Anda di halaman 1dari 2

Kacang Tunggak mungkin masih terdengar asing bagi pembaca yang berasal dari luar pulau jawa.

Masyarakat lokal sering menyebut kacang tunggak dengan sebutan kacang Tolo.Pemilik nama latin Vigna
unguiculata ini biasanya tumbuh secara liar dikebun-kebun warga.Hal ini dikarenakan kacang tunggak
memiliki beberapa keunggulan diantaranya toleran terhadap kekeringan, hama dan penyakit relatif
sedikit. Mudah dibudidayakan serta dapat menghasilkan sekalipun pada tanah yang berbatu-batu dan
tanah yang rendah unsur hara (Rukmana dan Yuniarsih, 2000 dalam Polnaya 2008).

Cara mengkonsumsi kacang tolo sangat terbatas menyebabkan kacang tolo tidak populer seperti kacang
kedelai dan kacang hijau. Kurangnya pemanfaatan kacang tunggak sangat disayangkan sekali mengingat
bahwa kandungan protein pada kacang tunggak nomor dua tertinggi setelah kacang kedelai. Kandungan
protein kacang tolo relatif tinggi , yaitu sebesar 22,9 g/100 g dan mengandung lisin yang tinggi, sehingga
dapat menyempernukan kualitas protein dari biji-bijian tersebut.

Kacang Tunggak memiliki potensi besar sebagai bahan pangan yang bergizi sebagai pengganti kacang
kedelai. Pemanfaatan kacang tunggak hanya terbatas, biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran seperti
sayur brongkos (disajikan bersama dengan daging sapi/tetelan). Kandungan protein kacang tunggak
berkisar antara 18,3%–25,53 %. Keunggulan kacang tunggak adalah memiliki kadar lemak yang lebih
rendah sehingga dapat meminimalisasi efek negatif dari penggunaan produk pangan berlemak. Kacang
tunggak juga memiliki kandungan vitamin B1 lebih tinggi dibandingkan kacang hijau. Asam amino yang
penting dari protein kacang tunggak adalah kandungan asam amino lisin, asam aspartat dan glutamat
(Chavan dkk (1989) dalam Rosida 2013). Komposisi kimia biji kacang tunggak menurut (Winarto dan
Kasno, 1998) disajikan pada Tabel di bawah ini.

Untitled

Kacang tunggak memiliki berbagai senyawa seperti anti tripsin, lektin, oligosakarida dan asam fitat. Anti
tripsin merupakan senyawa protein yang bersifat antinutrisi, yang dapat menghambat kemampuan dari
aktivitas enzim tripsin di dalam saluran pencernaan. Lektin adalah senyawa yang dapat menggumpalkan
sel darah merah. Asam fitat merupakan senyawa pada kotiledon kacang-kacangan. Sedangkan
oligosakarida teridiri dari verbaskosa, stakiosa, dan rafinosa (Anonim, 2015).

Sumber Pustaka:
Anonim. 2015. Kacang tolo (Vigna unguiculata) http://www.pbftp13.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 13 September 2015, pukul 00.31 WIB

Rosida, D.F, Hardiyanti, Q dan Murtiningsih. 2013. Kajian Dampak Subtitusi Kacang Tunggak pada Kualitas
Fisik dan Kimia Tahu. Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur

Polnaya, F. 2008. Eksplorasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata, L. Walp)
Di Pulau Lakor. Jurnal Budidaya Pertanian Vol. 4, No.2 P: 115-121

Winarto, Achmad dan Kasno, Astanto. 1998. Kacang Tunggak. Balai Peneltitian Tanaman Kacang-
kacangan dan Umbi-umbian. Malang

Anda mungkin juga menyukai