Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENYULUHAN

KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) TENTANG PIJAT BAYI PADA


BAYI PREMATUR DI RUANG LAKTASI NEONATUS RSUD Dr.
SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :

Kelompok C2.D

Ika Septiana Arum Permata D., S.Kep 131913143051


Ni Komang Ayu Santika, S.Kep 131913143052
Prisdamayanti Ayuningsih, S.Kep 131913143053
Heny Oktora Safitri, S.Kep 131913143054
Asti Pratiwi, S.Kep 131913143055
Risniawati, S.Kep 131913143056
Yenny Paramitha, S.Kep 131913143057

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENYULUHAN
KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) TENTANG PIJAT BAYI PADA
BAYI PREMATUR DI RUANG LAKTASI NEONATUS RSUD Dr.
SOETOMO SURABAYA

1.1 Latar Belakang


Kualitas kecerdasan anak saat ini merupakan penentu kualitas sumber
daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang, sehingga untuk
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dimasa yang
akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuanya (Tanuwijaya,
2002). Perkembangan anak akan optimal bila sejak bayi mendapatkan
perhatian dan stimulasi perkembangan yang cukup. Bayi yang mendapat
rangsangan secara tepat dan berkesinambungan akan mempengaruhi
perkembangan otaknya ( Kompas, 2009).
Perkembangan yang terjadi pada masa bayi meliputi perkembangan
kognisi dan sosio emosional. Menurut Jean Piaget perkembangan kognisi
merupakan tahapan yang disebut sebagai sensori motor. Tahapan sensori motor
berlangsung sejak lahir hingga bayi berusia 2 tahun. Perkembangan mental
pada tahap ini ditandai oleh kemampuan bayi mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensori-sensori dengan gerakan-gerakan fisik dan tindakan
yang di lakukanya (Perry et all, 2006).
Pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan yang akan
membuat perasaan nyaman bagi bayi, hal ini dikarenakan pijatan lembut akan
membantu meringankan ketegangan otot sehingga bayi menjadi tenang dan
tidur (Pranoto et all, 2009). Peneliti dari Warwick medical school dan institute
of education dari University of Warwick, meneliti 9 gerakan pijat bayi yang
diterapkan kepada 598 bayi usia di bawah 6 bulan. Hasil dari penelitian tersebut
salah satunya disebutkan bahwa pijat bayi dapat mempengaruhi keluarnya
hormon tidur melatonin sehingga dengan hormon tersebut bayi dapat memiliki
pola tidur yang teratur. Angela Underdown yang memimpin penelitian tersebut
mengatakan bahwa efek dari tindakan pijat bayi ini adalah mengendalikan
hormon stress sehingga tidak mengejutkan bila terbukti bayi yang diteliti,
seperti mudah tidur dan relaksasi (Sutini, 2008).
Pijat bayi bermanfaat untuk meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas
dari sistem immunitas (sel pembunuh alami), merangsang fungsi pencernaan
serta pembuangan, membantu melatih relaksasi, mengurangi depresi dan
ketegangan, meningkatkan kesiagaan, mengurangi rasa sakit, mengurangi
kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan volume ASI, meningkatkan
berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan konsentrasi bayi dan
membuat tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
(bonding), serta memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan (Roesli, 2009).
Namun pengetahuan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh
masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada
dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat
bayi kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih
memilih pijat bayi kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih di
pegang teguh dan berkembang secara turun temurun. Serta, adanya keyakinan
bahwa dukun bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat
bayi yang sudah dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Suparyanto, 2011).
Efek samping dari kesalahan pemijatan diantaranya adalah pembengkakan,
terdapatnya lebam, adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel,
pergeseran urat, cidera, bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi. Oleh
karena itu, banyak orang tua enggan melakukan pijat bayi, mereka takut akan
terjadi resiko pijat bayi pada buah hatinya. Salah satu upaya untuk mencegah
berkembanganya jumlah komplikasi pijat bayi oleh dukun bayi adalah dengan
mengenalkan program pijat bayi yang baik dan benar terutama pada bayi
prematur. Program penyuluhan yang memiliki fokus target pada ibu yang
memiliki bayi yang sedang dirawat diruangan diharapkan dapat mengerti,
memahami, dan menyebarluaskan infromasi yang diperoleh kepada orang
disekitarnya, sehingga masyarakat umum memiliki wawasan baru untuk dapat
mencegah perilaku yang berisiko memunculkan komplikasi pijat bayi oleh
dukun bayi.
1.2 Rumusan Masalah
Apa itu pijat bayi pada bayi prematur?
1.3 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai pijat bayi pada bayi prematur
selama 30 menit, keluarga pasien dapat mengetahui dan mempraktekkan cara
memijat yang benar pada bayi prematur.
1.4 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga klien mampu:
a. Memahami tentang pengertian pijat bayi
b. Memahami tentang manfaat pijat bayi
c. Memahami tentang faktor-faktor yang diperhatikan dalam pijat bayi
d. Memahami tentang waktu yang tepat dilakukan pijat bayi prematur
e. Memahami tentang tahapan memijat bayi prematur.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENYULUHAN
KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) TENTANG PIJAT BAYI PADA
BAYI PREMATUR DI RUANG LAKTASI NEONATUS RSUD Dr.
SOETOMO SURABAYA
A. Topik
Pijat bayi pada bayi prematur.
B. Landasan Kegiatan
Kegiatan "Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang "Pijat
Bayi pada Bayi Prematur" di Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
dengan topik: pijat bayi pada bayi prematur di Ruang Laktasi Neonatus
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan
diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui dan mempraktekkan cara
memijat yang benar pada bayi prematur.
D. Tema Kegiatan
Tema kegiatan ini adalah "Pijat Bayi pada Bayi Prematur".
E. Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang pijat bayi pada bayi
prematur di Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Sasaran Target
Keluarga pasien di Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Metode
Ceramah, demonstrasi, dan diskusi.
4. Media dan Alat
Power Point (PPT) dan leaflet.
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 11 Februari 2020
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang
Pijat Bayi pada Bayi Prematur.
Tempat : Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya
F. Target
Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara memijat yang benar pada bayi
prematur.
G. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan topik
“Pijat Bayi pada Bayi Prematur" pada keluarga pasien di Ruang Laktasi
Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
H. Susunan Panitia Kegiatan
Panitia terdiri dari Kelompok C2.D Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. Susunan panitia
terlampir.
I. Susunan Kegiatan
(Terlampir)
J. Perlengkapan
(Terlampir)
K. Lampiran
SAP, leaflet, daftar hadir, serta pertanyaan dan jawaban.
L. Penutup
Demikian laporan pertanggungjawaban kegiatan Penyuluhan
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan topik “Pijat Bayi pada Bayi Prematur"
pada keluarga pasien di Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Harapan kami, dapat bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pijat bayi pada bayi prematur

Sasaran : Keluarga pasien

Tempat : Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Hari/Tanggal : Selasa, 11 Febuari 2020

Waktu : 10.00 – 10.30 WIB (30 menit)

A. Analisa Situasional
1. Pelaksana : Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
2. Peserta : Keluarga pasien di Ruang Neonatus RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai pijat bayi pada bayi
prematur selama 30 menit, keluarga pasien dapat mengetahui dan
mempraktekkan cara memijat yang benar pada bayi prematur.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien
mampu :
a. Memahami tentang pengertian pijat bayi.
b. Memahami tentang manfaat pijat bayi.
c. Memahami tentang faktor-faktor yang diperhatikan dalam pijat bayi.
d. Memahami tentang waktu yang tepat dilakukan pijat bayi prematur.
e. Memahami tentang tahapan memijat bayi prematur.

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi

D. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Power point (PPT)

E. Materi Penyuluhan
Terlampir

F. Organisasi Kegiatan
Pembimbing Klinik : Peni Indrarini , S.Kep.Ns
Pembimbing Akademik : Ilya Krisnana, S.Kep.Ns., M.Kep
Penyaji Materi : Heny Oktora dan Risniawati
Moderator : Yenny Paramitha
Fasilitator : Prisdamayanti Ayuningsih dan Ika Septiana A. P. D.
Observer : Asti Pratiwi
Notulen : Ni Komang Ayu Santika

G. Penjabaran Tugas
1. Moderator
Uraian tugas:
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan kontrak waktu
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
d. Memimpin jalannya penyuluhan, sesi diskusi, hingga evaluasi
e. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan
f. Menutup acara penyuluhan
2. Penyaji
Uraian tugas:
a. Menggali pengetahuan peserta mengenai materi yang akan disampaikan
b. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan menggunakan bahasa
yang dapat dimengerti oleh peserta
c. Memimpin demonstrasi
d. Menjawab pertanyaan dari peserta
3. Fasilitator
Uraian tugas:
a. Memotivasi peserta yang kurang aktif
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Membantu penyaji saat demonstasi dilakukan
d. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4. Observer
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta penyuluhan
b. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan
c. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan berlangsung
5. Notulen
Uraian tugas:
a. Sebagai operator presentasi penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan jawaban penyaji
sebagai dokumentasi kegiatan
c. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan rencana
kegiatan pada SAP
d. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
H. Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Evaluasi
1. 2 menit Pembukaan
1. Mengucap salam. 1. Peserta menjawab
2. Memperkenalkan diri. salam.
3. Menyampaikan tujuan 2. Peserta mendengarkan.
kegiatan dan kontrak waktu. 3. Peserta mendengarkan
dan mengerti maksud
serta tujuan kegiatan.
2. 25 menit Pelaksanaan
1. Menggali pengetahuan 1. Peserta menjawab
peserta tentang pijat bayi pertanyaan.
pada bayi prematur. 2. Peserta
2. Pemaparan materi (10 memperhatikan dan
menit) kooperatif.
Menjelaskan materi 3. Peserta
mengenai: memperhatikan dan
a. Pengertian pijat bayi. kooperatif.
b. Manfaat pijat bayi. 4. Peserta mengajukan
c. Faktor-faktor yang pertanyaan mengenai
diperhatikan dalam materi yang belum
pijat bayi. dimengerti.
d. Waktu yang tepat
dilakukan pijat bayi
prematur.
e. Tahapan memijat bayi
prematur.
3. Demonstrasi tentang pijat
bayi pada bayi prematur
(10 menit).
4. Diskusi (5 menit)
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
3. 3 menit Penutup
1. Mempersilahkan 1. Peserta mendengarkan
pembimbing klinik dan dan kooperatif.
pembimbing akademik 2. Peserta menjawab
untuk menambahkan pertanyaan dengan
ataupun menjelaskan benar.
kembali jawaban 3. Peserta mendengarkan
pertanyaan peserta yang dan kooperatif.
belum terjawab. 4. Peserta menjawab
2. Melakukan evaluasi dengan salam.
memberikan pertanyaan
kepada peserta.
3. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
4. Mengucapkan terima kasih
atas partisipasi peserta dan
mengucapkan salam
penutup.

I. Setting Tempat Penyuluhan

Keterangan:
: Media Penyuluhan

: Penyaji

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

: Moderator
: Notulen
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dan tempat telah dilakukan 2 jam sebelum acara
dilaksanakan.
b. Pembuatan SAP, Powerpoint, dan Leaflet dikerjakan 3 hari sebelum
pelaksanaan.
c. Peserta berada di tempat kegiatan dan jumlah kehadiran 11 peserta.
d. Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan di Ruang Laktasi Neonatus RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
e. Pengorganisasian kegiatan telah dilakukan sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap kegiatan.
b. Peserta mengikuti kegiatan hingga selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
a. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala.
b. Sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami
penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
c. Peserta mampu menjawab 75% pertanyaan yang diberikan oleh penyaji.
d. Peserta dapat mempraktekkan kembali cara pijat bayi pada bayi prematur.
e. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum acara penyuluhan
selesai.
Lampiran Materi Penyuluhan

PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR

A. Pengertian Pijat Bayi


Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada
permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan
untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi
darah dan limpha (Subakti dan Rizky, 2008 dalam Wati & Renityas, 2014).
Sedangkan menurut Roesli (2001) pijat bayi merupakan sentuhan setelah
kelahiran, serta dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan
yang dapat mempertahankan perasaan nyaman pada bayi. Terapi sentuh,
terutama pijat pada bayi dapat menghasilkan perubahan fisiologis yang
menguntungkan.

B. Manfaat Pijat Bayi


Manfaat pijat bayi (Parenting, 2015) adalah sebagai berikut :
1. Pijat memberi sentuhan yang menenangkan, serta mengingatkan bayi akan
rasa nyaman selama berada dalam kandungan
2. Membuatnya lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak, dan makan lebih baik.
Juga, pencernaan bayi akan lebih lancar
3. Mempererat kelekatan (bonding) antara anak dan orangtua, serta membuat
bayi merasa nyaman
4. Memperlancar peredaran darah serta membuat kulit bayi terlihat lebih sehat
5. Bayi yang sering dipijat jarang mengalami kolik, sembelit, dan diare
6. Membuat otot-otot bayi lebih kuat, dan koordinasi tubuhnya lebih baik
7. Sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat, serta membuatnya lebih tahan
terhadap infeksi dan berbagai masalah kesehatan lain

C. Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Pijat Bayi


1. Persiapan sebelum memijat
a. Tangan dalam keadaan bersih dan ringan
b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada
kulit bayi
c. Ruang untuk memijat diupayakn hangat dan tidak pengap
d. Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar
e. Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum 15
menit guna melakukan seluruh tahp-tahap pemijatan
f. Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang
g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih
h. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara
i. Lakukan pemijatan dengan lembut secara bertahap mulai dari kaki,
perut, dada, lengan, wajah dan punggung.
2. Pelaksanaan pemijatan bayi
Dalam melakukan pemijatan bayi ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan
b. Tidak memaksakan bayi pada posisi tertentu
c. Bayi dalam keadaan sehat
d. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru
e. Malam hari, sebelum tidur, ini sangat baik untuk membantu bayi tidur
lebih nyenyak
f. Tidak memijat saat bayi lapar dan setelah makan
D. Waktu yang Tepat Dilakukan Pijat Bayi Prematur
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan
saja sesuai keinginan. Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa
juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur nyenyak. Tindakan
pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat
dua hari sekali sudah memadai. Pijat bayi tidak diperbolehkan saat :
a. Ada bagian tubuh bayi yang mengalami luka
b. Bayi mengalami cedera yang agak berat
c. Permukaan kulit teriritasi dan menjadi sensitif
d. Ada bagian tubuh yang bengkak dengan sebab yang belum jelas
e. Bayi sedang tidak ingin dipijat

E. Tahapan Memijat Bayi Prematur


Pijat bayi prematur diawali dengan terapi sentuh pada bayi dengan tahapan
sebagai berikut :
1) Rangsangan taktil (raba)
Bayi dalam posisi ditengkurapkan. Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2
x 5 detik dan diulang 6 kali.
a. Pijatan kepala

Letakkan telapak tangan pada dahi, usap dari dahi dengan telapak tangan
(tidak dengan ujung jari) sampai pangkal leher dan kembali ke dahi
secara perlahan.
b. Pijatan bahu

Dengan menggunakan 2-3 bagian jari tangan kanan dan kiri secara
bersamaan. Lakukan gerakan menyilang pada tengkuk dan turun ke siku
kemudian masing-masing menuju ke arah sebaliknya bersilangan di
tengkuk.
c. Pijatan punggung

Dengan menggunakan bantalan jari-jari dari kedua tangan secara


bersama pijat secara perlahan kedua sisi tulang belakang dari leher ke
pinggang dan kembali ke leher. Pastikan tidak melakukan penekanan
pada tulang belakang.
d. Pijatan kaki belakang

Dengan menggunakan bantalan jari dari setiap tangan, pijat bagian


belakang kedua kaki pada saat bersamaan dari pangkal paha
kepergelangan kaki dan kembali ke pangkal paha.
e. Pijatan lengan

Pijat bagian belakang kedua lengan pada saat yang bersamaan, mulai
dari bahu kemudian turun ke pergelangan tangan dan kembali ke
bahu.
2) Rangsangan kinestetik
Bayi dalam posisi ditelentangkan, tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5
detik dan diulang 6 kali.
a. Menggerakkan siku

Letakkan tangan kita di pangkal lengan untuk menahan Dengan


menggunakan tangan yang satunya secara lembut menggerakkan
lengan bawah kearah bahu secara perlahan kemudian diluruskan
kembali. Lakukan hal yang sama pada lengan yang satunya.
b. Pijatan telapak tangan

Letakkan tangan di pergelangan tangan bayi Menggerakkan dan


memijat telapak tangan bayi dengan lembut kearah jari. Akhiri
pijatan telapak tangan dengan menarik lembut setiap jari tangan bayi.
c. Menggerakkan lutut
Memegang tungkai bawah bayi. Menggerakkan sendi lutut secara
lembut ke arah perut dan kembali ke posisi.
d. Menggerakkan sendi pinggul

Memegang kedua pergelangan kaki. Menggerakkan paha ke arah


perut dengan mendorong perlahan kemudian mengembalikan ke
posisi lurus.
e. Pijatan telapak kaki

Letakkan tangan di pergelangan kaki. Menggerakkan dan memijat


telapak kaki bayi dengan lembut.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson & Johnson Indonesia


Kelly, Paula. 2012. Buku Saku Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta: EGC.
Riksani, Ria. 2014. Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia Sehat.
Rosalina, I. 2007. Fisioligis Pijat Bayi. Bandung: Trikarsa Multi Media
Vivian, Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Wati, A. M & Renityas, N.N. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat
Bayi Terhadap Praktik Pijat Bayi. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1,
No. 1, Maret 2014. STIKes Patria Husada Blitar
DAFTAR HADIR PANITIA

PENYULUHAN KESEHATAN PADA KELUARGA PASIEN TENTANG


PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR

Hari, tanggal : Selasa, 11 Februari 2020


Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Tempat : Ruang Laktasi Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya

No Nama NIM Jabatan Tanda


Tangan

1. Ika Septiana A.P.D. 131913143051 Fasilitator

2. Ni Komang Ayu S. 131913143052 Notulen

3. Prisdamayanti A. 131913143053 Fasilitator

4. Heny Oktora Safitri 131913143054 Pemateri

5. Asti Pratiwi 131913143055 Observer

6. Risniawati 131913143056 Pemateri

7. Yenny Paramitha 131913143057 Moderator


Lampiran Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai