Blawong
Pada Bab I ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup
pekerjaan dan pemahaman konsultan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan
serta sistematika laporan pendahuluan
Bab I - 0
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
Bab I - 1
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
Bab I - 2
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
Adapun peraturan dan perundangan yang menjadi acuan konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong diantaranya adalah :
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disusun oleh pengguna jasa
b. Permen PUPR No. 08/PRT/M/2015 tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan
Jaringan Irigasi.
c. Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 9 Tahun
2012 tentang Sempadan Jaringan Irigasi.
d. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul Nomor 5 Tahun 1987
tentang Jaringan irigasi.
e. Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan (KP) 01 – 09.
f. Metoda, standar, dan peraturan lainnya : Bilamana menggunakan sumber lain untuk
acuan, metode atau peraturan yang berkaitan dengan perencanaan ini, akan
dicantumkan secara jelas dan lengkap sumbernya (judul, pengarang, tahun terbit,
penerbit, dan lain-lain).
Lingkup pekerjaan ini adalah inventarisasi aset tanah D.I Blawong yang berada di
kabupaten Bantul, melintasi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Jetis, Kecamatan
Bambanglipuro dan Kecamatan Bantul yang terdiri dari Saluran Primer, Saluran
Sekunder Blawong 1 dan Saluran Sekunder Blawong 2.
Adapun ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
diantaranya :
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi sosialisasi kepada P3A, warga sekitar jaringan irigasi,
tokoh masyarakat, pemerintah setempat, dan petugas operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi. Sosialisasi mengundang sebanyak 50 orang sejumlah 3 kali yaitu
saat mulai pekerjaan, sebelum pembahasan Laporan antara dan sebelum
pembahasan draft Laporan Utama Laporan Akhir (Final Report) yang masing-
masing dilaksanakan di 3 lokasi di wilayah saluran primer, wilayah saluran
sekunder Blawong I, saluran sekunder Blawong II. Untuk sosialisasi ini
menggunakan sewa gedung di balai desa setempat atau di rumah penduduk;
Selain sosialisasi pekerjaan persiapan juga meliputi mobilisasi dan demobilisasi
personil, penyediaan peralatan kantor, peralatan survey lapangan, kendaraan
operasional, dan lain-lain.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder yang meliputi peta-peta, skema jaringan dan bangunan
irigasi, data demografi sosial ekonomi pertanian, data lahan pertanian beririgasi,
Bab I - 3
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
one map/satu peta IGT, data kelembagaan pengelola irigasi dari instansi pemerintah
sampai dengan tingkat petani (IP3A/GP3A/P3A), data pembebasan tanah, dan
laporan hasil kegiatan dahulu yang terkait (bila ada);
c. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan di lapangan untuk memperoleh data awal dan identifikasi
sarana dan prasarana jaringan irigas sebagai bahan kajian dan bahan pekerjaan
selanjutnya agar pelaksanaan pengukuran lebih lancar dan hasil inventarisasi lebih
valid;
d. Survey Pengukuran
1. Penentuan dan Pemasangan Patok BM (Bench Mark)
Penentuan dan pemasangan patok diawal titik Bendung Blawong, dipintu
bagi dan diakhir saluran Sekunder Blawong 1 dan saluran Sekunder Blawong
2 masing-masing dipasang 1 (satu) buah. Patok BM terbuat dari beton
dengan ukuran 20x20x100 cm ditanam kurang lebih 75 cm (yang kelihatan
di atas tanah kurang lebih 25 cm). Ditengah Patok terpasang baut dengan
panjang 10 cm dan berdiameter 1 cm, pemasangan diletakkan pada lokasi
yang mudah terlihat.
2. Pengukuran Situasi
Pengukuran detail situasi mencakup batas-batas bidang kepemilikan tanah
yang berbatasan dengan jaringan irigasi yang masuk dalam daerah sempadan
jaringan irigadi, pengukuran batas tanah melibatkan pemilik tanah, petugas
lapangan dan pemerintah setempat untuk verifikasi batas tanah berdasarkan
data pembebasan tanah yang ada. Pemasangan batas tanah menggunakan
patok kayu sebanyak 150 buah yang digunakan untuk memberi tanda batas
yang bersifat sementara pada saat pengukuran. Titik ini ditanam ke dalam
tanah dengan kedalaman 0,25 s.d. 0,50 meter. Patok dimasukkan ke dalam
tanah dengan cara dipukul dan sisa yang menonjol dari permukaan tanah 5
sampai 10 cm. Sebaiknya alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah
terlihat. Ukurannya 5 x 5 cm atau 10 x 10 cm., setelah semua pihak sepakat
dengan batas tanah tersebut dilakukan pengukuran mengunakan alat ukur,
digitasi dan dipasang patok batas sebanyak 300 buah, ukuran 15 x 15 cm,
dan tinggi sekurang-kurangnya 0,40 m, yang separoh dimasukkan ke
dalam tanah atau dasar sekurang-kurangnya tinggi 0,20 m.
e. Penggambaran Topografi
Membuat gambar topografi hasil pengukuran lengkap dengan peta situasi lokasi
daerah irigasi dengan skala 1:2.000. Gambar potongan memanjang dengan
potongan melintang setiap 50 m. Potongan memanjang skala horisontalnya
1:2.000; skala vertikalnya 1:200. Skala untuk potongan melintang 1:200
horisontal dan 1:200 vertikal. Panjang potongan melintangnya adalah minimal
sampai garis sempadan jaringan irigasi. (menunjukan batas tanah yang sudah
dibebaskan dan garis sempadan);
Bab I - 4
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
Bab I - 5
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
Bab I - 6
Laporan Pendahuluan Perencanaan Inventarisasi Aset Tanah D.I. Blawong
GAMBAR
No table of figures entries found.
Tabel
No table of figures entries found.
Bab I - 7