Anda di halaman 1dari 22

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

TEKNIK PENGELASAN

BAB V
LAS GMAW

RISWAN DWI DJATMIKO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2017
BAB V
LAS GMAW

KOMPETENSI INTI
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Membuat definisi las GMAW
2. Menentukan fungsi komponen-komponen las GMAW
3. Memilih peralatan bantu las GMAW
4. Memilih peralatan K3 las GMAW
5. Menentukan para meter las GMAW ( voltase, Arus, Polaritas, kecepatan
pengelasan aliran gas, kecepatan kawat, CT DW ( CONTACT TIP DISTANCE
TO WORK PICE)
6. Mengoperasikan mesin llas GMAW
7. Memilih elektroda GMAW
8. Menentukan cara pengelasan plat baja dengan GMAW berbagai posisi
sambungan filet dan grove
9. Menentukan cara pengelasan sambungan pipa berbagai posisi dengan
sambungan fillet & grove dengan menggunakan las GMAW

Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses penyambungan yang banyak
digunakan untuk menyambung logam tipis dan pengelasan secara otomatis. Prosedur las
GMAW terdiri dari dua macam tergantung dari jenis gas yang digunakan. Ada dua jenis
gas yang digunakan, yaitu Gas lemas (Inert gas) dan gas Aktif (Active gas). Jika dalam
proses las menggunakan gas lemas, maka las tersebut dinamakan las MIG, namun jika gas
yang dipakai adalah gas Aktif, las ini disebut las MAG (Metal Active Gas).

Kelebihan las GMAW adalah dapat digunakan pengelasan dalam tiga mode
pendepositan logam las, yaitu: 1) Spot welding; 2) Interval welding, dan 3) Continues
welding. Di samping itu juga dapat diterapkan dalam Robotic welding yang dapat
deprogram secara otomatis. Pengelasan secara otomatis ini banyak digunakan oleh
industri otomotif. Namun jika digunakan di tempat terbuka las jenis ini kurang efektif

1
karena adanya hembusan angina yang kuat menyebabkan gas pelindung tidak dapat
bekerja secara optimal.

A. Definisi GMAW

GMAW adalah pengelasan dua logam atau lebih dengan cara pencairan bagian
yang disambung menggunakan busur listrik dari elektroda gulungan dan bahan
pelindung inert gas atau active gas sehingga menjadi sambungan yang menyatu dan
permanen. Las GMAW yang menggunakan bahan pelindung inert gas dinamakan las
Metal Inert Gas (MIG), sedangkan yang menggunakan bahan pelindung active gas
disebut las Metal Active Gas (MAG).

B. Prinsip Kerja GMAW

Satu unit mesin GMAW terdiri dari Transformer, wire feeder, seperangkat alat
kontrol, kabel masa, dan satu unit welding gun. Jika mesin di-on-kan, arus listrik
mengalir ke benda kerja bersamaan dengan laju kawat elektroda dan gas pelindung.
Arus listrik yang mengalir menyebabkan terjadinya busur listrik (arc length) yang
dapat mencairkan kawat elektroda dan benda kerja. Pencairan kawat elektroda dan
bahan dasar ini membentuk deposit logam las dan bersamaan dengan pembentukan
deposit lasan tersebut gas pelindung mengalir diatasnya sehingga melindunginya dari
pengaruh udara luar. Lihat Gambar 83.

C. Kelebihan dan Kelemahan GMAW

1. Kelebihan GMAW

GMAW banyak digunakan pada industri manufaktur. Kemampuan


pengelasan dalam pendepositan logam las dengan berbagai bentuk menyebabkan
las jenis ini banyak dipilih dalam proses produksi. Kelebihan-kelebihan mesin las
jenis ini adalah:

a. Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat


b. Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding position)
c. Tidak menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW
d. Memiliki angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan
SMAW
e. Membutuhkan kemampuan operator yang baik

2
f. Proses pengelasan GMAW sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi
g. Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld
h. Dapat digunakan pengelasan dengan tiga mode, yaitu: 1) kontinyu, 2) spot,
dan 3) interval.
i. Dapat digunakan untuk menyambung bahan yang tipis.

Torch
Shielded
Gas

Gambar 83. Prinsip Kerja GMAW

2. Kelemahan GMAW

Proses GMAW yang menggunakan pelindung logam lasan dengan gas dan
polaritas DCEP menyebabkan las GMAW memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya adalah:
a. Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinyu
b. Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback
c. Cacat las porosity sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang
tidak baik.
d. Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
e. Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit
f. Heat input sulit diatur karena mesin las menggunakan transformer dengan
sistim Constant Voltage.

3
g. GMAW sulit digunakan di tempat terbuka karena laju gas todak dapat
melawan angin yang bertiup kencang.
h. Polaritas arus yang digunakan adalah DCEP, oleh karenanya jika pengaturan
arus pengelasan tidak tepat akan terjadi bahan elektroda sudah mencair tetapi
bahan yang dilas kurang mencair sehingga timbul cacat lack of fusion.

D. Peralatan GMAW

1. Mesin GMAW

Mesin GMAW terdiri dari Transformer, Tabung gas, dan seperangkat alat
kontrol laju kawat, laju gas, bentuk pendepositan logam las, dan besar arus
pengelasan. Transformer atau inverter yang digunakan pada mesin GMAW
memiliki sistim Constant Voltage (CV).

Mesin las yang dirancang dengan sistim CV menghasilkan busur nyala yang
stabil karena besar arc length tidak mempengaruhi besar tegangan listrik, namun
juru las harus trampil untuk mengatur arus pengelasan pada awal pengelasan.
Arus pengelasan yang tidak tepat mengakibatkan sambungan las tidak sempurna
karena heat input tidak dapat diatur pada saat pengelasan dilakukan. Lihat
Gambar 84.

2. Wire Feeder

Wire feeder adalah satu unit peralatan yang digunakan untuk mengatur
kecepatan pengumpanan kawat elektroda las GMAW. Laju pengumpanan kawat
elektroda merupakan salah satu parameter dalam GMAW. Laju kawat harus
disesuaikan dengan besarnya arus pengelasan yang digunakan. Mekanisme
pengaturan laju kawat tersebut merupakan bagian dari unti mesin GMAW atau
merupakan bagian tersendiri. Gambar 85 menunjukkan mekanisme pengatur laju
kawat (Wire feeder) yang menjadi satu dalam satu unit mesin GMAW.

3. Welding Gun

Welding gun memegang peranan yang sangat penting dalam las GMAW,
melalui alat ini deposit logam lasan dibentuk. Komponen Welding gun terdiri dari

4
Handle, Nozzle, Gas diffuser, dan Saklar. Welding gun tersambung dengan kabel
las, selang gas, dan kabel control. Lihat Gambar 86.

Gambar 84. Satu Unit Mesin GMAW

Rol Penggerak

Baut Pengatur
Tekanan Rol
Kawat Elektroda

Gambar 85. Mekanisme Wire Feeder

Saklar

Gambar 86. Welding Gun

5
Pada saat pengelasan dilakukan, komponen yang bersentuhan secara
langsung adalah Nozzle. Spatter (percikan las) sering menempel pada bagian
dalam komponen ini dan dapat mengganggu laju aliran gas pelindung. Pada
beberapa kasus spatter ini juga dapat menempel pada contact tube yang bias
menyebabkan macetnya laju kawat las, oleh karenanya bagian dalam nozzle harus
sering dibersihkan dengan menggunakan cairan pembersih agar permasalahan
tersebut bisa diatasi.

4. Gas Pelindung

Gas pelindung yang digunakan dalam proses GMAW adalah gas lemas dan
gas aktif. Gas tersebut dapat digunakan secara mandiri atau dicampur dengan
komposisi tertentu untuk mendapatkan performa yang lebih baik, oleh karenanya
dibutuhkan flow meter (Regulator gas) yang dilengkapi dengan gas mixer. Gas
lemas yang terdiri dari Argon dan Helium menyebabkan penetrasi yang dalam,
sedangkan gas aktif (CO2) membuat deposit lasan lebar namun penetrasinya
dangkal. Untuk memperbaiki kondisi ekstrem tersebut diperlukan campuran gas
dengan komposisi tertentu tergantung jenis bahan yang dilas. Lihat Gambar 87.

Pengaruh
Gas Campur

Pengaruh Pengaruh
Gas Lemas Gas Aktif

Gambar 87. Pengaruh Jenis Gas


terhadap Deposit Lasan

Sehubungan dengan karakteristik gas terhadap penetrasi pada logam


dasar, maka diperlukan campuran dengan komposisi tertentu agar menghasilkan
penetrasi sesuai keinginan. Tabel 19. menunjukkan pemakaian gas pelindung
dengan komposisi sesuai dengan jenis bahan dasar yang dilas.

6
Secara umum gas pelindung yang mepunyai sifat tidak terbakar diberi kode
warna hitam, namun biasanya tabung gas Argon diberi warna hijau, CO2 berwarna
putih, dan Helium berwarna hitam. Lihat Gambar 88.

Tabung gas pelindung dilengkapi dengan flow meter, yaitu alat untuk
mengatur laju aliran gas sesuai dengan arus dan ketebalan benda kerja. Pada
dasarnya prinsip kerja alat ini sama dengan regulator gas, namun gas yang keluar
diukur berdasarkan laju gas yang keluar berbeda dengan regulator gas yang keluar
diukur dengan tekanannya. Lihat Gambar 89.

Tabel 19. Komposisi Gas Pelindung

Salah satu variabel yang ikut menentukan kualitas sambungan las GMAW
adalah komposisi campuran gas pelindung. Pengaturan komposisi gas pada las ini
dilakukan oleh alat yang disebut Mixer. Alat ini berfungsi untuk mengatur laju gas
pelindung dan komposisi gas tersebut sesuai yang dikehendaki. Lubang input gas
pada Mixer dihubungkan dengan selang gas ke dua atau tiga tabung gas,
sedangkan lubang output gas dihubungkan dengan kontrol mesin GMAW. Gambar

7
mixer dapat dilihat pada Gambar 90 dan gambar rangkaian satu unit mesin las
GMAW yang dilengkapi dengan mixer dapat dilihat pada Gambar 91.

Gambar 88. Tabung Gas Helium

Gambar 89. Flow Meter

8
Gambar 90 Gas Mixer

Gambar 91. Satu Unit Mesin GMAW yang Dilengkapi Mixer

E. Elektroda Las GMAW

Elektroda las GMAW termasuk elektroda terumpan (consumable electrode),


artinya di samping berfungsi sebagai pembangkit busur nyala, kawat elektroda juga
berfungsi sebagai bahan tambah las. Bentuk elektroda las GMAW adalah gulungan
dan pejal, sehingga dalam kode standar las AWS diberi kode S.

Proses las GMAW yang menerapkan pelindung logam cair dengan gas memiliki
kelemahan yaitu gas pelindung tidak dapat secara sempurna melindungi deposit
logam lasan yang sedang membeku. Jika deposit logam lasan yang sedang membeku

9
ini tidak terlindungi secara sempurna akan terjadi oksidasi atau nitridasi akibat
pengaruh udara luar. Hal ini dapat diatasi dengan memasukkan bahan deoksidator
pada bahan kawat elektroda. Bahan yang biasa dipakai adalah Silicon (Si) atau bahan
lain yang mempunyai sifat yang sama. Lihat Gambar 92.

Gambar 92. Elektroda Las GMAW.

1. Jenis Eketroda

Bahan elektroda las GMAW harus disesuaikan dengan jenis bahan yang
akan dilas, oleh karenanya dibutuhkan identifikasi untuk mengenalinya. Biasanya
bahan elektroda las MIG/MAG mengandung bahan deoksidator yang digunakan
untuk melindungi deposit logam las dari pengaruh udara luar. Indentifikasi
elektroda dilakukan dengan mengenali kode-kode standarisasi elektroda yang
dikeluarkan oleh berbagai asosiasi profesi atau industri. Salah satu kode
standarisasi yang banyak dikenal di Negara kita adalah kode yang dikeluarkan oleh
American Welding Society (AWS), kode ini dapat dilihat pada Gambar 93.

ELEKTRODA ATAU WELDING ROD


SOLID ATAU ROD

ERXXS-X
KOMPOSISI KIMIA
KEKUATAN TARIK (X 1000 psi)

Gambar 93 Kode Elektroda Menurut AWS

10
a. Elektroda Baja Karbon

1) ER70S-1

Memiliki persentase silikon terkecil diantara elektroda baja padat.


Biasanya digunakan dengan gas pelindung argon dan terkadang dengan
tambahan sedikit oksigen.

2) ER70S-2 (SPOOLARC 65)

Elektroda ini mengandung elemen deoksidasi yang sangat berat,


mengandung kombinasi zirconium, titanium dan alumunium deoksidasi
dengan jumlah total 0,2% dan karbon 0,07 % berat. Elektroda ini cocok
untuk jenis pengelasan dengan transfer logam arus pendek. Elektroda ini
dirancang untuk proses pengelasan dengan gas pelindung campuran argon
dan oksigen 1 hingga 5 % atau dengan gas pelindung CO2.

3) ER70S-3 (SPOOLARC 29S dan SPOOLARC 82)

Elektroda dengan klasifikasi ini paling banyak dipakai. Elektroda ini


dapat menggunakan gas pelindung campuran argon-oksigen atau CO2.
Kekuatan tarik pada pengelasan single-pass pada baja karbon rendah dan
medium akan melebihi dari logam dasarnya (benda kerja). Pada
pengelasan multi-pass kekuatan tarik antara 65.000 hingga 85.000 psi
tergantung dilusi logam dasar dan jenis gas pelindung.

4) ER70S-4 (SPOOLARC 85)

Elektroda ini mengandung lebih banyak mangan (1,50 %) dan


silikon (0,85 %) dibandingkan elektroda sebelumnya. Gas pelindung yang
dapat digunakan adalah Ar-O2; Ar-CO2 dan CO2. elektroda ini biasanya
digunakan pasa proses pengelasan dengan transfer logam spray atau arus
pendek.

5) ER70S-5

Elektroda ini mengandung tambahan mangan dan silikon, selain itu


juga mengandung alumunium (0,5 % hingga 0,9%) yang berfungsi sebagai

11
elemen deoksidasi. Elektroda ini dapat digunakan untuk pengelasan untuk
permukan yang telah berkarat. Gas plindung yang dapat digunakan adalah
CO2. jenis pengelasan ini terbatas hanya pada posisi datar (flat).

6) ER70S-6 (SPOOLARC 86)

Elektroda pada kelas ini memiliki kandungan silikon terbesar (1,15


%) dan mangan yang besar (1,85 %) sebagai elemen doksidasi. Pada
umumnya untuk baja karbon rendah menggunakan gas pelindung CO2 dan
arus listrik yang tinggi.

7) ER70S-7 (SPOOLARC 87HP)

Elektroda ini multi fungsi dan memiliki performa yang tinggi,


digunakan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Elektroda ini
mengandung sekitar 2 % atau lebih mangan. Dapat menggunakan berbagai
jenis gas pelindung.

8) ER80S-D2 (SPOOLARC 83)

Elektroda ini mengandung silikon dan mangan sebagai doksidasi


dan molybdnum (0,4 hingga 0,6 %) untuk meningkatkan kekuatan. Dapat
digunakan untuk berbagai jenis posisi pengelasan, menggunakan gas
pelindung Ar-CO2 dan CO2. dapat menghasilkan logam las yang memiliki
kekuatan tarisk hingga lebih dari 80.000 psi (552 MPa).

Komposisi kimia dan sifat-sifat mekanis bahan kawat elektroda


dapat dilihat pada Tabel 20 dan 21. Berdasarkan tabel tersebut kita dapat
menentukan jenis elektroda sesuai dengan jenis bahan dasar yang kita
las.
b. Elektroda Stainles Steel

Elektroda stainless steel menggunakan penomoran dengan standar


AWS A5.9. Dalam memilih elektroda yang cocok untuk proses pengelasan
stainless steel, ada beberapa faktor yang mepengaruhinya : 1) Gas pelindung
argon-O2 1 % untuk jenis pengelasan menggunakan transfer logam spray dan
A-1025 untuk proses pengelasan menggunakan transfer logam arus pendek, 2)

12
Elektroda yang dipilih harus memiliki kandungan kimia yang hampir sama
dengan logam dasar/benda kerja, dan 3) Batas deoksidasi tidak terlalu penting.
Tabel 20. Komposisi Kimia Elektroda Baja Karbon

Tabel 21. Sifat Mekanis Elektroda Baja Karbon

13
1) ER308L (ARCALOY 308/308L)

Jenis elektroda ini dapat digunakan untuk mengelas stainless steel


304. Kandungan krom dan nikel hampir sama. Kandungan karbon yang
rendah akan mengurangi kemungkinan korosi pada batas butir.
Kandungan karbon kurang dari 0,04 %.

2) ER308L Si (Arcaloy 308Si/308LSi)

Digunakan untuk mengelas stainless steel 304. perbedaannya


dengan ER 308L adalah kandungan silikon yang lebih tinggi, yang akan
meningkatkan karakteristik wetting dan logam las (weld metal). Biasanya
menggunakan gas pelindung Ar-O2 1 %.

3) ER309l (Arcaloy 309/309L)

Digunakan untuk mengelas jenis stainless steel 309.

4) ER316L (Arcaloy 316/316L)

Digunakan untuk mengelas Stainless Steel 316. tambahan


molybdenum menjadikan elektroda ini dapat digunakan untuk proses
pengelasan yang membutuhkan ketahanan crep. Kandungan karbon
kurang dari 0,04 %.

Molybdenum merupakan unsur paduan yang dapat menambah


sifat tahan terhadap panas dari bahan Stainless Steel, sehingga crep yang
pada dasarnya pemuluran bahan akibat panas dapat dieliminasi dengan
baik. Komposisi kimiawi elektroda ini dapat dilihat pada Tabel 22.
c. Elektroda Alumunium

Elemen dasar yang digunakan dalam elektroda alumunium adalah


magnesium, mangan, seng, silikon dan tembaga. Alasan utama menambahkan
elemen tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan dan logam alumunium
murni. Selain itu ketahanan korosi dan weldability juga merupakan alasan
penambahan elemen tersebut. Elektroda yang paling sering digunakan adalah
elektroda yang mengandung magnesium 5356 dan mengandung silikon 4043.
elektroda alumunium menggunakan standar penomoran menurut AWS A5.3.
14
Tabel 22. Komposisi Kimia Elektroda Stainless Steel

F. Parameter Las GMAW

Setelah memilih elektroda dan gas pelindung, maka kondisi pengoperasian


harus dipilih. Parameter yang paling penting dalam pengelasan adalah arus las,
ekstensi elektroda, tegangan las dan kecepatan pengelasan (arc travel speed).
Parameter ini akan mempengaruhi hasil las secara langsung.

1. Arus Las

Arus las adalah arus listrik yang digunakan untuk melakukan proses
pengelasan. Dalam proses pengelasan GMAW, arus las secara langsung
berhubungan dengan kecepatan wirefeed. Jika arus las dinaikkan maka kecepatan
wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan ini biasanya disebut karakteristik “burn-
off”.

Gambar 94. Hubungan Arus Las dengan Keepatan Kawat

15
Tabel 23. Komposisi Kimia Elektroda Alumunium

2. Tip To Work Distance

Tip to work distance (TTWD) adalah jarak antara titik terujung dari contack
tip ke benda kerja, biasanya sebesar 2-3 cm.

Gambar 95. Tip to work distance (TTWD)

Berbeda dengan SMAW yang besarnya arus dipengaruhi oleh besarnya


celah elektroda dengan benda kerja, GMAW tidak demikian, besarnya celah
tersebut tidak berpengaruh terhadap arus las, namun panjangnya jarak ujung tip

16
(elekroda ekstensi) ini berpengaruh terhadap besar arus las. Semakin jauh jarak
tersebut semakin kecil arus yang dihasilkan. Lihat Gambar 96.

Gambar 96. Pengaruh Elektroda Ekstensi terhadap Besar Arus Las

3. Tegangan Las

Telah diterangkan pada bab sebelumnya bahwa penetapan tegangan akan


secara langsung mengatur panjang dari busur las. Tegangan las ini erat kaitannya
dengan arus pengelasan, tebal bahan, dan diameter elektroda. Lihat Tabel 24.

4. Kecepatan Pengelasan

Kecepatan pengelasan berbanding secara linier dengan pergerakan busur


las sepanjang benda kerja. Parameter ini biasanya dinyatakan dalam meter per
menit. Pernyataan yang berhubungan dengan kecepatan penglasan: 1) dengan
meningkatnya ketebalan material, kecepatan harus diturunkan, 2) dengan
material dan jenis penyambungan yang sama, jika arus listrik meningkat, maka
kecepatan pengelasan juga harus meningkat, dan 3) kecepatan pengelasan yang
lebih tinggi dapat menggunakan teknik pengelasan maju (forehand technique).

G. Posisi Torch (Welding Gun)

Teknik pengelasan yang paling utama dalam mempengaruhi karakteristik las


adalah posisi torch.

1. Posisi Datar

Posisi welding gun sangat menentukan kualitas sambungan las. Hal ini
berkaitan dengan heat input, bentuk rigi las, dan optimalisasi fungsi gas pelindung.

17
Taravel angle (sudut penarikan) sebesar 10° dari sumbuh vertikal, sedangkan work
angle untuk sambungan ujung sebesar 90° dan sambungan fillet 45°. Lihat Gambar
97 dan 98.

Tabel 24. Hubungan Diameter Kawat, Arus, Tegangan, dan Tebal Bahan

Diameter
Arus ( Amper ) Tegangan (Volt) Tebal Bahan
Kawat
0,5 – 1,0 mm
0,6 mm 50 – 80 13 – 14
0,8 – 2,0 mm
0,8 mm 60 – 150 14 – 22
1,0 – 10 mm
0,9 mm 70 – 220 15 – 25
3,0 – 12 mm
1,0 mm 100 – 290 16 – 29
6,0 – 25 mm
1,2 mm 120 – 350 18 – 32
12,0 – 50
1,6 mm 160 – 390 18 – 34
mm

Gambar 97. Posisi Torch pada Pengelasan Di Bawah Tangan

18
2. Posisi Vertikal

Gambar 98. Posisi Torch pada Pengelasan Vertikal

H. Prosedur Pengelasan
Berbeda dengan proses pengelasan SMAW yang biasanya menggunakan teknik
drag/tarik ketika mengumpankan elektroda, tetapi GMAW kebanyakan berbeda yaitu
dengan menggunakan teknik push/dorong. Hal ini dilakukan karena tingkat pencairan
logam las yang sangat cepat agar menjamin pendeposisian logam las tersebut berjalan
dengan sempurna, walaupun ada kelemahannya seperti penetrasi dangkal dan
beadnya lebar.

Gambar 99. Teknik Push dan Drag


Polaritas arus yang sering digunakan adalah DCEP karena laju kawat las pada
proses GMAW dirancang cepat sehingga diperlukan pencairan yang cepat pula, untuk
keperluan ini polaritas yang tepat adalah DCEP.

19
Penggunaan gas pelindung sebaiknya disesuaikan dengan jenis bahan yang
dilas. Pemakaian gas pelindung ini berpengaruh terhadap tingkat kedalaman penetrasi
juga disesuaikan dengan jenis bahan yang dilas, lihat Tabel 19.
Parameter las lainya yang cukup penting adalah besar arus dan tegangan saat
proses pengelasan. Tegangan dan arus las harus diseting dengan cermat sebelum
pengelasan dilakukan, lihat Tabel 24. Kedua parameter ini tidak dapat dimanipulasi
dengan mengatur tinggi rendahnya arc length/busur listrik sebagaimana proses
SMAW. Di samping itu saudara harus berhati-hati dalam mengatur kecepatan
elektroda, karena dengan merubah kecepatan elektroda akan berpengaruh terhadap
parameter arus dan voltase tersebut.
Secara umum fit-up benda kerja sama dengan SMAW (lihat WPS SMAW), tetapi
karena diameter elektroda GMAW relatif lebih kecil dari SMAW, bevel angle bisa
dibuat lebih kecil yaitu sekitar 50-60 derajat.
Salah satu kelebihan dari las GMAW adalah pem buatan root pass relatif lebih
mudah bila dibandingkan dengan SMAW, olehkarenanya di lapangan sering dijumpai
GMAW digunakan untuk membuat root pass, sedangkan filler dan cover pass
menggunakan SMAW, Teknik ini dinamakan teknik Combo GMAW dan SMAW, lihat
Gambar 100.

131
111
0-3

Gambar 100. Las Combo GMAW-SMAW

Gambar 100 menunjukkan sambungan pipa yang dilas dengan teknik combo,
root pass menggunakan GMAW (kode 131), filler dan cover pass menggunakan SMAW

20
(kode 111). Jika sambungan tersebut merupakan sambungan pipa 1G, maka cara
pengelasannya dimulai dari jam 3 ke jam 12 agar didapatkan ukuran deposit logam las
yang sama, lihat Gambar 101.

Gambar 101. Cara Pengelasan Pipa 1G

21

Anda mungkin juga menyukai