Materi Mesin Bubut
Materi Mesin Bubut
1
PRINSIP KERJA PADA MESIN BUBUT
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda
kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir.
2
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu
utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat
pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain.
(Gambar 19 b) adalah jenis lain sumbu utama mesin bubut yang ujungnya
sedang terpasang sebuah senter tetap (G), yang berfungsi sebagai tempat dudukan
benda kerja pada saat pembubutan dintara dua senter.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran
lambat.
3
Gambar 19 B . sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G)
Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau
kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
3. Eretan (carriage)
Eretan (Gambar 21) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage)
yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang
bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai
dengan posisi penyetelan d atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah
untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak
operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda
pemutarnya.
4
Gambar 21. Eretan
Kepala lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan badan.
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar 23, digunakan untuk mengatur
kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu
kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk
pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian
sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur,
mengkartel dan pemotongan (cut off).
5
Gambar 23. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
6. Pelat tabel
Pelat tabel (B) pada gambar 24, adalah tabel besarnya kecepatan yang
ditempel pd mesin bubut yg menyatakan besaran perubahan antara hubungan
roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam
kepala tetap (headstock).
Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih
kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya diameter
benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan.
6
8. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama
Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 25, menunjukkan
angka-angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan
pekerjaan pembubutan.
7
10. Penjepit Pahat (Tools Post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang
bentuknya ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada gambar 27.
Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus
sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat
dipasang dan disetel sekaligus.
8
12. Keran pendingin
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin
(collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk
mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap
tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannyapun halus.
9
Gambar 30. Transporter dan Sumbu pembawa
10
FUNGSI MESIN BUBUT
11
3. poros tirus (cone shaft)
12
JENIS-JENIS MESIN BUBUT DARI SEGI DIMENSI
Mesin bubut ringan (Gambar 5) dapat diletakan di atas meja, dan mudah
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini).
Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya
dipergunakan untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin
umumnya tidak lebih dari,1200 mm, dan karena bebanya ringan dapat diangkat
oleh satu orang.
13
industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen.
Umumnya digunakan pada 230 dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena
harganya terjangkau dan mudah dioperasikan.
Jenis mesin bubut standar (Gambar 7) disebut sebagai mesin bubut standar
karena disamping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga
telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu
kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan
darurat.
14
ALAT KELENGKAPAN MESIN BUBUT
1. Chuck (Cekam)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck) dan ada juga yang
berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc Chuck).
rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri
tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk
mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat
pembubutan eksentrik.
2. Plat Pembawa
3. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa
berujung bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat
pembawa rata sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat
pembawa beralur.
15
sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan
dua buah senter.
4. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan
penyang jalan (follower rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut benda-
benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu
penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi berpenampang elip/oval, tidak
silindris dan tidak rata.
5. Kolet (Collet)
Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan
biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan
berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.
6. Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung
benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan
senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas
dan senter tetap pemasangannyapada sumbu utama mesin (main spindle).
Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°, dan
dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar senternyapun
ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk penggunaan pembubutan
dantara dua senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin namun
ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah diberi
lubang senter.
16
7. Taper Attachment (Kelengkapan tirus)
Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini
membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala
lepas ataupun menggunakan eretan atas.
1. Membubut Muka
c) gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda
kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda kerja
dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran mesin
harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
2. Membubut Rata
3. Membubut Tirus
17
bantu taper attachment pada saat membubut tirus tergantung pada sudut ketirusan
benda kerja yang akan dikerjakan. Cara membuat tirus dibagi menjadi 3, yaitu :
Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar yakni antara 0-90
derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum sepanjang gerakan eretan atas.
Pembubutan dengan cara ini tidak dapat dilakukan secara otomatis, tetapi
dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga pahat bergerak maju.
Pemutaran eretan atas, sebesar ½ sudut ketirusan. Artinya jika sudut ketirusan
90 , maka eretan atas diputar sebesar 45 .
Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar antara 0-30 derajat
dengan ketirusan yang melebihi panjang atau lebih pendek dari pergerakan
eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual maupun secara
otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua senter. Dengan
demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang berfungsi untuk memutar
benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk menghasilkan ketirusan yang
sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas dapat dihitung dengan persamaan:
18
c. Pembubutan Tirus Dengan Menggunakan Perlengkapan Tirus
Pembubutan ini dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang akan dibuat berada
pada kisaran 0-60 derajat dengan panjang ketirusan melebihi jarak pergerakan
eretan atas
4. Membubut Ulir
Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir
dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segitiga, segi empat,
trapesium dan lain-lain.
5. Membubut Dalam
6. Mengebor
19
7. Membubut Alur (Memotong)
8. Mengkartel
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas
lainnya sebagaimana gambar 31, pada umumnya digunakan untuk pembubutan
rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kanan ke arah kiri mendekati
posisi cekam.
20
2. Pahat Bubut Rata Kiri
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana Gambar 32, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
kepala lepas.
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda
kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah
mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda
kerja tergantung arah putaran mesinnya.
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan
untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°. Gambar
34 menunjukkan besarnya sudut potong pahat ulir metrik.
6. Pahat Potong
21
7. Pahat Bentuk
8. Bor Senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja
sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya
disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian yang
tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja
diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali
pekerjaan pengeboran.
9. Bor
Bor adalah alat untuk membuat lubang. Bentuknya bulat mempunyai alur
dan ukurannya berbeda-beda . Alurnya pun bermacam macam, alur lurus dan alur
spiral. Bor alur lurus biasa digunakan untuk membuat lubang pada logan yang
lunak seperti kuningan, tembaga dan sebagainya. Bor alur spiral biasa digunakan
untuk keras seperti besi, baja dll.
10. Reamer
11. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil
pada permukaan benda kerja. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada
yang lurus tergantung gigi kartelnya.
22
KECEPATAN POTONG PADA MESIN BUBUT
Kecepatan putar benda kerja ditunjukkan pada suatu titik yang berputar
dalam satuan waktu. Jika benda kerja dengan garis tengah d 1 membuat 1 putaran
tiap menit, maka panjang tatal (beram) yang terpotong dalam 1 menit adalah
d x p = keliling. Jika benda kerja berputar lebih dari 1 putaran dalam 1 menit,
misalnya n putaran, maka panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit adalah =
d x p x n. Panjang tatal ini diukur dalam satuan meter tiap menit dan disebut
dengan kecepatan potong. Makin besar garis tengah benda kerja, maka makin
panjang perbandingan tatal yang dibentuk. Kita liha, bahwa kecepatan potong itu
dipengaruhi langsung oleh besarnya garis tengah benda kerja dan banyaknya
putaran tiap menit. Banyaknya putaran tiap menit = r.p.m (rotasi per menit)
Pada gambar-gambar teknik, ukuran garis tengah itu dinyatakan dalam
mm, tetapi kecepatan potong dalam membubut dinyatakan dalam m/menit.
Olehnya itu kita harus membaginya dengan 1000 untuk memperoleh satuan meter.
maka putaran didapatkan dengan rumus : Kecepatan potong ini dipersiapkan
untuk pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus degnan
jumlah waktu 1 jam tanpa mempertajam (mengasah) pahat potongnya.
Waktu 1 jam ini relatif, karena kadang-kadang kurang, kadang-kadang
lebih dari 1 jam (secara praktis). Contoh : Bahan yang akan dikerjakan adalah
St.37 dengan kecepatan potong = 20-25 m/menit ; V = 20 m/menit, artinya bahan
ini dikerjakan dengan pahat potong HSS yang dipersiapkan untuk pemotongan
secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus dengan jumlah waktu 1
jam, tanpa mengasah pahatnya kembali.
Semakin naik kecepatan potong (untuk bahan yang sama), maka semakin
berkurang umur pahatnya, dan semakin turun kecepatan potongnya maka semakin
bertambah umurnya tetapi permukaan benda kerja kasar (perhatikan grafik)
Perlu diingat :
Untuk mengerjakan benda kerja di mesin bubut, tidak hanya kecepatan potong
saja yang mempengaruhi, tetapi harus diperhatikan kecepatan pemakanan dan
sudut-sudut pahatnya harus tepat untuk bahan yang dikerjakan serta proses
pendinginannya (air pendingin).
23
Kecepatan potong dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
ukuran bahan yang dikerjakan
ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan
pemakanan)
tingkat kehalusan yang diinginkan
bahan pahat yang digunakan
bentuk pahat
pencekaman/penjepitan benda kerja
macam dan keadaan mesin bubut
24
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, pahat bubut terbagi atas :
- pahat kasar
- pahat halus (penyelesaian)
- pahat sisi
- pahat potong
- pahat alur
- pahat ulir (ulir luar dan dalam)
25
3. Mengatur letak tinggi pahat bubut
Letak ujung sisi pemotong pahat harus disesuaikan tepat pada gerakan
sumbu benda kerja. Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis sumbu dan sudut
tatal akan membuat sudut lebih besar dan sudut bebasnya berkurang.
Akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk lebih
dalam pada benda kerja. Jika letak pahat di bawah sumbu, maka besarnya sudut
antara garis sumbu dan sudut tatal akan berkurang, dan sudut bebasnya menjadi
besar. Kedudukan pahat yang demikian akan mengakibatkan benda kerja rusak
dan terangkat. Untuk menghindari getaran pada pahat, maka pahat harus diikat
sependek mungkin pada tempat pahat. Mengatur tinggi rendahnya pahat ialah
dengan keping baja yang berbentuk cekung. Kedudukan pahat harus rata, sejajar
dengan tempat pahat.
Ketirusan
Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel,
misalnya untuk pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum ketirusan
ini sudah dinormalisasikan.
Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
26
2. Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus
Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan
atas. Dial indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan pada
sepanjang sisi pemeriksa tirus. Pengaturan yang benar adalah bila dialnya tidak
menunjukkan perbedaan.
3. Mengatur sudut
Untuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari
kemiringan atau setengah dari sudut ketirusannya (a/2).
Sudut (a/2) adalah = tg (a/2) =
PROSES MEMBUBUT
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas
pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan
tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/ simetris
dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak
mesin.
Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat
pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat
menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model
perahu (american tool post ), kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
27
Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :
Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter
awal. Persamaan kecepatan potong :
D = Diameter
N = Kecepatan Putar (rpm)
Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak
makan bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada
facing).
Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang
terlalu dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak.
Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan.
Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan.
28
Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan menentukan
besarnya sudut.
Dimana tg x = Tangen x
D = Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
l = Jarak yang ditentukan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat
daftar di bawah ini :
Xo Tg Xo Tg Xo Tg xo tg xo tg
1 0.017 11 0.194 21 0.383 31 0.600 41 0.869
2 0.038 12 0.212 22 0.404 32 0.624 42 0.900
3 0.052 13 0.230 23 0.424 33 0.649 43 0.932
4 0.070 14 0.249 24 0.445 34 0.674 44 0.965
5 0.087 15 0.267 25 0.466 35 0.700 45 1.000
6 0.105 16 0.286 26 0.487 36 0.726 46 1.035
7 0.122 17 0.305 27 0.509 37 0.753 47 1.071
8 0.140 18 0.324 28 0.531 38 0.781 48 1.110
9 0.158 19 0.344 29 0.554 39 0.809 49 1.180
10 0.176 20 0.364 30 0.577 40 0.839 50 1.191
29
Cara Membubut Ulir
Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :
Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu :
+ Ulir metrik dengan sudut 60o
+ Ulirwhit worth ( WW ) dengan sudut 55 o
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai.Apabila pahatnya
belum tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.
Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar
sehingga membentuk sudut 90 o dengan garis sumbu spindel.
Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng,yaitu pada saat
akan memulai pembubutan, jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat
bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle
otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang.
30
Kontrol utama mesin bubut berupa :
1. Spindle Change Switch
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mrngatur kecepatan
pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah
posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Thread Change Lever
pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau
kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam
arah longitudinal.
12. Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam
arah longitudinal maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada
pembubutan tirus.
16. Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quil Clamping Lever
31
19. Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.
32
4. Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen
pembimbing..
5. Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.
33