Anda di halaman 1dari 10

BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

TABEL 19-2 Keberhasilan memasang sungkup introduser intubasi endotrakeal), stylet ventilasi jet,
laring (laryngeal mask airway) bergantung kepada bronkoskopi fiberoptik yang fleksibel atau pipa trakea
perhatian akan detail berikut. (tracheal tube) diameter kecil (6,0-mm). Beberapa
sungkup laring telah dimodifikasi untuk memfasilitasi
1. Pilihkan ukuran yang sesuai (Tabel 19-3) dan penembatan pipa trakea yang lebih besar, dengan atau
periksa kebocoran sebelum dipasang. tanpa bronkoskopi fiberoptik.
2. Ujung dari balon yang kempis harus terlipat
menjauhi aperture dari sungkup laring (Gambar TABEL 19-3 Variasi sungkup laring dengan
19-11A) perbedaan volume balon dan ukurannya.
3. Berikan pelumas hanya pada sisi belakang balon.
4. Pastikan anestesi telah adekuat sebelum dilakukan Berat Volume
pemasangan. Ukuran Ukuran
Badan Balon
5. Posisikan kepala pasien pada posisi menghidu Sungkup Pasien
(kg) (mL)
(sniffing position) (Gambar 19-11B dan Gambar 19-
23). 1 Bayi < 6,5 2-4
6. Gunakan jari telunjukmu untuk mengarahkan 2 Anak 6,5-20 Hingga 10
sungkup menelusuri palatum durum hingga ke 2½ Anak 20-30 Hingga 15
hipofaring sampai dirasakan resistensi meningkat Dewasa
(Gambar 19-11C). Garis hitam longitudinal harus
3 >30 Hingga 20
Kecil
selalu menunjuk kearah anterior (cth. menunjuk 4 Dewasa <70 Hingga 30
pada bibir atas pasien). Dewasa
7. Kembangkan sesuai dengan jumlah udara yang 5 >70 Hingga 30
Besar
benar (Tabel 19-3).
8. Pastikan anestesi memadai selama memposisikan
pasien. Pemasangan dapat dilakukan dengan anestesi topikal
9. Sumbatan pasca pemasangan umunya terjadi jika dan blokade saraf bilateral superior, jika jalan nafas harus
epiglottis terlipat kebawah atau terjadi spasme dipatensikan selama pasien masih sadar.
laring sementara.
10. Hindari penghisapan dari faring, pengempisan Variasi bentuk sungkup laring termasuk:
balon atau pelapasan sungkup laring hingga pasien
sadar (cth. dapat membuka mulut sesuai perintah).  The ProSeal LMA, yang dapat membebaskan
jalan untuk selang lambung untuk dekompresi
lambung
Meskipun jelas bukan pengganti dari intubasi  The I-Gel, yang menggunakan gel menggantikan
trakea, sungkup laring tealh terbukti sangat membantu balon yang dapat dikembangkan
sebagai ukuran sementara untuk menyekamatkan nyawa  The Fastrach intubation LMA, yang dapat
pada pasien yang memiliki kesulitan jalan napas (pasien melakukan pemasangan intubasi endotrakeal
yang tidak daoat di ventilasi atau diintubasi) karena melalui sungkup laring
pemasangannya yang mudah dan tingkat
 The LMA CTrach, yang dilengkapi kamera untuk
keberhasilannya tinggi (95% hingga 99%). Sungkup laring
tempat pemasangan intubasi endotrakeal
digunkan sebagai saluran untuk stylet intubasi (cth.
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

TABEL 19-4 Keuntungan dan kerugian sungkup laring dibandingkan dengan ventilasi sungkup wajah
dan intubasi trakeal.1
Keuntungan Kerugian
Dibandingkan Tindakan operasi tanpa bantuan tangan Lebih invasif
dengan sungkup Lebih mudah terfiksasi pada pasien berjanggut Lebih beresiko trauma jalan napas
wajah Lebih praktis pada operasi bidang THT Membutuhkan keahlian baru
Mudah menjaga jalan napas Membutuhkan anestesi lebih dalam
Terlindungi dari sekret jalan nafas Membutuhkan beberapa gerakkan pada TMJ
Mengurangi trauma saraf wajah dan mata Difusi N2O kedalam balon
Mengurangi polusi ruang operasi Kontraindikasi multipel
Dibadingkan Kurang invasive Meningkatkan kejadian aspirasi
dengan intubasi Berguna pada pasien yang sulit intubasi Kurang aman pada posisi telungkup / jackknife
trakea Kurang trauma gigi dan laring Terbatas pada maksimum VTP
Jarang bronkospasme atau laringospasme Jalan nafas kurang aman
Tidak membutuhkan pelumpuh otot Lebih beresiko kebocoran gas atau polusi
Tidak memerlukan manipulasi leher Dapat menyebabkan distensi lambung
Tidak terdapat resiko intubasi esofageal atau
endobronkial
1
THT, telinga, hidung dan tenggorok; TMJ, temporomandibular joint; VTP, ventilasi tekanan positif.

Nyeri tenggorokkan merupakan efek samping


dari penggunaan alat jalan napas supraglotis (SAD).
Cedera pada lidah, hipoglosus dan saraf laryngeal
rekuren pernah terjadi. Penggunaakn ukuran yang tepat,
menghindari pengembangan balon yang berlebihan, dan
menggerakkan rahang dengan lembut selama
pemasangan dapat mengurangi terjadinya cedera.

Intubasi Esofageal-Trakeal
Intubasi esophageal-trakeal terdiri atas dua pipa
yang menyatu, pada keduanya memiliki penghubung
berdiameter 15-mm pada ujung proksimal (Gambar 19-
12). Pipa panjang berwarna biru memiliki balon pada
ujungnya sehingga memaksa gas keluar melalui
serangkaian perforasi samping, pipa transparan memiliki
ujung terbuka dan tidak terdapat perforasi samping.
Umumnya alat ini digunakan tanpa melihat melalui
mulut dan dimasukkan hingga dua cincin hitam berada
sejajar dengan gigi atas dan bawah. Alat ini memiliki 2 Gambar 19-12 Intubasi esophageal-trakeal.
balon yang dapat dikembangkan, balon proksimal 100
mL dan balon distal 15 mL, dimana keduanya Intubasi King Laryngeal
dikembangkan pada saat telah diposisikan. Biasanya
sekitar 95% ujung distal alat ini akan berada di esofagus Intubasi king laryngeal (LTs) terdiri atas pipa
sehingga ventilasi melalui pipa biru akan memaksa gas dengan disertai balon esophagus kecil dan balon besar
keluar melalui perforasi samping yaitu ke laring. Pada hipofaring (Gambar 19-13). Kedua pipa dikembangkan
pipa yang transparan berguna untuk dekompresi dengan satu jalur. Paru akan terisi udara dari udara yang
lambung. Kemungkinan lain jika ujung alat berada pada berada diantara 2 balon. Terdapat tempat penghisap
trakea, ventilasi melalui pipa transparan akan pada ujung distal untuk esofagus, sehingga dapat
memasukkan gas langsung ke trakea. dialkukan dekompresi labung. Intubasi laring (LT)
dipasangkan dan balon dikembangkan. Jika ventilasi
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

dinilai sulit, maka pesangan terlalu dalam. Tarik sedikit INTUBASI ENDOTRAKEAL
pipa hingga kondisi dalam keadan baik.
Intubasi endotrakeal dapat dilakukan baik pada tindakan
anestesi umum atau pada keadaan gawat yang
memerlukan alat bantu nafas sebagai penghubung.

Pipa Trakeal
Produk standar pemerintah untuk pipa trakeal (American
National Standard for Anesthetic Equipment; ANSI Z-79).
Pipa trakeal umunya terbuat dari polyvinyl chloride.
Dahulu, pipa trakeal ditandai dengan “I.T.” atau “Z-79”
sebagai tanda bahwa produk telah diuji tidak beracun.
Bentuk dan rigiditas pipa trakeal dapat dipengaruhi
dengan memasang stylet. Ujung pipa dibuat meruncing
dan menyerong (beveled) agar visualisasi dan
pemasangan melewati pita suara lebih baik. Pipa Murphy
(Murphy tubes) memiliki lubang (mata murphy) untuk
mengurangi kemungkinan oklusi, dan ujung distal yang
Gambar 19-13 King laryngeal tube/Intubasi laring. terbuka berada pada karina atau trakea (Gambar 19-14)

Gambar 19-14 Pipa trakeal murphy/ Murphy tracheal tube.

Tahanan pada aliran udara bergantung kepada balon (Gambar 19-14). Katup mencegah kebocoran
diameter pipa, namun juga dipengaruhi oleh panjang udara setelah balon dipompa. Balon pemandu berguna
pipa dan kelengkungannya. Ukuran pipa trakeal sebagai tanda pengembangan balon internal. Tuba
umumnya dalam millimeter dari diameter dalam atau pengembang terhubung dangan katup hingga ke balon
beberapa dengan skala French (diameter luar dalam pada dinding pipa. Dengan membuat fiksasi trakeal,
millimeter dikalikan 3). Pemilihan ukuran pipa balon akan membantu ventilasi tekanan positif dan
merupakan pertimbangan antara aliran udara maksimal mengurangi kemungkinan terjadinya aspirasi. Pipa tanpa
dari ukuran lebih besar dan meminimalisir trauma balon biasanya digunakan untuk bayi dan anak yang lebih
dengan tuba yang lebih kecil (Tabel 19-5). kecil agar meminimalisisr resiko cedera akibat tekanan
dan batuk pasca intubasi; kini, pipa intubasi untuk anak
Pada beberapa pipa trakeal untuk orang dewasa
yang disertai balon lebih sering digunkan.
memiliki katup, balon pemandu, tuba pengembang dan
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

Terdapat dua tipe balon mayor: tekanan tinggi Pipa trakea telah dimodifikasi untuk beberapa
(volume rendah) dan tekanan rendah (volume tinggi). penempatan. Lentur, spiral dan pipa disertai kawat yang
Balon tekanan tinggi akan cenderung mengalami mencegah terlipat dan terbukti berguna pada operasi
kerusakan iskemik pada mukosa trakea dan kurang kepala dan leher atau pada posisi operasi telungkup. Jika
sesuai untuk operasi dengan durasi yang panjang. Balon terlipat, hal tersebut merupakan tekanan eksternal (cth.
tekanan rendah dapat meningkatkan resiko nyeri pasien terbangun dan menggigit)., sehingga lumen akan
tenggorok (area kontak lebih luas), aspirasi, ekstubasi tersumbat dan perlu diganti. Jenis pipa khusus lainnya
spontan dan lebih sulit dipasang (karena balon yang termasuk pipa laring mikroskopis, pipa endotrakeal
terjuntai). Meskipun demikian, karena keajdian dengan dua lumen (untuk memudahkan isolasi paru dan
kerusakan mukosa jarang, balon tekanan rendah lebih ventilasi satu paru), pipa endotrakeal dilengkapi dengan
umum digunakan. penghambat bronkial (untuk mempermudah isolasi paru
dan ventilasi satu paru), pipa metlah dibuat untuk
Tekanan balon bergantung pada beberapa
operasi laser pada jalan napas untuk mengurangi hazard
faktor: volume udara, diameter balon yang berhubungan
api dan pipa berbentuk lengkung untuk intubasi nasal
dengan trakea, pemenuhan balon dan trakea, dan
atau oral pada operasi kepala dan leher.
tekanan intratorasis (tekanan balon meningkat jika
batuk). Tekanan balon dapat meningkat pada anestesi
umum dimana terjadi difusi gas N2O kedalam balon.

LARINGOSKOP LARINGOSKOP VIDEO


Laringoskop merupakan intrumen yang digunakan untuk KIni, banyak laringoskop telah berevolusi yang dilengkapi
memeriksa laring dan mempermudah intubasi trakea. teknologi video untuk manajemen jalan napas. Model
Pada gagang umumnya terdapat baterai untuk lampu daun Macintosh dan Miller merupakan model yang
pada ujung daun laringoskop (Gambar 19-15), atau, sesuai dengan struktur oral, faring dan laring dalam
untuk tenaga optik fiber pada ujung daun. Cahaya pada melihat glottis. Veriasi manuver, seperti posisi menghidu
optik fiber lebih fokus dan tidak melebar. Juga pada (sniffing posiition) dan gerakan eksternal laring dengan
beberapa laringoskop, optik fiber dapat memfasilitasi menekan krikoid saat melakukan tindakan agar dapat
magnetic resonance imaging (MRI). Daun Macintosh dan meningkatkan pandangan. Laringoskop yang dilengkapi
Miller merupakan jenis yang paling popular pada model video atau optik memiliki kepingan video (sistem DCI,
lurus dan lengkung di Amerika Serikat. Pemilihan jenis GlideScope, McGrath, Airway) atau sebuah lensa/cermin
daun tergantung pada kemampuan operator dan (Airtaq) pada ujung daun intubasi untuk
anatomis pasien. Karena tidak ada daun yang sesuai pada mentransmisikan pandangan dari glottis kepada
setiap keadaan, klinisi harus lebih mengenal dan cakap operator. Alat ini berbeda pada lekukan daun, terdapat
pada berbagai jenis daun laringoskop (Gambar 19-16). pengendali untuk membantu bergerak ke glottis, dan
sifatnya yang hanya digunakan sekali atau ada yang
dapat digunakan berulang kali.

Laringoskopi indirek atau video biasanya tidak


banyak bermanfaat pada pasien dengan jalan napas yang
tidak terganggu. Namun penggunaannya bermanfaat
dalam hal pembelajaran, khususnta pada trainee yang
melakukan tindakan dan instruktur melihat melalui
gambaran dari kamera. Sebagai tambahan,
penggunaanya pada pasien dengan jalan nafas normal
bermanfaat untuk membiasakan jika laringoskopi direk
tidak dapat dilakukan.

Laringoskopi indirek umumnya meningkatkan


visualisasi dari struktur laring pada jalan napas yang sulit;
namun visualisasi tidak menentukan keberhasilan
intubasi. Stylet untuk intubasi endotrakeal lebih
Gambar 19-15 Laringoskop rigid direkomendasikan jika akan melakukan laringoskopi
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

indirek. Beberapa alat telah dilengkapi dengan stylet juga sulit. Pipa dapat tersangkut pada arytenoid, angkat
untuk mempermudah intubasi. Menekuk pipa dan stylet daun laringoskop sedikit dapat mempermudah pipa
merupakan tindakan serupa pada daun laringoskop agar untuk lewat.
dapat mempermudah intubasi dalam trakea. Walaupun
saat glottis terbuka dengan jelas, pemasanagn intubasi

Gambar 19-16 Jenis daun laringoskop.

Laringoskopi indirek lebih rendah terjadi intubasi pada anak 5 tahun hingga orang
pergeseran tulang servikal; walaupun pada pasien denga dewasa (Gambar 19-18). Daun dapat
trauma servikal sangat diperhatiakn patensi jalan napas dilepaskan dari gagang untuk mempermudah
tanpa manipulasi berlebihan. pemasangan pada pasien dengan obesitas
morbid dimana ruang antara dada dan kepala
Laringoskopi indirek memiliki beberapa variasi
berkurang. Daun dipasangkan pada garis
sebagai berikut:
tengah, dengan struktur laring dapat dilihat
 Jenis daun Macintosh dan Miller pada ukuran pada jarak jauh yang dapat meningkatkan
anak dan dewasa memiliki fasilitas Storz dan kesuksesan intubasi.
sistem DCI. Sistem juga dapat bekerja dengan
stylet intubasi optik (Gambar 19-17). Daun
yang serupa dengan laringoskopi direk
membuatnya dapat digunakan pada kedua
situasi. Asisten dan intruktur dapat melihat
melalui pandangan yang dilakukan operator
dan menyesuaikn manuver yang dilakukan
sesuai dengan permintaan operator untuk
mempermudah intubasi.
 Laringoskop McGrath merupakan laringoskop
video portable dengan panjang daun yang
dapat disesuaikan untuk mempermudah

Gambar 19-17 Stylet intubasi optic.


BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

Bronkoskopi Fiberoptikal Fleksibel


Pada beberapa situasi-contohnya, pasien dengan
instabilitas servikal, gerakan sendi temporomandibular
terbatas atau terdapat kelainan jalan napas-laringoskopi
denga leringoskop direk atau indirek mungkin tidak
diinginkan atau sulit. Bronkoskopi fiberoptikal yang
bersifat felksibel dapat digunkan untuk memvisualisasi
laring atau dapat digunakan pada pasien yang akan
diintubasi secara sadar (Gambar 19-21). Bronkoskopi
tersusun atas lapisan kaca fiber yang mentransmisiskan
cahaya dan gambar dengan bayangan internal (sorotan
cahaya terperangkap pada fiber dan keluar tanpa
perubahan pada ujung yang lainnya). Pemasangan pipa
berupa 2 kumpulan fiber, dimana terdapat 10.000 hingga
15.000 fiber masing-masing. Saat salah satu kumparan
Gambar 19-18 Laringoskop McGrath mentransmisikan cahaya dari sumber cahaya, dimana hal
 Glideskopi dilengkapi dengan daun untuk ukuran tersebut didapat eksternal atau terdapat pada gagang
anak sampai dewasa yang hanya digunakan (Gambar 19-21B), dimana yang lain menyediakan
sekali (Gambar 19-19). Daun dimasukan dari gambar dengan resolusi tinggi.manipulasi dapat
tengah dan didorong hingga teridentifikasi dilakukan dengan menggunakan kawat yang dapat
struktur glottis.Glideskopi memunili sudut 60° , dilengkungkan. Kanal aspirasi dapat menjadi tempat
mecegak laringoskopi direk dan mengharuskan menghisap secret, memasukkan oksigen dan
kegunaan stylet s esuai dengan bentuk daunnya. memasukkan anestesi lokal. Kanal aspirasi akan sulit
 Airtraq merupakan laringoskop optikal yang dibersihkan dan jika tidak dibersihkan dan disterillkan
hanya satu kali pakai terdapat ukuran anak- dengan benar setelah setiap tindakan makan akan dapat
dewasa (Gambar 19-20) alat diamasukkan dari menyebabkan penyebab infeksi.
tengah. Kemungkinan sukses apabila alat tidak
diletakkan terlalu dekat dengan glottis.
 Stylet intubasi video mampu merekam dan memiliki
sumber cahaya. Saat alat telah masuk dan terlihat
glottis. Intubasi dengan alat ini akan lebih beresiko
terjadi pergeseran tulag servikal dibandingkan
dengan metode lain.

Gambar 19-20 Laringoskop optik Airtraq

TEKNIK INTUBASI & LARINGOSKOPI


DIREK & INDIREK
Indikasi untuk intubasi
Pemasangan pipa kedalam trakea menjadi hal yang wajar
pada anestesi umum. Intubasi bukanlah tindakan tanpa
resiko dan tidak semua pasien dengan anestesia umum
Gambar 19-19 Glideskopi memerlukannya. Pipa trakeal umumnya digunakan
sebagai pelindung dan akses jalan napas.
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

Gambar 19-21 A : gambaran longitudinal pada bronkoskopi fiber optik. B : bronkoskopi fiber optik fleksibel dengan
sumber cahaya terfiksir.

Intubasi diindikasikan pada pasien yang beresiko aspirasi dan minor seperti sistiskopi, poemeriksaan dalam
anda pada pasien yang akan menjalani operasi yang anestesi, perbaikan hernia inguinal, operasi pada
berkaitan dengan rongga tubuh atau bagian kepala dan ekstremitas dan sebagainya.
leher. Ventilasi sungkuo atau ventilasi dengan sungkup
laring umunya memuaskan pada tindakan yang singkat Persiapan untuk laringoskopi direk
Persiapan intuk intubasi termasuk pada oemeriksaan alat berfungsi harus tersedia untuk menghisap sekret yang
dan menempatakan pasien pada posisiyang baik. Pipa tidak diharapkan, darah atau isi lambung.
trakeal juga perlu diperiksa. Balun juga dapat diperiksa
Intubasi yang berhasil bergantung pada
dengan dikembangakan dengan udara 10 mL
pemposisian pasien yang benar. Kepala pasien berada
menggunakan spuit. Periksa pula fungsi balon, tekanan
setinggi pinggang dokter anestesi atau lebih tinggi, untuk
dan katup. Beberapa dokter anestesi akan memotong
menghindari nyeri pinggang yang tidak diinginkan selama
pipa untuk mengurangi rungan kosong, resiko intubasi
tindakan.
bronkial dan resiko sumbatan /oklusi akibat lipatan
(Tabel19-5). Penghubung harus ditekan kuat untuk Laringoskopi dirak membuat garing langsung
mengurangi kemungkinan terlepas. Jika menggunakan untuk melihat dari mulut hingga pembukaan glottis.
stylet, maka harus dimasukkan dalam pipa, yang akan Elevasi kepala sedang (5-10 cm diatas meja operasi) dan
melengkungkan pipa seperti tongkat hockey (Gambar 19- ekstensi sendi atlantoksipital menempatkan pasien
22). Bentuk tersebut memudahkan intubasi dengan dalam posisi menghidu (Gambar 19-23). Bagian lebih
melewati laring bagian anterior. Ukuran daun bawah dari tulang servikal dibengkokkan dengan
laringoskopi yang diinginkan dikunci pada gagang mengistirahatkan kepala diatas bantal.
laringoskopdan diperiksa lampu berfungsi baik.
Persiapan induksi untuk intubasi juga
Intensitas cahaya harus konstan walaupun bohlamnya
memerlukan preoksigenisasi rutin. Pemberian oksigen
bergoyang. Jika lampu berkedip maka hubungan daya
100% memberikan pengamanan ekstra jika pasien akan
yang ada kurang baik, diamana cahaya yang memudar
sulit diventilasi setelah induksu. Pre oksigenasi bisa tidak
merupakan tanda baterai telah habis. Harus tersedia
dilakukan ada pasuen dengan anestesi sugkup wajah;
gagang tambahan, daun, pipa trakeal (ukuran yang lebih
namungagal memberikan pre oksigenasu dapat
kecil dari yang disiapkan) dan stylet. Penghisap yang
meningkatkan resiko desaturasi cepat hilangga apnea.
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

Gambar 19-22 Pipa intubasi dengan stylet yang


dilengkungkan seperti tongkat hockey.

Karena anestesi umum akan menghilangkan


reflex kornea, perawatan terhadap hal ini untuk
mencegah cedera mata perlu dilakukan. Umumnya
dengan menutup mata dengan perekat, ada juga dengan
memberikan salep mata sebelum tindakan.

Intubasi Orotrakeal dengan tangan kanan, dan ujungnya dimasukkan


melewati pita suara. Manuver BURP (kebelakang, keatas,
Laringoskop dipegang dengan tangankiri. Dengan mulut ke kanan, tekanan) dilakukan secara eksternal anterior
pasien telah terbuka dan daun dimasukkan dari sisi agar dapat memposisikan glotis posterior. Balon pipa
kanan orofaring-dengan lembut menghindari gigi. Lidah seharusnya berasa pada bagian atas trakea dan melewati
didorong kearah kiri dan atas hingga daun berada pada laring. Laringoskop dikeluarkan perlahan untuk
lantai faring. Berhasil menggeser lidah ke kiri menghindari kerusakan pada gigi. Balon dikembangkan
memperjelas pandangan untuk menempatkan pipa dengan volume minimal yang dibutuhkan untuk
intubasi. Ujung dari daun yang membengkok masuk pada memfiksasi pipa selama ventilasi tekanan positif dan
vellecula, dan daun yang lurus menutupi epiglottis. meminimalisir tekanan pada mukosa trakea.
Dengan kedua jenis daun tersebut, gagang diangkat Pengembangan lebih dari 30mmHg dapat menghambat
mnejauhi perpendicular mengarah ke mandibular untuk aliran darah kapiler, mencederai trakea. Menekan balon
memperlihatkan pita suara (Gambar 19-24). pemandu dengan jari bukanlah cara yang dapat
Menyelipkan bibir diantara gigi dan daun serta diandalkan dalam mengidentifikasi apakah tekanan
menghindari penjungkitan gigi. Pipa intubasi diambil cukup atau berlebihan.

Gambar 19-23 Posisi menghidu “Sniffing


position” dengan daun Macintosh.
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

Gambar 19-24 Gambaran umum dari glottis saat dilakukan laringoskopi dengan ujung daun yang lengkung.

Setelah intubasi, dada dan epigastrium harus Deskripsi daiatas merupakan intubasi pada
segera diauskultasi, dan kapnografi merupakan pasien tidak sadar. Intubasi oral umunya sulit ditoleransi
pemeriksaan objektif untuk melihat lokasi intratrakeal saat sadar.sedasi intravena, pemberian anestesi lokal
(Gambar 19-25). Jika terdapat keraguan apakah pipa pada orofaring,blokade saraf regional dan menenangkan
berada di trakea atau esofagus, ulangi laringoskopi untuk pasien dapat meningkatkan keberhasilan.
mengkonfirmasi penempatan. Volume akhir tidal CO2
Intubasi yang gagal seharusnya tidak dilakukan
tidak akan terbentuk jika tidak ada cardiac output.
percobaab pemasangan dengan cara yang sama.
Bronkoskopi fiber optik melalui pipa dan visualisasi cincin
Mengubah cara mungkin dapat meningkatkan
trakea dan karina akan mengkonfirmasi penempatan
keberhasilan, seperti mengtur posisi pasien, mengurangi
yang benar. Lalu, pipa direkatkan dan diikat untuk
ukuran pipa, menggunakan stylet, memilih daun jenis
mengamankann posisi. Walaupun terdetekainya CO2
lain, menggunakan laringoskop indirek, mencoba rute
persisten pada kapnogram merupakan konfirmasi
intubasi dari hidung atau meminta pendampingan
terbaik untuk penempatan pipa intubasi, namun dia
dengan dokter anestesi lain. Jika pasien juga masih sulit
tidak dapat mengkorfirmasi intubasi bronkial. Bukti
dilaukan ventilasi dengan sungkup wajah, cara lain
terbabru intubasi bronkial ditandai dengan peningkatan
menjaga jalan napas (cth. sungkup laring, intubasi
tekanan puncak inspirasi. Lokasi penempatan juga dapat
esofageal-trakeal,crikotomi dengan ventilasi jet,
diperiksa dengan mempalpasi balon pada lekuk sternal
trakeostomi) perlu dilakukan dengan segera. Terdapat
dengan tangan lain menekan balon pemandu. Balon
algoritma oleh American Society of Ansthesiologist untuk
tidak boleh berada dibawah kartilago krikoid, karena
pasien yang memiliki jalan nafas yang sulit. (Gambar 19-
lokasi intralaringeal yang lama akan menyebabkan suara
26).
pasien serak pasca operasi dan mengingkatkan resiko
kecelakaan saat ekstubasi. Tempat pipa juga dapat
didokumentasikan dengan foto polos dda.
BAB 19 Manajemen Jalan Nafas

Gambar 19-25 Lokasi auskultasi suara nafas pada


posisi dan auskultasu pada perut.

Penggunaan video atau laringoskopi indirek bergantung


pada model alat. Beberapa alay diletakkan ditengah
tanpa harus menggeser lidah. Alat lain memiliki kanal
untuk membuka glotis secara langsung untuk
penempatan pipa intubasi. Klinisi perlu terbiasa dengan
kegunaan dan kelebihan alat yang tersedia agar dapat
menangani kasus dengan jalan napas yang sulit.
Kombinasu laringoskop video dengan pemandu intubasi
(bougie) dapat mempermudah intubasi, jika intubasi
tidak langsung membuka glotis dan melihat pembukaan
laring (Gambar 19-27).

Anda mungkin juga menyukai