Fasilitator
Harmayetty, S.Kp., M.Kes.
Oleh
Kelompok 2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Pengaturan Aliran Darah di Jantung (Jaringan dan Humoral)”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Kardiovaskuler I di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Penulis
Daftar Isi
hal.
Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital yang penting bagi tubuh manusia
untuk mempompa darah keseluruh tubuh. Disisi lain, jantung merupakan
penyebab utama kematian pada manusia. Berdasarkan seluruh data yang telah
dikumpulkan dari WHO, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit
jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa. Kemudian akan
tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta penduduk akan
meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Angka yang cukup besar
mengingat penyakit jantung dan pembuluh darah dikategorikan sebagai penyakit
tidak menular.
Penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering terjadi di belahan dunia
contohnya di negara Amerika Serikat diantaranya hipertensi, jantung koroner,
stroke, diabetes, serangan jantung, dan gagal jantung, penyakit tersebut
disebabkan karena adanya penimbunan lemak pada arteri atau aterosklerosis, pola
makan yang buruk, kebiasaan merokok, adanya faktor keturunan, kelebihan berat
badan, kurangnya aktivitas fisik, stres, penyalahgunaan obat, dan lain lain.
Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat terjadi pada semua umur dan jenis
kelamin, serta terjadi secara bio-psikologi. Pada kelainan jantung dan pembuluh
darah ini jantung tidak mampu memompa darah dan mengalirkan darah dengan
normal karena adanya penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah,
kenaikan tekanan darah, terlalu cepatnya aliran darah pada pembuluh darah
sehingga menyebabkan pembuluh darah pecah.
Berdasarkan uraian diatas, pada kondisi normal jantung dan pembuluh darah
mampu bekerja untuk memompa darah dengan lancar. Darah yang dipompa oleh
jantung akan dialirkan ke seluruh tubuh. Aliran darah pada jantung tersebut diatur
oleh jaringan dan humoral/hormon. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan
membahas tentang pengaturan aliran darah pada jantung oleh jaringan dan
humoral.
1.2 Tujuan
Landasan Teori
Pada peredaran darah sistemik, aliran darah akan diatur oleh jaringan
dan humoral
1. Pengaturan aliran darah oleh jaringan
Persentase aliran
Organ ml/menit
darah (%)
Otak 14 700
Jantung 4 200
Bronkus 2 100
Ginjal 22 1100
Hati 27 1350
Portal (21) (1050)
Arterial (6) (300)
Otot (Keadaan tak aktif) 15 750
Tulang 5 250
Kulit (Cuaca sejuk) 6 300
Kelenjar Tiroid 1 50
Kelenjar Adrenal 0,5 25
Jaringan Lain 3,5 175
Menurut Guyton (2012), pengaturan aliran darah oleh jaringan dapat
di bagi dua yaitu:
Ada dua teori dasar tentang pengaturan aliran darah oleh jaringan
bila terjadi perubahan kecepatan metabolisme jaringan atau jumlah
oksigen yang tersedia, yaitu:
1. Teori vasolidator.
Menurut teori ini, makin cepat kecepatan metabolisme atau
makin kecil aliran darah atau makin kecil penyediaan oksigen dan
zat gizi lain untuk suatu jaringan, maka makin besar kecepatan
pembentukan dari suatu zat vasolidator. Menurut dugaan, zat
vasolidator tersebut kemudian akan berdifusi kembali ke sfingter
prakapiler, metarteriol, dan arteriol untuk menyebabkan dilatasi atau
pelebaran pembuluh darah. Beberapa zat vasolidator antara lain:
karbon dioksida, asam laktat, adenosin, persenyawaan adenosin
fosfat, histamin, ion kalium, dan ion hidrogen.
Pada saat kita melakukan aktivitas yang berat seperti saat
sedang berolahraga, maka metabolisme akan mengalami peningkatan
yang mengakibatkan jaringan membutuhkan lebih banyak oksigen.
Oleh karena itu zat vasodilator akan berdifusi ke dalam pembuluh
darah sehingga pembuluh darah akan mengalami pelebaran
(vasodilatasi) dan kebutuhan jaringan akan oksigen akan terpenuhi.
Mekanisme saat pembuluh darah mengalami dilatasi dapat dilihat
pada gamba di bawah ini:
a) Zat Vasokonstriktor
a. Norepinefrin dan Epinefrin
Norepinefrin merupakan hormon vasokonstriktor yang amat
kuat sedangkan epinefrin tidak begitu kuat. Ketika sistem saraf
simpatis dirangsang di sebagian besar atau seluruh tubuh selama
terjadi stres atau olahraga, ujung saraf simpatis pada masing-masing
jaringan akan melepaskan norepinefrin yang merangsang jantung dan
mengkonstriksi vena serta arteriol. Selain itu, saraf simpatis untuk
medula adrenal juga menyebabkan kelenjar ini menyekresi
norepinefrin dan epinefrin ke dalam darah. Hormon-hormon tersebut
kemudian bersirkulasi ke seluruh tubuh dan menyebabkan efek
perangsangan yang hampir sama dengan perangsangan simpatis
langsung terhadap sirkulasi dengan efek tidak langsung di dalam
darah yang bersirkulasi.
b. Angiotensin II
Pengaruh angiotensin II adalah untuk mengkonstriksi arteri
kecil dengan kuat, yang dapat sangat mengurangi aliran darah di suatu
area jaringan yang terisolasi. Kepentingan nyata dari angiotensin II
adalah bahwa angiotensin secara normal bekerja secara bersamaan
pada banyak arteriol tubuh untuk meningkatkan tahanan perifer total
yang akan meningkatkan tekanan arteri.
c. Vasopressin
Vasopressin disebut juga hormon antidiuretik karena
vasopressin memiliki fungsi utama meningkatkan reabsorbsi air dari
tubulus renal kembali ke dalam darah, dan karena itu akan membantu
mengatur volume cairan tubuh. Vasopressin lebih kuat daripada
angiotensin II sebagai vasokonstriktor, sehingga menjadikannya salah
satu zat vasokonstriktor terkuat tubuh.
d. Endotelin
Endotelin berupa peptida besar yang terdiri atas 21 asam
amino. Zat ini terdapat di sel-sel endotel di seluruh atau sebagian
besar pembuluh darah. Rangsangan yang akan melepaskan zat ini,
pada umumnya adalah adanya kerusakan pada endotel, misalnya
kerusakan yang disebabkan oleh cedera jaringan, atau dengan
menyuntikkan zat kimia yang menimbulkan trauma ke dalam
pembuluh darah.
b) Zat Vasodilator
a. Bradikinin
Bradikinin menyebabkan dilatasi kuat arteriol dan peningkatan
permeabilitas kapiler.
b. Histamin
Histamin memiliki efek vasodilator kuat terhadap arteriol dan,
seperti bradikinin, memiliki kemampuan untuk meningkatkan
permeabilitas kapiler dengan hebat, sehingga timbul kebocoran cairan
dan protein plasma ke dalam jaringan.
Bab 3
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.