pada rentang 𝒙 = 𝒙𝟏 dan 𝒙 = 𝒙𝒖 .

Mirip dengan bisection, ide dasar metode ini adalah memanfaatkan nilai yang lama
sebagai nilai yang baru, secara iteratif. Sebagai akibatnya, rentang/ interval awal variabel
yang dipilih semakin lama akan semakin menyempit, karena ada sebagian sub-interval
variabel yang dieliminasi, hingga diperoleh tingkat konvergensi yang diinginkan.

Dalam matematika bisection adalah metode pencarian akar yang berlaku untuk fungsi
continue di mana kita mengetahui dua nilai dengan tana yang berlawanan. Metode ini terdiri
dari membagi dua interval secara berulang yang di tentukan oleh nilai-nilai ini dan kemudian
2
memilih subinterval di mana fungsi berubah tanda, dan oleh karena itu harus mngandung
root. Metode ini merupakan metode yang sangat sederhana dan kuat tetapi realtif lambat.

2. Algoritma Golden Section Search pada Pemrograman Non Linear Tanpa Kendala
Algoritma Golden section Search dapat di gunakan untuk mencari solusi optimal pada
pemrogrman non linier Tanpa kendala

Secara umum masalah pemrograman nonlinear dapat dinyatakan sebagai berikut:

Tentukan nilai variabel keputusan (𝑋1 , 𝑋2 … … . 𝑋𝑛 ) untuk permasalahan

max atau min =


z  f x1 , x2 ,..., xn 

Dengan Kedala :

g1 x1 , x2 ,..., xn , , b1

g 2 x1 , x2 ,..., xn , , b2


g m x1 , x2 ,..., xn , , bm

di mana f dan g adalah fungsi nonlinear.

Pemrograman nonlinear tanpa kendala dengan satu peubah :

max (atau min) = f(x)

x  a, b

1.Tentukan semua maksimum (minimum) lokal

2.Tentukan nilai f(x) untuk semua maksimum (minimum) lokal.

3.Nilai f(x) terbesar (terkecil) merupakan solusi optimal

Penyempitan Selang Pada Algoritma Golden Section Search

3
Dari grafik dapat terlihat bahawa dalam Algoritma golden section search memanfaatkan nilai
yang lama sebagai nilai yang baru, secara iteratif. Sebagai akibatnya, rentang/ interval awal
variabel yang dipilih semakin lama akan semakin menyempit, karena ada sebagian sub-
interval variabel yang dieliminasi, hingga diperoleh tingkat konvergensi yang diinginkan.

Perhatikan Grafik berikut ini :

Sehingga :

f(𝑿𝟏 ) > f (𝑿𝟐 ) f(𝑿𝟏 ) ≤ f (𝑿𝟐 )

𝑋𝑙 = 𝑋2 𝑋𝑙 = 𝑋𝑙
Kasus maksimasi 𝑋𝑢 = 𝑋𝑢 𝑋𝑢 = 𝑋1
𝑋2 = 𝑋1 𝑋1 = 𝑋2

4
𝑋𝑙 = 𝑋𝑙 𝑋𝑙 = 𝑋2
Kasus Minimasi 𝑋𝑢 = 𝑋1 𝑋𝑢 = 𝑋𝑢
𝑋1 = 𝑋2 𝑋2 = 𝑋1

3. Langkah- Langkah Untuk Mencari Solusi Optimal


Langkah-langkah untuk mencari olusi optimal dengan menggunakan algoritma golden
section search :

Mulailah dari 2 nilai tebakan awal 𝑋𝑙 dan 𝑋𝑢 , yang mengapit titik maksimum/minimum

Tentukan 𝑋1 dan 𝑋2

𝑋1 = 𝑋𝑙 + 𝑑

𝑋2 = 𝑋𝑢 − 𝑑

Dengan d

√5−1
d= (𝑋𝑢 - 𝑋𝑙 )
2

3. Berdasarkan harga f (x) pada 2 titik tersebut (𝑋1 dan 𝑋2), maka diharapkan ada sebagian
interval yang dapat dieliminasi, sehingga salah satu titik lama bisa dipakai lagi pada evaluasi
langkah berikutnya. Jadi hanya diperlukan 1 titik baru. Demikian seterusnya.
4. STOP jika ( 𝑋𝑢 - 𝑋𝑙 ) < 𝛼

Contoh 1 Kasus Maksimasi

Max:f(x) = ln(x) – 0,1𝑋 2 pada selang [1,3], dengan toleransi (𝛼) = 0,5 menggunakan
Algoritma Golden-Section search

Penyelesaian
𝑋𝑙 = 1
𝑋𝑢 = 3
√5−1 √5−1
d= (𝑋𝑢 - 𝑋𝑙 ) = (3-1) = 1,236
2 2

𝑋1 = 𝑋𝑙 + 𝑑
= 1 + 1,236 = 2,236
𝑋2 = 𝑋𝑢 − 𝑑

5
=3 - 1,236 = 1,764
f(𝑋1 ) = ln(2,236) – 0,1(2,236)2 = 0,305
f(x2) = ln(1,764) – 0,1(1,764)2 = 0,256
f(𝑋1 ) > f (𝑋2)

Iterasi 1
𝑋𝑙 = 1,764 (1,236) > 𝛼
𝑋𝑢 = 3
𝑋2 = 2,236
Cari 𝑋1 baru :
√5−1 √5−1
d= (𝑋𝑢 - 𝑋𝑙 ) = (3 -1,764) = 0,764
2 2

𝑋1 = 𝑋𝑙 + 𝑑
= 1,764 + 0,764 = 2,528
f(𝑋1 ) = ln(2,528) – 0,1(2,528)2 = 0,288
f(x2) = 0,305
f(𝑋1 ) < f (𝑋2)

iterasi 2
𝑋𝑙 = 1,764 (0,764) > 𝛼
𝑋𝑢 = 2,528
𝑋1 = 2,236
Cari 𝑋2
√5−1 √5−1
d= (𝑋𝑢 - 𝑋𝑙 ) = (2,528 -1,764) = 0,0472
2 2

𝑋2 = 𝑋𝑢 − 𝑑
= 2,528 - 0,0472 = 2,4808
f(𝑋1 ) = 0,305
f(𝑋2) = ln(2,4808) – 0,1 (2,4808)2 = 0,298
f(𝑋1 ) > f (𝑋2)
iterasi 3
𝑋𝑙 = 2,4808 (0,0472) < α
𝑋𝑢 = 2,528
𝑋2 = 2,236
STOP

6
Jadi titik maksimumnya di
𝑋 ∗ = 2,236
dengan nilai maksimum fungsi
f(𝑋 ∗ ) = ln(2,236) -0,1 (2,236)2 =0,305

Contoh 2 Kasus Minimasi

Min f(x) =-x (5π-x) pada selang [0,20], dengan toleransi = 1, menggunakan Algoritma
Golden Section search .

Penyelesaian :
𝑋𝑙 = 0
𝑋𝑢 = 20
√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (20-0) = 12,36
𝟐 𝟐

𝑿𝟏 = 𝑿𝒍 + 𝒅
= 0 + 12,36 = 12,36
𝑿𝟐 = 𝑿𝒖 − 𝒅
= 20-12,36 = 7,64
f(𝑿𝟏 ) = -12,36 (5(3,14) – 12,36) = -41,37
f(x2) = -7,64(5(3,14) – 7,64) = -61,64
f(𝑿𝟏 ) > f (𝑿𝟐 )
Iterasi 1

𝑋𝑙 = 0 12,36 > 𝛼
𝑋𝑢 = 12,36
𝑿𝟏 = 7,64
Cari 𝑿𝟐 baru
√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (12,36 - 0) =7,64
𝟐 𝟐

𝑿𝟐 = 𝑿𝒖 − 𝒅
=12,36 – 7,64 = 4,72
f(𝑿𝟏 ) = -7,64 (5(3,14) – 7,64) = -61,58
f(x2) = -4,72 (5(3,14) – 4,72) = - 51,82
f(𝑋1 ) < f (𝑋2)
iterasi 2

7
𝑋𝑙 = 4,72 7,64 > 𝛼
𝑋𝑢 = 12,36
𝑿𝟐 = 7,64
Cari 𝑿𝟏 baru
√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (12,36 – 4,72) =4,72
𝟐 𝟐

𝑿𝟏 = 𝑿𝒍 + 𝒅
=4,72 + 4,72 =9,44
f(𝑿𝟏 ) = -9,44 (5(3,14) – 9,44) = -59,09
f(x2) = -7,64 (5(3,14) – 7,64) = - 61,58
f(𝑋1 ) > f (𝑋2)
Iterasi 3
𝑋𝑙 = 4,72 4,72 > 𝛼
𝑋𝑢 = 9,44
𝑿𝟏 = 7,64
Cari 𝑿𝟐 baru
√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (9,44 - 4,72) = 2,92
𝟐 𝟐

𝑿𝟐 = 𝑿𝒖 − 𝒅
=9,44 – 2,92 = 6,52
f(𝑿𝟏 ) = -7,64 (5(3,14) – 7,64) = -61,58
f(x2) = -6,52 (5(3,14) – 6,52) = - 59,85
f(𝑋1 ) < f (𝑋2)
iterasi 4
𝑋𝑙 = 6,52 2,92 > 𝛼
𝑋𝑢 = 9,44
𝑿𝟐 = 7,64
Cari 𝑿𝟏 baru
√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (9,44 – 6,52) = 1,80
𝟐 𝟐

𝑿𝟏 = 𝑿𝒍 + 𝒅
= 6,52 + 1,80 = 8,32
f(𝑿𝟏 ) = -8,32 (5(3,14) – 8,32) = -61,40
f(x2) = -7,64 (5(3,14) – 7,64) = - 61,58
f(𝑿𝟏 ) > f (𝑿𝟐 )

8
iterasi 5
𝑋𝑙 = 6,52 1,80 > 𝛼
𝑋𝑢 = 8,32
𝑿𝟏 = 7,64
Cari 𝑿𝟐 baru
√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (8,32 – 6,52) =1,11
𝟐 𝟐

𝑿𝟐 = 𝑿𝒖 − 𝒅
=8,32 –1,11 = 7,21
f(𝑿𝟏 ) = -7,64 (5(3,14) – 7,64) = -61,58
f(x2) = -7,21 (5(3,14) – 7,21) =- 61,21
f(𝑿𝟏 ) < f (𝑿𝟐 )

Iterasi 6 : 1,11 > 𝜶

𝑋𝑙 = 7,21

𝑋𝑢 = 8,32

𝑋2 = 7,64

Cari 𝑋1 baru

√𝟓−𝟏 √𝟓−𝟏
d= (𝑿𝒖 - 𝑿𝒍 ) = (8,32 – 7,21) =0,6` 85
𝟐 𝟐

𝑋1 = 𝑋𝑙 − 𝑑 = 7,21 + 0,685 = 7,90

f(𝑿𝟏 ) = -7,90 (5(3,14) – 7,90) = -61,62


(𝑓(𝑥2 ) = -7,64 (5(3,14) – 7,64) =- 61,58

f(𝑿𝟏 ) < f (𝑿𝟐 )

iterasi 7 :

𝑋𝑙 = 7,64 0,68 < 𝛼

𝑋𝑢 = 8,32

𝑋2 = 7,90

STOP
9
Jadi titik minimum pendekatannya ialah

𝑋 ∗ = 7,90

Dengan nilai minimum fungsi

f(𝑋 ∗ ) = −7,90 (5(3,14) − 7,90) = −61,62

C. Aplikasi Golden Section dalam kehidupan nyata


Arsitektur dan interior sebagai ilmu yang saling berkaitan, merupakan ranah ilmu yang
mencakup banyak aspek pertimbangan dalam proses merancang. Aspek yang paling penting
dan selalu dibahas, menurut saya, adalah manusia. Hal ini dikarenakan adanya suatu usaha
yang dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Seperti yang diungkapkan oleh
Frank Lloyd Wright dalam bukunya In The Realm of Ideas:

Architecture is that great living creative spirit which from generation to generation,
from age to age, proceeds, persists, creates, according to the nature of man, and his
circumstances as they change. That is really architecture.

Namun, tentunya ada masih banyak lagi aspek yang menjadi pertimbangan, salah
satunya adalah keindahan. Hal ini bahkan sudah diungkapkan sejak berabad-abad yang lalu
oleh Vitruvius dalam bukunya Ten Books of Architecture sebagai berikut:

Keindahan sendiri sering kali dianggap sebagai sesuatu yang relatif, tergantung pada
selera masing-masing individu. Lalu bagaimana menentukan suatu desain indah atau tidak?
Ada beberapa metode pendekatan yang bisa digunakan untuk menentukan tercapai atau
tidaknya aspek ini. Salah satunya adalah dengan mengukur seberapa proporsional, hal ini juga
diungkit oleh Vitruvius dalam kutipan di atas, komposisi yang dihasilkan, baik secara visual
atau pun non-visual.

Metode ini disebut sebagai Golden Section. Digunakan sebagai pendekatan dalam
menemukan proporsi yang ideal melalui perbandingan rasio dari bentuk-bentuk geometris
dalam arsitektur. Proporsi yang dihasilkan oleh metode ini dianggap menghasilkan bentuk yang
paling indah.

Kembali pada kaitannya dengan arsitektur dan interior, golden section bisa diterapkan
dalam menentukan denah, tampak, potongan, dsb. Ada beberapa contoh bangunan yang

10
dianggap baik dari segi estetika dalam penerapan golden section di dalamnya, berikut
contohnya (lihat Figure 1, 2 & 3).

Contoh-contoh yang saya temukan ini memperlihat penerapan golden section pada
bagian tampak dan denah bangunan. Pada contoh 1, 2, dan 3 elemen pada fasad bangunan serta
tampilan yang akan terlihat dari luar ternyata sesuai dengan proporsi yang dihasilkan dari
metode Golden Section. Sedangkan contoh 4, Golden Section diterapkan dalam menentukan
grid dan as pada bangunan.

1| Taj Mahal

2| CN Tower

3| Notre Dame

4| Villa Malcontenta & Villa Stein

Figure 1 Figure 2 Figure 3

Dari ke empat contoh di atas tentunya terdapat


Figure 4
perbedaan penerapan yang saya coba bagi menjadi 2

11
tipe, yaitu ‘tertangkap mata manusia’ dan ‘tidak tertangkap mata manusia’. Tertangkap
manusia maksudnya adalah bisa dilihat manusia di sekitar, maupun pengguna bangunan
tersebut sehingga bias dinikmati secara langsung. Sedangkan ‘tidak tertangkap mata manusia’
maksudnya adalah penerapan proporsi yang sesuai Golden Section tersebut tidak bisa dinikmati
secara langsung oleh manusia pengguna bangunan tersebut, kecuali oleh arsitek perancangnya.

Kembali pada pembahasan awal, bahwa Golden Section digunakan sebagai metode
dalam rangka menemukan proporsi yang paling tepat sehingga tercapai suatu keindahan pada
karya. Saya kemudian jadi bertanya-tanya, apakah kemudian dengan tercapainya keindahan
tersebut akan memberikan efek tertentu pada pengguna bangunan? Karena aspek manusia,
terutama manusia yang menjadi objek pengguna bangunan, dalam arsitektur adalah aspek yang
menjadi pertimbangan utama. Seperti halnya yang diungkapkan Frank Lloyd Wright di awal
essay ini.

Saya akan mencoba membahas tipe pertama. Proporsi elemen fasad yang bisa dilihat
langsung oleh manusia, dalam asumsi saya, akan memberikan suatu kecenderungan psikologis
pada manusia pengguna bangunan, terutama dalam prosesnya mendekat dan masuk ke dalam
bangunan. Asumsi ini mengaitkan dari yaitu Emotional Design oleh Donald Norman dan The
Space Within.

Kutipan di atas memperkuat asumsi bahwa suatu pemandangan terhadap bangunan bisa
menimbulkan efek psikologis tertentu. Dan ketika pemandangan yang dihadirkan bernilai
atraktif, akan terjadi suatu hubungan antara manusia yang melihatnya dengan bangunan
tersebut. Entah itu hanya dari segi emosional, atau bahkan sampai mempengaruhi perilaku
interaksi manusia dengan bangunan tersebut.

Kutipan yang kedua, dari buku “The Space Within” juga memperkuat asumsi.

In his “Building as Percepts”, Rudolf Arnheim points out that one’s percepts typically concern
the autonomous existence of object as they form in the mind from many individual impressions,
particularly as one approaches or passes through a building. And he notes that our end image
of an object (or building, as one sort of object) is thus the result of our spontaneous integration
of these multiple visual projections into a total perceptual image.

Dari kedua literatur ini bisa diambil kesimpulan bahwa tampilan suatu bangunan bisa
mengantarkan manusia penggunanya untuk merasakan perjalanan yang bisa memperkuat
kualitas yang ingin disajikan dalam ruang-ruang bangunan tersebut. Hal ini bisa tercapai, salah

12
satunya, dengan menggunakan metode Golden Section. Sehingga timbul suatu keindahan
melalui proporsi yang pas.

Namun, jika saya terapkan pemahaman ini pada tipe penerapan kedua, yaitu ‘tidak
tertangkap mata manusia’, hasilnya akan berbeda. Ketika keindahan proporsi tersebut hanya
bisa dilihat melalui denah, susunan kolom, dll bagaimana pengaruhnya bagi manusia pengguna
di dalamnya? Dapatkah pembagian ruang, susunan kolom, dan bentuk denah yang proporsional
memberikan efek tertentu tanpa perlu dilihat secara visual?

Jika kita lihat sekilas tentang pengertian harafiah dari estetika dan keindahan, terlihat
bahwa yang dimaksud adalah sesuatu yang bisa dinikmati oleh manusia sehingga timbul suatu
perasaan senang dan apresiasi terhadap keindahan tersebut. Namun, jika kita lihat pada tipe
yang kedua, hal ini akan menjadi sulit dicapai karena manusia mengalami ruang yang 3 dimensi
di dalamnya, dan sangat sulit mengakses pemandangan keproporsionalan yang dibentuk oleh
ruang-ruang tersebut.

Lantas apa kepentingan yang muncul, terutama yang berkaitan dengan manusia
pengguna, ketika menerapkan metode ini pada denah? Saya sendiri belum menemukan literatur
yang bisa menjelaskan pertanyaan ini, namun saya memiliki pandangan dalam menerapkan
Golden Section pada ruang dalam dan efeknya pada manusia.

Berbicara tentang ruang dalam tentu akan ada banyak elemen penyusun yang dibahas
di dalamnya. Dalam hal ini akan lebih berfokus pada elemen furnitur karena sangat berkaitan
dengan manusia, terutama dalam hal dimensi.

Dari kutipan di atas terlihat bagaimana kaitan antara manusia dan furnitur. Sebagai
benda yang menjadi body extension tentunya tidak terlepas dari dimensi standar manusia. Dan
karena tujuannya adalah untuk memudahkan dan meningkatkan efektifitas kegiatan manusia,
tentu ukuran yang menjadi standar tidak hanya sesuai, namun juga memberikan kenyamanan.
Di sinilah peran Golden Section terjadi lagi.

Golden Section kemudian bisa diterapkan dalam mencapai aspek ergonomis dari suatu
furnitur. Mengapa? Karena dalam prosesnya furniture, sebagai elemen ruang dalam,
menggunakan ukuran standar manusia sebagai acuannya, dan jika ditilik lagi, ukuran tubuh
manusia pun mengandung Golden Section pada bagian-bagiannya. Sehingga dalam mencapai
keharmonisan antara manusia dengan furnitur, Golden Section kemudian bisa dipakai untuk
menjembatani.

13
The golden section can lead to the creation of harmony of human dimensions with preferable
workplace design. (Krystyna Gielo-Perczak, 2001)

Dari hal-hal yang dijelaskan di atas, akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa
penerapan Golden Section pada arsitektur dan interior tidak sekedar untuk mencapai keindahan
semata, namun lebih jauh lagi bagaimana keindahan tersebut direspon dan bisa dirasakan
kebermanfaatannya dalam penggunaan desain oleh manusia.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Algoritma Golden Section search merupakan salah satu cara atau metode optimasi
numerik yang dapat diterapkan untuk fungsi yang bersifat unimodal. Metode ini di gunakan
untuk mencari solusi optimal pada pemrograman non linier tanpa kendala. Dalam metode ini
memanfaatkan nilai yang lama sebagai nilai yang baru, secara iteratif. Sebagai akibatnya,
rentang/ interval awal variabel yang dipilih semakin lama akan semakin menyempit, karena
ada sebagian sub-interval variabel yang dieliminasi, hingga diperoleh tingkat konvergensi yang
diinginkan.

B. Saran
Untuk yang akan mengkaji tentang masalah optimisasi dengan menggunakan
Algoritma Golden section search untuk mencapai nilai yang optimum maka nilai
signifikasi/toleransi harus sangat kecil.

15
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/Algoritmagoldensectionsearch.

Rahmafitriani.2013. Algoritma golden section search.lecture.ub.ac.id/2013

https://diyarkholisoh.files.wordpress.com

https;//lisnam.blogspot.com

16

Anda mungkin juga menyukai