Anda di halaman 1dari 26

5

BAB 2. HASIL KEGIATAN

2.1 Profil Rumah Sakit Daerah (RSD) Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
2.1.1 Gambaran Umum
Rumah sakit daerah (RSD) Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang merupakan
rumah sakit rujukan tipe B non pendidikan. RSD Dr. Haryoto ini juga merupakan
lembaga teknis daerah yang secara struktural berada langsung di bawah Bupati sejajar
dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). Susunan struktural ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) no. 41 tahun 2004 tentang struktur organisasi rumah sakit di
kabupaten/ kota.
RSD Dr. Haryoto telah memiliki status Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD). Hal ini berkaitan dengan kredibilitas pengelolaan pendapatan rumah sakit.
Sebelum berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pengelolaan pendapatan
RSD Dr. Haryoto di pegang oleh pemerintah daerah (Pemda). Setiap pendapatan yang
dihasilkan oleh RSD Dr. Haryoto harus di setorkan ke kas daerah Pemda. Sehingga,
setiap rumah sakit memerlukan dana untuk keperluan rumah sakit harus mengajukan
terlebih dahulu ke Pemda. Dan untuk selanjutnya tergantung keputusan Pemda
apakah permintaan dana tersebut di setujui atau tidak, dan tentu itu memerlukan
waktu yang cukup lama. Sehingga hal ini tentu saja akan menjadi faktor penghambat
bagi pihak rumah sakit.
Setelah RSD Dr. Haryoto menyandang status Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), pendapatan yang dihasilkan oleh rumah sakit tidak lagi disetorkan ke kas
Pemda melainkan masuk ke kas rumah sakit itu sendiri. Jadi dengan adanya status
BLUD ini, Pemda memberikan kepercayaan kepada RSD Dr. Haryoto untuk
mengelola keuangannya sendiri. Dengan adanya status BLUD ini, RSD Dr. Haryoto
tidak perlu lagi menunggu keputusan dari Pemda terkait dengan pengeluaran dana.
2.1.2 Sejarah
Rumah sakit Haryoto Lumajang ini didirikan pertama kali oleh Dr. Haryoto,
seorang dokter yang terpandang. Dahulu nama RSD Haryoto ini adalah RS Nararia
6

Kirana. Karena keputusan Bupati Lumajang No. 188.45/308/427.12/2009, status RSD


Dr. Haryoto sekarang adalah BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Dengan
berubahnya status menjadi BLUD, maka:
a. RSD Dr. Haryoto boleh mengangkat tenaga kontrak
b. RSD Dr. Haryoto boleh melakukan utang piutang
c. RSD Dr. Haryoto boleh mengelola pendapatan, tapi sesuai dengan aturan.
2.1.3 Visi dan Misi
a. Visi RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
Menjadi rumah sakit pilihan utama nasyarakat Lumajang dan sekitarnya.
b. Misi RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
- Meningkatkan Komitmen dan profesionalisme staf medis dan non medis
untuk mewujudkan pelayanan yang berorientasi pada pelanggan.
- Memberikan layanan kesehatan yang prima dan komprehensif dengan tetap
memperhatikan aspek sosio ekonomi.
- Meningkatkan sistem manajemen serta mencukupi kebutuhan sarana dan
prasarana sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2.1.4 Strategi RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
Pelayanan SIM RS dalam rumah sakit Haryoto Lumajang ini dipergunakan
dengan baik tetapi tidak mempunyai ahli khusus TI. pembayaran dalam rumah sakit
ini sudah menggunakan Billing sistem. Strategi untuk mencapai misi, dengan cara:
a. Nilai-nilai dasar (core values)
b. Keyakinan dasar (core beliefs)
c. Dengan diadakannya diklat-diklat
2.1.5 Sarana RSD Dr. Hariyoto Kabupaten Lumajang
a. Sarana Pelayanan Penunjang Medis ada 13 sarana
- 7 instalasi, salah satunya IPS (Instalasi Pemeliharaan Sarana) yang berfungsi
mengelola limbah.
- 3 ruang, salah satunya ruang pencucian linen yang berfungsi sebagai tempat
untuk mencuci sprei dan pakaian, dll serta ruang neonates untuk bayi yang
berusia 0-28 hari.
- 2 unit, salah satunya unit pengolah data Elektronik yang berfungsi sebagai
sumber informasi.
- Gas medis sentral
b. Sarana dan Prasarana
- 2 ambulan 118 (peralatan lebih bagus) dan 5 ambulan biasa (alat-alat
seadanya seperti oksigen, infuse, dll)
7

- Perkantoran
- Komunikasi (telp, fax, radio medik)
- Instalasi Pengolahan air limbah
2.1.6 Sumber Daya Manusia di RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
1. Dokter umum : 17 orang
2. Dokter spesialis : 15 orang
3. Tenaga keperawatan : 240 orang
4. Tenaga farmasi : 25 orang
5. Tenaga kesehatan lain : 42 orang
6. Tenaga keteknisan medis : 3 orang
7. Tenaga sarjana lain : 10 orang
8. Tenaga umum : 153 orang
9. PNS : 420 orang
10. Kontrak/magang : 90 orang
Jumlah total : 510 orang
2.1.7 Kebijakan RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
Rumah sakit Haryoto Lumajang ini sudah memiliki target pendapatan dan sudah
mempunyai planning untuk memajukan pelayanan rumah sakit. Contohnya pada 2014
nanti tim RSD Dr. Haryoto mempunyai planning sebuah unit tambahan STRUKTUR
ORGANISASI RSUD dr. HARYOTO LUMAJANG

2.2 Struktur Organisasi RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang

DIREKTUR DEWAN

KOMITE SPI
WADIR MEDIS & WADIR UMUM &
KEPERAWATAN KEUANGAN

BIDANG MEDIS BIDANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN


KEPERAWATAN UMUM KEUANGAN RENBANG

SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
SUB BIDANG SUB BAGIAN&
AKUNTANSI
SUB BIDANG SUB BAGIAN ANGGARAN & SUBBAGIAN
SUB BAGIAN
PALAYANAN SUB BAGIAN PENGELOLAAN
VERIFIKASI BAGIAN
PELAYANAN RUMAH PERBENDAHAR DIKLAT &
PENGELOLAAN
SUB
SUBMEDIS
BIDANG
BIDANG SUB BIDANG TATABAGIAN
USAHA PENDAPATAN REMBANG
SUB TANGGA PENELITIAN
DATA
PELAYANAN
REKAM MEDIS KEPERAWATAN
MUTU AAN
INSTALASI KJF KEPERAWATAN
INSTALASI KJF ELEKTRONIK
KEPERAWATAN LAYANAN
8

2.3 Pembagian Kerja di RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006
maka struktur organisasi RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang adalah sebagai
berikut:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Medis dan Keperawatan
3. Wakil Direktur Keuangan dan Pengembangan
4. Sekretaris
5. Bidang Medis
6. Bidang Keperawatan
7. Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Rekam Medis
8. Bidang Keuangan
9

9. Instalasi
10. Dewan Penyantun
11. Komite Medis
Wakil Direktur Medis dan Keperawatan membawahi dua bidang dan semua
instalasi, yaitu bidang pelayanan medis, bidang keperawatan, dan semua instalasi.
Berikut ini merupakan berbagai jenis sub-bidang dan instalasi yang dibawahi oleh
Wakil Direktur Medis dan Keperawatan:
1. Bidang Pelayanan Medis
a. Sub bidang pelayanan medis
b. Sub bidang penunjang medis
2. Bidang Keperawatan
a. Sub bidang bina keperawatan dan kebidanan
b. Sub bidang pengawasan dan pengendalian
3. Instalasi
a. Instalasi Rawat Inap
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Perawatan Instensif
e. Instalasi Kamar Operasi
f. Instalasi Patologi Klinik
g. Instalasi Radiologi
h. Instalasi Farmasi
i. Instalasi Pamulasaraan Jenazah
j. Instalasi Gizi
k. Instalasi Penyehatan lingkungan
l. Instalasi Pemeliharaan Sarana
Wakil Direktur Keuangan dan Pengembangan membawahi dua bidang dan
empat sub-bidang, seperti sebagai berikut:
1. Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Rekam Medik
a. Sub bidang penyusunan program
b. Sub bidang rekam medis
2. Bidang Keuangan
a. Sub bidang penyusunan anggaran dan mobilisasi dana
b. Sub bidang akutansi dan verifikasi
Sekretaris RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang membawahi tiga sub-bagian,
diantaranya:
10

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat
3. Sub Bagian Rumah Tangga
Selain tiga jabatan diatas, ada beberapa jabatan lain yang juga berperan penting
dalam rumah sakit, yaitu:
1. Komite Medis yang merupakan kelompok tenaga medis yang keanggotaannya
dipilih dari anggota staf medis fungsional dan mempunyai tugas membantu
direktur dalam mengurus standar pelayanan, memantau pelaksanaan,
melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi
anggota staf medis fungsional, mengembangan program pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
2. Dewan penyantun yang merupakan Dewan pengarah/penasehat yang
memberikan masukan dan saran-saran kepada Direktur dalam melaksanakan
misi RSD Dr. Haryoto dengan memperhatikan kebijakan yang ditetapkan
Bupati.

2.4 Unit - Unit Pelayanan atau Kerja di Rumah Sakit Umum Dr. Haryoto
Kabupaten Lumajang
Unit Pelayanan Non Kesehatan
Bagian-bagian yang tergabung dalam Unit Pelayanan Non Kesehatan
berada di bawah tanggung jawab Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD
dr.Haryoto Kabupaten Lumajang, yang kemudian terbagi lagi menjadi tiga
subunit bagian dalam pelaksanaannya. Berikut adalah pemagian dalam unit
pelayanan non kesehatan RSUD dr. Haryoto Kabupaten Lumajang:
i. Bagian Umum
1) Sub bagian Tata Usaha
2) Sub Bagian Rumah Tangga
3) Sub Bagian Kepegawaian.
ii. Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
2) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
3) Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan
11

iii. Bagian Rembang


1) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
2) Sub Bagian Pengolah Data Elektronik
3) Sub Bagian Diklat dan Penelitian

Unit Pelayanan Kesehatan


Jenis pelayanan yang diberikan RSUD dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Medis Umum
1) Pelayanan medik dasar
2) Pelayanan medik gigi dan mulut
3) Pelayanan KIA/KB
4) Pelayanan Gawat Darurat
b. Pelayanan Medik Spesialistik Dasar
1) Pelayanan Penyakit Dalam
2) Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
3) Pelayanan Anak
4) Pelayanan Bedah
c. Pelayanan Spesialistik Penunjang Medik, terdiri dari:
1) Pelayanan anestesiologi
2) Radiologi
3) Rehabilitasi Medik
4) Patologi Klinik
5) Patologi Anatomi
d. Pelayanan Medik Spesialistik Lain
1) Pelayanan Penyakit Mata
2) Pelayanan Penyakit THT
3) Pelayanan Penyakit Paru
4) Pelayanan Penyakit Saraf
5) Pelayanan Penyakit Kulit dan Kelamin
6) Pelayanan Penyakit Orthopedi
e. Pelayanan Spesialis Gigi dan Mulut (Periodonti)
f. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
g. Pelayanan Penunjang Klinik, terdiri dari:
1) Perawatan intensif (ICU & HCU)
2) Bank Darah
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Farmasi
5) Rekam Medik
h. Pelayanan Penunjang Non Klinik, terdiri dari:
1) Unit Laundry
12

2) Instalasi Pemeliharaan Sarana


3) Instalasi Penyehatan Lingkungan
4) Instalasi Pemulasaraan Jenazah
i. Pelayanan administrasi dan manajemen untuk menjalankan fungsi dalam
penentuan kebijakan, koordinasi, dan keuangan.

Instalasi Pelayanan Kesehatan


1. Instalasi Rawat Inap
Instalasi rawat inap memberikan pelayanan dengan 5-S (Senyum,
Salam, Sapa, Santun, Sopan). Semua pasien mulai kelas III sampai VIP
dilayani oleh dokter spesialis yang dibantu oleh dokter ruangan. Instalasi
rawat inap melayani pasien Asuransi/BPJS kesehatan dengan biaya
perawatan dibayar melalui kasir yang buka 24 jam (Billing System). Di
instalasi ini juga terdapat pelayanan kemoterapi (pengobatan kanker),
memiliki kapasitas 322 TT (tempat tidur) dan terbagi dalam kelas III, II, I
dan VIP yang dilengkapi dengan ICU, penunjang medis dan non medis
yang buka 24 jam. Kapasitas tempat tidur di RSUD dr. Haryoto sesuai
dengan SK Direktur No 188.45/74/427.65/2016 Tanggal 1 November 2016
adalah 322 TT dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2. Rincian Kapasitas Tempat Tidur di RSUD dr. Haryoto Kabupaten
Lumajang
13

Sumber: Data Terolah, 2016.


2. Instalasi Rawat Jalan
Pada Instalasi Rawat Jalan dibentuk poliklinik yang merupakan
temoat penyelenggaraan pelayanan medis, pelayaan keperawatan, dan
pelayanan lainnya yang tidak memerlukan Rawat Inap. Pelayanan di
Instalasi Rawat Jalan yaitu:
1) Klinik Bedah
2) Klinik Orthopedi
3) Klinik Kebidanan & Kandungan
4) Klinik Anak
5) Klinik Saraf
6) Klinik Penyakit Dalam
7) Klinik Paru
8) Klinik THT
9) Klinik Gigi & Mulut
10) Klinik Mata
11) Klinik Kulit & Kelamin
12) Klinik Rehabilitasi Medik
13) Klinik VCT
3. IGD
Pelayanan yang diberikan oleh IGD adalah pelayanan yang cepat dan
profesional dengan layanan administrasi yang mudah dan efektif.
Pelayanan diberikan oleh dokter dan perawat yang terlatih bidang kegawat
daruratan. Di dalam IGD dilengkapi dengan sarana resusitasi, ECG,
Ambulance 118, dokter jaga dan konsultasi spesialis 24 jam, dan dua kamar
operasi.
4. ICU
Di ruang ICU ini tersedia pada pelayanan Kelas I dan terdapat
sepuluh tempat tidur di dalamnya.
5. Instalasi Bedah Sentral
Melayani kasus-kasus bedah umum, bedah orthopedi, obstetri
ginekologi, bedah THT dan bedah mata. Pembedahan dilakukan oleh
dokter spesialis yang terlatih dan berpengalaman. Tersedia sarana dan
prasarana yang lengkap dan memadai serta tenaga-tenaga yang
berpengalaman dibidangnya. Instalasi Bedah Central mulai beroperasi pada
14

tahun 2010. Di dalam Instalasi bedah sentral terdapat Kamar Operasi dan
Recovery Room (RR).
6. Instalasi Penyelenggaraan Sarana
Merupakan instalasi yang bertugas untuk menyediakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh rumah sakit selama kegiatan operasional
rumah sakit berlangsung.
7. Instalasi Penyehatan Lingkungan
Instalasi ini dilengkapi dengan fasilitas incinerator dan IPAL
(Instalasi Pengelolaan Air Limbah).
8. Unit Hemodialisa
Merupakan unit baru dalam pelayanan di RSD dr. Haryoto ini.
9. Instalasi Pemulasaraan Jenasah
Dilengkapi dengan fasilitas yang sangat memadai dengan tiga tenaga
yang terampil dan ahli dibidangnya. Terdapat dua lemari es untuk
menempatkan dan menyimpan jenazah.
10. Instalasi Farmasi
Bertugas untuk mengendalikan obat dengan pelayanan cepat dan
tepat dengan ruang tunggu yang nyaman. Terdapat juga penggunaan obat
generik guna meringankan beban pasien serta melakukan konseling obat-
obat TBC. Instalasi farmasi juga melakukan penetapan formularium rumah
sakit oleh tim farmakoterapi secara periodik. Pelayanan dalam farmasi
buka selama 24 jam.
11. Instalasi Laboratorium
Pelayanan dilakukan oleh tenaga terlatih dengan pengawasan dokter
Spesialis Pathologi Klinik. Instalasi laboratorium melayani berbagai
pemeriksaan fungsi sumsum tulang, pemeriksaan BMP, analisa sperma, dll.
Serta dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman.
12. Instalasi Radiologi
Melakukan pembacaan hasil foto yang dilakukan oleh dokter
spesialis Radiologi. Instalasi radiologi juga melayani pemeriksaan USG,
mammografi, rontgen, Hysterosalphingography (HSG), IVP dan Colon
Inloop.
13. Instalasi Gizi
15

Bertugas memenuhi kebutuhan gizi seluruh pasien dan distribusinya.


Instalasi gizi juga menyajikan menu yang bergizi dan menggugah selera
guna menunjang kesembuhan pasien serta melayani konsultasi gizi.
14. Instalasi Rekam Medik
Rekam medik di RSD dr. Haryoto ini sudah dilakukan secara
komputerisasi. Hal ini berperan penting dalam peningkatan mutu rumah
sakit dalam beberapa aspek yaitu aspek administratif, aspek hukum, aspek
riset dan edukasi serta aspek dokumentasi.

Alur Pasien di RSD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang


Terdapat enam alur pasien masuk ke rumah sakit untuk memperoleh layanan
kesehatan di RSD dr. Hariyoto ini antara lain :
1. Pasien Umum
Pasien umum adalah pasien yang membiayai sendiri perawatan dan
pengobatannya serta memiliki hak untuk memilih kelas mana saja selama
mendapatkan perawatan.
2. Pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Prosedur pelayanan pasien JKN adalah, peserta harus berobat ke
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) baik itu Puskesmas, Klinik
Swasta, Dokter Praktek, Klinik TNI/POLRI yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan sesuai dengan tempat peserta terdaftar. Apabila penyakit yang
diderita tidak dapat diselesaikan di FKTP, maka pasien diberikan rujukan
untuk melakukan pemeriksaan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan yakni
Rumah Sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Peserta harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada FKTP tempat peserta terdaftar, kecuali
berada di luar wilayah FKTP tempat peserta terdaftar atau dalam keadaan
kegawatdaruratan medis. Hanya pasien dalam kondisi Gawat Darurat yang
dapat langsung dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan.
3. Pasien SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)
16

Pasien yang mendapat pelayanan kesehatan dengan membawa surat


keterangan tidak mampu dari kelurahan tempat tinggalnya.
Alur pasien masuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan terdiri dari
dua macam, antara lain :
a. Pasien di poli
Alur pelayanan pasien pada pasien poli adalah sebagai berikut :
- Pasien menuju ke loket pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran
sebesar Rp 6.000,00, selanjutnya dilakukan skrining pendaftaran
pasien, untuk mengetahui apakah pasien termasuk pasien umum,
pasien JAMKESMAS, pasien JAMPERSAL, atau pasien dengan
ASKESKIN;
- Setelah diketahui jenis pendaftaran pasien, pasien kemudian
mendapatkan pelayanan berupa pemeriksaan sesuai dengan keluhan
yang dirasakan pasien (anamnesa);
- Selanjutnya, pasien langsung didistribusikan ke poli-poli sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien;
- Setelah pasien berada pada poli yang sesuai dengan penyakit yang
dideritanya, selanjutnya dilakukan pendataan ulang (cek tekanan
darah, keluhan, suhu) pasien oleh poli terkait;
- Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung hasil
pemeriksaan diagnosa tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut
mengindikasikan apakah pasien harus ditempatkan pada rawat inap
atau hanya rawat jalan;
- Jika pasien hanya memerlukan rawat jalan maka pasien langsung
diberikan resep obat yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya dan
mengambil obatnya di instalasi farmasi dan selanjutnya bisa langsung
meninggalkan rumah sakit;
- Jika pasien ternyata memerlukan rawat inap maka pasien langsung
ditempatkan ke dalam ruang perawatan sesuai dengan fasilitas yang
dipilih dan mendapatkan visitasi dari dokter hingga sembuh, jika
selama perawatan, kondisi pasien tetap tidak membaik maka pasien di
17

rujuk ke rumah sakit lain atau masuk ICU (Intensive Care Unit). Surat
rujukan dikeluarkan jika rumah sakit belum mempunyai fasilitas
pengobatan yang dibutuhkan oleh pasien tersebut;
- Setelah pasien dinyatakan sudah dapat meninggalkan rumah sakit,
maka pasien dapat meninggalkan rumah sakit setelah melunasi
kewajiban-kewajibannya.
b. Pasien IGD
Pada pasien IGD dapat dilakukan observasi atau pemeriksaan
menyeluruh terhadap keadaan kesehatan pasien karena kondisi pasien
yang bermacam-macam saat memasuki ruang IGD. Terdapat beberapa
keadaan pasien setelah dilakukan observasi dan tindakan yang perlu
dilakukan terkait hasil observasi tersebut, antara lain :
- Jika setelah dilakukan observasi diperoleh hasil bahwa pasien berada
dalam kondisi kesehatan yang stabil, maka pasien hanya memerlukan
rawat jalan saja;
- Jika hasil observasi mengindikasikan bahwa pasien berada dalam
keadaan stabil tetapi membutuhkan tindak lanjut, maka pasien
dirujuk ke ICU atau ruang rawat inap sesuai dengan fasilitas yang
dipilih oleh pasien atau keluarganya;
- Jika rumah sakit mengalami keterbatasan dalam menangani pasien,
maka pasien tersebut dapat dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih
mampu menangani kondisi pasien tersebut dengan menggunakan
ambulan 118 atau ambulan transportasi;
- Setelah pasien dinyatakan sehat dan boleh meninggalkan rumah sakit,
maka pasien dapat segera meninggalkan rumah sakit setelah melunasi
semua kewajibannya;
- Jika pasien ternyata meninggal maka pasien di bawa ke instalasi
pemulasaran jenazah.

b.5 Program dan Pelaksanaan Program RSD Dr. Haryoto Lumajang


1. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
a. Kegiatan :
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD
18

b. Indikator :
Terpenuhinya kebutuhan barang habis pakai dan jasa untuk pendukung
pelayanan sebesar 100%
c. Uraian :
RSD dr. Haryoto pun memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan yang bersumber dari pendapatan langsung fungsional untuk
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit. Dilaksanakannya
akreditasi pun dilakukan meskipun masih dalam proses. penyelenggaraan
pelayanan medik rawat jalan, dan rawat darurat yang prima,
penyelenggaraan pelayanan medik rawat inap yang prima,
penyelenggaraan pelayanan penunjang medik yang prima,
penyelenggaraan pelayanan administrasi yang prima.
Pada setiap unit telah melaksanakan berbagai kegiatan yang
mendukung pelayanan rumah sakit. Seperti pada unit gizi menyediakan
berbagai kebutuhan gizi sesuai penyakit pasien kemudia layanan laundry,
layanan radiologi yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti ct scan;
rontgen menggunakan teknologi baru, penyedian instalasi pengolahan
limbah sendiri dan pengolahan sampah rumah sakit yang dikelola secara
mandiri yang mendukung peningkatan mutu pelayanan rumah sakit,
adanya layanan farmasi serta fasilitas gedung yang memadai.

2. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikkan Sarana dan Prasarana


a. Kegiatan :
Peningkatan Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan
Kesehatan Rujukkan
b. Indikator :
Terpenuhinya kebutuhan barang medis dan non medis untuk kegiatan
pelayanan dan pendukung pelayanan sebesar 100%
c. Uraian :
Penyediaan sarana prasarana dari rumah sakit yang menunjang
kegiatan dirumah sakit yaitu adanya pelayanan yang lengkap dengan
fasilitas penunjang dimana RS dr. Haryoto memiliki Pelayanan IGD 24
jam, Rawat Inap dengan 322 tempat tidur, rawat jalan, unit hemodialisa,
19

unit endoscopy, ct scan, instalasi bedah sentral, IPL, IPS serta fasilitas
penunjang lain seperti kendaraan (ambulance). Dibeberapa unit kerja yang
memiliki barang-barang yang memerlukan pemeliharaan pun telah
dilakukan pemeliharan dengan baik seperti bagian radiologi, IPS-IPL,
inventaris rumah sakit pun telah memiliki tempat khusus yang
menyediakan keperluan rumahsakit termasuk didalamnya penyimpanan
alat kesehatan.

3. Program Pembinaan Lingkungan Sosial


a. Kegiatan :
Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
b. Indikator :
Penderita penyakit internis mendapatkan pelayanan lebih optimal sebesar
100%
c. Uraian :
Pelayanan yang diberikan dalam menunjang program pembinaan
lingkungan sosial telah dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti
pemberian asupan gizi sesuai kebutuhan, adanya penyuluhan serta
konsultasi kesehatan yang diadakan untuk pasien dan keluarga pasien serta
masyarakat.

4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat


a. Kegiatan :
Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
b. Indikator :
Tertanganinya penderita akibat dampak rokok secara optimal
(tertanganinya pasien, keluarga dan masyarakat dari penyakit)
c. Uraian :
Upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh RSD dr. Haryoto
adalah dengan dibentuknya unit kerja promosi kesehatan rumah sakit
(PKRS). Promosi kesehatan yang selama ini berjalan sendiri-sendiri
diharapkan akan lebih terkoordinasi, memiliki sasaran yang jelas, berjalan
efektif dan efisien dengan sasaran yang lebih luas (mencakup keluarga
pasien, pengunjung rumah sakit, masyarakat di sekitar rumah sakit, dan
20

tak lupa karyawan rumah sakit itu sendiri). Sejauh ini dalam rangka
mencapai hasil baik dalam program ini melalui kegiatan penyuluhan
mengenai KTR, pada kegiatan diabetes mellitus adanya penyuluhan gizi
melalui kegiatan healthy classdan kegiatan persadia (persatuan diabetes
mellitus), kegiatan sosial terkait hari peringatan tentang kesehatan,
kegiatan survei PHBS (sampah dan rokok), serta bimbingan rohani kepada
pasien.
Sejauh ini belum ada evaluasi spesifik dari program dikarenakan
kegiatan yang berjalan hanya dilaksanakan oleh sedikit orang meskipun
memiliki jumlah cukup tenaga di unit kerja PKRS. Salah satu kegiatan
yang berjalan dengan baik adalah kegiatan kolaborasi dari PKRS dengan
instalasi gizi yang memiliki keteraturan pelaksanaan kegiatan.

b.6 Pengembangan Program Kerja Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto


Lumajang
a. Deskripsi Program
Sesuai dengan Rencana Strategis Bisnis RSUD Dr. Haryoto
Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019, Rencana Kinerja Tahun 2015,
salah satu program yang dijalankan dalam lima tahun ke depan adalah
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD. Dalam program
ini kegiatan yang dilakukan yaitu Pelayanan dan Pendukung Pelayanan
BLUD, dimana terpenuhinya kebutuhan barang habis pakai dan jasa untuk
pendukung pelayanan BLUD menjadi tolok ukur (indikator) dari
tercapainya program ini. Sejalan dengan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah tahun 2015, itulah latar belakang mengapa Program
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD menjadi prioritas program
di RSUD Dr. Haryoto.
21

Program dijabarkan dalam kegiatan utama yang bertujuan untuk


meningkatkan performance rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum
Daerah. Berdasarakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPKBLUD), RSUD Dr. Haryoto sebagai SKPD yang telah
menerapkan PPK-BLUD sesuai dengan Keputusan Bupati Lumajang
Nomor 188.45/308/427.12/2009, diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
pendapatan fungsional (pendapatan yang diperoleh dari pelayanan
langsung/pendapatan BLUD) untuk digunakan sepenuhnya dalam
membiayai dana operasional pelayanan langsung kepada pasien.
Sebagai SKPD dengan tugas pokok dan fungsi memberikan
pelayanan kesehatan rumah sakit kepada masyarakat, peran masyarakat
sangat penting dalam mendukung semua program dan/atau kegiatan yang
telah ditetapkan. Adapun pelayanan kesehatan lanjutan yang terkait dan
dibutuhkan oleh masyarakat, serta diusulkan sebagai peran serta
masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan
kesehatan/pengembangan pelayanan kesehatan di RSUD Dr. Haryoto
dijabarkan sebagaimana berikut ini:
1) Pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit ditambah/diperluas
jenisnya dengan menyesuaikan kasus penyakit terbanyak yang
dialami masyarakat.
2) Tetap memberikan pelayanan kesehatan dengan baik kepada
masyarakat miskin.
3) Melibatkan masyarakat dalam sosialisasi dan informasi melalui
dialog interaktif tentang kesehatah dan rumah sakit.

Usulan kegiatan sebagai aspirasi masyarakat tersebut secara


menyeluruh ditampung dan disinergikan dengan program dan kegiatan
pelayanan dan peningkatan pelayanan kesehatan rumah sakit. Kebijakan
22

rencana kerja yang diprioritaskan pada penyelenggaran pelayanan


kesehatan di RSUD Dr. Haryoto adalah sebagai berikut:
1) Sebagai unit pelayanan publik, diberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan yang bersumber dari pendapatan langsung
fungsional untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan rumah
sakit sesuai Keputusan Bupati Lumajang Nomor
188.45/308/427.12/2009.
2) Sebagai SKPD yang menerapkan PPK-BLUD, dituntut lebih
profesional dengan menangkap peluang yang ada untuk
pengembangan dan ada inovasi baru yang berpihak kepada
masyarakat dan berdampak pada peningkatan kinerja rumah sakit.
Kemampuan rumah sakit untuk dapat membiayai operasional dari
pendapatan fungsional yang diperolehnya dituangkan dalam rencana
kerja. Biaya gaji PNS dan belanja modal (aset) rumah sakit serta
biaya berobat bagi pasien masyarakat miskin non kuota tetap menjadi
tanggung jawab pemerintah Kabupaten Lumajang untuk dapat
memenuhi dan mewujudkannya, agar RSUD Dr. Haryoto tetap dapat
beroperasi dan menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat
Lumajang dan sekitarnya.
3) Sesuai dengan fungsi RSUD Dr. Haryoto sebagai unsur pendukung
Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam memberikan pelayanan
publik bidang kesehatan, dalam menjalankan fungsinya wajib
berpedoman pada peraturan yang berlaku. Masyarakat miskin dapat
memperoleh pelayanan kesehatan dengan kualitas sama dan sesuai
dengan Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit dengan beban
biaya operasional menjadi tanggung jawab Pemerintah.
4) Kebijakan pelaksanaan program diprioritaskan pada Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD, dengan kegiatan Pelayanan dan
Pendukung Pelayanan BLUD.
23

Untuk mengetahui bagaimana pengembangan dari program


peningkatan pelayanan BLUD ini dapat dilihat pada rencana kerja periode
sebelumnya yang juga menetapkan program serupa. Tepatnya semenjak
tahun 2009, saat pertama kali RSUD Dr. Haryoto menerapkan PPK-BLUD,
terus terjadi peningkatan yang sangat signifikan hingga tahun 2017 ini.
b. Tujuan Program
Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD ini bertujuan untuk
mencapai target dimana kebutuhan barang habis pakai dan jasa untuk
pendukung pelayanan dapat terpenuhi oleh RSUD Dr. Haryoto Kabupaten
Lumajang.
c. Sasaran Program
Sasaran bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam RKPD
Kabupaten Lumajang Tahun 2015 adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang dimaksudkan untuk meningkatkan usia harapan
hidup masyarakat.
d. Indikator Kinerja
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 Tahun 2007,
penilaian kinerja dari aspek nonkeuangan dapat diukur melalui proses
internal layanan. Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2005 dalam
Nofitasari, 2013), baik/buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indicator, diantaranya BOR (Bed
Occupancy Rate), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed Turn Over), ALOS
(Average Length of Stay), GDR (Gross Death Rate), dan NDR (Net Death
Rate).
Adapun criteria standar pengukuran kinerja pelayanan rumah sakit
sebagaimana ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005, dapat dilihat pada
Tabel 2.1-
Tabel 2.1 Kriteria/Standar Pengukuran Kinerja Pelayanan Rumah Sakit
24

No. Indicator Pelayanan Standar Depkes RI TAhun 2005 Kriteria


1. BOR 60-80% Baik
2. TOI 1-3 hari Baik
3. BTO 40-50 kali Baik
4. ALOS 6-9 hari Baik
5. GDR Tidak lebih dari 45/1000 Baik
penderita keluar (4,5/100
penderita keluar)
6. NDR Kurang dari 25/1000 penderita Baik
keluar (2,5/100 penderita keluar)
Sumber: Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2005

Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan indikator non


keuangan pada RSUD Dr. Haryoto Lumajang pada periode sebelum dan
sesudah BLU dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Perbandingan Kinerja Non Keuangan RSUD Dr. Haryoto
Lumajang Sebelum dan Sesudah Implementasi Badan Layanan
Umum

e. Evaluasi Kinerja
Berdasarkan data pada Tabel 2.2 di atas, dapat dilihat adanya
perubahan secara signifikan yang terjadi pada tiap-tiap kriteria yang
ditetapkan. Perubahan ini tidak luput dari ketersediaan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit. Keterbatasan sarana dan
prasarana yang ada menyebabkan tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit
menjadi berkurang. Kenaikan tarif rumah sakit di tahun 2010 juga
25

menyebabkan penurunan jumlah kunjungan pasien RSUD Dr. Haryoto


Kabupaten Lumajang. Hal ini juga menyebabkan naik/turunnya nilai BOR,
TOI, dan BTO rumah sakit. Naiknya nilai BOR, TOI, BTO, dan ALOS
tahun 2010-2011 dapat juga disebabkan adanya pengurangan jumlah
tempat tidur pasien di tahun 2010-2011. Namun tingginya nilai GDR dan
NDR tahun 2010-2011 menunjukkan bahwa mutu pelayanan RSUD Dr.
Haryoto Kabupaten Lumajang belum dikatakan baik. Hal ini disebabkan
banyaknya kunjungan pasien, namun jumlah tempat tidur pasien terbatas,
prosedur/alur pelayanan rumah sakit yang tidak berubah dari tahun 2008-
2013, serta keterbatasan tenaga, sarana dan prasarana yang dimiliki RSUD
Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang.
Aspek kinerja non keuangan yang dinilai dengan indicator BOR (Bed
Occupancy Rate), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed Turn Over), ALOS
(Average Length of Stay), GDR (Gross Death Rate), dan NDR (Net Death
Rate), diperoleh hasil bahwa secara umum kinerja non keuangan RSUD Dr.
Haryoto Kabupaten Lumajang sudah baik. Nilai BOR meskipun
mengalami penurunan setelah diimplementasikan Badan Layanan Umum,
namun tetap sesuai dengan criteria/standar yang telah ditetapkan oleh
Departemen kesehatan republic Indonesia, yakni antara 60-85%.
Adanya Badan Layanan Umum yang memberikan fleksibilitas berupa
penyediaan barang dan jasa tanpa prosedur yang terbelit-belit dan
Pendapatan Asli Daerah tersebut dapat dikelola secara langsung. Sebelum
implementasi Badan Layanan Umum, untuk membeli obat saja harus
terlebih dahulu melewati tender-tender dan itu membutuhkan proses yang
sangat lama. Namun dengan adanya Badan Layanan Umum, proses
tersebut menjadi lebih mudah. Adanya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan, Badan
Layanan Umum diberikan fleksibilitas berupa keleluasan untuk mengelola
keuangan rumah sakit berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas
26

dalam menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan


pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut, RSUD Dr.
Haryoto Kabupaten Lumajang mendapatkan kemudahan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Misalnya
penyediaan obat-obatan dan alat yang dibutuhkan untuk pasien, terutama
bagi pasien dengan kondisi darurat dapat langsung membeli obat/alat tanpa
melalui proses yang panjang.
Adanya Badan Layanan Umum ini juga mampu memberikan
peningkatan kinerja pelayanan terhadap pasien, hal ini terkait pada jumlah
kunjungan pasien dari tahun 2008-2013 yang mengalami kenaikan.
Semenjak itu pula RSUD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
mengupayakan untuk memnuhi sarana dan prasarana dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Terlihat adanya instalasi-instalasi baru,
dibentuknya poli-poli baru yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Adanya Badan Layanan Umum, keleluasan dan fleksibilitas
yang diberikan mampu meningkatkan pelayanan rumah sakit, dimana
penambahan sarana dan prasarana tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kinerja pelayanan dan juga diharapkan mampu meminimalisir tingginya
nilai NDR dan GDR yang sempat meningkat setelah adanya Badan
Layanan Umum pada RSUD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
RSUD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang membuat standar-standar untuk
menilai mutu pelayanan rumah sakit, standar itu terdiri dari Standar
Pelayanan Minimal dan Indeks kepuasan Masyarakat pada tiap-tiap
instalasi pelayanan publik. indeks Kepuasan Masyarakat ini adalah ukuran
kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik berdasarkan standar pelayanan yang telah
ditetapkan. Maka dari itu, disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan
oleh keberadaan Badan Layanan Umum dalam pengelolaan dana rumah
27

sakit, RSUD Dr. Haryoto juga perlu meneliti pada aspek kepuasan pasien
dan kinerja layanan rumah sakit, sehingga diperoleh gambaran yang lebih
baik mengenai kinerja rumah sakit dengan status Badan Layanan Umum.

b.7 Evaluasi Program dalam Instansi Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto
Kabupaten Lumajang
Evaluasi di RSUD dr. Haryoto Lumajang dilakukan oleh Satuan Pengawas
Internal dan Badan Pengawas Daerah. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Lumajang Nomor 13 Tahun 2013, Satuan Pengawas Internal bertugas membantu
dalam pengawasan internal terhadap pengelolaan sumber daya Rumah sakit,
sedangkan Badan Pengawas adalah Badan Layanan Umum yang bertugas melakukan
pengawasan terhadap pengurusan Badan Layanan Umum yang mana Susunan
keanggotaan Dewan Pengawas ditetapkan oleh Bupati yang terdiri dari unsur-unsur
pejabat SKPD dan unsur-unsur Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, serta tenaga ahli
yang sesuai dengan kegiatan Badan Layanan Umum. Jadi, untuk evaluasi program
dalam RSUD dr. Haryoto Lumajang dilakukan melalui audit kinerja rumah sakit yang
dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah dan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
setiap 6 bulan sekali.

Dalam pengukuran kinerja RSUD dr. Haryoto Lumajang, pelaporan disusun


dengan melakukan pendekatan terhadap kinerja baik secara kualitatif maupun
kuantitaif yang diharapkan dapat memberikan suatu gambaran mengenai tingkat
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan indikator kinerja
untuk mengukur hasil kinerja RSUD dr. Haryoto Luamajang didasarkan pada
kelompok menurut masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome),
sedangkan untuk indikator kinerja benefit dan impact belum dikembangkan
pengukurannya. Hal ini disebabkan karena kesulitan untuk menetapkan secara tepat
apa saja yang harus diukur.
28

Selain melihat indikator keberhasilan kinerja, untuk mengevaluasi hasil


program yang dilakukan oleh RSUD dr. Haryoto, yaitu dengan melihat dari
perbandingan target capaian yang ditetapkan oleh RSUD dr. Haryoto dengan hasil
capaian pelaksanaan program. RSUD dr. Haryoto Lumajang memiliki target yang
harus dicapai dimana pencapaian tersebut dapat diketahui melalui evaluasi tiap tahun
pada bagian pelayanan dan keuangan yang tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis
Anggaran.

Adapun program kerja RSUD dr. Haryoto Lumajang sesuai dengan Rencana
Stretgis Bisnis RSUD dr. Haryoto Lumajang tahun 2015-2019, antara lain yaitu:
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD; Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit; Program Pembinaan
Sosial; dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat.

Untuk evaluasi kinerja pelayanan RSUD dr. Haryoto Lumajang diukur


melalui BOR, ALOS, TOI, dan BTO. Dari informasi yang didapat dari ppt profil
RSUD dr. Haryoto oleh Ester Pramedina, S.KM, M.Kes, dapat diketahui bahwa untuk
capaian BOR dalam pemanfaatan tempat tidur di RSUD dr. Haryoto pada tahun 2016
mencapai 69,35% yang mana artinya pencapaian ini cukup baik karena idealnya 60-
85%; kemudian untuk ALOS yaitu rata-rata lama dirawat pasien RSUD dr. Haryoto
pada tahun 2016 adalah 3,45 hari yang mana artinya tidak sesuai dengan idealnya
yaitu 6-9 hari; kemudian untuk TOI pada RSUD dr. Haryoto, waktu tempat tidur
kosong 0,56 hari yang artinya kurang mencapai idealnya yaitu 1-3 hari; dan untuk
BTO RSUD dr. Haryoto tahun 2016 mencapai 70 kali per tahun yang artinya
melebihi idealnya yatiu 40-50 kali.

Dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, RSUD dr. Haryoto


Lumajang juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangan program K3 di
rumah sakit (K3RS). Namun hingga saat ini K3RS di RSUD dr.Haryoto masih belum
berjalan maksimal. Dari evaluasi yang dilakukan oleh pihak RSUD dr. Haryoto, hal
29

ini disebabkan karena sampai saat ini masih belum ada pekerja rumah sakit yang
secara fungsional khusus dalam K3. RSUD dr. Haryoto juga masih terus berusaha
untuk meningkatkan K3RS di RSUD dr. Haryoto. Untuk sementara ini RSUD dr.
Haryoto dalam mengevaluasi K3RS melakukan internal audit K3 .

Sedangkan untuk program Upaya Kesehatan Masyarakat, RSUD dr. Haryoto


telah membentuk unit kerja Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Dimana
evaluasi program upaya kesehatan rumah sakit dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
kegiatan yang telah dilakukan oleh unit kerja PKRS. Adapun kegiatan yang telah
dilakukan antara lain penyuluhan mengenai KTR, penyuluhan gizi melalui kegiatan
healthy class, kegiatan persadia (persatuan diabetes mellitus), kegiatan sosial seperti
kampanye hidup sehat dalam memperingati hari besar ksesehatan, penyuluhan
ksesehatan pada pengunjung/keluarga pasien di rumah sakit, dan kegiatan survei
PHBS (sampah dan rokok). Untuk evaluasi dari program unit kerja PKRS, yang
dievaluasi adalah output/capaian kegiatan yang telah dilakukan apakah sudah
memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu, RSUD dr. Haryoto Lumajang dalam evaluasi kinerja keuangan
rumah sakit yaitu diukur melalui SGR (Sales Growth Rate) dan CRR (Cost Recovery
Rate). Dengan melihat tingkat pendapatan Rumah Sakit dan kemampuan rumah sakit
untuk menutup biaya (cost) dibandingkan dengan penerimaan retribusi pasien
(revenue), RSUD dr. Haryoto dapat mengevaluasi kinerja keuangan rumah sakit
dalam mengelola keungan rumah sakit apakah sudah berjalan dengan baik. Dari hasil
kinerja keuangan rumah sakit pada tahun 2016, untuk SGR mencapai 5% dan untuk
CRR sebesar 95,37% yang mana artinya dalam pengelolaan keuangan, kinerja dari
keuang RSUD dr. Haryoto sudah berjalan cukup baik.
30

DAFTAR PUSTAKA
Direktur RSUD Dr. Haryoto. 2015. Rencana Kerja (RENJA) RSUD Dr. Haryoto
Lumajang Tahun 2015. Lumajang: RSUD Dr. Haryoto.
Surya, Sherly Kartika. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dan Non Keuangan Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto Lumajang Sebelum dan Sesudah
Implementasi Badan Layanan Umum. Jember: Digital Repository
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai