TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN KD Dan Ki
TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN KD Dan Ki
Oleh:
Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan siswa dapat menunjukkan perilaku jujur dan
bertanggungjawab.
Siswa memiliki pengetahuan dalam menyebutkan nama tarian daerah lain yang tergolong
hiburan
Siwa memiliki pengetahuan dalam menyebutkan nama tarian daerah yang tergolong sakral
Siswa memiliki keterampilan dalam mendemontrasikan salah satu tarian Bali yang
tergolong sakral
1 KD pada K1-1 : 1.5 Menerima tari sakral dan tari profan sebagai
implementasi ajaran Veda
2 KD pada K1-2 : 2.5 Peduli terhadap karya seni, baik tari sakral maupun
tari profan, sebagai bentuk pengamalan ajaran Veda
3 KD pada KI-3 : 3.5 Memadalam kegiatan keagamaan hami tari profan
dan tari sakral
Materi Pembelajaran
D. Metode :
Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi kelompok dan penugasan.
1. Media : Power point gambar tari daerah lain yang tergolong hiburan dan sakral
2. Sumber belajar : a. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti Kelas
III,Jakarta, Kemendikbud RI.
b. Buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu Kelas III
c. Buku-buku yang relevan atau sumber-sumber lain yang ada
kaitnnya dengan materi pembelajaran.
d. Situs internet yang berhubungan dengan materi pembelajaran
NO KEGIATAN WAKTU
1
PENDAHULUAN
Kelas dibuka dengan mengucapkan salam panganjali “ Om 20 Menit
Swastyastu” dan mengecek kahadiran siswa
Berdoa sebelum belajar “ Om Awighnamastu namo siddham”
yang dipimpin oleh salah satu orang siswa.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
nasionalisme.
Siswa diingatkan untuk selalu bersikap disiplin setiap saat dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari, disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan menyampaikan garis-gari besar.
KEGIATAN INTI
Mengamati :
2 Siswa dalam kelompok diajak mengamati slide power point 70 Menit
mengenai tarian daerah lain yang tergolong hiburan dan tari
daerah lain yang tergolong sakral, dilanjutkan peserta didik
diajak membaca dengan cermat mengenai tarian daerah lain
yang tergolong hiburan dan tari daerah lain yang tergolong
sakral
Menanya :
Setelah siswa mengamati slide membaca dan mendengar uraian
tarian daerah lain yang tergolong hiburan dan tari daerah lain
yang tergolong sakral, kemudian guru memberikan
pertanyaan kepada siswa, setelah mendapat respon dari
siswa, guru kemudian menggugah siswa bertanya lebih
mendalam mengenai tarian daerah lain yang tergolong
hiburan dan tari daerah lain yang tergolong sakral.
Mengeksperimen/mengeksplorasikan :
Setelah peserta didik, melihat slide, membaca, bertanya dan
mendengar mengenai tarian daerah lain yang tergolong hiburan
dan tari daerah lain yang tergolong sakral. Pendidik memberikan
arahan kepada peserta didik untuk mencari informasi melalui
diskusi kelompok untuk berbagi informasi mengenai tarian
daerah lain yang tergolong hiburan dan tari daerah lain yang
tergolong sakral. Hasil diskusi kelompok dalam rangka
membangun sikap positif dan disiplin terhadap siswa.
Mengasosiasi :
Setelah siswa mengamati, membaca, mendengar,
mengumpulkan data mengenai tarian daerah lain yang tergolong
hiburan dan tari daerah lain yang tergolong sakral, kemudian
guru meminta siswa menyimpulkan hasil pencarian data dan
informasi dengan mengguna kan pemahaman sendiri.
Mengomunikasikan:
Setelah siswa mengamati, menanya, menganalisis dan
mengumpulkan data mengenai tarian daerah lain yang tergolong
hiburan dan tari daerah lain yang tergolong sakral, kemudian
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membacakan ke depan kelas. Setelah siswa membacakan ke
depan kelas, kemudian guru memberikan penguatan
mengenai tari Bali yang tergolong hiburan dan tari Bali yang
tergolong sakral sesuai dengan sumber pembelajaran.
PENUTUP
Guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat
kesimpulan mengenai tarian daerah lain yang tergolong hiburan
dan tari daerah lain yang tergolong sakral
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah 20 menit
selanjutnya.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pembelajaran ditutup dengan Salam Parama Santih “ Om
Santih-Santih Santih Om”
PEDOMAN PENSKORAN :
TUGAS
NO KRITERIA SKOR
1 Bentuk tulisan
2 Kerapian
3 Ketepatan mengumpul
TES TULIS
Kreteria penskoran :
Skor 0 jika tidak dijawab
Skor 1 jika dijawab tapi jawaban salah
Skor 2 jika jawaban benar
OBSERVASI
NO KRITERIA SKOR
1 Kerjasama
2 Keberanian mengungkapkan pendapat
3 Kesungguhan
4 Presentasi
Nilai = (Jumlah skor perolehan/Skor ideal)*100
Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan siswa dapat menunjukkan perilaku jujur dan
bertanggungjawab.
Siswa memiliki pengetahuan dalam menjelaskan contoh sikap bhakti kepada Guru Swadhyaya
Siswa memiliki pengetahuan dalam menyebutkan cerita yang berkaitan dengan Catur Guru
Siswa memiliki keterampilan dalam mendemontrasikan contoh sikap bahkti kepada Guru
Rupaka
Materi Pembelajaran
1. Media : Slide power point tentang gambar contoh bhakti kepada guru
Swadhyaya
2. Sumber belajar : a. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti Kelas V,Jakarta,
Kemendikbud RI.
b. Buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu Kelas V
c. Buku-buku yang relevan atau sumber-sumber lain yang ada
kaitnnya dengan materi pembelajaran.
d. Situs internet yang berhubungan dengan materi pembelajaran
NO KEGIATAN WAKTU
1 PENDAHULUAN
2 Mengamati : 70 Menit
Siswa dalam kelompok diajak mengamati slide power point
tentang contoh sikap bhakti kepada guru Swadhyaya dan
cerita yang berkaitan dengan Catur Guru. Setelah itu
dilanjutkan peserta didik membaca dengan cermat uraian
contoh bhakti kepada Guru Swadhyaya dan cerita yang
terkait dengan Catur Guru. (literasi)
Menanya :
Setelah siswa mengamati membaca dan mendengar uraian
tentang contoh bhakti kepada Guru Swadhyaya dan cerita
yang terkait dengan Catur Guru, kemudian guru
memberikan pertanyaan kepada siswa hal yang
berhubungan dengan materi yang disampaikan. Setelah
mendapat respon dari siswa, dengan sikap santun dan jujur
siswa bertanya lebih mendalam tentang contoh bhakti
kepada Guru Swadhyaya dan cerita yang terkait dengan
Catur Guru (Critikal thinking)
Mengeksperimen/mengeksplorasikan :
Setelah peserta didik, melihat, membaca dan bertanya.
Pendidik memberikan arahan kepada peserta didik untuk
mencari informasi melalui diskusi kelompok untuk berbagi
informasi contoh bhakti kepada Guru Swadhyaya dan
cerita yang terkait dengan Catur Guru, hasil diskusi
kelompok dalam rangka membangun sikap positif dan
disiplin (Collaboration and kreativity).
Mengasosiasi :
Siswa pada masing-masing kelompok mengolah informasi
yang telah dikumpulkan baik dari kegiatan mengamati,
kegiatan mengumpulkan data tentang contoh bhakti kepada
Guru Swadhyaya dan cerita yang terkait dengan Catur Guru
dengan menggunakan pemahaman sendiri (Critikal
thinking/berpikir kritis).
Mengomunikasikan:
- Siswa pada masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulan ke depan kelas berdasarkan hasil analisis secara
lisan dan tertulis tentang contoh bhakti kepada Guru
Swadhyaya dan cerita yang terkait dengan Catur Guru.
Setelah siswa menyampaikan kesimpulan ke depan kelas,
kemudian guru memberikan penguatan tentang contoh bhakti
kepada Guru Swadhyaya dan cerita yang terkait dengan Catur
Guru sesuai dengan sumber pembelajaran (Creativity and
Innovation)
PENUTUP
Guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat
kesimpulan tentang contoh bhakti kepada Guru Swadhyaya
dan cerita yang terkait dengan Catur Guru
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang
telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan
3 langkah selanjutnya 20 menit
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta
didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pembelajaran ditutup dengan Salam Parama Santih “ Om
Santih-Santih Santih Om”
G. Penilaian Hasil Pembelajaran
Waktu : 30 Menit.
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Adapun teknik yang
digunakan sebagai berikut :
NO JENIS URAIAN KET
PENILAIAN
1 TUGAS Siswa diminta untuk membacakan ke Diselesaikan di sekolah
depan kelas contoh bhakti kepada pada saat pembelajaran.
Guru Swadhyaya
PEDOMAN PENSKORAN :
TUGAS
NO KRITERIA SKOR
1 Bentuk tulisan
2 Kerapian
3 Ketepatan mengumpul
TES TULIS
Kreteria penskoran :
Skor 0 jika tidak dijawab
Skor 1 jika dijawab tapi jawaban salah
Skor 2 jika jawaban benar
OBSERVASI
NO KRITERIA SKOR
1 Kerjasama
2 Keberanian mengungkapkan pendapat
3 Kesungguhan
4 Presentasi
Nilai = (Jumlah skor perolehan/Skor ideal)*100
Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan siswa dapat menunjukkan perilaku jujur dan
bertanggungjawab.
Siswa memiliki pengetahuan dalam menyebutkan lima Brahmana utama ciptaan Bhatara
Hyang Geni Jaya
Siwa memiliki pengetahuan menyebutkan keturunan dari warga kayu selem
Siswa memiliki keterampilan dalam menceritakan lima orang brahmana utama yang sangat
bijaksana dalam perkembangan agama Hindu di Bali
Bhatara Hyang Geni Jaya melakukan penciptaan dengan tapa, yoga dan semadhi.
Lalu terciptalah lima orang Brahmana utama. Brahmana ini sangat Sakti dan bijaksana.
Empu Gni Jaya
Empu Semeru
Empu Gana
Empu Kuturan
Empu Bharadah
Kelima Empu ini mengabdi setia kepada Bhatara Hyang Pasupati. Karena pulau
Bali masih sepi tanpa penghuni, lalu Bhatara Hyang Gni Jaya, bersama semua Empu
sakti lainya, melakukan penciptaan dengan tapa, yoga, semadi. Tujuannya adalah untuk
menciptakan manusia. Diciptakan dari sebatang akar tonggak atau tuwed, tuwed dibentuk
menjadi patung atau togog. Saat Empu Hyang Geni Jaya menciptakan manusia. Datang
Sang Yamadipati mengganggu. Yamadipati berubah wujud menkadi seekor anjing hitam.
Anjing hitam ini selalu menggonggong. Mengganggu penciptaan manusia pertama di
Bali. Karena diganggu, sampai patung itu patah lima kali. Lalu Hyang Pasupati memarahi
anjing hitam pengganggu itu. Tapi anjing hitam jelmaan Sang Yamadipati melawan tak
mau mengalah. Yang diejek adalah Bhatara Gni Jaya dan Hyang Pasupati. Dalam waktu
yang lama, akhirnya Bhatara Hyang Gni Jaya dan Hyang Pasupati, berhasil
menghidupkan patung itu.
Togog itu menjadi manusia pertama di Bali. Lalu menurun warga Bali Mula.
Anjing hitam itu menjadi malu karena kesombongannya. Lalu naik ke alam Yama.
Sesampai di alam Yama, lalu memanggil lalu memanggil anak buahnya bernama Raksasa
Kalika. “ hai Kalika, turunlah kamu ke bumi Bali Pulina. Tugasmu adalah memakan
kotoran manusia sampai bersih, perintah Yamadipati.
Manusia yang pertama kali diciptakan oleh Bhatara Hyang Pasupati disebut Wong
Bali Mula. Belakangan wong Bali mula ini sudah berkembang. Mereka tinggal dan
menyebar di seluruh Bali.
Keturunan Dari Warga Kayu Selem
Perkawinan Empu Gni Jaya Mahireng dengan Ni Ayu Cemeng, lahirlah banyak
anak. Yang selanjutnya menjadi cikal bakal Warga Kayu Selem, mereka berjasa
mengembangkan agama Hindu. Warga Kayu Selem ini sekarang menyebar di seluruh
Pulau Bali. Anak-anak tersebut antara lain :
Empu Kayu Selem (ireng)
Empu Made Celagi
Empu Nyoman Trunyan
Empu Kayuan Balingkang
Ni Ayu Selem
Pada mulanya ada dua warga yang pertama di Bali, yaitu warga Bali Mula memang
asli dari Bali. Yang kedua adalah Wong Age dari Dieng Jawa Tengah. Demikian sejarah
kawitan warga Bali Mula, warga Bali Aga dan kawitan warga Pasek Kayu Selem. Oleh
masyarakat diakui berjasa dalam mempertahankan agama Hindu dan tradisinya di Bali.
Untuk itu kita wajib melestariakan agama Hindu dan tradisi Bali.
D. Metode :
Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan
2. Sumber belajar : a. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti Kelas 2,Jakarta,
Kemendikbud RI.
b. Buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu Kelas II
c. Buku-buku yang relevan atau sumber-sumber lain yang ada
kaitnnya dengan materi pembelajaran.
d. Situs internet yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
NO KEGIATAN WAKTU
1 PENDAHULUAN
Kelas dibuka dengan mengucapkan salam panganjali “ Om
20 Menit
Swastyastu” dan mengecek kahadiran siswa
Berdoa sebelum belajar “ Om Awighnamastu namo siddham”
yang dipimpin oleh salah satu orang siswa.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
nasionalisme.
Siswa diingatkan untuk selalu bersikap disiplin setiap saat dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari, disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan menyampaikan garis-gari besar.
KEGIATAN INTI
Mengamati :
2 Siswa dalam kelompok diajak mengamati slide power point 70 Menit
tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan Warga Kayu Selem.
Peserta didik membaca dengan cermat tentang tentang Lima
Brahmana Utama dan keturunan Warga Kayu Selem.
Menanya :
Setelah siswa mengamati membaca dan mendengar uraian
tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan Warga kayu Selem.
Guru kemudian menggugah siswa bertanya lebih mendalam terkait
dengan tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan Warga kayu
Selem.
Mengeksperimen/mengeksplorasikan :
Setelah peserta didik, melihat gambar, membaca dan bertanya
tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan Warga kayu Selem.
Pendidik memberikan arahan kepada peserta didik untuk
mencari informasi melalui diskusi kelompok untuk berbagi
informasi tentang tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan
Warga kayu Selem, hasil diskusi kelompok dalam rangka
membangun sikap positif dan disiplin.
Mengasosiasi :
Setelah siswa mengumpulkan data kemudian guru meminta
siswa menyimpulkan hasil pencarian data dan informasi
tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan Warga kayu
Selem
Mengomunikasikan:
Setelah siswa mengamati, menanya, dan mengumpulkan data
tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan Warga kayu
Selem, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membacakan ke depan kelas. Setelah membacakan
kemudian guru memberikan penguatan tentang Lima
Brahmana Utama dan keturunan Warga kayu Selem.
PENUTUP
Guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat
kesimpulan tentang Lima Brahmana Utama dan keturunan
Warga kayu Selem.
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah 20
3
selanjutnya menit
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pembelajaran ditutup dengan Salam Parama Santih “ Om
Santih-Santih Santih Om”
TUGAS
NO KRITERIA SKOR
1 Bentuk tulisan
2 Kerapian
3 Ketepatan mengumpul
TES TULIS
Kreteria penskoran :
Skor 0 jika tidak dijawab
Skor 1 jika dijawab tapi jawaban salah
Skor 2 jika jawaban benar
OBSERVASI
NO KRITERIA SKOR
1 Kerjasama
2 Keberanian mengungkapkan pendapat
3 Kesungguhan
4 Presentasi
Nilai = (Jumlah skor perolehan/Skor ideal)*100
Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan siswa dapat menunjukkan perilaku jujur dan
bertanggungjawab
Siwa memiliki pengetahuan dalam menyebutkan nama-nama pura yang merupakan awal
pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali
Siswa memiliki pengetahuan dalam menjelaskan nama-nama tokoh yang berperan dalam
perkembangan Agama Hindu abad 1 di Bali
Siswa memiliki keterampilan dalam menuliskan nama-nama tokoh yang berperan dalam
perkembangan Agama Hindu abad 1 di Bali
Kompetensi Dasar dan Indikator
Materi Pembelajaran
Nama-nama Pura yang merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu
pada abad 1 di Bali
Pura Besakih
Pura Ulun Danu Batur
Pura Penataran Agung Lempuyang Luhur
Nama-nama tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu abad 1 di Bali
Ida Empu Driya Akah lahir dari cipta
Ida Empu Kayu Selem lahir dari kayu arang
Ida Empu Tarunyan lahir dari getah kayu menyan
Ida Empu Celagi lahir dari pohon asem
Ida Empu Kayuan lahir dari kasturi kelapa gading
D. Metode :
Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi kelompok dan penugasan.
1. Media : Slide power point tentang gambar pura-pura yang merupakan awal
pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali serta
nama-nama tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu
abad 1 di Bali
2. Sumber belajar : a. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti Kelas 1,Jakarta,
Kemendikbud RI.
b. Buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu Kelas I
c. Buku-buku yang relevan atau sumber-sumber lain yang ada
kaitnnya dengan materi pembelajaran.
d. Situs internet yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
NO KEGIATAN WAKTU
1 PENDAHULUAN
KEGIATAN INTI
2 Mengamati : 70 Menit
Siswa dalam kelompok diajak mengamati slide power point t
tentang gambar pura-pura yang merupakan awal pertumbuhan dan
perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali serta nama-nama
tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu abad 1 di
Bali
Menanya :
Setelah siswa mengamati slide tentang gambar pura-pura yang
merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada
abad 1 di Bali serta nama-nama tokoh yang berperan dalam
perkembangan Agama Hindu abad 1 di Bali, kemudian guru
memberikan pertanyaan kepada siswa hal yang berhubungan
dengan tentang pura-pura yang merupakan awal pertumbuhan dan
perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali serta nama-nama
tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu abad 1 di
Bali. Setelah mendapat respon dari siswa, guru kemudian
menggugah siswa bertanya lebih mendalam terkait dengan
tentang gambar pura-pura yang merupakan awal pertumbuhan dan
perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali serta nama-nama
tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu abad 1 di
Bali
Mengeksperimen/mengeksplorasikan :
Setelah peserta didik, melihat slide, membaca, bertanya dan
mendengar tentang pura-pura yang merupakan awal pertumbuhan
dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali serta nama-
nama tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu
abad 1 di Bali. Pendidik memberikan arahan kepada peserta
didik untuk mencari informasi melalui diskusi kelompok
untuk berbagi informasi tentang pura-pura yang merupakan awal
pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali
serta nama-nama tokoh yang berperan dalam perkembangan
Agama Hindu abad 1 di Bali, hasil diskusi kelompok dalam
rangka membangun sikap positif dan disiplin
Mengasosiasi :
Setelah siswa mengamati, membaca, mendengar,
mengumpulkan data ttentang pura-pura yang merupakan awal
pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali
serta nama-nama tokoh yang berperan dalam perkembangan
Agama Hindu abad 1 di Bali, kemudian guru meminta siswa
menyimpulkan hasil pencarian data dan informasi tentang
pura-pura yang merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan
umat Hindu pada abad 1 di Bali serta nama-nama tokoh yang
berperan dalam perkembangan Agama Hindu abad 1 di Bali.
Mengomunikasikan:
- Setelah siswa mengamati, menanya, menganalisis dan
mengumpulkan data tentang pura-pura yang merupakan awal
pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali
serta nama-nama tokoh yang berperan dalam perkembangan
Agama Hindu abad 1 di Bali, kemudian guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bercerita dan menyebutkan
ke depan kelas tentang pura-pura yang merupakan awal
pertumbuhan dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali
serta nama-nama tokoh yang berperan dalam perkembangan
Agama Hindu abad 1 di Bali. Setelah siswa bercerita, bertanya,
dan menyebutkan ke depan kelas, kemudian guru
memberikan penguatan sesuai dengan sumber pembelajaran.
PENUTUP
Guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat
kesimpulan tentang pura-pura yang merupakan awal pertumbuhan
dan perkembangan umat Hindu pada abad 1 di Bali serta nama-nama
tokoh yang berperan dalam perkembangan Agama Hindu abad 1 di
Bali
selanjutnya
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pembelajaran ditutup dengan Salam Parama Santih “ Om
Santih-Santih Santih Om”
Waktu : 30 Menit.
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Adapun teknik yang
digunakan sebagai berikut :
NO JENIS URAIAN KET
PENILAIAN
1 TUGAS Siswa diminta untuk menulis nama Bisa diselesaikan di
nama-nama pura dengan huruf tegak sekolah pada saat
bersambung pada buku tulis garis pembelajaran atau juga
tiga dikerjakan di rumah
sebagai PR disesuaikan
dengan situasi dan
kondisi.
PEDOMAN PENSKORAN :
TUGAS
NO KRITERIA SKOR
1 Bentuk tulisan
2 Kerapian
3 Ketepatan mengumpul
TES TULIS
Kreteria penskoran :
Skor 0 jika tidak dijawab
Skor 1 jika dijawab tapi jawaban salah
Skor 2 jika jawaban benar
OBSERVASI
NO KRITERIA SKOR
1 Kerjasama
2 Keberanian mengungkapkan pendapat
3 Kesungguhan
4 Presentasi
Nilai = (Jumlah skor perolehan/Skor ideal)*100
.1 Latar Belakang
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, sejak era sebelum penjajahan, era kemerdekaan hingga era
reformasi sekarang ini, telah menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya.
Kondisi tuntutan itu ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa
yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat
kebangsaan. Semua itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam wadah nusantara.
Semangat perjuangan bangsa yang tidak kenal menyerah telah terbukti pada perang Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa tersebut dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan ini menjadi nilai-nilai perjuangan
bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut menjelma berupa semangat yang menjadi kekuatan mental spiritual
yang dapat melahirkan sikap dan perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan,
dan kemauan yang luar biasa. Semangat perjuangan bangsa inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga
negara dalam segala zaman, situasi dan kondisi. Karena nilai-nilai perjuangan bangsa itu selalu relevan dan
handal serta efektif sebagai landasan memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan fisik merebut, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini
disebabkan antara lain pengaruh globalisasi. Era globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-
lembaga kemasyarakatan internasional dan negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan
perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta pertahanan, dan keamanan global. Kondisi ini akan
menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antara negara maju dan negara berkembang, antara
negara berkembang dan lembaga internasional, maupun antara negara berkembang. Di samping itu, isu
global yang meliputi demokratisasi, HAM, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang
informasi, komunikasi, dan transportasi. Hal ini membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi
sebuah kampung tanpa mengenal batas negara. Kondisi ini menciptakan struktur baru, yaitu struktur global.
Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
akan mempengaruhi pola pikir, pola sikap, pola tindakan masyarakat Indonesia.
Pada akhirnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia. Dengan
demikian, globalisasi melahirkan suatu perubahan struktur dan tatanan kehidupan baru di dunia ini.
Perubahan itu terasa begitu cepat, sehingga tatanan yang ada di dunia ini berubah. Di sisi lain, tatanan yang
baru belum terbentuk. Juga akibatnya, sendi-sendi kehidupan yang selama ini di yakini kebenarannya
menjadi usang. Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup
serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan
bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik).
Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi hari-hari depan mereka yang selalu
berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional.
Pemerintah perlu membuat tindakan yang signifikan agar tidak menuju suatu kondisi yang lebih
memprihatinkan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan pemerintah dalam menjaga nilai-nilai panutan
hidup dalam berbangsa dan bernegara secara lebih efektif yaitu melalui bidang pendidikan. Adapun upaya di
bidang pendidikan yaitu dengan mengadakan perubahan-perubahan di bidang kurikulum, yang diharapkan
mampu menjawab problem transformasi nilai-nilai tersebut.
Sejarah indonesia juga menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan
lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Melestarikan kesaktian Pancasila itu, perlu usaha secara nyata dan penghayatan dan pengamamalan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Sejarah indonesia menunjukan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.
Melestarikan kesaktian Pancasila itu, perlu usaha secara nyata dan penghayatan dan pengamamalan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah pada zaman
era globalisasi ini. Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang
telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan pancasila yang mengajarkan masyarakat tentang pancasila sangat lah besar manfaatnya karena
pancasila memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari pendidikan pendidikan pancasila itu sendiri menurut
Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, adalah mencakup :
Ø Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antara
warga negara dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan
negara.
Ø Tujuan Khusus
Agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis
serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan bertanggungjawab.
Agar siswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan
Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional
Agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela
berkorban bagi nusa dan bangsa.
Adapun tujuan dalam mempelajari pendidikan pancasila adalah untuk menghasilkan peserta didik yang
memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut :
Agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.
Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.
Mendukung persatuan bangsa.
Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan individu/golongan.
Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya.
Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat,
termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan itu (filsafat, sosiologis dan kultural) akan membekali setiap
tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya