Anda di halaman 1dari 206

----

PETUNJUKKESELAMATAN PASIEN
RUM.AHSAKJTUMUM PUSAT NASIONAL on CJPTO MANGUNKUSUMO FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSJTASINDONESIA
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
PANDUAN
PENERAPAN
MUTU DAN
KESELAMAT
AN DI
RUMAH
SAKIT BAGI
DOKTER

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


NASIONAL DR. CIPTO
MANGUNKUSUMO
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
INDONESIA
KOMITE MUTU, KESELAMATAN, DAN
KINERJA
JAKARTA
2015
Kata
Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT


sehingga Buku "Panduan Penerapan Mutu &
Keselamatan di Rumah Sakit Bagi Dok- ter" dapat
selesai disusun. Buku ini merupakan pembaharuan dari
buku saku Quality and Safety yang pemah diterbitkan
pada Januari 2011 yang lalu. Dalam edisi terbaru ini
telah dimasukkan pengetahuan prak- tis bagi Dokter
yang melakukan pelayanan agar mutu dan keselamatan
pasien dan staf dapat terjaga sesuai dengan standar Joint
Commision International edisi ke-5 yang berlaku mulai
April 2014.
Seperti kita ketahui bersama, saat ini tuntutan akan
pelayanan
medis yang bermutu terus meningkat dan isu terkait
keamanan di Rumah Sakit semakin mengemuka sehingga
penerapan standar mutu dan keselamatan mau tidak
mau menjadi suatu keharusan untuk men- jaga
keamanan dan keselamatan baik pasien maupun tenaga
medis sendiri.
Dengan menerapkan standar mutu dan keselamatan,
setiap pega-
wai dan peserta didik dapat bahu membahu mewujudkan
Rumah Sakit pendidikan bertaraf intemasional yang
bermutu dan aman melalui pembentukan budaya
keselamatan, keselamatan pelayanan, staf yang
bertanggungjawab, keterlibatan pasien, memiliki sistem
pendukung yang arnan, serta merupakan tempat yang
aman baik bagi pasien, pengunjung maupun staf.
Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buku saku ini. Kesunggu- han Saudara
sangat berarti bagi terwujudnya keselamatan bagi kita
semua. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu
membukakan mata dan hati serta kepedulian kita kepada
sesama.

Jakarta, April
2015
Direktur
Utama
RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo

DR. Dr. C.H. Soejono, SpPD,


K-Ger
NIP.
19600612198512100
1

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


KATA PENGANTAR
Kata
Pengantar

Pendidikan yang baik tidak pernah dapat terlepas dari


pelayanan yang bermutu di rumah sakit tempat peserta
didik menimba ilmu dan ke- terampilannya. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RSUP
Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan dokter
yang berkualitas, dalam bidang keilmuan termasuk sikap
profesional. Sikap profesional seorang dokter tidak
pernah dapat dipisahkan dari upaya untuk mem- berikan
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu bagi
pasien dan keluarga.
Sebagai organisasi pendidikan kedokteran yang besar dan
tertua,
FKUI berketetapan untuk menjadi model dan contoh bagi
fakultas kedokteran lainnya. Proses akreditasi yang ada
bagi perguruan tinggi tidak cukup untuk menampilkan
keunikan fakultas kedokteran sebagai penyelenggara
pendidikan terkait dengan layanan yang berorientasi
pada keselamatan manusia.
FKUI mendukung penuh proses persiapan dan
pencapaian
akreditasi nasional dan internasional RSCM pada tahun
2012-2013. Saat ini FKUI memberi dukungan dan
kontribusi penuh melalui pengem- bangan sistem
kolaboratif antara pendidikan, pelayanan, dan penelitian
untuk menyambut proses akreditasi selanjutnya sebagai
RS pendidikan.
Kami menyambut baik diterbitkannya buku panduan untuk
dokter,
baik bagi dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
maupun peserta didik tidak hanya untuk menjamin
berlangsungnya layanan yang baik, namun juga bagi
peserta didik dan staf pengajar yang terlibat dalam
pendidikan dan penelitian di rumah sakit. Buku ini
tidak akan ber- manfaat tanpa kepedulian dan niat baik
kita untuk membuka dan mempelajari sehingga memberi
manfaat bagi kita dan sesama yang kita layani. Selamat
belajar dan berkarya!
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Jakarta, April
2015
Deka
n
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Dr. dr. Ratna Sitompul,


Sp.M(K)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

ii RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar
Isi
Kata Pengantar

DAFTAR ISI
1. Apa yang harus saya ketahui dan lakukan ketika saya bertugas
di:
 Instalasi Gawat Darurat 1
 Unit Rawat Jalan 5
 Unit Rawat Inap 9
 Unit Perawatan Intensif 13
 Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care) 17
 Kamar Operasi 21
2. International Patient Safety Goals (IPSG)/Sasaran 25
Keselamatan Pasien (SKP)
3. Access to Care and Continuity of Care (ACC)/Akses Pelayanan 39
Kesehatan (APK)
4. Patient and Family Rights (PFR)/Hak Pasien Dan Keluarga 51
(HPK)
5. Assessment of Patients (AOP)/Asesmen Pasien (AP) 55
6. Care of Patients (COP)/Pelayanan Pasien (PP) 59
7. Anesthesia and Surgical Care (ASC)/Pelayanan Anestesi dan 79
Bedah (PAB)
8. Medication Management and Use (MMU)/Manajemen 91
Penggunaan Obat (MPO)
9. Patient and Family Education (PFE)/Pendidikan Pasien dan 111
Keluarga (PPK)
10. Quality Improvement and Patient Safety (QPS)/Peningkatan 121
Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
11. Prevention and Control of Infections (PCI)/ 131
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
12. Facility Management and Safety (FMS)/Manajemen Fasilitas 141
dan Keamanan (MFK)
13. Staff Qualification and Education (SQE)/Kualifikasi dan 151
Pendidikan Staf (KPS)
14. Management of Information (MOI)/Manajemen Komunikasi dan 155
Informasi (MKI)
15. Human Research Program (HRP) 159
16. Medical Professional Education (MPE) 165

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 iii
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

iv RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


INSTALASI GAWAT DARU
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat
bertugas di Instalasi Gawat Darurat?

Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat

2–5
Menit

Triage Primer oleh Perawat (skrining dan saturasi O2)

Segera 5 - 10 Menit
Resusitasi Emergent Triage Sekunder oleh Dokter

Ruang Resusitasi Urgent False Emergency


Max.2 jam

Tatalaksana pasien dan IMET Ditangani langsung


Mengisi Formulir Resusitasi berkoordinasi dengan
dokter terkait

Trauma Non-Trauma Pulang

Max. 30 menit
1. Mengisi Formulir Evaluasi Awal dan Tata Laksana Transfer
IMET
2. Melakukan pengisian Formulir Evaluasi Lanjut

Penanganan oleh Dokter Departemen Terkait

1. Mengisi Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi untuk


dokumentasi Follow Up
2. Membuat resep dan memastikan obat telah diberikan sesuai instruksi
3. Transfer pasien dan melengkapi Formulir Transfer Internal bila pindah
perawatan di dalam RS atau Formulir Pindah Rumah Sakit bila
pasien pindah RS atau Resume Medis bila pasien pulang (hal. 42-44)

1 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 Indonesia Tahun 2015
Death On Arrival / Meninggal di IGD

1. Pasien didorong ke kamar merah


IN 2. Dibuatkan surat kematian oleh dokter terkait dengan penyebab
S kematian pasien
T
A
L
A Transfer Pasien
SI
G Instalasi Gawat Darurat
A
W
A
T Ruang Ruang Rawat
Prosedur/ Perawatan Inap
OK/ Intensif (hal. 9)
pemerik- (hal. 13)
saan diag-
nostik (hal.
21)
Ruang Pulang Rujuk RS Lain/
Isolasi Keluar RS
dengan
Ambulans atau
kendaraan
pribadi
(hal. 43)

Sesuai Atas
Anjuran pemintaan
Tim Medis sendiri
(hal. 44) (hal. 49)

2 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


INSTALASI GAWAT DARU
Proses perawatan lain yang mungkin diterima

Halaman
No. Tindakan Perhatian
Penjelasan
1. Transfusi darah/ a. Informed consent 51 dan 66
produk darah persetujuan pemberian
darah/produk darah
b. Prosedur pemberian
darah/produk darah
c. Formulir monitoring
transfusi
2. Code blue Kriteria dan alur 64
pemanggilan TMRC
3. Terkait populasi 63
khusus

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 3


Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di
Instalasi Gawat Darurat
IN No. Topik Halaman
S Penjelasan
T 1. International Patient Safety Goals/Sasaran 25
A Keselamatan Pasien
L 2. Prosedur Delayed Treatment 40
A 3. Privasi pasien 51
SI
4. Second opinion 53
G
A 5. Informed consent 51
W 6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51
A 7. Penilaian dan tata laksana nyeri 69
T
8. Kriteria dan alur pasien paliatif 71
9. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika 131
batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum,
ruang isolasi)
10. Manajemen obat 91

11. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121

12. Indikator mutu dan keselamatan 127

13. Tujuh kode darurat 141


14. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144

15. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan 145


Beracun)
16. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam 156
medik
17. Standar Singkatan 155
18. Penilaian Pra sedasi/Pra anestesi 81

19 Clinical Pathway/PPM/PPK 59

4RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 Indonesia Tahun 20154
UNIT RAWAT JALAN
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat
bertugas di Unit Rawat Jalan?

Pasien tiba di Poliklinik

30 Menit Pertama

1. Pasien telah diskrining oleh perawat (tanda vital, risiko


jatuh, skor nyeri)
2. Pasien baru: Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian
Formulir Pengkajian Awal Medis (hal. 55)
Pasien lama:
a. Pasien lama dan kunjungan terakhir <1 tahun: lakukan
pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi dengan format
SOAP
b. Pasien baru/ idak berkunjung >1 tahun: lakukan
pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir
Pengkajian Awal Medis Rawat Jalan
3. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan) dan
menyertakan rekam medik pasien atau disertai dengan
Formulir Transfer Intra RS bila tidak dapat menyertakan
rekam medik saat mengkonsulkan pasien (hal. 42)
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
kondisi pasien dan rencana tindak lanjut (hal. 111)
5. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Infor-
masi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (hal. 111)
6. Menulis resep manual atau elektronik (hal. 91)
7. Mengisi Profil/Summary Rawat Jalan (hal. 49)
8. Menjadwalkan waktu kontrol berikutnya dan
mengedukasi pasien untuk melakukan sistem perjanjian.
9. Jika pasien dianjurkan rawat inap dokter harus menjelas-
kan 3 hal :
a. Hasil pemeriksaan dan rencana perawatan
b. Target rawatan (outcome) yang diharapkan
c. Perkiraan biaya (dapat diminta bantuan ke pusat
informasi)

5
Transfer Pasien

Rawat Jalan
U
NI
T
Ruang Rujuk ke
R Perawatan
IGD
RS/ Faskes (hal. 1)
A Intensif lain
W (hal. 13) (hal. 43)
A
T Pulang
Ruang Ruang Iso- Rawat Inap
Prosedur/ lasi (hal. 9) (hal. 41)
pemeriksaan
diagnostik
(hal. 21)

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


Halaman
No. Tindakan Perhatian
Penjelasan
1. Transfusi darah/ a. Informed consent 51 dan 66
produk darah persetujuan pemberian
darah/produk darah
b. Prosedur pemberian
darah/ produk darah
c. Formulir monitoring
transfusi
2. Kemoterapi 51 dan 63

3. Code blue Kriteria dan alur pemanggilan 64


TMRC
4. Terkait populasi 63
khusus
UNIT RAWAT JALAN
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Rawat Jalan
Halaman
No. Topik Penjelasan
1. International Patient Safety Goals/Sasaran 25
Keselamatan Pasien
2. Prosedur Delayed Treatment 40
3. Privasi pasien 51
4. Second opinion 53
5. Informed consent 51
6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51

7. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69

8. Kriteria dan alur pasien paliatif 71


9. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika 131
batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang
isolasi)
10. Manajemen obat 91
11. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121

12. Indikator mutu dan keselamatan 127


13. Tujuh kode darurat 141

14. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144

15. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan 145


Beracun)
16. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam 156
medik
17. Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ 49
tanpa memberitahu dokter
18. Standar Singkatan 155
19 Clinical Pathway/PPM/PPK 59
U
NI Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
T
R
A
W
A
T
UNIT RAWAT INAP
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat
bertugas di Unit Rawat Inap?

Pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap/


memenuhi kriteria pasien rawat inap

24 Jam pertama

1. Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir


Pengkajian Awal Medis (hal. 55)
2. Membuat Rencana Perawatan Pasien (care plan) awal 1x24
jam (hal. 60)
3. Menuliskan instruksi medis di Formulir Instruksi Medis
Farmakologis dan Non-Farmakologis termasuk instruksi
diet, aktivitas, pemeriksaan penunjang, dll (hal. 62)
4. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan)
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan
rencana perawatan pasien (Care Plan) yang telah disusun.
(hal. 111)
6. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi
dan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap (hal. 111)
Setiap hari

1. Melakukan follow up kondisi pasien setiap hari termasuk di


hari libur
U 2. Mendokumentasikan hasil follow up pasien dalam Catatan
NI Perkembangan Pasien Terintegrasi
3. Melakukan serah terima pasien antar shift jaga
T
menggunakan metode SBAR (hal. 27)
R 4. Memerbaharui Rencana Perawatan Pasien (Care Plan)
A sesuai jadwal atau perubahan kondisi/kebutuhan pasien (hal.
W 60)
A 5. Menyelenggarakan pertemuan multidisiplin dan multipro-
T fesi pada kasus kompleks dan menuliskannya pada formulir
rencana perawatan pasien (Care Plan)
6. Memerbaharui Instruksi Medis Farmakologis dan Non-
Farmakologis (hal. 62)
7. Implementasi layanan kelompok risiko tinggi (hal. 63)
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
kondisi pasien dan rencana perawatan pasien berdasarkan
hasil penilaian dan rencana perawatan pasien yang telah
disusun (hal. 111)
9. Menuliskan resep pasien secara lengkap (elektronik mau-
pun manual) (hal. 91)
10. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir
MESO (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93)

Persiapan pasien pulang

1. Dalam waktu 1x24 jam sebelum pasien pulang,


lengkapi Formulir Resume Medis (hal. 44) dan
Formulir Discharge Planning (hal. 60)
2. Edukasi pasien pulang (hal. 111)
UNIT RAWAT INAP
Transfer Pasien

Rawat Inap

Ruang Prosedur/ Ruang Perawa- Pindah RS Lain/


pemeriksaan tan Intensif (hal. Keluar RS
diagnostik 13) menggunakan
(hal. 11) ambulans atau
kendaraan
pribadi
(hal. 43)

Ruang Isolasi Pulang

Sesuai anjuran Atas permintaan


Tim Medis (hal. sendiri
44) (hal. 49)

Proses perawatan lain yang mungkin diterima

Halaman
No Tindakan Perhatian
Penjelasan
1. Transfusi 1. Informed consent 51 dan 66
darah/produk persetujuan pemberian
darah darah/produk darah
2. Prosedur pemberian darah/
produk darah
3. Formulir monitoring transfusi
2. Kemoterapi 51 dan 63
3. Code blue Kriteria dan alur pemanggilan 64
TMRC
4. Terkait populasi 63
khusus
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Rawat Inap
Halaman
No. Topik
Penjelasan
U 1. International Patient Safety Goals/Sasaran 25
NI Keselamatan Pasien
T 2. Prosedur Delayed Treatment 40
R 3. Privasi pasien 51
A 4. Second opinion
W 5. General consent 51
A 6. Informed consent 52
T 7. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51
8. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69
9. Kriteria dan alur pasien paliatif 71
10. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika 131
batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang
isolasi)
11. Manajemen obat 91
12. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121
13. Indikator mutu dan keselamatan 127
14. Tujuh Kode darurat 141
15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144
16. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan 145
Beracun)
17. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam 156
medik
18. Discharge Planning 60
19. Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ 49
tanpa memberitahu dokter
20. Standar Singkatan 155
21. Kunjungan Pre anestesia/ Penilaian pra sedasi 81
22. Clinical Pathway/PPM/PPK 59

12 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


UNIT PERAWATAN INTEN
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat
bertugas di Unit Perawatan Intensif?

Rujukan RS Luar

IGD Rawat Inap Kamar Bedah

Memenuhi Kriteria Masuk ICU

Masuk dengan mendapat Persetujuan Kepala ICU

24 Jam pertama

1. Dengan Membawa kelengkapan:


a. Surat konsultasi dan persetujuan masuk ICU dan dokumen
lain terkait Rekam Medik,
b. Formulir Identitas Pasien Rawat Inap (IPRI) yang telah diisi
dan telah ditandatangani oleh pasien dan petugas admisi.
c. Formulir Informed Consent yang telah diisi dan ditangani
oleh pasien dan petugas medik dan para medik terkait.
2. Residen anestesi senior (PPDS Mandiri) melakukan asesmen
pasien dan membuat catatan pasien masuk serta melengkapi
Formulir Transfer
3. Membuat Flow Chart harian dan admission note.
4. Menetapkan status jaminan keuangan pasien (BPJS/Pribadi) →
jika belum diketahui sebelumnya
5. Membuat resep dan memastikan obat/alkes sudah diberikan
sesuai instruksi
6. Berkolaborasi dalam pembuatan atau pembaharuan care plan
7. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan
mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi
Terintegrasi
Setiap Hari

U 1. Asesmen harian pasien dan melengkapi Flow Chart harian


2. Membuat resep dan memastikan obat dan alkes diberikan sesuai
NI
instruksi (hal. 91)
T 3. Update Rencana Pelayanan/Care Plan sesuai rencana dan atau
P perkembangan pasien (hal. 60)
E 4. Melaporkan pasien kondisi sekarat ke semua konsulen yang
R relevan → kolaborasi dengan tim paliatif
A 5. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan
W mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi
A Terintegrasi (hal. 111)
T 6. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO
A (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93)
N
Transfer setelah memenuhi
Kriteria Keluar ICU

HCU Meninggal

Buat Formulir 1. Jika pasien meninggal dunia


Transfer dalam 24 jam karena prosedur
operasi atau anestesia →
buat laporan
2. Semua kematian di ICU atau
Rawat Inap
pasca ICU (bila mungkin)
dikaji oleh konsulen
3. Dokter ICU membuat Resume
Medik dan surat keterangan
kematian

14 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


UNIT PERAWATAN INTEN
Proses perawatan lain yang mungkin diterima

Halaman
No. Tindakan Perhatian
Penjelasan
1. Transfusi darah/ a. Informed consent 51 dan 66
produk darah persetujuan pemberian
darah/produk darah
b. Prosedur pemberian darah/
produk darah
c. Formulir monitoring transfusi
2. Code blue Kriteria dan alur pemanggilan 64
TMRC
3. Terkait populasi 63
khusus

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 15


Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Perawatan Intensif
U
Halaman
NI No. Topik
Penjelasan
T
1. International Patient Safety Goals/Sasaran 25
P Keselamatan Pasien
E
2. Prosedur Delayed Treatment 40
R
A 3. Privasi pasien 51
W 4. Second opinion 53
A 5. General consent 51
T 6. Informed consent 51
A 7. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51
N
8. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69
9. Kriteria dan alur pasien paliatif 71
10. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, 131
etika batuk, penggunaan APD, tertusuk
jarum, ruang isolasi)
11. Manajemen obat 91
12. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121
13. Indikator mutu dan keselamatan 127
14. Tujuh Kode darurat 141
15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 1444
16. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan 145
Beracun)
17. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam 156
medik
18. Discharge Planning 60
19. Standar Singkatan 155
20. Clinical Pathway/ PPM/ PPK 59

16 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


UNIT LAYANAN BEDAH RA
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat
bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One
Day Care)?
Rawat Jalan (Poli Anestesi untuk
penilaian pra anestesi) Rawat Inap

Pasien tiba di Ruang Prosedur/Bedah Sehari

Diterima oleh bagian pendaftaran


a. Pasien rawat jalan: akan diperiksa kelengkapan berkas dan
diberikan edukasi Hak dan Kewajiban pasien
b. Pasien rawat inap: akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan
berkas

Dimasukkan ke Ruang Persiapan

Diterima oleh Perawat dan Dokter


*Pasien rawat inap: Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer
Antar Ruang
Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap:
1. Memeriksa kondisi pasien
2. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi
3. Melakukan Edukasi Analgesia Pasca (Post) Operasi dan
pilihan terapi
4. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan
Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
5. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama
Perawat
6. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di
Formulir Checklist Keselamatan Operasi

Dipindahkan ke Kamar Operasi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 17 17


U
NI 1. Dilakukan persiapan tindakan
T 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh
verifikasi identitas pasien
L 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan
A di Formulir Checklist Keselamatan Operasi
Y 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan
A mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia
5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign
N Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist
A Keselamatan Operasi
N
B
E Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih
D
A
H 1. Diterima oleh Dokter dan Perawat
R 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam
Status Anestesia
3. Mengisi Formulir Laporan Operasi
4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS
5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkem-
bangan Pasien Terintegrasi (Disalin ke Formulir Instruksi
Medis jika pasien rawat inap)
6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana
perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir
Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap

Mengisi formulir Transfer Membuat Resume Medis


Antar Ruang

Pasien kembali ke ruangan Pasien pulang

18 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


UNIT LAYANAN BEDAH RA
Proses perawatan lain yang mungkin diterima

Halaman
No. Tindakan Perhatian
Penjelasan
1. Transfusi darah/ a. Informed consent 51 & 66
produk darah persetujuan pemberian
darah/ produk darah
b. Prosedur pemberian darah/
produk darah
c. Formulir monitoring transfusi

2. Code blue Kriteria dan alur pemanggilan 64


TMRC

3. Terkait populasi 63
khusus

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 19


U Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
NI Layanan Bedah Rawat Sehari
T No. Topik
Halaman
L Penjelasan
A 1. International Patient Safety Goals/ Sasaran 25
Y Keselamatan Pasien
A 2. Prosedur Delayed Treatment 40
N 3. Privasi pasien 51
A
4. Second opinion 53
N
B 5. Informed consent 51
E
6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51
D
A 7. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69
H 8. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika 131
R batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang
isolasi)
9. Manajemen obat 91
10. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121

11. Indikator mutu dan keselamatan 127

12. Tujuh Kode darurat 141

13. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144

14. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan 145


Beracun)
15. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam 156
medik
16. Standar Singkatan 155

17. Clinical Pathway/PPM/PPK 59

20 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat

KAMAR OPERASI
bertugas di Kamar Operasi?

Rawat Inap (sudah melalui penilaian pra-bedah dan


anestesi)

Pasien tiba di ruang operasi

Diterima oleh bagian pendaftaran dan dilakukan


pemeriksaan kelengkapan berkas

Dimasukkan ke Ruang Persiapan

Diterima oleh Perawat dan Dokter


1. Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang
2. Memeriksa kondisi pasien
3. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi
4. Melakukan Edukasi Analgesia Post Operasi dan pilihan terapi
5. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan
Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
6. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama
Perawat (jika belum dilakukan di rawat inap)
7. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di
Formulir Checklist Keselamatan Operasi

Dipindahkan ke Kamar Operasi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 21


Di Kamar Operasi:
1. Dilakukan persiapan tindakan
2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh
verifikasi identitas pasien
3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan
K didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi.
A 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan
mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia
M 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign
A Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist
R Keselamatan Operasi.
O
P Pasien dipin- ICU PICU
dahkan ke Ruang
- Diantar oleh dokter
Pulih Diantar oleh dokter

anestesi anestesi
- Dijemput oleh perawat
dari PICU

Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang

1. Diterima oleh Dokter dan Perawat


2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam
Status Anestesia
3. Mengisi Formulir Laporan Operasi
4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS
5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi dan tuliskan instruksi obat
pada Formulir Instruksi Medis Jika Pasien Rawat Inap)
6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana
perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir
Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap

Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang

Pasien kembali ke ruangan

22 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Proses perawatan lain yang mungkin diterima

KAMAR OPERASI
Halaman
No. Tindakan Perhatian
Penjelasan
1. Transfusi darah/ a. Informed consent 51 dan 66
produk darah persetujuan pemberian
darah/ produk darah
b. Prosedur pemberian
darah/ produk darah
c. Formulir monitoring
transfusi
2. Code blue Kriteria dan alur 64
pemanggilan TMRC
3. Terkait populasi 63
khusus

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 23


Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di
Kamar Operasi

Halaman
No. Topik Penjelasan
K
1. International Patient Safety Goals/ Sasaran 25
A Keselamatan Pasien
M
2. Prosedur Delayed Treatment 40
A
R 3. Privasi pasien 51
O
P 5. Informed consent 51

6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51

7. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69

8. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, 131


etika batuk, penggunaan APD, tertusuk
jarum, ruang isolasi)
9. Manajemen obat 91

10. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121

11. Indikator mutu dan keselamatan 127

12. Tujuh kode darurat 141

13. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144

14. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan 145


Beracun)
15. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam 156
medik
16. Standar Singkatan 155

2 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)/
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar

IPSG 1
Gunakan minimal dua identitas pasien:
1. Nama lengkap, dan
2. Tanggal lahir
Untuk pasien tidak dikenal gunakan sesuai
dengan jenis kelamin dan umur:
Tn./Ny./An./By. X 14001
Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Dua angka digit pertama merupakan
tahun pelayanan dilaksanakan
2. Tiga angka digit terakhir merupakan
nomor urut pasien tidak dikenal yang
dilayani pada tahun tersebut
Pasien diidentifikasi saat:
1. Pemberian obat,
2. Pemberian diet/makan pasien.
3. Pemberian transfusi darah dan produk
darah.
4. Pengambilan sampel darah atau
spesimen lain.
5. Melakukan prosedur/tindakan/operasi.
Label identitas standar terdiri atas 4
(empat) identitas yaitu:
1. Nama lengkap
2. Tanggal lahir
3. Nomor rekam medik
4. Jenis kelamin

Tn. Abdul Fathir


313.10.88

13 Februari 1972 Laki-


laki
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 25
IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar

Identitas di formulir:

NRM :
Nama lengkap :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
IP (Tempelkan s tiker pasien jika tersedia)

S
G Identifikasi Pasien Berisiko:
1. Proses identifikasi pasien yang berisiko
alergi, jatuh, DNR (do not resuscitate),
keterbatasan ekstremitas dan
pemasangan implan radioaktif.
2. Penanda risiko dipasang setelah pasien
dinyatakan berisiko atau terjadi
perubahan risiko pasien.

Penanda Risiko:
Klip Kuning : Risiko jatuh
Klip Merah : Risiko alergi
Klip Ungu : DNR (Do Not
Resuscitate)
Klip Pink : Keterbatasan
ekstremitas
Gelang Abu-abu : Terpasang implan
radioaktif
Pada pasien yang tidak dapat dipasang
gelang identitas/gelang risiko → STIKER
berwarna yang ditempel pada halaman
depan status pasien.
26 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 2. Tingkatkan Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif terutama wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan


yang melaporkan:
a. pasien dengan kondisi kritis.
b. pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang.

IPSG 2
c. pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus,
d. kondisi yang memerlukan monitoring ketat.

Menggunakan teknik SBAR (Situation - Background – Assessment –


Recommendation) dan mencatatnya di formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)

Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per-telepon →


TBaK → Tulis Baca dan Konfirmasi.
Menuliskan pesan yang diterima di CPPT.

Pesan pemberian obat LASA/Look Alike Sound Alike, penerima


pesan mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan
dengan mengeja nama obat per huruf.
Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert TIDAK
diperkenankan diberikan melalui instruksi verbal/per telepon.

Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP dalam waktu 1 x 24


jam. Bila DPJP tidak dapat menandatangani dalam waktu 1 x 24 jam,
karena ada hal-hal di luar kemampuan, dapat dilakukan oleh dokter
yang didelegasikan sesuai ketentuan.

Komunikasi Serah Terima Pasien


Serah terima pasien saat peralihan tugas/jaga antar tenaga
kesehatan → menggunakan teknik SBAR (Situation - Background –
Assessment – Recommendation)

(TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK INSTRUKSI OBAT HIGH ALERT)


RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 27
IP
S
G

Panduan Menjalankan Teknik SBAR


Situation/situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi)
Masalah yang ingin disampaikan adalah: …………………………….
S Tanda-tanda vital:
TD: …/…, Nadi: …, Pernapasan: …, dan Suhu: …
Saya khawatir tentang:
Background/Latar Belakang
Status mental pasien:
B Kulit/Ekstremitas:
Pasien memakai/tidak memakai oksigen
Assessment/Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakana apa masalah yang
anda pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis,
A respirasi, …………………
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita
harus melakukan sesuatu, Dok.
Recommendation/Rekomendasi
Apakah … (katakan apa yang ingin disarankan)
R Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan: …
Jika ada perubahan tata laksana, tanyakan.
28 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 3. Tingkatkan Keamanan Obat High
Alert
 Setiap satelit farmasi, ruang rawat,
poliklinik harus memiliki daftar obat high
alert dan panduan penanganan obat
high alert.

IPSG 3
 Rumah sakit membuat Daftar Obat
High Alert (terbarui tanggal 24
Desember 2014)
 Obat Look Alike Sound Alike (LASA)
dikelola untuk mencegah terjadinya
kesalahan, dengan cara pemberian
label LASA dan penyimpanan dipisah
satu dengan yang lain.
 Obat-obatan LASA jika diinstruksikan
secara verbal oleh Dokter, wajib dibaca
ulang dan dieja per huruf.

 Elektrolit pekat (KCl 7,46% dan NaCL


3%) tidak boleh disimpan di ruang
perawatan kecuali di kamar operasi
jantung dan unit perawatan intensif
(ICU) dan ruangan yang boleh
menyimpan harus memastikan bahwa
elektrolit pekat disimpan di lokasi
dengan akses terbatas bagi petugas
yang diberi wewenang. Obat diberi
penandaan yang jelas berupa stiker
“High Alert” .
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 29
IPSG 4. Pastikan Benar Sisi, Benar
Prosedur, Benar
Pasien
PROTOKOLOperasi
UNIVERSAL:
1. Penandaan lokasi operasi/prosedur
 Dokter operator yang akan menjalankan tindakan melakukan
penandaan lokasi operasi/prosedur di ruang rawat dengan spidol
70 atau skin marker dengan melibatkan pasien.
IP  Paling lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan.
S  Penandaan dengan memberi tulisan „YA‟ di lokasi insisi.
G  Jika operasi dilakukan pada daerah mukosa, penandaan
dilakukan pada gambar di rekam medik dan Formulir Catatan
Keperawatan Pra-Operasi

2. Verifikasi pra operasi/prosedur


Perawat melakukan verifikasi pra operasi/prosedur terhadap:
 benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi, dan benar
pasien
 benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan Kedokteran,
peralatan dan imaging)
 peralatan/implan yang dibutuhkan

3. Time Out
 Seluruh anggota tim operasi/prosedur melakukan komunikasi
secara verbal dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat
sebelum mulai operasi/prosedur → Checklist Keselamatan
Operasi/ Keselamatan Prosedur.
30 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 5. Menurunkan Risiko Infeksi
Nosokomial
Lima momen cuci tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum tindakan aseptik

IPSG 5
3. Setelah kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

Enam langkah cuci tangan


 Dengan handrub: 20 – 30 detik
 Dengan air mengalir: 40 – 60 detik

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 3


I

IP
S
G

PSG 6. Menurunkan risiko pasien cedera


akibat jatuh
Pasien anak di bawah 12 tahun dan pasien intensive care dinilai
berisiko tinggi jatuh dan ditatalaksana sesuai panduan.
Formulir Penilaian risiko jatuh:

1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 s/d 18 tahun


Total skor 7-11 : Risiko Rendah Untuk Jatuh
Total skor ≥ 12 : Risiko Tinggi Untuk Jatuh
Tatalaksana lihat hal 36
Skor Minimal : 7 Skor Maksimal : 23

32 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 - < 60 tahun

IPSG 6
Tingkat Risiko:

Tidak berisiko bila skor 0-24

Risiko Rendah bila skor 25-50

Risiko Tinggi bila skor ≥ 51

Tatalaksana lihat hal 37


3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas

IP
S
G

Tingkat Risiko:

 Risiko Rendah bila skor 1 -3 → lakukan Intervensi Risiko


Rendah

 Risiko Tinggi bila skor ≥ 4 → lakukan Intervensi Risiko


Tinggi
34 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
4. Modifikasi Get Up & Go Test: Pasien Poliklinik dan IGD

KOMPONEN PENILAIAN Ya Tidak


A. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di
kursi. Apakah pasien tampak tidak seimbang

IPSG 6
(sempoyongan / limbung)?
B. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja
atau benda lain sebagai penopang saat akan
duduk?

Tidak berisiko : tidak ditemukan a dan b

Berisiko rendah : ditemukan a atau b

Berisiko tinggi : ditemukan a dan b


Tatalaksana lihat hal 36

3 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 Indonesia Tahun 201535
Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Jalan
Pasien Anak Usia < 12 Tahun:
 Semua anak dianggap berisiko tinggi jatuh.
 Pasien tidak dipakaikan pita kuning atau diberikan brosur
Edukasi Mencegah Jatuh, sehingga semua petugas harus
IP waspada terhadap risiko jatuh pasien anak usia < 12 tahun.
S Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut:
G  Intervensi Jatuh Risiko Rendah: Edukasi dengan memberikan
brosur Edukasi Mencegah Jatuh.
 Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: Edukasi dengan memberikan
brosur Edukasi Mencegah Jatuh dan memasang pita kuning
pada tangan pasien.
 Jelaskan pada pasien dan keluarga tujuan pemasangan pita dan
pita dilepas setelah ke luar dari area RSCM.

Tata Laksana Pencegahan Jatuh Instalasi Gawat Darurat


Pasien Anak Usia < 12 Tahun:
 Tidak dinilai risiko jatuhnya karena dianggap semua berisiko
tinggi jatuh. Semua intervensi risiko jatuh diterapkan pada semua
pasien anak.

Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut:


 Intervensi Jatuh Risiko Rendah : Perawat melakukan edukasi
pada pasien dan keluarga dengan memasang papan edukasi
mencegah jatuh pada brankar pasien.
 Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
1. Edukasi memasang papan edukasi mencegah jatuh pada
brankar,
2. Memasang pita risiko jatuh warna kuning pada tangan
pasien
3. Memasang penanda risiko jatuh segitiga warna kuning pada
brankar pasien.
Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Inap
Tidak berisiko dan Risiko rendah:
 Intervensi jatuh standar
 Edukasi pasien dan keluarga → pasang akrilik edukasi

IPSG 6
 Lakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan kondisi

Risiko tinggi:
1. Pasang klip risiko jatuh.
2. Pasang segitiga jatuh
3. Pasang handrail tempat tidur
4. Edukasi pasien dan keluarga à pasang akrilik edukasi
5. Edukasi pasien dan keluarga serta jelaskan tujuan pemasangan
penanda risiko.

Contoh Perubahan Kondisi/ Pengobatan:


1. Pasien pasca operasi
2. Pasien pasca sedasi
3. Pasien pasca tindakan invasif risiko tinggi
4. Penambahan obat-obat sedatif (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretika, Narkotik.
5. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik,
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin.
6. Penurunan kesadaran.
7. Pasien pasca jatuh.

3 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 3
Indonesia Tahun 2015
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
IP
S
G
ACCESS TO CARE AND CONTINUITY OF CARE
(ACC)/AKSES PELAYANAN KESEHATAN (APK)

ACC/APK
Tiga Poin Edukasi Penting Sebelum Pasien Masuk Rawat Inap
 Hasil pemeriksaan dan rencana tindakan terapi
 Target perawatan (outcome): kondisi apa yang akan dicapai dan
berapa lama perawatan
 Perkiraan biaya. Edukasi ini dapat dilakukan oleh petugas
administrasi di poliklinik (masing-masing unit kerja menyiapkan
daftar tarif untuk dapat diinformasikan)
Prosedur Delayed Treatment (sebab dari dalam RS)
Ketika harus menunggu dalam waktu yang lama untuk mendapatkan
pelayanan diagnostik dan/atau perawatan yang sudah direncanakan
karena kondisi di RS → buatkan daftar tunggu baru

Pasien diinformasikan tentang:


A 1. adanya penundaan pelayanan
C 2. alasan penundaan
3. terkait penundaan atau waktu menunggu, diberitahu tentang
C/ alternatif ketersediaannya.
A
Berlaku untuk rawat inap dan rawat jalan yang memerlukan
perawatan dan/atau layanan diagnostik; tidak berlaku untuk waktu
menunggu yang tidak terlalu lama seperti adanya keterlambatan
jadwal (behind schedule) dokter.

Informasi ini didokumentasikan pada medical record pasien di


Formulir Edukasi Terintegrasi.

Prosedur Delayed Treatment (sebab dari pasien) dan


Prosedur Pasien yang Menolak Pengobatan
Ketika pasien tidak mampu memenuhi rencana perawatan sesuai
kesepakatan karena berbagai kondisi
Bagi pasien atau keluarga yang tidak datang pengobatan di lingkup
rawat jalan/ruang tindakan/prosedur, maka perlu:
a. diketahui alasan ketidakhadiran (penolakan)
b. menginformasikan kepada pasien mengenai risiko dan
komplikasi serta segala konsekuensi yang akan terjadi jika
pasien menolak perawatan tersebut kepada pasien/ keluarga
pasien
c, menghubungi dokter keluarga (bila pasien/keluarga memilikinya)
dan menyampaikan tentang penolakan dan risiko, dan penyakit
infeksi, serta kondisi lain yang mengancam jiwa pasien dan
lingkungannya.
d. memberi kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya
dan mendapatkan penjelasan ulang
Informasi ini didokumentasikan pada rekam medik pasien di Formulir
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 4


40 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 4


Transfer Pasien
Informasi yang diperlukan:
 alasan dirawat,
 temuan penting,

ACC/APK
 diagnosis,
 prosedur yang sudah dilaksanakan,
 obat,
 kondisi pasien saat ditransfer.
Prosedur Transfer Pasien Antar Ruang :
1. Lakukan pemeriksaan tanda vital 30 menit sebelum pasien
ditransfer. Bila pasien dalam kondisi yang baik untuk transfer,
pasien dapat ditransfer ke tempat yang dituju
2. Selanjutnya dilakukan proses serah terima pasien ke pada
petugas penerima. Petugas penerima melakukan konfirmasi
kondisi pasien dengan melakukan pemeriksaan tanda vital
pasien. Selanjutnya proses serah terima dilakukan dengan
menandatangani formulir transfer.
3. Tiga puluh menit sebelum transfer kembali, kondisi pasien
harus diperiksa dan dicantumkan dalam formulir transfer yang
sama.
4. Memastikan seluruh bagian dalam formulir transfer tersebut
tertulis lengkap dan jelas tanpa singkatan.

Mohon perhatian:
Bagi DPJP yang merawat pasien di RSCM Kencana atau Ruang
Rawat VIP, pengisian formulir transfer HARUS dilakukan oleh DPJP
Utama.

Bila DPJP Utama berhalangan, dipersilakan untuk mendelegasikan


ke pada Dokter Jaga/Dokter Ruangan dengan selanjutnya mem-
berikan tanda tangan konfirmasi terkait pendelegasian tugas terse-
but.
Formulir Transfer Antar Ruang
Dapat digunakan sebagai pengganti rekam medik bila tidak mungkin
disertakan. Dapat digunakan sebagai resume kondisi terakhir pasien sebelum
dipindahkan ke tempat lain

A
C
C/
A

42 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Formulir Transfer ke Luar Rumah Sakit (Pengganti Resume
Medik)

ACC/APK

4 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 4
Indonesia Tahun 2015
A
C
C/
A

Resume Medik
Dibuat 1x24 sebelum pasien pulang
ACC/APK

4 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 45

4 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Proses edukasi pasien yang akan dipulangkan berisikan:
 Cara aman dan efektif memberikan semua obat yang dibawa pasien
(tidak hanya obat yang dibawa ketika pulang) termasuk potensi efek
samping obat
 Cara aman dan efektif penggunaan teknologi/alat medis
 Interaksi obat yang diresepkan dan obat lainnya (termasuk obat
persediaan pasien) dengan makanan
A  Diet dan nutrisi, aktivitas, alat bantu, manajemen nyeri, dan rehabilitasi
C
C/ Prosedur Pembuatan Resume Medik
A 1. Pastikan kelengkapan pengisian resume medik mulai dari identitas
pasien, tanggal masuk dan keluar, ruang rawat terakhir, penanggung
pembayaran, dan diagnosis/masalah waktu masuk, dan asal rujukan
terisi dengan lengkap
3. Pastikan ringkasan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (diagnosis terpenting), hasil konsultasi terisi, jelas, dan
informatif (mudah diterima dan dipahami oleh Sejawat penerima)
4. Pastikan diagnosis utama dan diagnosis sekunder terisi lengkap sejak
awal pasien masuk (termasuk diagnosis dari Departemen lain) beserta
kodenya sesuai dengan koding ICD 10
5. Pastikan semua tindakan yang pernah diterima pasien sejak awal
perawatan (termasuk tindakan dari Departemen lain) terisi dengan
lengkap beserta kodenya sesuai dengan koding ICD 9 CM
6. Pastikan risiko jatuh, alergi (reaksi obat) dan efek samping
terinformasikan bila ada dan formulir pelaporan efek samping obat sudah
terisi
8. Tuliskan hasil laboratorium yang belum selesai (pending)
9. Pilih kondisi pasien saat pulang, apakah sembuh, pindah RS, pulang
atas permintaan sendiri, meninggal, atau lain-lain (tuliskan)
10. Pilih tempat dan alamat pasien pulang (rumah, panti, dinas sosial, atau
lain-lain (tuliskan)
11. Pilh ke mana pengobatan akan dilanjutkan apakah ke poliklinik RSCM,
RS Lain, Puskesmas, dokter luar, atau lain-lain (tuliskan dengan
lengkap). Bubuhkan pula tanggal kontrol, nama RS atau nama
Puskesmas tempat pasien kontrol.
12. Tuliskan daftar obat yang dibawa pasien pulang lengkap nama obat,
jumlah, dosis, frekuensi, dan cara pemberiannya.
13. Tuliskan instruksi perawatan lanjutan yang terdiri dari diet, aktivitas fisik,
penggunaan alat bantu, alat medis, dan lain-lain
14. Membubuhkan tanda tangan dan nama lengkap
15. Pastikan tulisan rapih dan terbaca serta tidak menggunakan singkatan
(terutama untuk diagnosis dan jenis tindakan)
16. Rekam Medik lengkap harus kembali ke Unit Rekam Medik dalam
1x24 jam.
Formulir Discharge Planning

ACC/APK
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 47
Formulir Discharge Planning (halaman 2)

A
C
C/
A
Prosedur Pembuatan Discharge Planning
 Formulir Discharge Planning ditujukan untuk membantu semua
profesi memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan
informasi yang memadai yang diperlukan pasien untuk
melanjutkan proses perawatan setelah pasien selesai menjalani
perawatan.
 Pengisian formulir Discharge Planning lengkap dilakukan oleh
perawat 1x24 jam sebelum pasien pulang.
 Tahap 1 harus selesai diisi paling lambat 2x24 jam pertama
proses admisi pasien.
 Tahap 2 - 4 diisi sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan
catatan yang dibuat oleh masing-masing profesi (dokter,
perawat, dietisien, farmasis) pada catatan perkembangan pasien
terintegrasi dan formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi.
 Tabel serah terima memastikan dan menjamin perawat, pasien
dan keluarga telah menyelenggarakan proses serah terima yang
diperlukan.
Profil Rawat Jalan

 Profil rawat jalan khusus ditujukan untuk pasien dengan


diagnostik dan tindakan-tindakan kompleks seperti Penyakit

ACC/APK
Ginjal Kronik on HD, Kemoterapi, Radioterapi, dan Geriatri.
 Pasien rawat jalan lainnya, formulirnya juga diisi oleh dokter dan
berisi:
– tanggal pasien berkunjung hari tersebut
– diagnosis pasien
– menulis nama dokter DPJP atau pemeriksa
– obat-obatan yang diberikan dan data klinis penting pasien
(riwayat rawat inap, dan prosedur bedah sejak kunjungan
terakhir)
– pengisian kode ICD dalam formulir profil pasien rawat jalan
dilakukan oleh petugas Rekam Medis
– menuliskan diagnosa dan tindakan, tidak boleh
menggunakan singkatan
 Formulir profil pasien rawat jalan dimasukkan ke dalam file
Rekam Medis

4 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 4
Indonesia Tahun 2015
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
A
C
C/
A
PATIENT AND FAMILY RIGHTS (PFR)/
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

Jenis Informed Consent yang berlaku di RSCM

PFR/HPK
No. Formulir Keterangan
1. General Diberikan pada saat pasien akan masuk rawat inap
Consent Berisikan:
a. Persetujuan Pasien dan Keluarga terkait tindakan
medik keseharaian ringan seperti pemasangan infus,
NGT, pengambilan darah untuk laboratorium,
pemeriksaan radiologi tanpa kontras, dll.
b. Persetujuan pasien bahwa perawatan akan
melibatkan peserta didik (kecuali RSCM Kencana)
c. Privasi dan kerahasiaan pasien
2. Tindakan Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan.
Kedokteran
3. Bedah Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan
4. Radiologi Untuk tindakan radiologi invasif dan atau menggunakan
kontras
5. Kemoterapi Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali
dan diulang setiap siklus atau bila ada perubahan
kondisi
6. Transplantasi Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan.
Untuk donor hidup juga dimintakan informed consent.
7. Penelitian Harus dilengkapi sebelum penelitian berjalan
8. Transfusi Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali.
Darah
9. Penolakan Dimintakan jika pasien/keluarga menolak tindakan yang
Tindakan direncanakan oleh tim medis.

 Pengisian tidak boleh menggunakan singkatan


 Pengisian menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien/
keluarga
 Saksi berasal dari pihak keluarga dan pihak RS. Jika tidak ada pengantar
pasien, kedua saksi boleh berasal dari RS, namun diberi keterangan
bahwa pasien tidak ada pengantar.
 Dalam kondisi untuk Life Saving, Informed consent boleh tidak dilakukan.
Tiga Jenis Tindakan dengan Perlakuan Informed Consent
yang Khusus:

Jenis Pertama kali Pengulangan

Sebelum melakukan 6 (enam) bulan sekali atau


Hemodialisa tindakan pertama kali jika ada perubahan kondisi
P
F
Sebelum melakukan 6 (enam) bulan sekali atau
R/ Thalasemia tindakan pertama kali jika ada perubahan kondisi
H
Sebelum melakukan Setiap siklus atau jika ada
Kemoterapi
tindakan pertama kali perubahan kondisi pasien

Dokter atau Peserta Didik (sesuai kompetensi) wajib


memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
terkait:
 Kondisi pasien
 Rencana tatalaksana pasien termasuk obat-obatan
 Nama staf yang akan melakukan tindakan dan DPJP Utama
 Keuntungan dan kerugian
 Alternatif
 Angka keberhasilan
 Masalah yang mungkin timbul selama masa pemulihan
 Kemungkinan jika tidak dilakukan tindakan
 Analgesia post-prosedur (jika ada)
 Edukasi nyeri
Konsultasi Tentang Penyakit Yang Dialaminya Kepada
Dokter Lain (Second Opinion)

Pengertian:

PFR/HPK
Merupakan permintaan pasien dan atau keluarga untuk mendapatkan
pandangan yang lain terkait dengan masalah kesehatan, diagnosis,
rencana pemeriksaan, rencana tindakan dan pengobatan kepada
dokter lain.

Prosedur:
1. Pasien dan atau keluarga pasien menyampaikan permohonan baik
secara lisan maupun tertulis kepada DPJP yang merawat pasien
untuk meminta surat pengantar second opinion ke dokter lain baik
di dalam maupun di luar rumah sakit.
2. DPJP yang merawat pasien memberikan surat pengantar Second
Opinion kepada pasien dan keluarga untuk disampaikan kepada
dokter yang dituju.
3. Pasien dan keluarga mendapat hasil second opinion.
4. Pasien dan keluarga menyerahkan hasil second opinion kepada
DPJP yang merawat pasien.
5. DPJP yang merawat pasien berhak menerima atau menolak untuk
menggunakan pendapat dari dokter yang memberikan second
opinion dalam proses pengobatan yang diberikan kepada pasien.
6. Apabila DPJP menolak hasil second opinion, maka pasien berhak
untuk melanjutkan atau tidak proses perawatan dan pengobatan
dengan DPJP yang bersangkutan.
7. Apabila DPJP menerima hasil second opinion dan menggunakan
dalam pengobatan pasien maka segala risiko yang timbul atas
proses pengobatan menjadi tanggung jawab DPJP.
8. Hasil second opinion baik diterima maupun ditolak, salinannya
harus disimpan dalam Rekam Medik pasien.
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
P
F
R/
H
ASSESSMENT OF PATIENTS (AOP)/
ASESMEN PASIENT (AP)

Pengkajian Awal Medis

AOP/AP
1. Pasien rawat inap: harus dilengkapi dalam waktu 1x24 jam
2. Pasien rawat jalan: harus dilengkapi dalam waktu <2 jam
3. Pengkajian awal medis pasien rawat jalan dibuat ulang jika
pasien datang setelah tidak berobat selama 1 tahun atau lebih
4. Hasil pemeriksaan penunjang pasien rawat jalan yang berasal
dari luar rumah sakit bila waktunya kurang dari 30 hari masih
bisa dipergunakan kecuali bila status kesehatan dan kondisi
pasien berubah.

Pengkajian meliputi:
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat alergi
4. Riwayat kesehatan/perawatan sebelumnya
5. Riwayat penyakit dalam keluarga.
6. Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan
7. Pemeriksaan fisik (termasuk anda vital)
8. Skrining nyeri, status fungsional, risiko jatuh, pengkajian kulit
9. Skrining gizi
10. Pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi
9. Hasil laboratorium rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya
10. Daftar diagnosis/masalah medik dan keperawatan
10. Rekonsiliasi Obat (Daftar obat yang dibawa pasien dari rumah/
dikonsumsi oleh pasien 1 bulan terakhir) → RAWAT INAP
11. Perencanaan Perawatan Pasien/Care Plan → RAWAT INAP
12. Kebutuhan perencanaan pulang (discharge planning) → pada
pasien khusus di RAWAT INAP

5 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 55

5 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Pengkajian Medis Lanjutan
1. Untuk pasien rawat inap dan penanggung jawab pelayanan
(DPJP)/dokter:
a. dilakukan setiap hari oleh dokter yang ditunjuk untuk
merawat pasien (sesuai kompetensi) termasuk akhir pekan
dan hari libur
A b. pasien sedang dalam penatalaksanaan pengobatan atau
O tindakan kesehatan tertentu yang membutuhkan
P/ pemantauan ketat
A c. setiap ada perubahan kondisi pasien yang signifikan
2. Untuk pasien rawat jalan, dilakukan setiap kali kunjungan Pasien.
3. Hasil pengkajian ulang pasien didokumentasikan pada formulir
catatan perkembangan pasien terintegrasi. Pengkajian ulang
dilakukan dalam bentuk subyektif, obyektif, analisis, dan
perencanaan (SOAP).

Skrining untuk status nutrisi, kebutuhan fungsional dan kebutuhan


khusus lainnya → dirujuk untuk dilakukan penilaian dan perawatan
lebih lanjut apabila diperlukan. Skrining merupakan langkah awal dari
proses asuhan gizi, yang hasilnya akan menentukan apakah perlu
atau tidaknya asesmen/pengkajian gizi lanjutan.
Malnutrition Screening Tools
Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan
dalam 6 bulan terakhir?
a. Tidak ada penurunan berat badan 0

AOP/AP
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
>15 kg 4
2. Apakah asupan makana berkurang karena tidak nafsu makan?
a. Tidak 0
b. Ya 1
Skor total
Pasien dengan diagnosis khusus:  Ya  Tidak

(DM/gangguan fungsi tiroid/infeksi kronis/lain-lain sebutkan ……………………...


……………………………………………………………………………………………)
(Bila skor ≥ 2 dan/atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus, dilakukan
pengkajian lanjut oleh dietisien)
Sudah dibaca dan diketahui oleh dietisien:
 Ya, pukul ……………………….  Tidak
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 57
Cara Menulis Preskripsi Diet
1. Bentuk Makanan: Biasa, Lunak, Saring, Cair
2. Jenis Diet:
 Diabetes Melitus (DM)
 Rendah Kalori (RK)
 Rendah Garam (RG)
A  Rendah Protein (RP)
O  Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
P/  Rendah Lemak
A 3. Jumlah Kebutuhan zat gizi yang diminta untuk penyakit tertentu
(DM, Ginjal, Obesitas, dll)
4. Jadwal pemberian makan
5. Cara pemberian makan oral, enteral, parenteral
6. Contoh preskripsi diet: lunak DM 1500 kalori 4 porsi
7. Ditulis pada rencana perawatan pasien (Care Plan) dan instruksi
medis.
Penentuan diet pada orang sakit
1. Harus dapat memenuhi kebutuhan minimal ≥ 80 %
2. Diet harus memertimbangkan kondisi penyakit
3. Diet memertimbangkan pola kebiasaan makan pasien
4. Apabila pasien dapat makan melalui mulut, berikan melalui
mulut/oral dan enteral
5. Pasien dan keluarga harus mendapat konseling diet (penjelasan
tentang tujuan dan manfaat diet yang diberikan serta bila
keluarga akan membawa makanan dari luar)

Kebutuhan Zat Gizi (Energi)


1. Penentuan kebutuhan energi tergantung kondisi penyakit pasien
2. Kebutuhan basal wanita 25 Kkal/Kg BB
3. Kebutuhan basal pria 30 Kkal/Kg BB
4. Kebutuhan energi total adalah kebutuhan basal dikoreksi dengan
faktor stres dan aktivitas
5. Penurunan kalori untuk obesitas 22 Kkal/kg Berat Badan Ideal
(cat.: fungsi ginjal dan hati baik)
CARE OF PATIENTS (COP)/
PELAYANAN PASIEN (PP)

Keseragaman Pelayanan

COP/PP
1. Kebijakan:
a. Akses pelayanan tidak bergantung pada kemampuan bayar
pasien.
b. Akses pelayanan tidak bergantung pada hari atau jam
tertentu
2. Clinical Pathway:
a. Lima Clinical pathway yang diukur oleh korporat (2015)
 Total Hip Replacement
 Sectio Cesaria
 Community Aquired Pneumonia
 VSD Closure
 Acute Miocard Infarction
b. Tambahan satu dari masing-masing departemen (sesuai
kebijakan)
3. Panduan keseragaman pelayanan (buku panduan di masing-
masing unit kerja dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik)
a. Intensive Care
b. Endoskopi
c. Kateterisasi Jantung
d. IGD dan IMET
e. Resusitasi
f. Hemodialisis
g. Transfusi darah
h. Kemoterapi
i. Radiasi
j. Pasien cacat
k. Paliatif/End of Life
l. Pelayanan Gizi
m. Pasien anak dan neonatus
n. Pasien usia lanjut
o. Ketergantungan obat dan alkohol
p. Restrain/Fiksasi Fisik
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 59
Rencana Perawatan Pasien/Care Plan dan Discharge Planning
1. Pertama kali dibuat dalam 1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap →
bagian dari asesmen awal
2. Bersifat individual dan berdasarkan hasil asesmen pasien yang
dituangkan dalam daftar masalah/diagnosis
3. Dapat berfungsi sebagai media komunikasi rencana perawatan pasien
antar tenaga kesehatan (dokter, perawat, dietisien, dan farmasis) -
C menggunakan bahasa umum
O 4. Untuk pasien dengan diagnosis tunggal tanpa penyulit dan telah memiliki
clinical pathway, maka lembar clinical pathway dapat dijadikan lampiran
P/ care plan
P
Hal yang harus ada dalam Care Plan Terintegrasi:
1. Tanggal dan Jam Penulisan
2. Daftar Masalah/Diagnosis
3. Intervensi (Farmakologis dan Non Farmakologis)
Dituliskan jenis sediaan (bukan nama dan dosis obat – contoh anti
hipertensi, anti diabetes oral), termasuk preskripsi diet secara umum
(contoh diet lunak 1800 kkal), aktivitas yang direncanakan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh semua profesi
3. Tujuan dan Keluaran (Outcome)
Dituliskan tujuan rencana intervensi dan target intervensi yang
diharapkan lengkap dengan perkiraan hari target tersebut tercapai (bila
memungkinkan)
4. Waktu Evaluasi
Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi tersebut
5. Tenaga Kesehatan
Diisi dengan nama, profesi, dan tanda tangan tenaga profesional yang
membuat rencana perawatan
6. Intervensi Lanjutan
Bila target intervensi tercapai, ditulis selesai. Pada pasien dengan
penyakit kronik yang telah terkontrol dengan intervensi dituliskan
terkontrol, tatalaksana dilanjutkan. Bila target belum tercapai, tuliskan
intervensi lanjutan
7. Waktu Evaluasi
Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi lanjutan tersebut
Formulir Rencana Perawatan/Care Plan

COP/PP
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 61
Keseragaman Lokasi Penulisan Instruksi Medis
1. Instruksi medis pasien dituliskan di formulir Instruksi Medis
Farmakologis dan Instruksi Medis Non-Farmakologis oleh
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP Utama) atau
dokter yang diberi wewenang untuk mewakili DPJP Utama dalam
penulisan instruksi medis.
2. Pemeriksaan radiologi dan laboratorium disertakan dalam
C permintaan untuk kebutuhan interpretasi hasil (jika diperlukan)
O 3. Lembar hasil prosedur klinis, diagnosis serta perawatan yang
P/ dilakukan didokumentasikan di Catatan Perkembangan Pasien
P Terintegrasi atau dilampirkan di dalam rekam medis pasien
Pera
watan Risiko Tinggi
No. Jenis perawatan Perhatian khusus
1. Pasien kegawat daruratan  Masing-masing memiliki
(emergency patients) buku panduan

COP/PP
2. Pasien pingsan/tidak sadar pelayanan yang
(comatose patients) dikeluarkan oleh Bidang
3. Pasien dalam alat bantu Pelayanan Medik
hidup  Setiap staf yang terlibat
4. Perawatan pasien dengan dalam pelayanan
penyakit menular tersebut harus sudah
5. Perawatan pasien dengan mendapatkan pelatihan
daya tahan tubuh berkurang  Keseragaman layanan
6. Perawatan pasien yang harus terjadi walaupun
menerima perawatan dialisis lokasi pelayanan
7. Perawatan pasien yang berbeda (sesuai
dalam pengekangan fisik panduan)
(restraint)
8. Perawatan pasien yang
menerima kemoterapi
9. Perawatan terhadap populasi
pasien yang rentan, termasuk
pasien geriatri, anak-anak
dan pasien yang tidak bisa
membela dirinya sendiri atau
terlantar

Pengenalan Perubahan Kondisi Pasien


 Menggunakan instrumen: Nurse Early Warning Scoring System
(NEWSS)
 Ditujukan untuk memantau adanya perubahan keadaan umum
pada pasien agar angka pemanggilan Code Blue berkurang
karena penanganan pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke
kondisi code blue.
 Dilakukan secara terintegrasi dalam Lembar Observasi
Keperawatan

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 6


Pelayanan Resusitasi

1. Cara pengaktifan Code Blue


a. Hubungi melalui telepon internal ke nomor 8000
b. Sebutkan “CODE BLUE”*
c. Sebutkan nama pelapor dan jabatan*
d. Identifikasi pasien/korban (nama, jenis kelamin, umur/
C perkiraan umum)*
O e. Lokasi pasien/korban ditemukan*
P/ f. Kriteria yang menyebabkan pemanggilan TMRC (henti
P nafas, henti jantung)
* Wajib disebutkan

2. Sembari menunggu Tim Medis Reaksi Cepat datang


a. Pelapor memastikan keamanan lokasi untuk menolong
pasien/korban
b. Pelapor memanggil bantuan
c. Pelapor dan atau penolong lain melakukan Bantuan Hidup
Dasar
d. Pelapor dan atau penolong lain mengambil troli emergensi di
lokasi terdekat, memberikan suplementasi oksigen
3. Kriteria pemanggilan Code Blue
a. Dewasa
64 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
3. Kriteria pemanggilan Code Blue
b. Anak

COP/PP
3. Kriteria pemanggilan Code Blue
c. Bayi
Pengelolaan Transfusi Darah/Produk Darah

Alur Pelayanan Transfusi Darah/Produk Darah

Pasien butuh transfusi Dokumentasikan dalam


darah/produk darah Lakukan monitoring Rekam Medik

C
O Lakukan prosedur Mulai transfusi
informed consent
P/
P
Buat formulir per- Identifikasi pasien dan
mintaan darah kesesuaian instruksi

Ambil darah jika sudah Periksa kantong darah


tersedia

Formulir Permintaan Darah

 Tulisan jelas pada 4 lembar (putih, merah, kuning dan biru)


 Formulir pendukung: Emergency Cross
 Apakah dilayangkan ke PMI atau di Unit Pelayanan Transfusi Darah
66 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Pengambilan darah & Pemeriksaan kantong darah

1. Jangan mengambil darah jika tidak akan ditransfusikan dalam 30


menit
2. Periksa:

COP/PP
a. Kesesuaian dalam formulir
 Jenis dan volume darah yang diminta
 Jenis dan volume darah yang diterima
 Golongan darah
 Nomor Stok Kantong Darah
 Hasil pemeriksaan uji pra transfusi
 Jam keluar dari bank darah
b. Verifikasi visual pada kantong darah

Monitoring Transfusi darah


Perhatikan:
1. keadaan umum
2. tanda vital
3. gejala dan tanda reaksi transfusi

15 menit Sesaat sebe- Saat Selesai 4 jam setelah


setelah trans- lum mulai transfusi selesai trans-
fusi dimulai transfusi fusi

Pada pasien rawat inap

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 67


Ketentuan Umum Transfusi Darah
 Mulai transfusi dalam waktu 30 menit setelah darah keluar dari
Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)
 Selesai dalam waktu maksimum 4 jam
 Bila perlu, hangatkan dengan cara yang tepat
 Gunakan blood set
C  Jangan dicampur dengan cairan lain selain NaCl 0,9%
O  Monitor pasien saat transfusi
P/  Dokumentasi
P  Label darah terpasang saat transfusi

Dokumentasi pada label darah (Kembalikan ke UPTD)


Bila Tidak
Isian Bila Ditransfusikan
Ditransfusi

Nama petugas yang Nama petugas yang Tanda silang


menransfusikan memasang transfusi
Gejala reaksi transfusi “Tidak ada Reaksi” atau N/A
“Ada Reaksi”
Volume yang Sesuai volume yang N/A
ditransfusikan ditransfusikan
Jam mulai transfusi Sesuai jam mulai N/A
transfusi
Jam selesai transfusi Sesuai jam selesai N/A
transfusi
Jam saat reaksi Sesuai jam terjadi reaksi N/A
transfusi
Petugas Nama petugas saat N/A
terjadi reaksi atau saat
transfusi selesai

68 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Manajemen Nyeri
 Skrining nyeri harus dilakukan pada semua pasien rawat inap
dan rawat jalan saat pasien mulai diberikan perawatan.
 Skrining nyeri dilakukan oleh perawat (dan diverifikasi oleh
dokter)

COP/PP
 Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien
 Alternatif penatalaksanaan nyeri harus disampaikan kepada
pasien
 Monitoring nyeri sesuai jenis obat yang diberikan
Obat oral à 2 jam pasca pemberian;
Obat injeksi à 1 jam setelah pemberian
 Edukasi pasien dan keluarga dan dokumentasikan pada Formulir
Edukasi Terintegrasi

Instrumen dan Pemantauan Nyeri

Nyeri Nyeri Nyeri


Digunakan Pada
Ringan Sedang Berat
Setiap 8 Setiap 2 Setiap 1
Asesmen Ulang
jam Jam Jam
Pasien
Behavioural Pain
tidak 1-5 6-8 ≥9
Scale (BPS)
sadar
Neonatal Infant Neonatus
1-7 8 - 14 ≥ 15
Pain Scale (NIPS) 0-28 hari
The Face, Legs,
Activity, Cry, 28 hari –
1-3 4-6 ≥7
Consolability Scale 1 tahun
(FLACC)

FACE Scale/Visual
Anak &
Analog Scale 1-3 4-6 ≥7
dewasa
(VAS)

6 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 6
Indonesia Tahun 2015
Fiksasi Fisik/Restrain

Pelaksana Tenaga medis dan non-medis RS

 Sudah mendapat pelatihan fiksasi


Kompetensi
 Mengetahui tujuan, indikasi dan cara fiksasi
C
 Lakukan proses informed consent lisan kepada
O pasien dan keluarga
P/ Proses
 Dokumentasikan dalam rekam medik (Form
P Edukasi Terintegrasi)

Formulir pemantauan fiksasi fisik:


Pemantauan  Pasien dipantau setiap 1 jam
 Ikatan dilepaskan setiap 2 - 4 jam

Menggunakan alat dan bahan fiksasi yang tidak


Perlengkapan
mencederai pasien

Ketentuan Waktu Menjawab Konsul


Mengingat bahwa proses konsultasi antar disiplin sangatlah penting
dalam proses perawatan pasien, maka lama waktu yang
diperkenankan untuk menjawab konsul adalah:
 untuk konsul CITO - harus dijawab dalam waktu < 60 menit
 untuk konsul non CITO - harus dijawab dalam waktu < 6 jam
Penapisan pasien palliative care
Kriteria: Silakan membuat skor bila anda akan menentukan apakah
pasien masuk kriteria paliatif
1. Penyakit Dasar Skoring

COP/PP
a. Kanker (metastatis/ d. Penyakit ginjal kronis Skor 2, tiap poin
rekuren) e. Penyakit jantung berat:
b. PPOK lanjut CHF, CAD berat, CM
c. Stroke (dengan (LVEF <25%)
penurunan fungsional f. HIV/AIDS
>50%)

2. Penyakit Komorbiditas d. Gagal jantung konges- Skor 1, tiap poin


a. Penyakit hati kronis tif
b. Penyakit ginjal mode-

rat e. Kondisi/komplikasi lain

3. Status Fungsional Pasien Skor spesifik di


Menggunakan status performa ECOG (Eastern bawah ini
Coopera- tive Oncology Group)
Derajat Skala
0 Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa Skor 0
hambatan seperti sebelum ada penyakit
1 Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi Skor 0
mampu berjalan dan dapat melakukan peker-
jaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor
yang ringan
2 Dapat berjalan, dapat mengurus diri sendiri, Skor 1
tetapi tidak dapat melakukan semua aktivitas
pada lebih dari 50% jam bangun
3 Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, Skor 2
lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat
tidur atau di kursi roda, lebih dari 50% jam
bangun…..
4 Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian Skor 3
besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat
Penapisan pasien palliative care (lanjutan)

4. Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan Skor 1 untuk tiap


kondisi
a. Tidak akan menjalani pengobatan kuratif
b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak
melanjutkan terapi
C
c. Nyeri tidak teratasi lebih dari 24 jam
O
P/ d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual
dan muntah)
P
e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu
perhatian
f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat/dirawat di
rumah sakit (lebih dari 1 kali/bulan untuk diagnosis
yang sama)
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama
dalam 30 hari
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang
bermakna
i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan
j. Memiliki prognosis yang jelek

Petunjuk Skoring:
Skor Total 0 - 2 Tidak perlu intervensi paliatif
Skor total =3 Observasi
Skor total ≥4 Perlu konsultasi paliatif
Pelayanan Paliatif/End of Life
Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Ber-
sama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP
Utama bukan Tim Paliatif

COP/PP
Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif

Penilaian oleh DPJP + Tim atau Koyanmas unit/


Departemen bahwa pasien masuk Kriteria Paliatif di-
usulkan untuk dikonsultasikan ke Tim Paliatif

Konsultasi ke Tim Paliatif

Asesmen

Memberi rekomendasi tata laksana gejala


dan keluhan fisik/psikis

Family meeting untuk menentukan goal of


care yang ingin dicapai

Evakuasi Meninggal

Perbaikan (pasien bisa mencapai goal yang diten-


tukan). Pasien dikembalikan ke DPJP Utama

Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/


Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan
rumah pasien

Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal


yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk
perawatan paliatifnya
Alur Pelayanan Paliatif di RSCM

Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Ber-


sama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP
Utama berasal dari Tim Paliatif

C Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif


O
P/ Penilaian oleh DPJP + Tim
P
Konsultasi ke Divisi/Departemen terkait

Asesmen

Memberi rekomendasi tata laksana gejala


dan keluhan fisik/psikis

Family meeting untuk menentukan goal of


care yang ingin dicapai

Evakuasi Meninggal

Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/


Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan
rumah pasien

Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal


yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk
perawatan paliatifnya
Catatan Medis Khusus Pasien Paliatif/End Of Life

COP/PP

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 75


Skala Identifikasi Gejala

C
O
P/
P

Edmonton Symptom Assessment Graph

7 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 7
Indonesia Tahun 2015
Alur

COP/PP
Pelaporan Pasien Paliatif di Unit
Pasien Paliatif di Unit Rawat Inap/IGD/Intensif

DPJP atau Tim Paliatif melakukan pengisian


asesmen dan tatalaksana

Didata oleh nurse officer dalam formulir


pendataan pasien paliatif

Dikumpulkan tiap tgl. 5/bulan ke Koordinator


Pelayanan unit

Ka Unit melaporkan data ke Bidang Pelayanan


Medis tiap tgl. 10/ bulan

FORMAT PELAPORAN PASIEN PALIATIF RSCM


Ruang: IGD/Ranap/Intensif
No Nama Pasien No. Rekam Diagnosis LOS/Tanggal DPJP/Tim Tindak Keterangan
Medis mulai dirawat Paliatif Lanjut (Pulang Paksa/
Meninggal/
Rujuk Balik)
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
C
O
P/
P
ANESTHESIA AND SURGICAL CARE (ASC)/
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

Klasifikasi Sedasi

ASC/PAB
Sedasi Sedasi Sedasi Anestesi
Parameter
Minimal/ Sedang Dalam Umum

Responsi- Respons Respons Respons Tidak dapat


vitas normal pada bertujuan bertujuan dibangunkan
stimulasi pada mengikuti meskipun
verbal stimulasi stimulasi dengan
verbal atau berulang stimulus
taktil atau nyeri nyeri

Jalan napas Tidak Tidak ada Intervensi Intervensi


terpapar intervensi mungkin seringkali
yang diperlukan diperlukan
diminta
Ventilasi Tidak Adekuat Mungkin Seringkali
spontan terpapar tidak tidak
adekuat adekuat
Fungsi Tidak Biasanya Biasanya Mungkin
kardiovas- terpapar terpelihara terpelihara terganggu
kular

Refleks menarik menjauhi stimulus nyeri tidak diperhitungkan sebagai


respons bertujuan
Daftar Lokasi Prosedur Sedasi:
 RSCM Kencana; Endoskopi & Yasmin.
 RSCM Kirana.
 Gedung A.
 PJT; CathLab.
 MRI dan CT Scan.
A
 Radioterapi.
S
 Pusat Endoskopi Saluran Cerna (PESC).
C/
 Ruang Prosedur Terpadu Departemen IPD
P  Departemen Anak; Rawat Jalan.
 Gigi dan Mulut (khusus pedodontia)

Sedasi Ringan Sedasi Sedang - Dalam


Pelaksana Dokter anestesi dan di Sedang: Dokter anestesi dan
luar anestesi di luar anestesi
Dalam: Dokter Anestesi
Kompetensi Memiliki sertifikat Memiliki sertifikat pelatihan
pelatihan sedasi dan kredensial dari Komite
Medik
Proses Edukasi pasien dan Edukasi pasien dan keluarga
keluarga Informed consent
Sesuai prosedur sedasi
sedang dan dalam
Dokumentasi Digabung dengan Informed Consent tindakan
laporan prosedur/ sedasi
tindakan
Monitoring Sesuai prosedur di Setiap 5 Menit Kriteria
ruangan Discharge: ALDRETTE
dan PADSS
Peralatan Monitor
Medis
Proses Pelayanan Sedasi

Penilaian pra sedasi dikerjakan dan didokumentasikan, mencakup:


a. identifikasi adanya masalah jalan nafas yang dapat memengaruhi
tipe sedasi yang akan dipilih

ASC/PAB
b. evaluasi pasien yang berisiko untuk kelayakan menjalani
prosedur sedasi
c. perencanaan jenis sedasi dan tingkat sedasi yang dibutuhkan
berdasarkan prosedur yang akan dilakukan
d. pelaksanaan sedasi yang aman
e. interpretasi temuan monitoring pasien selama prosedur sedasi
dan pemulihan.

PRA SEDASI

Kebijakan
1. Layanan sedasi
SOP
1. Layanan Sedasi
Dewasa.
2. Layanan Sedasi
INTRA SEDASI
Pediatri
Formulir
1. Formulir Pra-
Anestesia/Sedasi. SOP
2. Formulir Edukasi 1. Pemantauan
tindakan Anestesia Selama
Anestesia dan PASCA SEDASI
dan Sedasi.
3. Formulir Sedasi
Persetujuan Tinda- Form:
kan Kedokteran. 1. Status Sedasi SOP
4. Formulir Penolakan 1. Pengelolaan
Tindakan Kedokter- pasien pasca
an. anestesia di
ruang pulih
Form:
1. Status Sedasi
2. Formulir evaluasi
pasien pasca
operatif di rumah
via telepon.
Alur Anestesia dan Sedasi

Tahap Pra-Anestesi/Pra-Sedasi

Perencanaan Tindakan dan Metode


Anestesia & Sedasi
A
S Edukasi pasien dan Proses Informed
Consent
C/
Kunjungan Pra-anestesia/Penilaian Dokumentasi Informed
P Pra-Sedasi Consent dan hasil asesmen
di Rekam Medik

Evaluasi ulang perencanaan dan


Persiapan sedasi

Tahap Intra Anestesi/Sedasi


Evaluasi ulang kelengkapan
status pasien, obat-obatan, Dokumentasikan dalam
peralatan anestesia, status anestesia dan Rekam
monitoring pasien, troli Medik
emergency dan peralatan
resusitasi

Melakukan pemantauan
Persiapan pasien
selama prosedur
berlangsung
Melakukan Proses Sign in

Melakukan Prosedur Time


Penilaian pra-sedasi Out
Tahap Pasca Anestesi/Sedasi

Melakukan Prosedur Sign


Out

ASC/PAB
Nilai kembali tanda vital Edukasi pasien dan
pasien keluarga instruksi post
anestesi/sedasi &
dokumentasikan
Pasien dipindahkan ke
ruang pulih

Discharge pasien
Lakukan pemantauan dan berdasarkan kriteria
dokumentasi kondisi pasien PADSS atau Aldrette Score
A
S
C/
P
84 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
FORM EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI

ASC/PAB

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 85


INFORMED CONSENT
Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran

A
S
C/
P

DPJP & PPDS

8 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 8
Indonesia Tahun 2015
INFORMED CONSENT
Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran

ASC/PAB
Revis
ed

A
S
C/
P

Revis
ed

Tuliskan/
Tempelkan
nomor register
alat implan
Lembar Edukasi Terintegrasi
Edukasi wajib terkait Anestesi dan Sedasi selain topik dalam lembar
edukasi dan informed consent adalah Analgesia Post Prosedur.
Dokumentasikan edukasi dalam Formulir Edukasi Terintegrasi

ASC/PAB
Laporan Pembedahan
 Diagnosis pra dan pasca operasi
 Nama operator dan asisten
 Rincian prosedur yang dilakukan dan deskripsi setiap temuan
 Komplikasi perioperasi
 Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan
 Jumlah kehilangan darah dan jumlah darah yang ditransfusikan
 Nomor register seluruh alat implan yang digunakan (dapat
berupa label alat implan yang ditempelkan)
 Tanggal, jam, dan tandatangan dokter penanggungjawab.
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
A
S
C/
P
MEDICATION MANAGEMENT AND USE (MMU)/
MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

MMU/MPO
Penulisan Resep
Petugas yang berhak menulis resep adalah staf medik purna waktu,
dan dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang
bertugas dan mempunyai surat izin praktik (termasuk surat izin
praktik khusus untuk PPDS) di RSCM.

Tugas kita → Pastikan Surat Ijin Praktik di RSCM masih berlaku dan
tersimpan dalam personal file

Kelengkapan penulisan resep


Resep manual harus dapat menunjukan:
 identitas pasien secara lengkap dan tepat
 identifikasi kerentanan alergi pada pasien
 memerhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi, interaksi
obat, dan reaksi alergi.
 lembar resep berkop RSCM yang telah dibubuhi stempel
Departemen/Unit Pelayanan tempat pasien dirawat/berobat
M
M
U/
M
P

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 9


92 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 9


Membuat resep obat narkotika, kemoterapi, dan anestesi
dengan tepat dan lengkap
 Di samping memiliki surat izin praktik yang masih berlaku di

MMU/MPO
RSCM
 Direktur Utama menetapkan siapa saja yang dapat meresepkan
obat golongan narkotika, kemoterapi, anestesi untuk sedasi
→ Pastikan sertifikasi pelatihan yang sesuai tercantum dalam
personal file
→ Pastikan kompetensi yang sesuai tercantum dalam dokumen
clinical privilege.

Pembuatan laporan efek samping obat


 Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping
obat adalah dokter, perawat, apoteker di ruang rawat/poliklinik
 Mencatat segala kemungkinan reaksi negatif pemakaian obat baik
yang telah diprediksi maupun yang masih dicurigai.
 Setiap kali menemukan reaksi negatif dari pemakaian obat, dokter
HARUS segera menuliskan laporan efek samping obat dalam
formulir efek samping obat.
 Menuliskan semua obat yang diberikan pada pasien (dalam kolom
obat) dan membubuhkan tanda silang (x) pada obat yang telah
diprediksi atau dicurigai sebagai obat penyebab.
 Lakukan pengisian formulir secara lengkap dan kirimkan ke
Panitia Farmasi dan Terapi.
M
M
U/
M
P
94 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Sound Alike

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
1 Abbotic Albothyl

2 Actoplatin 150 Actoplatin 450

3 Acyclovir Retrovir Gancyclovir


Acyclovir 200 Acyclovir 400
4
mg mg
5 Albuvit Aldazid Aldacton
Aldactone 25 Aldactone 100
6
mg mg
7 Alkeran Alexan Anexate
Allopurinol Allopurinol
8 100 mg 300 mg
Aloclair plus
Aloclair plus oral rinse
9
gel gargle
10 Amaryl Reminyl

11 Aminofluid Aminofusin

12 Aminovel Aminoleban

13 Amitriptilin Aminofilin Ampisilin

14 Amoksisilin Ampisilin
Asam Pipemi-
15 Asam Fusidat
dat
Asam Asam
16
mefenamat traneksamat
17 Ascardia Arcoxia

18 Atenolol Timolol

19 Atorsan Ativan

20 Atorvastatin Pravastatin

21 Avastin Avaxim

22 Azithromycin Eritrhomycin
Bactroban oint Bactroban
23 10 g cream 10 g
24 Benoson Beproson

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 95


Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

25 Berotec Betaserc Becantex

26 Captopril Carvedilol
M 27
Captopril 12,5 Captopril 25
M mg mg
28 Carbamazepin Karbimazol
U/
M 29 Carboplatin Cisplatin

P 30 Cardiosel Cardiover

31 Cardura Cordaron

32 Carnico Kalmeco

33 Cavit D3 Cravit
Cedocard 5 Cedocard
34 mg retard
35 Cefat Cofact

36 Cefazolin Cefadroxil
Cefoperazone
37 Cefoperazone sulbactam
38 Cefrom Sifrol
Cendo To-
39 Cendo Tobro broson
40 Cendo Xitrol Cendo Statrol

41 Ceradolan Cordaron Kendaron

42 Cernevit Cervarix
Chloramphen-
43 Chlorpromazin
icol
44 Cholespar Cholestat

45 Ciprofloxacin Levofloxacin

46 Cisplatin 10 Cisplatin 50
Clindamycin Clindamycin
47
150 mg 300 mg
48 Clonidin Colchisin Codein

49 Clozer 100 mg Clozer 25 mg

96 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
50 Coditam Cohistan
Nutriflex lipid
51 Combiflex peri peri

52 Combiven Combiflex

53 Crestor 10 mg Crestor 20 mg
Cryptal 200
54 Cryptal 50 mg mg
Cytogem 200
55 mg Cytogem 1 g

56 Cytotex Sotatic
Daktarin Daktarin
57 diapers cream
58 Dalfarol Desferal

59 Daunorubicin Doxorubicin
Dermasolon Dermasolon
60 cream oint
Diflucan 50 Diflucan 150
61 mg mg
62 Dimenhidrinat Difenhidramin

63 Diovan Diprivan

64 Dopamin Dobutamin
Doxorubicin Doxorubicin
65 10 50
Durogesic Durogesic 25 Durogesic 50
66 12,5 mcg mcg mcg
67 Eclid Elkrip

68 Eclid 100 mg Eclid 50 mg

69 Eloxatin 50 Eloxatin 100

70 Epinefrin Efedrin

71 Eprex 2000 Eprex 4000 Eprex 10000

72 Esmeron Esperson

73 Evion Euphyllin

74 Femara Farmalat

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 97


Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

75 Ferriz drop Ferriz sirup

76 Flagyl 0,5 Flagyl 1


M
M 77 Flamicort Pulmicort

U/ 78 Forres Fosen

M 79 Fosmidex 1 g Fosmidex 2 g
P 80
Gemtavis 200
Gemtavis 1 g
mg
Gemzar 200
81 mg Gemzar 1 g

82 Glibenclamid Glimepirid
Glimepiride 1 Glimepiride 2 Glimepiride 3 Glimepiride 4
83 mg mg mg mg
84 Glipizid Glicazid

85 Glucobay Glucophage

86 Gluvas Galvus
Haldol Deca-
87 Haldol noas
Haloperidol Haloperidol Haloperidol 5
88 0,5 mg 1,5 mg mg
Harnal D 0,2 Harnal OCAS
89 mg 0,4 mg
Herbesser 30 Herbesser 90 Herbesser CD Herbesser CD Herbesser CR
90 mg mg 100 mg 200 mg 100
91 Hidroxizin Hidroxyurea

92 Humulin Humalog

93 Hytrin Histrin

94 Hytrin 1 mg Hytrin 2 mg

95 Imdur Imuran

96 Indop Inotrop

97 Inpepsa Inerson

98 Isoptin Isotic

99 Kaletra Keppra

9 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
100 Kenalog Kenacort
Keppra 250 Keppra 500
101 mg mg
Ketoprofen 50 Ketoprofen
102 mg 100 mg
Ketorolac 10 Ketorolac 30
103 mg mg
104 Kidmin Ketamin

105 Kliran 4 mg Kliran 8 mg

106 Lamictal Lamisil

107 Lanzoprazol Pantoprazol

108 Lesichol 300 Lesichol 600


Liphantyl 100 Liphantyl 300 Liphantyl
109
mg mg Supra

110 Locoid Lopid

111 Lodep Lodem


Lodomer Lodomer
112 injeksi drops
113 Lofibra Levitra

114 Losec Lasix

115 Luverys Lutenyl Fentanyl

116 Mediklin Mediquin

117 Merron Meylon

118 Mestinon Merislon Meylon


Metformin 500 Metformin 850
119 mg mg
Methylpredni- Methylpredni- Methylpredni-
120
solon 4 mg solon 8 mg solon 16 mg
121 Metronidazol Metformin Metrofusin

122 Midazolam 5 Midazolam 15

123 MST 10 mg MST 15 mg MST 30 mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 99


Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

124 Mycamine Mikasin

125 Mycorine Mytocin


M
126 Myfortic 180 Myfortic 360
M Na Diklofenak Na Diklofenak
U/ 127 25 mg 50 mg
M 128 Nasacort Nasonec
P 129 Navoban Foban
Nebacetin
130 powder Nebacetin oint
Neo-
131 Neupogen Minophagen
Neurobion
132 Neurobion Forte
133 Nifedipin Nikardipin Nimodipin

134 Novorapid Novomix

135 Ofloxacin Ciprofloxacin


Olandoz 10
136 Olandoz 5 mg mg
Ondansetron Ondansetron
137 4 mg 8 mg
138 Opigran 1 ml Opigran 3 ml

139 Ossoral 200 Ossoral 800

140 Osteocal Ossoral


Oxaliplatin 50 Oxaliplatin
141 mg 100 mg
142 Perdipine Pethidine Pehacain Pantocain

143 Picyn Visine

144 Piridoxin Piridostigmin


Piroxicam 10 Piroxicam 20
145 mg mg
Plasbumin Plasbumin Plasbumin
146 20% 50 ml 20% 100 ml 25% 50 ml
147 Plasmin Plasbumin

148 Platosin 10 Platosin 50

10 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
149 Polysilan Praxilene

150 Primet Primene

151 Profenid Probenid


Propranolol 10 Propranolol 40
152 mg mg
153 Ranitidin Loratadin

154 Renalin Renalyt

155 Rhinofed Rinofer


Rifampicin Rifampicin Rifampicin
156 300 450 600
Salbutamol 2 Salbutamol 4
157 mg mg
Salofalk 250 Salofalk 500
158 mg mg
Sandostatin
159 Sandostatin LAR
160 Scabimite Scabicid Scantipid

161 Sebivo Stalevo


Sedacum 1 Sedacum 5
162 mg/ml mg/ml
163 Sefepim Sefiksim

164 Seloxy Seloxy AA

165 Setrovel Seroquel Seloken


Simvastatin Simvastatin
166 10 mg 20 mg
167 Steryzime Stelazine
Stomahesive Stomahesive
168 pasta powder
169 Surbex T Surbex Z

170 Survanta Sufenta

171 Sustanon Synthocinon

172 Tamoxifen Tamiflu


Tapros 3.75
173 Tapros 3M mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 101
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

174 Targocid Tazocin

175 Taxotere 20 Taxotere 80


M 176
Telfast OD Telfast HD
120 mg 180 mg
M Tenapril 2,5
U/ 177 Tenapril 5 mg mg

M 178 Tenormin Thiamin

P 179 Terramycin Thiamycin

180 Thyrozol Letrozol

181 Toradol Tramadol

182 Tramal Retard Tramal Kapsul

183 Tranexid 5% Tranexid 10%

184 Trental Phental Pletaal

185 Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg

186 Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg

187 Urdafalk Salofalk


Valesco 80 Valesco 160
188 mg mg
189 Valtrex Kalnex Vancep Valtrex
V-Bloc 6,25
190 mg V-Bloc 25 mg

191 Vinblastin Vincristine

192 Vitacid Vitazym

193 Xanax Zantac

194 Zinkid Zistic

195 Zocor Zoloft

196 Zometa Vometa

197 Zovirax Zoladex Zithromax Zyvox

198 Zovirax Zithromax

10 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Look Alike
Bentuk
No Sediaan Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
1 Inhalasi Flixotide Ventolin
Pulmicort Pulmicort
2 Inhalasi respules respules 0,5
0,25 mg mg
Symbicort
3 Inhalasi 160 Symbicort 80
Aminophyl-
4 Parenteral Alinamin-F line 24 mg/ml
Amikacin Amikacin
5 Parenteral 125 mg/ml 250 mg/ml
Aminofluid Aminofluid
6 Parenteral 500 ml 1000 ml
Aminofusin Aminofusin L Comafusin
7 Parenteral Hepar -600 Hepar
Atracurium Atracurium
8 Parenteral 25 50
Benzatin Benzatin 2,4
9 Parenteral 1,2 jt unit jt unit
Cairan
Dianeal Cairan
10 Parenteral
1,5% Dianeal 2,5%
Carboplatin Carboplatin
11 Parenteral Kalbe 150 Kalbe 450
mg mg
Catapres Buscopan 20 Neostig-
12 Parenteral 0,15 mg/ml mg/ml mine
Cefazolin 1 Ceftriaxone 1
13 Parenteral
g g
Cefotaxime Ceftriaxone 1
14 Parenteral 1g g
15 Parenteral Cravit 500 Cravit 750

16 Parenteral D-40 Otsu MgSO4 Otsu


Doxorubi- Vinblastin
17 Parenteral cin 10 PCH
Ecosol G5 Ecosol G10
18 Parenteral (Glucose (Glucose
5%) 10%)
Emthexate Emthexate
19 Parenteral 5 50
Endoxan Endoxan 1
20 Parenteral 200 Endoxan 500 g

21 Parenteral Farsix Farbivent

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 103
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)

Bentuk
No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5
Sediaan
Flucona- Ciprofloxacin Paraceta- Levofloxa-
zole 200 200 mg/100 mol 1000 cin 500 Aminostre-
22 Parenteral
mg/100 ml ml mg/100 ml mg/100 ml ril 6%
M Fosmidex 1 Fosmidex 2
23 Parenteral
M g g
Fraxiparine Fraxiparine
U/ 24 Parenteral 3800 IU 5700 IU
M 25 Parenteral Gelofusin
Otsu Salin
3%
P 26 Parenteral
Hemapo Hemapo
3000 10000
Holoxan Holoxan 2
27 Parenteral 500 Holoxan 1 g g
Humalog
28 Parenteral Humulin R Humalog 30/70
29 Parenteral Induxin Pospargin

30 Parenteral Inovad Indop


Iopamiro Iopamiro 370
31 Parenteral 300 100 ml 100 ml
Otsu D10,
32 Parenteral KA-EN 3B KA-EN 3A 1/5 NS
KCl Pre- KCl Pre- KCl Pre-
33 Parenteral mixed 12,5 mixed 25 mixed 50
mEq mEq mEq
Koate-DVI
34 Parenteral NDC Koate-DVI

35 Parenteral Lasix Novalgin


Lovenox Lovenox Lovenox
36 Parenteral 2000 IU 4000 IU 6000 IU
Meronem
37 Parenteral 500 mg Meronem 1 g
Mero-
penem 500 Meropenem
38 Parenteral
mg 1g
Mero-
penem 500 Cefepim 500
39 Parenteral
mg mg
MgSO4 MgSO4 40%
40 Parenteral 20% Inj. Inj. WFI

41 Parenteral Miacalcic Sandostatin


Mikasin Mikasin 500
42 Parenteral 250 mg mg

10 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)

Bentuk
No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
Sediaan
43 Parenteral Novomix Novorapid
Otsu
44 Parenteral Manitol 20 Asering 5
Otsu-D10,
45 Parenteral 1/5NS Ka-En 3A

46 Parenteral Otsu-D40 Meylon


Otsu-D2,5,
47 Parenteral Otsu-RD5 1/2NS
Pegasys Pegasys 135
48 Parenteral 180 mcg mcg
49 Parenteral Penicillin G Streptomycin Polymixin
Phyto- Phenobar-
50 Parenteral Phinev Neo-K menadion bital
Plasbumin Plasbumin
51 Parenteral 20% 50 ml 25% 50 ml
52 Parenteral Sibital Lodomer
Sindaxel Sindaxel 100
53 Parenteral 30 mg/5 ml mg/16.67 ml
Solu-
54 Parenteral medrol 500 Zithromax

55 Parenteral Stesolid Diazepam


Takelin 250 Takelin 500
56 Parenteral mg mg
Tracrium Tracrium 5
57 Parenteral 2,5 ml ml
58 Parenteral Tramadol Gentamisin
Tramal 50 Tramal 100
59 Parenteral mg mg
Tranexid Tranexid
60 Parenteral 5% 10%
Triofusin Triofusin Triofusin E
61 Parenteral 1000 1600 1000
62 Parenteral Vaxcel Pycin Zovirax
Vincristrin Vincristin 2
63 Parenteral 1 mg mg
Wida D5 - Wida D5 -
64 Parenteral 1/2 NS 1/4 NS
Durogesic Durogesic 25
65 Patch 12,5 mcg mcg
Bisolvon Bisolvon
66 Sirup elixir solution

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 105
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)

Bentuk
No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5
Sediaan
Celesta- Claritin 5
67 Sirup mine mg/5 ml
Mucopect Mucopect 30
M 68 Sirup 15 mg/5 ml mg/5 ml
Borax
M 69 Sirup NaOCl Glycerin Dow Glycerin
U/ 70 Sirup
Vometa
Vometa drop Vectrin
suspensi
M Codipront
Sirup dan Codipront Codipront
P 71
kapsul sirup
cum exp
sirup kapsul
Suposito-
72 ria Cygest 200 Cygest 400
Suposito- Dulcolax 5 Dulcolax 10
73 ria mg mg
Suposito-
74 ria Flagyl 0,5 g Flagyl 1 g

75 Tablet Abilify 5 mg Abilify 10 mg


Acarbose Acarbose
76 Tablet 50 mg 100 mg
Actos 15
77 Tablet mg Actos 30 mg
Adalat 5
78 Tablet mg Adalat 10 mg
Alpentin Alpentin 300
79 Tablet 100 mg mg
Amaryl 1
80 Tablet mg Amaryl 2 mg
Amlodipin Amlodipin 10
81 Tablet 5 mg mg
Aprovel Aprovel 300
82 Tablet 150 mg mg
Arcoxia 60 Arcoxia 90 Arcoxia
83 Tablet mg mg 120 mg
Ascardia Ascardia 160
84 Tablet 80 mg mg
85 Tablet Aspar Aspar K
Ativan 0,5 Ativan 2
86 Tablet mg Ativan 1 mg mg
Baraclude Baraclude 1
87 Tablet 0,5 mg mg
Betaserc 8 Betaserc 24
88 Tablet
mg mg
Blopress 8 Blopress 16
89 Tablet mg mg

10 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)

Bentuk
No Sediaan Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
Bonefos Bonefos 800
90 Tablet 400 mg mg
Bon-One Bon-One 0,5
91 Tablet 0,25 mcg mcg
Candesar- Candesartan
92 Tablet tan 8 mg 16 mg
Cataflam Cataflam 50
93 Tablet 25 mg mg
Catapres Catapres
94 Tablet 75 mcg 150 mcg
Cefspan Cefspan 200
95 Tablet 100 mg mg
Celebrex Celebrex 200
96 Tablet 100 mg mg
Ciproxin Ciproxin XR
97 Tablet XR 500 mg 1000 mg
Codein 10 Codein 15 Codein 20
98 Tablet mg mg mg
Concor 2,5
99 Tablet mg Concor 5 mg
Depakote Depakote ER
100 Tablet ER 250 mg 500 mg
Esilgan 1
101 Tablet mg Esilgan 2 mg
Ethambutol Ethambutol
102 Tablet 250 mg 500 mg
Famocid Famocid 40
103 Tablet 20 mg mg
Fasorbid 5 Fasorbid 10
104 Tablet mg mg
Fluimucyl
Fluimucyl 100 sachet
105 Serbuk
200 sachet pediatric
Gabexal Gabexal 300
106 Tablet 100 mg mg
Glucobay Glucobay
107 Tablet 50 mg 100 mg
Glu- Glu-
cophage Glucophage cophage
108 Tablet
500 mg 850 mg XR 500 mg
Haloperidol Haloperidol Haloperidol
109 Tablet 0,5 mg 1,5 mg 5 mg
Kalxetin 10 Kalxetin 20
110 Kapsul mg mg
Lamictal 50 Lamictal 100
111 Tablet mg mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 107
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)
Bentuk
No Sediaan Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5
Lipitor 10
112 Tablet mg Lipitor 20 mg
Lyrica 50 Lyrica 150
113 Tablet Lyrica 75 mg
M mg mg
Mecobala-
M 114 Tablet min 250 Mecobalamin
500 mcg
U/ mcg
Medixon 4 Medixon 16
M 115 Tablet mg mg
P 116 Tablet
Medrol 4
mg
Medrol 16
mg
Meloxicam Meloxicam
117 Tablet 7,5 mg 15 mg
Micardis 40 Micardis 80
118 Tablet mg mg
Movicox Movicox 15
119 Tablet 7,5 mg mg
Neoral 25 Neoral 50 Neoral 100
120 Tablet mg mg mg
Nexium 20 Nexium 40
121 Tablet mg mg
Isosorbide Furo-
Nifedipine dinitrate 5 semide 40
122 Tablet
10 mg mg mg
Noperten Noperten 5
123 Tablet 10 mg mg
Noperten 5 Noperten 10 Noperten
124 Tablet mg mg 20 mg
Norvask 5 Norvask 10
125 Tablet mg mg
Ofloxacin Ofloxacin
126 Tablet 200 mg 400 mg
On-
dansetron Ondansetron
127 Tablet
4 mg 8 mg
Pantozol Pantozol 40
128 Tablet 20 mg mg
Pariet 10
129 Tablet Pariet 20 mg
mg
Pletaal 50 Pletaal 100
130 Tablet mg mg
Pradaxa 75 Pradaxa 110
131 Tablet mg mg
Prograf 0,5
132 Tablet mg Prograf 1 mg
Pronalges Pronalges
133 Tablet 50 mg 100 mg

10 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)
Bentuk
No Sediaan Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5

MMU/MPO
Prosogan Prosogan FD
134 Tablet FD 15 30
Salofalk 250 Salofalk 500
135 Tablet mg mg
Sandimun Sandimun 50 Sandimun
136 Tablet 25 mg mg 100 mg
Seroquel 25 Seroquel 200 Seroquel Seroquel
137 Tablet mg mg 100 mg 300 mg
Sifrol 0,125 Sifrol 0,25
138 Tablet mg mg
Sifrol ER Sifrol ER
139 Tablet 0,75 mg 0,375 mg
Spironolac- Spironolac-
140 Tablet tone 25 mg tone 100 mg
Stesolid 2 Stesolid 5
141 Tablet mg mg
Takelin 500 Takelin 1000
142 Tablet mg mg
Tanapress 5 Tanapress
143 Tablet mg 10 mg
Tarivid 200 Tarivid 400
144 Tablet mg mg
Thyrozol 5 Thyrozol 10
145 Tablet mg mg
Topamax 25 Topamax 50
146 Tablet mg mg
Valdimex 5 Merlopam 2
147 Tablet mg mg
Vascuprax Vascuprax
148 Tablet 100 mg 200 mg
Vesicare 5 Vesicare 10
149 Tablet mg mg
Viagra 50 Viagra 100
150 Tablet mg mg
151 Tablet Zegase Zegavit
Zistic 250
152 Tablet mg Zistic 500 mg
Zyloric 100 Zyloric 300
153 Tablet mg mg
Tablet dan
suposito- Dulcolax Dulcolax
154
ria tablet supositoria

Tetes Cendo Feni- Cendo


155
Mata kol 0,5% Fenikol 1%
Tetes Cendo
156 Mata Cendo Floxa Natacen

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 109
M Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
M
U/
M
P

11 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 Indonesia Tahun 201511
PATIENT AND FAMILY EDUCATION (PFE)/
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

Hal-hal yang perlu dinilai sebelum memulai pemberian edukasi

PFE/PPK
pada pasien dan keluarga:
 Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga
 Kemampuan belajar
 Formulir edukasi

Formulir Informasi dan Edukasi Pasien Rawat Jalan


P
F
E/
P

Form Edukasi Pasien Rawat Inap

Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien


dengan Hambatan Bahasa Indonesia
 Petugas kesehatan unit pelayanan di lingkungan RSCM
mengidentifikasi kebutuhan edukasi pasien/keluarga
 Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah), RSCM memiliki
daftar tim penerjemah yang kompeten di bidang bahasa daerah dan
asing sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga
 Petugas kesehatan unit pelayanan berkoordinasi dengan tim
edukasi (dokter, fisioterapi, perawat, apoteker, ahli gizi, dll) terkait
persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan
kebutuhan pasien/ keluarga (leaflet, brosur, standing banner,
audiovisual, dll).
 Petugas PJ PKRS Unit pelayanan membuat laporan terkait edukasi
yang telah diberikan berupa: analisis data, kesimpulan dan rencana
tindak lanjut.
Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada
Pasien dengan Hambatan Bahasa

Aktivitas Dokumen/Catatan Keterangan

PFE/PPK
MULAI Petugas

Kesehatan
Daftar Nama Penter-
Melakukan identifikasi pasien jemah Bahasa
dengan kebutuhan bahasa

Ada tenaga
penterjemah di YA
unit pela-
yanan?

TIDAK
Petugas Kesehatan
Formulir Edukasi
Berkoordinasi dengan perter-
Pasien dan Keluarga
jemah bahasa Terintegrasi Rawat
Inap
Petugas Kesehatan
Pelaksanaan
Melakukan persiapan edukasi Formulir Edukasi
Pasien dan Keluarga edukasi dilakukan
dengan tim edukasi terkait
Terintegrasi Rawat bersama dengan
Jalan tim edukasi
Petugas Kesehatan (dokter, fisiotera-
Pelaksanaan edukasi pis, perawat,
Daftar Nama Penter- apoteker, ahli gizi,
Petugas PJ PKRS jemah Bahasa dll.)
Form: 154/rev02/
Membuat laporan hasil
IPK/2015 dan
edukasi
0167/rev02/
URJT/2015 dan
SELESAI 012/rev00/
IPK/2014/N
Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien
dengan Kebutuhan Khusus (Tuna Rungu dan Tuna Wicara)
 Petugas Kesehatan melakukan identifikasi kebutuhan edukasi
pasien/keluarga
 Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah) koordinasi dengan
Instalasi PKRS atau lembaga terkait, sesuai kebutuhan edukasi
P pasien dengan kebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna wicara)
F Kontak:
E/  Instalasi PKRS - telepon Internal 2907
P  Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati - Telepon: 021-8444274
3. Koordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisioterapi, perawat,
apoteker, ahli gizi, dll) terkait persiapan materi dan media yang
akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga
(leaftlet, brosur, standding banner, audio visual, dll)
4. Penanggung Jawab PKRS Unit kerja atau kepala ruangan membu-
at laporan terkait edukasi yang telah diberikan berupa: analisa
data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut

114
RSUP
N Cipto
Mangu
nkusu
mo -
Fakulta
s
Kedokt
eran
Univers
itas
Indone
sia
Tahun
2015
Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada
Pasien dengan Hambatan Bahasa

Aktivitas Dokumen/Catatan Keterangan

PFE/PPK
MULAI Petugas

Kesehatan Daftar Nama Penter-


jemah berkebutuhan
Melakukan identifikasi pasien khusus
dengan kebutuhan khusus
Kebutuhan khusus
PKS antara RSUPN (tuna rungu dan
Dr. Cipto tuna wicara)
Mangunkusumo
Ada tenaga  Panti Sosial
YA dengan Panti Sosial
pendamping di Bina Rungu Wicara Bina Rungu
unit pela- Melati Wicara Melati,
yanan? Tel. 021-
8444274
 Suminah,
TIDAK
S.Sos, HP
Petugas Kesehatan 085881170059
Berkoordinasi dengan lem-
baga terkait

Petugas Kesehatan
Melakukan persiapan edukasi Formulir Edukasi
dengan tim edukasi terkait Pasien dan Keluarga Pelaksanaan
Terintegrasi Rawat edukasi dilakukan
Petugas Kesehatan Inap bersama dengan
Pelaksanaan edukasi tim edukasi
Formulir Edukasi (dokter, fisiotera-
Pasien dan Keluarga pis, perawat,
Petugas PJ PKRS Terintegrasi Rawat apoteker, ahli gizi,
Membuat laporan hasil Jalan
dll.)
edukasi

SELESAI
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan
Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo

Bahasa Bahasa
No Nama Nomor Telepon Unit Kerja
Daerah Asing

P 1 Mario Ambon 081807327473 PJT


F 2
DR.Dr.Rubia
na, Sp.A (K) Bali Inggris 08159324297 PJT
E/ Ns. Ni GP
P 3 Tuti Setiani, Bali 081280569800 GEDUNG A
Skep
4 Sari Hutapea Batak 081383078449 PJT
Duma Nova-
5 lina, AMK Batak 081295227654 PJT
Suryati
6 Sihombing, Batak 085717180813 PJT
AMK
Merry Juwita,
7 Batak 02190609893 PJT
AMK
Dinar
8 Hosiana, Batak 08126408332 KIRANA
AMK
Maya Mei-
9 lanni, AMK Batak Karo 081316283122 PJT
Mediana
10 Bangun, SKp Batak Karo 081398414538 GEDUNG A
Lenni Batak
11 081295464666 PJT
Asmita, AMK Simalungun
Nurmaemu-
12 nah, AMK Batak Toba 081315889961 GEDUNG A

13 Lancari Batak Toba 081387175277 PJT


Inggris,
Drg. Dja-
14 Bugis Tagalog 0818980067 KENCANA
milah
(Philipin)
Eli Purwati,
15 Jawa 081317003932 PJT
S.Kep
Siti Nur
16 ekowati, Jawa 081519310086 PJT
AMK

116 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan
Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)

Bahasa Bahasa

PFE/PPK
No Nama Nomor Telepon Unit Kerja
Daerah Asing

17 Narmi, AMK Jawa 081314656320 PJT


Yuliaswati,
18 AMK Jawa 081319798310 PJT
Sumarsih,
19 Jawa 081282109940 GEDUNG A
AMK
Dwi
20 Wahyuniati, Jawa 085814169771 GEDUNG A
Skep
Supartini,
21 Skep Jawa 087877271409 GEDUNG A
Erny
22 Imawaty, Jawa 081380707073 GEDUNG A
AMK
Ns. Emi
23 Sulistyowati, Jawa 0817164417 GEDUNG A
Skep
Ns. Sulastri,
24 Skep Jawa 087878058049 GEDUNG A
Eti Sumarti-
25 Jawa 08129813601 KIRANA
yah, SKp
081571026919
26 Nuri, AMK Jawa KIRANA
3
Yustika
27 Novianti, Jerman 08122302786 GEDUNG A
S.Si., Apt
Mertisa Lampung
28 081282338480 PJT
Angra, AMK Pesisir
Ns. Yelly
29 Febriani, Padang Inggris 081318732414 PJT
S.Kep
Ria Anicha
30 Shofia, AMK Padang 081384110481 PJT
Mira Diana,
31 Padang 081212868161 PJT
AMK
Nurwasiah,
32 Padang 081318803761 GEDUNG A
AMK
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan
Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)

Bahasa Bahasa
No Nama Nomor Telepon Unit Kerja
Daerah Asing
Vera Anda
P 33 Lusiya, SKM Padang 081244417548 GEDUNG A
F 34 Elma, AMK Padang 081318168114 KIRANA
E/ 35 Naya, AMK Palembang 085811213146 KIRANA
P Sri Mulyani,
36 AMK Sunda 081385660565 PJT
Nurlia
37 Agbayani, Sunda 081316117442 PJT
AMK
Ns. Iin Muth-
38 mainnah, Sunda 081383952300 PJT
S.Kep
Meta Puja-
39 wati, AMK Sunda 087878942259 PJT
Tati Mulyati,
40 AMK Sunda 081387671817 GEDUNG A
N Rohayati,
41 SST Sunda 08129679182 GEDUNG A
Mimin
42 Mintarsih, Sunda 081310709372 GEDUNG A
AMK
N Yayah,
43 AMK Sunda 08174838190 GEDUNG A
Ns. Yeti,
44 Sunda 081319892727 GEDUNG A
Skep
Ns. Hepi
45 Suprianti, Sunda 08128331065 KENCANA
Skep
Ns. Winda-
46 wati, Skep Sunda 085881299658 GEDUNG A
Ns. Dede
47 Suhartini, Sunda 08151642014 GEDUNG A
Skep
Yati Hayati,
48 Sunda 081318392163 GEDUNG A
AMK

118 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan
Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)
Misnanci,

PFE/PPK
49 Sunda 08121041962 GEDUNG A
SMIP
Ns. Neni
50 Triana, Skep Sunda 085693300583 GEDUNG A
Ida Ivone,
51 Sunda 0811942041 GEDUNG A
AMK
52 Dhani, AMK Sunda 02196231566 KIRANA
Ns. Yuni
Azizah, 081399939906
53 Arab PJT
S.Kep 087888488869
Ns. Yudi
54 Elyas, S.Kep Inggris 081316006831 PJT
Ns. Hendra
55 Firmansyah, Inggris 081282914792 PJT
S.Kep
Ns. Rohmad
56 Widiyanto, Inggris 081548651501 PJT
S.Kep
Catur Wulan-
57 ningsari, Inggris 081318200592 PJT
S.Kep
Ns. Yeane
58 Anastania, Inggris 08158279843 GEDUNG A
Skep
Ns. Enny
Mulyatsih,
59 Inggris 0811989613 GEDUNG A
Mkep.,
Sp.KMB
Yunisar
60 Gultom, Inggris 081319168925 GEDUNG A
SKp., MClN
Ns. Wahyu
61 Inggris 081229594333 GEDUNG A
KR, Skep
Ns. Elteria
62 Sianturi, Inggris 081382748421 GEDUNG A
Skep
Ns. Dewi
63 Alfiani, Skep Inggris 085710454672 GEDUNG A
Ns. Dina Ayu
64 Inggris 081225595862 KIRANA
C, Skep
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan
Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)

Bahasa Bahasa
No Nama Nomor Telepon Unit Kerja
Daerah Asing

65 Fenny, AMK Inggris 08128203932 KIRANA


P
Tri Utami
F 66 Wulandari Inggris 085780068535 KENCANA
E/ 67
Sekar Dwi
Inggris 085692966662 KENCANA
Purnamasari
P
Ns. Hasna
68 Inggris 081315342012 KENCANA
Puri, Skep
69 Ns. Murdiono Inggris 081315780027 KENCANA
70 Evel Inggris 081387712725 KENCANA
Kristina
71 Marisani, Inggris 085218184086 KENCANA
AMK
72 Ardi, AMK Jepang 08564216006 KENCANA
Ns. He-
73 vandri, Skep Jepang 082123500052 KENCANA
Ns. Aprinaldi,
74 Jepang 082170394446 KENCANA
Skep
75 Rini, AMK Jepang 08287622333 KENCANA
76 Warti, AMK Mandarin 085876110303 KENCANA

120 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
QUALITY IMPROVEMENT AND PATIENT SAFETY
(QPS)/PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN (PMKP)

QPS/PMKP
Jenis-Jenis Insiden Keselamatan Pasien
Jenis Insiden Definisi Contoh
KPC Kondisi Kondisi/situasi yang sangat Defibrilator di ruang rawat
Potensial berpotensi untuk menimbulkan inap ditemukan rusak saat
Cedera cedera tetapi belum terjadi pengecekan berkala
insiden

KNC Kejadian Suatu insiden yang belum Transfusi darah yang


Nyaris Cedera sampai terpapar ke pasien/ hampir diberikan kepada
pegawai pasien yang salah.

KTC Kejadian Insiden yang sudah terpapar ke Transfusi diberikan kepada


Tidak Cedera pasien/pegawai tetapi tidak pasien yang salah namun
menimbulkan cedera tidak terjadi cedera pada
pasien

KTD Kejadian Insiden yang mengakibatkan Transfusi diberikan kepada


Tidak cedera pada pasien/pegawai pasien yang salah dan
Diharapkan pasien tersebut mengalami
reaksi transfusi.
Sentinel Suatu kejadian tidak diantisipasi Transfusi diberikan kepada
yang dapat mengakibatkan pasien yang salah dan hal
kematian atau suatu kejadian tersebut menyebabkan
yang mangakibatkan kematian pasien.
kehilangan fungsi permanen
dan kejadian tersebut tidak
berhubungan dengan riwayat
alamiah penyakit yang
mendasari atau penyakit
penyerta. Kejadian sentinel
merupakan kejadian yang
membutuhkan investigasi dan
respons segera.
Jenis-Jenis Kejadian Sentinel
1. Kematian yang tidak terduga, termasuk, namun tidak terbatas
pada:
 kematian yang tidak berkaitan dengan alamiah penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari (contohnya seperti kematian
Q karena infeksi pasca-operasi atau hospital-acquired pulmonary
embolism)
P  kematian janin cukup bulan
S/  bunuh diri.
P 2. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan
M oleh penyakit pasien atau kondisi yang mendasarinya
3. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi.
4. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena transfusi
darah atau produk darah, atau penularan penyakit akibat
transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi.
5. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orangtua yang
salah.
6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti penyerangan
(yang mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi); atau
pembunuhan pasien, pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran,
trainee, pengunjung, atau vendor ketika berada di lingkungan
rumah sakit.

122 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Matriks Penyusunan Tingkat Risiko

Potential Consequences

QPS/PMKP
Frekuensi/ Insignifi Moder- Catas-
Likelihood Minor Major
-cant ate trophic
2 4
1 3 5
Sangat Sering
Terjadi Moder- Moder-
High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln) ate ate
5
Sering terjadi Moder- Moder-
(Bebrp x /thn) High Extreme Extreme
ate ate
4

Mungkin terjadi
Moder-
(1-2 thn/x) Low High Extreme Extreme
ate
3

Jarang terjadi
Moder-
(2-5 thn/x) Low Low High Extreme
ate
2

Sangat jarang sekali


Moder-
(>5 thn/x) Low Low High Extreme
ate
1

Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Level Frekuensi Kejadian Aktual

1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun


4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan


Dampak Klinis/Konsekuensi/Keparahan

Level Deskripsi Contoh Deskripsi

1 Insignificant  Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

Q  Cedera ringan
P 2 Minor  Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama, kerugian keuangan sedang
S/
P  Cedera sedang
M  Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual secara
3 Moderate reversibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
 Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
 Cedera luas/berat
 Kehilangan fungsi utama (motorik, sensor-
ik, psikologis, intelektual) permanen/
4 Major
irreversibel, tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
 Kerugian keuangan besar

Cata-  Kematian yang tidak berhubungan dengan


5
strophic perjalanan penyakit yang mendasarinya

Tindakan Sesuai Tingkat dan Pita Risiko

Clinical Manager / Immediate


Detailed review &
Can be Lead Clinician review & action
urgent treatment
managed should assess the required at
should be under-
by proce- consequences Board level.
taken by senior
dure againts cost of Director must be
management
treating the risk informed
Bagan Laporan Insiden

QPS/PMKP

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 125
Q
P
S/
P
M

126
RSUPN Cipto
Mang
o - Fakultas
Kedok
Universitas
Indo
Tah
Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP

Tempat Kerja

QPS/PMKP
Di-
No. Nama Indikator Pro- In-
Ra- Ra- ag-
IGD se- ten-
jal nap nos-
dur sif
tik
1 Tingkat kepuasan pasien √ √ √ √ √ √

2 Tingkat kepuasan peserta didik √ √ √ √ √ √

3 Capaian indikator medik ekselen √ √ √ √ √ √


% staf medik dengan kinerja
4 √ √ √ √ √ √
ekselen
% staf medik yg memiliki
kompetensi integratif dan
interdisipiliner (mengikuti
pendidikan dasar dokter klinik,
5 √ √ √ √ √ √
mempunyai sertifikat Good Clinical
Practice, pernah menangani kasus
medik sulit dan menerapkan
pembuatan careplan terintegrasi)
6 Audit kebersihan tangan petugas √ √ √ √ √ √
Kesesuaian Penulisan Resep
7 dengan Formularium Nasional √ √ √ √ √
(khusus pasien JKN)
Kepatuhan terhadap Clinical
8 Pathway (CP) - sesuai CP yang √ √ √ √ √ √
diberlakukan
9 Medication Error √ √ √ √ √
10 IDO (Infeksi Daerah Operasi) √ √ √ √

11 ISK (Infeksi Saluran Kemih) √ √ √ √

12 IAD (Infeksi Aliran Darah) √ √ √ √


VAP (Ventilator Acquired
13 √ √ √ √
Pneumonia)
14 HAP (Human Aquired Pneumonia) √ √ √ √
Persentase kasus rujukan yang
15 √ √ √
dirujuk balik

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 127
Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP
(lanjutan)

Tempat Kerja
Di-
No. Nama Indikator Pro- In-
Ra- Ra- ag-
Q IGD
jal nap nos-
se-
dur
ten-
sif
tik
P % rujukan dari RS Binaan ke
S/ 16
RSCM-FKUI yang tidak tepat
√ √
P 17 Emergency Response Time √
M 18 Waktu tunggu rawat jalan √
Persentase DPJP utama dengan
19 care plan terintegrasi dengan target √ √
terukur setelah pengkajian awal
Ketepatan diagnosis klinis sepsis
20 √ √
dengan hasil biakan darah
% kasus sulit yang berhasil
21 ditangani (survive atau meninggal √ √
dengan kualitas yang baik)
22 Waktu tunggu operasi elektif √
Persentase pengembalian rekam
23 medik lengkap dan tepat waktu √
(1x24 jam) ke Unit Rekam Medik
Pengkajian awal medis dan
24 √
keperawatan dalam 1x24 jam
25 NDR (Nett Death Rate) √
Kelengkapan re-assessment
26 pasien (SOAP) di CPPT pada hari √
libur oleh dokter
Adult smoking cessation advice/
27 counseling given to patients who √
had an AMI
Adult smoking cessation advice/
28 counseling given to patients who √
had an HF
29 Pneumococcal vaccination √

12 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 Indonesia Tahun 201512
Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP
(lanjutan)

QPS/PMKP
Tempat Kerja
Di-
No. Nama Indikator Pro- In-
Ra- Ra- ag-
IGD se- ten-
jal nap nos-
dur sif
tik
Prophylastic antibiotics
30 discontinued within 24 hours after √
surgery end-time-Hip Arthoplasty
31 Stroke Education √
Persentase Pemeriksaan gula
32 darah 2 jam PP yang selesai di √
bawah 8 jam
Kesesuaian hasil ekspertise PA
33 √
dengan penilaian peer group
Response time pemeriksaan
34 Radiologi/Laboratorium/ √
Mikrobiologi (Cito dan Reguler)
Ketepatan waktu penyampaian
35 √
hasil test kritis
Operasi bersih tanpa antibiotik
36 √
profilaksis
37 Penerapan keselamatan operasi √
Dokumentasi penggunaan implan
38 √
sesuai SPO
Ketidaksesuaian diagnosis pra
39 √
dan pasca bedah
Desaturasi oksigen intra anestesi
40 atau sedasi (termasuk ruang √
prosedur di rawat jalan)
Penerapan time out secara verbal
41 √
di ruang tindakan invasif
Kelengkapan Form Monitoring
42 (Status Anestesia) di Ruang √
Operasi/Tindakan
Selain indikator di atas, terdapat indikator khas departemen serta indikator
medik yang perlu diketahui oleh DPJP dari departemen masing-masing.
Q Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
P
S/
P
M
PREVENTION AND CONTROL OF INFECTIONS (PCI)/
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

PCI/PPI
P
CI
/P
PI

Prosedur Tertusuk Benda Tajam:


1. Lepaskan sarung tangan atau APD yang melindungi yang dipakai.
2. Cuci dengan air mengalir, tidak perlu ditekan-tekan.
3. Cuci dengan cairan desinfektan (sabun chlorhexidin) lakukan
sampai darah berhenti
4. Laporkan
 Jika di dalam jam kerja, lapor ke Poli Pegawai
 Jika di luar jam kerja, lapor ke IGD.
PCI/PPI
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 133
P
CI
/P
PI

134
RSUPN Cipto
Mang
o - Fakultas
Kedok
Universitas
Indo
Tah
PCI/PPI

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 135
P
CI
/P
PI

136 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Prosedur Terpapar Cairan Infeksius
 Segera basuh area pajanan dengan sabun dan air mengalir jika
mengenai mata atau mukosa lakukan pembilasan dengan air
bersih dan WFI (Water for Injection) selama 15 menit
 Kulit yang tidak utuh → Segera bersihkan dengan air mengalir

PCI/PPI
dengan menggunakan sabun antiseptik
 Hidung → segera bilas hidung dengan air mengalir.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 137
P
CI
/P
PI

138 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular
Lewat Udara/Droplet Dari Unit Rawat Jalan Terpadu

Identifikasi Pasien

PCI/PPI
Tidak Antrian
Batuk
umum
Ya

Edukasi
Beri masker dan tissue

Pasien batuk 3 minggu


atau pasien TB yang Tidak Antrian
mendapat pengobatan umum
di bawah 2 minggu/
terputus obat

Ya

Layanan cepat dan terpisah


(dengan ventilasi bertekanan
negatif)

Poliklinik Paru (dengan ventilasi


bertekanan negatif)
Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular
Lewat Udara/Droplet Dari Instalasi Gawat Darurat

Identifikasi Pasien
Tida Antria
Batuk k n
Ya umu
P m
CI
/P Edukasi
Beri masker dan tissue
PI

Pasien batuk ≥ 3 minggu Tida


atau pasien TB yang k Antria
mendapat pengobatan di n
bawah 2 minggu/terputus umu
obat m

Ya
Tida Surat permintaan R.
Emerging Disease k Isolasi di SPR &
catatan terintegrasi

Ya

Surat Rujukan Pindah Pindah ruangan rawat isolasi

Tersedia Tidak Tersedia

Pindah ke ruangan Pasien dirawat di


Rujuk ke: rawat isolasi khusus ruangan isolasi
1. RS Persahabatan tekanan negatif Ventilasi Alami (cth.
2. RS Sulianti Saroso
area Psikiatri)
KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM

Kode Da-
Keterangan Respons Primer Respons Sekunder Hubungi
rurat
Code Blue Situasi yang berpo- Informasikan adanya kegawat-  Jaga agar pasien tetap tenang Tim Medis
(Kegawatda tensi mengancam daruratan medis kepada Tim  Periksa nadi dan pernapasan Reaksi
ruratan nyawa dan memer- medis Reaksi Cepat (TMRC)  Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) oleh Cepat
Medis) lukan respons dari untuk mengaktifkan staf berkompeten bila diperlukan (TMRC)
tim medis
Code Red Adanya api, asap, I – Informasikan adanya Code Saat berusaha memadamkan api dengan Pusat
(Kebakaran) atau bau benda Red kepada pegawai lainnya APAR: Komando
terbakar untuk meminta bantuan dan P – Pull (tarik/cabut pengaman APAR dalam Security
utamakan keselamatan posisi jongkok dan lakkuan pengetesan dan Koordi-
pasien, batasi penyebaran api tekanan) nator
dan asap jika fasilitas A – Aim (arahkan ujung selang ke dasar api Keadaan
memungkinkan dengan jarak ± 2,5 m) Darurat
P – Padamkan api menggunakan S – Squeeze (tekan tuas APAR) (KKD)
peralatan yang efektif secepat- S – Sweep (kibas-kibas arah semprotan ke gedung
nya, pastikan jalur keluar dasar api, jangan melawan arah angin) terkait
bebas hambatan
E – Evakuasi pasien dan
pengunjung menuju titik kmpul
jika api tidak dapat dipa-
damkan
RS
UP
N FA
Ci
pto FMS/MFK CIL
Ma
ng ITY
un
ku MA
su
mo
NA
- GE
Fa
kul ME
tas
Ke NT
do
kte
AN
ra D
n
Un SA
ive
rsit
FE
as
Ind
TY
on (F
esi
a MS
Ta
)/
MANA
JEME

14
1
14
2

KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM
Kode Da-
Keterangan Respons Primer Respons Sekunder Hubungi
rurat
Code Grey Situasi verbal/  Lindungi/pertahankan diri Berusaha untuk mengurangi tingkat risiko/bahaya Pusat Ko-
RS (Gangguan fisik yang se- sendiri secara verbal mando Seku-
UP Keamanan) makin berisiko  Hubungi Pusat Komando riti
N serta berbahaya Sekuriti untuk mengaktifkan
Ci
pto Code Grey
Ma
ng Code Pink Bayi/anak hilang Hubungi Pusat Komando Sekuriti Bantu pihak kepolisian dan keamanan RSCM jika Pusat Ko-
un (Penculikan atau diculik untuk mengaktifkan Code Pink diminta mando Seku-
ku Bayi/Anak) Informasikan adanya penculikan Jika sasaran terlihat, jangan dihentikan sendiri, riti
su
mo bayi/anak kepada pegawai hubungi Pusat Komando Sekuriti dan laporkan
- lainnya dan penanggung jawab lokasi temuan
Fa (PJ) ruangan
kul
tas Monitor seluruh pintu keluar
Ke terhadap seluruh orang yang
do akan meninggalkan rumah sakit
kte
ra dengan bayi/anak
n
Un Code Pur- Tetap tinggal di Evakuasi area secara horizontal/ Lihat rencana evakuasi masing-masing gedung
ive ple lokasi dapat vertikal
rsit (Evakuasi) membahayakan Evakuasi mulai dari yang dapat
as
Ind nyawa, berjalan, dengan kursi roda, lalu
on kesehatan, atau dengan ranjang
esi keamanan
a
Ta
KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM
Kode Da-
Keterangan Respons Primer Respons Sekunder Hubungi
rurat
Code Peristiwa adanya Menuju tempat yang aman, Berada dalam gedung tinggi: menuju tempat yang
Green gerakan bumi jongkok, berliindung dan jangan aman sesuai dengan peta aman pada tiap lantai,
(Gempa yang mengaki- berlari bagi pasien yang berada di tempat tidur tetap
Bumi) batkan adanya berada di tempat tidur masing-masing
guncangan oleh Berada di dalam lift: tekan tombol lift terdekat atau
faktor alam yang semua tombol dan segera keluar jika pintu sudah
dapat mengaki- terbuka
batkan timbulnya Berada di luar gedung: segera mencari tempat
korban jiwa, yang aman dari reruntuhan
kerusakan serta Berada di dalam mobil: segera keluar dari mobil
dampak psikolgis Sedang mengendarai mobil: segera hentikan mobil
tetapi jangan hentikan mobil di atas jembatan
Code Black Adanya informasi Hubungi Pusat Komando Sekuriti Laporkan ke Koordinator Keadaan Darurat (KKD) Pusat Ko-
(Ancaman ancaman bom untuk mengaktifkan Code Black gedung untuk konsultasi dengan Kepolisian RI mando Seku-
Bom) dan benda- Jangan sentuh benda yang sebagai pertimbangan untuk mengevakuasi riti dan
benda yang dicurigai sebagai bom penghuni gedung Koordinator
dicurigai dan Isolasi area/lokasi ancaman bom Bertanya sebanyak mungkin kepada penelpon jika Keadaan
tidak dikenal menerima telepon ancaman/peringatan bom Darurat
(KKD) ge-
dung terkait

14 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


RS
FMS/MFK
UP
N
Ci
pto
Ma
ng
un
ku
su
mo
-
Fa
kul
tas
Ke
do
kte
ra
n
Un
ive
rsit
as
Ind
on
esi
a
Ta

14
3

14 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015


Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Pul
l
F Tarik atau cabut pengaman
APAR
M dalam posisi jongkok
S/ dan lakukan pengujian
M tekanan
APA
R.

Ai
m
Arahkan ujung selang ke
dasar api, jaga jarak ±
2,5 meter dari api.

Squee
ze
Tekan tuas APAR.

Swee
p
Kibas-kibas arah
semprotan ke da- sar api,
jangan melawan arah
angin.
HAZMAT (Bahan Berbahaya dan Beracun - B3)
Ketentuan Penyimpanan B3 di Ruangan
 Tidak dalam jumlah besar (sesuai kebutuhan ≤ 20 Liter)
 Dalam kemasan kecil (maksimal 10 Liter)

FMS/MFK
 Ketika memindahkan B3 ke wadah yang lebih kecil, wadah
tersebut harus diberi label sesuai sumbernya
 Pastikan MSDS (Material Safety Data Sheet) tersedia di tempat
penyimpanan dalam bahasa Indonesia
 Perhatikan suhu ruangan penyimpanan sesuai dengan sifat
bahan kimia yang disimpan
 Bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dengan
bahan kimia yang mempunyai sifat pengoksidasi
 Pasang rambu peringatan pada tempat penyimpanan B3
 Tersedia alat pelindung diri (APD) dan fasilitas pertolongan
pertama
 Tersedia fasilitas Spill Kit.

14 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas


RSUPN CiptoKedokteran Universitas
Mangunkusumo Indonesia
- Fakultas TahunUniversitas
Kedokteran 2015 Indonesia Tahun 201514
Sifat Bahaya dan Simbol B3

F
M
S/
M
Penanganan Tumpahan Material Infeksius

FMS/MFK
1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll
2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan
3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala,
penutup sepatu, kaca mata google)
4. Batasi penyebaran tumpahan dengan tissue, kain lap
5. Bersihkan area tumpahan dengan cara:
a. Serap tumpahan dengan tissue/kain lap/sponge mop
b. Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan
sikat sampai benar-benar bersih
c. Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke kantong
kuning
d. Dekontaminasi area tumpahan dengan desinfektan, biarkan
selama 2 menit kemudian keringkan dengan kain lap/tissue,
lalu buang ke kantong kuning
6. Lepaskan APD dan masukan ke dalam kantong kuning
7. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir
8. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan
kirim ke Unit K3RS.
Penanganan Tumpahan Merkuri
1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll
2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan
3. Lepaskan seluruh perhiasan yang menempel pada pergelangan
tangan
4. Gunakan APD (masker, sarung tangan, kaca mata google)
F 5. Bersihkan area tumpahan dengan cara:
M a. Amati penyebaran tumpahan dengan senter
S/ b. Kumpulkan butiran mercuri dan pecahan mercuri dengan
menggunakan 2 card board (satu dipegang dengan tangan
M kiri dan satu lagi dipegang dengan tangan kanan) lalu
masukkan ke dalam tube
c. Masukan card board ke dalam plastik klip
d. Ambil syringe dan hisap mercuri dengan syringe
e. Masukan dengan hati-hati ke dalam tube, tutup tube rapat-
rapat dan masukan ke dalam plastik klip
f. Masukan syringe ke dalam plastik klip
g. Ambil sisa-sisa mercuri yang tidak tersedot oleh syringe
dengan menggunakan surgical tape
h. Masukan surgical tape ke dalam plastik klip
6. Lepaskan sarung tangan dan masker lalu masukan ke dalam
plastik klip
7. Lepaskan kaca mata google dan masukkan ke dalam plastik klip
bila terkena percikan merkuri
8. Tutup rapat plastik klip
9. Masukan plastik klip ke dalam plastik klip yang lainnya
10. Tutup rapat plastik klip, beri label “LIMBAH MERKURI”
11. Serahkan ke Unit Sanitasi dan Lingkungan
12. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir
13. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan
kirim ke Unit K3RS.
Penanganan Tumpahan Kimia
1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll
2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan
3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala,

FMS/MFK
penutup sepatu, kaca mata google)
4. Hentikan tumpahan dengan mengangkat kemasan bahan
berbahaya dan tutup segera tumpahan tersebut
5. Cegah tumpahan agar tidak menyebar, gunakan sponge atau kain
lap
6. Identifikasi jenis tumpahan dengan cara melihat label dan simbol
yang ada di kemasan bahan berbahaya
7. Bersihkan dan dekontaminasi/netralisasi area tumpahan dengan
cara:
a. Material asam/basa:
 Serap tumpahan dengan bahan penyerap (sponge/kain
lap)
 Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan
sekop dan sikat sampai benar-benar bersih
 Buang sponge/kain lap dan material tumpahan ke dalam
kantong coklat
 Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian
bersihkan dan keringkan dengan kain lap/tisu, lalu buang
ke dalam kantong coklat.
b. Material yang mudah terbakar:
 Taburi area tumpahan dengan media penyerap seperti
pasir atau tanah
 Matikan semua sumber api
 Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan
sekop dan sapu sampai benar-benar bersih
 Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam
kantong coklat
 Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian
bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu
buang ke dalam kantong coklat.
Penanganan Tumpahan Kimia (lanjutan)
c. Material berbentuk serbuk:
 Basahi bahan penyerap (sponge/tisu/kain lap) dengan air
 Tutupi area tumpahan dengan bahan penyerap basah
 Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan
sekop dan sapu sampai benar-benar bersih
F  Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam
M kantong coklat
S/  Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian
M bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu
buang ke dalam kantong coklat
8. Lepaskan APD dan buang ke tempat sampah infeksius
9. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih
10. Buat laporan terjadinya tumpahan dengan menggunakan formulir
laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS

150 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
STAFF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE)/
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

Isi Minimal Personal File Dokter

SQE/KPS
1. Ijazah dan bukti verifikasi arsipnya
2. Sertifikat kompetensi dari badan sertifikasi dan bukti verifikasi
arsipnya
3. Surat izin praktik yang masih berlaku dan bukti verifikasi arsipnya
4. Sertifikat pelatihan terbaru dan bukti verifikasi arsipnya
5. Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut
6. Copy Clinical Privileges yang masih berlaku dan copy clinical
privileges sebelumnya (Dokumen asli ada di Komite Medik)
7. Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir.

Isi Minimal Personal File Peserta Didik


1. Surat lamaran
2. Surat diterima sebagai PPDS
3. Copy sertifikat orientasi
4. Hasil pre dan post orientasi
5. Kompetensi
6. Kewenangan klinis
7. Copy Surat Tanda Registrasi
8. Copy Surat Izin Praktik
9. Surat Izin Mengerjakan Tugas Dokter
10. Bukti lulus tahapan PPDS
11. Sertifikat pelatihan yang menunjang keterampilan/kompetensi.
KEWENANGAN KLINIS
Pengertian:
Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf
medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam
lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).
S
Q Prosedur:
E/  Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada
K Direktur RSCM dengan mengisi formulir daftar rincian
kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan
dilengkapi bahan-bahan pendukung.
 Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan
oleh Direktur RSCM kepada Komite Medik
 Komite Medik melalui Sub Komite Kredensial akan melakukan
kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang
telah diisi oleh pemohon
 Dalam melakukan kajian Sub Komite Kredensial dapat
membentuk Panitia Ad-hoc dengan melibatkan mitra bestari
(peer) dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang
diminta berdasarkan buku putih (white paper).

Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi


dan cakupan praktik
Daftar rincian kewenangan klinis (Delineation of Clinical Privilege)
diperoleh dengan cara:
1. Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta
masukan dari setiap kelompok staf medis
2. Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan
menggunakan daftar rincian kewenangan klinis
3. Mengkaji ulang kewenangan klinis bagi staf medis dilakukan
secara periodik
Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh Komite
Medik berdasarkan masukan dari Sub Komite Kredensial.

152 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Kajian yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial meliputi :
1. Kompetensi:
 Area kompetensi terutama kompetensi medis sesuai standar,
yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang

SQE/KPS
untuk itu;
 Kognitif
 Afektif
 Psikomotor
2. Kompetensi fisik
3. Kompetensi mental/perilaku
4. Perilaku etis

Sub Komite Kredensial melakukan re-kredensial bagi setiap staf


medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment), dengan rek-
omendasi berupa kewenangan klinis yang bersangkutan:
1. dilanjutkan;
2. ditambah;
3. dikurangi;
4. dibekukan untuk waktu tertentu;
5. diubah/dimodifikasi;
6. diakhiri.

 Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang


dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat
mengajukan permohonan kepada Komite Medik melalui Direktur
RSCM.
 Sub Komite Kredensial akan mengkaji ulang daftar rincian
kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis dengan
memertimbangkan masukan dari Panitia Ad-hoc
 Hasil pengkajian oleh Sub Komite Kredensial akan diajukan
kepada ke Komite Medik
 Komite Medik memberikan rekomendasi kewenangan klinis staf
medis yang bersangkutan kepada Direktur
 Direktur menerbitkan clinical appointment bagi staf medis yang
bersangkutan.
Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi
kewenangan klinis:
1. Pendidikan
 Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi atau
sekolah kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi
 Menyelesaikan program pendidikan konsultan
2. Perijinan
S
 Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan standar
Q profesi
E/  Memiliki ijin praktik dari Dinas Kesehatan setempat yang
K masih berlaku
3. Kegiatan penjagaan mutu profesi
 Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian
kompetensi bagi anggotanya
 Berpartisipasi aktif dalam evaluasi mutu klinis
4. Kualifikasi personal
 Riwayat disiplin dan etik profesi
 Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui
 Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat
penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat
memengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien
 Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan
 Memiliki asuransi proteksi profesi
5. Pengalaman di bidang keprofesian
 Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi
 Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama men-
jalankan profesi.

 Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis


(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh
Direktur RSCM.
 Surat penugasan klinis untuk setiap staf medis memiliki masa
berlaku untuk periode tertentu.
 Pada akhir masa berlakunya surat penugasan klinis tersebut,
RSCM harus melakukan re-kredensial terhadap staf medis yang
bersangkutan.
 Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali
kewenangan klinis dilakukan oleh Direktur RSCM.
154 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
MANAGEMENT OF INFORMATION (MOI)/
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

MOI/MKI
RSCM sudah meresmikan buku standar singkatan baru tahun 2014

Isi Buku Standar Singkatan Edisi 2 Tahun 2014


 Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang tidak boleh
digunakan
 Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang digunakan
 Daftar singkatan kode unit kerja
 Daftar singkatan sebutan unit kerja.
Kajian Kelengkapan Rekam Medik
 kelengkapan dokumen
 kelengkapan pengisian
 kelengkapan identitas pasien (setiap lembar) dan nama unit kerja
 kelengkapan tanda tangan petugas (DPJP, Perawat, Dietisien)
M  kelengkapan penulisan tanggal dan waktu
OI  memastikan tulisan terbaca
/  memastikan koreksi tulisan dilakukan dengan cara yang benar
M  memastikan singkatan sesuai standar
 memastikan kesesuaian penulisan instruksi
 memastikan adanya verifikasi DPJP 1x24 jam.

156 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Formulir Pengkajian Kelengkapan Rekam Medik oleh Unit
Kerja

MOI/MKI
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
M
OI
/
M
HUMAN RESEARCH PROGRAM (HRP)
Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Dalam Institusi RSCM-
FKUI
Surat Masuk Penelitian 1. Surat permohonan
penelitian
2. Proposal penelitian
Direktur Utama
3. Ethical clearance

HRP
4. Informed consent
Direktur Pengembangan 5. CV tim peneliti
dan Pemasaran 6. FC Sertifikat CUKB
7. MOU (bila dengan
sponsor)
Bagian Penelitian

Verifikasi Kelengkapan
berkas dan telaah
Surat ijin penelitian ke
1. Setuju dengan instansi/departemen
perbaikan Ijin terkait
2. Ditolak

Komite Setuju Tanpa Perbaikan


Etik
Penelitian
Lahan Penelitian
Kesehatan
FKUI- 1. Penelitian medis → Mem-
RSCM berikan daftar pasien untuk
diseleksi
2. Penelitian non-medis →
Terjadi Memberikan data sekunder
Laporan selesai
perubahan Pelaksanaan penelitian sesuai pengambilan data
protokol/ proposal

proposal Surat keterangan


Penelitian selesai
penelitian selesai
Hasil penelitian (hard dan
soft copy)
Menyerahkan hasil penelitian
Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Luar Institusi RSCM-FKUI
Surat Masuk Penelitian 1. Surat permohonan
penelitian
Direktur Utama 2. Proposal penelitian
3. Ethical clearance
4. Informed consent
Direktur Pengembangan 5. CV tim peneliti
dan Pemasaran 6. Kopi Sertifikat CUKB
H 7. MOU (bila dengan
R Bagian Penelitian sponsor)
1. Verifikasi kelengka- 8. Bukti bayar administrasi
pan berkas & telaah
2. Surat permohonan
Pembimbing RSCM
→ Lahan penelitian Surat permohonan Pem-
bimbing RSCM
1. Setuju dengan
perbaikan Ijin Surat ijin penelitian ke
2. Ditolak instansi/departemen
terkait
Komite Etik Setuju Tanpa Perbaikan
Penelitian Kesehatan
FKUI- RSCM Lahan Penelitian
1. Penelitian medis → Mem-
berikan daftar pasien untuk
Terjadi diseleksi
perubahan 2. Penelitian non-medis →
protokol/ Memberikan data sekunder
Pelaksanaan penelitian sesuai
Laporan selesai
proposal pengambilan data
proposal Surat keterangan
Penelitian selesai
penelitian selesai
Hasil penelitian (hard dan
soft copy)
Menyerahkan hasil penelitian
Alur Proses Uji Klinis di FKUI-RSCM

Clinical Research Sudah lolos ethical clearance

YA
Kolaborasi
TIDAK MRU

HRP
CRSU
ADA
ORK

TIDAK
CRSU ORK

Monitoring

Selesai

Keterangan:
MRU: Medical Research Unit
CRSU: Clinical Research Supporting Unit
ORK: Organisasi Riset Kontrak
Bagian Penelitian: Bagian dari CRSU dan MRU
CUKB: Cara Uji Klinik yang Baik
Pelaporan Severe Adverse Effect (SAE) Penelitian

Subyek mengalami SAE di rumah

Pasien dirujuk ke Rumah Sakit/Poliklinik/IGD terdekat dengan tempat


tinggalnya
H
R
Peneliti → Mengobservasi subyek serta berkoordinasi dengan tenaga
medis yang menangani subyek

Peneliti utama wajib melaporkan seluruh SAE yang terjadi selama


penelitian khususnya dalam uji klinik ke sponsor dalam waktu 1 x 24
jam sejak pertama kali diketahui.
Laporan juga disampaikan ke Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-
RSCM dan Organisasi Riset Kontrak (bila ada), Badan POM dengan
tembusan kepada Komite Mutu, Keselamatan, dan Kinerja RSCM.

Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengkaji dan menelaah

Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengeluarkan surat


rekomendasi untuk melindungi keselamatan subyek lainnya yang di-
tujukan kepada peneliti dengan tembusan kepada
Direktur Utama RSCM

Direktur Utama RSCM mengeluarkan surat keputusan penangguhan


atau pencabutan ijin lokasi sesuai keputusan Komite Etik Penelitian
Kesehatan FKUI-RSCM apabila penelitian harus dihentikan

162 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Pemberian Kompensasi Pasien Penelitian

Pasien Penelitian mengalami KTD

Melapor ke peneliti

HRP
Penanganan segera KTD yang dialami

Pasien puas?

Puas Tidak puas

Peneliti melapor ke Komite Etik Penelitian


Kesehatan RSCM-FKUI dan Sponsor

Peneliti dengan Sponsor Peneliti tanpa Sponsor

Kompensasi ditanggung
oleh sponsor Peneliti dari Peneliti non
RSCM-FKUI RSCM-FKUI

Apabila sponsor lalai, RS


meminta pendapat dari
Kompensasi Kompensasi
Komite Etik Penelitian
oleh RSCM- oleh institusi
Kesehatan RSCM-FKUI
FKUI asal
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

H
R
Medical Professional Education (MPE)

Apa yang wajib diketahui Peserta Didik?


1. Metode supervisi seperti apa yang dibutuhkan ketika anda
memeriksa pasien dan menulis instruksi untuk pasien?
2. Bagaimana metode supervisi berubah mengikuti kemajuan

MPE
perkembangan program pendidikan anda?
3. Bagaimana anda tahu siapa yang seharusnya memberikan
supervisi terhadap anda?
4. Bagaimana anda tahu aktivitas dan prosedur seperti apa yang
diperolehkan untuk anda mengerjakan sendiri, dan mana yang
memerlukan supervisi?
5. Bagaimana anda berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien RS?
6. Apa yang anda ketahui tentang Internasional Patient Safety Goals/
Sasaran Keselamatan Pasien?
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

M
P

Anda mungkin juga menyukai