BARABAI 71314
Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke rumah sakit lainnya.
Pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa harus selalu diobservasi dan dipantau
oleh tenaga terampil dan mampu.
Pengertian :
Pemantauan terus dilakukan sewaktu transportasi ke bagian lain dari rumah sakit atau rumah
sakit yang satu ke rumah sakit yang lainnya dan pasien harus didampingi oleh tenaga yang
terampil dan mampu memberikan pertolongan bila timbul kesulitan. Umumnya pendamping
seorang dokter.
1. Tenaga cadangan untuk unit harus diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Kriteria :
Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non medis yang
bertugas di UGD.
Sistem yang optimum adalah bila rekam medik unit gawat darurat menyatu dengan
rekam medik rumah sakit. Rekam medik harus dapat melayani selama 24 jam.
Bila hal ini tidak dapat diselenggarakan setiap pasien harus dibuatkan rekam medik
sendiri. Rekam medik untuk pasien minimal harus mencantumkan :
Tanggal dan waktu datang.
Catatan penemuan klinik, laboratorium, dan radiologik.
Pengobatan dan tindakan yang jelas dan tepat serta waktu keluar dari unit gawat darurat.
Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani.
Ada bagan / struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas semua petugas lengkap dan
sudah dilaksanakan dengan baik.
Letak unit / instalasi harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat dilihat dari jalan di dalam
maupun di luar rumah sakit.
Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai lokasi instalasi / UGD
di rumah sakit, dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke UGD dari arah dalam rumah
sakit.
Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi penyakitnya.
Daerah yang tenang agar disediakan untuk keluarga yang berduka atau gelisah.
Besarnya rumah sakit menentukan perlu tidaknya :
Ruang penyimpanan alat steril, obat cairan infus, alat kedokteran serta ruang
penyimpanan lain.
Kamar mandi.
Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit gawat darurat
dengan :
Pelayanan ambulan.
Unit pemadam kebakaran.
Konsulen SMF di UGD.
Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik serta lokasinya berdekatan dengan
unit gawat darurat.
Pengertian :
Pelayanan radiologi haarus dapat dilakukan di luar jam kerja. Pelayanan radiologi sangat penting
dan dalam unit yang besar harus terletak di dalam unit. Harus tersedia untuk membaca foto untuk
akomodasi staf radiologi.
Tersedianya alat dan obat untuk Life Saving sesuai dengan standar pada Buku Pedoman
Pelayanan Gawat Darurat yang berlaku.
STANDAR 5 : KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu ditinjau dan
disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh petugas.
Kriteria :
Ada petunjuk tertulis / SOP untuk menangani :
Kasus perkosaan
Kasus keracunan missal
Asuransi kecelakaan
Kasus dengan korban missal
Kasus lima besar gawat darurat murni (true emergency) sesuai dengan data morbiditas instalasi /
unit gawat darurat
Kasus kegawatan di ruang rawat
Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi :
Tanggungjawab dokter
Batasan tindakan medis
Protokolmedis untuk kasus-kasus tertentu yang mengancam jiwa
Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk life saving sesuai dengan standar.
Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang ibu dalam proses persalinan normal maupun tidak
normal.
Ada program orientasi / pelatihan bagi petugas baru yang bekerja di unit gawat darurat.
Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan ketrampilan bagi tenaga di Instalasi /
Unit Gawat Darurat.
Ada latihan secara teratur bagi petugas Instalasi / Unit Gawat Darurat dalam keadaan
menghadapi berbagai bencana (disaster).
Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan dalam bidang gawat
darurat untuk pegawai rumah sakit dan masyarakat.
Jumlah kunjungan
Angka kematian
Instalasi / Unit Gawat Darurat harus menyelenggarakan evaluasi terhadap pelayanan kasus gawat
darurat sedikitnya satun kali dalam setahun.
Instalasi / Unit Gawat Darurat harus menyelenggarakan evaluasi terhadap kasus-kasus tertentu
sedikitnya satu kali dalam setahun.
Ditetapkan :
Pada tanggal :
Barabai
Mei 2016
BARABAI 71314
STANDAR FASILITAS DAN SARANA
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat Darurat
Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat
darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung seperti
monitor dan defribrilator
a. Alat alat untuk ruang resusitasi :
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Laringoskope anak & dewasa ( 1 set )
4. Spuit semua ukuran ( masing masing 10 buah )
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus&penghalang
1( buah )
8. Gunting besar (1 buah )
9. Defribrilator ( 1 buah )
10. Monitor EKG ( 1 buah )
11. Trolly Emergency yang berisi alat alat untuk melakukan resusitasi ( 1 buah )
12. Papan resusitasi ( 1 buah )
13. Ambu bag ( 1 buah )
14. Stetoskop ( 4 buah )
15. Tensi meter ( 1 buah )
16. Thermometer ( 3 buah )
13.
14.
15.
16.
17.
Stetoskop ( 1 buah )
18.
Tensimeter ( 1 buah )
19.
Thermometer ( 4 buah )
20.
21.
Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc
( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc
( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )
( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
a. Alat alat dalam trolly emergency
I.