PENYUSUN
19051852310263
Modul dengan judul “fiber optic” merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan
praktikum peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Sunan ampel Poncokusumo
untuk membentuk salah satu bagian dari bidang studi Teknik Informatika dan Komputer pada
paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Modul ini menguraikan tentang bagaimana
kita memahami konsep fungsi alat kerja fiber optic. Modul ini terkait dengan modul lain yang
membahas tentang teknologi jaringan fiber optic. Oleh karena itu, sebelum menggunakan
modul ini peserta diklat telah memahami tentang dasar jaringan fiber optic.
Penulis
Deskripsi ...................................................................................................... 1
Kompetensi .................................................................................................. 2
START
Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul
Kegiatan belajar 1
Kegiatan belajar 2
FINISH
DESKRIPSI JUDUL
Fiber optic merupakan modul teori dan atau praktikum yang membahas tentang konsep
fungsi alat kerja fiber optic. Modul ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar, kegiatan belajar 1
konsep K3 penggunaaan peralatan kerja fiber optic, dan kegiatan belajar 2 Menjelaskan fungsi
dan jenis alat kerja fiber optic.
Dengan modul ini peserta didik diharapkan mampu menjelaskan konsep K3 penggunaaan
peralatan kerja fiber optic dan menjelaskan fungsi dan jenis alat kerja fiber optic.
.
Peserta didik diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber
belajar yang mendukung, karena itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
b. Hasil Pembelajaran
2. Peran Guru
TUJUAN AKHIR
1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang konsep dasar K3 penggunaaan
peralatan kerja fiber optic
2. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi dan jenis alat kerja fiber optic
3. Peserta didik mampu menunjukkan masing-masing jenis alat kerja fiber optic
4. Peserta didik mampu mendemonstrasikan penggunaaan alat kerja fiber optic
KOMPETENSI
Silabus Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN)
4.6 Mengguna
kerja fiber Fungsi Cleaver Mengumpulkan
optic data tentang alat
kan alat Fungsi Stripper
kerja fiber 4.6.1 Menunjukka kerjafiber optic
penggunaaa
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan fungsi alat kerja fiber optic
Tujuan pembelajaran
B. KEGIATAN BELAJAR
b. Uraian Materi
Keselamatan kerja pada penyambungan fiber optik.
Dalam panyambungan fiber optik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Kebersihan tempat maupun alat kerja.
1) Sebelum bekerja yakinkan bahwa alat berfungsi dengan baik (sudah dikalibrasi)
Page 4
2) Tempat dan alat bekerja harus bersih dari debu atau kotoran yang lain.
3) Setelah selesai bekerja alat dan tempat kerja dibersihkan dari sisa pekerjaan
seperti potongan optik, jelly yang menempel dan kotoran lainnya.
2. Kelengkapan keselamatan kerja
Pekerjaan penyambungan optik baik dalam penangan closure / sarana alat sambung
maupun penyambungan fiber mempunyai beberapa kelengkapan keselamatan kerja
yaitu:
1) Sarung tangan.
2) Isolasi / Lak ban.
3) Kacamata pelindung.
3. Urutan proses penyambungan, khususnya untuk keselamatan kerja.
1) Pekerjaan penangan kabel dan sarana sambung kabel
a. Gunakan alat / perkakas kerja yang benar.
b. Memakai sarung tangan untuk pekerjaan seperti penarikan kabel,
pengupasan kulit kabel, terminasi kabel.
c. Perhatikan lekuk kabel pada rute menikung, perhatikan aturan bending
kabel.
2) Pekerjaan penyambungan fiber (serat) optic
a. Gunakanlah sarung tangan.
b. Gunakan kacamata pelindung mata (bila ada).
c. Sisa potongan optik dibersihkan dari alat maupun tempat kerja dengan
cara diambil dengan lack band dan dibungkus kembali dengan lack band,
kemudian dibuang ke tempat sampah.
d. Jangan menyentuh langsung fiber optik yang sudah dikupas dengan
tangan telanjang.
e. Jangan meniup potongan fiber optik.
1. Perijinan
2. Kewajiban penanggung jawab lapangan
a. Memprediksi arus lalu lintas, terutama jam sibuk.
Page 5
b. Mencegah masuknya pihak ketiga.
c. Bila perlu menempatkan petugas lalu-lintas.
3. Penempatan material dan peralatan kerja
a. Atur peralatan dan material agar tidak mengganggu lalulintas.
b. Gunakan lampu penerangan, khususnya malam hari.
4. Cara parker
a. Tempatkan kendaraan ke arah datangnya lalulintas.
b. Aktifkan rem tangan dan persneling pada rendah atau posisi mundur.
c. Ganjal roda bagian depan maupun belakang.
d. Menyediakan jalur bagi pejalan kaki.
e. Menyediakan jalur bagi kendaraan umum.
5. Pemasangan rambu pengaman
1) Tujuan
a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang adanya
kegiatan.
b. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
2) Jenis rambu-rambu
a. Papan peringatan.
b. Lampu (flashing light).
c. Safety cone, safety bar, pagar/ tali pembatas, bendera dll.
3) Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Harus dipasang walaupun pekerjaan hanya sebentar.
b. Harus jelas dan nampak dari kejauhan.
c. Saat memasang, harus dilakukan dari arah datangnya kendaraan dan
sebaliknya pada saat pengambilan.
d. Pastikan rambu-rambu tersebut masih berfungsi dengan baik.
4) Penempatan rambu-rambu pengaman
Page 6
Keselamatan kerja di manhole
1. Didalam MH kemungkinan ada gas-gas yang membahayakan atau berkurangnya
oksigen yang tidak dapat dideteksi panca indera. Oleh sebab itu sebelum melakukan
kegiatan didalam MH harus dilakukan:
1) Ventilisasi, pengukuran gas, dan mengeluarkan air dari dalam MH, dll.
2. Hal-hal harus diperhatikan:
1) Gunakan tangga khusus waktu masuk kedalam MH
2) Gunakan tali atau kantong untuk me- nurunkan/menaikkan material &
peralatan.
3) Bekerja di MH paling sedikit harus dilakukan 2 orang (1 orang harus berada
diluar MH)
4) Jangan menyalakan api di dalam MH
Ventilisasi :
Tujuan : menghilangkan gas-gas berbahaya serta mencukupi kandungan oksigen. Hal-
hal yang perlu diperhatikan :
1) Gunakan ventilator MH
2) Tempatkan pada posisi yang menguntungkan
3) Jarak antara ujung pipa dengan dasar MH + 30 cm
4) Ventilasi minimum 5 x volume bagian dalam MH.
5) Selama bekerja, sebaiknya ventilasi dilakukan secara berkesinambungan.
Pengukuran udara di dalam MH
Tujuan : untuk mengetahui kandungan udara di dalam manhole.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Pastikan bahwa kondisi “Gas Detector” dalam keadaan baik
2) Pengecekan udara minimal di 5 titik yang berbeda secara horisontal dan
vertikal.
Page 7
Gejala pada tubuh akibat kekurangan oksigen
1) Sebelum menggali tanah, periksa jaringan lainnya yang ada di dalam tanah.
Page 8
Kegiatan Belajar 2. Menjelaskan fungsi dan jenis alat kerja fiber optic
b. Uraian Materi
Fusion Splicer
Yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core Serat Optik yang berbasis kaca
yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah media sinar
berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga
terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi
sehingga pada saat penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna, karena proses
terjadinya pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu
media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter media
yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak
mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi maka proses
penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-kesilnya
(dibawah 0.2 dB)
Page 9
Alat ukur Serat Optik (OTDR)
OTDR (Optical Time-Domain Reflektometer) merupakan alat untuk mendeteksi
kontinuitas suatu kabel Serat Optik dalam jarak tertentu sehingga bisa menghasilkan jarak
dari dua sisi yang merupakan ukuran gangguan yang terjadi sehingga troubleshooting dapat
dilaksanakan dengan baik karena akan dengan mudah menentukan letak lokasi gangguan
yang terjadi dengan referensi jarak hasil ukur dari perangkat alat ukur OTDR. Atau dengan
kata lain OTDR merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu serat
optik pada domain waktu.
Berdasarkan mekanisme kerja di atas dapat ditentukan beberapa parameter yang dapat
diukur pada OTDR salah satunya yaitu :
1. Jarak Dalam hal ini titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.
2. Loss Loss untuk masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link.
3. Atenuasi Atenuasi dari serat dalam suatu link. 4. Refleksi Besar refleksi (return loss)
dari suatu event.
Fungsi OTDR
Beberap fungsi yang dapat dilakukan oleh OTDR yaitu :
Page 10
1. Mengukur Loss per satuan panjang. Loss pada saat instalasi serat optik
mengasumsikan redaman serat optik tertentu dalam loss per satuan panjang. OTDR
dapat mengukur redaman sebelum dan setelah instalasi sehingga dapat memeriksa
adanya ketidaknormalan seperti bengkokan (bend) atau beban yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
L A = Daya awal yang diberikan OTDR ke serat optik untuk OTDR mini,
Amax adalah 31
L = Panjang Sehigga dengan membaca grafik X dan L, akan didapat α (redaman), dan
dengan membandingkannya dengan loss budget akan dapat disimpulkan apakah telah
terjadi ketidaknormalan.
2. Mengevaluasi sambungan dan konektor Pada saat instalasi OTDR dapat memastikan
apakah redaman sambungan dan konektor masih berada dalam batas yang
diperbolehkan.
3. Fault Location Fault seperti letaknya serat optik atau sambungan dapat terjadi pada
saat atau instalasi atau setelah instalasi, OTDR dapat menunjukkan lokasi faultnya atau
ketidaknormalan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat jarak terjadinya end
of fiber pada OTDR, jika kurang dari jarak sebenarnya maka pada jarak tersebut terjadi
kebocoran/ kerekatan (asumsi set OTDR benar). End of fiberpada OTDR ditandai
dengan adanya daya dB (dapat disesuaikan dengan menset) yang berfluktuasi. OTDR,
pulse width, disperse, rise time merupakan domain waktu, sedangkan bandwidth,
merupakan domain frekuensi.
a. Dead zone Daerah pada serat optik dimana perubahan daya terjadi tidak secara linier,
dan hal ini tidak dapat dianalisis. Panjang dead zone ini biasanya untuk serat optik
yang ada di pasaran adalah 25 m. Pada OTDR, grafiknya akan terlihat seperti lonjakan
daya sesaat pada awal serat optik.
Page 11
b. Dynamic Range Panjang (jangkauan) maksimum yang dapat ditampilkan oleh OTDR
pada sumbu horizontal.
c. Even Zone Daerah dimana dua kejadian akan terdeteksi sebagai satu kejadian
Cleaver
Cleaver Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit kabel optic-nya
sudah dikupas, perlu kalian ketahui juga bahwa pemotongan core ini wajib menggunakan
alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan terpotong dengan rapih. Jika proses ini
berhasil dilakukan dengan baik maka tahapan selanjutnya, kalian bisa teruskan ke tahap
Jointing.
Page 12
Optical Power Meter (OPM)
Alat yang satu ini nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya dari signal
cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC yang langsung
berhubungan dengan pathcore FC. Bagi kalian yang belum mengetahui rumus yang
digunakan untuk melakukan proses ini, berikut adalah rumusnya (TX – RX =…dB dibagi
jarak (Km)
Page 13
Light Source
Pada dasarnya, alat yang satu ini mempunyai fungsi untuk memberikan suatu signal untuk
jalur yang akan dilaluinya, misalnya untuk mengukur suatu redaman jalur atu end to end
dimana Light Source ini akan berfungsi sebagai media yang memberi signal-nya.
Page 14
Bit Error Rate Test
Alat ini berfungsi sebagai pengecek koneksi jaringan TDM (Time Divisio Multipleksi)
yang mana jaringan TDM aplikasinya yaitu layanan Clear Channel yang sedang coba di
uraikan penulis. Secara spesifiknya BER TES untuk mengecek dan mengetahui TX atau
RX yang error, melalui pengiriman paket dan lup.
Mengukur Loss suatu peralatan pasive pada sistem komunkasi serat optik, sangat
diperlukan. Karena untuk mengetahui karateristik dari alat tersebut, kegunaan mengukur
loss pada peralatan pasive pada sistem komunikasi serat optik adalah, untuk:
1. Mengetahui apakah peralatan tersebut sesuai standard teknis untuk operasional.
Page 15
2. Mengetahui apakah peralatan tersebut mengalami gangguan teknis.
2. 1310 nm digunakan untuk mengukur singlemode dengan jarak yang relatif pendek (10
km).
3. 1550 nm digunakan untuk mengukur single mode dengan jarak jauh backbone (diatas
10 km)
Setting Mode :
Untuk mengukur fiber optic jenis singlemode gunakan CW = Continous Wave, sedangkan
jenis Multimode guakan 270 Hz
2. Merubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik dan diukur dalam skala dBm.
Page 16
3. Menampilkan hasil pengukuran pada display
4. Pastikan semua konektor terpasang pada adapter dengan tepat, jangan sampai longgar.
Page 17
6. Lakukan setting pada OLS yaitu 1) Panjang Gelombang misal 1.310 nm 2) Mode =
CW dan lakukan setting pada OPM yaitu 1Panjang Gelombang = 1.310 nm.
7. Amati display pada OPM, misal = -6,99 dBm (nilai tersebut adalah PRx)
Page 18
BAB. III PENUTUP
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Page 20