Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SOSIALISASI SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK)

I. Pendahuluan

Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk perluasan cakupan program


SHK dilakukan secara bertahap. Sehingga tahun 2013 SHK baru
dilaksanakan di 11 provinsi. Hal ini disebabkan karena dalam proses
pengembangan program SHK, diperlukan kesiapan SDM yang mampu
melaksanakan SHK, fasilitas laboratorium dan berbagai logistik lainnya.
Telaah rekam medis di klinik endokrin anak RSCM dan RSHS tahun
2012-2013 menunjukkan bahwa lebih dari 70% penderita HK didiagnosis
setelah umur 1 tahun, sehingga telah mengalami keterbelakangan mental
yang permanen. Hanya 2,3% yang bisa dikenali sebelum umur 3 bulan dan
dengan pengobatan dapat meminimalkan keterbelakangan pertumbuhan
dan perkembangan. Dengan demikian deteksi dini melalui skrining pada
BBL sangat penting dan bayi bisa segera mendapatkan pengobatan.
Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL)
merupakan salah satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik.
Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah
tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah
bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi
baru lahir dapat mendeteksi adanya gangguan kongenital sedini mungkin,
sehingga bila ditemukan dapat segera dilakukan intervensi secepatnya. Di
Indonesia, diantara penyakit-penyakit yang bisa dideteksi dengan skrining
pada bayi baru lahir, Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan penyakit yang
cukup banyak ditemui. Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK
adalah dengan deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan
pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan. HK sendiri sangat jarang
memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan. Pada kasus dengan
keterlambatan penemuan dan pengobatan dini, anak akan mengalami
keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ dibawah 70.
Pelaksanaan kegiatan program skrening hipoteroid kongenital
dilaksanakan sesuai dengan Visi Puskesmas Sukamulya “Menciptakan
Puskesmas Sukamulya Sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan dalam
Mewujudkan Masyarakat yang Sehat dan Mandiri ”. Dan tata nilai
Puskesmas Sukamulya : Kerja sama , Percaya, Ramah, Jujur dan Disiplin.
Adapun Misi dari Puskesmas Sukamulya yaitu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan secara profesional dan terjangkau, membangun
kebersamaan dengan masyarakat dalam upaya kesehatan, mendorong
kemandirian masyarakat untuk mewujudkan keluarga sehat.

II. Latar Belakang


Di Puskesmas Sukamulya baru melaksanakan program SHK pada
tahun 2018 untuk meningkatkan cakupan pelayanan skrining hipotiroid
kongenital adalah melalui pemberdayaan orang tua, keluarga dan
masyarakat dalam sosialisasi pentingnya SHK pada bayi.
Tahun 2019 Jumlah bidan diwilayah puskesmas Sukamulya adalah
14 orang, yang pernah mengikuti sosialisasi program SHK di tahun 2018
sebanyak 10 orang dan yang belum mengikuti sosialisasi SHK sebanyak 4
0rang. Oleh karena itu Skrining Hipotiroid Kongenital sebagai salah satu
pedoman utama dalam melaksanakan skrining hipotiroid kongenital agar
dalam pelaksanaannya lebih terarah dan berkualitas dan bisa memberikan
dampak positif dalam pelayanan skrining hipotiroid congenital.
Maka perlu juga disusun kerangka acuan sosialisasi SHK kembali
untuk memantapkan dan penyegaran tentang program SHK, bagi bidan
yang pernah mengikuti sosialisasi ditahun 2018. Dan menjadi pengetahuan
baru bagi bidan baru yang mengikuti sosialisasi SHK.
III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan umum
Bidan dapat melaksanakan pelayanan skrening Hipoteroid
Kongenital ke Seluruh bayi baru lahir sesuai standart.

2. Tujuan Khusus
3.
Supaya seluruh bidan yang berada diwilayah puskesmas
Sukamulya mengetahui ,mengerti program SHK dengan baik.

IV. kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
Sosialisasi skrening - Pengenalan ,persiapan SHK
hipoteroid kengenital ke -Cara pelaksanaan dan pengambilan
bidan desA spesimen SHK.
- Cara tata laksana spesimen dan
pemantauan

V. ara Melaksanakan Kegiatan


No KEGIATAN PELAKSANA LINTAS LINTAS SEKTOR KET
POKOK PROGRAM PROGRAM TERKAID
SOSIALISASI TERKAIT
SHK
Sosialisasi -Menyusun 1. Kader Sumber
skrening rencana - pembiayaan
Hipoteroid kegiatan. memberikan BOK KIA
kongenital -koordinasi impormasi
ke bidan dengan ke seluruh
desa LS/LS ibu hamil
- dan ibu
menentukan bersalin
waktu dan yang
tempat memiliki
pelaksaan bayi baru
kegiatan. lahir
-memberikan tentang
undangan. program
-menyiapkan SHK.
absensi
bidan desa
yang hadir.
-
Menyiapakan
alat untuk
pelaksanaan
sosialisasi.
-Melakukan
sosialisasi
SHK.
-Membuat
laporan
kegiatan.

VI. sasaran
Seluruh bidan desa yang ada di wilayah puskesmas Sukamulya
kecamatan Singkup.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan Ke
Identifikasi Program KIA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Melakukan Sosialisa SHK √

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya


Evaluasi terhadap pelaksana kegiatan adalah setelah pelaksanaan
sosialisasi SHK apakah seluruh bidan desa yang ada diwilayah
kecamatan singkup mampu melaksanakan kegiatan tersebut sesuai
standart.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Dalam pelaksanaan program SHK, tenaga kesehatan perlu
memperhatikan hal-hal yang harus dicatat dan dilaporkan. Hal ini
dimaksud untuk mempersiapkan data yang akan dimanfaatkan
dalam melakukan evaluasi program SHK dan sebagai bahan untuk
kebijakan program SHK.
Pencatatan program SHK dibagi atas :
1. Pencatatan Pengambilan dan Hasil Spesimen Darah di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2. Pencatatan umpan balik hasil pemeriksaan laboratorium
SHK.
3. Pencatatan hasil pelaksanaan program SHK.
Pelaporan program SHK terbagi atas :
1. Laporan pelaksanaan SHK di tingkat fasilitas pelayanan
Kesehatan.
2. Laporan pelaksanaan Program SHK di tingkat
Kabupaten/Kota.
3. Laporan pelaksanaan program SHK di tingkat Provinsi.

Evaluasi program pelaksanaan sosialisasi Skerening Hipoteroid Kongenital


sluruh bidan desa yang ada diwilayah puskemas Sukamulya telah
mengikuti sosialisasi SHK dan mampu melaksanakn pogram tersebut.

Anda mungkin juga menyukai