Anda di halaman 1dari 90

. Cr'/,r.

t
,knon Daefah
Jawa Tlnrur
DASAR analisis tegangan

Untuk

Helen, Emma dan Simon

MJ Iremonger

Penerjemah
Sardy S.

MILIK Pendamping
Lamyarni tr.S.
DB(r'usre'lsA'.*Nj DAERAE
J-\wA Tl vl U fr

l$omol ,, 8o.9f{ ltu t f t$9r

Tfl"'[-i;-ffitr
A. l9e{ I .lsgi,

ffi Penerbit Universitas Indonesia


0EE ttrt-p.ess[1990

--
(KDT)'
Perpustakaan Nasionol: Katotog Dalam Terbitan

IREMONGER, M.J. (Michael John)


Prakata
Dasaranalisistegangan/M.J.Iremonger;penerjemah'SardyS';pen-
damping, Lamyarni I.S' - Cet' l' - Jakarta: Penerbit
Universitas
Indonesia (UI-Press)' 1990'
vii, 190 hlm'; 23 cm'

Judul asli: Bosic Stess AnalYsis'


ISBN 979-456-078 -2
l. Komputer (Teknik). 2' Basic (Bahasa program komputer)'
I. Judul. II. SardY' Pentingnya komputer dan pemrograman komputer tumbuh dengan pe-
sat pada tahun-tahun terakhir ini. Pertumbuhan ini telah menyebar luas
621_381 95
dan dipercepat oleh kemajuan mikrokomputer. Hampir semua insinyur
memiliki, atau akan segera memiliki, mengakses fasilitas komputer ka-
rena mereka memerlukannya guna melihat hasil-hasil perhitungan se-
bagai suatu sarana sehari-hari yang lumrah.
OHak penerjemah dan penerbit dilindungi Undang-Undang' Perhitungan atau computing selalu ada dalam kurikulum semua uni-
Cetakan Pertama 1990' versitas pada mata ajaran teknik, dan sebenarnya sering diajarkan pu-
Pengarang : M'J. Iremonger la di sekolah. Tetapi kebanyakan para mahasiswa sering mengalami
Penerjemah : SardY S
kesulitan serta merasakan sebagai suatu subjek yang asing, karena di-
PendamPing : LamYarni I'S'
Setting : Marman ajar oleh ahli komputer atau ahli matematika yang tidak mengaitkannya
Korektor : Piroma Simbolon dengan persoalan-persoalan teknik yang tengah mereka hadapi" Ter- ii
Atak : SulistYorini dapat sejumlah keuntungan yang dapat berkembang dari pertautan stu-
Desain Sampul: Sesuai Edisi Asli Bahasa Inggris di antara teknik dan perhitungan. Teknik dapat membantu perhitungan
RePro : UmiYati
dengan jalan memperlihatkan kaitannya dengan latihan-latihan yang
Operator Cetak : Ahmad, Sumarno, Zainal A
Dicetak oleh : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
tersedia, sehingga dengan demikian cara pemrograman dapat dipela-
Penerbit : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) jari, dipraktekkan, sefta dikembangkan. Terlihat bahwa perhitungan
Salemba 4, Jakarta 10430, Telp' 335-373 merupakan suatu aktivitas utama dan wajar buat para insinyur. Per-
hitungan dapat membantu insinyur, karena penyampaian yang jelas
(dan pengertian yang konsekuen) dari persamaan dan prosedur teknik
diperlukan agar dapat menulis sebuah pemrograman komputer yang
Edisi asli bahasa Inggris berhasil. Pendekatan semacam ini dapat menuntun kepada suatu pe-
berjudul Basic Slress AnolYsis
nerimaan yang menggairahkan terhadap perhitungan. Hal ini berni-
diterbitkan oleh Butterworth & Co.
(Publishers) Ltd., 1982 lai, tidak hanya buat para mahasiswa teknik tetapi juga buat insinyur
praktek yang barangkali kepada mereka belum diajarkan perhitungan
dan merupakan'goresan kehidupan' pengalaman mereka.
Buku ini memakai BASIC, sebuah bahasa pemrograman yang se-
ringkali dikritik oleh para ahli komputer karena sifatnya yang kurang
Buku ini diterbitkan dalam rangka pengadaan buku teks untuk perguruan tinggi, beker-
jasama dengan Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (World Bank Education XXI' terstruktur. Untuk para insinyur, BASIC memiliki banyak keunlungan,
Project), Direkrorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Penilidikan dan Kebudayaan. tambahan pula telah tersebar luas sebagai suatu bahasa kompurer-mikro
yang telah terpasang atau builtin. Penggunaan pernyataan bahasa Ing-
geris yang sederhana membuatnya mudah dipelajari serta diingat, hing-
l

)
L
ga seorang insinyur dapat mengatasi hambatan-hambatan perhitungan ruhi oleh fiiosofi saya (sa;'a harap demikian) dengarr lrnril vrttt |lrf
awal dan kemudian dapat memakainya pada saat-saat yang diperlu- manfaat. Saya merasa berhutang kepade ?rofessor Cordtttt Wtxrtl vnttl
kan. Program-program BASIC secara cepat dapat dikembangkan ka- sangat bersemangat membantu, kepada Chris Prowting yang telnlt ttn
rena tidak memerlukan rutin-rutin compiling, linking, dan editing (pe- layani fasititas komputer, kepada teman saya Peter Smith yurtg telnlt
nyuntingan) - suatu hal yang membantu para pemula dan ahli. Tam- memberikan banyak gagasan sebagai pendamping serta penyuntittg. lln
bahan pula, BASIC memberi kesenlpatan mahasisrva untuk meleng- nyak terimakasih terutama ditujukan kepada Mrs' Kathleen Huttt yttttg
kapi suatu latihan pemrograman dalam tempo yang yang relatif sing- telah mengetik naskah, dan kepada istri saya Helen serta putri lirlltlttl
kat (misalnya di sore hari ataupun saat helaiar) hingga menjaga per- -vang kalau ticlak dengan kesabaran mereka
berdua, pekerjaan ini ti-
hatian serta kepercayaan dalam perhitungan. daklah rnungkin akan terselesaikan.
Dasar,,ltralisis Tcgangar ditulis clengan pernikiran beriandas-
1

I'an lilosofi tL'rsebut. Tujr.rannya untuk mernbantu lara mahasisrva Michael John lremonger
supa)'a menjadi mahir membuat progrant dalanr BASIC dengan jalan
rrtenggunakannya secara aktual dalam toltik-topik teknik yang penrirrg.
Tarnbahan pula hal ini memungkinkan mahasiswa menggunakan per-
hitungan sebagai suatLl cara mempelajari analisis tegangan, karena me-
ntilis program adalah analog dengan belajar - agar perlu menge-rti per-
rnasalahan pokok. Sejunrlah program singkat yang terdapat dalam buku
ini akan meyakinkan para insinyur yang sangat enggan terhadap ke-
n-rudahan serta nilai perhitungan.
Bab I merupakan pengenalan terhadap BASIC. Bab 2 memperke-
rralkan analisis tegangan di tingkat prasarjana tahun pertarna dan ke-
clua" Bab 3 hingga 8 mengikuti urutan yang diajarkan analis tegangan. r
I\'lasing-masing bab mengandung ringkasan teori yang bersesuaian, t,
contoh-contoh pengerjaan yang memuat program komputer serta se-
jumlah soal. Kandungan teori berguna sebagai suatu ringkasan 'catat-
an rev'isi', walaupun itu bukan sebagai komprehensif. Contoh-contoh
pengerj aan ditempatkan sebagai pert anyaan-pert an).aan. Suatu /lstlrg
(cetak luaran) program diberikan, disusul oleh sebuah contoh ke-
luarannya serta beberap a' Catatan Program'. Catatan-catatan ini men-
jelaskan struktur program dan bagaimana memanfaatkan teori ana-
lisis tegangan. Program-prtgram tersebut hanya menrbutuhkan kapa-
sitas penyimpanan yang terbatas. Program-program itu mencakup mo-
difikasi atau perluasan program contoh serta penLllisan program baru
secara lengkap. Pembaca dapat belajar baik pemrogramafl BASIC mau-
pun analisis tegangan dengan memahami contoh-contoh tersebut serta
mencoba soal-soal. Secara formal, soal-soal tersebut dinilai tidaklah
terlalu sukar, tetapi dua soal pertama dari Bab 3 sampai 5 memerlu-
kan sedikit keahlian.
Ucapan terimakasih ditujukan kepada sejumlah orang termasuk pa-
ra mahasiswa di Royal Military College of Science yang telah dipenga-
r-

Daftar Isi

Pengantar
Notasi utama analisis tegangan

Pengantar BASIC 1

l.l Pendekatan BASIC I


1.2 Unsur-unsur BASIC I
1.3 Pengecekan program 9
1.4 Komputer berbeda dan Variasi BASIC l0
1.5 Ringkasan pernyataan BASIC 1l
1.6 Kepustakaan t2

Pengantar analisis tegangan 13


2.1 Wujud analisis tegangan 13
2.2 Tuluan analisis tegangan l3
2.3 Prinsip analisis tegangan l3
2.4 Satuan l4
2.5 Cakupan buku ini l5
2.6 Acuan l5

Tegangan dan regangan langsung t7


TEORI UTAMA t7
3.1 Tegangan langsung l7
3.2 Regangan langsung l7
3.3 Hubungan tegangan-regangan t7
3.4 Rasio Poisson l9
3.5 Hukum Hooke dalam tiga dimensi 19
3.6 Energi regangan 20
3.7 Tegangan temperatur 20
3.8 Batang gabungan 20
r

CONTOH PENGERJAAN 22 CONTOH PENGERJAAN 70


3.1 Tegangan langsung 22 5.1 Gaya geser dan distribusi momen lentur 't0
3.2 Modulus Young pengujian tarikan 23 5.2 Analisis batang disokong sederhana oleh pembe-
3.3 Rancangan anggota-tarikan mernakai ukuran banan titik 72
diinginkan L3 5"3 Rancangan batang sederhana 75
3.4 Pembebanan mendadak 2'7 5.4 Sifat penampang sebuah batang T 77
3.5 Perbandingan bahan 30 5.1i Tegangan geser pada batang tr simetris 79
SOAL-SOAL 34 5.tj Kemiringan dan lendutan oleh integrasi 82

SOAL.SOAL 85
Geseran dan Torsi 39
Tegangan dan regangan kompleks 90
TEORI UTAMA 39
TIiORI UTAMA 90
4.1 Tegangan geser 39
4.2 Regangan geser 40
6.1 Gabungan lenturan dan pembebanan aksial 90
4.3 Hubungan tegangan-regangan 6.2 Tegangan kompleks dalam dua dimensi 90
40
4.4 Hubungan antara konstanta-konstanta elastik 40
6.3 Lingkaran (tegangan) Mohr 9l
6..tr Regangan kompleks dalam dua dimensi 92
4.5 Torsi poros melingkar 4t
6.5 Sistem tegangan tiga dimensi 93
CONTOH PENGERJAAN 42
(]ONTOH PENGERJAAN 93
4"1 Rancangan katup pengaman bejana bertekanan 42
4.2 Analisis sambungan kelingan sederhana 44 6.1 Rancangan iteratif manual sebuah batang kotak
4.3 Hubungan antara konstanta-konstanta elastik 47 berongga 93
4.4 Rancangan poros melingkar 50 6.2 Rancangan iteratif otomatis sebuah batang
4.5 Rancangan poros melingkar memakai ukuran sederhana 96
diinginkan 52 6.3 Analisis tegangan kompleks 99
4.6 Analisis kuadrat terkecil data momen-puntir 55 6..1 Tegangan-tegangan utama pada batang 102
6.:i Analisis rosetta pengukur regangan 104
SOAL-SOAL 58
S(,AL-SOAL 108
Lenturan 63 Klrgagalan tt2
TEORI UTAMA 63 T'I]ORI UTAMA tt2
5.1 Representasi batang 63 i
7. Konsep kegagalan tt2
5.2 Reaksi dan momen tumpu 64 7."2 Kriteria luluh ll3
5.3 Gaya geser dan momen lentur 64 7. ! Fraktur rapuh 114
5.4 Tegangan langsung pada batang 65 7..1 Mekanika fraktur ll5
5.5 Tegangan geser pada batang 68 7.5 Kelelahan tt7
5.6 Lendutan batang 69 7.r5 Tekukan 118
5.7 Aspek lain dari lenturan 70
CONTOH PENGERJAAN t2t
7.1 Faktor keamanan memakai kriteria luluh t2l

L
Notasi utarna analisis tegangan
7.2 Rancangan poros melingkar t22
7.3 Parameter mekanika fraktur r25
7.4 Bahaya kelelahan kumulatif 127
7.5 Kalkulasi tekukan 130
7.6 Uji kekenyalan fraktur 132
SOAL-SOAL 136
Satuan dssor*
Sistem simetri sumbu 142 k,y Koordinat kartesian m,m
fra Koordinator polar )m, rad
TEORI UTAMA 142
o (sigma) Tegangan langsung )
8.1 Pengantar 142 ol, 02 Tegangan utama )N/mz
8.2 Bejana silindris dan sferis berdinding tipis dan oy Tegangan luluh
bertekanan 142 € (epsilon) Regangan langsung
8.3 Silinder berdinding tebal dan bertekanan r43 T (tau) Tegangan geser
8.4 Silinder gabungan t45 ^Y (gamma) Regangan geser
8.5 Autofretase 147 E Modulus Young (modulus elastisitas))., , I
8.6 Silinder dan piringan berputar 148 G Modulus geser (modulus kekakuan)'iN/m'
CONTOH PENGERJAAN 149 v (nu) Rasio Poisson
ol (alpha) Koefisien linear dan pengembangan
8.1 Rar,cangan bejana bertekanan dan berdinding tipis t49 termis /"C
8.2 Rancangan bejana untuk torsi dan tekanan P Caya (tarikan dan tekanan) langsung N
internal r5l p Tekanan internal N/m2
8.3 Distribusi tekanan silinder tebal 153
M Momen Lentur Nm
8.4 Pengukuran silinder tebal eksperimental 155
Gaya geser
8.5 Distribusi tegangan pada silinder gabungan
o N
157
W Beban (titik) terkonsentrasi N
SOAL-SOAL 159 14 Pembebanan distribusi seragarx per
Indeks 163 satuan panjang N/m
L, l Panjang m
b,B Lebar m
d,D Kedalaman m
t Ketebalan m
A Luas m2
R,r Radius, radius kelengkungan m
D,d Diameter m
I Momen kedua luas m4
J Momen kedua polar luas m4
6 (delta) Perpindahan (lendutan) m

'Catatan: dalam buku ini, mm diacu terhadap m sebagai satu satuan panjang.
Awalan: k: 103 (misal I kN = 1000N), M= tO6, G: 109.

L-
F_

Bab I

Pengantar BASIC

1.1 Pendekatan BASIC


Program-program dalam buku ini ditulis dalam bahasa pemrograman
BASIC. BASIC, suatu akronim dari Beginner's All-purpose Symbolic
Instruction Code, telah dikernbangkan di Dartmouth College, USA,
sebagai suatu bahasa yang mudah dipelajari, dan serbaguna. Semula
dimaksudkan untuk dipakai pada sistem komputer berbagai wakttt-
pakai, lalu diperkuat oleh kepopulerannya yang sangat luas sebagai ba-
hasa utama yang berkaitan dengan komputer mikro. Bahasa ini tidak
hanya mudah dipelajari, tetapi terutama juga mudah digunakan. Tan-
pa kesulitan, sebuah program dapat ditulis, diketik pada kornputr.er,
dijalankan serta dikoreksi lagi kalau terdapat kesalahan. Kekurangal
utarna dari BASIC sederhana dihubungkan dengan kelemahan struk-
turnya (iihat Seksi 1.4), tetapi hal ini tidaklah merupakan pertintbangarr
yang penting untuk progra{n-program singkat sernacam program yallg
terdapat pada bab-bab berikut ini.
Buku ini bertujuan membantu mempelajari BASIC dengan mene-
rapkannya terhadap subjek teknik yang berkaitan. Tujuan tersebut da-
pat dijumpai oleh pembaca dengan mernpelajari contoh-contoh,
barangkali menyalinnya, kemudian mencoba beberapa soal. Walau-
pun buku ini tidaklah secara spesifik mengajarkan gramatika BASIC,
suatu penjelasan singkat tentang BASIC sederhana diberikan dalam
seksi yang berikut.

1.2 Unsur-unsur BASIC


I Pernyataan rnatemstik
Salah satu tujuan utama dari prograrn-program c'Jlltoh dalam br.rku
ini adalah untuk mengevaluasikan persamaan-persarnaan yang mun-
cul dalam analisis tegangan. Persarnaan-persamaan ini mengandung
konstanta-konstanta (rnisalny-a l) dan fungsi (misalnya sinus)- Setiap
bilangan dilayani secara identik, apakah mereka integer (lnisal 36) atarr
riel (misal 36,1). Suatu bent"lk eksponensiai ctrlgunakar: untul, tttt''

l-
Pengantar BASIC Unsur-unsur BASIC

nyatakan bilangan yang sangat besar serta kecil (misal 3,61E6 yang sa- kan. Misalnya akar dari sebuah persamaan kuadratik
ma dengan 3,61x 106). Variabel numerik dinyatakan oleh sebuah hu-
ruf atau sebuah huruf yang diikuti oleh sebuah digit (misal E atau El). -. --b+r/$'-4ac)
Pada kebanyakan komputer, ?r secara langsung disediakan buat pema- ),
kai apakah sebagai PI atau sebuah kunci zr. Umumnya, zr senantiasa
dapat diperoleh dari suatu pernyataan seperti
dituliskan sebagai 3,14159 pada contoh dalam buku ini. Suatu peng-
operasian, seperti akar dua, dapat dilakukan dengan sebuah fungsi ter- 100 Xl = (-B + SQR (8 2 - 4*A*C)) / (2*A)
pasang (misal SQR (X). Arqumen pada tanda kurung (X) dapat se- Aclalah penting untuk disadari bahwa sebuah pernyataan penem-
buah bilangan, sebuah variabel, atau sebuah pernyataan matematik. patan 1:ukanlah sebuah persamaan itu sendiri. Ia rnerupakan sebuah
Untuk fungsi-fungsi trigonometrik (SIN(X), COS(X), dan sebagainya), instruksi untuk memberikan variabel di ruas kiri harga numerik dari
argumen tersebut diinterpretasikan, sebagai sesuatu yang diukur da- pernyataan pada ruas di sebelah kanan. Jadi adalah sesuatu hal yang
lam radian. Fungsi lainnya termasuk logaritma bilangan asli serta eks- mungkin mempunyai sebuah pernyataan
ponensial (masing-masing LOG dan EXP), ABS yang rnemilih harga
absolut argumen, dan INT yang memilih bagian integer dan argumen. 50X: X + I
Persamaan matematik mengandung pula operator seperti tambah, yang menambah harga variabel X dengan l.
kurang, dan sebagainya. Operator-operator ini memiliki suatu hierarki Setiap variabel hanya boleh memiliki satu harga pada setiap saat,
yang beberapa di antaranya dilakukan komputer sebelum yang lain- kecuali kalau ia disubskripsikan (lihat Seksi 1.2.7).
nya. Dalam urutan hierarki menurun, operator tersebut adalah Perlu dicatat bahwa semua pernyataan BASIC (yakni semua baris
palgkat (A) program) dinomori. Ini mendefinisikan urutan dalam mana mereka
perkalian (*) dan pembagian (/) dijalankan.
penambahan (+) dan pengurangan (-)
Masukqn
Jadi, misalnya perkalian dilakukan sebelum penambahan. Kompu-
ter bekerja dari kiri ke kanan bila operator-operator mempunyai hie- untuk program'bercakap interaktif' pemakai menspesifikasikan
rarki yang sama. Tanda akolade digunakan mengatasi (didahulukan) harga-harga masukan sesaatnya. pernyataan tersebut memiliki ben-
sembarang pengoperasian ini. tuk

Jadi g-:-! menjadi (A + B)/(3*C) atau (A + B)i3/C. nomor baris INPUT variabel I [, variabel 2, . . . I
3c
misalnya
1.2.2 Struktur progrsm dan penempatan 20 INPUT A, B, C
Sebuah program BASIC adalah sederetan pernyataan yang mendefi- Kapan program tersebut dijalankan, komputer akan mencetak? saat
nisikan sebuah prosedur agar diikuti komputer. Jika ia mengikuti pro- mencapai pernyataan ini dan menunggu pemakai mengetikkan harga-
sedur ini komputer mengalokasikan harga-harga untuk setiap varia- harga buat variabel tersebut, misalnya
bel. Harga-harga dari beberapa variabel ini boleh dispesifikasikan oleh
? 5, 10, 15
data yang dimasukkan ke dalam program. Yang lainnya dibangkitkan
dalam pemakaian program, misalnya, pernyataan asignment atau pe- yang rnenjadikan A:
5, B : 10, dan C : 15 pada contoh di atas.
nempatan. Ini memiliki bentuk Sebuah bentuk alternatif dari masukan data akan berguna kalau
terdapat banyak data yang tidak diubah oleh pemakai (misalnya suatu
nomor baris [LET] variabel : pernyataan rnalcrrratik
rentang ukuran yang tersedia seperti pada Contoh 3.3). Untuk mem_
di mana kata LET biasanya pelengkap dan karcna ilrr rl:rpat diabai- spesifikasikan data sejenis ini terdapat sebuah pernyataan yantl

L.
Pengantar BASIC Unsur-unsur BASIC

berbentuk ma. Koma memberikan tabulasi pada kolom, masing-masing kira_kira


selebar l5 spasi. Titik koma melenyapkan spasi ini dan kalau ditem-
nomor baris READ variabel I [, variabel 2, patkan pada akhir sebuah daftar akan melenyapkan kemajuan bbris
misalnya (line-feed). Kalau /isr tersebut dibiarkan tidak terisi, sebuah baris ko-
song (blank) akan tercerak.
20 READ A, B, C
Perlu dicatat bahwa penggunaan pernyataan PRINT disesuaikan
dengan suatu pernyataan yang bersesuaian (atau sejumlah pernyat aan) baik dengan masukan komputer (untuk menyatakan apakah diperlu-
yang berbentuk kan masukan) atau pernyataan READ/DATA (karena kalau tidak, pe-
nomor baris DATA nomor I [, nomor 2, . . .7 makai program tidak memiliki catatan tentang data).

misalnya 1.2.5 Pernyotoon kondisionol


1 DATA 5, 10, 15 Seringkali perlu untuk memungkinkan sebuah program melakukan be-
atau berapa tindakan, jika dan hanya jika beberapa kondisi terpenuhi. Hal
ini dilakukan dengan sebuah pernyataan yang berbentuk
1 DA'IA 5
2 DATA iO
nomor baris IF pernyataan , *:ff[:L, pernyataan 2 THEN nomor baris
3 DATA 15
Pernyataan DATA dapat ditempatkan di mana-mana dalam sebuah di mana operator kondisional yang mungkin adalah
program - seringkali ada baiknya menempatkannya pada permulaan sama dengan
sehingga mereka dengan mudah dapat diganti (lihat Contoh 3.12).
Kalau memakai data tercantum, kadang-kadang perlu mernba.ca. da-
ta sejak permulaan lebih dari sekali selama menjalartkan program nrng-
gal (seperti pada Contoh 3.3). Hal ini dilakukan dengan pernyirtaan
nomor baris RESTORE
Misalkan sebuah program dapat mengandung pernyataan beri-
1.2.4 Keluqran kut kalau ia berhenti dan bila dimasukkan sebuah harga A : nol,
Keluaran data serta hasil perhitungan, dan sebagainya dilakukan cle- yakni
ngan menggunakan sebuah pernyataan yang berbtntuk 20 INPUT A
nomor baris I']RINT /tsr 30IFA<>OTHEN50
40 sToP
Daftar (list) boleh mengandung variabel atau pernyataan, misalnya 50...
2OO PRINT A, B, C, A*B/C Dicatat bahwa pernyataan
teks yang diapit di antara tanda kutip, misalnya
nomor baris STOP
IO PRII'{T 'INPUT A, B, C IN MM';
akan menghentikan jalannya program.
atau gabungan teks dbngan variabel, misalnya
1.2.6 Pengulangan
300 PtLlhrT "ST11ESS IS"; S; "N/MM^1'r
Terdapat beberapa cara yang membuat sebuah program dapat meng-
Pr:kok-pokok {iterus) di dalam /rsr dipisahkarl olt:lt kottur itrrltt titik ko-
Unsur-unsur BASIC
Pengantar BASIC

ulangi beberapa prosedurnya; deretan pernyataan program yang swa- 5.6). Sebagai misal, kalau sebuah program mengandung data untuk
ulang ini dinamakan sebuah belitan (pengulangan) atau loop. Pernya' beberapa bahan, ada baiknya untuk kerapatannya disebut R(l), R'(2),
taan yang termudah untuk hal demikian adalah
R(3), dan seterusnya, ketimbang Rl, R2, R3 dan seterusnya. Kemu-
dian mungkin pula sebuah pernyataan tunggal untuk melakukan kal-
nomor baris GO TO nomor baris kulasi buat semua bahan, misalnYa
Hal ini dapat digunakan misalnya dengan contoh pernyataan kondi- 50FORI = ITON
sional di atas sehingga program melanjutkan untuk meminta data A 60 M0) : v*R(I)
sampai masukan pemakai adalah nol. 70 NEXT I
cara yang paling lazim untuk melakukan belitan tersebut adalah
yang menentukan massa M(I) untuk setiap bahan dari volume (V)
clengan suatu pernyataan yang berbentuk
benda.
nomor baris FOR variabel : pernyataan I TO pernyataan 2
Sebuah variabel tak-tersubskrip memiliki sebuah harga tunggal yang
[STEP pernyataan 3] bersesuaian dengannya, dan jika sebuah variabel tersubskrip diguna-
di mana STEP dianggap berharga satu kalau diabaikan. Akhir belitan kan, perlu disediakan ruangan untuk semua harga tersebut. Hal ini
ini ditandai oleh sebuah pernyataan dilakukan dengan sebuah pernyataan berdimensi yang berbentuk
nomor baris NEXT variabel nomor baris DIM variabel I (integer l) [, variabel 2
(integerZ),...)
di mana variabel yang sama digunakan, baik untuk pernyataan FOR
maupun NEXT. Harganya tidak akan berubah pada baris-baris yang misalnya
mengapitnya. 20 DIM R (50), M (50)
Sebuah belitan digunakan misalnya jika N kumpulan data harus
di-READ dan kebalikannya dicetak, yakni yang memperbolehkan sampai 50 buah harga R dan M. Pernyataan
DIM harus terjadi sebelum variabel tersubskrip pertama kali digunakan.
IO READ N Pada beberapa komputer ada kemungkinan memakai sebuah per-
20 PRINT "NUMBER", ''RECIPROCAL'' nyataa.n berdimensi dalam suatu bentuk yang berlainan, misalnya
30FORI: lTON
40 READ A 20 DIM R(N), M(N)
50 PRINT A,I/A
di mana harga N telah didefinisikan sebelurnnya. Bentuk ini, kalau ter-
60 NEXT I
sedia memiliki keuntungan, yakni tidak memboroskan ruangan.
Belitan dapat pula dipakai untuk membangkitkan data. Misalnya
pandanglah sebuah program konversi temperatur yang sederhana 1.2.8 Subrutin
I O PRINT "CE,NTI,GRADE",''FAHRENHEIT" Kadang-kadang sederetan pernyataan perlu diakses lebih dari satu ka-
20FORC:0TOSTEP5 li pada program yang sama (lihat Contoh 3.5). Sebagai pengganti meng-
30 PRINT C,9*C/5 + 32 ulangi pernyataan-pernyataan ini adalah lebih baik untuk menempat-
40 NEXT C kannya dalam sebuah subrutin. Program tersebut kemudian mengan-
dung pernyataan yang berbentuk
1.2.7 Variabel tersubskriP
nomor baris GOSUB nomor baris
Terkadang sangat menguntungkan untuk memperbolehkan sebuah va-
Kalau mencapai pernyataan ini program tersebut akan bercabang (yakni
riabel tunggal memiliki sejumlah harga yang berbccllt sclama menja-
lankan sebuah program tunggal (lihatlah contoh-conlolt 3.5, 4.6, dan memindahkan kontrol) ke nomor baris yang kedua. Deretan pernya-

t
Pengantar BASIC Pengecekan program

taan yang diawali oleh nomor baris kedua ini berakhir dengan sebuah Kalau sebuah program mencapai salah satu dari pernyataan ini ia
pernyataan akan bercabang ke nomor baris 1, kalau harga integer dari pernya-
taan adalah l, ke norpor baris 2, kalau pernyataan ada-lah 2, dan
nomor baris RETURN
seterusnya. Suatu pesan kesalahan akan tercetak jika pernyataan
dan program tersebut mengembalikan kontrol kepada pernyataan yang memberikan sebuah harga yang lebih kecil dari I atau lebih besar
berada segera setelah panggilan GOSUB. dari jumlah nomor baris yang diacu. Program-program pada Con-
Subrutin dapat ditempatkan di mana-mana dalam program, tetapi toh 7.5 dan7.6 mengandung contoh masing-msing dari pernyataan
biasanya ada baiknya meletakkannya pada akhir, terpisah dari per- ON . . . GOSUB dan ON . . . THEN.
nyataan program utama. (4) Fungsi-fungsi selain yang dibangun ke dalam bahasa tersebut
Alasan lain untuk memakai subrutin, terjadi kalau sebuah prose- semacam SIN(X) dapat diciptakan jika fungsi-fungsi yang didefi-
dur yang ditulis memerlukan lebih dari sebuah program (lihat contoh nisikan memakai sebuah pernyataan DEF.
3.3 ian 4.5). Seringkali diinginkan agar menggunakan lebih sedikit na- Misalnya
ma variabel yang lazim (misalnya X9 ketimbang X) dalam subruiin se-
macam itu. Hal ini akan mengurangi kemungkinan nama variabel yang
l0 DEF FNA(X) : X^3 +;<nz + X + I
sama dipakai dengan arti yang berlainan pada bagian terpisah st:buah mendefinisikan sebuah fungsi kubik yang dapat dipanggil kembali
program. nanti pada program tersebut sebagai FNA (variabel) di mana har-
ga variabel ini dimasukkan sebagai X. Sebuah fungsi yang dideli-
1.2.9 Pernyataan lainnYa nisikan akan berguna kalau sebuah pernyataan aljabar dievaluasi-
(l)Catatan-catatan untuk menjelaskan atau judul yang tidak kan beberapa kali dalam sebuah prograrn (lihat Contoh 5.5).
akan dikeluarkan dapat diselipkan ke dalam program flr3n$&n
1.3 Pengecekan program
memakai
Kebanyakan komputer memberikan suatu indikasi yang jelas kalar.r
nomor baris REM komentar
terdapat kesalahan gramatika (sintaks) dalam suatu program BASIC.
SembarangpernyataanyangdiawalidenganperkataanREMakan Pernyataan program dapat dimodifikasikan dengan mengetik kembali
diabaikan oleh komputer. Pada beberapa komputer memang mung- secara betul atau dengan menggunakan prosedur penyuntingan (edit-
kin untuk mengikutsertakan catatan (remark) pada baris yang sa- ing) tertentu. Kebanyakan kesalahan sintaks mudah untuk ditemukan,
ma sebagaimana pernyataan lainnya (lihat Contoh 6'2)' tetapi jika sebuah variabel telah dipakai dengan dua (atau lebih) arti
(2)Databukan-numerik(misalnyaperkataan)dapatditanganide- yang berlainan pada bagian terpisah dari program beberapa kesalahan
ngan variabel string. Sebuah string adalah sederetan karakter di da- yang menyesatkan dapat terjadi.
lam tanda kutip, misalnya'sTRESS', dan sebuah variabel string di- Suatu program tidaklah cukup hanya betul secara gramatik. Ia tra-
ikuti oleh sebuah tanda $, yakni S$. Mereka terutama berguna se- rus memberikan jarvaban yang betul. Karena itu sebuah prograrn hen-
waktujudulyangdicetakperluuntukdiganti(lihatContolr3.5), daklah dicek (diperiksa) apakah memakai data yang mernberikan so-
(3)Pencabanganbergandadapatdilakukandenganpernyataanyang lusi yang diketahui, atau dengan kalkulasi tangan. Kalau program ter-
berbentuk sebut dipakai dengan sejumlah rentangan data yang luas atau oleh pe-
nomor baris ON pernyataan THEN nomor baris I [, nomor makai iain dari penulis program itu, perlu diperiksa apakah setiap ba-
giannya berfungsi. Perlu juga diyakinkan bahwa prograrn tersebut ti-
baris2,...]
dak memberikan kesalahan (tidak betul), tetapi jawaban yang masuk
dan akal bila dimasukkan data'tak berarti'. Memang agak susah mernbuat
nomor baris ON pernyataan GOSUB nomor baris I [, nomor program yang sempurna 'teruji pemakai' dan untuk meiaksanakan hal
baris2,...l demikian akan menjadi panjang. Program-program dalam buku ini dr-

t
l0 Pengantar BASIC Ringkasan pernyataan BASIC ll

j aga sependek mungkin agar adakejelasannya ( clarity ), dan


karena itu 1.5 Ringkasan pernyataan BASIC
tidaklah akan 'teruji Pemakai'. Penempatan
LET Menghitung serta menetapkan suatu
1.4 Komputer berbeda dan variasi BASIC harga
DIM Mengalokasikan ruang untuk varia-
contoh-contoh dalam buku ini menggunakan suatu versi yang seder- bel tersubskrip
hana dari BASIC yang dapat bekerja pada kebanyakan komputer'
Masukan
bahkan dengan kapasitas penyimpanan yang kecil' Yang dipakai ha- INPUT Masukan data 'run time' atau sesaat
nya pernyataan berbaris tunggal walaupun banyak memperbolehkan READ Membaca data dari pernyataan
(sema-
sejumlah pernyataan pada setiap baris dengan sebuah pemisah, DATA
cam\.). Penempatan berganda boleh juga terjadi sehingga misalnya
DATA Menyimpan tempat buat data
program pada Contoh 4.6 dapat dipermudah dengan jalan mengganti
RESTORE Menyimpan kembali DATA ke
taris tO+b sampai 1080 dengan sebuah pernyataan tunggal sebagai awalnya
Keluaron
1040s1: 52 = 53: 54 = 55 = 0
PRINT Mencetak keluaran
Pengendalian
Terdapat satu ciri penting yang membedakan komputer, terutama
program
komputer-mikro, dengan suatu unit peraga visual (VDU)' Hal ini ber-
STOP Menghentikan jalannya program
talian dengan banyaknya kolom-kolom yang tersedia pada setiap ba-
GO TO Pencabangan tak-berkondisi
ris serta jumlah baris yang terlihat pada layar. Modifikasi sederhana
dari beberapa program boleh jadi perlu guna mencocokkan keluaran IF. . . THEN Pencabangan berkondisi
terhadap sesuatu komputer-mikro tertentu. Pencetakan dengan TAB
FOR. . . TO. .. STEP Membuka pengulangan
NEXT Menutup pengulangan
merupakan fasilitas yang berguna untuk keperluan ini'
GOSUB Pindah kendali ke subrutin
eilbagai keistimewaan untuk BASIC telah dibuat semenjak permu-
laannya, dan hal ini dilakukan pada sejumlah sistem komputer' Prog- RETURN Mengembalikan kontrol dari
subrutin
ram di dalam buku ini dapat ditulis kembali dengan memperhitung-
kan beberapa ciri yang lebih 'maju' ini. Misalnya, kemampuan meng- ON...THEN Pencabangan berganda
gunakan nima variabel yang panjang (seperti STRESS ketimbang, ka- ONI ...GOSUB Perpindahan subrutin berganda
takanlah, S atau Sl) menjadikan lebih mudah menulis program dan tak Komentar
REM Komentar dalam program
membingungkan. Fasilitas maju lainnya termasuk belitan yang lebih
berkemampuan serta pernyataan berkondisi dan subrutin inde- Fungsi
penden, yang membuat penulisan program terstruktur menjadi SQR Akar dua
SIN Sinus (sudut dalam radian)
mudah. Dalam istilah yang lebih sederhana, program terstruktur men-
Cosinus (sudut dalam radian)
cakup penggolongan program serta meminimumkan percabangan yang COS
disebabkan oleh pernyataan yang mengandung'GO TO nomor baris' ATN Arctangent (memberikan sudut da-
dan 'THEN nomor baris'. Struktur program yang baik adalah bergu-
lam radian)
LOG Logaritma asli (basis e)
na buat program yang Panjang.
EXP Eksponensial
ABS Harga absolut
INT Harga integer
DEF FN Fungsi terdefinisikan

I
12 Pengantar BASIC Bab 2

1.6 Kepustakaan
Pengantar analisis tegangan
Alcock, D., Illustrqting BASIC, Cambridge University Press, (1977).
Kemeny, J.G., dan Kurtz, T.8., BASIC Programmin& Wiley'(1968)'
Monro, D.M., Interactive Computing with BASIC, Edward Arnold,
(te74).

2.1 Wujud analisis tegangan


Analisis teganganbertalian dengan perilaku benda kalau diberi pembe-
banan. Ia seringkali dinamakan iuga Mekanika padat, Kekuatan ba-
han, atau Mekaniks bahankarena peranan utananya terjadi oleh sifat-
sifat bahan.
Analisis tegangan eksperimental adalah suatu sarana praktis yang
penting, tetapi pendekatan teoretis yang biasanya dengan teknik kom-
puter kian bertambah lazim. Perlakuan teoretis yang maju dari subjek
ini didasarkan kepada teori elastisitas.
Hampir semua analisis tegangan yang tak-berubah menggunakan
sebuah pendekatan kontinum yang mengan&gap sebuah bahan adalah
homogen dan memperlihatkan sifat dalam suatu cara'perataan'. Ka-
rena itu adanya batas masing-masing atom, molekul dan butiran seba-
gian besar diabaikan.

2.2 Tujuan analisis tegangan


Tujuan utama analisis tegangan ialah untuk menentukan tegangan dan
regangan internal dalam sebuah komponen, dan di sana akan terja-
wab pertanyaan yang berikut, 'Apakah ia akan pecah?','Apakah ia
akan berubah bentuk atau terdeformasi begitu banyak?'
Jelaslah untuk pertanyaan-pertanyaan ini diinginkan jawaban yang
negatif. Karena itu proses desain atau rancangan adalah suatu prose-
dur kebalikan yang menimbulkan penentuan dimensi komponen sehing-
ga tidak akan pecah ataupun terdeformasi terlalu banyak.

2.3 Prinsip analisis tegangan


Pendekatan teoretis terhadap analisis tegangan didasarkan kepada ti-
g-a prinsip.
(l) Keseimbangqn gayai gaya yang bekerja pada sebuah benda ha-
ruslah seimbang satu sama lain agar benda tersebut tetap stasio-

ll
t
14 Pengantar analisis tegangan Acuan l5

ner. Penerapan ini untuk kedua hal, yaitu terhadap benda itu se- 2.5 Cakupan buku ini
cara keseluruhan, dan terhadap bagian kecil sembarang benda ter- Bab-bab yang berikut ini meliputi aspek analisis tegangan yang diajar-
sebut. Karenanya gaya-gaya itu boleh gaya eksternal ataupun gaya kan pada dua tahun pertama suatu pendidikan teknik berijazah.
internal. Kondisi keqeimbangan dinamis dapat diterapkan tetapi ke- Bab-bab tersebut mengikuti suatu urutan yang logik. Bab 3 dan 4
banyakan analisis -ahalah untuk persoalan statik. rnenjelrrskan penentuan tegangan dan regangan pada sistem sederha-
(2) Kompatibilitos p'erpindahan: pelbagai bagian sebuah benda ha-
na. Bab 4 mencakup pula tentang torsi, dan Bab 5 menjelaskan len-
ruslah cocok satu sama lain serta terdapat hubungan antara per- turan. I(esemuanya ini adalah sistem-sistem karena tegangannya tidak-
piildahan-perpindahan pada bagian-bagian internal benda itu - se-
lah serrrgam. Bab 6 menangani keadaan yang lebih rumit di mana
rnua haruslah kompatibel. tegangan-tegangan yang berbeda digabungkan. Contoh-contoh dalam
(3'l llubttngqn tegangsn-regangoni untuk sembarang bahan terda-
bab-bab ini mengandung tujuan-tujuan yang digariskan pada Seksi 2.2
pat suatu hubungan yang erat antara regangan (yakni perpindahan) 'Ietapi pertanyaan 'Apa-
dari suriut pandangan analisis serta rancangan.
dan tegangan (yakni gaya internal). kah ia akan pecah?' ditangani lebih mendalam pada Bab 7 yang men-
Ketiga kondisi atau 'perangkat' analisis tegangan ini memungkin- jelaskan beberapa bentuk kegagalan yang 'tak-diduga' - fraktur ke-
kan pertanyaan-pertanyaan untuk dituliskan, dan darinya suatu per- lelahan, kelelahan serta tekukan. Akhirnya, Bab 8 memandang sistem-
s*alan dapat terselesaikan. Tambahan pula, untuk masalah itn perlu sistem simetri sumbu yang mencakup silinder-silinder berdinding tipis,
nemperhitungkan kondisi batas, yakni gaya-gaya dan perpindahan pa- suatu contoh analisis yang lebih rurnit.
da tratas-batas komponen. Setiap bab mengandung suatu ringkasan yang berkaitan dengan teori
Eclrerapa persoalan memerlukan suatu pertimbangan bersama an- serta aspek tambahan yang dicakup dalam beberapa contoh. Perlu di-
tara kcselmbangan dan kompatibilitas guna menentukan gaya-gaya eks- catat brhwa cakupan dari setiap topik adalah jauh dari sempurna dan
terrral. Suatu sistem semacam itu, disebut tak-tertentu secarct ststik. dibatasi oleh tempat yang tersedia, banyak rincian yang ,;Iisingkirkan.
Sistcrn-sistem untuk mana gaye-gaya dijumpai dari keseimbangan sa- Set:ap acuan pada akhir setiap bab kebairyakan mencakup 'teori'
ja, dinamakan tertentu secsro ststik. yang drkandung buku ini dalam rincian yang dipandang cukup. Pem-
baca d;rpat mengacu padanya atau pekerjaan yang serupa kalau tidak
2.4. Satuan serasi ciengan teori. Acuan [7] bukanlah suatu buku yang umum buat
analisir tegangan; ia menjelaskan secara rinci pemakaian rnekanika
Pada kebanyakan bagian, analisis tegangan hanya menggunakan fraktur untuk fraktur kelelahan statik serta pertumbuhan retakan fa-
satuan-satuan gaya dan paniang. Satuan Sl untuk gaya adalah newton tai (lihi,t Bab 7). Acuan lainnya disebutkan sedikit saja pada subjek ini.
(N) dan untuk panjang adalah meter (rn). I.azimnya dalam analisis te-
gangan digunakan satuan panjang milirneter (mm). FIal ini disebab-
2.6 Acuan
kan karena dimensi kebanyakan komponen kebanyakan dan sebaik-
nya dinyatakan clalam rnm karena satuan untuk gaya dapat N/mm2. tll Nluvdi, B.B. dan n'IcNabb, J.W., Engineering Mechanic's of Ma-
Fenggunaan N/rnm2, ketirnbang N,/m2 seringkali disukai karena ia te,'ials, Macmillan, (l 980).
menekankan bahwa suatu tegangan aclalah gaya yang bekerja pada sua- t21 plrpov, E.G., Mechonics of Mqteriqls 2nd ed., Prentice Hall,
tu luas yang kecil. Ia rnemiliki keuntungan tambahan dalam mengha- (1 e78).
silkan angka-angka yang menyenangkan - tegangan dalam metal bia- l3l Ryder, G.H, Slrength of Materials 3rd ed., MacMillan, (1969).
sanya antara 20 sampai 200 N/mm2. Catatlah bahwa l4l Benham, P.P. dan Warnock, F.Y., Mechanics of Solids and Struc-
ture, Pitman, (1973).
I N,/mm2 = 106 N,h2 : I MN./m2
t5l Megson,T.H.G., Strength of Materiols for Civil Engineers, Nel-
son, (1980).
16l Hearn, 8.J., Mechanics o.f Materials Vols I & 2, Pergamon, (1977).

L
l6 Pengantar analisis tegangan
Bab 3

171 Parker, A.P. The Mechanics of Fracture snd Fatigue, SPon,


(1981). Tegangan dan regangan langsung

TEORI UTAMA
3.1 Tegangan langsung
Tegangan adalah suatu ukuran intensitas pembebanan yang dinyata-
kan oleh gaya dan dibagi oleh luas di tempat gaya tersebut bekerja.
Komponen tegangan pada sudut yang tegak lurus pada bidang di tem-
pat bekerjanyagaya tersebut disebut tegangan langsung, dan merupa-
kan tegangan tarik atau tensile (positif), atau tegangan tekan ata:u com-
pressive (negatif). Didefinisikan bahwa:
o:P/A (3.1)

dengan o menyatakan tegangan sesungguhnya (seragam) kalau gaya


Pterbagi secara seragam pada luas A, dan tegangan rata-rata kalau P
tidak terbagi secara seragam. Pada kasus yang terakhir, tegangan se-
benarnya pada sembarang titik dapat didefinisikan oleh rasio batas dari
6P/6A, di mana 6,4 menyatakan luas sebuah elemen kecil dari bahan
dan tegangan pada bahan itu dapat dianggap seragam. Satuan untuk
tegangan tersebut adalah MN/m2 atau N,/mm2.

3.2 Regangan langsung


Regangan adalah suatu bentuk tanpa dimensi untuk menyatakan per-
ubahan bentuk (deformasi). Suatu tegangan langsung akan mengha-
silkan suatu regongan langsung € yang dinyatakan oleh:
e:6/L (3.2)

dengan 6 adalah penambahan panjang dari panjang semula L. Dengan


definisi ini regangan tarik langsung (elongasi) adalah positif dan re-
gangan tekan (kontraksi) adalah negatif.

3.3 Hubungan tegangan dan regangan


Tegangan serr a rega!&fl L telr.arulgsg bSf h q bu 13il,ltqqd_aj9{?_p- ba lt r r
r r

(walaupun hubuneanlf ni degatperplgq !,,1-r!lu utr t,


Tl{,,_lrly,f :ntbe}a,
iill .r, ** ', i ..ur ll

f Ii -
T.A. ley4/ree5 ll
ll
tt
l8 Tegangan dan regangan langsung
Hukum Hook dalam tiga dimensi 19

dan sebagainya). Beberapa kurva tegangan tarik tipikal, tekanan- suatu tingkat kritis (batas elastik) di saat mana terjadi 'peluluhan'. Ji-
regangan terlihat pada Gambar 3.1. Untuk kebanyakan bahan serta ka titik luluh (kekuatan luluh) tidak terdefinisi secara gamblang, pelu-
kondisi, perilaku tersebut (untuk tegangan di bawah tingkat kritis) me- luhan tersebut dinyatakan oleh tegangsn coba (yang didapatkan dari
menuhi hukum Hooke yang menyatakan bahwa deformasi adalah ber- suatu kelebihan terhadap daerah linear tegangan-regangan, sebagaima-
banding lurus terhadap beban yang ditimbulkannya, yakni tegangan na terlihat untuk bahan c pada Gambar 3.1). Tegangan tarik maksi-
adalah sebanding dengan regangan. Perubahan 'tegangan langsung di- mum yang dialami oleh suatu bahan dinamakan kekuatan tarikan
bagi oleh regangan langsung' merupakan suatu konstanta yang dina- akhir atau ultimate tensile,strength.
makan modulus Young(8, modulus elastisitas, atau modulus elastik*) Bahan-bahan yang mengalami deformasi plastik yang berarti dina-
yang dinyatakan oleh makan kenyal. Tegangan maksimum yang diizinkan pada sebuah ba-
han (tegangan kerja atau rancang) adalah kekuatan luluh tegangan ta-
E : o/e (3.3)
rikan atau coba, dibagi oleh suatu faktor keamanon.
Satuan untuk modulus ini adalah N/m2 atau kelipatannya seperti
GN/m2 atau kN,/rnm2. Sehubungan dengan hukum Hooke maka keja- 3.4 Rasio Poisson
dian ini dinamakan elastisitas, yang berarti bahwa kalau tegangan di- Jika sebuah batang bertambah panjang disebabkan suatu pembebanan
hilangkan, maka regangan akan menjadi nol. tarik ia akan berkontraksi pada setiap arah yang tegak lurus terhadap
arah pernbebanan. Dalam batas elastik, rasio dari regangan tekan la-
Tegangan teral terhadap regangan tarik aksial adalah konstan, dan dinamakan
rusio Poisson (v). Iadi suatu tegangan aksial or akan menimbulkan
suatu regangan aksial ex : ox/E dan regangan lateral ev : - ver, de-
ngan/ menyatakan arah normal terhadap x. Tanda negatif digunakan
agar regangan tarik adalah positif serta regangan tekan adalah negatif.

3.5 Hukum Hooke dalam tiga dimensi


Kalau terdapat tegangan masing-masing sebesar o*, o, dan o. bekerja
secara serempak saling tegak lurus dalam arah x, y, dan e, hubungan
hukum Hooke dapat ditulis sebagai
I
E
lor*v(or+or))
Regangan
Gombar 3.1 r], =1 [ou-v(or+or)1 (3.4)
E
Perilaku beberapa bahan adalah elastik secara linear (yakni tun- I
ez fo, - v(0, + or))
rluk pada hukurn Hooke) sampai mendekati patah (bahan B pada Gam- E
bar 3.1). Bahan semacam ini dinamakan brittle atau rapuh. Bahan lain-
nya mengalami deformasi yang tak dapat dikembalikan (plastik) di luar Hubungan ini diperoleh dengan menggunakan Prinsip Superposi-
si. Hubungan-hubungan tersebut berlaku'untuk perilaku bahan elastik
+Kekakuon sebuah komponen adalah beban yang dibutuhkan unttlk saltratl deformasi. linear jika regangan adalah kecil, yang banyak ditemui dalam persoal-
Kekakuan merupakan fungsi dari modulus elastik dan geometri kontponen. Untuk an teknik. Persamaan (3.4) juga menganggap bahwa perilaku bahan
komponen-komponen yang berdimensi serupa, kekakuan adalah schlttdirrg tcrhadap mo- adalah isotropik (yakni perilaku yang tergantung dari arah).
dulus, dan kata-kata kekakuan serta modulus seringkali dipaklti secara sinonim.

t
20 Tegangan dan regangan langsung Batang gabungan 2l

3.6 Energi regangan cara statis.


Pandanglah dua tabung konsentris seperti terlihat pada Gambar 3.2,
Kalau sebuah benda dibebani, kerja yang dilakukan disimpan sebagai
yang terbuat dari dua bahan masing-masing dengan modulus elastik
energi regangan oleh bahan yang mengalami deformasi tersebut. Da-
E, dan fr, serta luas penampang lintang A, dan A.r.
lam batas elastik, energi ini dapat diambil kembali (recoveroble) dan
Kalau kedua ujung tabung-tabung ini dijaga tetap, dan mengalami
dinyatakan sebagai luas di bawah kurva pembebanan-defleksi" De-
suatu pembebanan tarik aksial P, maka tegangan langsung pada ke-
ngan memakai istilah yang didefinisikan di atas, energi regangan ([/)
dinyatakan oleh dua bahan (o1 dan o) diperoleh dari Persamaan-persamaan (3.8) dan
(3.9) berikut.
u= lra (3.s) Beban total P yang terbagi antara kedua tabung dalam keadaan
seimbang. Jadi
atau dalam energi regangan per satuan volume (Ur)
P=orArto2A2 (3 8)
tP6
loe =o'lzt
(3.6)
' 2AL
Luas di bawah kurva regangan-tegangan terhadap kegagalan (Jai-
lure) adalah suatu ukuran kerja yang dilakukan (yakni energi yang di-
serap) sewaktu fraktur atau keretakan bahan. Sebagaimana dapat di-
talarkan dari Gambar 3.1, bahan-bahan yang kenyal biasanya,lapat
menyerap lebih banyak energi daripada bahan-bahan yang rapuh. Ener-
gi yang diserap ini adalah suatu ukuran dari kekenyalan (toughness).

3.7 Tegangan temperatur


Bahan 2
Tegangan temperatur timbul kalau ada pemuaian dan penyusutan ter- Gambar 3.2
mis. Sebuah batang yang ujung-ujungnya dijaga dan mengalanri ke-
naikan temperatur yang seragam 7l maka di sepanjang batang terse- Tabung-tabung akan melakukan regangan aksial yang sepadan (e)
but akan terjadi tegangan langsung: kompatibilitas. Jadi
e= o1f E, = ozlEz (3.e)
o=-EaT (3.7)

di mana cr adalah koefisien pengembangan termal. Hasil kali o'l"me- Jika tabung-tabung konsentris seperti pada Gambar 3.2 mengalami
nunjukkan suatu'regangan temperatur'. suatu kenaikan temperatur yang seragam T, tegangan-tegangan yang
terjadi kalau koefisien per4uaian panas masing-masing dl dan a2 ada'
3.8 Batang gabungan lah berbeda. Kalau tidak terdapat Eaya resultan pada anggota terse-
but, persamaan keseimbangan (3.8) berlaku dengan P berharga nol.
Suatu analisis yang disertakan dan banyak dibahas dalam bab ini ada- Persamaan kompatibilitas menunjukkan kesepadanan regangan
lah batang gabungan. Batang ini merupakan anggota yang terdiri dari pada setiap bahan. Regangan-regangan ini terdiri dari regangan tem-
batang atau tabung sejajar yang terbuat dari dua atau lebih bahar, yang peratur, dan tegangan-regangan terinduksi. Jadi
berlainan. Untuk menganalisis perilaku tarikan dan tekanan dari ang-
gota tersebut sewaktu mengalami pembebanan aksial atau tcrmis, me- arT + or lEr = qzT + orf E., (3. I 0)
merlukan suatu pertimbangan gabungan antara kcscinrbangan dan
kompatibilitas pada sambungan - sistemnya adalah tak-lertentu se- Karena itu, o1 dan o2 dapat ditentukan.
;\
t
\_
22 I Tegangan dan regangan langsung Contoh 3.2 Modulus Young pengujian tarikan 23
_-

CONTOH-CONTOH PENGERJAAN Contoh 3.2 Modulus Young pengujian tarikan


Contoh 3.1 Tegangan langsung Pengujian tarikan pada sejumlah benda-uji baja memberikan data luas
penampang lintang, panjang alat pengukur, gaya tarikan serta
Tulislah sebuah program untuk menentukan tegangan langsung (da- pemuaian.
lam N/mm2) dari masukan sesaat berupa gaya aksial (kN) dan luas pe-
Tuliskanlah sebuah program untuk menentukan harga-harga mo-
nampang lintang (mm2). Program tersebut harus dibuat agar dapat
dulus Young (.E) dari setiap benda-uji serta untuk mendapatkan harga
rnelakukan perhitungan berulang, tetapi ia akan berhenti kalau gaya
rata-rata,E untuk keseluruhan benda-uji dengan deviasi standar yang
aksial yang dimasukkan sebesar nol.
bersesuaian.
Ix.]r0t.].1'11 :{-..,t.h{-!,I
Ujilah program tersebut dengan data yang berikut ini
l.:1i.j4,:jli
10 rHINI .rI:rr([lT !]ltUlj!:1 (:At..Ul.,L..A'rION.
:]L\ P[I I NI
iro FFr.rNI' Luos cenampang Panjang alot Gayo - P Pemuaian - X
40 ritIt,tl .INFt.ll!. lintang - A ukur - L (kN) (mm)
iri0 r'F::tNJ 'rlxIAt. [:l]tl[)[ (liil) - 0 f0 $fOF'i
(.)0 INl:11'I fr tmm2) (mm)
t,0 r.::[]'xl.0o0
!-i0 Ifi f.j.llO ll-lEN lOO 78 50 6,68 0,021
?o f;I0rr
1fo F'FtNI't)ri01ifi"lt;ti0r'I0N Ati:[:.A .].1M^i.t).i 80 50 7,49 0,023
:t:1.{r INFIII A 77 s{) 5,85 0,019
1;,:/: $,.,F,/A
1.ii) Flt lfll' Ir I lifi.t.tI $ rt[:.t;1.) .ri' i 1; i' I'J./],1M^1ii'
79 25 7,31 0,01l
140 {}0 IU .tO 78 25 7,86 0,012
f.'[:. fi Ir'i
[(l.lN

l-):,ll:0Ll.ll1 .l-,.11.,t.1.{:}1. 1.3I.i'1:06 t:llP(:).tNrlit 3 'lrjN-81 l.4i05t3t:r


nIl'l' 1 nAtA l;
'1"l:?l'"n'l"tl lM,Lll ? LrAlA ;',{:],iioy6.,.1{:1, .0111
., IrAfA {:0y50,;,."19r "0ll.l
t r,111l.,l r .,1 nAlA l :r,::iO'|i,1,|l'ly .0I9
AX rAt. r.:uft{:[. (ritt) - 0 10 utOF'f :,)li lj tr^'l A ;'9, Ll:j t ir...r:l y .0L 1
l.lIr.1$fi 5[0r1(.]N rllilrA (HM".llt'i' 4hj0 6 IlA.l.A ;,{:irLjl"i,.:?. Ut6, . Ot.1t
IrIrirl.l1 {:l'TR[:.lilj 11] lii; ,r'iljiljr') N./i{M^11 1 00 F'ft t rr T , ANAI Ylti:il1 ofr rE N{:i:t 0N rr:s.Tlit.

I tJtl,tlt : :l.lto Fft r l|r


/r.{ li1l..l (lftflf. ( l'.N } 0 r'O cl0|r" lj 1"lo r[]]1I'Al,([.A'i'l..[:.Nr-jrH'r'l:011il8'i'[.Xlf:N$ION'"ll,1r)trt.lt..l",!:j
r'Iflt!: 1]f CI t[]N rtlt[/-1 (Ml.l":ll)'l 1114O t40 ltrtllf,l '(MM^L1)'" (llH) (MH)'r'(I\N./MM^?)'
fiIfr[:1.]l !,1TItf,.1.l tIi :lo.[].i.I3 N./l1M-'1 l50 !i1,",(j
I 60 rilt,.,(,
,tI tII: 170 ri[.:AI' N
r't,.,1 ll)rilr (ttt) 4 Ill'ilnr"7 0 180 r0rl r,,,,:l l0 N
1 90 l:rt AIr A r l.. r r|'r X
'rl l l:)r' a' l l INf. rio I o(,\ l.::.,. l'\-1. / 6,/ X
::l O 1:1,,'I;11.[.
til i,rrY :1?r) 5'?:::I;:)lf*l:
':13(! f RIlrl Arl..rt'rXrE
:r40 Nr:x- I
1l::rO [rrtlfll 'AVE.llAiif UAIIJ[:l UI Ii T:i'i$1,/Ni'NN,/MM^ll'
Catatan program ;,160 s:i,,,,.(-,0R( (N*t;Ll-$1.*$t )./(Ntx(ti-l ) ) )
',70 rIrNI 'l,JIIr.r A !:ilANr.rAll[r trBUlA',IJ0N Ottr. i$]::ji'tiN./MM^1:.
(l) Tegangan S dievaluasi pada baris 120 dengan memakai Persamaan t.tt, AIIY
(3.1). RIIN

(2) Baris 70 mengubah harga masukan gaya aksial ke dalam Newton.


(3) Pernyataan IF pada baris 80 menyebabkan program akan terhenti
pada baris 90 jika dimasukkan harga gaya aksial scbcsar nol.

L
24 Tegangan dan regangan langsung Contoh 3.3 Rancangan anggota tarikan memakai ukuran didinginkan 25

rr.x,rF'OINri 3-.jljN*[]1. l.4ioll!lli6 gunakan ukuran yang diinginkan sebagai berikut (mm)
AllAL..Yliilli OF I[::N$I{]N f[::]r$ l; 1,2; 1,6;2;2,5;3, 4; !; 6;8; l0; 12; 16:'20;25; 30; 35; 40; 451
50; 55; 60; 65; 7O;75; 80; 90; 100; ll0; 120; 130; 140; 150; 160;
,IRFA LtiNLiIl'l ltr(tll(lr: [xTIiNSiI{]N M0TULU*i E
(tlM^l)) (Ht4) (liN) (MM) (l\N'/HH^t) 180; 190; 200; 220; 240; 260; 280; 300
TU fO r,r, r'r$ . O;,t1 '-.1o3.1?o.7

8O gO 7 ,49 . O:1,1 12o:I .53.I


Program tersebut harus memerlukan masukan sesaat beiupa te-
?? l;o li.[]li .o19 199'?3?
79 l?fi ?
'.t1 . o11 111 0 ' 299 gangan tarik maksimum yang diizinkan (N/mm2) dan beban tarikan
7t] :t:j 7, fi/: . O11l itO9 .9.\l:
AVt:RAtiE: VAl.-ll[l Or I I $ l?O:; . "i"'11 l'.N 1MH-11 (kN). Keluaran harus mencakup luas penampang-linta,rg terkecil
r,rITH A lilANL|ARIl trllullAl:li0N [l[: 4.47|i63 lj:t'I,/MM^i.]
(mm2) dan ukuran dimensi yang diinginkan untuk penampang-
RETAITY penampang bujur sangkar dan lingkaran. Karena pemilihan ukuran
yang diinginkan memberikan beberapa harga yang kelewat-rancang
(overdesign), keluaran harus juga mencakup luas ukuran yang dipilih
Cqtatan progrom dan diinginkan, tegangan kerja yang sesungguhnya, dan persentase
(l) Perhitungan modulus Young (E) pada baris 200 menggabtrngkan kelewat-rancang, (yakni di bawah pemakaian tegangan yang diizinkan).
Persamaan (3.3), (3.2), dan (3.1). Catatan: lebih disukai pemilihan ukuran yang diinginkan hendak-
(2) Datadisediakan dengan menggunakan pernyataan DATA ylng di- nya ditulis sebagai sebuah subrutin, hingga dapat siap digunakan oleh
tempatkan pada awal program dan harganya dapat diganti deng'rn mu- program lainnya
dah. Pernyataan program utama diawali pada baris 100, sehingga
perubahan-perubahan pada data tidaklah mempengaruhi' Terda- r;:Yll'rlTf.!r:l Lll,l.r-111. 1l:4i11.{

pat N kumpulan data, dan jumlahnya N dibaca p.'la pernyataan data 1O Ir|i1frt .rrf:.jI{iH {ll- 1:l.rt.tArit AiJIr (jr[i!':t,tAlr IEtII;1Lr: HE.t1IiL.ril: t.J:i lllri rr:Err:i-rFjFr'].il
'lO t fr Ilr I
pertama. .!0 r'riIilI
.10 r't::T ti I . Ii{ lll : .
(3) Harga tata-rata E diperoleh dengan jalan menambahkan harga- i:;O f'liINI 'Hn{ rrl-tOUAIrl".E IIl'lt)It.f- l]'lfiE1ll; (tllHtl^:l) - O If) litOl'r''
harga dari pengujian masing-masing (Sl), yang dibagi oleh banyaknya (0 1ilFl.,T 51
70 If :i1:0 TIIEN ?0
pengujian (N). Sl diberi harga nol sebelum penjumlahan (baris 150)' 30 sr{'tF'
i'0 l'RIll f 'MAX f ENSIL.f,. t..llAlr ( l'.ll ) ' i
(4) Deviasi standar dinyatakan oleh 55. Untuk sampel yang jumlah- 1 00 r Nr'UT r'1
110 f't .,f .1f 1000
nya sedikit, harga ini besarnYa 1?0 A1,"r'1./51
130 T'RINT
,40 F[ilNI'HIuIilllM Cri0s5-5E0TION AriEA'iA1;'M]1^::'
I50 lF:INT
S5 , i u: (t
r=1 \i=l
u,)'
/
o,,'
1a0 FFiINT ':iICIIOtl 'r', 'r'ACIl.lAl.. AriEA'"AC.rUnL. 51RE9S'"0VEF{t'[SIGN'
170 FRINT '(IrItlENSiIOi'l IN i1|',{)'r'(l'ltl^?)':'(N,',f{h^f )'r'(I'ER CENI)'
180 tr-SQR{41)
190 GOSUIT 1000

J N(N - 1) ] :l0O A.,tr*tl


:t1
:t?0
o r'ril i.l t'$nlIARE : grItE l. ENGTI'|', i tt r A rI'1lA r (A- A1 ),/Ar X100
r=, sr)F ( .1*A 1./3 . I 415? )
:30 GOSt'rr 1000
:'4^ A:: 3. I 41rt?tfiIl/ 4
250 lriI r{ t' c.llicut.Ari : rrInHEl lr F(' i lt I A, r' / i t ( A-A1 ) /A? I 0O
1.

di mana.El adalah harga modulus dari sebriah pengujian indrvidual. ilcro c0 r0 -10
!]1'::Ft all:lllAht. trr IIR,:tJl A11: !i[:t]lIni{si
persamaan ini dievaluasikan pada baris 260 dengan 52 sebagai iumlah tooo r(r-M !)[t.ticTIolr tlf trrfrrrrFr:rr
't.o10 REH tl0rrlFtEs vAl.l,f 0F r"'AliIArrl f Ji ln A 'r'rill'l'lililii[:lr' $r.]ti
1o:0 fit.h tll;[S UAIiIA[rl.t. llAl'llli l'fJtil'r''ll
kuadrat dari masing-masing harga E. :tO:lo f(f M 'Fr::,iI(]RfS' lATn rrt tll:f. lrl Tllrlrttr{; T{l l1A1'tl r'ri00lif1M
1o.to IrAlA 4.'1r1,1.i]"1.1.1".-'"5r.1'4"',.')'11,1()t1l!l(r!:lOr".'l.i 'iil'.!:jr40'4:,rljl)
lOl;0 Ilr,TA 5i,4n,6:l'-70'1'..flO'90,10o'11O,lll0'r.!O'1'1{r':!';0,1r:.O!l:0,t$O
contoh 3.3 Rancangan anggota tarikan memakai ukuran didinginkan l oio rrATA 194, .',!OO r 1lllo r ir40 , 111:0 ' ll{:lO r .5OO
1O70 r(FAI, Pl,
1080 rl.lli I'1 ttl p'l
Tuliskanlah sebuah program untuk merancang angti,otit tarikan dari l Or).\ l(f nli It.i
, I00 I T Ii ,,tr9 il{Ct! 111ro
penampang-lintang bujursangkar atau lingkaran paclitt dcngan meng-

t
26 Tegangan dan regangan langsung Contoh 3.4 Pembebanan mendadak 27

1r10 NtjxT I ris 220 sampai 250).


11...'O r'RINr .rrIt',tENSIUt.l rr rri,Joo 0R l,.oftoEr('
:1130 r'ftINT 'Tl.lI!l llUlrtiOt.ll tNE cANN0r r'Rt)'J.rtrr A Fr{r:rHriR[:rr sI:l[' (3) Subrutin untuk memilih suatu ukuran yang diinginkan dimulai oleh
1140 GO 10 1160
115O tt*tr9 sejumlah pernyataan deskriptif REM, sehingga ia dapat digunakan pada
1 160 RII$T0RE program lainnya dengan kesempatan salah yang lebih kecil (lihat Con-
1170 R[Tt'RN
toh 4.5).
REATJY
F I Jl'l
Terdapat N9 ukuran-ukuran yang diinginkan dan kalau masing-
masing dibaca oleh subrutin (sebagai D9 pada baris 1090), akan di-
F-XSFtlINr,l .5-..,IJN-S1 1.3:4Ii17 bandingkan dengan dimensi 'minimum' D. Harga-harga lainnya dibaca
nF-$I0N 0F riO{.,ARr. ANI IlIhcul...AIi l[:.Nli1L..l: HEMlrrt:.lii:i LJlil.l.l(]i rlil,.r'I Rlil..l.r li]lia[1i sampai ditemukan ukuran yang diinginkan pertamakali dan melebihi
D. Kernudian harga D diubah menjadi harga yang diinginkan ini (ba-
I NF'UT i ris I l5C) dan kontrol dikembalikan ke program utama. Kalau ukuran
l'{AX AL-L.0lrABl-.ll'lr:NSIl...t: $'lRl,.1.iS (1.1./l'1t1"'::) (:! l0 lllOt'l 1:iO
hAx TENSIt_[ t..ri^n ( NN ) ? 115 yang diinginkan dan yang cukup besar tidak ditemukan, sebuah pesan
i'lINIMl-lt'l IRO!:;{]-.!i[]:Cf lON Ati[iA 746"d]6] l'tM^::l dicetak (baris ll20-1140) dan harga D tidak diubah.
SECTION ARE.A Atil Unl.. 1,; l lit lil.i (i(.tllfirrtll:ilGN
11(lTl.iirl... Aklrirnya, program mengembalikan data ukuran yang diinginkan
( NI},IENSION IN MM ) (MM^;t) (N,/tltl^:l) (Ftlr {]F:I!I)
SQUAREi SITIE LEN{] H :IO ?oo l:'1,1:!t.! l)':5')1.:7 sedemikian rupa hingga dibaca lagi dari awal kalau akan merancang
crRclJt,Ar(i rIAH[lttti 3li 96|:.11:} ll'?':.:i:.!.'7 '(].314:l anggota lainnya.
INPIJ'I !
itAx ALl..0trABt..r IIfisIl-E !i n;:r'ljilr ru_1Ht1^:1) .. O lti 1;1{lr','r 'io Contoh 3.4 Pembebanan mendadak
l'lAX T[.N!;1ttr t OAr ([N) 'i 7000
lrrNIr.ll,tl rR{r!jr;,:l[{:rJON AK[:.A t"1oQo(! ilf.1"i' Misalkan sebuah massa (beban seberat W) jatuh oleh pengaruh gravi-
SECIION A(]rljAl ANI:.A A[:lt.lr",l.. l:i'l[i[:$l.i [lUt:lrlrl l:i[{]ll'l tasi dari ketinggian /r sebelum menabrak sebuah lingkaran tanpa berat
(IIIiTENSION IrJ M|.t) (HM-l ) rtJ./i'11',1^:.:i (f'[.'ri I'[ r]l ) yang terletak di ujung batang sepanjang L dengan luas penampang ,4
r'IilENSI0N r I$:JOO 0t1 t.6trG!.rr
THI$ $UFr{0UrIt'lf: 0r',NNnt [,It)urrrr, A llRr li:li[, rr i.i r JI. 1], (Garnt,ar 3.3). Ini akan menyebabkan suatu pembebanan tarik men-
liQr.,AFE3 llltl:', t...[:.N|il..t .t;'4,.t,t6 r"10000 li0 i)
nIM[.NliION Ir .t ::i ]lD1) [F] I nrtri['li dadak yang lebih besar daripada pembebanan statik oleh massa tr{z pa-
ItlI$ lillUl'rOlll.ttlI l:nlJNr]l l'lillrrl.Ill ri rliI l]l:l:(Fl li 1;TIl:
CIRCI.JLAIll n:fAill.t[:.[it 4.),).toj 140fi00 1];0 i) da batang tersebut.
INT'I I !
i'14)l ' Al I UUfrfit. l. '1
[ l]::il.l..r l:il lil:.tili ( N./l'il"l^:,1 ) .' 1 tr (il [l["i' i'
1lT(ll r',1 l..Il.ll:' {]0

tr i\nY

Catatan progrom
(l) Data masukan dipakai untuk menghitung luas penampang-lintang
minimum yang diperlukan Al (baris 120).
(2) Dari Al, panjang sisi minimum D untuk penampang bujur sang-
kar ditentukan (baris 180) serta subrutin (baris 1000- ll70) diguna-
kan untuk memodifikasikan D terhadap ukuran terdekat yang diingin-
kan (tetapi lebih tinggi). Luas penampang sesungguhnya A untuk ukur-
an yang diinginkan ini kemudian dihitung (baris 200) dan keluaran yang

' Prosedur ini diulangi untuk sebuah penampang lingkaran padat (ba-
Gambar 3.3
28 Tegangan dan regangan langsung Contoh 3.4 Pembebanan mendadak 29

Dengan menyamakan kehilangan energi potensial beban dengan penam- RI,IN

bahan energi regangan anggota tersebut sewaktu ia mengembang me- EXSFOINT4 3"JUN-81 13145i46
nuju pemuaian maksimum 6, tunjukkanlah bahwa gaya tarikan mak- GRAUITIONAI IHF.AC'T LOAIIINI,i STRESSEIi ANTI !:J I iAIN!;
simum P diberikan oleh:
INFTIT:
r=wltrfffi)1 (3.12) ttASS tlF FAt.l-I1.,0 t^rr.IGHr'(N{i)
IROP HEIGHT (11)? 1
- 0 T0 $rOP,r $0

t, ilONULI'IJ I I.,ENG IH nIAirf: rt..R MAX 1;rh'F:ti$ f,rAx UlRAIN


(t\N,/t'lt{^?) (}1) ( i,l,,t-l? ) (N/Ml',l^:') (,\>
kalau perilaku tegangan-regangan dianggap elastik linear (rnodulus 1t {''l
.14 r. . :l: , 0905
at 1:; 1,i7 . 79f) 6. fJltg{3ti
Young E). ?r 81.1i{}4,1 4.079r1?i
Tuliskanlah sebuah program dengan masukan sesaat berupil mas- 1 10 5 1.7:! . Itu {i.611flet,
sa (kg) dan ketinggian jatuh (m), yang membangkitkan tegangan dan I LO 15 4(r.$?il1 ?..14r.I
,o t. .345$9
regangan maksimum pada anggota tersebut (dianggap perilaku elastik
r.oo 5 915.:ioti8 4 . tl?Ti1l,
linear) untuk semua kornbinasi berikut ? 100 15 l0,4{r98 .t|?4 4A?
100 ?'i I.733?9 ,4t]77
Modulus Young : 2,20 dan 200 kN/mm2 fo 1. 5 1305.O1J & ,ii?5111
Panjang anggota : 1,10 dan 100 m ?o 1 l:i 425.941 ?. t??71.
?o r 2s ::54 . 4(i 7,?7?4ii
Diameter anggota : 5,15 dan 25 mm
(penampang melingkar padat) ?0 10 :i 441.flt !.10905
20 lo 1A 13,7. ;a$ .6839A8
?o 10 1t5 $1,:in4:I .40 ]941
Hubungkanlah hasil-hasil tersebut terhadap perilaku beberapa ba-
20 100 5 171.58
han sesungguhnya dan catatlah pengaruh variasi parameter massa dan ?o too 1:'i 4J" 8111-r:l , :341 l.
?o 10$ ll5 :l* . ?1,"9 . :l :I46119
anggota.
t-r1f {rIfrt4 L,uu {}1 13:45:07 :00 ! l: 40311.6:i lt, (!1_$,I;t
?oo I l:i r.:l]-.:t: ,6il14:\7
1a f,r'Tilt .0rrAl.,IlTuNAL Itlr'A(t l..OAnIl.lc jirr.r[:51'][.!]; Atrrr {; I[{AINli' :DO , ?:j Ir01 ,'litl, .40054{:r
-^ r I III
i^ F,F,rflI to 5 l:IOli.O3
t,\ r'riIi.Jf ' llJf'lrf :' lloo 10 1.:i 4?1i.?4' . :11?9? 1
,-,r, r.ttlll .Nn1)s or rAt_t ING !r[.IoHT (tti) .o ttJ ljlr]r,.; ?oo to ,l ?71t4.:i
io Il,,t,l.tr h
.r0 It t1:'o ilil_.tj ?0 ?00 100 i'i 441 .!11 '
"'::.!/)o(l::i
ar0 'llllF' ?o() 1 o0 1:i o6t,r:i?0rl
?oo I o0 i:\ j.t I , tir) '1 :1 , .!4O 7q!'1"
t', Ll,l'fit'.r)1
1{,^ r'fiItlT 'Irf(OF Ill:IGHr (}'1)'i
i10 JtJr'rfr tl INr''lrrt
1:) ti-ll*1OO0 ilr11i1i fl[- [ritl IiJli l,Jl']IGtlI (l:(j) - O l{l 1,j[(rl'r i\
1i0 ff(lNI
r.i) r'ril,rt 'H0Jrllr-Ull f'r't..Ellolll"'trIAf,tETrli'r"MAX sT[it.I;ii"'hrtx lIlriIll' ,,"
f i4 tFLIilf '(t:ll./llil^])'r' (1"{)'r' (ht{'-il)'.' (il,'l'(t1-?)"' (;a)' '| ' '|',.i
150 t rlt( E1 =O IO :l :J:: ,"'
l:0 r.,,:)nOO*10^FI
184 r(i(t l.t o rrr :,
1?o | :l/)04110"1 I Catqtsn program
:aq fnt t) li r0 :,i, 5r[.F to
1'1 0 rt -.,i. 1 1 t.)atlt, tt./ 4
??t) I. ut/ I t1:{rli/1 t,,{HrA*E,/U,/L}) (l) Kehilangan energi potensial dari benda jatuh adalah W (h + D) yang
ttO t.t, ti.t t t./lti)O,L./ lO(!O ILt.F,/AI luoiF /A/t. sepadan dengan penambahan energi regangan dari anggota (yakni t/z
t40 NEXI Ll
?50 r'F:INl P6 di mana Padalah gaya maksimum yang diinduksikan pada anggota).
:1,0 NI Xl t..1
1,70 trFfINT Dari Persamaan (3.1), (3.2), da.n {3.3) dianggap perilaku elastik
:80 Nr:xr E1
:t?o Go Io 30 Iinear
F(t-AfrY
6 = PLIAE (3. r 3)
30 Tegangan dan regangan langsung Contoh 3.5 Perbandingan bahan 3l

jadi Petunjuk:
w(.h + PLIAE)= F LlUt (3.14)
(l) Bacalah data dari pernyataan DATA dengan memakai varia-
bel tersubskrip. Program tersebut kemudian mengandung suatu per-
Dengan menyelesaikan persamaan kuadratik ini dalarn P untuk akar nyataan sebagai berikut
positif, memberikan pernyataan yang diperlukan untuk P. Hal ini di-
perlihatkan pada baris 220" Jadi tegangan maksimum P/A dihitung
READ M$(r), R(r), E(r)
serta dicetak pada baris 230- di mana I adalah nomor bahan dengan pernyataan data yang se-
(2) Regangan maksimum 6/L : P/AE (3.15) suai untuk salah satu bahan tersebut.
Ini dihitung dan dicetak sebagai suatu persentase pada baris 230. DATA''STEEL'" 7800, 207
(3) Kalkulasi dilakukan dengan menggunakan satuan newton dan mi-
limeter. Data masukan segera diubah ke dalam satuan-satuan ini, dan (2) Gunakanlah bahan nomor I (baja) sebagai acuan dengan me-
diubah kembali ke dalam satuan semula untuk keluaran jika diperlu- nerapatkan ketebalannya menjadi satu. Kemudian hitunglah kete-
kan (baris 230). balan T(l) dari setiap bahan lainnya agar memberikan kekakuan
(4) Rentang harga untuk E, L, dan diameter D dibangkitkan secara tarikan yang sepadan.
otomatis oleh belitan DO. Perhatikanlah bahwa harga-harga E dan L Massa anggota dengan mernakai bahan nomor I harus juga di-
ditentukan secara tidak langsung (baris 170 dan 190). buat satu, sedangkan bahan lainnya memiliki harga massa yang re-
latif terhadap ini.
Contoh 3.5 Perbandingan bahan
l::.X,iIl.lINr5 .:J .il,ai til :l..ll:ri0i0
Sejumlah bahan dengan sifat-sifat tertentu untuk pembebanan jangka-
t.

pendek pada 20"C ditabulasikan seperti berikut. ..1

.1

Tipe Kerapoton Modulus E


(kgtm3) (kN/mmz)

Logam Baja 7800 20'7 I l'l I MA I [:]l-i.1 4,.. 1) t.l(]11l' AI I i:]{Jt.r'


Logam Aluminium (ailoy) 2ioo 7l
Logam Kuningan 8800 117
Kayu lunak Kayu 480 9
Flastik Polipropilin 900 1,4
Plastik Akrylic l180 3,1
Plastik Polikarbonat 1200
Plastik Plastik (PVC) padat r 390 3.4

Misalkan bahan-bahan ini dibuat menjadi anggota-anggota yang


panjangnya sama serta lebar penampang-lintang empat persegi pan- " I IIllll..fll.li1,i'
l.l f{l rl
jang yang sama, tetapi ketebalan yang berbeda untuk memberikannya ) .l tl )r.[.(:l ).'1., I| )
t.l(1i
kekakuan regangan yang sepadan. I ),,,,f.lrli { .1. )

Tuliskanlah sebuah program untuk membandingkan bahan-bahan


ini, dinyatakan dalam ketebalan relatif dan massanya. Sedikit modifi-
kasi terhadap program ini, terlihat pada Soal-soal (3.6) dan (5.8) yang tr[.]ATlill t1A1:;.:[ii

memberikan hasil lebih menarik.

t
32 Tegangan dan regangan langsung Contoh 3.5 Perbandingan bahan 33

3'lo t.r.rH t,,.1 lD N


1?O Hi I )..M( l. )*t( I )i{r( I ),/(n( 1 )*r( 1 ))
.rt,)(';'(I)::itt(I)
1:1f ri$(t',,',M{i(I)
.l:O
I ,iIlil"'- i :;i;.1,
ll[: X'l t 4 frlrill.r: Li(l(:,10':,
4:1O lt[.M RAr'l|\ LN {][il1[:[i (l[: I'tAcli ANtr rtlINI' AilrYt r{: 10. 101 :'
4.10 00iitjF Loro
4rji) {j0$utr ?000
'tr:O liI tJF ,; i'iri';illill ii,ilii
iiioo r,,r:m $urrltou'rrNt: r{l tsANti N uAl {l[s {]t'. z(I) IN rrglicr:Nt.rN$
l.olo ttEM uITH NAHIl] r4,r.(I) f,itlAFP[tr In HAICl'l ;l(I)
103O ttft'r uARIAIJl...[ flAH[]!:j Ae'F?'Ilt, Al..!i(:l t.!s[.I '.,Iiil' nI l ta'l[ 1,r,i)
1030 Ai ,,o
104O tr{)F I,.,1 Tn N'l t/l r:i[r'),
1050 lf 7(Il,::,,,r1(rl'1.) Ttll]l 1130
IO{rO A9 ",t
10/0 ti!'..'(I)
IOf:l0 Z(I)""2(I.tl )
Catatan progrsm
1O?0 7(I'l 1),'P9
,100 8$,,A$(I)
1110 A$(I)*'A$(It1) (l)Ruang yang disediakan untuk variabel tersubskrip harus dialokasi-
t1?O A9(Il1)""R$ kan dengan memakai pernyataan DIM (baris 150). Pada program di
I 1 30 l.tt..x r I
1 40 rr A9* l. l ttEN 1030 atas, telah diberikan ruangan untuk bahan sampai mencapai 30 buah.
1 I' $O RE'I URN
:OfiO REH TiI,'BftNI''TI.N[ TO FFINT COIIFAE:ISON OF HAl'fiRIAI.'S Pada beberapa komputer pernyataan DIM dapat berbentuk
]O10 Rt:a,t IN oRn[:f": OF FROr'ERTY Pi
;oliro FRrllr 150 DrM M$(N), R(N), E(N)
ltoilo tlliINT'MArrFIAt.' r'Rlllt.ATJuti' ilii
1to40 r0E r,,'1 Ifl N
:lOr;i) r,rilNr IiA$(I ) rZ(I ) yang membolehkan kebutuhan ruang dengan tepat dan diatur secara
?O6O NllXl' I
:.:o;ro l'liI tl t otomatik.
rO$0 ftI:I ljF:N
(2) Harga-harga ketebalan dan massa diberikan untuk bahan pertama
RF irlr]' (baris 250 dan 360) dan harga-harga relatif ditentukan untuk bahan
TII IN lainnya (baris 280 dan 390). Pergantian sederhana dua pernyataan DA
TA memungkinkan bahan lainnya selain baja digunakan sebagai ba-
han acuan.
f jt'(ll.tllli;
'
::l lllt, $1. 1.I:Ij1 ili; (3) Subrutin pada baris 1000 sampai 1150 dimasukkan karena bergu-
:] tE:tt:1ur;rrll i. [:tlrrlr!rll l]'NI M'riTf IIAl Ii na untuk mencetak perbandingan kenaikan ketebalan dan massa. Un-
l
tuk hal ini dilakukan salinan A$(I) untuk setiap nama bahan (baris 300
iltiIf:iiInt. Irt..t.!r:jt.Il' l.lnIrlI lrll
iI,i,.t1,,.l) { li;1. /tlH^ll
l'.

)
dan 410), tanpa kehilangan hubungan antara setiap bahan dan sifat-
atTl:.tlt
6t t.,til.Nl.!tM
;,f().)
-:r':/ri\
ilo
:1
-1
sifatnya. Subrutin akan menyusun urutan sifat-sifat bahan secara me-
I_]liAli:, Jrili)a) ll;' nalk Z(l). Karena itu, setiap ketebalan disalin ke dalam nama ini (ba-
':l['fitlr-]li 'i ll0
l!!.11. Yl!t{lf'"
,,rn rl 1,.q ris 290) yang kemudian di setiap massa (baris 400).
i,l:t:iYt ]t' ,-r.l
t',{')t. ytj,lrfilr.
11:]o
I tjl)a :,1 1
Untuk lebih mengerti tentang prosedur peringkatan (ranking) ter-
t:iTfilrr l!,'r; :1.;.rr\ sebut (baris 1000- 1150) ada baiknya kita bekerja melalui contoh se-
[1,]il['.'iil l.ilt It i!,,.ll f i.I ll']t t,i:?.:,i ( (lHt,AIilit0tt derhana yang berikut,
11,1II:IrT,:il lrl Illiul: Illfll,lll. 1'r misalnya dengan memakai 4 harga: Z(1) : 5, Z(2) : 3, Z(3) : 4,
darl Z(4) : 2.
I 1tilll I

" ril'rlr'1] i ;'j,'): i


I r1,i lli'lliJlLiii :r "i','1')
Rutin mencari melalui harga-harga Z, memeriksa setiap harga guna me-
/'r-irrl l
llIilIir l'rrf
",, i\l'lrrl I , I il lihat apakah ia lebih kecil daripada harga berikutnya (baris 1050) dan
' lll\'|.,ilrl, i:.-'"1" bila tidak, dua harga Z dipertukarkan (baris 1070 hingga i090) bagai-
a' t,|l\.1t,lll" II"ir',',;
mana naiia bairan yang bersestiaian (baris i 100 hingga 1130)" 'Tanda'

t
34 Tegangan dan regangan langsung Soal-soal 35

A9 dipakai untuk memeriksa apakah proses penyusunan telah selesai. semua kombinasi ukuran yang diinginkan sebagai berikui (mm)
Pada permulaan setiap carian diberi harga nol (baris 1030), dan diubah
lo, 12, 16,20,25, 30, 35, 40,45, 50, 55, 60, 65,70,75, 90,
menjadi 1, kalau diperlukan suatu pertukaran (baris 1060). Kalau ti-
90, 100
dak diperlukan pertukaran, selama carian lengkap, setiap harga Z dari
.A.9didjaga nol yang menandai bahwa sortir pengurutan telah selesai. Seperti pada Contoh 3.3, program memerlukan masukan sesaat be-
(4) Pemakaian subrutin untuk menyusun hasil-hasil tersebut kemudian rupa tegangan tarik maksimum yang diizinkan (N/mm2) dan beban te-
mencetaknya adalah berguna karena prosedur ini dipanggil dua kali. gangan tarik (kN). Keluaran haruslah mencakup luas penampang lin-
Panggilan ketiga dilakukan jika program diperluas dengan menyerta- tang minimum (mm2) serta dimensi untuk suatu pemilihan rentang
kan biaya bahan (Soal 3.6). ukuran empat persegi panjang yang diinginkan. Karena pemilihan suatu
Subrutin mencetak (baris 2000 - 2080) memakai variabel P$ seba- ukuran yang diinginkan memberikan beberapa kelewat-rancang, ke-
gai bagian suatu judul. Harga yang pantas (THICKNESS atau MASS) luaran harus mencakup luas setiap penampang ukuran yang diingin-
diberikan pada program utama (baris 260 dan 370). kan, tegangan kerjanya yang sesungguhnya, dan persentase kelewat-
rancang (yaitu di bawah pemakaian tegangan yang diizinkan).
SOAL.SOAL Petunjuk: Prosedur rancangan yang mungkin untuk pemilihan terse-
(3.1) Seringkali perlu untuk membuat konversi dari suatu satuan ke but adalah sebagai berikut.
satuan lainnya. Untuk tegangan (l) Bacalah N ( : I 8) data ukuran yang diinginkan ke dalam suatu
variabel subskrip D(I) di mana 1 berubah dari I sampai N. Kese-
1N/mm2 : 10,197 kg/cmz = 145,041b/in2 muanya ini menyatakan salah satu dari dimensi anggota.
Tulislah program untuk mengubah satuan-satuan ini dengan (2) Tetapkanlah 1 : 1.
(1) mencetak harga tegangan dalam kg/cmz dan lb/inz yang se- (3) RESTORE data tersebut dan baca kembali, kali ini untuk me-
nyatakan dimensi anggota lainnya B. Karena setiap anggota B di-
suai dengan masukan sesaat berupa tegangan dalam N/mm2, dan
(2) mentabulasikan harga-harga kg/cmz dan lblin2 yang sesuai ter- ba,:a, produk B x D(I) sepadan dengan luas ukuran yang diingin-
hadap harga N/mmz dari 0 sampai 200 N/mm2 dengan step atar kae. Bandingkanlah luas ini derigan luas minimum yang diperlu-
kenaikan tiap l0 N/mm2. kal (Al seperti pada Contoh 3.3).
JikaB \ D(I) adalah lebih kecil dariAl,luas ukuran yang di-
Soal ini memberikan cakupan tugas pemrograman yang lebih rna- ing,inkan tidaklah cukup besar, hingga bacalah data berikutnya se-
ju, yakni menulis suatu program 'percakapan interaktif' untuk meng- bailai B.
ubah suatu satuan kepada satuan lainnya atau kedua-duanya. Jika B x D(I) adalah lebih besar atau sama dengan A1, suatu
(3.2) Perluaslah program pada Contoh 3.1 sehingga program tersebut perrampang cocok yang diinginkan telah ditemukan dan dimensi-
dapat menentukan moclulus Young (E dalam kN/mm2) dari masukan ny;r, tegangan kerja sesungguhnya dan persentase kelewat rancang
tambahan sesaat berupa panjang (t dalam mm) dan pertambahan pan- ha.'us dicetak.
jang (x dalam mm). (4) Naikkan harga ldengan I dan ulangi langkah (3) untuk memi-
Periksalah program anda dengan memberikan E : 200 kN,/mm2 lil'r penampang cocok Iainnya yang diinginkan. Kesemuanya ini ti-
kalau P : 8 kN, A : 200 mm2, L : 50 mrn, dar,x : 0,01 mm. daklah perlu berbeda (misalnya 20 x 40 = 40 x 20).
(3.3) Ubahlah program pada Contoh 3.1 sehingga penampang lintang Kemudian penampang yang kelewat-rancang terkecil dapat di-
anggota dapat dinyatakan oleh diameternya (kalau lingkaran), panjang pilih secara manual. Prosedur yang digariskan di atas dapat diubah
serta lebarnya (kalau bujur sangkar atau empat persegi panjang), atau untuk memilih secara otomatik penampang dengan kelewat-rancang
secara langsung oleh luasnya (kalau dalam bentuk lainnya). terkecil. Tetapi, karena ketersediaannya (avoilobility) seringkali me-
(3.4) Tuliskanlah sebuah program untuk merancang anggota tegangan rupakan pertimbangan yang penting, suatu batasan terhadap satu
tarik penampang-lintang empat persegi panjang padat yang dipilih dari pilihan tidaklah selalu menguntungkan.

t
36 Tegangan dan regangan langsung Soal-soal 37

(3.5) Pandinglah suatu anggota yang menjalani pembebanan tarik gra- di mana M(I) adalah massa anggota yang dibuat dari bahan ldan C(I)
vitasi mendadak (lihat contoh 3.4 dan Gambar 3.3). Tuliskanlah se- adalah biaya per kilogram.
buah program untuk menentukan massa maksimum yang dapat dija- Modifikasi lainnya yang mungkin untuk program tersebut meliputi
tuhkan terhadap ujung anggota dari suatu ketinggian tertentu dan ke-
tinggian jatuh maksimum untuk sebuah massa tertentu.
(l) pertukaran data, sehingga suatu bahan selain baja merupakan
data untuk perbandingan (yakni bahan nomor 1),
Data yang berikut harus ditentukan oleh masukan sesaat
(2) penambahan data untuk bahan tambahan,
(l) panjang serta diameter anggota, (3) bahan-bahan pembanding yang dinyalakan oleh kekuatan ta-
(2) modulus Young untuk bahan anggota dan tegangan tarik mak- rik yang sepadan.
simumnya yang diizinkan,
(3.7) Ubahlah prograrn pada Contoh 3.3 agar supaya dapat merancang
(3) suatu ketinggian jatuh dari mana massa maksimum (yakni ka-
suatu anggota tarikan berdasarkan deformasi maksimum yang diizin-
pasitas beban anggota) akan dihitung,
kan. Untuk melakukan hal ini perlu ditentukan panjang anggota, pe-
(4) suatu harga massa, ketinggian jatuh maksimum yang akan
muaian maksimum yang diizinkan serta modulus Young untuk bahan
ditentukan.
yang digunakan.
(3.6) Perluaslah program perbandingan bahan dari contoh 3.5 dengan Modifikasi selanjutnya memberikan rancangan suatu anggota de-
memasukkan suatu perbandingan biaya bahan untuk kekakuan te- ngan menggunakan tegangan dan batas deformasi, rancangan diatur
gangan yang sepadan. oleh batas mana saja yang pertamakali dicapai.
yang berikut ini adalah biaya tipikal tahun l98l untuk bahan-bahan
(3.8) Tuliskanlah sebuah program untuk membangkitkan regangan
yarrg digunakan Pada Contoh 3.5. langsung untuk suatu rentang harga rasio Poisson. Gunakanlah prog-
ram tersebut untuk menunjukkan bahwa perbandingan Poisson tidak
dapat melebihi 0,5 untuk bahan isotropik.
Bioya (pence/kg)
Program hendaklah memerlukan masukan sesaat berupa modulus
Baja 40 Young dan tegangan langsung oyt oyt dan or. Untuk harga-harga ra-
Aluminium 170 sio Poisson, katakanlah dari 0 hingga 0,8 in dengan step 0,05, program
Kuningan 210 harus memakai Persamaan (3.4) untuk mentabulasikan harga-harga e*,
Kayu 50
60
e, dan e. (dalam regangan-mikro) serta persentase kenaikan volume
Polipropilin
t20 untuk satu satuan kubik.
Akrilik
Polikarbonat 215 Petunjuk:
Plastik (PVC) padat 65
(l) Untuk satu satuan kubik terdapat suatu kenaikan volume dari
Catut'an, Data biaya pada hakikatnya adalah lebih bervariasi Ihingga (l + e.t) x (l + er) x (1 + e.) bila ditekan.
dan kurang dipercaya dibandingkan data perilaku fisis dan (2) Jika mengalami tegangan tekan hidrostatik (o,:ou: o?< 0)
mekanis. volume sebuah benda harus berkurang.
(3.9) Selesaikarrlah Persamaan (3.8) dan (3.10) untuk menentukan te-
petunjuk: Jika biaya bahan untuk suatu anggota yang dibuat oleh ba-
gangan langsung pada batang gabungan sebagaimana terlihat pada
han I adalah P(1), maka biaya untuk anggota yang sepadan' dibuat Gambar 3.2 jika ia mengalami suatu petnbcbanan aksial serta per-
oleh bahan l diberikan oleh ubahan temperatur.
j'it,;rlia::l:'! ,,cltl'... i);."'-:lti" r i;J l.l,ii.'l rI. .r" lir'"": ,':l':' -.'
!'ilit .lltl\/ ('(l) .,, .] i. .,. j;.. ... '-;'.!t'.' '
/'il t - *;,..I i,u;t'l[,i,;.r'i:.-.1 -,.rr.,.'.- ,

,1.r(t).alt, termal dan (atau) aksial.

t
38 Tegangan dan regangan langsung
Bab 4
(3.10) Tuliskanlah sebuah program (serupa dengan Contoh 4.6) untuk
mencocokkan sebuah garis lurus terhadap data pemuaian beban eks-
perimental. Kemudian tentukanlah modulus Young (E). Perlu di-
Geseran dan torsi
nyatakan data yang berikut
(1) diameter benda-uji (mm),
(2) panjang pengukur (mm) terhadap mana pemuaian cliukur,
(3) jumlah pasangan data; yakni, jumlah tingkat pembebanan,
(4) tiap-tiap pasangan data, yakni beban (kN) dan pemuaian (mm)

Selain rnodulus Young, program hendaklah mengeluarkan parame- TEORI UTAMA


ter garis lurus lz (gradien) dan c (perpotongan) serta tabel harga-harga 4.1 Tegangan geser
eksperinlen pembebanan dan pemuaian, harga-harga pemuaian diper-
kirakan yang bersesuaian, serta kesalahan-kesalahannya. Tegangan geser adalah komponen tegangan yang sejajar terhadap bi-
dang tempat ia bekerja. Dengan memakai notasi seperti pada Gambar
(4.1) tegangan geser dapat didefinisikan sebagai

r:Q/A (41)

cli mana z menyatakan tegangan sesungguhnya (seragam) jika gaya Q


terdistribusi seragam meliputi luasan A, dan tegangan rata-rata jika
Q tidak terdistribusi seragam. Pada kasus yang terakhir ini te-
gangan geser sebenarnya pada sembarang titik dapat didelinisikan se-
bagai r.rsio batas 6Q/6A di mana 6,4 menyatakan luas elemerr kecil ba-
han, dalam hal mana tegangan dapat dianggap seragam.

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Untuk menjaga keseimbangan, setiap tegangan geser (r) disertai oleh


sebuah tegangan geser pelengkap (contplement) pada bidang yang te-
gak iurus seperti terlihat pada Cambar 4.2.

l9
40 Geseran dan Torsi Torsi poros melingkar 4l

4.2 Regangan geser E: 3K (1 - z) (4.6)


Regangan geser (7) adalah suatu ukuran tak berdimensi dari distorsi
sebuah elemen empat persegi panjang yang mengalami geseran' Un- 4.5 Torsi poros melingkar
tuk regangan yang kecil Fandanglah poros melingkar padat seperti pada Gambar 4.3 yang di-
^y:tan6=Q (4.2) pegang pada ujung tangan kiri dan mengalami suatu momen kopel 7
terhadap sumbu longitudinal (memanjang) pada ujung tangan kanan.
di mana O adalah sudut yang terlihat pada Gambar 4.2, dan <liukur
dalam radian.

4.3 Hubungan tegangan-regangan


Hubungan antara tegangan geser-regangan geser secara kualitatlf ada-
lah serupa dengan hubungan antara tegangan langsung-regangart lang-
sung sebagaimana dijelaskan pada Seksi 3.2. Dalam daerah elastik li-
near di mana Hukum Hooke dipatuhi, gradien kurva tegangan-r(:gang-
an geser adalah konstan dan disebut modulus geser (G, modulus keka-
kuan) di mana
G:r/t (4.3)
6 ,/7
-2
4.4 Hubungan antara konstanta-konstanta elastik
Jika perilaku bahan adalah elastik dan isotropik secara linear (perila-
ku yang tak bergantung kepada arah), hanya terdapat dua konstanta-
elastik independen (bebas). Gambar 4.3
Modulus geser (G) dihubungkan dengan modulus Young (t) serta
rasio Poisson (z) oleh persamaan
Dianggap bahwa
E: 2G (l + /) (4.4)
(l) puntiran adalah seragam sepanjang poros,
Kalau dua konstanta sembarang diketahui, yang ketiga dapat diper- (2) penampang lintang serta jari-jari rata pada suatu bidang,
oleh dari persamaan ini. (3) baik panjang I maupun diameter D tidak berubah,
Yang keempat, biasanya kurang lazim, konstanta elastik adalah mo- (4) bahan poros adalah homogen, isotropik dan mematuhi hukum
dulus bulk. Modulus ini menyatakan suatu tegangan volumetrik diba- Hooke.
gi oleh regangan volumetrik. Jadi
Analisis memerlukan pertimbangan keseimbangan, kompatibilitas,
dan hubungan tegangan-regangan, yakni semua 'perangkat' analisis
(4 s)
tegangan.
Kompatibilitas menghubungkan regangan geser pada suatu jarijari
cli rnetna P ad;,rlah (sama padi, sc-qnia arah) r terhadap sudut puntir 0 di sepanjang L poros tersebut. Keseimbangan
:irl:,,!',,.:",r; i: n, I i.' suatu tabung elemental berjari-jari r menghubungkan tegangan geser
' .:; rllr:rir r padajari-jari tersebut terhadap momen Tserta momen kedua polar
ir,i,:rt.l',r I' I :r l'.. i l'.

per!raillil.iiil luas "/. Jika hubungan tegangan-regangan pada Persarnaan (4.3)

t
Contoh 4.1 Rancangan katup pengirman bejana bertekanan 43
42 Geseran dan Torsi

rx4l'0 rN I I , :;-'.ItN- t,I l()::'l I J.'


disertakan, persamaan yang berikut ini dapat diturunkan to f hlNr '!.;tIt_LrIoil l), I til qil;l,l(t Ut:,$!it.l liAt E ty Vnt-Ut.lii
(4.7) :10 FRtNI
T/r:T/J:GO/L :.to FRINr
40 IIitNt 'INf',,ilt:'
pa-
Tegangan geser z berubah secara linear dengan r mendekati nol :i0 t hINI 'S|lt.AFt fill-rl lll;lll
z;!) iNtlll s
0F UALUI: llAIt ljttAt_ (N,/|1H-l). i

da pusat poros dan akan maksimum di iuarnya' ,70 r't\'tN I


ti{) , Nr't, r t''
'Rt(:ilitr([tr t't 0u.-ot,l t.R[ss|JRE. (N,/i,ttl-l). ;

Momen kedua polar tlari luas J diberikan oleh persamaan ?0 f tilNl


lO0 FlitNl "r'0St;IFt..t: IrIsll 'JAt Uf trla,|[NSt(lNlii.
rr 1l ,lO r'RlNl'lrlAdalt-R (htl)"'tlttCNNESS (|&.t).
f/'1- 1::0 f0R rr-:illi tt) l:;O lilt:t':,5
t= I
-Jo r=l-l (1.S) l30 I -Fttt/4/5
I 40 lrtiIN I Ir I
150 Nt Xr ll '
11,O fFilJl
1/O r'RIilt .lNI.l.lr 0{r(-r slot..r,+u[ vAt-t.,t-(t{} t;r'[c1f-y lrtA]rr-IfH),.
di mana d.4 adalah luas penampang lintang tabung elemental Yang ,,10 f'RINr'-UF, UAL|,r-(l(l Sl t(;t( Y ltlICi\NISS].i
,90 INr.Ur Z
berjari-jari r (M : Ztrr dr). :'C, IP ;.:,:,o rHr:N 2:.,o
:!lo !it0F.
Untuk Poros Padat berdiameter D ',,:(i lf 1:O Itlt-N :160

.I :rD/32 (4.e) 1',40 F r(l fi I'


:ll',() (;{t j0 160
I.it {lt tltit: Lr I ti I {tt\t.lt: st:;' i t, *tt / 4 / s i, MH.

(eksternal) D2
Untuk sebuah poros berongga dengan diameter luar :"'() r'RlD I'R[t?ilttitt IrtAHt lF.ri. ; 4*t;*t /t' i. t1t1.
:,fio ii{) I} il,o
dan diameter dalam (internal) D1 kl n lrY

, - ;(D.a -- Dro ) (4.10) RUN


32
EX4IOINT1 7-hAY-A? C9I4B:16
SELEI]IION OF F'RIISSIJRI VESSEL SAFETY VALVES
CONTOH PENGERJAAN
1 NPUT 3

Cotoh 4.1 Rancangan katup pengaman beiana bertekanan SHEAR STRENGTH OF VALVE HATERIAL (N,/I1I1^:)? 150
REQUIREI' ELOl.l-OUT f'RESSgRE (N,/tll't^2)? 5

Sebuah katup pengaman sederhana untuk bejana bertekanan adalah F0SSIELE ITISC vALUE I!1t'IENSIONSi
t,IAhETEF (HH) THICKNESS (hN)
sebuahpiringanmelingkarkecilyangclipasangdalamsuatulubangpada
jika te-
bejana yang akan mengalami geseran di sekeliling bulatannya :;o
7i
,4t6667
.6?5
yang
kanan internal mencapai beberapa harga blow-out atau letupan 100 .833333
t,04167
ditentukan sebelumnYa. 15q

Dengan menganggap keseimbangan suatu katup piringan demikian' 1}IPIJT O(TO STOP)
'+VE VALUE(TO SF'ECIFY TIIAI.IETER)
'
piringan, kekuat- -VE VALUE(TO SF,ECIFY THICKNESS)? ..3
turunkanlah hubungan untu.u diameter dan ketebalan ftEOUIREI' I'IAHETER 6O ilH
an gesernya, dan tekanan blow-out yang dibutuhkan' INPUT O(TO STOT,)T+UE VALUE(TO SFECIFY IIIA}lETER),
kekuat-
tirtist<anlatr sebuah program, untuk masukan sesaat berupa
.VE VALUE(TO SF'ECIFY THICIiNESS)? BO
piringan IIEAUIREI' THICT(NESS ,664667 nn
an geser dan tekanan blovv-oul, yang menentukan ketebalan INFUT O(10 STOF)'+UE UALUE(TO SF.ED1FY
yan! diperlukan untuk rentang diameter piringan sebesar 25' 50' 75' TIIAI{ETEFi)r
-VE VALUE(TO SFEClFY THICKNESS)? O
100, 125, dan 150 mm. STOP AT LINE 210
da-
Perluaslah program tersebut hingga ketebalan yang dibutuhkan REAIIY
pat diperoleh unt;k sembarang ketebalan yang telah ditentukan' dan
sebaliknya.
44 Geseran dan Torsi
Contoh 4.2 Analisis sambungan keling sederhana

Cqtaton program pelat,


(l) Misalkan piringan mempunyai diameter 4 ketebalan I dan kekuatan (c) or(b - At di mana oo adalah tegangan tarik maksimum
geser.s. Jika tekanan letupan adalah R suatu persamaan keseimbangan -vang diperbolehkan pada bahan pelat,
memberikan hubungan (d) ro2ht di mana r, adalah tegangan geser yang diperbo-
lehkan pada bahan pelat.
P.nd2 14 = s.ndt (4.11)
maka
t = pdl4s
(2) Perluasan program yang memungkinkan masing-masing harga dia-
r-
meter atau ketebalan dispesifikasikan mulai dari baris 170. Hal ini mem-
bolehkan ketebalan atau diameter yang akan dimasukkan (sebagai Z)
pada baris 190. Jika Z adalah positif, program akan menginterpretasi-
kannya sebagai diameter (baris 230) dan ketebalan yang bersangkutan
dihitung. lika Z adalah negatif, ia diinterpretasikan sebagai penspesi-
fikasian ketebalan piringan, dan Z yang negatif diubah menjadi posi-

h*
tif pada baris 260.

Contoh 4.2 Analisis sambungan kelingan sederhana


Sebuah sambungan kelingan sederhana (atau dilas) terlihat pada Gam-
bar 4.4. Distribusi tegangan di sekeliling sambungan demikian memang
rumit tetapi prosedur rancangan biasa menganggap tegangan itu ter- o- iii li
distribusi seragam. (Perilaku dari sambungan yang dikeling atau dilas --1,
akan dibahas lebih mendalam pada acuan halaman l5). Gambar 4.4
Sambungan tersebut akan gagal oleh
(1) geseran kelingan di antara pelat, Persentase efisiensi sambungan diberikan oleh
(2) tabrakan antara kelingan dan pelat,
(3) sobekan sebuah pelat sepanjang penampang XX, kapasitas beban terkecil
kapasitas beban pelat
x 100
atau, jika himpitan (overlap) antara kedua pelat tidak mencukupi oleh
(4) geseran sebuah pelat sepanjang garis-garis putus pada Cambar di mana kapasitas beban pelat sama dengan ooDl.
4.1.
Tuliskanlah sebuah program untuk menentukan kapasitas beban
Untuk sebuah sambungan dengan dimensi yang diberihan, kapasi- serta efisiensi sambungan kelingan sederhana, seperti terlihat pada
tas beban diatur oleh modus kegagalan ying paling kritis seperti di atas. Gambar 4.4 untuk ketiga modus kegagalan pertama sebagaimana di-
Karena itu kapasitas beban sekurang-kurangnya adalah sebutkan di atas. Program tOrsebut memberi kemungkinan perubahan
-.12
diarneter kelingan sedemikian hingga ukuran optimum untuk efisiensi
(al r, -i - di mana r. adalah tegangan geser maksimum sambungan maksimum dapat ditentukan.
yang diperbolehkan pada kelingan, Harga tegangan tipikal yang diizinkan adalah
(b) o,odt di mana o6 adalah tegangan (tabrakan) maksi-
mum yang diperbolehkan antara kelingan dan
rr : 75 N/mm2, ou : 180 N,/mrn2, op : 150 N,/mrn2
r
46 Geseran dan Torsi Contoh 4.3 Hubungan antara konstanta-konstanta elastik 47

Iix4P0INT? 15"..'UN-S1 10!:t9tSiO rr-AIE UIITTH (tIh)? 60


r l_ATE THIlthNESS (ill',')? 5
,.O F'tiINI 't.OAIl CAFACI rY Al.llr Orrl IilUH ltMT tiIZt: f:0( SIfrIrl.E JtlrNr.
:IO F'FINT IiMT IrlAhE.lER (f111) - 0 IO SrOF'r -uE I0 CHANGE F.LATE tIIt{ENSION$" :2.5
.30 T.R I NI I [)AII CAF'ACIl IES:
40 r'f(INf 'INfrUIl' Ii.lUET Sr{EAh; -59.8196 t\N TtsFICIENCY 66,?/,iA 7
llo FRINrHAX Alt-altrAtrLf IiHE.AR $rRL!t$ IN RMII (N,/|ti.'l-?)'; :IO.:I5 I\N
I'I..ATE, CFIJSH: TT:TICIF.NCY 41 I
/}O INT.UI R1 I'I.ATE TEAR; ?8. 1 35 NN EFFlCIENCY
70 FRrNr .irAx Al-LoutArILI t[.Nsrl_[ 5TrEs5 IN r.LATE (N/f',rfi^:t)'i
8O INFIjI F'1 lilvET IrIAht'rER (hH) - 0 lO 5T0Pr -VE lll titiANtiE FLATE IrI|TENSIONS" ?5
90 PRtNr '|,tAX ALt-Ot'Arrt_E ltr[.ArirNli F'RES5lJRt,. ilN Ft..A.lf (N,/]1]1-2)'t I []AII CAF'ACITlES:
, OO INF'T'T E1 IiIVET SHEAIi: .3d.t]14.J NN ET:FICIENCY 81,8Oe6 Z
1IO F.RINT I LAIE CKI,SH: ?:).5 tiN LTF)CITN{;Y
1?O r'RINI 'r'L.AI[: LlIIrfti (tiH)'i F.LAIE IT.AK: :6,:5 I\N IFTICiENCY 58.t333 Z
I I NF't.r I Lt
30
I40 F,FINT 'f.LATE 'I}IIUNNT:[is (}tH)'i FiIUET IIAilETLR (I4I1) . T) TO 5T0F'I -VE 1O CHANGE F'LATE IIIhI NSIONTJ'i O
150 INF.IIT I
160 r1=r 1*FtT STOF. A1 LINE ?20
1 .ro r''R I |,il
Itto f'RtNl 'klV{ l lrlAH[. lt:.N (ltll) o ll) l;lOl . vti Il) CllhNlit: ]:l.AIt l,ltl[Nl:iIt]Nli', REA Tt Y
,, ?O I NFUI TI
?0o IF niO rHEN llO
? 1O I F Ir i. O TIIEN 2.rO
??o sTor'
33O FRINI .I,,{JAI,I CAI'ACI TI[!ii. Catotc,n program
:l4O R2=Rl l:1. 1 4 1 49 *l.t*11/ 4
:l5O FRINI 'RIUI:l fill[nRl';R:l/:l.OOoilNN"'[rf I{.:1t]Nt,.f
it60 ti2=t(l ttrt I
ilOOlR:l/r1r'),' (l) Kapasitas pembebanan pelat'(Fl) dihitung pada baris 160.
270 PRrNilFr-Alt- CRt'LiHl'iir:r./lOOOi'r\N"'tiFFI{.:IINCY'ilOO*l:],/F1i'2'. (2) Masukan untuk diameter kelingan memungkinkan program terhenti
?OO F2=Flt(Ir-tr)t]
:,'9O FRINilF[.ATI: 'rtAAl')f'?/lOO<tt 'i\N"'Ef FIClINCY'i100*t]ll,/l 1i'Z' atau Cimensi pelat diubah (baris 190 sampai 210).
-100 G0 Tr'l I 70

t([ AI.Y Contoh 4.3 Hubungan antara konstanta-konstanta elastik


F IJN
Untuk sebuah bahan isotropis elastik linear konstanta-konstanta elas-
EX4POINT? 15*Jt.'N-fJl 10::r0i59 tik mc,dulus Young(^E'), modulus geser (G), dan rasio Poisson (v), di-

LOAD CAf ACIIY ANII l)r'lIHLlH tilVtil Li.t/I:. lrllri SIHl-'l t: ..,OlNl hubungkan oleh persamaan
E=2G(1+v)
INF.UT 3

}IAX AI.LOGIABLE SHEAR STREIiS IN RIV(:T <N/t{d^:I)'? 7:i


lrAx At..t-0t,Attl.E IEN$It.E !irftE!iI; IN t.t.AIt: (N/HM^:1)',l 1:iO Dengan jalan mendiferensiasikan persamaan ini, ada kemungkinan
IIAX ALLOIJAI{LE EEAFINtJ IIFE$!;I'RI T}N f!L,AI'E (N/}I11^:iI)? lItO
untuk menghubungkan kesalahan maksimum dalam rnenentukan
FLAIE t,JITITH (I,II,I)? 50 konstz.nta-konstanta. Jadi
PLATE THICKNESS (HH)? 5

RIVET IIIAI,EiER
IIaSI
l-.0Atr cA[.ACI
(I'H) - o 70 sIoF, -uE tft cilaN(;F, t.tAIE IrtlttNtil(JN:i? 2o cl,['= ](l +v)dc +2cdv
RIVET !iHEARI ?3.56I2 hN [.I:r ICIt N{]Y 6?.8fgft z
t,LArE CRUSHI lt| Et TIDIENIJY 4fI Z
r.LAlE TEAR! 2?.5
t\N
NN EFFICIf-N(jY 60 Z
dari nlana
RIVET NIA}'ETER
LOATI CAf'ACITIES'
(t't" - O 1 () s roF, -vr- r0 cHAN(;f: r.r AIE II]ttiNliI{)Nri? ?5 dJ: 2(l +u) uu
,^ T.2G d'''
RIvET SfiEnR! 36.S1.43
rt-ATE CFUSH! t?,5 KN
hN ETFICIENCY 99,1711,
ETTICIENCY 60 Z
Z EtJE -
FLATE TEAF' T8.75 KN €,:]:ICIENI:Y:]O Z
dan
FIVEI NIAHETES (T'}I). O Ta, sr0r' -vr: IO CI|ANGF r.r_AII ITIttFNSI0N!:;" ?3.5
LOAN CAT,AC'IIESI
RMt SII:ARi ?9,9196 hN trrlct[N(]Y 79,\le 7.
dE _2(1 + u) - dG 2Cu d,v
G._+
F.LAIE CRUSHI 20.25 hN
r'LAIE TEAR! 20.6?5 hN
EFFICIENCY
ET'FICIENCY
54 Z
55 Z
EIi CED
RMT Irl,lHETER (fiHt - o I{r sr (JF., -uE 10 IiHAN(iE F.t A t.[ I'lHCNStoNt;" -l atau
48 Ceseran dan Torsi
Contoh 4.3 Hubungan antara konstanta-konstanta elastik

dE_dGt.-- v du
{4.12)
EX4F0rNr3 15-JUN-A1 10341i18
E G l+u v ELASTIC CON!iTANT CONUERSION ANN ERROR ANAI-YSIS

YOIJNG'S I.IOI|ULUS (E) (G) ANN T'OITiSON'5 T(ATIO (U)


Jadi kalau E diturunkan dari G dan y maka kesalahan maksimum ' SHEAR MO!IUI.,,I"JIJ
ARE RELATETI FOR AN IIiOTROF'IC I,.INEARLY EL,A$TIC },tAIERIAL
E (namakanlah dE/E) dapat ditentukan dari kesalahan maksimum pada IHIS F'RO6RAt,I FINIIS THE THIRII CONS.lANT ANN I.TTJ ilAXII'lUM ET{ROR
FROM UAT-UES DF THE OTHEII 1t,IO CONSIANTS ANtI THE.IR HAXII.IUI',I ERRORS
konstanta-konstanta lainnya (dG/G dan dv/v).
NOl'E I INFUT ZERO FOR THt" I]I{I\NOI,JN CONS TANl
Tuliskanlah sebuah program untuk menentukan konstanta ketiga
INPUI YOUNG'S MOITLILU$ F (t\N./Ll'1-2) ? ?Olj
dan kesalahan maksimumnya dari kedua harga konstanta lainnl's sg1- I{AXII'IUM ERROR IN E (7,''? 5
ta kesalahan maksimumnya. INPUI SHEAfi HONULUS G (NN,/MM^?) ? O
INF'UT PT]ISSON'S RATIO I' ?,:J
MAXIT'rUt{ ERR{lti IN tJ {7) 7 LO

EX4FOINTf, 15-.rUN-81 10:40|20 SHEAR f,l0trULUS 78,8462 NN/t'tl,l^? ttAXIHUf.l [.RROR 7.i5O769 Z

1O PRIN'T'Et.A51'IC CONI;IANT CI'I{VEJKSION ANl] ERKOR AI{ALYSIS' NOTE: INPUT ZERO FOR THE UNI\NOI,'N CilN$ AN]'
fO PRIN T
30 FRINT I NPUT YOUNG 'S l.lotruLult E ( KN./Ml'l^? ) ? :lo5;
40 PRIN .YOUNG,S IIOT'UL,US (E), SHEAR IIOIiULUS; (6) ANII F.OISSON,S T(AI.IO (U) . MAXIMU}{ F-RROR IN E <Z''I 7
50 FRINT 'ARE RELAIEN TOK AN ISOTftOF.IC LINTARLY ELASTIC IlATERIAI..' INFUT SHEAR I{ONULUli G (KN/Mt,I'2) ? {}O
60 FRINT'THIS FROGIiAiI FINT'S TIIE THIRII CONSIANT ANII ITS HAXII{UH ERROF:' t,tAxr.tul.l ERR0R rN t; (7) 'l I
70 f.RINT 'FRO}I VALUES OF IHE OTHER TI.JO CONSTANTS ANTI IHEIF HAXIIIUT'I EI{RORS' INF.UT PT]ISSIJN'S RATIO I"I O
80 F.RINT
"
90 fiRINI 'NOTE: INFUT ZERO FOR THE UNTiNOI{'N CONSTANT' P0rss0N,s RATr0 .281?5 MAXll.lr.lH IRROR 9.11111 Z
1OO FRINT
110 FRINT'INFUT YOUN6'S tlOt'ULUS E (tiN,/l'il.r^2) 'i NO Tf I INFUT ZT RO F'OR 'I.I,IE IjNI\NI]I,N I]ONS IAN I
1?O II{FUT E
130 IF E=O .I HEN 160 INPUT S
HOIIULL]S
YOUNG, ) ,i O
t: ( KN,/MM^:]
140 PRINT' flAXIt{Utl ERITOR IN E (2, 'i INF.L'T $HEAR MOIIULIJS G ( KN,/MI,I^I1) ? BO
,,50 INPUT EI MAxII'llJl4 f:lltsUR IN ti (7.>',1 ?-
160 FRt.NI 'INfiUt SHE.At',t M{lt!I.'t,Uti G fl\N./tlH^:t) 'i INF.I'T F.OISSON'S RA TIO U 'i ..J
, 70 I NT.I.J I' G hAxrxt-lM FRRoR tN ll iz)'?:i
180 Ir:G=O IHEN:!lO
190 PnINr ' |rAXrHrJt{ [ri[0R lri (; (z] 'i youNti's il0trl.,r..r.,s :lot) r\N,/Mll^? l-tAxIMt,l.l [RR0R ,].ltiJtlr il
:loo INf't,I {it 'I
lll0 IRINI 'INF'Ur F0lr:ili0N'{:i liArI0 l,'i NOl E I INF'I'I ZH RO T:OR HF- UNNNOI,'N OTIN$1 ANI
:r?o r NE ul U
?30 Ir' r,.,0 r H[N ?60 INPt.'t Y0UNt;',S n0trr.il..t.,$ E. ( NN./f,ll,1^:il )
"
140 riRrNT , HAXlHr.ttl t.Rti0f( l.N il (z) 'i
15O I NF.U I I,' 1 !iTI]F. AI L,INT] 1?O
160 FririlI
::70 IF [=0't]lt,.N 3:.io RE AI.IY
280 Ir (i=0 THt N .i/,o
?9O IF L,=O IHEN 4OO
JOO FRINrYolJ r.rAU[ [ir',ICIr; IEMt"t. I]rK[[ {.i0N{irANri! '
3to Go To 80 Catotqn progrqm
320 E=2*ril ( 1 l'U )
330 t.1=tJ1tt,,/( I IlJ) lG1
340 r'RINt 'YUIJN6',S HOIrtJt"US';[';'NN,/]1],1^? ttAXrHt']1 t:I{Ii{ltt';t 1i'2'i (l) Program menginterpretasikan sebuah harga masukan nol dari sem-
J50 G0 ro 80
:160 G-,E./11,/(1tU! barang konstanta, sebagaimana ditunjukkan bahwa konstanta-
370 G,.=E1+U1*l/<1+U,
380 r'RINI 'SiltAIi H0t1t'LUli',;Gi'l\N./ttl1":l tlAXIHljt'l LFiFOti';t;1i'Z'
konstanta tersebut tidak diketahui (baris 130, 180, dan 230).
390 GO TO 00 (2) Baris 300 dicapai jika ketiga konstanta dinyatakan. Kemudian sua-
4oO ll=E /:t /L\-1
410 l,l =f:,/(E-?lG)*(t:1 ltll ) tu pesan peringatan dicetak dan data harus dimasukkan lagi (secara
4:O f RINt 'r'tj1SSUN',5 RAtIS';lli' tlAXlHtJll t [ir({lR'il,l;'z'
430 Ga, IO BO betul!) Tetapi terdapat suatu cacat dalam program sebagaimana ditu-
REAIIY
lis di atas. Ada kemungkinan untuk memasukkan nol pada kedua kons-
tanta, dengan cara demikian mengklasifikasikannya sebagai yang tak-
RI IN diketahui dan menimbulkan suatu ramalan kesalahan dari konstanta
yang ketiga. Flal itu merupakan suatu latihan yang berguna untuk
50 Geseran dan Torsi Contoh 4.4 Rancangan poros melingkar

mengubah program tersebut hingga perlu menyatakan harga-harga yang 1.60 INTUT $
170 (i=G*lOOO
bukan-nol untuk kedua konstanta tersebut. 180 F'RINT
(3) Jika .E dan v dinyatakan, kesalahan maksimum pada G (Gl pada j90 rit,.t, IrIAi,lL.l[.fi lr1 F{]R hAX $ltiE.$[i Ntll l0 trF] ExriE.tl.Ire. D
-l0O lil=( 1.6*-l/i,14l.til,u Ii)^( ltr'.1)
baris 370) diberikan oleh persamaan :,:to f(t:14 trIAl'1E.lfR Ir::' l:0F i\IAX Itr.tIiI N0T l0 FE: EXCE[.Ltf:n
;, ?O \1!."= I 3:1., t / ( $lA*.1. 1 4 1 :i$' ) ) ^ ( 1 / 4 >

:t30 IF I11 :,tr:t IHt.N iil.lo


dcdfvdv
.._+- (4.13)
:,40 S-1.!r( f ./:1. 14 1 Ij9,/Irl;l^:l
1l5O frtilNl 'lJF-tL.E.Cl l.0N ( Il,JIs;'l ) l...IHIIItj Itf;SiIliNl'
-= E l+v -v
G ill,O [rR I NT' HAX IMUI'1 STRIl]ili' i !l i' N,/]11'1^::l'
:l7o PRINI.'R[{1t,]R[.II $HAFl IILAM[.][:11' ;I]:ili "l4H'
:t8o Go ru.30
dan jika,E dan G dispesi.fikasikan, kesalahan pada v (Ul pada baris :190 A.=:l?rl./ ( (ixI'1"4x.1. rl.4l :i9
300 F'RlNrsrR[$ti t..1Ml IEn lrEtil.tiNi'
)

410) diberikan oleh persamaan 310 FRtNI 'MAXIHIJH rL'Itil F':L.R H[IriI Lf;.N0lH'iA*1000*Il]o/3.141Ii9;'trEG'
3;,!O F.R.I NT 'REOUIREN $HAF'I IIIAMIlIiR'it'1i'11M"
:130 Gu l0 :30
du E /df dG\ (4.14) RL'ANY
u (E-2G)\E Gl RIJN

E.X4f!0ra.jl4 15--,1.1N"81. 1..tli!7 |4:i


Untuk semua kasus pada persamaan di atas kesalahan-kesalahan
TJIE.S I6N I]F 5{]I.., I TJ C I RCI,It.,AR SHATl ii
dinyatakan sebagai Persentase.
1.NFIJtI
l:lIr TORIIIJE (NNH) - O r0 SiTOF"i 40
AF'F'I
Contoh 4.4 Rancangan poros melingkar HAX At I UU,Altt F $t{E AR {i IR[.$fi ( N,/tlM^? )'l :;3j
MAX Al.-t.Ot,,ABt-E. ltJIsiI rIR ME.l.RI t..tiNt.iTH (n[0./11)" I
Tuliskanlah sebuah program untuk merancang (yakni untuk menentu- sHF_AR t10rrl.,t..l-,5 G ( l\N/HM^:,1 )',i BO

kan diameter dari) sebuah poros rnelingkar padat untuk menahan se- STFiE:SS L,IMI IfI T.IE:5IIiN I
l',tAxItil"lii TtJIST FE.r,i h[:.lRE. L..l.NG1H ,i'O9.1.77 l.tF'.l)
buah nromen yang telah ditentukan. Sebagai tambahan untuk menya- E[nuIRt.fi $l{Af I I'1At'lETE.fl 1.ii4. /2:5 l'1ll

takan momen yang dipakai (dalam kNm), harus ada masukan sesaat I NF'U1 :
berupa tekanan geser maksimum yang diizinkan (N/mm2) dan sudut AF Fl..It:lr l ORnt,t: ( l\N]1) - O I[] Si rOIrl" 4O
I'lAX AL t 0UAItt..I tiltt AR {:i rti[.$ili ( N./l,ll',|"::l )'i :.iii
puntir maksimum yang diizinkan per meter-panjang (o/m)' Modulus i'lAX ALL{lr,lAl1r..ri. lt15r
tiHf.AR |,0IrUl..l.J$ 6 (
Ft:.rr hf:.1R[. t.EN{]lll (Iit.L]./M]'i' .lj
NN./i''lM^:l )'i tlO
geser bahan (G dalam kN/mm2) harus juga dinyatakan'
rrF:F',tEUII0N ( TLIIST) t.IHII[.Ir lit.til.0Nl
Program itu haruslah rnenentukan apakah rancangan dibatasi te- MAXIT'1r'il sTRE.!:rI; 54.lil:i4 / N/l4t'1^2
f(E(II,]IRT TI :;HAF'I' II]AilE TFF I5:I.4:I9
gangan atau defleksi (lendutan), dan kemudian tentukanlah diameter MM

poros yang diperlukan. Program harus juga mencetak harga'tak di- I Ntlr-lr i
AF'Fjt...ttI' 1{.}Ftll.,E. (t\NH) - 010 si10[t" 40
batasi' dari tegangan geser maksimum atau puntiran per meter pan- ilAx AtL 0t,At!1..[ $i-rIArt 1]lti[1i!i (N/t1l'1-'-l)'i lli:i
i{AX At.t OtJAIrl...E ltJr$il f'f.R il[:IRtl t..ENOlH (lltiG,/H)'f .;i
jang pada poros yang dirancang' $H[.Ali ]rfJnUl..t.l!l G ( liN./MM^:? )'i' 8O

rrEFt EUI ION (TLJr{,iI ) t. IMIIf.l ['f:.$]{iN,


tix4F0IN I4 MAx1 |ltll'l S.I Rr::5S 7, il{}{:}7 N,/ lil'i ^ :l
.'.1

REtll.,IFrlr $HArI l.IAMHr[:ti 195.44r Mil


lo rritNl 'lrt:SIliN (!t' t;(.)l-.IIi (:lti(.ll,l-.Afl S;llAFItl'
:,O F.RIN'I INF,I.]T:
.'O F.RINT rIPPI ITlII IORT]I]E (NNI''I) () I it li I0F'i o
40 tIitNI 'INr'Ul:'
:,o I lilt{l 'Al l.l ll lr rr)ri{lur (l\NH) O ll, l;ll)l''; SIf]P A1 L,IN[]: BO
/,o INFt'l I
70 IF T,}O IHEN 90 RE ANY
00 sT0F'
9O Iilll.0OOOoEl06
100 T.RINI 'trAX At.t..0t At]t.t; IiHE.AIt $IR[$S (N/ttH^!)' i
1lo INFl|r',S
I?O F,RINI 'HAX ALLOI.JAII,,I rirl$r IrEri hlilfr[. t.tNGlH (tr[(i,/h)'i Cataton progrom
,:IO INF.I'I A
140 A =Ar(3. 141:i9,/180,/1OOO
1:i0 r'RINI 'tiHEAF( H0nltt lJ$ (i (l\il,/hH^?). i (l) Data dimasukkan dalam satuan yang paling menguntungkan. Data

)
7

52 Geseran dan Torsi Contoh 4.5 Rancangan poros melingkar memakai ukuran diinginkan 53

tersebut segera akan diubah menjadi satuan newton, milimeter, dan ra- E):4f'()INI:, 15-.Jlitl".8t 10:1{,:iJ
dians (baris 90, 140, 170). Kemudian perhitungan dilakukan dalam lo f t\'1Nr '![1;j.6N i)r :ii.]t. ilt C.t.l(i.;l.rt Ari liHArIs uajnlG t-Fi[rr,riRlIi $I.z[.1];.
:]O F,RINI
satuan-satuan dasar ini secara konsisten. 30 F,RINI
40 r'kINr .INr,r-.rt:.
(2) Prosedur rancangan menggunakan Persamaan (4.7) dan (4.9). '.i0 fiiINI 'AFl-'t-1[tr r0ritll]l: (NNM) 0 Ii] SILIF'i
crO INI'IJI T
Jika rancangan telah ditentukan oleh tegangan geser maksimum 70 It: t..'o IHr:N ./o
diizinkan yang dapat menahan bahan poros, maka 80 !) rfrrl
90 t=l x, . OOOO0I.1 06
100 frRlNl 'h4xlht.,h Ai t.ouAlrl. l :;t1t.iiJi ::il1-:ifit; (N./hh^11)"i
i,.,.,rr/r,nr_* = f I J = 327 I nDa .4.1s) L 10 IN['UT S
1:.10 FAINI 'r,lAxJhl,h Arl.llr,rAi(1.1. IUI:ri |t:t.: rr lfit IIN6itt (,tit;/Fr.i
1:rl0 .tNl- tl f A
1 4(\ A:.4*.rt. 4 1 :,') 1 1.1)l),/ 1 O\t(|
di mana r,,ru, adalah tegangan geser (S) maksimum yang diizinkan dan 1

lio FtilNI ':illf/rl( nulrlll.ill; ij rril,,hra'::t).;


r-u* adalah D/2 karena tegangan maksimum terjadi di luar poros. t60 lNt't,l tr
Jika rancangan ditentukan oleh sudut puntir (per-meter parrjang) l70 G.ti*,O00
,BO T'RINI
yang diizinkan untuk menahan poros tersebut maka 190 IiiEt't frtnH[lffr 11l tOti HAX rjlF.t..:;,i N(]f I(, f'E t: X(;[tIrFrr
;.loo tr l :: ( I 6* I / .1 , 14 139 / g r " t t ,/ .1 t
illO tr:,lr I
(4.16) 2?O t;()St'k r.ooo
G0 lL = TIJ = 32TlrDa ?f,o tr l :: rr
?40 Et,il IitAilEItri tr:t f:0R tlAx tr.,l5t N(.ll Tt, trE IxtiEtrrrrr
di mana 0 adalah sudut maksimum puntiran yang diizinkan (dalam ra- l5O tl?-( J:l I / (G*A*:J. I 4 1.:j9 r r " ( I / 4 )
?6O fr=Iif
dian) sepanjang L. ilTO 6U!;t,tr lOOO
?80 Ir2-ll
(3) Program pertama-tama menentukan diameter yang dibutuhkan de- :190 II I'l.r I':t n,rt N J-10
300 n,-lr:l
ngan menganggap rancangan dibatasi tegangan (stress limited) (Dl pada 310 FRINI 'trEft,f-Ctt()N (tt,l!tt) t. Iiyltttr ITTSION:.
baris 200). Kemudian hal itu menentukan diameter yang diperlukan 320 60 r0 t50
330 lr=t[
dengan anggapan bahwa rancangan dibatasi oleh puntiran maksimum 340 I RINI '!itkEslj Ltl.lI lt,tr rrHtiltjN:'
:l5O A-3ftl,/ (ti*tr-48.t. 141 5(/ )
yang iiizinkan (D2 pada baris 220). Rancangan ditentukan sekurang- 360 5=16* L/.1, I 4 1:''9 / lt^.\
370 FkINilHAXtHI,,H r!'t5r r.Fri HF ilif. I [N(int.iA*1000*ttto/.].14t:;,/i,t!Eri.
kurangnya oleh harga-harga ini (baris 230). :lBo T,RINI .tlAXtflt,H titRt-51.i.;lii ;.t,I./t1h .:.
:J9O FRINilRL{IUIRFtr SHAI r trtAHE.rEIi (f,Rt:rERkFIr fiIlt )";tr;,trft,
(4) Jika rancangan dibatasi oleh defleksi (puntiran), diameter yang di- 400 Go r0 30
butuhkan adalah D2. Kemudian ditentukan tegangan geser maksimum looo FF-i1 StLECTION t't f FiErtRREtr SiIZF$ - SOUAF(t,0r( (:lt({.irJtAti 5t(: rlarNl.;
lolo FEh ilotrIFIEs VALUT OF UAAIAT'Lr Ir r0 A ,r,Rt,rtI(Rt tr, l;t./r:
pada poros berdiameter tersebut (baris 240). Prosedur yang serupa te- i.ofo RLtt t,st-s vARIAt'LE NAtrEIi LN9,tr./,tr
,O3O REH ,RESIORES, TIATA }'FFIIRE RF,TL,RNIN(i I(, hAIN r.TiT,IjkAH
tapi terbalik, digunakan kalau rancangan tersebut dibatasi tegangan 1040 t'AlA 43r1t1,2tt,6rLlr2.5r-trar5.6rBrtO,t1trl6r:t0rf5,Jo,.I:,,40i41;r:,o
lOSO ftATA 55 r 60, 63, 7 A, 75 r BO r 9o, t OO r 1 lO, t ?O r 1 3O r 1 4O r 1.,o, l6O r l To t l !l\i
(baris 290 sampai 330). lO6O t'AIA l9Ot?Oo,72Ot?4O'260,?AO,JOO
1070 R€Afr N9
lOBO FoR I=1 Tt) Nq
1090 tsFAIr n9
lloo Ir: tr,,"Ir9 ',tHt_N 11rro
Contoh 4.5 Rancangan poros melingkar memakai ukuran yang 1I1O NEXI T
1 t 30 lk l Nl 't' t ilt Nfi il)N .tr l ti .tOO 0ti I Atit;t.l{ .
diinginkan IIJO F'RINI 'TIII5 StIfIR('IJI }NtJ CANNIII I.ROUIIIF. A I,RfrIRRETI SIZE.
lt40 G0 T0 ,160
Tulislah sebuah program untuk merancang sebuah poros melingkar pa- l lSO tr-lr9
I I 60 RrS r0RE
dat untuk menahan sebuah momen yang telah ditentukan dengan me- 117O RF]I'RN
makai ukuran yang diinginkan untuk diameter poros yang dirinci pa- RE AI'Y
da Contoh 3.3.
Spesifikasi data yang perlu diberikan pada Contoh 4.4. Program RI'N

harus mengeluarkan harga tegangan geser maksimum sebenarni'a dan


puntiran per mcter-panjang, baik rancangan itu dibatasi tegangan mau-
pun defieksi (lendutan).
7

54 Geseran dan Torsi Contoh 4.6 Analisis kuadrat terkecil data momen-pur{tiran 55

EX4P0INT5 15-.ltJN-i:t1 10i17:55 kasikan oleh data masukan. Setelah program menentukan apakah ran-
ITESI6N OF SOL-ltr CItt(:trl.AK SHAf:IS tjSINt.j FRE:fEF:RtiI' SIZIg; cangan dibatasi tegangan atau puntiran (baris 290), program itu akan
menetapkan ukuran diameter yang diinginkan menjadi D (baris 300
INt- t,T i
1f Ir 1 ORtllJE ( hNf,l ) - O I tJ Sl Or"i' .q0
AF F'l- atau 330) serta menghitung harga sebenarnya dari puntiran per meter-
fiAXlHUh At r,0tJAFL.r. :it][.AR STtiESli (N/ilH":,:)-f
nAXtrluh Ar L_I)IJAFL.E TUISI I EFi 11L.tfit. t-tN6tH |\t1.1\/tl,'? |
panjang (baris 350) dan tegangan geser maksimum (baris 360).
SltE AR hOIrllr uS G |\N,/flh^f ) ? $0

SIRET;S I IIlI IIT' IIEt;lTJN: Contoh 4.6 Analisis kuadrat terkecil data momen-puntir
nAXIilUil tUlr:i1 r.tjf{ HI It(t_ tt_N{iIH ,44:,:.)6 ItLt)
SrrXIHtJH :ilfiF!;S 49.,'.:\1, N/iltl'"]
6rEotjIfil I' SltAt:t IrlArlt: rf:h (FI(t rFf([it:tr sitlF) lLO nn
Untuk pencocokan garis lurus terbaik melalui sekumpulan data ekspe-
, Nl't.r r :
rimen, prinsip kuadrat terkecil dapat dipergunakan. Prinsip ini me-
,rFf l li li lilt(Ql,t.. (l\Nlt) - O I(] 1;l{ll'1' 40 ngatakan bahwa pencocokan terbaik adalah pencocokan di mana jum-
hrrr th0t nl t tllJAFrl t :iHf r,fi liIlit.Si!) (lllhh"1,)'i
nl,rlhllh rrlIoUAirlt lUlf,l ltli nfillil t.lNti)ll lah kuadrat deviasi titik-titik eksperimen terhadap garis yang dicocok-
Shll Ai nlrl,lit.lJl; ( (|\N/htl" 'r'7 li()
kan aCalah minimum.
f,tfrEClf ON (TlJISl ) I lhl tt lr Irt,llI{iN: Misalkan garis lurus yang akan dicocokkan merupakan persamaan
t{A}:IHUfr rUIf;t I.t:R hr Trit- I t.Na;rH ,441i:'',, I'(6
rlAXltllJil l;T(E.sS 4'l,,',16 t.t,/ l,n^ )
tiE0t,IREIr SHAFI IrtAflt IIti (t kF-f:rRNLIr :-i(7[) 1 l,{) frr
! : mx + c, di mana m adalah gradien garis tersebut, dan c adalah
perpotongannya dengan sumbu y (Gambar 4.5). Jika terdapat n pa-
INT,UT i
Atr'1. It.tr 'roKQuE (t\Nr.l) - o I{.t 5r0r.'t 40 sangan (x, y) data dan jika dianggap bahwa terdapat kesalahan acak
xAxIhL,q AtL.0tiiAIil t- siltAFi f;lRF-rali (N,,hM^:t)'t
1t pada rariabel dependen y, dapat dibuktikan bahwa
r,rAxIhr.Jrl ALL r.luAtlt_[ r!t$t Ft ri hE Itsf t r]..N{iIl.1 ( ltl: ti,/ k \ r :)
:;llt A,i i'1Otrt.ll..L,:l r.j ( hN,/|.ltl^:l ) " B0
L'fFl t:llTl.{}N (II,JISI) , ItIITEIr I.rl::;lllNl
rlAXIMlJh TUJJSl t l-fi Ht-1RF- t_F-N(iItl , t$11.1;'{l ['t_{)
,L
i=
I
- I't
xLvi
i= I
Ll i=I (4.17)
dA;. t Hltl,l Ii I Rtr!;!i :,t:;. 4t,48 N/,i'lH^f
ft[QUIf([t' {iHAF I LrIAtlt.Itri (FtitiF-f,RFit_I] SIZt ) :]00 D1 =

,L -(I
t1h

INFUT: xi2 x)2


APf'l It.Ir lOt({tt.Jf (t.Nh) .. O I0 1;tOIr'r, ()
i=I i=I
SIOF'AT I,TNf I,J0

L' - ,lL
n n
I{I,AIiY
.xi (4.18)
i=1 t
Cotaton progrqm
(1) Catatan program (l), (2), dan (3) pada Contoh 4.4 berkaitan juga
dengan program ini, walaupun beberapa nornor baris berlainan.
(2) Subrutin untuk memilih ukuran yang diinginkan untuk diameter
poros, telah digunakan pada Contoh 3.3 dan dijelaskan pada catatan
Program (3) untuk program tersebut. Subrutin ini mengubah harga- '.- Titik dalalx,yl
harga dimensi D menjadi ukuran yang diinginkan. Karena itu, diame-
eksperimental
ter poros yang dihitung Dl dan D2 diubah menjadi D sebelum sub-
rutin itu dipanggil, dan setelah itu diubah kembali menjadi Dl dan D2
(baris 210 sampai 230 dan 260 sampai 280).
(3) Karena diameter yang diinginkan secara langsung lebih tinggi dari
yang diperlukan, baik tegangan geser maksimum maupun puntiran per
meter-panjang bukanlah merupakan harga-harga batas yang dispesifi-
Gambar 4.5
r
Geseran dan Torsi Contoh 4.6 Analisis kuadrat terkecil data momen-puntiran 57

Suatu ukuran mengenai seberapa dekatnya garis lurus yang dipre- :t 30 Y1='t1*X(I)+C
240 PRINT X(I),Y(I),Y1,Y(I )-Yl
dikasi dalam mencocokkan data eksperimen, diberikan oleh besarnya ?90 NEXi I
260 pntlr
deviasi standar terhadap garis itu ?70 FRIiII 'STRAIGHI LINE FIT Ft,R 'TOROUE=H*Tt,iIST.lC,.
280 PRINI
'GIUES l,=' ; l'1 i 'A^ltr D:' i C
:?0 F'RINT .I.,ITH A STANTIARiI IIEVIATIDN AEOUT THE LINE.;55
300 PRINI
310 G=1 80.:L,z(t1l1 OOO*3. I 4 159* J t
3?0 F'RINT 'F'REITICTItr SiiEAIi ltlCirULL,S E IS'iGi ''\N,/HH^?.
330 SToP

l[,rl-:l_:'] , 4.1 9)
lOOO REI'I SUEROUTIITE ., (] F,i,'iFOh-'H I TASJT S]NI,ARF!I STI.]AIGHI LINE FIT
1O1O REI{ I.ISING N SETS OF IiATA I]AIT.iS X( I ) ANII Y( I )
10?0 REH l0 GIV[ SLtlFE (11)r INIF-RtiEt'I (C)r ANtr !iANlirrF(tr rrEUIAiIt]N (55)
1030 REh USING AIrnITI0llAt- UAFiIAIiLE NAIlL-S ll1,{l?rti:l'S4
104C S1=0
1050 S?,.0
Setiap suku pada pembilang dari pernyataan di atas adalah kuad- I 060 !i3..o
107O S4=O
rat deviasi titik data eksperimen yi dari garis pencocokan. 1CrSo 1;..j::O
1090 F0F l-1 IO N
Tulislah sebuah program untuk mencocokkan sebuah garis lurus r. 100 s1..s1.lx(I)
1110 S?=5:+Y( t)
terhadap data momen-puntir eksperimental untuk sebuah benda uji torsi llilo S3=S3lX(I)xY(I)
1 130 Si4=ll41X(I )*X(I )
melingkar padat. Kemudian tentukanlah modulus geser (G). Per lu di- 1.140 Nt_xt I
spesifikasikan data yang berikut: 1 150 H= ( N*S3-S1rll? ),/ ( tl*S'4 -S, *Srl
J 1 60 C.= ( S:*H*:i l. ),/N
)

11,r0 t0h I=1 lr:l N


(l) diameter benda uji (mm), 1180 5:i=551 (Y(I)-hxX(I ) C)^l:
]190 NIXT I
(2) panjang pengukur (mm) yang mengukur besar sudut plrntir, 1lo0 fi:;-S(iR( sil'(N-:) )
(3) jumlah pasangan data, yakni jumlah tingkat pembebanan, l: i0 kEItltiN
(4) setiap pasangan data, yakni momen (kNm) dan sudut purttiran
(derajat). tiil ll

Tambahan pula, terhadap modulus geser, program harus n enge-


I-Y4l:0llll6 15--,Lrll-{11 11i,45i46
luarkan parameter garis lurus m dan c serta sebuah tabel harga-lrarga
LfAST :l0riArtS A{AL Y'iI1i (lf I0RCItJE-.ltj15I
eksperimental momen dan puntiran, masing-masing harga yang Jipre- FT)Ti A SI]LItI CIF.T-{]LAR I[]RSI0N SF.ECIhEN
I'ATA

::::: :i:,:::":':':l:::1" 50

l0 F.RINT .LtAST SAiJAII[l.J ANAL.Y1.I!; OF TL]iiQUE_TUISI [IAIA. I [)AII LEVELS)? I',


(hNr1) r (DEG)
:,0 FFINT 'FOR A S{)t.1tr CIRCTJLAFi rnfiSIori :ltt {l trltN', 1(lFOUt ItIIST
30 E'RiNT'-
40 T,RINT
.',0 FF]INI 'INF,UIi'
1,0 F'F INT'Sr'ECIh[N ITIAHFTTER (t1l'l)' i
,,0 INI'I]T II
{10 .t= 3.14i59tIr..4./J:
90 FFrNT '6AUCf L-ENGIH (hh)'i
r00 r NFIIT t
110 F'FiINT 'NL)HtTER OF IIATA I]I.TS ( IE LI)AII LI Uf I,lJ)'i
):10 INF,UT N
130 IrIh x(5,0)'Y(50)
(t\i"]t,l)
,40 I,F:INT 't ACI] T'ATA S[T ]}J I'AlTiSi TOTiQUf ' II!T:;I
I ::,0 t0F I.l T0 N T 0 li0 rJE ACTt]AL II,IST
16C INTUT X(I),Y(t) ( tiNtl ) (IrfG)
t7.o N'X T I o 0
1ea r-i05tJfi i00o .:; .09
190 f'FINT 1 .19
=')O
:,10 : , -16
:: -'c)
r
58 Geseran dan Torsi Soal-soal 59

3
3.5 ,64
,339?73
.628546
-9.?7?S1E-03
.O114545
J : rdt.(d/2)z (4.21)
4 ,7r78t8 ?.18171E-03
.8 ,ao709l -7.09105E-O3 di mana rdt adalah luas penampang tersebut, / ketebalan dinding, dan
i .a9a364 3.63624E-O3
d adalah diameter.
STFTAIGHT LINE rIT FOR 'IOROUE=itlrrt.,IST+C'
(iIuEs ft= .173545 ANIr C,. :1.63532E-03 Tulislah sebuah program untuk menyelidiki persentase kesalahan
UIIII A STANITARIT ITEVIAIIUU AITIUT THE LINE 7,739O0E-03 yang ditimbulkan dengan menggunakan pernyataan ini untuk
"I, kalau
F.RETIICTETT SHEAR HOTIULUS G IS 74.44S7 I\N/HT1^2 diameter d sama dengan
!;TOF,AT LlNE 3fO
(l) diameter internal,
Iif AII Y (2) diameter eksternal,
(3) diameter rata-rata (yakni rata-rata dari (l) dan (2)).

Catstan progrom Kesalahan adalah suatu fungsi dari diameter dan ketebalan dinding.
Karena itu penting bahwa program memberi kemungkinan untuk
(1) Pencocokan garis lurus kuadrat terkecil dilakukan pada sebuah sub-
mengubah-ubah harga ini.
rutin (baris 1000 sampai l2l0). Variabel Sl, 52, 53, dan 54 menyata- (4.3) Tulislah sebuah program untuk merancang tabung baja berong-
kan penjumlahan yang perlu untuk menentukan gradien (N,l) serta per- ga guna menahan momen pra-spesifikasi. Gunakanlah masukan sesaat
potongan (C). Kuadrat deviasi kemudian dijumlah sebagai 55 pada baris
untuk meyatakan momen itu, panjang tabung, dan perbandingan dia-
I 1 80. Deviasi standar kemudian ditentukan sebagai 55 pada baris 1200.
meter luar terhadap dalam. Periksalah pilihan tabung berdinding te-
(?) Harga-harga yang diprediksikan dari puntiran yang sesuai terha- bal dengan diameter yang relatif kecil dan tabung berdinding lebih ti-
dap harga-harga eksperimen, ditentukan (sebagai Yl) pada baris 230. pis dengan diameter lebih besar (tetapi berhati-hatilah dengan tekukan).
ri) Nzlodulus geser (G) dihitung pada baris 310 dari Persamaan (4.7) Cetaklah diameter yang dihasilkan, sudut puntiran, serta massa bahan
yang rnemberikan
yang dipergunakan untuk setiap pilihan. Sertakanlah ke dalam prog-
G: TL/OJ (4.20) ram perilaku baja yang berikut: tegangan geser maksimum yang di-
izinkan : 50 N/mm2, modulus geser : 80 kN/mm2 dan kerapatan
Gradien M dari garis lurus yang dicocokkan menunjukkan 0/Tdengan : 7800 kglm3.
0 diukur dalam derajat, dan T dalam kNm. Baris 310 memasukkan (4.4) I'}rogram analisis sambungan kelingan padaContoh 4.2 tidakiah
konversi dari 0 menjadi radian dan Tmenjadi kNmrn. Hal ini membe-
memperhitungkan kegagalan yang mungkin oleh gesekan pelat (mo-
rikan sebuah harga C dalam kN,/mm2.
dus ke gagalan (d)). Ubahlah program tersebut guna membolehkan ke-
Momen kedua polar luas J dihitung pada baris B0 dengan rnenggu-
adaan ini dalam salah satu dari dua cara, apakah:
nakan Persamaan (4.9).
(l) memakai masukan sesaat untuk menspesifikasikan tegangan ge-
ser maksimum pelat yang diizinkan (secara tipikal setengah tegang-
SOAL-SOAL an tarik yang diizinkan) dan jarak antara pusat kelingan dan ujung
(4.1) Contoh 4.1 adalah bertalian dengan rancangan sebuah katup pei,at (h pada Gambar 4.4). Kemudian tentukanlah kapasitas pembe-
pengaman bejana bertekanan sederhana. Ubahlah program pada ba- banan 'geseran pelat' dan efisiensi, atau
ris l0 sampai 150 sehingga rentang diameter piringan dapat diubah- (2) tentukanlah kapasitas pembebanan terkecil yang diatur oleh mo-
ubah. Besarnya diameter piringan maksimum, minimum dan jarak an- drrs kegagalan lainnya, yakni minimum R2, 82, dan P2 pada prog-
tara harus dispesifikasikan oleh masukan sesaat. ram Contoh 4.2. Kemudian tentukanlah jarak minimum yang di-
(4.2) Momen polar luas "I untuk sebuah penampang lingkar berongga perlukan dari pusat kelingan ke ujung pelat (lr pada Gambar 4.4)
diberikan oleh Persamaan (4.10). Untuk sebuah tabung berdinding sa- dengan menggunakan suatu harga tegangan geser pelat yang
ngat tipis, Persamaan (4.8) memberikan diizinkan sama dengan setengah tegangan tarik pelat yang diizinkan.
r
60 Geseran dan Torsi

(4.5) Untuk suatu bahan isotropik hanya dua dari keempat konstanta Dengan modifikasi ini prograrrr akan memberikan diameter inter_
elastik E, G, K, dan v adalah independen. Hubungan tersebut diberi- nal dan eksternal yang diperlukan untuk poros berongga. Tetapi keli-
lian oleh Persarnaan-persamaan (4.4) dan (4.6). hatannya sebuah tabung tlerdimensi ini tidak akan tersedia 'di luar rak,
Tuliskanlah sebuah program untuk menghitung kedua konstanta dan poros harus digerakl<an dari bahan paclat. Suatu program yang
lainnya jika dua harga sembarang lainnya dispesifikasikan. paling berguna untuk merancang poros nrelingkar berongga harus
(4.6) Pemakaian Persamaan (4.7) untuk torsi poros melingkar tidaklah menggunakan ukuran tsirrng berongga yang diinginkan. Tulislah se-
dibatasi terhadap keadaan di mana momen diterapkan secara statis. buah program guna melaLukdn ini dengan menggunakan program pa-
Poros berputar, digunakan untuk memindahkan daya. Daya, yang da Contoh 4.5 sebagai rnodel.
diukur ciaiam watt (W yaitu Nm,/sek), sesuai dengan momen dikali- (4.9) Pada Contoh 4.2 sebuah sambungan kelingan sederhana cliana-
kan dengan sudut, pada mana poros tersebut berputar per satuan wak- lisis serta kapasitas bebannya ditentukan. Dengan menggunakan prog-
tu. Kecepatan berputar biasanya diukur dalam perputaran menit ram pada contoh itu, dimungkinkan untuk menyetel besarnya dimensi
(revlmin). Jadi pelat dan kelingan sampai sambungan tersebut mengangkut sembarang
beban yang dispesifikasikan.
Momen (dalam Nm) : P"',' ld'f i Yilt)
revlmin x 2r/60 Dalam pral<tek, kelingan (atau baut) berganda barangkali akan di-
gunakan pada sebuah garis tunggal atau pada beberapa baris (mung-
Ubahlah program pada Contoh 4.4 dan 4.5 sehingga harga momen
yang digunakan dalam analisis (71 N mm) ditentukan oleh masukan kin dengan jumlah yang berlainan pada setiap baris). Demikian juga
sesaat berupa daya yang ditransmisikan (dalam kW) dan kecepatan kelingan (atau baut) tidaklah perlu mempunyai diameter yang diingin-
perputaran (dalam revlmin). kan. Sebuah analisis untuk kelingan (atau baut) berganda agak rumit
(4.7) Pandanglah sebuah kopling atau gandengan flens antara dua pe- untuk diprogramkan, tetapi rancangan sebuah sarnbungan dengan ke-
nampang poros yang diperlukan untuk memindahkan suatu daya yang lingan (atau baut) segaris berganda tidaklah susah. Tulislah sebuah
dispesifikasikan pada suatu kecepatan berputar tertentu. Flens dipe- program demikian pada baris-baris berikutnya.
gang bersama-sama oleh sejumlah baut-baut (N) pada suatu lebar ling- Gunakanlah masukan sesaat untuk menspesifikasikan tegangan
karan tertentu (berjari-jari R). maksimum yang diizinkan pada pelat dan kelingan serta beban maksi-
Untuk tujuan rancangan, biasanya dianggap bahwa momen (T) yang mum yang akan diangkut. Demikian juga perkiraan masukan awal dari
diterapkan terhadap poros, disokong pada gandengan flens o,eh te- diameter kelingan serta ketebalan dan lebar pelat. Kemudian program
gangan geser yang seragam pada baut-baut. Jadi harus menggunakan kriteria kegagalan yang relah dibahas pada Con-
toh 4.2 agar mendapatkan jumlah kelingan yang diperlukan -- jurn-
T : N.r.r&/4.R lah minimum untuk mencegah gesekan kelingan dan tabrakan pelat atau
di mana d adalah diameter baut dan r adalah tegangan geser ratrr-rata kelingan serta jumlah maksimum kelingan segaris untuk mencegah so-
pada setiap baut. Kalau jumlah baut atau diameter masing-rrasing bekan pelat. Kemudian sebuah prosedur iteratif dapat digunakan eli
baut dinyatakan, yang lainnya dapat ditentukan. Tuliskanlah sebuah mana dimensi pelat serta kelingan berubah sampai banyaknya kelingan
program untuk melaksanakan ini. yang diperlukan adalah sama menurut kriteria kegagalan yang
Cunakanlah sebagai masukan sesaat berupa daya (kW) darr kece- berbeda-beda.
patan (rev,/min) dari mana momen yang ditransmisikan dapat diltiti.rng. (4.10) Tuliskanlah sebuah program untuk menganalisis data pengukur
F{arga-harga lebar diameter lingkaran dan tegangan geser mak';imurn regangan ekspcrimental yahg memberikan regangan aksial dan laterai
yang diizinkan harus juga dinyatakan. untuk suatu anggota yang rnengalarni pembebanan tegangan tarik. Ke-
(4.8) Ubahlah prograrn pada Contoh 4.4 hingga selain penan,bahan mudian tentukanlah perilaku bahan yang berikut ini; modulus Yourig
ke dalam rancangan sebuah poros melingkar, program terseb:t rne- (E"), modulus Geser (G) dan rasio Poisson (v). Data yang berikut ini
rancang sebuah poros berongga dari rasio diameter eksternal rlan in- harus dispesifikasikan.
ternaX praspesifikasi. (l) luas penampang lintang benda uji (mm2),
T
62 Ceseran dan Torsi Bab 5

(2) jumlah kumpulan data, yakni banyaknya tingkat pembebanan,


- (3) setiap kumpulan.data terdiri dari beban (kN), regangan aksial Lenturan
serta regangan lateral (regangan mikro).
Petunjuk:
(a) Pemisahan garis-garis lurus harus dicocokkan untuk beban ter-
hadap regangan aksial, serta untuk beban terhadap regangan
lateral, dengan menggunakan analisis kuadrat terkecil yang te-
lah dijelaskan pada Contoh 4.6.
(b) Modulus Young diperoleh dari gradien beban terhadap garis TEORI UTAMA
regangan aksial. Rasio Poisson diberikan oleh perbandingan 5.1 Representasi batang
dari gradien dua garis, dan modulus geser dapat ditentukan
dari kedua konstanta elastis lainnya. Beban-beban yang bekerja secara transversal terhadap bidang yang ber-
dimensi paling besar menyebabkan sebuah anggota akan melentur, dan
Suatu modifikasi terhadap program ini memungkinkan dua re- sebuah anggota batang yang dikenai pembebanan semacam ini dise-
gangan aksial akan dispesifikasikan pada setiap tingkat pembebanan.
but batang (beam).
Lazimnya dalarn praktek digunakan dua pengukur pada ujung-ujung Untuk menahan pembebanan demikian sebuah batang haruslah di-
yang berlainan dari benda uji untuk memperhitungkan kemungkinan tunjang (disokong) pada satu atau lebih posisi menurut panjangnya.
lenturan benda uji. Pada setiap tingkat pembebanan kedua regangan Representasi diagramatik dari dua buah batang pada Gambar 5.1 mem-
aksial ini dapat dirata-ratakan (untuk mengeleminir pengaruh lenturan) perlihatkan sebuah titik penjepit yang menjaga posisi tetapi membiar-
serta kemudian dianalisis hubungan pada sebuah regangan aksial tung- kan rorasi, sebuah roda penyokong yang membiarkan rotasi dan per-
gal terhadap pembebanan. pindahan hanya dalam satu arah (yakni horizontal), serta sebuah pe-
nyokong tetap yang mencegah sembarang perpindahan dan rotasi. Ka-
lau sebuah batang mempunyai sebuah ujung penyokong tetap, batang
tersebut dinamakan kantilever, jika batang itu pada sebuah ujungnya
dijepit dengan sebuah penyokong beroda pada ujung lainnya, ia di-
namakan sebuah batang disokong sederhana saja.

Beban terdistribusi seragam


./ -'
./.Penyokong tetap

i r
J
I
t
:

i
Penyokong diiepit Beban titik Penyokong beroda
I
\,,,\
; rl\
'*\
\r\
I
fr -E!_

I Gombar 5.1

I
63
64 Lenturan
Tegangan langsung pada batang 65

Pembebanan pada sebuah batang boleh terdistribusi di semua atau


sebagian panjangnya, baik secara seragam (seperti pada Gambar 5.1)
atau tak seragam. Beban yang terdistribusi secara seragam diukur me-
nurut beban per satuan panjang, yaitu kN/m. Sebuah beban yarg cli-
terapkan pada suatu panjang yang kecil dibandingkan dengan parijang
I

:
t 1:i+
treban itu sendiri dapat dinyatakan sebagai sebuah pembebanan :itik G*ttt1ot'7.2
(terkonsentrasi).
bagian batang (misaln;,,ri AC alieu CII). Secara umum dinyatakan bahwa
5.2 Reaksi dan momen tumpu
gaya geser (Q) adalah penjumlahan aljabar total gaya-gaya ekster-
Agar supaya sebuah batang secara keseluruhan berada dalam keaCaan nal yang bekerja pada sembarang satu sisi penampang yang ditinjau
seimbang, harus terdapat reaksi-reaksi dan momen-momen tumpir pa-
da penyokong-penyokongnya. Pada penyokong beroda dan perijepit dan
dalam Gambar 5.1 hanya terdapat reaksi-reaksi vertikal (tidak ada gaya
horizontal pada batang). Pada penyokong tetap sebuah kantileve;'ter- rromen lentur (t111 adalah jumlah total aljaba.r momen-momen gaya
dapat sebuah reaksi vertikal serta sebuah momen tumpu yang mence- eksternal yang bekerja pada sembarang satu sisi penampang yang
gah rotasi pada penyokongnya. ditinjau.
Karena itu batang-batang pada Gambar 5.1 masing-masing rnemi-
Konvensi atau perjanjian tanda buat Q dan M yangdigunakan da-
liki dua reaksi atau sebuah reaksi dan sebuah momen tumpu. Fiarga-
lam buku ini ialah bahwa gaya ke bawah terhadap bagian kiri penam-
harganya ditemukan dari kedua persamaan keseimbangan yang.di-
pang yang ditinjau dianggap memberikan harga positif untuk Q dan M.
peroleh dengan
Dengan memandang keseimbangan pada sebagian kecil panjang se-
(l) memisahkan gaya-gaya secara vertikal seluruh batang, buah batang, dapat dibUktikan bahwa
(2) mengambil momen-momen terhadap sembarang posisi di sepan-
jang batang. o=W (5.r)
(Lx
Jika sebuah batang disokong demikian, hingga terdapat lebih dari
dua gaya (momen) yang tidak dikenal, masalahnya adalah tak telren- dan
tu secara statik, dan persamaan tambahan harus dicari dengan nrcm- do d2tt
pertimbangkan perpindahan batang. tu-;- (s 2)
o*.2

5.3 Gaya geser dan mornen lentur di mana x adalah posisi sepanjang batang dan w adalah beban per sa-
tuan panjang.
Sebuah batang tidak hanya dalam keseimbangan secara keselurulan,
tetapi gaya internal dan momen-mornen menjaga keseimbangan s,atik
5.4 Tegangan langsung pada batang
semua bagian batang tersebut. Kalau suatu ujung kantilever AB"zang
clibebani secara hipotetis dipotong pada C sebagaimana terlihat pada Momen-momen lentur menyebabkan tegangan-tegangan langsung da-
Garnbar 5.2, maka baik AC maupun CB harus berada dalam kes,:im- lam sebuah batang pada arah sumbu longitudinalnya. Harga-harga te-
bangan secara terpisah. Keseimbangan internal ini dijaga oieh gayo- gangan ini dapat diperoleh dengan memandang sebuah batang yang
Esyo geser (Q) dan mamen-momen lentur (M). mengalami lenturan murni. Suatu panjang kecil batang semacarn de-
F{arga-harga Q dan M pada sembarang posisi di sepanjang ba;ang rnikian, terlihat pada Gambar 5.3.
diperoleh dengan memperrimbangkan keseimbangan lrada bagian- Lapisan-lapisan atas batang irii diregang; sedangkan lapisan bawah
dirapatkan. Di antara atas cian barvah ada suatu permukaan netral,
r
66 Lenturan Tegangan langsung pada batang 67

regangan digabungkan supaya memberikan

ol1,=trfll=ElR (54)
/ menyatakan momen kedua luas penampang lintang terhadap sumbu
netral di mana

r=ffu (5.5)

Persamaan ini dapat dipergunakan untuk menentukan l pada se-


buah penampang setelah posisi sumbu netral pertama-tama ditentqkan
dari l'ersamaan (5.3). Beberapa penampang lintang yang lazim digu-
nakan adalah simetri dan memiliki sumbu netral pada kedalaman te-
nsah (mid-depth).

I
l--- ,, l..-l
Gambar 5.3 I

t
-l I
I

panjang yang tidak berubah disebabkan oleh lenturan. Garis pada per- l

mukaan ini di sepanjang batang itu dinamakan sebagai sumbu netral


(NA). \
l
t^
\U
Teori lenturan sederhana menganggap sebuah bahan adalah elastik I

linear dengan modulus Young (E) yang sepadan pada tekanan tarik I
I

dan tegangan tekan. Dianggap pula bahwa sembarang panjang kecil I

batang melentur membentuk sebuah lengkungan lingkaran dengan jari-


I

jari kelengkungan (,R) yang lebih besar dibandingkan dengan dimensi I


'l
penampang lintang.
Pertimbangan kompatibilitas dan hubungan tegangan-regangan Gambar 5.4
membuktikan bahwa tegangan langsung longitudinal (o) adalah nol pa-
da sumbu netral dan berutrah secara linear terhadap jarak 7 dari sum- Untuk sebuah penampang lintang empat persegi panjang yang ke-
bu netral. dalamnya D dan lebarnya B (Gambar 5.4).
Dalam hal tidak ada gaya horizontal netto, keseirnbangan mem- ,r.\\ = BD3l12 .lrr. = 83 Dl12 .6)
perlihatkan bahwa
Untuk sebuah penampang simetris berbentuk 1 (Garnbar 5.4).
=o (s.3)
{tda /.. = BD3 11? - (B - bul ln (-s.7)

di manaftdAadalah momen pertama luas penampang lintang terha- l Untuk sebuah penampang lintang melingkar padat dengan diame-
dap sumbu netral. Jika harga ini nol, sumbu netral haruslah melalui ter D
titik berat (centroid) penampang tersebut.
Konsep keseimbangan, kompatibilitas, dan hubungan tegangan- l*o = rD4 164 (5.8)
Lendutan batang
Lenturan

Untuk sebuah penampang lintang melingkar berongga dengan dia- -->i


meter eksternal D2 dan diameter internal D1 I

I
I

(s.e) \l
A*,
Lazimnya dipergunakan suatu sifat geometrik penampang iintang
yang dinamakan modulus penampanC (Z) di mana
Z = If .r'nrr, (5.10)

Momen kedua luas kadang-kadang dinyatakan dalam luas penam-


pang A serla radius girasinya r, di mana
[=Ar2 (5.1l)
Gambar 5.5
Tegangan langsung tertinggi pada sebuah batang, terjadi pticia pc-
nampang momen lentur maksimum (M.u,) pada permukaan batang
yang terjauh dari sumbu netral (y*r*). Karena itu dari Persamaan 5.6 Lendutan batang
(5.4) dan (5.10)
Misalkan sebuah batang mempunyai defleksi (lendutan) v yang ber-
n- rn3\ ='4ln,r* -u."^ - M^nt (s. r r) ubah di sepanjang batang itu (x diukur dari sebuah ujung). Kalau len-
IZ dutan ini kecil, lengkungan batang pada sembarang posisi menurut pan-
jangnya diberikan oleh

5.5 Tegangan gcser Pada batang


R
L ={u
d-,r2
(s.14)

Caya-gaya geser menimbulkan tegangan geser dan merulrakan hal yang


penting untuk beberapa jenis batang (misalnya kalau pendek' dan Hubungan ini digabungkan dengan Persamaan (5.4), memberikan
dalam).
Dengan menggunakan Persamaan (5.4) dan dengan menganggap s1\
u' =1,,1 (s.rs)
keseimbangan sebuah panjang kecil batang, di mana gaya gesr:r ada-
lah Q, tegangan geser r pada sembarang posisi sepanjang XX dalam Kalau momen lentur (Il4) dapat dinyatakan sebagai sebuah fungsi
penampang lintang (Gambar 5.5) diberikan oleh
dari jarak di sepanjang batang itu (x), ada kemungkinan untuk men-
At' dapatkan lendutan lateral (v) dengan integrasi beruntun. Integrasi per-
(:.13)
_t tama memberikan kemiringan (dv/dx); integrasi kedua memberikan de-
-, l\/\
fleksi (v).
Terdapat sejumlah metode lainnya untuk menentukan lendutan (li-
di mana z adalah lebar penampang batang pada XX, '4 adalrrh luas hat acuan, halaman l5) termasuk superposisi dari kasus standar. Per-
penarirpang di atas XX dan r adalah jarak dari titik bcrat z1 te,"hadap
pe- samaan (5.17) memberikan pernyataan lendutan untuk sebuah batang
sumbu netral penampang lintan8. lNa adalah momen kedua lrtas disokong sederhana dengan pembebanan titik (W). Jika beban ini di-
nampang lintang lengkap terhadap sumbu netral' letakkan di tengah bentangan (a: fi: L/2) lendutan maksimum terja-
di di sana dengan suatu harga sebesar WL3/48E1. Persamaan (5.23)

/1
70 Lenturan Contoh 5.1 Distribusi gaya geser dan momen lentur 7t

dan (5.24) memberikan pernyataan lendutan untuk kantilever yang di- I x:,r.{ilNrl tn-.Jt,N-tit1 ,ot1i49iii7
bebani. Perlu dicatat bahwa hasil kali EI yangterjadi pada semua per- 1O It{tNt .liilt:Ar( il)litt.ANI| trt,N{rlNl; HOHtaNI lrlritt(llrllll(lll Il)l{ A'
.,0 l'lilNI 'lilhr'l.Y lllll l lll(ll lr rrtAll [,] lll A llllll lllirll Y lrll;llilltllll Ir I ll^lr'
nyatakan lendutan ini * dinamakan kekukuan fleksuraL Kekerasan
40 ItirNI
suatu batang berbanding langsung terhadap kekakuan fleksural' l;o l.titNr '1NI't,l:',
r,i! tlirNl 'n[]AH litAN (i1)';
Lendutan yang ditimbulkan oleh geseran biasanya diabaikan. Len- ,,o lNlllr I
dutan tersebut dapat berarti untuk beberapa jenis batang, rnisalnya ba- 1.lO I'lilNI 'lUAIr INILN!:iIIY (hN,'H)'i
?o lfJIrl,I ti
han berlapis (scndwich) yang mengandung inti yang fleksibel semacam !O() I liltll
(o l) I;t(,1 )'i
i li) t lirNt 'N(,lllJt.li ol: liIAN ::;t.,1! I!tv1l:i.l{JNl:i f(.)ti utlt{.]ll {)t,ltl,l riu.lll,llitll
plastik berbusa. I:'O tNtl,t N
1.!O l.t il'o IllEN 110
140 f;lill'
5.7 Aspek lain dari lenturan r:;o I llllll
t,l(,}1f Nl'
t/,r) t'titNI 'lil!i lANt:l f fitlH'r'l:illt:.At( lt)ftt)t "'FtNIlINli
,.70 t'klNI 't.H INIr (tl)',' (Ktl)'r' (t\N]'l)'
Aspek-aspek penting dari lenturan yang tidak dibahas dalam bab ini ,tlo t't.lFi I,'.0 r0 N

meliputi 190 x'. I *l /N


lil00 {l "- r,,it-l:l I U*X
:1,. o t1,. - l,J11. *x /':.1 + u*x*x / ?-
(l) lenturan plastis: tegangan di luar kekuatan luluh tidak se- :l1lo f:KIi{t x'(l'H
:,:to Nlx r I
gera menyebabkan peluluhan dari keseluruhan penampang ba- :i.:40 {;(} Io 100
tang,karenategangan-tegangantidaklahterdistribusisecara lit.AI.rY
seragam, rrUN
(2) batang-batang komposit; bahan-bahan yang berbeda diguna-
kan dalam gabungan, misalnya beton dengan baja diperkeras lx:iF{lINI1 1B-..'l.lN-Bl 08:50:.14

(steel reinforced concrete) dan batang-batang berlapis, sltt Ak F itri(:F. ANI'r ;rt,NtrtN(; I'10fi8 N I Irl 1i I riI Irt'r I liN r'(lli A
!ilHFLY !;t"'lF0Htr-lr litiAlt L,I rlt A {,Nlf'tllrMt Y I}l8lRt}rljlt.l' t-t)Al.l
(3) Ienturan yang tak simetrik,
(4) batang-batang tetap dan kontinu, IilFUri
FEAH S''AN (}1)" 4
(5) batang-batang melengkung' L.UAtr tNrFNsIrY (t\N/tt) ? :;

Topik-topik ini dibahas pada acuan di halaman l5' NtiiltrE.R {lF liFrAN SUtr-lrMliIONli F0F trt{ICtl otjIt'ul RE(lt,IRELr (O It' Sr0I )',i 5

TIIS I ANCf T KO}l SHEAR F{]IiI,:E FENTIIN(; HOI1EN I


tH [NIr (t1' (NN) (t\N]l)
CONTOH PENGERJAAN o -10 o
.u -6 -6.4
.-9.6
Contoh 5.1 Distribusi gaya geser dan momen lentur ,..6
?.4 l -9.tt
*6.4
Tuliskanlah sebuah program guna mentabulasikan distribusi gaya ge- 4 lo o

ser serta momen lentur di sepanjang sebuah batang disokong sederha- NUtltit,R tlF SFAN St,tt rrlvrsltlNs FoR trt.lltlll Ol.,lF'lJl Rl:tlljIRF,li (o It) $lOf )? t]
na, dengan suatu pembebanan yang terdistribusi seragam (Gambar 5.6). frIStANllt I ROtl $tllAtt r{lliCU. trLNtrIN(i tloHt:Nf
Gunakanlah masukan sesaat berupa rentangan batang (L dalam m) dan tH f Nfr (lt) (hN) (XNlt)
'lo o
intensitas beban (w dalam kN/m). Spesifikasikan juga banyaknya sub-
o
- 7 ,::) "4,.t)7
divisi rentangan yang menentukan berapa banyaknya harga-harga gaya I -..;
-2,4i -9.t7a
*10
geser (o dalam kN) serta momen lentur (Mdalam kNm) untuk dicetak. o
-9,374
X 3 li
+-+l 3.:; .-4,t75
4 to o
wL lit (ll,lt{tlt (o l(.1 slllt )"
;t
wL
z I,llJiltrlR ot. $I)AN st.,lt*l.rtvllil{,N!i
5r0F' Al t.rN[ 140
t'(lR UH{cH lll.,lt'ljl o

Gambar 5.6 F:[. AI,IY


t-

12 Lenturan Contoh 5.2 Analisis batang disokong sederhana oleh pembebanan titik 73

Cotaton progrom dinyatakan dengan masukan sesaat yang berupa jumlah subdivisi, di
(1) Pada belitan (loop) antara baris 180 dan 230 ujung lengan kiri ba- dalam mana batang harus dibagi. Kekakuan fleksural (,E1) batang ser-
tang dinyatakan oleh I yang sama dengan nol, dan lengan kanan oleh ta panjangnya, besar pembebanan titik dan posisinya dari ujung le-
I yang sama dengan N. Harga-harga I yang digunakan pada baris 190 ngan kiri harus pula dinyatakan.
guna membangkitkan jarak X dari ujung lengan kiri.
.W
(2) Penerapan definisi-definisi gaya geser itu, serta momen lentur dari a .1.' b
Seksi 5.3 terhadap batang diperlihatkan pada Gambar 5.6, yang
l--l.-;----.-..-..----------*i
memberikan
O= _\,,1 + lvx
2 Gambar 5.7
I

,r=*rwL.x+** l,
i
(s.16)
t,x5t!tjlNT2 10-.Jt.tN- 81 0./:O;.t:03
,O ttilNl 'l;ItlFtY Sl,Ff t)tiILI' FtAt{ t,IIll !ilN(it..f: r.0lNr ttJAIr,
di mana reaksi-reaksi penyokong pada setiap ujung batang adalah :to rrRlNr
:lo llRtNI 'trI$lRIIl1,1 IDt{ r,t: strtAR F(,t((:E' ttENIlIN{; t1{}H[Nr Af[r rrtFtl[:tI0N.
wL/2. Persamaan-persamaan ini masing-masing dinyatakan pada ba- 40 r'RlNl
:;o r'(llll 'INr.tJri'
ris 200 dan 210. 60 liliINI 'ri EXURA| RIGIITITY I I (NN]1":,1),;
(3) Program tersebut memungkinkan jumlah subdivisi rentangan (N) ,'o rNr'l,l r.r
80 r'RINI 'trt:A|,! srAN (M).i
akan diubah. Sebagaimana dapat dilihat dari keluaran, sejumlah genap 90 lNf,t,r t
tt00 l,firNI 'trI!:irANcE oF FOTNI toAIr F[i{)h ttt rNIr (t1)'i
divisi diperlukan untuk momen lentur maksimum (tengah rentangan) ,10 INFIIT A
1]O II: A.I.. IHEN T:;O
untuk dicetak. Program tersebut dapat dimodifikasik.rn guna membe- ,JO f'htNI 'trtlilAN{.:t ht,Sir I'r tt,SS; r}iAN l.if AN'it;'H'
t40 (i{} I(} loo
rikan keluaran tengah-rentangan, berapapun banyaknya jumlah sub- ,l,O r'tilNI 'llAGNIltilrE t)I:ti,Alr (NN)'i
divisi yang dispesifikasikan. ,60 TNtl.rr t,
t lO 11.1. h
t{Jo F:1. l/J{l!/l
t'lo ri:l -t tA,/t-
contoh 5.2 Analisis batang disokong sederhana oleh pembebanan titik :t00 t.ti tN I
:.tlo t,ritNt 'N0 oF liF',AN st.,t'-trlvItiIONll roR LTHICH 0urriut FEQL,IREI' (0 ro sI0F,)';
:..!:ro tNfr.,r N
Gambar 5.7 memperlihatkan sebuah batang disokong sederhana (pan- t:Io I l: N: o illt, N :!:io
jangnya Z) dengan suatu pembebanan titlk (W) yang ditempatkan ja- :140 !iI
2:;0 r'h IN r
{.lt'

rak a dari ujung lengan kiri (atau b dari ujung lengan kanan di mana ;t6o rfilNI 'lrI1;tANcE I:lir)M'r'sll[AR
ilTO [!lrlNl 'lll l:Nli (H)',' (hN)'r'
I-(.)fict ','lt-NIr,
(hNH)'r'
HoH[NI
llll1 )' "'liEFl.Ecr
IUN'

a+b:L). :t8o F ori .r .,o l o N


:1.r0 x..I*t_,/N
Buktikanlah dengan mengintegrasikan Persamaan (5.15) untuk per- .too v'. ( x".tlt *t *x" tt*tt*xr*w*l!/6/1"
.llO tF X.'.,A lllrrlt.l:;O
soalan ini, bahwa lendutan lateral u pada sembarang jarak x dari ujung 3:o (l , Iil
lengan kiri dapat dinyatakan oleh :rtJ0 H- fillX
140 {it) l0 410
:{a;0 lr xr,A lt.tFN.lto
.ll'O {l'.0
,= 'o ('r3 +L2x-b'x)untukx<=a .370 t){r l{t ;{vo
6I,EI ' :{ll0 (l ,R:' '
:{90 h -- R:,,t(r -x)
4()0 U"Vl (\ At".1tU/$
l4/b / x)=a
= _(_x- 1
+Lzx _ b2x)+
ffA-a)3untuk
(5.17) 410 t lili'lf Xr{lrhrV*lOOO,/[ I
4:tc! N{:xr I
6I.EI .l
4:t0 {;0 l 0 20 0
Rt:'A Ir Y

Tuliskanlah sebuah program untuk mencetak harga-harga gaya ge-


ser, momen Ientur dan lendutan, pada posisi-posisi sepanjang batang TII IN
74 Lenturan Contoh 5.3 Rancanganbatang sederhana 75

E.X5F0INr? 1B-"'UN-tl1 09:o?i5t (6) Untuk posisi-posisi bagian kanan pembebanan, gaya geser (Q) pa-
ti.t.r"lF't-.y {iL,Frt0RrEIJ EF-Af{ UI rH SINGI-E rr0lNT t-oAtl da batang sama dengan reaksi lengan kiri, tetapi dengan suatu tanda
ItIj.NIIING I,tO}1ENI ANTI TI€FLT,CI II]N
negatif sesuai dengan perjanjian tanda dalam buku ini (baris 320).
IIISIRITiIJTION TIF s}IEAR FI]RCF..
' Gaya geser berubah di antara harga-harga ini pada posisi pembe-
I Nr't, I i
|,L.LXUtiAt- t{'ltiltrl lY EI (}iNl4":l}" lOo banan, untuk hal itu program akan mencetak sebuah harga nol (baris
tJEAh !;FAll (H)" ?
rrlsrANt][ 0l: r'tl]NI t..t]AI r'ROl'1 t"tJ !,Ntr (tr)? .5 350 hir.gga 360). Dapat disangkal bahwa hal melenyapkan dis- ini
tlAtiN I1 UIiE. 0r r.0An ( NN )'a ll kontinuitas gaya geser pada posisi itu.
ilo {tr 5r'AN llt.ttl-.trtvIsI(.)Ns f:or( !,HICH Otllt ur 6EolrlfiLtr (0 ro sToP)? (7) Momen lentur (M) ditentukan pada baris 330 atau 390 tergantung
IiIStAN[[ r:ti0]'l 1;III,AR f ORCF H(Ih[ N I TIEIJLECI ION kepada posisi di sepanjang batang. Momen lentur maksimum hanya di-
I t;Nlr ( tl ) 0{N) ''ENTI. (t\NX) (nH)
cetak kalau jumlah subdivisi memberikan keluaran buat posisi pembe-
t"l
o -r..:i o o
.Ir -.5 ?,':'.9167
1
L .:i o 0 banan tersebut.
() t,ti o o
1 .li -,,l7li; 1,Oii4(,\)
O , /'i l,t::t/!i Contotr 5.3 Rancangan batang sederhana
. 7:! .:i .61:l1i ?.'"t /t:t6:)
.:i ..'i ;t.:]9t.67 Tulislah sebuah program untuk merancang sebuah batang disokong se-
. :r; " . .l /:i 1. ,'lt):1.19
. li .:l:; l 4:r;{.}.I..I derhana guna membawa sebuah beban terkonsentrasi tengah-bentang.
.:r; -,1:l:r; .76t1:!:)')
.5 0 0 Untuk harga rentang yang dispesifikasikan (m), pembebanan (kN), dan
tegangan langsung maksimum yang diizinkan (N/mm2), program ha-
"., "'' rus menghitung kedalaman (mm) sebuah penampang-lintang empat per-
::'":'^: , ,,: :"::'' jika lebarnya (mm) dinyatakan. Sejumlah rentangan harga
segi panjang,
lebar, Cengan harga-harga lebar yang konsisten adalah memungkin-
kan. Karena itu, sebagai bantuan, program hendaklah rnengeluar-
kan harga-harga kedalaman terhadap lebar, serta rasio rentang terha-
Catatsn progrom
dap kedalaman, dan luas penampang lintang.
(1) Program secara keseluruhannya menggunakan satuan gaya kN dan
satuan panjang meter" Karena itu lendutan batang dihitung dalam me- Ixl];Pu.[Nr.i 1f:]-..1t.,N-al. o9i09l^14
ter, tetapi diubah ke dalam rnm untuk keluaran (baris 410). 10 FfilNt .li.Il.lrt Y .ciutiF0Rth-l.r BrAH uIlH Hrrr-siF'AN P0rNr LoAn'
(2) Suatu pemeriksaan dilakukan pada baris 120 guna meyakinkan bah- ll0 i:[(tN' 'Slt1t:.l,iS IlA$[I' IJE.SiIGN t'OR liut..IIr RECIAN$l-lt..AR $iE.{]IlON'
30 t',rttN''rrEFl.t:crloNfj /tNli 1;1.{EAR N{lT {lONt;IIiE.tit.Ir'
wa pembebanan tidaklah ditempatkan lebih jauh dari ujung lengan kiri
iJO F.RIN i
dari panjang batang. Kalau suatu posisi yang tidak sah telah dispesifi- 60 FRIN I
70 FTiINI '[rEAf.{ ijr'Al'l (H)'i
kasikan, sebuah pesan tercetak (baris 130) dan harganya harus dima- IIO INIIUf L
sukkan kembali. 90 L=.1-t 1.000
100 PRI'lI'Mlli*$rlAN t;ONCENTRAIt-tr t..llAIi (NN) - (tlIlH LOAIr FACToft?)';
(3) Harga-harga reaksi penyokong terlihat pada Garnbar 5.7. Semua- I, O I NPJT I,'
1,

1?0 l,r=tl{1OOO
nya ini dihitung sebagai Rl, dan R2 pada baris 180 dan 190. 130 F'RI.lt 'l,lAx At-t-0l,rAI{LE ITIRECI SlfiE:tili (N/i'lM-3)'i
140 INP.'I S
(4) Batang tersebut disubdivisikan dalam cara yang sama sebagaimana 150 M=t, lL,/4
telah dijelaskan pada catatan program (l) untuk Contoh 5.1. 1.60 Z=.1,/S
170 T"RINT
(5) Bagianpernyataan lendutan yang lazimdari Persamaan (5.17) di- 1BO PIIINT 'FF{EAII'IH (MI'I)'i
1.?O INFU T B
tentukan pada baris 300 untuk sembarang posisi batang. Suku tam- ?OO Ir=$flR(6*Z/B)
:I1O F'RIN
bahan untuk posisi-posisi terhadap bagian kanan pembebanan itu di- ??O F,RINl 'IIITII'IREII FEA}1 TIEF'TH IS'iNi'I.IH'
III30 IlRIN .tIEPIH,/FREATI H RATIO IS. iII,/Tt;. (FOS$IFI,E $TABlLITY F,ROBLEI'tS IF
tambahkan pada baris 400 hanya bila X melebihi A. Suku EI yang la-
.:

:I4O F,RINT 'SPAN/tIEtsTH RATIO I5';1.,/IIi' (SHEAR EIiFE:CT5 IHF'ORTANI IF "::1O)'


zim, tidak dikenalkan sampai pernyataan keluaran pada baris 410. ?50 F'FINT'CRO5S,.SiE:CTlON AREA I5'iBXTIi'I'II,I^?'
76 Lenturan Contoh 5.4 Sifat penampang sebuah batang T '77

260 F.RINI persoalan yang mungkin kalau rasio kedalaman terhadap lebar dan ren-
27O FRINI 'TiO YOU L'ANI 10 CI{ANG€ I llE trFEAlr I tl? I Nr'UT YES OR NO' i
?NO INF'IJ Yt tang terhadap kedalaman di luar harga yang ditentukan (agak bebas).
?9O IF Yi='YES'THEN 170 Dengan rasio ini rnuncul dalam pemikiran bahwa lebar dapat diubah
300 sToP
RE,A NY
untuk meminimumkan luas penampang lintang.
(4) Tegangan langsung yang dinvatakan pada baris 140 harus mema-
sukkan suatu faktor keamanan. Sebagai tambahan, terhadap beban ma-
RTJN sukan pada baris l2O dapat dikalikan untuk memasukkan kelewat-
beban (overloading) yang mungkin.
ExsForNl3 1g-JUN-Bl 09l l0llo
(5) Program tersebut di atas dibatasi dalam konsep. Hal itu tidaklah
IitT,II'LY SUPT'OR'JEU TI[,AT1 IJIT}I hITI-5T'AN F'OINT LOATI
SIKFTiS IIASITI IIESlI;N FOA SOLITI RFCTANEULAR SECTION memperhitungkan batas-batas lendutan yang mungkin ataupun peng-
rrEr:t.ECTIONS ANIr 9IIEAR NOT CtlNSItrEREn gunaan ukuran yang diinginkaa (lihat Soal (5.4) dan (5. I l)).
INr't., r I
ItEAtr st'AN (h)? .l Contoh 5.4 Sifat O"nu*Oror'sebuah batang T
hltt-5fAN CllN0ENlRAlEr' t-DAIr (Nt,l) - (IJIIU LOALr FACIOR?)" 5
tlAx AL.t..t,trAFt-E ITIRECT 5 rRE$S ( N/|tl.'l-3 ) ? 10
Untuk sebuah penampang lintang yang berbentuk T (Gambar 5.8), tu-
tR[nlrilt (flH)? lo0
lislah sebuah program guna menentukan sifat-sifat penampang; posisi
RE.OUIf{Ett tr[AM Lr[r'l]l Il; I:iO ]11{ sumbu netral, luas penampang, momen kedua luas, modulus penam-
DEll:ltllltRtlAtrl]{ F:Allttl I:i 1.5 (F{lllliLFL[. SIAIIILIIY Fti(lllt[]1$ It'::':,)
TiF.AN/IIE.F'tH RATII) IS ?O (!;HT,AR E.FFECI.J IIIF'I)IiIANI IT I1O) pang, dan radius girasi terhadap sumbu-sulnbu netral vertika! dari
cRosi$-sE.cI I0N ARI A r{i 13000 }lt{^11
horisontal. C-iunakanlah masukan berupa dimensi B, D, T1, dan T2
Ir0 y0U trAN t I t) t)xANljE I'tlti ktrEALrl tl l lNPUl YI S llti N0? YE-ti
pada sembarang satuan yang konsisten. Bandingkanlah kcluarannira
fitttlAtrIH (tlH)? 50 Cengan menggunakan sebuah tabel sifat-sifat penampang untuk sebuah
batang T standar.
REI]UIRETI FE.Ah TIEFTH Ifj 21?.132 I1T1
,r,t,trrppSatrTH RAIIO Itj 4,?4?64 (FOSSIBLF STAtTILTTY ftftoBLElls IF'5) B
(S'IEAR ETFECTS IHT.OhTANT IF 1O)
5F'AN,/ItEF,TH RATII] IS 14.14?L
CFT0SS-SECII0N AREA I5 1O606.6 llll^l
I
---..-_-*l
ItO YOU I.JANT 1O CHAN6E IHI: IiREAII-TB" INF.UT YES OK N1]" NO

STOF AT LINt. 300

REA trY

Tangkai
Catatsn program
Momen lentur (M) maksimum (tengah-bentangan) ditentukan pada ba-
ris 150. Jadi modulus penampang yang diperlukan (Z) dihitung pada
baris 160 dengan menggunakan Persamaan (5.12). Sembarang penam- l--*l
pang lintang batang yang mungkin harus memiliki harga modulus pe- T?

nampang ini. Gambar 5.8


(2) Setelah suatu lebar yang mungkin dinyatakan pada traris 190 kecla-
laman ditentukan (baris 200) (lengan menggunakan Persamaan (5"6 l:uat t,x:;t:(lJNI4 ::,:t-.,llN- 8 I l:, i:i7 i 47
,o t klNr '(;f (: I I {l}l I FittI't til ll Ii t)f I ltt All tr) lll Vt liIIl:At AXI( rlr SYHhE tkY'
1^*) dan (5.10). :'o tRINr
(3) tsada baris 230 d.an240 program memberikan peringatat ietrtang lo lrRlilr
-I
78 Lenturan Contoh 5.5 Tegangan geser pada batang I simetris 79

40 tIilNt 'rNr'ul!' dari puncak meja.


50 r'riINt '!rlnlli ANn Irtr'lH 0[ tloFiIToNrAl, lAIrLr,'; (2) Momen kedua luas penampang lengkap terhadap sumbu netral ho-
.1O INfllI f!rlI
70 tRlNl 'OUERAI.I. IlFF lli tll sticII{lN ANI' IHIC}iNESS OF UERtICAI- Slr }t'i rizontalnya (X) diperoleh dengan jalan menambahkan momen-momen
BO Itltlll l.!rIll
9O Ft.}, TtT IFRI.tINE NFUTRAI" AXIS kedua terhadap sumbu ini dari meja dan tangkai (masing-masing Il
lo0 lrl tr-. l I
,t(, Al:lrll dan I2). Harga ini dihitung dengan menggunakan teorema sumbu
l:,0 Af ,lrlll:l paralel
t.Io Hr --Ar * I l,/?
, 4O il:f ,"n:* ( I l+Ltl /7 )
,.:i0 Y, = ( t'llt'l l'1r, / <^1+42,
160 RI H r'r I Ir(],1I NF: I XX 7 RX ANrr ZX ^f"*=1po +ly2 (s.1 8)
I 2<> I 1 -,tt* I LLlI:: IAI t ( Y I - I I /'.! t'':!
I80 I 2., r :l*trl -'3/ lil+ A2* ( ( T 1 +tr 1 /:.1 ) -Y I ) ^2
l?O x.I1tI? di mana {qa adalah momen kedua luas / terhadap sumbu netralnya
?00 til=sQR( x,/(A1+Al) )
TllO Z1=x/<tt-fl, sendiri, dan 1** adalah momen kedua luas terhadap sebuah sumbu se-
??O RF-H lrfTERt,INE IYYr RY ANF 2Y
jarak y dari sumbu netral.
illlo t8^.r/l?+ttlt I ?^3/1?
Y= I I
?40 R?,'SnR( Y,/(Al+A?) ) (3) Sumbu netral vertikal terletak sepanjang pusat tangkai. Momen ke-
11.:,o 7-?-'( /l!*2
II6O Ii[.H OIIIF'UT OF F'ROF'ERIIE.S dua luas terhadap sumbu ini (Y) didapatkan dengan menjumlahkan
-'70 rrtilNl
:,{:IO IlftINT 'ARI,A I]F SICI ION';A1+A'J .TA8LE .iYI momen kedua, masing-masing untuk meja dan tangkai, dengan meng-
?9O t.RINT .TIET.IH OF NEUIRAt. AXIS FROI{ TOf.OT
JOO T.FINI
gunakan Persamaan (5.6).
.t t0 r.li I NI'AX l5' r' (' r' li tlf: GYttA I t0N' r'..jf c I IoN Hl)lrl,Ll.,s' (4) Jari-jari girasi terhadap sumbu-sumbu netral horizontal dan verti-
3:10 I RINI'XX'rXrtilrZl
.l-10 r'RIN il YY' r Y'R? i Z:l kal dihitung sebagai Rl dan R2 pada baris 200 dan24O dengan meng-
:14O PRINI
:{5O I'RINT .L,NITS AFI CONSISTENT U,I]H INT,UI TIATA. gunakan Persamaan (5.11). Modulus penampang dihitung sebagai Zl
f.rt; ntrY dan22 pada baris 210 dan 250 dengan menggunakan Persamaan (5.10).
riIJN (5) Kekurangan satuan yang dinyatakan dalam program itu memiliki
ti.x:ifrulNI4 :.t?--,1,N-41 lili30i34 keuntungan fleksibilitas, tetapi hal ini tergantung pada pemakai prog-
s;FCTIT}N F'ROT,ERI IES OT T II AI1 I.'I TH VEFTICAL AXIS OF SYIl}lETRY ram yang lebih memahami mengenai persoalan sesungguhnya.
I Nr't,r I
(6) Program memberikan harga-harga yang berbeda dengan harga-
Urltrfll ANlr trEr'Tll Of ll0ltlZONlAL. rAItl t-? 150' 15
l5
harga Jrenampang standar, karena yang terakhir ini mempunyai sudut
ovrRAL| I|EFilt OF StCI ION ANI|Ii.lItiNNESS Ut Vt-RTICAL S-lF-11? 1OO'
yang dijari-jarikan (mereka memiliki juga ketebalan tangkai dan meja
Afit A 0r' st clroN :15:,'i
Irt.ETti I)l NtLJItiAI AxIS tti0H rOt Of tA[rt-F :'5':"8:'1 yang sama). Program tersebut sepenuhnya dapat diperluas untuk mem-
AXIS J ti 0r {jYtAT.ION SECTII]N l"lOtrULUS berikan sifat-sifat penampang lainnya seperti massa per satuan pan-
:,f1.144:rt.lo.' 11u.4065 34',-l:1.1 .A
vx
:14. {,9:.1{J
jang atau dapat dimodifikasikan untuk membangkitkan sifat-sifat se-
Yf 4 '.'4165[ 106 l-rl,568 ' []
jumlah penampang.
LTNlTS Atir, t:[]Nritl;I[trl ul I]l lNF'IJT IrAIA
I.:t AIr !
Contoh 5.5 Tegangan geser pada batang I simetris
Tuliskanlah sebuah program untuk menentukan tegangan geser pada
Cotatan progrom sembarang posisi di atas sumbu vertikal batang berbentuk I seperti ter-
(l) Agar menentukan posisi sumbu netral horizontal, program itu meng- lihat pada Gambar 5.9. Masukan sesaat harus digunakan untuk me-
hitung luas-luas meja dan tangkai (masing-masing Al dan A2), serta nyatakan gaya geser di sepanjang penampang (dalam kN) serta dimensi
momen-momen luas ini terhadap puncak meja (masing-masing M1, penampang (B, D, T1, dan T2 dalam mm). Program itu harus menen-
dan M). Jumlah momen-Inomen ini sama dengan momen luas pe- tukan momen kedua luas terhadap sumbu netral horizontal dan te-
nampang lengkap terhadap puncak meja. Lengan momen untuk kese- gangan geser rata-rata, dengan menganggap bahwa gaya geser kese-
luruhan penampang (Yl) adalah jarak titik-berat (dan sumbu netral) luruhannya diangkut oleh tiang.
,l

ii
80 Lenturan Contoh 5.5 Tegangan geser pada batang I simetiis

'tNFUf I11r-,, f:ri(1il r(lr, $tlliIACE 11r UHI{:tl


Dengan menyatakan jarak dari puncak flens (Y) program hanrs rne- !iIRESS R[i.ltJlR[.lr (-VE. l0 filOr.,'i' 7li
nentukan tegangan geser pada flens atau tiang (atau pada keduanya ugti MilEAR fiI fi[li$ 7.1 , 9404 tt,/tltl":l

kalau I : T). INr'{' l.r.I'lt ]1R0M l0p (;l.tFt:A(-t, A I tJHl:i:H


S;TliES!i kF,0tllfit.tr (-Uli f 0 $l(lr) i rfio
!rt:I(l IiiltiAfi tiIF[.!:i$ B1,:,i8/,:,! N,/hM'L!

Ix5r'olNr:i 7-.Jl]|...'fJ1 09Ll:1io4 INf t,l IiEltil FIitlH t0r lit,kr:A(][: Al Uil.tl.:r
liTliE lls RI {tl.J I [([ Lr ( -Ul 1 (] l'; I ljl: ) r :l:l:,
t0 r'kItll 'litlf-AR SilR[:Si1,; IN A giYtl]lEIliI(lAt I trt:At{' trt lr i $ftt:An !l I ti[1;!; ./:t,,r'4o4 N/t{M^:r
:]0 T.R INI
30 tRrNI lNt l.,1 lrtlllll l:R(lll Il)t Sl.]lit A{.;[: nr !Jl{1,:ll
40 t'tilNl 'tlltl,rl' !;TRf S[; Rf.lll,l RI:lr ( Vt: l {.] Si l Ot')'r ' I
:;O r'ftllll 'l]HtAR ffltict' At $[(:ll(lll (kll)';
$o lNt'ur 0 lit[]t1 AI t-1Nt :1,0
7o {l"tl*1OO0
BO t:filNI 't,It'il.t ANtr t!r:t,ni OF t:.At:H I t.Ar.l(i[ (t1t1).; At AIIY
90 INl'r'r F, I r
loo tRINt '{,\,EkALL rrEr'Iil 0r 5t:[]llr.)N ANI| 1xIONiltll;gi {}r u,t:l! (MH)'i
, tO tNtll,t Ir, t:.1
I 20 l.,tt*rr".l,/ r t- ( ti- l ;l ) * ( Ir- ;'* r I ) -.t/ 1 ll
,30 t tirNt
l40 T.RINI .Sr:(:ONL| l'ri:,HtNI t't',' Ati[A I{x'; t;'t'ltl"4'
l50 F'rr{NI 'AUll(Al;E f;llEAR lilkllill (l:illt'irt OAllt(1tlr FY ir[B)')Q/l:!,/(lt.:tr1)i'N,/Htt^1.
,60 Irildl
170 r'filflil INf'|.,I I't-r'Itl f R{)H l(lt] 1;l,Hl A{ltr AI l,JH{CH'
lBo F(itNl 'StRtlit:; Fit:otjIRru (-ut: Ir) Slrr')'i
I ','0 INl lt I Y
:,oo lr I .0 Illl N ::l:,0
:l to titot'
:l?O I r: y --'1,/? I tit,N 14O
.,.,0 Y:tr- Y
?40 ]T Y I1 THEN :.I?0
:Llio l1-.lt* \ * < lt / ?- ( / ? )
:!60 S..i1tr)/t!,/ I
::70 IRINI 'l LANlit : Stlt Ali !'; Il{t.1;S';!i;'N,/Hh^:l' D
lBO Ir Y, lr lllr:.N ll'o
?90 H'-F* I l* { It / 1.- r 1,/ :' ) I I ::l I ( Y - I I ) * ( It,/:l.. I 1 t. ( " I l. r,/ ) )
300 S=t1*Q/Ii1/I
:J1 0 F'R I N I. tJf tr l ljHEAti $ l FLljtj' i lj.' N.'fll'l^:"
3?O 60 I0 160
tlEA trY

tiUN

EXSFOINIS 7-.lUL.- gl 09l:l:tr49

:::i:_:1:::-1-i_:t:1:t:ii1'- 1_11i1 Gambar 5.e


INI:UTI
$HEAN TORCE AT SECIION (N}I)-7 ?5O
uIMt.t ANI| IIEFlH 0F tAOH t't.Ail(iE (t1H)? 150r1i' Catatan progrqm
IrIf'r]i ot gF"crIoN AN[. rHICriNi r.;s 0r u[tr '(HH)" .Joo,1?
0uE.RAt-1.
(1) Momen kedua luas penampang (I) ditentukan pada baris 120 de-
$F.OUNI |10|1[NI OF AtiEA lXX 9,1]lZqt lOl nn"4
AVt.RAGE. !iHtiAft SIRESS (SllEAR CAkRIEIT IrY tr[tr) 7:J,4t]3t N/t1t{"': ngan menggunakan Persamaan (5.7).
INTUT I'r[F'Ill FtitlH IOI SIJT(r,r(:E AI utllCll (2) Distribusi tegangan geser di sepanjang sumbu vertikal adalah si-
!iTfrLSS tii[{lUltit,Ir (-Vt- IU !jl(ll')" O
Ft,ANGE: !illt Ari s r krss o N./HH-:, metris terhadap sumbu netral horizontal. Harga-harga Y lebih besar
daripada setengah kedalaman total (D/2), karena itu diubah pada ba-
INF'UT nEFIH rR{lrl l{Jt- ljllrir rrct, AI r,Jrl ICH
t;TIIE.Slj RLfllrlRflr ('ur I0 !jliltl)'i l:l ris 22A sampai 230, sehingga tegangan-tegangan 'seteagah di bawah'
F LANOt. : StlI-A,( alTriISS 4.5] .t?, N,'f4M -'l
r.,F-E: sHEAR s iREsis 56, 41 1,1 N,/Hd^: ditentukan dari persamaan 'setengah di atas'.
*
f
;l
82 Lenturan Contoh 5.6 Kemiringan dan lendutan oleh integrasi 83

(3) Untuk posisi flens (Y yang lebih kecil atau sama dengan Tl) tegangan (6) ulangi langkah-langkah (4) dan (5) untuk segmen-segmen yang
geser ditentukan pada baris 250 dan 260 dengan menggunakan Per- berikutnya sampai ke ujung batang (yakni i : I sampai 2, dan se-
samaan (5.13). Untuk posisi pada tiang, tegangan geser ditentukan pa- terusnya). Pada setiap stasiun, kemiringan (atau lendutan) adalah
da baris 290 sampai 300 dengan memakai persamaan yang sama. Va- kemiringan pada stasiun sebelumnya ditambah harga integral yang
riabel M digunakan untuk menunjukkan momen luas di atas posisi yang meliputi segmen, misalnya
ditinjau (A! pada Persamaan (5.13).
^i=)
Jika Y sama dengan Tl, program tersebut menghitung tegangan .Stl)=,S(l)+ I
1tt -.- tlt /< 11 \
\ ) .- ) )
geser baik pada flens maupun pada tiang (kondisi IF baik pada baris Ji- t 1;l
240 maupun baris 280 tidak memenuhi).
dan pada setiap stasiun harga x bertambah dengan 1L
Contoh 5.6 Kemiringan dan lendutan oleh integrasi Prc,gram tersebut hendaklah mengikutsertakan perintah-perintah
Sebuah prosedur numerik dapat dipakai untuk mengintegrasikan Per- buat pemakai yang potensial. Periksalah program tersebut dengan
sarnaan (5.15), persamaan yang mengatur lendutan batang. Metode ini menggunakan persoalan sebuah kantilever dengan pembebanan terkon-
terutama berguna kalau kekakuan fleksural (E/) berubah menurut pan- sentrasi pada ujung bebasnya.
jang batang.
Tulislah sebuah program untuk mengintegrasikan M/EI guna mem-
berikan kemiringan dan lendutan sebuah batang kantilever dengan
menggunakan prosedur berikut
(1) nyatakan M/EI sebagai fungsi jarak x dari ujung tetap dengan
menggunakan sebuah fungsi didefinisikan, Garnbar 5.10 =
(2) bagilah batang menjadi Nbuah segrnen serta hitunglah panjang
langkah (slep) H (sama dengan L/N di mana L adalah panjang t x:,1 0tr.116 ?:-JUN-ti1 1"1 :1:ii:17
batang). r tFtNilcALcrJr,AlIt)N 0t: :i1..{lf t,s ANIr Ir[Ft,fcIIt)Nl] oF A (]ArllIttuFfi t't,A11'
(3) berikanlah harga nol pada kondisi ujung tetap untuk kemiringan : f FltNt
.3 lrti I li [ ' I Il tl:;t. TH I t; t R{]titiAi'1 Y0lJ r'lt.Js I'
S(0) dan lendutan Iz(0), 4l-f{lNilI'tl.-EIt. t. IN[,s 1 IO 9 ' 'l'l.L- 1'1"
li PRINI 'frr.tll
(4) gunakanlah aturan trapesium untuk integrasi numerik dalam me- J f l( jNI 'lr[r. INt A It]N(i f Nh(x) IN LlNt lO UriiilH trF:a;llrill{r:5 't1./t I' Asl A'
7 l f{lNI 'l tlN0lI(JN t}f I 'l0N (ttt:Ah t tN{lfll) ANlr X (Irl!.TAfJCE f:F0r1 tit.lI( T-IN ENII)'
makai kemiringan (pada x sama dengan f1;, si FriiNI .t6,lo Irtt r:NH(x)."1-x' [(ll.i A LOrrtr AI rHE FRLI LNIr TJIIH l^J=EI..-1'
9 Ii r t)F' 'l]ItJT
1.0 r'liitrli 'E.RFiOrii Y[]li hlJlir Ii!-,:1NE ItiL: FLlflcll0N FNtl(x) Ir'J t-IN!- r0'
-,0 rtrtur .SL0FE:i Autr IrL.r:tt(:II0Nti {tF A L(rAtrEIr (:ANItt-tuER'
d, - fi=r ttl dx (s.19) .10 Frilr.li 'IOR'11./t. I'rllNl.:IION Irtrll,ltlr IN l..INt: 1O'
s(1) =
G- -iI = 0
Fr ,qo PE I il
l;0 F fiIN i
60 I!}1lNilrNFtlT t-EN0]ll L';
70 IN'rt,r t-
di mana i adalah jumlah stasiun (Gambar 5.10), t,0 l'tiIl.lr
1)O [.RINT'iNFTJT NtI},IITR OF SI.JF. IIIL'ISIDNS (O TO SIi]T')'i
(5) gunakanlah aturan trapesium untuk menaksir lendutan (pada x ,.OO INFIiT N
I tO Itr ,'i:,0 rHEN 140
sama dengan ,I1) ,;:.IO PTiINI-"LI51 1O']O T'fiINI IIITlI.IEIi H,/EI FUNCTION'
130 5t0F
I40 nIH S('JO)'u(?O)'X(30)
,.:io s(0)=o

^'= I'==ot * ".,


(s.20) 160 v(O)=O
r70 |'l(O)=FNir(O)
I t,O
190
ll=L/N
F.RINT
IOO r'FINT'nISTANCE','l'1,/Ef' r'SLOFE','ITEFLECTION'

li
84 Lenturan Soal-soal

:l1O X=o .,775 .t?5 , JO4,SBn . 06, o39?


:l:1O PRINr XrM(O) rli(O) rU(O) ,1 ..t75 .,o35t6
il30 Fi]R r.= 1 T0 N .6:lli , .1/1 ,4?96(.u) .1:i.5807
!40 X=X+H .7ii , 46A /7 ,:to99ta1
2:iO H(I)=FNi'{(X) ,tl 7'i .125 .49?lrJ8 ,1700?_
?6O A-(tt( I-1 )+M( I ) )tHl? 1. o . 3.t20:{ I
i.l7o $(I)."S(I-1)+A
::ltjo F*( $( I-:t ) +s( r ) ) lH,/? lNr'UI NllHtrtl[i l]l-:ilJt|-,'Ivl!tIftNli (o tr] sr{r'i" o
290 V(I)-V(I-r.)+F .I.I{iI 1O' I(I T'KINI tI[I INFII h/E,I t I]NI;I ION
3oo tlRtNr xrM(I) rS(I) rV(I)
:110 NEX r I
3:lo {i0 T0 B0

&EANY
Cqtatan program
Iil.iN (l) Keluaran program mernperlihatkan bagaimana perintah-perintah
r:.x5F'0INr6 :12".JUN"Bl 13116i3:l digunakan dan bagairnana - jika tidak ada fur gsi didefinisikan pada
T]AI CIJLATI{]N OF' T'L.OF'E,S ANTI JI['T:LTI'J'IONs T]F A CANTIL,EUER IIEATI
baris l0 - tercetak sebuah pesan peringatan. Kr rena fungsi yang dide-
'IO UtiE..fHl::i FROTiRAt'l Y0tJ HUST finisikan secara langsung tidak dapat dicetak, kalau program dijalan-
riEt-F-Tti t-rNEs 11U 9 "',Lrtit- 1-9' kan, baris 120 mencetak suatu saran bahwa baris l0 didaftarkan
ANTt
kemudian.
TIEFINE, A FUNTTION IINTI(X) I,N I-.IN[ 1o I,JHICH III,SCRII,IF:S,h,/EI, A5 A (2) Fungsi yang sebenarnya digunakan pada haris l0 tersebut menya-
FTJNUTION 0F t.. (IrEAi', LENGTH) ANtr X (TISIANUE t-RoH tit,IL-T-IN ENrr)
E:6 ,10 IiE.F FNM(X)*I-"X, fl(]R A F,OIN1, I,OAI] A,I, THF. f:REH ENTI I,,ITH U=EI=1 takan sebuah ujung kantilever yang dibebani dengan w : EI : l. Se-
STTIF.AT I.,.INE, ?
perti terlihat pada Persamaan (5.23) untuk persoalan ini lendutan ujung
bebas haruslah 1/3, dan kemiringan ujung bebas adalah l/2"
F:E AI] Y
lt:t.. 1-9 (3) Kondisi-kondisi batas kemiringan dan lendutan dihargai nol, masing-
Itb. At' Y masing pada baris 150 dan 160. Momen lentur pada ujung tetap M(CI)
1.0 lrfl.f: FNH(X)=,1 -.x
ditentukan pada baris 170 menggunakan fungsi didefinisik"an, dengan
RUN
X dihargai nol.
(4) Integral pada Persamaan (5.19) dihitung (sebagai A) pada baris 260
Ix:rF0INI6 :t::]-JUN-81 t3t t7i 1.ii
dengan menganggap luas antara batas-batas yang akan dinyatakan oleh
$LOFE$ ANII TIEFLF:CIIONS Of: A I.,,OATIE:Tt CANTILEUEF
Ftlq'14/F"l' FUNCl'I0N tr[tsIN[.tr l.N r,INE to sebuah trapesium tunggal. Integral pada Persamaan (5.20) dihitung (se-
bagai B) pada baris 280. Harga berikutnya dari X ditentukan pada ba"
INFUT LINGTH L? 1 ris 240, dan ini digunakan pada fungsi didelinisikan untuk rnenghitung
INPUl NIJMT'ER OT: SUF.NIUISIONS (O TO 91I]F)? ? momen lentur (baris 250)"
tII$I ANTJE 11/EI sit.0Fts I.IEFI,-EC l I ON
(5) Program menganggap penggunaan sistem satuan yang konsis-
o o o
.li
1
.0937:J
ten.
,, o . 31?5 (5) Prosedur numerik dapat dilihat memiliki suatu kejelasan fisis. Da-
INF,UT NUfltsER 0F StJrr-liIU.t!i.tONsi (o T0 sr0r.,)-r 4 lam istilah matematik hal itu merupakan sebuah contoh clari merorie
II T g'I ANCI t+/F_ L !it..tjF ti: TIEFL,[:C TION
prediktor-korektor untuk menyelesaikan itersamaan diferensial biasa.
o 1 o o
,:!18 7i; .o:t7343A
.3 )::; .101563
.4C,t]7ii :!070.11
,l 0
.
. 3?81:15
SOAL-SOAI,
r Nrrilr Nl,ilrrrF: 0r: $trB*rirul.sirirNri (o ro s;rt*.1, r.r
(5.1) Tulislah sebuah program dengan cara sepeiri prada (_'ontrh l,.l
TI I5 TANt.]I1 1't, I !t t...{tt'tl I[.F I, Ei{: T I ON
untuk mentabulasikan distribusi gaya geser (p) dan_rno.men lqnt-ur (1,;4
M I
0 1 o o
.87:i . 117 ).AU 7 ,.t?4??f... -0., sepanjang sebuah batlfc qislliong
.0?8J:.10:J e6de.,rliana. fnq111.i1,giiyi r-1 pa6a
'e
jiii '::iqr: 't;''. )'
ii "r
l]
:" -;.y. -:",r;- ll
.-
-1

86 Lenturan Soal-soal 87

buah pembebanan terkonsentrasi On tengah-bentangan. dl (s.24)


(Catatan: diskontinuitas pada tengah-bentangan untuk menyatakan M dir
dan Q
y= rt/- (xa
'
_4L3x+3La)
24EI
O=- i* x1= lL
Verifikasikanlah pernyataan di atas untuk kemirinean (dv/dx) serta len-
= lw x)= lL dutan (v) dengan mengintegrasikan Persamaan (5.15).
Tulislah sebuah program yang menggunakan superposisi kedua ka-
7a=_ |wx , <= +L {s.22) sus ini untuk memberikan kemiringan serta lendutan sebuah batang
kantilever yang mengalami baik pembebanan seragam maupun pem-
= -)wx +tr(x- lrl *,= i, bebanan titik ujung.
Gunakanlah masukan sesaat untuk menyatakan kekakuan fleksu-
di mana x adalah jarak dari sebuah ujung batang). ral (EI dalam KNm2), panjang batang (dalam m), intensitas beban
(5.2) Tuliskanlah sebuah program untuk mencetak harga-harga gaya (kN/m) dan pembebanan titik ujung bebas (kN).
geser, rnomen lentur serta lendutan pada posisi-posisi di sepanjang se- Frogram harus mencetak lendutan (dalam rnm) serta kemiringan
buah batang disokong sederhana yang dibebani oleh sejumlah pembe- (dalam derajat) untuk sejumlah posisi sepanjang batang, dan suatu jum-
banan titik yang berlainan pada pelbagai posisi di sepanjang batang lah harus juga dispesifikasikan oleh masukan.
terseLrut. Ildasukan dan keluaran program haruslah rnengikuti cara pa- (5.4) Ubahlah program pada Contoh 5.3 sehingga kedaiaman batang
r-{r Contoh 5.2. terpilih ditentukan dari salah satu ukuran yang diinginkan, yang digu-
Petunjuk: Program dapat mengikuti secara dekat apa yang telah nakan pada Contoh 3"3.
diberikan pada Contoh 5.2, kecuali bahrva variabel tersubskrip ha- (5.5) Gunakanlah metode yang dijelaskan pada Contoh 5.5 agar dapat
rus digunakan untuk menyatakan setiap pernbebanan terpisah dan memperluas program pada Contoh 5.4, sehingga tegangan geser dapat
posisinya. Kalau reaksi penyokong yang disebabkan oleh setiap pem- dihitung untuk sembarang posisi pada sumbu netral vertikal sebuah
bebanan dinyatakan oleh variabel tersubskrip, superposisi dapat di- penanlpang berbentuk T. Program tersebut harus rnencetak tegangan-
gunakan untuk menjumlahkan kontribusi pembebanan individual tegangan pada meja dan tangkai kalau posisi yang dipilih berhimpit
terhadap gaya geser, momen lentur, serta lendutan. Persamaan dengan perpotongan antara kedua penampang ini.
(5.17) memberikan pernyataan lendutan untuk sembarang pembe- (5.6) I'erluaslah program pada Contoh 5.5 hingga masukan sesaat tam-
banan individual. bahan dari momen lentur memberikan tegangan langsung pada sem-
barang kedalaman dari puncak permukaan.
(5.3) Pandanglah sebuah batang kantilever yang panjangnya L dengan
(5.7) Tuliskanlah sebuah program yang serupa dengan Contoh 5.4 un-
jarak x diukur dari ujung bebas.
tuk memberikan sifat-sifat penampang sebuah batang berbentuk I de-
Untuk sebuah beban P terkonsentrasi pada ujung bebas itu.
ngan flens tak sama. Perluaslah program itu untuk menghitung te-
dv ' P gangan geser pada penampang tersebut.
dx 2l:l u'-L')
(s.23)
(5.8) Ubahlah program perbandingan bahan pada Contoh 3.5 sehing-
ga program tersebut membandingkan bahan-bahan berdasarkan keke-
, = (x3 - 3r2x + 2.L3) rasan lentur ekivalen. Perluaslah program tersebut, dengan mengikut-
;o) sertakan biaya bahan seperti pada Soal (3.6).
Untuk sebuah pembebanan terdistribusi seragam w Petunjuk: Kekerasan sebuah batang berbanding langsung terhadap
kekakuan fleksural(E|. Dengan menggunakan Persamaan (5.6) un-
88 Lenturan
Soal-soal 89

tuk batang-batang yang lebarnya sama, kekerasan lentur ekivalen sepantasnya),


dinyatakan oleh '.813', di mana I adalah ketebalan batang. Modi-
(3) penggunaan sifat-sifat penampang standar,
fikasi program pada Contoh 3.5 tersebut sepenuhnya mencakup (4) pembebanan tambahan serta kondisi penyokong.
penggantian suatu ekivalen 'Et'oleh suatu ekivalen '-El3'.
Sebuah pendekatan berdasarkan subrutin akan dapat membantu
(5.9) Gunakanlah program pada Contoh 5.6 untuk membuktikan bah-
penulisan program semacam demikian.
wa lendutan ujung bebas sebuah kantilever yang diruncingkan seperti
terlihat pada Gambar 5.ll adalah 0,581q/EIs di mana intensitas be-
ban berubah secara linear dari nol pada ujung tetap menjadi q patla
ujung bebas.

Gambor 5.I l
(5.10) Tuliskanlah sebuah program yang serupa dengan program pada
Contoh 5.6 agar mengintegrasikan sebuah intensitas beban w, pertama-
tama terhadap gaya geser Q, kemudian terhadap momen lentur M. Pen-
jelasan untuk ini didasarkan dengan Persamaan (5.1) dan (5.2). I'>erik-
salah program tersebut dengan sebuah contoh sederhana, misalnya sua-
tu pembebanan terdistribusi seragam.
Program tersebut dapat diperluas guna menggabungkan ciri-ciri per-
soalan di atas dan Contoh 5.6. Jadi lendutan batang dapat ditentukan
secara langsung dari intensitas beban sesudah empat integrasi.
Suatu modifikasi selanjutnya terhadap program-program ini akan
membolehkan sembarang intensitas beban dinyatakan oleh harga-harga
empiris pada setiap stasiun, ketimbang fungsi aljabar terdefinisikanse-
kragai yang digunakan pada Contoh 5.6.
(5.11) Program rancangan batang pada Contoh 5.3 konsepnya adalah
sederhana. Suatu program yang lebih komprehensif dapat dittllis da-
lam tahapan-tahapan yang meliputi
(l) batas lendutan rnaupun batas tegangan, di mana rsoc?rrl$&r
tersebut dilandaskan (lihat Contoh 4.4).
(2) per"bebanan swaberbobot dengan menambahkann;va setelah
dipilih sebuah penampang sementara (untuk baiknya penam-
pang tersebut kernudian dapat diperiksa dan diubah

I
Bab 6 Lingkaran (tegangan) Mohr 91

Untuk suatu sistem tegangan dua dirnensi (bidang x-y) seperti


Tegangan dan regangan kompleks terlihat pada Gambar 6.1, tegangan-tegangan pada sebuah bidang 0
adalah suatu tegangan langsung o0 serta sebuah tegangan geser 16, di
mana

oo =\ {o,+ o,,) + lf". -or,) cos20 + rrr sin 20 (6.2)

*
,o =
){o, - or) sin 20 r*, cos20 (6 3)
TEOR.I UTAMA
Derrgan mengevaluasikan do6/d0 : 0 ternyata harga-harga mak-
6.1 Gabungan lenturan dan pembebanan aksial simum dan minirnum tegangan langsung o6 terjadi pada bidang-bidang
&.r Tegangan-tegangan langsung dapat dijumlahkan untuk persoalan- yang dipisahkan 90o pada sudut 0o di mana
persoalan elastik linear yang deformasinya adalah kecil. 1-
lan20 -txv (6.+1
Gabungan lenturan dan pembebanan aksial memberikan tegangan- n= (o-
- o.,t
tegangan langsung
o=PlAtMylI (6.i ) Kesemuanya ini dinamakan bidong-bidang utama, dan tegangan-
tegangan (ov oz) langsung yang bersesuaian dinamakan tegangan-
dari Persamaan (3.1) dan (5.4). Tanda positif digunakan kalau tegangan tegangon utama. Dengan memasukkan Persamaan (6.a) ke dalam Per-
lentur adalah tarikan, tanda negatif dipakai untuk tegangan lentur samaan (6.2) diperoleh bahwa
tekanan.

{[T') '*,'']
(o, + o,,)
or = -
6.2 Tegangan kompleks dalam dua dimensi 2
(6 s)
Resultan (hasil akhir) tegangan pada bidang oblik dan pengaruh ga-
bungan tegangan langsung serta tegangan geser (yakni disebabkan oleh oz = ALI','f - ' * r' *rf
gabungan lenturan dan torsi) dianalisis dengan mempertimbangkan ke-
2 {['-;")
seimbangan pada bagian kecil elemen bahan. Tegangan geser adalah nol pada bidang-bidang utama dan mem-
punyai sebuah harga maksimum

r,,"x=ry ={[(:r)' .n.l (6.6)


I

t pada bidang yang bersudut 45o terhadap bidang-bidang utama.

Y-
I

d
xl
I
I

rxyY
+-----1-------_
TI
l- 6.3 Lingkaran (tegangan) Mohr
Variasi tegangan dengan arah, dapat dinyatakan oleh titik-titik pada
sekeliling sebuah lingkaran yang dikenal sebagai lingkaran Mohr (Gam-
bar 6.2)
xy i

lo v (Catatan: sudut pada lingkaran ini adalah dua kali sudut dalam ruang.
Kedua ujung diameter horizontal menunjukkan bidang-bidang utama
Gambar 6.1 yang dipisahkan 90o dalam ruang.)

90
92 Tegangan dan regangan kompleks
Contoh 6.1 Rancangan iteratif rnanual batang kotak berongga

+ue')
,= u+(e'
6.5 Sistem tegangan tige dimensi
Pada sebuah sistem tegangan tiga dimensi, terdapat tiga tegangan uta-
rna d1, o2dan o3 dalam arah-arah yang saling tegak lurus. Gambar 6.3
memperlihatkan lingkaran-lingkaran Mohr untuk keadaan tegangan ti-
ga dimensi tipikal.
Jr)
Tegangan geser adalah rnaksimurn pada sudut 45o terhadap arah
Gombar 6.2 tegangan utama maksimum (or) dan tegangan utama minirnurn (o3).
Harganya diberikan oleh
Lingkaran Mohr dapat dibangun kalau komponen-komponen te-
gangan langsung dan tegangan geser diketahui untuk kedua bidang yang r,.,rr = !, tu., - ,.) ((t.10)
tegak lurus.

6.4 Regangan kompleks dalam dua dimensi


Persamaan yang serupa terhadap persamaan yang terlihat di atas da-
pat diturunkan untuk hubungan regangan dua dimensi dengan e,
menggantikan oo dan €/ menggantikan o.,, serta ^y/2 menggantikan r"r'
Itlisalnya pada sebuah sudut terhadap arah x terdapat sebuah re- I
gangan langsung e6 ]ang diberikan oleh

,u =){r, + €-,,) +
ltu. -er,) cos 20 +! y sin20 (6.7)

dan suatu regangan geser 79 yang diberikan oleh

1
1
10 =Uk' - er) sin ,u -;7 cos2o (6.8)

Lingkaran regangan Mohr adalah serupa terhadap lingkaran tegangan


yang terlihat pada Gambar 6.2 tetapi e menggantikan o dan 1/2 meng-
gantikan r. Gambar 6.3
Tegangan-tegangan utama (o1 dan o2) dapat diturunkan dari re-
gangan utama (e1 dan e2) dengan menyelesaikan hubungan hukum
Hooke pada Bab 3 (Persamaan (3.4) dengan mengganti x dengan I, y CONTOH PENGERJAAN
dengan 2, serta oz sama dengan nol). Jadi Contoh 6.tr Rancangan iteratif manual sehuah batang kotak berongga

o, = (e, +ve2) Anggaplah sebuah penampang kotak berongga bujur sangkar (terlihat
-i -
(1 -v") (6.e) pada Gambar 6.4) mengalami gabungan antara lenturan serta penlbe-
banan aksial.
94 Tegangan dan regangan kompleks Contoh 6.1 Rancangan iteratif manual batang kotak berongga

IT 9O PRINT 'hAXIHt'}I BENTJING I'O}IENT


i IOO INF.UT
I 10
11

rr--H* 1 . oooooE{.06
t 130 F.RINI
I
130 F.riINr.UA[-L IHICI(N€,'J5 I
T4O INFUT T
i
I50 F'RINI
I 160 IRINrtNt t,t S I frF tr t HENS I0NI:i tr UNIII
flL,I rJlttrt;t sIFtSs t.Et;S IHAN
I
170 r.RtNr .uAt t,ti (0 ltJ !:irltf., -vu ll) (:llrlNl il UAI I llll(lt\Nt lili) I'
At t.fJt,iArrt
I 175 r.ttlNt .sIARl uIlH LOl, t"5 - IS lt/ I tt\t LAk{i[ (ltt,(:t\t lNli,:;llEAti)'t.
I ,NO F.RTNI
D: l90 r'RINI .Ol'tSI[rE ITIhEN$ION tl
I
I
:IOO I NF,UT t'
?lO lF fr,:O IHEN t20
f?O Ir tr,o Illt_N ?4O
i
230 Srr r.
i
?40 A-: *lr*l f2t(lr*11*I )*r
di I ?1O l=11^ 4 / 1?- (l.t -2* I I ^ 4 / 11!
I
?tto S=F /A+t|/ltlt/?
I
I
270 FRtNr .HAXItrt'h IrIFt:CT S.tRE55. ;S'.N,/]tH^2. .SECTION AREA' iA''HTJ-?'
?BO GO IO 1BO
Y
READY
D I
I

RUN
Gambar 6.4
€x6F.OrNrl ?2--,uN-nt
Tuliskanlah sebuah program untuk rnerancang sebuah anggota dengan
IIERATIVE t,ESIGN Or S0UARE HOI..Lot., FTIX FF,AT,lS SUF,'F-CT Tf,)
mrr-rggunakan batas tegangan langsung yang diizinkan. Anggaplah bah- AXIAT Ll)AIrS ANtr BENnING Ht)irINlS (Ft,l]t\t I Nl; N0 I Cf)NS I If ht Ir )
wa batas ini tarikan dan tekanannya sama dan abaikanlah (tetapi
bertrati-hati) pembatasan yang mungkin ditimbulkan oleh tekukan serta INT.UT
' AXIAL LOATI (hN)? 20
TIAXITlIJIl
geseran. Karena persamaan-persamaan tersebut sukar diselesaikan se- llrlxllruli tTENnING HOHENT (NNtl)? l5
cara langsung, gunakanlah suatu 'prosedur berulang secara manual' I,'ALL THICI(NESS T (T1TI)?
'O
seperti berikut. INF't,r OUTSII'f r'lHFNt;I0Ns;t' lJilItL rrrrit:Cr SrREriS LrSS IHfrN
(0 r(, s10t,, -vt, to t:llAN(,it. uAtt rillLhNIis;s): Al,rr)r,,AIrLtl
Untuk sebuah ketebalan dinding T yang dispesifikasikan, ceraklah vALUE
SIARI t,,ITH t-OtJ IrS * IS tr./t IO0 LARGE (IrUCt\LIN6,SilEAR) l
tegangan langsung maksimum untuk berbagai-bagai harga diameter luar
OUI'SITIE NIHENSION II (i'lh)":JO
D. Ubahlah D, mulai dari harga yang rendah, sampai tegangan lang- llAXInud IlIHECT STRESS s39.70t N/tlk-? Sf{--lTflN AIit-A l6oO HH'':l
sung maksirnum sama dengan tegangan langsung rnaksimurn yang otjTSItrE ITIhENSI0N Ir (nh)? ,00
diizinkan" hAXIHUiI tTIRECT STkESS 157.9rl:i N,?hH^:t SECTION ARt A :J6OO Hh^:'

Cunakanlah prograrn tersebut untuk merancang sebuah penampang OUTSItTE I'I|JENSlON tr (i"1tl)" l:10
ItAXIiiUi..l I'IRECT STFTESS 64.7171 N/hd-.") st-(]TIUN AIit-A :r6r)0 hrt-:l
guna menahan sebuah pembebanan aksial maksimum sebesar 20 kN
OtJTSIITE fTIHENSI0N tr (t1t1)" 1f5
dan momen lentur sebesar l5 kNm kalau tegangan langsung maksi- llAxIHUn ITIRECT SiFiESt r6,Tt)1 N/ytt1 .2 5EI]I -ION AREA 4600 hM-2
mum yang diizinkan sebesar 100 N/mm2. Perbandingan dimensi luar OUTSII'E II]HENSION TI (IlM)? -1
(D) terhadap ketebalan (D tidak boleh melebihi 20. I./ALL THICNNESS T (}4X)" 8

INF,UT OUTSITIE IIIhENSIONS I, UNTII. IIIRECT 5TFE5S LESS THAN AI LIII,JABLI:


UALUE (O ]O STOF,, .UE TO CHANGE I,JAI*L 'IHIOhNI,S$) i
,.0 r'RINt 'Iltr(AIruI: t't,5r0t,l 0t !;0r,Atit: It0LLrlr.,, trt)x trt-Atls st,t].,t.(: I ilr. START l,JIrH LO|,J tr'5 - IS It./I r00 t AF(Gt. (trtJct.r_IN{i,sHtiA()?
it0 r'RINT 'AXIAI, LOATIS ANII ETNIIINfi HOHENTS (III'{JhI.IN6 NOI {]0NSItII]fiEtI)'
FRINI'-- DUTS;II'E T'II"I[NSlON II (HH)? 1OO
40 F.RINT ilAXItlul'l ITIRECI STRESS 186.03 N,/ht -2 SIC I ION AREA :]944
FFINI 'INF'I,'I i'
60 r'r(INI 'hAXIhl'tl AXIAL L0Alr (i\N). i OI.,TSIItE ITIMENSION Ir (HH,? 150
70 t ilF t.,r F' t'lAXIfluh ITIRECT STREgS 77.A3LJ N/t1t4-.) SECTION AREA 4344 I1I1^?
80 P.f'* 1 OgQ
--1

Contoh 6.2 Rancangan berulang otomatik sebuah batang sederhana 97


96 Tegangan dan regangan kompleks

oL,TSIITE trlttINa;r0N tr (HM)" 130 ,ti melakukan iterasi manual untuk mencari kedalaman batang, tulis-
mAXit{u}1 ITIRECT SlfiISS 105.36fJ N,/Hf1^:] S[CIICJN AKFA :J904 T{M^? lah program tersebut sedemikian agar ia melakukan iterasi secara oto-
OUTSII'E IrIlt[N:;I0N tr (llll)'l 1.]5i matik. Iterasi tersebut harus berhenti kalau tegangan langsung maksi-
i'lAXItilJll ITIFiEC t 5It(LSS 97.2,J4r] N,/llM^: SECTIT]N AF(EA 4O64 MH^:I
mum sesungguhnya pada batang dalam batas 0,1 9o dari tegangan yang
OUTSItTE r'Il',!EN:;I0N lr ( tltl ) ? O
diizinkan.
STOF.AT I.INE:]30

F:EAI'Y
, 0 f'II N il t l {-riA I Ivf lrt l; i (iN Or ft r:(; tAill]llt nt. $€ {-- rl (lN tit:AH,-l Iiq,tr,,t(:l l0'
t0 FRIl.lrAxIAL l_oAL'!l nliI| tlrNtrINn HrlhINrs (trilcht,ING N{,i (:0NS I trfl, f[r ) '
30 F'RINI '
40 F.RINt
:;o tRINt 'INtl,tl'
Cataton progrom 60 F'kINI '}1AXIH{'h AXIAT t 0AMhN)'i
70 INr'l.,r r'
(l) Program ditulis sehingga masukan dimensi luar D mengatur per- tlo l':t*IOOO
90 r'filttl 'tlAXIlll,H tiENtrINri H{IHENl (NNtl)'t
kembangan/kemajuan analisis (baris 160 sampai 230). Suatu harga no1 loo INft,l n
1 1O l'l-tl*i .0ooooE 106
D akan menghentikan program, harga negatif akan membiarkar. kete- t :10 r'RIN I'ilAXlht,H At_t-lrt,Atrt.t, trJrit.{:T !; t ttt:5s ( N/t,lH^? )' ;
balan dinding berubah. !:to IN[l,l lit
140 l'tilNl
(2) Tegangan langsung maksimum pada penampang, dihitung sr:bagai ,50 I R-tNl 'ltIAH t,Ilrlll (it!{)'i
,60 INT.I'I fi
S pada baris 260 dengan menggunakan Persamaan (6.1). Sebagaima- 170 f f(INl
180 R[h ITLr(AlIrlN l{l rlNr' trEAl'1 lrtFlt{ rr
na telah ditulis, program tidak akan membedakan antara pembebanan r.?i,\ tt-t/lt)(\ \ tit h tNt I tAi il tll,J) r.l;L|lnlf: (,t tl
aksial tarikan dan tekanan atau tegangan lentur. Harga S adalah sela- ?Oo lrl-lJ/il \ lil I lN(jl(l Hl Nl I (,R ltl(]REAI;IN{.i tr
?to F()R r:=,1 r0 50
lu tegangan langsung dengan nilai yang terbesar. :,:,0 A:-trtlr
:,r.lo I-lrit'^.J/1?
(3) Luas penampang (A) ditentukan pada baris240. Momen kedua luas ' :tto r;-F /AtH/l*t.t/?
(I) ditentukan pada baris 250 dengan menggunakan Persamaar (5.6) ?30 IF Att!i( (S S1 )/Sl ) 1.oOOooE-03 IIIEN 34o \ R[:l'1 CDNVIRGF-NCF TEsif
:,60 IF 5. Sl IHE:N ?90
S;TFEI;!i I00 ll.l(;H - INCIiEAliE [l
- persamaan ini dapat diterapkan dengan cara yang serupa terha- "70 tr:nllr1 \ REtl
i

?80 (;o 10 3lo


dap penampang kotak berongga. 390 tr=t'-l'l \ Rt t{ :lrl(r!;li I(lO t-(ll,J - ltt-CIif:ASE n
.100 trl::trll5 \ REtl titlAl.ltiI IN(:,{EtlINT sITE
(4) Keluaran program memperlihatkan bagaimana harga-harga D diu- .l,o Nt:xl c
.i:10 t riI N l' Ii{Jt U r I0N }lAl; N0 l {lt)Nvt,kctrr AFlf:R' i{i i' l tIFAT IrlNli'
bah hingga tegangan langsung maksimum kira-kira sama dengan har- .Illo (i(l l{l .!f.r0
.140 t t( tN t' Afr tER' io i' I l t liA l IoNl; : ttEAll trP:t' rtl Ir;' ; tr;' i'lt'l'
ga yang diizinkan. Ketebalan dinding diubah untuk meminirnumkan -l:i(i rRIllt
360 FfiIIl 't'0 YOU trANl I0 (:HANGE lllE liftLAltrli? lNflJr YES OR NO'i
luas penampang (dan karena itu juga beratnya dan barangkali biaya- 370 tNfUI Yt
nya). Rasio D/T yangdispesifikasikan tidaklah melebihi rancangan ini. 340 IF Y$='YES'IHEN l40
-t90 s I 0F'
,iE A[IY
Contoh 6.2 Rancangan iteratif otornatis sebuah batang sederltana
Anggaplah sebuah batang dengan penampang lintang empat p'ersegi RUN
panjang padat yang mengalami gabungan lenturan dan pembc:anan Ex6r,rlrNr:r ??-.ruN-Br rri:rr:41
aksial. Kalau lebar batang adalah 100 mm dan tegangan langsuntr rnak- ,TrRArrur: r,E!irGN oF rir-L-rAN{;ur AR r;rr:r r6N rrEAys sur,JECr ro
simum yang diizinkan adalah l0 N/mm2, gunakanlah Persamaarr (6.1) ^:li: ::i::,:11-11:ll::-11"::l' ::::l:1y-::]-:!::11::::l
dan (5.6) untuk menghitung kedalaman batang yang diperiukar: guna
rnenahan suatu pembebanan aksial sebesar 20 kN serta sebuah lr,omen INF'UT i
hAXIr{UH AXIAT L0At' (NN)" ?0
lentur maksimum sebesar l5 kNm. rlAXIhun Pt.NtrINC l10ill.NI (hNr'i)" 11; (N/t1l'1^2)"
hAXII{Ut1 ALL.OtlAlrLE ItII.iIcI I]1fi(t-S!i 10
Sebagai latihan, tulislah sebuah program untuk menyelesaikan ma-
FEAH l,JJt'TtJ (fth)" ,00
salah ini dalam cara seperti pada Contoh 6.1. Tetapi setlagai penggan-
-'t
98 Tegangan dan regangan kompleks Contoh 6.3 Analisis tegangan kompleks 99

gensi (baris 250), dan jumlah maksimum iterasi (baris 210).


,rirA,*,i rNrur yEs o,. N0? No (7) Teknik iterasi manual pada Contoh 6.1 serta teknik otomatik yang
::"i::,:.:i,;:'::^;;,,-::. dijelaskan di atas adalah metode sederhana yang dapat diterapkan ter-
hadap rentang masalah yang cukup luas. Tentu saja terdapat metode-
metode yang lebih formal dari matematika numerik yang dapat digu-
nakan untuk mencari akar-akar persamaan.
Catatan program
(l) Dengan harga-harga P, M, B, dan o yang dispesifikasikan di atas, Contoh 6.3 dnalisis tegangan kompleks
Persamaan (6.1) dan (5.6) memberikan suatu kuadratik dalam D, akar Tulislah sebuah program untuk menentukan komponen-komponen te-
positif adalah sebesar 310 (mm) untuk persoalan di atas. gangan langsung dan geser pada bidang oblik untuk harga sembarang
(2) Cetak-luaran program mengandung komentar yang jelas dengan mu- yang dinyatakan oleh komponen-komponen tegangan kartesian o,o o,
lai rnemakai\REM. Kemampuan untuk memasukkan baris-baris per- dan o-,r. Cetaklah tegangan-tegangan yang terpisahkan pada bidang-
nyataan berganda atau komentar pada baris yang sama sebagaimana bidang, dengan interval 15o mulai dari 0o hingga 90" terhadap arah
pada pernyataan program lainnya, merupakan suatu fasilitas yang sa- komponen rrr,. Tentukanlah pula tegangan-tegangan utama, tegangan
ngat berguna pada beberapa komputer. geser maksimum serta orientasinya.
(3) Tegangan langsung maksimum (S) pada batang dihitung pada ba- Gunakanlah program tersebut untuk mempelajari keadaan tegangan
ris 240 dengan menggunakan Persamaan (6.1). Momen kedua luas (I) yang berikut: tarikan uniaksial dan biaksial serta torsi murni. Gam-
direntukan dari Persamaan (5.6) pada baris 230. barlah lingkaran Mohr untuk setiap keadaan tegangan ini.
(4) Prosedur iteratif adalah sebagai berikut
(a) suatu taksiran dibuat awal pada kedalaman batang D (baris EX6f0tNTJ t2 JUN-81 1.J:50:28
190) dan suatu kenaikan (Dl) untuk kenaikan D (baris 200), I.O
'.RINT
]O FRINT
":TI ANALYSIS T,]F SIRESSES IIN OTiLIQUE PLANES'
(b) tegangan langsung maksimum (S) didapatkan dengan meng- ,50 F,RII.IT
4O F'F]INT 'INPUT CAKIESIAN STRESS CONPONENTS;'
gunakan harga D ini (baris 240), 5O F'RINT'tIIRECT 5TRE5S ST6X''
60 INPUT X
(c) tegangan maksimum ini dibandingkan dengan harga yang di- ,,0 FRINI . T,IRECT SIRESS SI6Y. i
izinkan (Sl) guna memeriksa apakah perbedaannya lebih ke- 80 ItrFUT }
?O PRINI'SHEAR STRESS TAUXY''
cil dari 0,190 Sl (baris 250), lOO INPUT T
lIO F,RINT
(d) kalau tegangan tersebut terlalu tinggi harga D dinaikkan de- llO
130
PRINT 'AttOLE'r' STRESS COhf'ONENI5'
F,RINI'(T'ETi)' I'tIIRECI' I'{}HEAR'
ngan kenaikan Dl (baris 270) serta tegangan rnaksimum dihi- t40 FOR Al =0 T0 90 ::iTEP 15
150 A=A1*3.L4Lag,/lAO
tung kembali, r6O R1=(Xl Y ),/?+( x-Y ),/3*C0S( ?tA ) + rrSIN( l*A )
(e) kalau tegangan tersebut terlalu rendah harga D dikurangi de- Y ),/2lSIN ( f lA ) -TiCOS(:liA )
I 7O R?= ( X'
lBo PRIt{T A1rR1'R2
ngan kenaikan atau increment (baris 290). Kenaikan ukuran 190 NEXT ,,1
:OO PRINT
itu sendiri kemudian dikurangi (baris 300) dan tegangan mak- ?lO X9=X
:?O Y9=Y
simum dihitung kembali. :30 T9=T
t40 GosuF 1000
(5) Kalau harga D tidak konvergen dalam 50 sikius iterasi (C), sebuah f5O F,FINT'F.RItJCIPAL SIRESSES:'
-160 PF:Il'lI 'fiA\I{ult: $I61 IS ';Pl i' AI ANGLE'iAO;'trEG T0
pesan peringatan dicetak (baris 320). Karena itu program tidak akan :70 F'RINT 'r,tINItlul',l: 5I6-t tS 'i[):.1
IBO PRINilXAX illrEAR STRESS IS'it?1'F?)/a)' AT ANGLE'iAO+43i'IrEC IO
terus 'menempel' dalam suatu belitan yang tak hingga. :]9O FRINT
(6) Harga-harga tetap tertentu diberikan dalam program untuk perki- .l0O FRI{f 'IrO YCU i,lI3H TO ANALYSE ANOTIIER SfATE Of 5-IRESS"'
,1,0 F,ftINT.INF'UT YLS Ofi NU.;
raan awal D (baris 190), kenaikan ukuran awal (baris 200), derajat de- f:O INPUT Y'
:r3O IF Ya='YE5' THEN 30
ngan mana ukuran kenaikan ini dikurangi (baris 300), toleransi konver- r40 STOP
100 Tegangbn dan regangan kompleks Contoh 6.3 Analisis tegangan kompleks

lCOO F.EI.t SUBROUTINE TO IIETERI',IINE F,RINCIFAL STFESSES (F1 ANtI AN6I..E St rrISS COtlf'0NE.NTS
TOlO R€f AN6LE AO FF:Dh SI6X (X9), SIGY (Y9) ANTI TAUXY (T9) ( T.]EG ) ItIR[:C] SHEAR
l01lO F 1=r Y9lX9),/?ISQR( ( (Yq-X9) /ll)^?+T9t19) 0
103.0 F :: ( y9iX9 ),/2 -SilR ( I I I I - X9' / 2' ^ 2+ rgiI 9 )
o -50
15 -43..I01.I
li)4O IF Y9=X9 IHEri lCaO 30 43,3013
la5C AO:ATN( -2x f 9 / ! t'? -x9 \ ) /? 43 50
;.1)6r) AO=AOttBO/3. t 41",? -6.55.387E-O:i
60 43.:tO13 ?4,9999
I r) 70 iio r0 1090 25. OOOl 43 . 301::
ItgO AO=0 1.310778-04 50
I O9O FE IURN
F EAT
FRINCIPAL STF:ESSE$I
hAXItlU}II SIGl IS S'O AI ANC;[.E O IIEG IO
RUN HINI|1ur.ti SI6? tS -50
IlAX SHEAR STRESS I!; :'O AT ANGLE 45 I,EG TO SIGX
EX./rFDINl3 ?:-JUN-31 13i51if 4
NOIHt.R STATE OF STRESS?
2tr ANAI-YSIS 0f glfit-liSf:5 ilN ()FLTQUt- fLANgS
.'
::::'^;':,:: l:;
IHT,UT CARTESIAN SIRtSS {:{)NF'ONt.NT$:
II]RECT STRESS SI6X" 5O
IIIRECT 5IRI55 Si(JY" O
,.]HEATi STF:ESS IAI",XY,i O

s rRt t;s cot{['0NENTs


AN GLE
( trEG ) IrIRE{i f SlltiAt(
Catatan progrsm
0 50 o
15 46 ,6iO6 1::. 5 (1) Komponen-komponen tegangan langsung (Rl) serta tegangan geser
lo 37,i ?t , 6lto6
(R2) pada sebuah bidang oblik dihitung pada baris 160 dan 170, masing-
4',j :5
t,c 11.5 21.650? masing dengan menggunakan Persamaan (6.2) dan (6.3). Sudut hidang
7r, 3.34939 1 ?.5
90 -3.81470E 06 6.55387E-05 oblik d yang diukur dari arah o, dinyatakan oleh Al dalam derajat dair
r'IINCIT.AL 5I F]ESIJFS : A dalam radian.
{AXIrlt/11 i SIGl I5 :i0 AI ANGI-E 0I'tt; Itl 5J IGX
nINIr.rLJtl I SI6: 1S 0 (2) Tegangan-tegangan utama ditentukan dalam sebuah subrutin (ba-
HarX Stl[AFi STTiESS IS f5 A1 ANGLf: 45 I'EG TO SIGX
ris 1000 sampai 1090) yang secara mudah dapat disambungkan ke prog-
ITU Y0U UISH T0 ANAt-YSt, AN0ttlER SIAIE 0F S TRT.SS? ram lainnya (lihat Contor 7.2). Untuk alasan tersebut nama variabel
I.NF,UT YES OR NI]" YES
yang kurang lazim dipergunakan (X9, Y9, dan T9, dan sebagainya)
lNPUT CARTESIAN STTiESS COilT,ONENlS:
IIIRECT STFiESS SIGX,, 30 digunakan dan data masukan harus disalin ke dalam variabel-variabel
TIIRECT STRESS SI6Y'i 50
SHEAR SIFiLSS TAUXY'' O
ini (baris 210 sampai 230) sebelum subrutin tersebut dipanggil.
(3) Subrutin tersebut menggunakan Persamaan (6.5) untuk menentu-
AN6LE ai'l Ft,rifi (:0Hr'oNIN Is
( I'EO ) TIIRECI :JIIIAR kan tegangan-tegangan utama (Pl dan P2) serta Persamaan (6.4) un-
0 50 0
15 500 tuk menghitung sudut (A0 dalam derajat) antara arah o1(Pl) dan or.
30 500 Baris 1040 memang perlu, karena komputer tidak bisa rnenangani harga
500
60 500
500
tak hingga yang ditimbulkan oleh X9 : Y9 (dalam hal ini sudut A0
90 500 adalah nol).
F,RINCIPAL STRESSES: (4) Tegangan geser maksimum dihitung pada baris 280 dari Persamaan
hAXIi'1UhI SIGl I!; 5O AT ANGLE O TIE6 TO S IGX
(6.6), arahnya adalah 45' dari arah tegangan utama maksimum.
flININUH: SIG? IS :;O
HAx SHErttr S rRESS I {i o AT AN{it,[ 45 Ir[G TO Sr6X (5) Gambar 6.5 memperlihatkan representasi lingkaran Mohr tarikan
II(] YOlJ I,]ISH TO ANAI,YSF ANOIHt,R lI.TAIE T}T IIIFIESS? sederhana serta torsi murni. Tarikan biaksiatr memberikan sebuah te-
l NlitJI Yt-5 05: u()'r' Yl s
gangan langsung seragarn dan tegangan geser nol pada semua bid;lng
iril tiT c6F:r[5IAr] sllrt(lli tilrni {lrlt-NI{:ii
1 Ifrt{il :,li:Fll1i alGl/ 0
oblik - lingkaran lv{ohrnya berdiameter nol.
i,lliiill S;TFri!1.., a.IijY1 0
t,HIAti ltiftt-:t1i iArl):Y" 50
t02 Tegangan dan regangan kompleks Contoh 6.4 Tegangan-tegangan utama pada batang 103

;lr0 tr(tNI 'X.,';X,/lOOOi'H' Lrt:fll.rIH{i }t(.ltlf.NI,.,'iH,/1.,0ooo(il:l()r'ri'ilNllr lill[:.Ali l]l)lil:l


:r15 r.RINt {r./1000i.NN'
:,1:to F'riINr
:1,10 fltiIN r Y llIGx' r, tAtlXY' i'51{,il' r'!:i1{i],
".
24O HfiINI '(l1l'1) (N/ilil'"1l)','(N/HM":.')'" (l'1,/1111":l)'
;t:;o Il)r( t::!":; rt] "'(N,/Hlt*:r)'"
^l; !;rul'' "'l
:t6tl Y ,l.t*tt/ lO
!1O !l'.h*Y / L
:ttl0 f -0* ( Ir*tr,/ 4 -.Y *Y, / / I ?-

29O !i1 ".S,/:.1 tStlli ( srs;,/4 I I *l )


:,100 s:,. s,/;t-50ft ($8s./4 I I * I )
.l1O lFilNl Y,S, LSI,S:l
320 NLX1 12
330 r'R.r Nl
-140 NlXr 11
REATIY

F(t,,N
Tarikan sederhana Geseran murni
EX6r'0INI4 7-.ll.lL-81 09i41::i1
Cambar 6.5
slhr'LY sulr'0RIt:Ir RE(;IAN0l.lt..AR Cri0!i5- I;ticrI0N [t[.AM trrltl {,Nl.F0ltl'1t"Y
rr.(slRItrt,tEtr LoAIr - 5rRt:S$tli AOri0$r; I:iECIION AI X fr.'OM t..ll [:.NIl

Contoh 6.4 Tegangan-tegangan utama pada batang ]NF'UTI


TIREATITH (HH)? 50
Tuliskanlah sebuah program untuk menentukan tegangan-tegangan IrrF'ilI (Ht1)" 100
!;FAN 01)? ?
larngsung (o*) dan geser/r"r) serta tegangan utama yang dihasilkan pa- t.oAtr ri:ti uNl r LINGr]l (NN/tl)? 2
da sebuah batang berpenampang-lintang empat persegi panjang diso- X=0H' I1[Nlt I N(i h0Ht.Nl * 0 t(NH, fill[.AF( Ft)r{cE=-11 l\N
kong secara sederhana mengalami suatu beban yang terdistribusi sera-
gam. Cetaklah tegangan-tegangan tersebut (dengan menggunakan se- 1]IGX I AI'XY !ir61 5 t {i:,
( Ht1) ( N,/|1H"? ) ( N,rHH^:l ) ( N./Htl^2 (
) N,/Mh":l )
putuh subdivisi di seluruh ketebalan batang) pada penyokong, seper- 40
o
0
o
,..! |6
o
-
0
, i:1. t, , :116
empat bentang, dan tengah-bentang. .t0 o ' ..ltt4 ..lft4 ',3{14
:lo o .504 .504 -,504
Gunakanlah program tersebut untuk menunjukkan tegangan geser ,0 o ,ti/6 ,:.;7 6 ,3?6
0 0
relatif tidak penting, kecuali pada batang-batang yang pendek, sangat ,o o -
-:10 o .:r04 '5/6
dalam. ,:io4 ,:,<'t 4
30 o -.3fj4 . "In4 .,. Jtl4
-40 0 -. ?li1 ,?16 -,?16
-50 0 o o o
r xt,Ft)rNI4

10 rrFrItJI '5Il'1F'LY 1ll.JFP0F:TIIr t(t:CTAI'l0tJLAR fiR(]55-SCCTION 8EAi1 l,JITll UNIt:ORllLY' X- .5 h, FFNTIING HOHLNI-.,75 Ntltl' StIEAR t't,Rr;F=-1 l\N
-lo Fr'rNI'IrISrkIIlUlEIr Lt)AIr - IjTFrt-1.;S81,; ACRIISS ljECIIUN Ai X fhllH Ltl r:NIr'
-10 I F INI Y t]ltix sIr.ir slG;l
4(r IliIdl ( l',tM ) ( N,/ilit^2 ) ( N,/Mtl"::l ) ( N,/HH-? )
:i4 r,ftlfJl 'INfrtil:' 50 o
6() tlhlrlf 'lRlAIrTfl (l1H)'; 40 L 19tJ:lF-o3
di -7.?O16?
70 lN[lJT tr 30 -3, 4 6, Rln06E-O.l -4,406a.1
8,:, FFiINI ',i.r[F'Iil (hH)'i -:t . t, ,0 I /1i?'4 4 -.! ,6t /i,',:i
90 llifi)i Ir ,o *1.{l
1O0 I'Il*lr'-.1,/1:l
, o4 4?iJ ):: - l.r,4496
o o -..5
ll0 fFiINT'5F'rrN (l''1)'i -10 1.0 1,A4496 ^,<r449i7.'
1:]0 INT,UI L .t.6 -.ot /:t:i4,\
130 t -l *-LOO0 "1. t 1 /it5
-:ro :i .4 5 , 406rJ? '6 1{l06t - 0.'
140 [t(rNr .r-0Arr Fr.R uNlT LENOTH (l\N/tl)';
. IJ
- 40 7.? 7 , ?O111:.1 -l.61eu:,,t - 03
I :JO I NF'U T LJ ":;0 9 o
I5O I.RINT
170 f:OFr r1=O 't0 1 x.' I )1, tttNIrlNG l1(lttENl- t hNH' Sl.lEAtl t-URCL- o
1fl0 X=I1*L,/4 K.{
t 9O 0- 'tJ*L/?t tltX
:'{)O h'. iJ*t *X/?1.W*/.*X/?
T
104 Tegangan dan regangan kompleks tml
Contoh 6.5 Analisis rosetta pengukur regangan l0S
ilil

f ::iIGX riIGl
(Ht1) ( N/'MM-: )
TATJXY
( N,/ht'i^:l ) (.,1,,t1h ^:
9 I (J:I
( N,/hn^2
Young serta rasio Poisson yang telah diberikan sebelumnya. Teori yang lllllll
) )
:io 13 o o berkaitan, diberikan di bawah ini
40 -t,a o o -9 ,6
o 0
20 -4 .8 lffi
0 0 -4. g
,.0 o o -f..4
o lillil
o o o
-,o f.4 o ?.4 o
-.:to 4,8 o 4.8 o ilIil
-30
-40 q.6
o 7.! o
o 9.6 o
-:io ,: o 12 o
Lnil

lll

ilil

Catatan program ililil

(l) Data dispesifikasikan dalam satuannya yang paling asli, rerapi ilil

segera diubah ke dalam satuan newton dan milimeter untuk tujuan kal- illlfl

kulasi. Bilamana perlu, satuan diubah kembali untuk keluaran (baris


2to).
(2) Tegangan geser dihitung sebagai T pada baris 280 dengan menggu-
nakan Persamaan (5.13) denganA : B(D/2 - n,t = (D/2 + n/ iilil

2 serta z : B. Periksalah keabsahan persamaan di atas serta pernya-


taan hasil-hasil untuk tegangan geser pada baris 280.
Gambor 6.6 lfli
(3) Analisis dalam contoh ini menganggap tegangan langsung nol (or)
dalam arah vertikal. Hal ini tidaklah berlaku secara ketat karena o, ltil

harus sama dengan intensitas beban pada satu permukaan. Kesaiahan Gambar 6.6 memperlihatkan notasi untuk ketiga pengukur rcgangan llll

ini, yang amat kecil, tidaklah terjadi kalau sepenuhrrya dipergunakan yang sedang membaca eo, t6, dan €c serta orienthsi relatifnya a dan B.
ril

suatu analisis elastisitas. Arah (0) serta besarnya regangan utama maksimum (er) yang tak di-
Penjumlahan tegangan langsung pada sebuah titik adalah suatu in- ketahui, akan dicari dengan analisis yang berikut. Regangan utama il1

varian. Jadi, sebagaimana dapat dilihat dari keluaran program. maksimum e2 juga tidak diketahui. lffi

Dengan bekerja dari keadaan utama regangan, Persamaan (6.7) da-


01 * 02 : ox * oy : o* jika o, adalah nol pat dituliskan untuk setiap pengukur. Jadi dengan
tillt

illtl

Contoh 6.5 Analisis rosetta pengukur regangan €x =€r ,er=e2,1=0


Sebuah pengukur regangan mengukur regangan langsung. Tiga buah +j,., - e2)cos20
iNii

pengukur semacam ini memberikan tiga regangan langsung yang da-


.o = j (., +er) (6.1i)
lll
pat menentukan keadaan regangan dua dimensi lengkap (dan juga te-
gangan). Ketiga pengukur tersebut, disebut rosetta, yang memberikan
.n =l (., +611+1.r(er er)cos2(g -o) (6. i 2)
llll

illlt
regangan rata-rata di atas luasan yang dicakupnya. Secara ideal, peng-
ukur ini harus cukup kecil untuk regangan-regangan (dan juga tegang-
.. =] {., +e:) +l f., - er) cos2(0 - (o +0)) (6.r 3)
an) agar dapat dikatakan seragam pada luasan ini.
Tuliskanlah sebuah program untuk menentukan besarnya regirngan Dengan mernbentuk (b - Ea dan e. - €4 serta dengan membagi per- lilirl

utama dan arah untuk sembarang rosetta pengukur regangan. Tentu- samaan yang dihasiikan, sebuah pernyataan untuk 6 dapat diturunran
kanlah juga tegangan-tegangan utama untuk harga-ltarga modulus dalam bentuk
illl

tlil
106 Tegangan dan regangan kompleks Contoh 6.5 Analisis rosetta pengukur regangan 107

_ sin(a+0)-Fsinc Gunakanlah sebuah program untuk menganalisis dua buah rosetta


lan 20 (6.14)
cos(a+p)-Fcoso seperti kelihatan pada Gambar 6.7. Untuk rosetta lengan kiri, tentu-
kanlah tegangan-tegangan kalau pengukur-pengukur sedang diguna-
di mana kan pada sebuah komponen baja.

p= (€. - eo) sinq EX6F'rlINIS 3:,!-,.'t.'N-t 1 1:i!20t37


(6.1s)
{et - eo) sin(a +P) IO F,RINI'SlRAIN GAI,'GE, RTIIJE]IE ANALY$IS'
:IO F,RINI
30 F.R I NI
Persamaan (6.11) dan (6.12) dapat diselesaikan dan memberikan 40 F.RINT 'INFI'T I'
30 FRINT 'STRAINS TOR GAI.'GE!' AIT.I ANTI C (IIICROSTRAIN)';
60 INPUI A'II'C
e1 -€2=Y=
2(e6 - eo)
(6.16)
70 FFINilANfiLES
BO INFUT AI IiIT
(nEG) E[.ru,EI:N A t tr ANI Ii t C.t
'
[cos2 (0 - e) - cos20] 90;IRINT
IOO Al.Al*3,14139/1BO
I tO 8l=tr1t3. 14139./llto
dan ,:lO Cl=Al,+81
l:10 F= (C-A)tSIN(A1 ) /( ti-A)./!iIN(C1 )
er*€z=X=2eo-Ycos20 (6.17) l4O I ?=( SIN( C1 )-F*5IN(Al ) )./(C0$(Cl )-F *COS(Al
l50 T2*ArN(Il1)
))

160 Y.2t(B-A),/(COS(T2-2*Al )-COS( t?) )


Jadi l70 X',?1A-Y*CoS(I?)
t.elo f 1=t?*9O,/ 3.14159
l?0 rl.(xtY)/?
€1 =f,t* + r) and e, =:V -n (6.r8) !lo0 [?i(X-Y)/?
!10 IF [1]'--[.: THF:N 1]40
?:lO T?=T2+3. I 415?
:l:lo G0 10 160
.I4O F.RINT'IiT(INCIT.AL SIRAINS''ti1'E2i' IIII]RO!:TRAIN'
?50 F.FINT'ANGI.E FET!'E,E,N FIRSI F.RINCIFAT. SIRAIN I A';'TIi'IIEG'
?60 F,RINT
1170 FRINT 'YOIJNG'!i TTTJIIIJL ',S (NN,/IITI^?) . O IT SIRESSES NOI' FEOUIRETI'i
?I'O INFUI E
?9O IF E-O I'IEN 350
300 r'nINr .FoIti$oN,s RAII0.t
3lo IN['['r u
3?o Sl=E/ ( l-t,*t, )/1 OOO*( E1 +l.,rrti:1 )
3,J0 5?=E/( l-Ult,)/lOOot(E?+U,IEr. )
34O f'RINT'FRINCIf'AL SrRES!iES' rSlrSi?i' N/t'l|'l-?'
.I5O PR t NT
Regangan dalam regangan-mikro :,60 I]RINT'tIO YOU !'IsH TO ANALYSE ANO]HE:R ROSETTE? INF'UI YES OR NO'i
37O INFUT Y'
o 2OO o 150 3AO IF YI='YE5' THEN 30
390 SIOP
b -50 b 430 FIAIIY
c -300 c -310
RUN

Gombar 6.7
Ex6FOINt5 22-Jt'N-81 rS:Zr t:S
.iIRAIN GAUGE ROfiET'TE ANALYSIS
Verifikasikanlah penurunan persamaan-persamaan ini serta evalua-
sikanlah dalam program anda. Persamaan-persamaan tersebut berla- I NPI.'I !
SIRAINS T:OR GAT'GES c (t,tICRo$tRAIN)? ?OO,-50,-:IOO
A,TJ ANTI
ku untuk rosetta terbuka dan tertutup dengan sudut antara pengukur ANGLES ( TIEG ) tl t C,'l 6.d, AO
TIETIJEEN A tft ANtr
baik menurut jarum jam atau berlawanan jarum jam. Sudut 0 menun- r'RINCIT'AL StftAINti 1!38'67'r -33A,67:' tIICROSrFAIN
jukkan sudut antara e1 dan eo pada arah yang sama (yakni menurut ANI;l E tETtTEEN FIRsr FRINCIFAL STRAIN t A l5 tr€G

jarum jam atau berlawanan jarum jam) sebagaimana sudut antara alat Y0uNti'fi i,tfltiULUs ( NN/HH^? ) O IT $TFISSES NOT REIIIJIRETI" 207
r'0IssoN's RAI I0? .?9
pengukur. Tanda negatif menunjukkan arah yang berlawanan. F.RINCIT.AL STRESSE!; 31.744tj -60 ,9997 N/',t{n^?
108 Tegangan dan regangan kompleks
Soal-soal 109

t'{1 YOl., trISH I0 ANA[-YSE AN(,tilf_ri }i0sErtE" INFIIT yEs OR NO" yES langsung dan geser pada sebuah batang yang mengalami tarikan
uni_
INF.t'I: aksial. Dari masuka, sesaat berupa tegangan tarik yang diterapkan.
!;tRnINS IOR GalrGE$ niB ANI' C (NICROSfRAtN)a 15O,4.lOr-illO
ANG[.E.S (trEG) tlEItJtEN A I tr ANtr n t C? 4:;'45 program tersebut harus mentabulasikan komponen_ko*pon",
tegangan-tegangan la,gsung dan geser pada bidang oblik untuk
FIiINCIttAL $TRAINS 4?I?,464 -639,46A HIf:ROSlRAIN inter-
ANGLE TIE It,,EEN FI(I;1 f:RINCIF.AI, SIKAIN t A 32.862TJ IIEG val 5", mulai dari 0' hingga 90o terhadap sumbu longitudinal batang.
Y(IUNG'S t'lt,IilJLt.,S (t\N,/HH-3) - O II SiIkESSES NOf REOUIREIi? O Gunakanlah hasil-hasil tersebut untuk memplot sebuah lingkaran
te-
I'O Y(,IJ I.,II]}I TO ANALYSE ANI)THEF RI,sEIIE" INFUT YES OR NO? YES gangan Mohr.
(6.2) Program merancang batang secara iteratif pada
INI'UI I contoh 6.2 me-
!;rtiA.lNlj r0R GAu6e5 A,ti AHtr rj (HICfi{}slIiAIN)? llior-.1t10,4.30 merlukan penernpatan sejumlah parameter yang mengatur keniajuan
AN6LF.!; (lrEG) l(EtUEEN A I tr ANII It * f,a ?7O,4a
iterasi (pengulangan). Sebagainrana telah dibahas pada Lt"tur, poogru*
ft{tNcIf AL IiIRAINS 479.46i -6.\?.41}1 ftICtsOSTRAIN
ANGI.F BF, IU'TIi FIRSI F.IiINI:IFAI. SIRAIN I A -J?.A679 IIEIJ (6) untuk contoh itu, parameter-parameter ini diberi harga-ha.g"a
te-
Ytll,Nt;'S fl{)l'L,t tlS (t\N./ttH':r) - O IF SlRtS$f.S flof REIIUIREIT'? O
tap yang tersedia dalam program.
trt) Ytlt, utIiH l(' ANALYSF ANOil.t[R k0s€rtE" tNr.UI yEs (]F tro" No
Analisislah prosedur iterasi tersebut dengan mengubah harga-harga
parameter-parameter ini serta mencetak harga-harga D padasetiap
!;I {)F' A I t. I NE ,390 sik-
RFN]IY
lus iterasi (C). Kernudian cobalah mengoptimasikan harga-harganya.
(6.3) Modifikasikanrah program pada contoh 6.1
hinggi batang ko-
tak berongga dapat dirancang dengan menggunakan prosedur ran_
Catotun program cangan iteratif otomatik, pada Contoh 6.2.
(6.4) Rancangan penampang kotak berongga pada Contoh
(l) Sudut antara pengukur regangan (Al dan Bl) diubah menjadi ra- 6.1 meng_
abaikan kegagalan geser yang mungkin dari penarnpang tiang verril,ral.
dian pada baris 100 dan ll0. Sudut antara pengukur c dan pengukur (Garnbar 6.4).
a (namakanlah o * B) dinyatakan oleh Cl p4da baris 130. l
I-lbahlah proLrram pada Contoh (r.1, sehingga tlengan mengfrriflii
q2) Fersamaan (6.15) dan (6.14) dievaluasikan iada baris l30 sampai kan rnasukan sesaat herupa gaya geser (dalam kN), sebuah p.nu*pu*g
150 untuk memberikan T2 yang menyatakan 29. hatang yang terpilih dapat memeriksa kegagalan geser yrng
(3) Jumlah serta perbedaan regangan utama, ditentukan dengan Per- rnungt;r,
dan dimodifikasikan biramana perlu. Gaya geser boreh dianggap
samaan (6. I 6) dan (6. I 7) pada baris 160 dan I 70. Regangan utama (E I ter-
distribusi seragam sepanjang tiang vertikal, atau bahkan secaia lebih
dan E2) diperoleh dari baris-baris 190 dan 200 dengan menggunakan teliti, Persarnaan (5.13) dapat digunakan untuk menentukan tegangan
Persamaan (6.18). geser maksimum pada penampang itu. Ada alasan untuk mengan3i
(4) Kalau baris-baris 210 hingga 230 diabaikan, regangan utama perta- gap bahwa tegangan geser yang diizinkan adalah setelah teganga.n
ma (El) tidaklah perlu merupakan regangan utama yang tertinggi - lang-
surlg yarlg diizitrk,an.
boleh diganti E2. Hal ini disebabkan komputer senantiasa mengeva- (6"5) conroh 6.4 n-re,jelaska, analisis regangan di sepanjang
sebuali ba-
luasikan 20 (T2) menjadilebih kecil dari90'(baris 150) sedangkan ia iang bcrpc;ianipang-lintan.u emp.lt pcrscgi panjarrg,
dapat 180" lebih tinggi. Diperintahkan untuk rlrenyelidiki Lragaima,a. arah perubahan-
(5) Tegangan utama ditentukan dari regangan utama pada baris 320 perubahan teElengan utarna maksimum melalui ketebalan
bamng. ubah_
dan 330 dengan menggunakan Persamaan (6.9). Untuk perhitungan ini, lah prrgrarn peda {-roritoh 6.4 u,tuk rnencetak *rarr tegangan utan:a
regangan-regangan tersebut diubah dari regangan-mikro, dan E diubah maksimum_ apakah selragai pengganti salah satu tegangan atau seba_
ke dalam satuan N/mm2. gai tambahan jil:a digunakan penc:etakan dengan TAB.
(6.6) Program pacia contorr 5.5, karau dimodifikasikan
sesuai rienqarr
SOAL.SOAL Soal (5.5), memberikan komponen-komponen tegangan langsung ja,,
(6.1) Tulislah sebuah program untuk menganalisis tegangan-tegangan geser pada sembarang posisi sumbu netral vertikal
sebuah p.nonipuug
ll0 Tegangan dan regangan kompleks Soal-soal lll

berbentuk I. mengganti zrr).


Gunakanlah subrutin pada Contoh 6.3 untuk memperluas program Pelajarilah teori untuk lenturan tak simetris dan momen utama luas
ini agar memberikan tegangan utama pada sembarang posisi yang me- pada salah satu acuan, halaman 15, kemudian tulislah sebuah prog-
lintasi penampang tersebut. ram untrrk menentukan momen utama luas untuk suatu penampang
(6.7) Tulislah sebuah program untuk menentukan kesalahan-kesalahan berbentuk L berdimensi sembarang.
yang disebabkan oleh kesalahan tata letak yang tak teramati dari sa-
lah satu pengukur pada sebuah rosetta pengukur regangan. Kesalahan-
kesalahan regangan utama dalam besar dan arah utama harus dihitung
untuk'kesalahan tata letak sampai 5' pada arah mana pun dengan in-
terval lo.
Petunjuk: Modifikasikanlah program pada Contoh 6.5 hingga
kalkulasi utama (baris 100 hingga 230) dikerjakan dalam subru-
tin. Gunakanlah masukan data yang serupa terhadap Contoh 6'5
serta hitunglah regangan-regangan utama, serta arahnya dengan
anggapan tidak terdapat kesalahan. Kemudian program harus me-
naikkan sudut pertama (o pada Gambar 6.6) dengan 5o, hitunglah
kembali harga-harga utama, kemudian tentukan perbedaan persen-
tase (yakni kesalahan) dari solusi awal. Prosedur ini harus diulangi
untuk suatu perubahan sudut sebesar 4o, kemudian 3o, dan sete-
rusnya. Kemudian sudut a harus dikurangi sampai 5o. Hasil-
hasilnya haruslah ditunjukkan dalam bentuk tabel.
(6.8) Program pengukur rosetta regangan serbaguna pada Contoh 6.5
dapat ditingkatkan dari sudut pandangan seorang pemakai potensial,
seandainya ia mencetak suatu penjelasan kegunaannya. Penjelasan yang
sangat besar gunanya ialah prinsip: dengan arah sudut menurut jarum
jam di antara pengukur dapat memberikan sudut positif menurut ja-
rum jam antara regangan utama maksimum dan pengukur pertama (dan
sebaliknya). Modifikasikanlah program tersebut untuk menjelaskan
kegunaannya.
(6.9) Sederhanakanlah teori pada Contoh 6'5 untuk kasus tertentu dari
sebuah rosetta pengukur tegangan ekiangular tertutup (60'). Tulislah
sebuah program untuk menganalisis jenis rosetta ini dengan menggu-
nakan masukan sesaat berupa regangan (sudut-sudut dinyatakan da-
lam program).
(6.10) Untuk menganalisis lenturan batang berpenampang tak simetris,
seperti penampang berbentuk L, perlu menentukan momen utama luas.
Kesemuanya ini diperoleh dengan menggunakan persamaan-persamaan
yang serupa untuk tegangan-tegangan tersebut (yakni Persamaan (6.2)
hingga (6.5) tetapi dengan 1r, mengganti oo Io mengganti o, dan I',
Bab 7 Kriteria luluh I 13

bebanan siklus sampai bahkan terjadi fraktur (kegogalan lelah).Frak-


Kegagalan tur rapuh dan kegagalan lelah dapat dianalisis dengan menggunakan
mekanika fraktur, suatu pendekatan yang didasarkan kepada asumsi
retakan yang terjadi di dalam sebuah bahan"
Deformasi yang berlebihan dapat menunjukkan suatu kriteria prak-
tis kegagalan. LogamJogam pada temperatur tinggi yang bukan
metal seperti plastik, kayu dan beton pada temperatur sekeliling dapat
creep. Creep, atau penjalaran adalah suatu kenaikan pelahan defor-
masi pada suatu pembebanan konstan, dan yang sesuai dengan sifat-
TEORI UTAMA
sifat ini adalah penurunan tegangan secara perlahan (reloksosi tegangan)
7.1 Konsep kegagalan bila deformasi dijaga konstan.
kegagalan' Suatu bentuk yang paling penting dari kegagalan deformasi-terbatas
Kebanyakan komponen struktur dirancang untuk mencegah
adalah kondisi ketakstabilan yang disebut dengan tekukan, di mana
Konsepkegagalankadang-kadangdibatasiuntukdiartikanhanyafrak-
komponen-komponen yang mengalami tekanan menderita deformasi
tur (keretakan) bahan, tetapi dalam arti yang luas, sembarang ketidak-
lateral yang besar pada tegangan-tegangan di bawah yang diperlukan
mampuansebuahkornponenmelakukanfungsirryadapatdiistilahkan
sebagai kegagalan.
untuk menyebabkan peluluhan atau fraktur.
Dalanrsalahsatupengertian,kegagalandapatterjadibilabahan
pertama-tama meluh.rh. Ramalan peluluhan di bawah keadaan tegangan 7.2 Kriteria luluh
penggunaan apa yang disebut kriteris luluh"
'Suatu.,.rrrriL rnemerlukan
yang Sejumlah teori telah dikembangkan sehubungan dengan tegangan-
kesukara6 clalarn meramalkan luiuhal pertanta adalah ker'Lung- tegangan utama pada sebuah titik pada bahan (o1, 02, o3) terhadap ke-
kinan terjaJ itSta konsentrasi tegangan' Di sekitar suatu diskontiruitas kuatan luluh bahan tersebut pada tarikan sederhana (oy). Tujuannya
gectneuik,Seperiisuatusudutataulutrang,tc]rdal)at[egangan{egarjgari untuk meramalkan kapan peluluhan pertama akan terjadi di bawah
terlokalisasi yalrg sangat lebih besar claripada tegangall-tegangall
llo-
kondisi tegangan kompleks. Teori-teori tersebut akan diabaikan kalau
minal pada daerah tersebut. Tingkat konsentrasi tegangall diukur oleh
tidak menghargai bahwa peluluhan ada hubungannya dengan gerakan-
suatu faktor konsentrusi tegongan 1(, di mana gerakan geseran, serta tidak akan terjadi di bawah pembebanan llidro-
tesansan Puncak sebenarnl'a statika (betapapun besarnya). Terdapat dua kriteria yang memenuhi
(7.1)
"t - nominal kondisi-kondisi ini. Keduanya menganggap bahwa kekuatan luluh pa-
-legangan da kompresi sama dengan pada tarikan.
F{arga-hargar(,telahditentukanuntukberbagaigeometri(lihatar:rta:t' (l) Kriteria tegangan geser maksimum (Tresca)
halaman l5). Kriteria ini biasanya disebut menurut Tresca. Dengan perjanjian
Adanya konsentrasi tegangan tersebut dapat membawa kegal;alarl bahwa oy ) 02 03 tegangan geser maksimum pada sebuah titik
preixatur pacla biihan yang rnr:dah rapuh namun di bawah pembebanaii adalah Yz (or - or) 0ihat Seksi 6"5).
per{ama guna
statis, bahan kenyal mempunyai kemampuan saat luluhan Kriteria Tresca mengusulkan bahwa peluluhan pertama terjadi
memindahkan beban tersebut ke bagian yang bertegangan
lebit' re:-.r- jika tegangan geser maksimurn pada sistem tegangan kompleks sa-
ttrah. Tetapi cacat seperti retak dapat menimbulkan suatu
fraktr;r llre- ina dengan tegangan geser maksimum pada tarikan uniaksial (ke-
kenyal' terutama pactra
mat,l. dan rapuh, trahkan pada bahan-bahan kuatan luluh oy). Pada tegangan sederhanz ot - ry, o2 : 0, o3
merupakan
komponen-komponen tebal. Kalau keadaan pembebanan : 0, dan tegangan geser maksimum adalah oy,/2.
suatu
suatu siklus, konsentrasi sembarang tegangan dapat mengawali Karena itu, kriteria tegangan geser maksimum meramalkan bah-
di bawah pem-
retakan. Retakan semacam demikian menjalar perlahan wa peluluhan hanya terjadi jika

fi2
tt4 Kegagalan Mekanika fraktur 115

o1 - o3 = oy (7.2) toris, pendekatan tersebut didasarkan pada pengujian rnendadak dan


penentuan temperatur transisi antara kekenyalan dan sifat kerapuhan.
{2) Kriteria energi regangan geser maksimum (Von Mises) Yang terakhir ini, pendekatan mekanika fraktur yang lebih rasional
Kriteria ini biasanya dinamakan menurut Von Mises (iuga dihu- telah digunakan.
bungkan dengan Huber dan Hencky). Distorsi (bertentangan ter-
hadap perubahan volume) sebuah elemen bahan disebabkan oleh 7.4 Mekanika fraktur
perbedaan tegangan utama (tegangan geser). Energi regangan per
satuan volume (Ur) yang bersesuaian dengan distorsi atau geseran Mekanika fraktur melihat adanya retakan pada sebuah bahan dan mem-
ini diberikan oleh perkirakan panjang retak kritis untuk terjadinya fraktur kerapuhan.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, mekanika fraktur berlaku
., = _ i
(. )r + (ot - as)' (u,, o, )2 1 untuk bahan elastik linear dengan hanya peluluhan lokal pada ujung
' ll(;
I{or ri. +
- 0 .3)
retakan. Ia dapat diperluas untuk keadaan-keadaan dengan rentang ba-
Kriteria Von Mises mengusulkan bahwa peluluhan pertama ter- han dan lingkungan yang lebih luas.
jadi bila energi regangan geser maksimum pada sistem tegangan Mekanika fraktur didasarkan kepada pertimbangan energi yang di-
kompleks sama dengan pada tarikan uniaksial. Pada tegangan se- perlukan untuk pertumbuhan retakan. Energi regangan dibebaskan dari
derhana or : oy, oz : O, o: : 0 dan energi regangan geser ada- daerah tersebut, karena tidak dibebani oleh adanya retakan. Energi di-
lah 2 oyz/12G. perlukiin untuk memecahkan ikatan atom pada ujung retakan supaya
Kriteria energi regangan geser maksimum meramalkan bahwa retakarr kian bertumbuh. Untuk suatu retakan pendek atau tingkat te-
peielehan pertama-tama terjadi bila gangan terapan yang rendah, energi yang dibeba.skan tidaklah cukup
untuk rnembangkitkan pertumbuhan retak. Kalau panjang retakan ter-
(.o1 -- o2)' + (o, * ot)' + (q, - or)2 = 2ay2 (t .4) sebut cukup (kritikal), atau tegangan yang diterapkan cukup tinggi,
energi 1",ang dilrebaskan menyebabkan retakan akan tumbuh secara ce-
Kedua kriteria peluluhan ini sangat luas digunakan. Kriteria pat darr katastropik, tanpa kenaikan tegangan yang diterapkan.
Von Mises disokong baik oleh kenyataan percobaan, kriteria Tresca
sedikit konservatif tetapi terutama mudah digunakan.
l.A AI tlla
7.3 Fraktur rapuh
Kegagalan sebuah bahan rapuh cli bawah kondisi tegangan kompleks
(dengan tegangan-tegangan utarna o1e o2t dan q) dapat dihubungkan
dengan kekuatan tarikan uniaksial (oe).
Suatu kriteria meramalkan kegagalan bila tegangan utama maksi-
mum pada sistem tegangan kompleks sama dengan tegangan utama
rnaksimum pada tarikan sederhana, yakni kegagalan terjadi bila
ot=oF (7.s)

Teori dapat dibuat untuk diterapkanterhadap kekuatan yang berlainan


pada tarikan dan tekanan
- kebanyakan bahan-bahan yang rapuh
mempunyai suatu kekuatan tekan yang lebih tinggi.
Fraktur rapuh yang tak diperkirakan dari bahan yang letrih kenyal YY YYYY
di bawah beberapa keadaan lebih sulit untuk diramalkan. Secara his- Gambar 7.1 Gambar 7.2
l16 Kegagalan Kelelahan lll

Gambar 7.1 dan 7.2 memperlihatkan daerah lembaran yang sangat 7.5 Kelelahan
besar, masing-masing dengan sebuah retakan internal tajam sepanjang
Pembebanan siklus rnenimbulkan kegagalan lelah pada tegangan-
2a, dan sebuah retakan ujung tajam sepanjang q. Kalau lembaran-
tegangan di bawah suatu kekuatan statik bahan. Keretakan lelah di-
lembaran ini mengalami pembebanan tarik (tegangan o), teori meka-
awali pada titik konsentrasi tegangan dan menjalar selama pembebanan
nika fraktur membuktikan bahwa
siklik sampai mencapai suatu panjang kritis, kalau terjadi fraktur ra-
\= Qo1/Qra) (7.6) puh katastropik.
di mana K, dinamakan faktor intensitas tegongan dan Q adalah kons- c

tanta tak berdimensi yang besarnya tergantung pada geometri konfi-


Tegangan
gurasi yang retak. Q sama dengan I untuk kasus yang terlihat pada maksimum
Gambar 7 .l , dan l.12 untuk kasus pada Gambar 7 .2. Harga-harga Q
tersedia untuk pelbagai rentang geometri yang luas.
Kalau tingkat tegangan yang diterapkan mencapai suatu tingkat kri-
tis (o"), retakan akan menjalar secara katastropik sebagaimana telah
\_
diutarakan di atas. Hal ini terjadi jika Batas ,----.-----
kelelahan Bahan-bahan lainnya
Krc = Qo (7 .1)
"\/(lTa)
di mana /{r. dikenal sebagai faktor intensitas tegangan kritis atau ke- Jumlah siklus N
kenyalan fraktur bahan. r(16 adalah suatu ukuran daya tahan sebuah Gambar V.3
bahan terhadap fraktur rapuh, dan seperti halnya modulus Young, ia
adalah sebuah konstanta bahan (yang berubah terhadap temperatur, Gambaran klasik data kelelahan adalah kurva S - N (Gambar 7.3).
dan sebagainya). Biasanya ia dinyatakan dalam satuan MNm-3/2. Kurva ini mernperlihatkan banyaknya siklus terhadap kegagalan (,\I)
Untuk sebuah bahan yang telah diketahui kekenyalan frakturnya, sebuah bahan uji yang mengalami pernbebanan tarik dan tekan ber-
Persamaan (1 .7) dapat digunakan buat meramalkan tingkat tegangan gantian (tegangan maksimum,S). Sejumlah prosedur rancangan kom-
kritikal untuk suatu konfigurasi yang diketahui (O) dengan panjang ponen didasarkan kepada pemakaian kurva S*N tersebut.
retakan yang dikenal* (a atau 2o). Mekanika fraktur dapat digunakan untuk meramalkan laju penja-
Secara alternatif persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai laran keretakan lelah. Untuk pembebanan siklik antara suatu tegangan
Krc = Qo\/(no") (7.8) minimum o*;n dan suatu tegangan maksimurr d6nx, Persamaan (7.6)
dapat digunakan untuk menentukan rentangan faktor intensitas te-
Dalam bentuk ini panjang retakan kritis (a. atau 2or) dapat dira- gangan A-r(, yakni
malkan untuk sebuah pembebanan yang dikerahui. Kalau suatu retak-
Ar( = P(o,r.,.,, -- onr;r) J(na) (7 e)
an semacam ini (atau panjang yang lebih besar) ada akan terjadi kega-
galan katastropik, jika pembebanan yang dinyatakan itu tercapai.
Laju pertumbuhan retakan per siklus pembebanan (daldA) dapat
Pendekatan mekanika fraktur sepenuhnya dijelaskan dalam acuan
diprediksikan dari hukum Paris
7, halaman 15.
dc
= c(AA)n' (7. I 0)
d,\'
rDiukur oleh teknik pengujian nondestruktif (NDT) seperti penetran, sinar X, ultraso- di mana C dan m adalah konstanta-konstanta ernpiris. Integrasi per-
nik dan arus eddy. samaan ini memberikan jumlah siklus (N1) untuk suatu retakan yang
iT

ll8 Kegagalan
Tekukan il9
tumbuh dari suatu panjang awal as menjadi panjang a1. Jadi pembebanan tekanan aksial P (Gambar 7.4). Penerapan Persamaan
lat (5.15) memberikan
= I Ctar()
Joo *^ .^^
/vr (7.11) d'
t:l __r'
= rr (7.12)

di mana a1 tidak dapat melebihi panjang retakan kritis buat fraktur Penyelesaian persamaan ini menunjukkan, ketika p bertambah lendutan
rapuh. Untuk beberapa persoalan, integral ini dapat dievaluasikan se- lateral (u) nol sampai P m€ncapai sebuah harga kritis (pu) ketika ter_
cara mudah, tetapi kalau Q adalah fungsi panjang retakan, teknik nu- jadi lendutan besar, (Gambar 7.5). Dalam praktek, keanihan pembe_
merik harus digunakan. banan atau lengkungan awal anggota surit dihilangkan dan kolom
Mungkin juga untuk memprediksikan banyaknya siklus (lama), ter-
sebut mulai membelok pada beban yang rendah.
pembebanan sebelum panjang kritikal dicapai atau untuk mendefini-
sikan interval pemeriksaan buat memonitor pertumbuhan retakan
subkritis. Teoretis
P

7.6 Tekukan
D
,E
Jika sebuah anggota yang panjang (sebuah kolom atau penopang) di-
tekan secara aksial, ia akan menekuk secara literal, ketimbang gagal /-
dalam tekanan langsung. / -Sebenarnva
l'
I
lP
Y

Gambar 7.5

Harga pembebanan kritis pp (dikenar sebagai pembebanan tekuksn


Euler) diberikan oleh

o n'EI
'E-- -7- (7 .13)

Penting dicatat bahwa momen kedua luas (1) adalah harga terkecil un-
tuk penampang lintang tersebut
Seperti terlihat pada Gambar 7.6, pernyataan pembebanan tekukan
Y
adalah serupa, tetapi dengan koefisien numerik yang berbeda, dida_
I

tlp patkan untuk kolom-kolom dengan kondisi ujung rainnya. persamaan


(7. l3) sering digunakan untuk semua kasus dengan panjang
kolom yang
Gombar 7.4 diubah menjadi sebuah ponjang efektif sebuah kolom yang dijepit
(Gambar 7.6).
Analisis teoretik paling sederhana adalah untuk sebuah kolom, pan- Persamaan (7.13) dapat dituliskan dalam tegangan langsung (opy'
jangnya L, yang dijepit pada ujung-ujungnya serta mengalami suatu buat sebuah kolom dengan luas penampang lintang A. J;di
\

120 Kegagalan
Conloh 7.1 l;akti:r lieanrenan rr,emakai kriteria luluh l2l

Seperti terlihat pada Cambar 7.7, tahanan terhadap tekukan me-


Pr ,28
Op=:=..= (7.t4) naik secara cepat untuk panjang k'-;lom yang pendek. Jika terlalu pen-
" A (LlrY
dek, kolom akan gagal pada tek;i,an langsung (pada kekuatan luluh
untuk suatu bahan ke;rral).
di mana r adalah radius girasi minimum untuk penampang lintang ter- Formula tekukan s;r,piris, seringkali riigunakan, terutama untuk me-
sebut, sebagaimana didefinisikan oleh Persamaan (5.1 l)' Suku l/r men-

+\
nanggulangi daerah trarrsisi an{ara tekukan dan kegagalan tekanan lang-
definisikan suatu rasio kerampingan. sung. Formula empiris yang telah dipakai daiam kode rancangan telah
memiliki faktor keamanan.

T I
I CONTOH PENGERJAAN
I

/ Contoh 7.1 Faktor keamanan memakai kriter!* lsiuh

tt
I

l
I
l
I Tulislah sebuah program untuk rnenentukan faktor keamanan dengan
Kolom Ll, \\ menganggap peluluhan diatur oleh
l
I
l

i
(l) kriteria tegangan geser maksimum (Tresca), atau
I
(2) kriteria energi regangan geser maksiruum (Von. Mises).

Y
Lt- -+-
l
,,8,'
Harga-harga tegangarl utama ot, oz, dan oj serta kekuatan luluh
bahan harus dinyatakan oleh masukan sesaat.
Gunakanlah program tersebut untuk menyelidiki sejumlah keadaan
Pembebanan tekukan 4,?€l
.u
zr?[/ *:a tegangan.
L. L- qL

r:x7ri{)INl 1 .10 .lt.,N-$r. o9ili;'li00


Panjang efektif: 0 5L 0 7071 LL
lo frtirNr 'siAFE.rY tACl0fi{:i (.lfilNG 1KISCA ANtt VON Ml.liH$ YlEL.n 0ftr If.IitA'
::t0 FlitNI
Gambar 7.6 JO T,F(l N I
40 f''Rr.Nl r.NtllJl il.,{:irN0 ri0Nr.;rsirt Nt l.JNl ra:i) l'
50 f:[i:[NrYlE.l..ll $rrit:{]s (o f0 sri]t')'i
C,0 INf UI Y
Tegangan 70 II Y..O IrlLN 90
t Kegagalan tekanan langsung ilo -$Tr)ll
maksimum
,\ V t'0 t R tN I' I tiINC IF At- I li[.];:i[ ii 1) L{.i1' l,i I G"] rL1 11i.5' i
100 INr'Ul S'1. r!iilrS.i
1];

Kekuatan ,/\ i. l.0 r.t.-,Y,/ ( !;1 -$.i )


,:1fl rFi'lN I 'I l'iF.1l(:d !iA[[] 1 Y trACl (.lfi - i [ 1

luluh l.I0 F:1,=(li1-ll:,1) ?+(:i:' -!i.rt) :lt (l;l S:l )^.1


,. 40 l: :l-Yllillh ( :ii,'f ;l )
1"JO PILINI 'Vf]N lltliE$ {:;Af{ IY FA(.lli.lfl'if:l
1.60 orj I (l .10
Kegagalan tekukan Rt,.AIr'/

ftltN

lixTFOrNI',l 30*.JUN- A1 l)')iil i3::L

SAFL'IY FACTOR$ UfJ'ING ]Rf.SiCA ANIJ UI.]N M1l'JI.I-J YIIiI Tt i]R] II.RIA

Basio keramPingan I NFUT (IJ51NO CON$I$IENT IJNITS.i) I


Y I ELII srR[.Ii$ (0 to $lDF')? :150
Gombar 7.7
122 Kegagalan Contoh 7.2 Rancangan poros melingkar t23

r'KINlj I I'Al. l:iI Rti.f;lit"li 1lIli 1'S t{.i3' liI0:l'f 1 0O' $0, O 40 F.IiINT 'INFU !T
Tl(t s{:A ,;AI t. I Y rA{',: IOti :1.1 50 FRINLHAlERIAL. YIIL.n !irRINtiTrr (N,'MM-l) - O 1t] 510t1';
vtlN taIt;F-s liArrl Iy I At.ir0n :..1.1t8r',7:i 1,O INF.UT Y
70 I F: Y.:,O rHliN 90
tNr'{}l (lt$INt; (:('}ltill,irt.Nr llilt rl:i): 80 sr{:lF
YtI t tr !;tf(t_ti{i (o il., !;r{}t,}'!' 1':;o <lo rFlNr .$AF[rY FAtilDh';
r',il l.l(i I t'nt- !]; I lif !ili[!; li Iti 1 r $ I Uil r Ii I(;.{'t 1oO, O, -::;o ,. o0 .t NItrJt t:
II;:tli(lA l:iAFE_IY l: ACt0R 1, 6(:(t67 110 t't,irNr .HAxIhutl ttlRQrJti iNNH), i
ut,N HIsits .r:iA[-t, ry F A(.1 t0R I . f[]98:r- ] )O INPI-JI I
130 T . r*1 . OOOOOI ]01,
INI I.'t ([){]INt; t:t.)N!iI5lE.Nt tJNIr$)' 140 I,'R-tNI 'hAXIHI,JM I]F,NT'ING I',II]MF-N (NNM)'i
Ytt.Ltr f;tRt.[:iIi (o't0 srOF)'., 0 rNr:l.tr t1
1...i0
16O i1-.t1*l . OOOOoF-4O6
t; il)t) A r L. t Nt,, B0 1)'0 xr:',.:.ll, *tt,/J. I 4 t59
11lO Y9=.0
Iit: AI!Y t.gQ 1 tr".l( \ l,/ :1, 141.:t9
jitoo {:it.t$t.,t L ooo
111o I,i{.i$;tJI, 2OOO
Cataton progrom ;l:0
11,10,
Ir.i."( t,l -s3r,/ <'l /l: t
tifit.N]TRt:scA YIt;t.,tr cRIItiRI{.}Nt sHArl rtIAlrt,.lFR'ill.l^(1/.r)r'ltl.l'
tr6,=( ( s1..'s::t)":ilt (ti11-ll.l)^:,1.1 (si.l-$ I )^;l)./(:ll(Y/t )-:l)
(l) Faktor keamanan dengan memakai kriteria tegangan geser maksi- ^j140
;.lll0 t''lt.tNl 'VON IlIliF:.I,i YI[1.-U {.]liIll--tlI(lN! tillAFI IiIAMF-rr,r( iIt6-'(lr6)i'Hl'1'
:160 00 I (r ,r0
mum (Tresca) ditentukan sebagai Fl pada baris ll0 dengan menggu- 1000 R[:M 1;l.]trt(0l.JI:tNE 10 tltrIt,liMl.NIl TTRINCIT'AL sltrt.$lit.5 (F'1 ANIr t!?) ANII
nakan Persamaan (7.2). Faktor keamanan dengan menggunakan kri- l.ol.o RE.tl AN6l.[. Ao rF0M IiL{]x (x9) r IirGY (Y9) ANI| 'IAUXY ( 19)
lolif O F I ",, r Y9'l X9 ),/:1 tlitlR ( ( ( Y9- x9 ),/:il ) ^';l l. I 9*1 9,
teria energi regangan geser maksimum (Von Mises) ditentukan sebagai ,. 0 :lO lr' :1.. 9 I X9 I / :! rr;(]F{ ( ( ( Y9 Xl, ),/ :l ) ^ :l +'l.l * l I )
104(t .tF "{ Y9, Xi, ntL.N loilo
F2 pada baris 130 dan 140 dengan menggunakan Persamaan (7.4). 1Oli0 40,,.i; I N ( -';!.* I I / ( \ 9 -X9, >,/ l1
,.050 A0,,,,^0x 1 tlo / 3, 4 i'j<t
(2) Perlu dicatat bahwa kriteria Tresca lebih konservatif daripada kri- 1070 (iL.) I r., I 090
1. 1.

teria Von Mises. Agar menyelidiki semua rentan keadaan tegangan yang 1080 40,.,t)
1090 ril. IuRN
berbeda, program harus dimodifikasikan hingga secara otomatik mem- .-l0Oo l{E}'1 Lit.,IROUTINE I0 IiOFI rl FFINCIT'AL SIr{Erisf.S (F1rP!)
:lolO RElt INr0 3l.t F'[(IN0IliAI- !;1R8.!ifiEs:i ({]j1rSl2vfi:I)
bangkitkan suatu rentang harga-hargz o1, o2, dan o3. 10:10 rF' r'1:,o It{r.N :t070
.,oao $ I r:o
::t()40 s?,=l'l
Contoh 7.2 Rancangan poros melingkar :,r01';o 11.J",,1::l
:it060 rl0 -0:.1r.40
:,O70 $,1,.1 1
Tulislah sebuah program untuk merancang (yakni rnenentukan diame- :.lofi0 tf: l':l:.O Illl.N lilL:.10
ter) sebuah poros melingkar padat untuk menahan sebuah torsi atau :101)O lii:1":l'11
:,1,o0 !i-J,,')
kopel praspesifikasi serta momen lentur. Tambahan dalam menspesifi- :ll 10 ull Il-) i']140
:..1r.:to s:i1,. )
kasikan kopel tersebut (dalam kNm) dan momen lentur (dalam kNm) :.11.10 lii.l,," '!il
program tersebut harus menggunakan masukan sesaat, berupa kekuat- ^a
140 lit: I -,RN

an luluh bahan (dalam N/mm2) serta suatu faktor keamanan sehing- llf Al''Y
ljitlN
ga diperoleh tegangan maksimum yang diizinkan untuk keperluan
lxi't,DINl,t .to-,,t,N-8r 10!o1110
rancangan.
Program tersebut harus menentukan diameter poros yang diperlu- IrE!lItiN 0r sl)l TIr f:IRItil AR sHAl:]ti sl,lr.tfi{) r0 BENITlNI; aNn 'I0RsI0N
kan (dalam mm), baik dengan menggunakan kriteria Tresca mapun Von
].NtlUT:
Mises. Rancanglah sebuah poros untuk menahan suatu kopel maksi- I'tAIEritAL Ytt.t..Ir t;ltiENtilt.l (N,/t1t1^lil) - 0 r{l $T0F?:,t50
:iAFETY FANTOR'i
ilrum sebesar 25 kNm dan sebuah momen lentur maksimum sebesar
11

l'lAXIl,1tltl trlRill.lE NNi..1)'l ( :2:r;

l5 kNm, dengan menggunakan faktor keamanan 2 untuk sebuah ba- r.1AXIt1r.'r.1 Hf:NI]ING t40t',lt.NT (NNt )"t 1:i
lrf:sriA YIEt.Ir 0RITt.RI0Ni tiHAFT IrlAt'tLItiR 1.13.4.14 t,llt
han dengan kekuatan luluh sebesar 250 N/mm2. UllN MI$E:S YIEt..! {.iRIIIRJONI $tlArr IrIAf,t[:tER l?8.99;,1 M]l

rNr'[, r l
Ix7f t]lNr:, J0-..,t.,N 8l lotoo:l:' HATERLAI_ YI[:L.rr Si TRENG rH (N,/r'{t1^:il ) o l{t sr0F" 0

LO r'RINI 'ltl-lilt;N (|r li0t llr (:I(r:lttAr( 1iilA6t:; st,l{,,tljt til l!lNtrttlli nNlr t1)til.ill)N. !i r0r. AT I INE 1}O
:]O I RINI
"lO rtiiNr ttEA trY
i2:t
Contoh 7.3 Pararneter mekanika fraktur 125

Ccttatan proqrzfl di mana harga-harga o1 dan o3 (yakni Sl dan s3) dihitung tanpa suku
(l) Kriteria luluh harus
clitera,;kan pa,la tilik-iitik , eda ptrros cli mana d yang tak diketahui, sebagaimana telah diutarafan ai atas. .f'
tegangan memberikan harga terbesar, sesuai dengan kriteria. Hal ini adalah faktor keamanan.
secara jelas tampak pada bagian luar poros di mana tegangan lang- Diameter, sesuai dengan kriteria Tresca (tegangan geser maksimurn)
sung ysng disebabkan momen lentur dan te.'angan terhadap ko;t,:I, ke- ditentukan pada baris 220 hingga 230. Diameter, sesuai dengan krite-
duanya maksimum. ria von Mises (energi regangan geser maksimum) ditentukan pada ba-
Dari Persamaan (5.8) dan (5.12) dengan /max sama dengan D/2 te- ris 240 hingga 250 dengan menggunakan persamaan e.$.
gangan langsung maksimum
Contoh 7.3 Parameter mekanika fraktur
32M
o.= (7.1s)
# Tulislah sebuah program untuk mengevaluasikan persamaan mekani-
ka fraktrur
Dengan cara serupa, dari Persamaan (4.15) dengan rmax sama de-
Krc = Qo"\/ba)
ngan D12, tegangan geser maksimum
kalau sembarang tiga dari empat parameter dispesifikasikan.
_ t6T
(7 16)
rx)r'0lNt.5 , -.ll,t. -81 o./:41 i,{,
,o r tiiNt 'rint (:t,t AI lt,u l,t I t(At:il)ri[ I)]IANI{)s I.Alinht tt [ilt.
Untuk kc:plriuan raucangan suku yang tak diketahui 'd' y,ang dia- :10 r'r\'rNr
Ht

.10 r.f.,t N I
baikan dari pernyataan ini, kemudian dinyatakan masing-masing oleh 40 r'fi tt.lf ,r*1,1;I' 0t.tN!iIsri.Nl tJNI tS t INI 'l,t o Ft)A t,Nt\N(|rr,N r'AtiAHI tI Fi*t'
X9 dan T9 pada baris 170 dan 190. Komponen tegangan langsung lain- :i0 I iiINt
z,0,hINI .INI,Utl.
r.ya or adalah nol pada semua titik pada poros tersebut (Y9 pr:.cla ba- 70 l t(lNl '(it ltfrt tIilt.: tir)NlitAtil t).i
80 INt'l,t 0
ris 180). 90 f ,itNr '{.:fiA(ih t-[N(;ilI {)R HAt_F t-ENGTH
IOO Irlr'Ur A
(2) Subrutin dari Contoh 6.3 digunakan untuk menentukan tegangan- 1lO lliltll 'tifrHl)tf SIt(f l;t,; l0 CAtt,qF !Asr I:RA(: I IjRE S' ;
,:10 tN,r,I t;
tegangan utama (baris 1000- 1090). Ini akan memberikan tegangan- I l0 l l:tNI 't RAtilIJRE t0lt(iltNElili fi. i
j.1() INfllI t\
tegangan utama dua dimensi Pl dan P2 tanpa kehilangan suku-suku l:i0 flrlNt
ctt . 1r,o .tI {l:o IlltN :,:to
,,/0 lf A,0 lll{:f,l :l:;t)
(3) Untuk menggunakan kriteria lutruh secara betul perlu meneltukan ,iiu tt li,o illtll:Ito
,90 tr h.(, ilIN.tto
tcgangan-tegangan utama tiga dimensi dalam urutan yang bena r, yak- :loo r'ritNr .yot, ilAU[ :it f (jil tItr ALt- t t)l,k l'AtiAHI ltr(!if
ni o1 ) 02 ) o3. Untuk persoalan ini tegangan-tegangan utama di- ;ll0 (;o I0 ::;o
: :to ().ti,/(l:if,!;Qk(.t. I 4 l :;9rA) )
nyatakan oleh Pl, P2 dan nol (nornral terhadap permukaan .:oros). :,.t0 I tittlt .(it:OHt tfilt; t A(:ilJti 0 - .;Q
:,4O t;(, I0 -J.tO
Srrbrutin lainnya, pada baris 2000- 2140, digunakan untuk (nienyor- 1.]:i0 A. ( t\/ ( tl*Ii t ) "'.1 /.\, I 4 I :i')
tir.) atau mengurutkan tegangan-tegangan utama 2D (Pl, P2 dan nol) :,4() l rr I N t 'r:r(Ar:h l..l Hc t rt ril ilAL I t-trNti'r H
;l70 rir) Tt)..1.{O
ke dalam tegangan-tegangan utama 3D (Sl, 52, dan 53). ffl0 !i- h/((,lrllttt((.t. I 4l :i9*A) )
it90 r'RINrR[t{0 1t. {i,Rt,si!:i I0 cAt)li[. I AIi I tRAC]lJkL !:; -'..j
(4) Harga-harga tegangan utama ini (tanpa ketinggalan suku d 3) di- :loo G0 l0 .J.10
.lI0 l.-.Q*S*sl.lt((.1, 1415.r,*4,
masukkan ke dalam kriteria luluh untuk menentukan diameter: poros .l:l0 t'lilNI "FIiA[It,Rf lOl.lc]lNt.lifi t\ ." 'iN
yang diperlukan. 3.lo tritNt
.140 r',ri tN t ' INl}t.,r Yt$ lf] yol, trItiH I0 lrt) ANOIIt!-R CAt Ct.[ AlI0N.i
Misalnya, dengan menggunakan Persamaan (7.2) untuk kriteria 3:;O INfUT YI
:1/,0 I I' Y$..'YIS;' I HEN .JO
Tresca ,t70 5 l0r.

,: - ot -O3
REAITY
(7 .t7)
RI IN
oy lF
$
'l
Contoh 7.4 Bahaya kelelahan kumulatif 121
126 Kegagalan
I

f, kehampiran terhadap fraktur rapuh katastropik.


r:x7F0rNr3 1-JuL-81 09!42:OA (3) Program menganggap penggunaan satuan-satuan yang konsisten
1t
F'AKAI,lE T E:. S
CALOLIL.AT]ON OF TRACTURE T1'CHANI(;S
dan mencetak suatu peringatanbuatpengaruh tersebut (baris 40). Prog-
CONSIT;TTNT IINIIlJ t INf'UI O TOFi I''NII'NOI'IN PAFA}'lE1ER')t ram dapat dimodifikasikan kalau menggunakan satuan spesifik, mi-
'iI,SE salnya ganjang retakan dalam mm.
I Nflt-'T i
6E0r1[1 llIC CoNS rANT 0? 1.1:l
ciori't r..t'Nr;rrr t)r( t{At'F LrNorll A'1 'oo7
iiriii:ir- irrr,rsis r{l ceusE FAsT Fr(ACttlRE s? 330 Contoh 7.4 Bahaya kelelahan kumulatif
f kALItilit- llJtl0llllLSS t\" 5:; .

At-[ fOUR I ARAI'tt-TERS!


Suatu metode dinamakan Aturan Miner dapat digunakan untuk mem-
Yoti [tAvI liFIc].FIfIr
prediksikan kapan terjadinya kegagalan lelah setelah sejumlah pem-
lNF'UI'
t.iEt)l'{t.TI(IC [0N$IANT A? 1.1:] bebanan tekan bergantian turut ambil bagian, masing-masing secara
chAON t-t'.Nr;l H t)li IlALP l-t'NG'l H A'i ' oo7 terpisalr untuk jumlah siklus yang tak cukup menimbulkan kegagalan.
is:inr r s rrir ss r o cAt,sE FAsr rRAcrlltiE s'? 330
FRAC.I URI T(}UGHNE$S I\? O

c
FkAIITIJFE TOLltil{NESS K = 54't}09:;
qALCUI'AIION? YES
INTUT YES IF YOU I.IISH TO IlO ANOTHER
ITUSE CONSISTENT UNITS T INT]UT O FOR UNKNOIIN
F'ARAITETERTI

INF'U :
i;El)l![rRIC CON:irANT 0? 1.1?
I:ITACF: I..ENGTII NK HAI F I, L t'iU1 H A!
.00:r
r.ir fl0lt- l;rfifSS lll l:All:it f Al:;1 I r(Acl tlRE
5? 0
t. tiAl.i I JIi[.. I 0l ]l
t Nt lii;
)11 tl'r ir4 , {:l 1

ril hi.)l[ $lhl lili lll l]Al|1it t Al;l f xnt: t ttlir'. li .]i/o ' 4{rli

ANlllll[:li {]iAl.(:t,t AI l(}N'l Nl)


tNt,t,l Yt:lri il'r Y([l ull:itl I(, 1,1]

litr)t ,'l I llJl: 17(t o,o


n)
t,tAL,Y

Catatan Program Gombar 7.8

(1) Program menggunakan harga suatu nol untuk


menunjukkan para-
persamaan Mitalkan tegangan-tegangan oa, ob, oc,. . secal'a individual me-
*.t.. yu.rg tak diketahui, jacli untuk* menentukan bentuk memeriksa' bah- nyebaLkan kegagalan lelah setelah masing-masing,V, Nb, N., . . . si-
vone aievaluasikan ibaris 160 190)' Prograrn
(baris klus sey rerti terlihat pada Gambar 7.8. Selanjutnya dimisalkan tegangan-
wa ke"iun
200)
sernua empat parameter yang tak dispcsilikasikan
(iihat calatan.Program (2)' Contoh 4'3)' tegang.rn ini diterapkan masing-masing untuk no, n6, frr, . . . siklus,
mengandung suatu cacat logik -yan secara individual dan semuanya tidak menyebabkan kegagalan lelah.
pirroAun agaimana g d is pesif ikas ikan' me merlukan evaluasi
tjl seb
Sesrai dengan aturan Mines, kegagalan lelah terjadi kalau
Persamaan (7.7), yang di dalamnya tegangan yang diterapkan memili-
berlaku,untuk
ki suatu harga kritis. Program dengan cara yang sama tt.,l,\tr+ri,,/A',, + ttrlh'"+... =.1 atau:'liAI = (7. r 8)
p..ru*uun 12.41, dalam mana panjang retakan adalah kritikal' atau IY
f

digunakan untuk me-


buat Persamaan (7.6). Persarnaan terakhir dapat Ini bul anlah suatu reori yang eksak dan dalam praktek 0,6 < E#. <
harga-harga subkritis
nentukan faktor-faktor intensitas tegangan buat
Tingkat di ma- I,5.
pada panjang retakan serta tegangan yang digunakan'
faktor intensitas te- Catatan: suatu tingkat tegangan di bawah batas kelelahan (o6 pada
na faktor intensitas tegangan iebih kecil daripada Cambe,r 7.8) tidak menyebabkan bahaya (Na * .'. na/Na : 0).
suatu indikasi
gangan kritis (kekenyia,i f'uLt'r) dapat memberikan -
\
1
128 Kegagalan
Contoh 7.4 Bahaya kelelahan kumulatif 129

Dengan menggunakan aturan Miner untuk sebuah bahan, dengan


lx,/l.0lNt4 t....,r.,1..-r|1 0tr|4tit:l
suatu batas kelelahan, iulislah sebuah program untuk menganalisis ba-
haya kelelahan kumulatif sebagai berikut 1 trArA'H11...J! !;I[i[.t.',3J,Or ll:.4rlnOrlE6
,.O trAl,1 .JOOrltr4rlltlOrlt.,Jr:'i;Orlitlrli'liOrilf:4r1lLl0riit:3r.',lOOrSiE4:1[]Or1€4r160r1E6rO
,1 lrAlA 4O0rlfi5r1lliiOrlfr 7' !

(l) Catatlah bahwa lazimnya dianggap kekuatan lelah akan berku_ ,OO I rillrt'{:;ili1l.,l.AI luf. r A, l til,t l'AhA{;[ llS l N(j l{INt,'ti't; t(llt..t:'
I 10 F'li I lll
rang secara linear dengan banyaknya siklus pembebanan kalau di- t:,!o T RINI
plot pada sebuah skala fogaritmik, seperti pada Gambar j.9. ,-r0 PRTNI '5-N IrAtA t:(i}i 'i
,.40 R[.An A$r$i1 rN1'1';1,N::'
rl t:,0 r!!lINr Ai
11,0 t'liINI 'IAIIl..il,f:. Iilf(a,N(l il{'iiili'il,/Mh"2 AI'iN1t'{lY{::t-Eti'
J 70 FIiINI 'F(F-Irl.,{.:lN(i IO'i{rlri'N./Mli":), (FAI I{;tl[ t..IHIl ) AI'iN?i'fiYCLE$'
I ,.uo |RtNr
,.90 t titilI 't:t,flut.Ar rut. trAriA{it: ANA[.y$lt;i.
i,oo I RINt
t: :ll0 l)lil ilI's
:l;r-O fRINI
il([:i!i' r'Nllr'{trr F 0i AI ., . trAHA{;t",
"'t.NrrrjiiAtict;SlRtSli'r"t,tri/rt.lfItlN'
'(N,/Hl'l-11)'r'1.1.)Air {.YUL-tli','lH1$
:l:lo r,'.6
:I4O RI:AIt
rl
T;

ll:.;0 tf rir.0 IHt.N


il60 tr'RINI ' 'r'
i: ilTO |r'k1|lr ' 'r'
:r80 tritNI
'r'ltlTAl'rli
:tlo t.kINf 'rSrs t 0At' siFFCItil,h CAN tr[. [.NIIt,kt:t! Al'f f(OXIflAlEt-Y'i l,/tJi'l IHtS'
:too 5 I (.,r.

;i .J10 rrt,.AM;
-l:!O Ir !i,:.='Sl lllg.N 35o
N1 N2 log i
rl
3:lo r'RINMi'EX(;EIl!S
.140
l"to If
5 t Ot-'
S,:.=S:.1
HAXIrlt'h VAt..tJ|:'.itj1i.N,/tt].1^:l r:orr UHI{lH trATA
lt{['N 390
AvAILAETLF-.

,1,50 N.L,0G(il:.!) -(t_0G(N?)-'l-0G(N1) )f (t_o{i($).-t,0G(s?) )./(L0$(s:l )-t-.00(s:!) )


.l7O N=f:Xf!(N)
Gambar 7.9
it .tfro li0 r0 400
:t90 N,"l,oooooEt30
40O lJ=,lrI filN

(2) gunakanlah pernyataan READ dan DATA untuk menyatakan


fi 410 t'riINl li'(irNrtl.zN
4?0 tio r0 :140

data S-N untuk bahan dalam kekuaran lelahnya (Sl) pada jum_
lah siklus yang terendah, untuk mana data tersedia (Nl) serta ba_
;i fiEnIY

til.,N

tas kelelahannya (kekuatan 52 pada siklus N2). Notasi tersebut di- tx7f.'ntr{r4 t .,r,1 -01 09147io.'
perlihatkan pada Gambar 7.9. rl {;r,Ht,l Al l(rt f AI l(il,L IrnHAl;t lllllN{; tllNt t('1,; lil,t..t:
(3) gunakanlah pernyataan READ dan DATA untuk menyatakan .iI
setiap tingkat tegangan S (o", dan sebagainya pada Gamb ar 7 .7) . !i.N tt^lA lOti ilnlr 1; iltl
dan jumlah siklus pembebananC (nu, dan sebagainya pada Gam_ fil tAll(ir,[ !ittirNolil.t/io N./HH':] AI loooo liY(lt.[!i
IiEIrtJ(:.tN6 r(' t'lo N,/HN',":' (r-AtlGl,E t-thII) Ar l,ooooot.lo/r cYCt.ts
bar 7 .7) untuk sembarang persoalan bahaya kumulatif tertentu. Hal (;t,|r,t n l l,/t lrn Hn ril ANn I Ylil !i,
ini memungkinkan suatu spektrum pembebanan lengkap 5 r tut llri Nt,hlrt t( (tt I Ntrl,h'A|.ltit- A lr lrAxn (il
akan dispesifikasikan. ( il,/Htl":1 t t,(rAtr {:Y(:ttl; r}l]l; !ilRI:5s FKACIl{JN
:!oo roooo -,.1579.1 ,?9;tflo4
(4) pada setiap tingkat tegangan S gunakanlah interpolasi logarit_ ilfJo IOOO 5.l1O::'.7 .O1ll8:IO4
:lt'<, :'()o0 t,6ll'lo.l ,0.'130176
mik untuk menentukan daya tahan N (N", dan sebagainya pada lt30 :'otloo tt:75:; ,17).47:l
5000 :ri13l,?5 .o1fl9.36.I
Gambar 7.8). foo |:;O0OO 4965tl\ .l0ol,tttl
(5) tabulasikanlah fraksi atau bagian bahaya C,/Nuntuk setiap ting_ lBo loo00 l.oooooEl30 1'ooo00[-?6
e
160 1,O0000F-+or', 1.o0000E1:lo l.ooooo[-i]4
kat tegangan, dan tambahkanlah guna memberikan bahaya total
r rJ I At. . 6.11,611'
yang disebabkan oleh spektrum pembebanan yang dispesifikasikan
IHIS t 0Att $r'[[:1fil,tl t;'.tN rrr ENiruftr-r At I riOxIl"'lAI[:LY 1,:;7054 f lllFli
dan berapa kali spektrurn pembebanan dapat dipertahankan.
llrr' At I IN[ .300
si

;\ lit.AtrY
I
I
130 Kegagalan Contoh 7.5 Kalkulasi tekukan 131

Catatan progrom 1e() tlN ::t1 t;0liUF 1000r?OOOr-10O0,4000


I 9(r R.-!l(lli ( I /n ,
I
1lO0 r"ft lllilCFiU!i5' SETiIIUN AREA' ;A;'lltl^?'
(1) Program mengikuti prosedur yang telah digariskan di atas. Prog- I ;'t() [ti]N1 'stctiNil t10H[Nl [)fr AI(t'A'i]i.t1t1^4.
.11-,() F'rilNI'Fnt,It,s r:Jr: GYIiATlrlN', ifii't1fl'
ram tersebut menginterpretasikan S yang berharga nol dan negatif i :)3,"' I RlN I
(baca pada baris 240) sebagai tanda bahwa datanya lengkap (baris 250)" i :)40 lfilr. I 'hlrJ ctlt,t.)hN t-t.N0 Iti t{Jti It.,r..EF []uc)ht. IN0'it_1*fil1000i'r,1'
;l:;o r'tittf I
(2) Variabel D menyatakan bahaya fraksional total yang disebabkan :,a,1, f riftrI.lNt tJI 'Itf ti'] Ilvl'l-t:ft{.;lr1 {)F Ai.]rJAt- llr)i UHN (h) .' o Iu sl0t';
:t//) Ifil.trl t
oleh spektrum pembebanan yang dispesifikasikan. Harga pada awal- :',Sl{r t'liItr I
nya diberi nol (baris 230). Fraksi bahaya individual kemudian ditam- :t'0 1l r 0 Itlt.N 300
,tt':, 1,;tl)t
bahkan kepada D pada baris 400. .J0() l ril.rl '1;L t N:rtfiNt 1;:; f(r'l t()':l *1()o0/ri
.il() lf t I lflr,/1o(i0 Illl N .1,1o
(3) Interpolasi logaritmik dilakukan pada baris 360 dan 370 untuk mem- .1.() IIilt I 'lriili. lrtl( t\l IlJti I l)l{hl,t/' N()l rrlfl l(lAtlt['
..ii) il Ii"I 'hir/ ir)rrlr r.AIn{llIY lirJI {)lilnltli IIIAN'i::ixA,/1OOO;'t\N'
berikan daya tahan (N) buat setiap tingkat tegangan (S). Sebuah pe- i4c\ I F:n,r '11 ftAY Irl Iri !ilriA['l.l ](l uaif AN e i{f'IfiICAL FoF:rlLlL A'
ringatan dicetak (baris 330) dan program akan berhenti jika S lebih r)
l:r0 ri{r I 1..J0
.1t,o f ...r,141:,(, :1*{ *1./(l *Lrl.0o0o0E-+06}
tinggi dari kekuatan lelah maksimum yang tersedia (Sl). Tidak ada ba- .r7\) r'ktr,r'hAx t tlAI' trt]rokf tUt IF BUCI..LING';F',/1000;'t\N'
J80 t;t) 1 r.r 1 30
haya yang disebabkan oleh tingkat tegangan yang lebih rendah dari 1 (,O0 liI tl 1i I(]r' sulrti0l., I I NE
1()t0 'ilfti',
batas kelelahan (S2) sehingga tidak perlu lagi interpolasi (baris 350). t():,() kf l uftll
:'o0() ht-h 1;0t.l Ir t:.l FrrirJt-AR c0LLJrlN SUERUI.TIINE
'lol o I:Fl Nl
Contoh 7.5 Kalkulasi tekukan -'O:,0 Iti tJI 'INf t,I IrIAi{ITER (h]'t)';
:,()"10 tNf Ul' tr
:'o:14) A:.r. 1 41 i9* l.t*lt / 4
Tulislah sebuah program untuk menentukan :'O:,O I: :i, 141:t9rft' 4/1\4
:ttr,0 tit rllI(N
(1) rasio kerampingan minimum sebuah kolom, untuk menerapkan ioo0 t(t..t, H0LLtlr.J r:rIFicL,l..AR COLUtlN SUtTRUJTINE
:t010 FrirNl
tekukan Euler - spesifikasikan modulus Young bahan serta te- .Jo:10 t RillT 'INPUI IiIAi'lf lt-RS (t'lh) I EXTERNALTINTERNAL'i
:JOJo INI UT Ir:,t'1
gangan tekan maksirnumnya. :{{)40 A:,.;. 14t:j9X ( I':lrl.rf - It7*lt7 ) / 4
:{O:r0 t-.i. 1 4 l:;')* (lt:l^ 4-lt1^ 4 ) / 44
(2) panjang kolom minimum untuk mana tekukan Euler diterap- :JOI,O RT iURN
.?000 Frt.h s0l IIr s0rJfltiE c0Lrir{N st,ER0l.J I1}lE
kan dengan menggunakan bahan yang dispesifikasikan di atas, ser- .1010 Fri_,NT
ta salah satu dari penampang lintang yang berikut: lingkaran pa- 4O-r0 trfiiNl'INtUT .cilIrL. LENGTH (Mh)'i
4O.JO INI'UT TI

dat, lingkaran berongga, bujursangkar padat. ,104O A,,,lr*lr


4O:j() l:lr- 4/'12
(3) rasio kerampingan serta kapasitas pembebanan untuk sebuah 41).,i) tit i.lfi:N

kolom yang panjangnya dinyatakan dan penampang lintangnya ser- F.E.ATIY

ta bahan yang didefinisikan di atas. RI'N

E Y/t'0IN ii 1-.'UL-81 09:51 :32


10 ITiII.IT 'TUI EF: tTUCNLIN6 IIALCUT ATIONS' t:LJLIR I]r,CliLINO CALCULATIONS
FtslNr ''*-----
30 FRINT
40 FF:IN T . INT.UT!.
I NF'UT !
50 F,RINI'ELASTIC HOI'ULUS E (NN,/},1H^2),i t:LASTIC HOtrULl.,S E (fiN./hM^!)? ?07
60 I NT,UT E llAX COi'llrF:ESSM 5TRE55 r:.: PROF0RTIoNA- Lr|.{rT (N,/},!ft^2)? 200
70 E=E.*1OOO
tJ0t tiINT 'i'tAX C0|IFRESSrVE 5IRE5S ,:.- ['ROFORTIONAL LlilIT (N,/tll.l^?)'i IlII'I SLENI'EIiNE55 RATIO FOR EULER IIUCI\LING IOI.069
90 INF.UT S
100 t I--1. 1.4159*SOR( t./S) i;AI,LJtJI,ATIONS FOR IiF,ECIF]C COLI.,IlN CROSS-SECTION:
110 T.RINT INFtJT O( I0 Sl0F)rl (SOt-IIt tilt(llULAF{)' ?(HOLLOIJ CIFCULAF)
t:'<) t rilNT 't1lN 5LENI'Er(NElr;S ftArLtJ r'0ft E[JL, ITi IJI'CNI,INTJ'' L1 Si0r-IMtll,AtiEl )?
.J( 1.

130 ff-rINl
14() frti tNT 'u6t t:uLAt IoN!.; t {.t,( l;r't i:tr I(i (;0t..lJ11N 0ti0s;!i- l';t:[:T I ut] :' I uFt,l ir I Aht l EIi ) { Hll
?o
13() []F'1Nr,JNFT.JT 0( 10 l.;ll]t ),1(si]r Il' {: uicrlLAti ) , :t i xbr Lott (: 1ht:l.Jt Atir ) ' (itrol.i[i -til l: T .t 0r.i AR[iA ".] 1 4 . 1 59 1.,].1^2
1[') i, li:lN r' ",i strl. IIr ir-l.ll.lAtr[. )',i iit r;r)rrir Htiilt.Nt {}r AIit.A /rjt3,97 t{t1'4
17 () tlrl lrI 1 li,ll'll-r!, t)t GYfiAlI0N 5 i1i"l
Contoh 7.6 Uii kekenyalan fraktur 133

132 Kegagalan

MIN C{}t..t.lMN t-.E.NGrH roft [ULf:R t{jcNL.ING,505347 h

,[NFUT'E"TFEi]lIUE'L,ENG H OF AI,]TI.'AI. CI]LU}IN (I',I) - O TO STOF? 1

-1il-[.NITEFTNE$ti [tAI IO 11O0


MAX L OAN fiEF {]RE, EIJt-[R BUT]NL,INIi C, . O457 TI.N
'
t)Al. It.,1. A rI0Nsi [:0R IiI'[ {.;]. rirc It t,t,MN cR0ss" $L]ri rI0Nl
LNltrl.,l 0( I0 SIOIj')r1(5Ol.. l.l.t l.llRi;lJt-AR)' Ll(HOLLOt, CIRCIJI...AF)
.1( (i01.I fr $QL,Af([ ) 'r :: A - 0.45 - 0,55 w
I NI'tJ r I L.fiili ( l'1M ) ; IX1 ti.IiNAt.. r 1 NI.E:ItNAt-'P !li' :O
Ir JAMt,.
tiR{]$$-1ji[{.) IION AR[:A 171,. ]14 l4l'1^;l
ii[.LtlN,:' flOtal..N I D] Afif: A I 1.1i]0. {:l Hl"{^4
[lAIr{rtfi {}t' 6YtiAl I0N l:}.oo.391 tlh
A-.--
ti.tN r.l0t..lrMN l..flN01H Fuli t,lJl..[:K lrt.,0l\1.. ING.oo{r9:i
t.)'lr.rjr '[r.Ft..rr 1ut,.' t.t,N0IH oP A{)rL,AI.. il0l..uri.,l (ti) - o I0 $]r}rr?
h

1
\=/-J t..u *
a;t..llt'lltt.f(NfS$ FTAIIC! I li4.?:{tf i
llAX t OA[! Ht:[{.lRf f:l1l HK Fll{:til.. TNi.i :1.], 1i:lB4 t\N
v
ilNS Ir{)lt .iPtj {. l [:]( {.i(:}t..ljMN 0k0si$- $t:c rI{lN ;
0At_i""llL A r1 'P
Ltll:t.,1 O( Itl $111,3)!L($t)l Il.r l.:Ilit:Ut..Aft)' :l(H{JL.l..0U CIR(:l-,t..AR) 1'25 w
"1( ti0r.. r ri sQUA[t. )'f 0 -:---- ^- >:

r;1[)P Ar t INti ,0io


Gambar 7.10
T(FAtlY

retakan lelah yang pcndek' ia-


pembebanan siklik guna menghasilkan
untuk menghasiikan
Catatan progrom jam. Suatu pengulran *iirt rtI*-aian dikerjakan
pembebanan gagal Pq'
fraktur lelah dari benda uji pada suatu
'^*'r"l.nrulan
(l) Rasio kerampingan minimum Ll ditentukan pada baris 100 dengan
fraktur dihitung dengan menggunakan
persarnaan
menggunakan Persamaan (7. l4).
(2) Sebuah pernyataan GOSUB terhitung, digunakan pada baris 180 un- Pq-lzs.o(g-\"' - --' (a)' '' + 6ss,7 (:)"'
tuk mencari subrutin bagi penampang lintang yang dipilih. Tiap sub-
N t\ Rltt,nl.,," \wl - 18s,5
r- - --:- \w) \[r'l
rutin menentukan luas penampang lintang (A) serta momen kedua luas
(r). (7.1e)
(3) Baris 360 menggunakan Persamaan (7.13) untuk menentukan be- - rorT (fr)"'- 638'e (+)''']
ban tekukan Euler (P). Untuk kondisi ujung selain jepitan, panjang
meter'
kolom (L) pada baris 270 harus menunjukkan panjang efektif seba- eli mana dimensi diukur dalam
gaimana telah dibahas pada Seksi 7.6. Gambar 7.7 memperlihatkan Pengrrjian 'tersebut adalah sah bila
sifat yang dinyatakan oleh perhitungan pada program ini. sekitar ujung retakan adalah
(i)zona (claerali) delorrnasi plastis tli
keci{. Ukurau ,onu niuruis ini
merupakan fungsi kekenyalan lrak-
Contoh 7.6 Uji kekenyalan fraktur pengujiannya akan sah
tur (i(16) ,*,t* ttk"oian ltlluh ltvi' dan
Penggunaan efektif pendekatan mekanika fraktur memerlukan penen- kalau
tuan eksperimental yang teliti terhadap kekenyalan fraktur (&d. Ha- /A,r \ 2
ruslah berhati-hati untuk meyakinkan bahwa sembarang pengujian ter- retakan a22'5
Panjang \;/
tentu adalah sah, terutama, jumlah deformasi plastis harus kecil.
Suatu pengujian demikian menggunakan benda uji bertegangan ta- B'>LJ({'") (7 .ro)
ketebalaii \oy /
rik yang kompak seperti pada Gambar 7.10- Benda uji mengalami
134 Kegagalan
I
Contoh 7.6 Uji kekenyalan fraktur 135

440 C=A/t,
dimensi lebar w> s ({rc\' 45ofi=?9.6*S0R(C)-185.5*C^(3/?r+63a,7*C^15/?).7017*C(7/?)+634'?'*C^l?/2i
4l,o K=ti*(Fl,/4./soR ( L, )
\oyl a7o A1=?.5t(K,/Y)-?
480 IF A:=A1 THEN 5OO
49O F.RINT 'THE TEST 1S NOT VALIII: AT:';A1*1OOOi'MII"
(2) Fembebanan maksimum yang dicatat pada
pengujian tarikan 50o n1=A1
tidaklah lebih besar dari l,l fo. Setama pengujian ini 510 IF F)=81 THEN 530
dibuat 520 T.RINT 'THE TEST IS NOT VALITII 8'i';81*1OOOi'HI{'
sebuah plot antara pembebanan dengan jarak pembukaan lr30 U1=2*Al
retakan. 540 1F l.l::=1,11 THEN 560
Pembebanan gagal pg diperoleh Aaii suatu S3O FRINT .Tt{E TEST IS NoT vALIIT: t,'::';1,,1*10ooi'Mtl'
ketebihan (offset) 5Vo 560 F.RINT
terhadap kurva ini. Kalau pembebanan maksimum 57O F.FiINT 'FRACTI'RE TOUGHNESS N1C =';Ki'}lN/I1'3l?'
yan[ teicatat 5BO
l09o lebih dari harga pq, menandakan bahwa t"fuf, T.R 1NT

luhan yang berarti.


t.[ai f.f,,_ :i90
600
f fiINT
FRINT 'lYt'E O(1ll SIot )r 1(FOR NEt, TIST tllTH ITIFFERENI irlllEllljIOrll;)"
610 T,RlNT '? (FOFi NEI.J TEST I^'ITI.I .'U5T }'lAXIHU}'1 LOAI' CI]ANGEII)';
620 INlitll z
Tuliskanlah sebuah program untuk memonitor 6f,0 FfiINT
prosedur pengujian 640 0N Zt 1 TllfN 65O I 80 r il60
ini, tentukan K,6 dan periksalah teaUsatan yang 650 sTof',
diperlukan.
F:I ATI Y
r:x7t.rrINl1, l:t- HAY. 8? 1? | 411't oi
fit JN
IO I'fiINT 'FIiAC r [,riI T{.}UGIINESS TESI:
?O TRINI COI{F,ACI IENSION sr'Ec I t{[N .
:to r'R I Nr ['x7t t.tINt6 t?-r'tAY-8? .t2i49i37
40 T'tiINI 'INF.UI:'
50 [.IiIN1 .S':ECIHFI{ TIIICNNt:SS F (HH)' IFiACTUHE IOUGIINT:!;S TT.SI I {J[}HfIACT 1T.]NIiION $T!ECIt1[,N
60 rNl,.l,T tr
70 t!= 8,/ l OOO I NfTU] :
BO FtTINT 'OVEfiAt,L SpECIhE.N r.,IIrTtJ. _ [AUALS 1.!5*tJ SI,'ECIHEN THICNNESS II (I1M)?:?5
.r0 INf'.I'T I,' - (Hh). i OvtRAt-1.- !lr'ECIItEN trrrrlH - EfiuAt-s 1.:15*U - (l'111)',i lo0
100 u-u/ 1 ,?3. tIISlANCE FTIOH FAlIGUE CRACN 'IIF IO CRACNEI' SII'E OI: SF'ECIMEI.I (MI.4)i 6O

110 r:ft0].{ FATIGtJE {:RAcN rrF.T0 cRrct(Err srrrE 0F


:r 20 I[i.ll;rrnronrr srlECl11LN 0111).; SF.ECI Itf }I TIl hENSI ONS :
130 A-A-.:5*U LEN6I|1 96 H11
140 PRINI H0I,I- I'IAhETEFi 2O H}1
150 llillil'SF.fCIHt-N IrI|1EN!iIONSt. Tt ISTANi)f TiETT.,IEN }IOLf CENT'iE5 44 HM
:t 60 I'tiINT'LENGTI]'' 1.?rt,l;.MM' I akr;l ST uIrrIH tTIHENStUN t F0|t tl{llt- Cf NlKf.ll a0 Hi'1
t70 I.fiINT'HOLT. TIIAI'IETEft ' ;.25*I,J;'I{H. * tIOtS YTJUF SI'FClI1EN HAVI lI.IESE C{]i(fiEI]'T I'I}lENSIONI]"
r80 I.RINT'I]ISIANCE. TTEILJTIEN HOt..E CENTFES, i.i:I!Ji,}tH'
190 r'F:INT'LARGEST t,ItrTH ITIhENSIOX r.nON ilOri-ieNrneS,;U;,nX. CRACN ITNGTH A IS 4O 1111 I,.JHICH I5 INSIIIE THE LIhITS 36 TO 44
:100 F'hINf '* Ir0ES yOt.,ft SrrECIhfN HAVt
Tt,ESE COnr,fCr-t,rnrNStONSZ. rYr'F'YF!i' IF Y0UR llFfClilEN IS SAII5FACT0RY"NO' 1r: IT IS NOT? YEs
F.F: I NT
?!O FRINI 'CftACN LEN6III A IS'iA;.HI,,I ';
:l3O If A.)=.45*u THEN ?60 INf.UT'THI FAII..UftE L.OAtI F (NN)? 35
:]40 T.RINT .r.JHlCH IS 0urSIIrE: TtiE LIHI,IS" i.4rtuJi.t0.;,:5tr^l I:OR IIlE ]IST 1O I{t VALIII IHE hAXIHUH LOAD RECORIIEI' HTJST TiE
::t50 s r0F. I,ESs THAIJ 34.5 NN
:/,0 If: A:.55*r.' THEN :40 lNF.U-T IiIt I'ATF:FIAt. YIELTI STFENGTH (N,/III1^?)" 7OO
?70 F.RINI 'I..lHICH IS INSITE THE t.IhITS'i.45TI,J;'TO'i.5:*I.'
1]BO F,II I NT
'1y'E ,yEs, rF youR sF,ECrr,1fr,r rs rsFncr'Ry, .}.i0, rF rr 1i t.RACTUT{a TOUGIINESS N1C = 47.5344 tlN./}1-3l?
;;3 ili,iii {rA1 i.r'T. i
310 If: At='YES. THEN J3O
..I?O I F A3,:::i. No. .I
HEN ?9o TYF,E O(iO STOF') r ]. (TOR NEU TEST I,IITH TIIFFERENT TII}'1EN"]lONS) I
:r?5 s10F. :(FOR NEil TEST !JITH JUST HAXITiUI'1 LOATI CHANGEI')? ?
3JO F,R I NT
340 A=4./1OOO INPUT THf FAlLIJRE t,OAt' P (KN)? 33
350 l,i=tJ,/ 1O0O t:OR THE TEST TO BE UALII IHE t{AXIMUI1 LOAII REC0RITEII HUST BE
360 F.RINI 'INT1UT THE FAII-URE LOATI F (I\N)'i LESS THAN 38.5 KN
:]70 INPUT P INFIJT THE I,lATERIAL Y]ELII STREN6TH (N,/}t}l^?)-? 3OO
380 P=F/lOOo
390 F,RINI'IJOR TIIE TES1 TO BE UALIII THE HAXIHUM LOAI, RECORNEII THF TEST IS NOT UALIII: A.I 6?.7643 },I}1
400 F,RINt .t,ESS THAN' ;110otF.i.t{N. I'UST t,E'
IHE TEST IS NOT VALIII: B':6?.7643 I'1}1
410 T,RINT .INI]UT THE IIAIEFIAL YIELTI sTRENcTH (N,/}I}I-?).; 'IHE TEST IS NOT VAt-Itr: tJ,i 125.529 l1l'1
420 I NF.UT Y
4-30 FR1NT
r
Kegagalan
Soal-soal l3'l \
sesaat serta
FRACTIJ(E TOUGHNESS t(10 = 47,534a hN,/H-3,/? rameter Krc, Q, dan a harus dispesifikasikan oleh masukan
tegangan yang di-
digunakan pacla Persama an (7 '1) untuk menentukan I
harus membandingkan
TYT.E O(TO STOP)' 1(FOR NEI,I TEST I,JITH DIFFERENT IIIHENSIONS),
::(FOR NEI.I TEST I.IITH JUST I,IAXIIIUM LOAD CHANGETI)? O telapka., buat fraktur rapuh. Prograrn tersebut
menentukan modus
i.gu.tgun ini dengan kekuatan luluh bahan untuk
STOP AT LINE 650 kegagalan.
-Blgaimana
ftEAtlY sebriah konlponen gagal kalau ia mcngandung sebuah
0'405 kalau
panjang retakan 5 nrm dcrlgan harga Q 1'lng sarna dengan
sebuah bahan dengan kekuatan luluh sebesar
1050
Cutatqn program
iu diU*t dari
(MN/m2) serta s€buah kekenyalan fraktur (Krc) sebesar 46
NZ*rr'
(l) Data geometrik dispesifikasikan dalam mm retapi diubah ke calam MNm-3/2?
meter untuk keperluan kalkulasi. (7.3) Perluaslah program rancangan poros pada Contoh 7'3 untuk
yang telah dirinci pa-
(2) Masukan Iebar dan ketebalan benda uji keseluruhan memungkin- menggunakan rtkuran diameter yang diinginkan
kan untuk menghitung semua dimensi benda uji, kecuali panjang re- untuk ukuran yang
da C-ontoih 3.3. Faktor keamanan sesungguhnya
takan. Pemakai diminta memeriksa dimensi benda uji tersebut (baris diinginkan ini harus dicetak'
200), dan program menghitung apakah panjang retakan terletak di da- Ferluasan selanjutnya harus membolehkarr rancangan poros be-
lam batas-batas yang diperlukan (baris 220-270). rongga serta masukm keperluan pemindahan daya' misalnya
irnu (4'6) dan
(3) Program hanva menerima YES atau N0 sebagai jawaban yang sah yan! Uert aitan dengan seb'-tah as roda kenclaraan' Lihat Soal
untuk pertanyaan apakah benda uji telah memuaskan (baris 29A - 32A). (4.8).
(4) Kekenyalan fraktur (K) dihitung pada baris 440 - 4ffi dengan meng- poros melingkar padat untuk nre-
i;.+i punaunglah rancangan sebuah
aksial ' Persamaan (7 ' 15) rnem-
gunakan Persamaan (7. 19). ,ut on gabungan torsi dan pembebanan
komponcn tegangan ge-
(5) Persamaan (1 .20) untuk memeriksa keabsahan benda uji yang di- berikan sebuah pernyataan harga maksimum
yang tak diketahui (d) dan momen pra-
evaluasikan pada baris 470 - 550. Kekuatan luluh bahan dimasukkan ser r-., dalam diameter poros
sebagai Y pada baris 420. (3'1), tegangan langsung aksial sera-
rr.ridtuJin. Dari Persamaan
gam daPat dinYatakan sebagai
SOAL-SOAL
a, = 4Pln(12 t7.21)
(7.1) Tulislah sebuah program untuk menentukan faktor keamanan de-
ngan menganggap peluluhan diatur oleh
di mana P adalah gaya poros praspesifikasi'
(l) kriteria tegangan geser maksinlum sem-
geser maksimum (Tresca), atau Persamaan (6.6) memberikan tegangan
poros yang dinyatakan dalam op rx!'
(2) kriteria energi regangan geser maksimum (Von Mises) barang titik pada permukaan un-
Jun oI (vang nol). Karena itu, persamaan ini dapat diselesaikan
dari masukan komputer sesaat berupa tegangan-tegangan komponen harga te-
;;k #;;Jkan diameter poros vang diperlukan buat suatu
ox, o!, dan rr, dan kekuatan luluh bahan.
praspesifikasi - kriteria luhih tegangan ge-
Program harus menggunakan subrutin pada Contoh 7.2 untull me- ,urruun geser maksimum persamaan ini susah' suatu
nentukar tegangan-tegangan utama ot, ox, dan o3; cetaklah harga- scr maksimum. Karena p.-ttuhun langsung
prosedur bcr-
harganya lalu gunakan untuk menentukan faktor keamanan sebagai- o"rrc1ef.oru, yang lebih iraktis ialah dengan menggunakan
'uiurr* yang telah dijelaskan patlrr
mana pada Contoh 7.1. tir".uiil) vang didasarkan pada apa
Ujilah prograrn clengan data yang diturunkan dari persoalan <om- Contoh 6.1 (atau Pada Contoh 6'2)'
ini serta btrktilrrrr
binasi lenturan dan torsi pada Contoh 7.3. Tulislah sebuah program untuk melakukair hal
geser nraksimum sebesar I lJ f.J rrrrrr',
(7.2) Tulislah sebuah program untuk menentukan apakah sebuah kom- lah bahwa untuk suatu ,I"g*r,gun
ponen gagal oleh peluluhan atau oleh lraktur rapuh. I{arga-harga pa- sebuahporosdengandiametersebesariT,4{katakanlahtlt);t||||t.lr|'rl
]F-- \

138 Kegagalan Soal-soal 139

lukan untuk membawa sebuah momen sebesar 10 kNm dan pembe- Kekenyalan fraktur (Krc) untuk benda uji ini diberikan oleh
banan sumbu sebesar 100 kN.
=Ji,ni *r,,r(;)"'
bs(?)"' -^,r(il'''
(7.5) seb*atr baja campuran mempu,yai kekuatan luluh sebesar 550
N,/mm2 untuk l0a siklus pembebanan bergantian, yang menurun hing- ",. (1 22)
37,6(f,) ''' * n,t (t-)''')
ga batas kelelahan sebesar 275 N/mmz setelah 106 siklus"
Spektrum pembebanan tahunan untuk sebuah komponen yang di-
buat dari bahan ini sebagdi berikut proseclur pengujian adalah serupa dengan yang telah dijelaskan pada
Contoh 7.6 serta kondisi keabsahan uji adalah identik.
(7.7) T'ulislah sebuah program untuk menentukan panjang efektif ko-
Tegongon (f'l/nm2) Sotuan (dalam satuon ld) lom dengan kondisi ujung seperti terlihat pada Gambat 7.6. Dari ma-
400 sukan sesaat berupa kondisi penyokong pada setiap ujung serta pan-
0,5
370 1,5 .iang kolom sebenarnya, program harus menentukan panjang kolom
350 J efekti{ untuk digunakan pada Persamaan (7.13) dan (1.14)"
330 I (7.8) Llbahlah program tekulan pada Contoh 7.5 guna rnemasukkan
310 2
suatu rentang penampang lintang yang lebih lebar seperti bujur sangkar
290
serta empat persegi panjang berongga.
1

230 1,5
210 6 Suatu modifikasi lebih lanjut harus menyertakan prosedur Soal (7'7)
hingga panjang kolom efektif ditentukan secara otomatik dari kondisi-
kondisi ujung yang telah dispesifikasikan.
tlunakanlah program bahaya kerelahan kumr-rlatif pacla contoh 7.4 (7.9) Pelajarilah suatu prt-rsedur rancangan empiris untuk perhitungan
untuk rnembuktikan bahwa umur kelelahan komponen tersebut ada- tekukan salah satu acuan, halaman 15, atau lainnya. Tulislah sebuah
lah kira-kira 2,5 tahun. progr€im berdasarkan pada salah satu prosedur ini untuk merancang
(7.6) I\{odifikasikanlah program uji kekenyalan fraktur pada sebualt kolom.
contoh
7'5 sehingga ia dapat dipakai untuk renturan benda uji sepe.i pacta (7.10) Sifat-sifat potongan batang berbentuk T, I, dan L masing-masing
Gambar 7.11. ditentrrkan pada Contoh 5.4, Soal (5.7) dan (6.10). Momen kedua luas
yang t,lrkecil mengatur kapasitas beban tekukan dari kolom dalarn ma-
na ia c,iikutsertakan. Introduksikan satu atau lebih potong;ln ini ke da-
lP
-+-
I
lam p'ogram pada Contoh 7.5.
I {?.tr1) Sebuah prosedur numerik untuk mengevaiuasikan Persamaan
(7" I l) yi{ng menentukan jurnlah siklus (N,) untuk sebuah retakan le-
lah yang tun'ibuh dari panjang ns hingga a1, adalah sebagai berikut
T
,i
(1) bagilah pertunibuhan retak (ar- qd ke dalam se.jurnlah ke-
lA=0,45-0.55W na.kan yang sarna sePanjang 6o.
I (2) evaluasikanlah AK buat panjang retakan a0 menggunakan Per-
I

samaan (7.9) dengan harga-harga Q, o^u dan o-1n yang dispesifi-


kasikan sebagai data,
(3) evaluasikanlah da,/dN untuk panjang retakan as dengan mcttg
gunakan Persamaan (7.10) dengan harga-harga C dan rr yattg tli
spesifikasikan sebagai data,
Garnbar 7.1t (4) ulangi (2) dan (3) untuk panjang retakan as * 60,
140 Kegagalan Soal-soal 141

(5) evaluasikanlah harga rata-rata ds/dN meliputi kenaikan per- Soal tertentu ini dapat diselesaikan dengan analisis bentuk tertutup,
tumbuhan retakan ini dengan memberikan tetapi untuk kebanyakan masalah p itu sendiri sebagai fungsi dari pan-
.. 6a. jang retakarl serta sebuah prosedur nurnerik, perlulah dipakai. Pende-
d(a+-
-r* 2 )| . r, d(ag+6a)l katan untuk penjalaran retakan lelah ini dibahas pada Acuan (7), ha-
-Ildas (1 .23)
d.v z L orv div l larnan 15.

(6) kernudian dapatkanl4h jumlah sikhrs (6A) untuk kenaikirn per-


tumbuhan retak ini di mana
).n / = _ 6a 6a
(1.24)
da ldN dta + 1-60
) )lJN
(7) nlangilah (2) sampai (6) untuk panjang retakan as -t 26c, as *
36 a dan seterusnya, sampai ar. Tambahkanlah 6N guna niembe-
rikan jumlah total siklus N1 buat retakan yang tumbuh dari e 6 men-
jadi a1.

Tulislah sebuah program yang mengikuti prosedur ini serta guuakan-


lalr untuk membuktikan bahwa kira-kira 77.A00 siklus pembebartan di-
perlukan untuk retakarr seperti pada Gambar 7.12 agar turnbr h dari
2 cm hingga 4 cm jika omu = 60 MN,/mz, omin : 6 MN/m2, Q = 1,2,
C = 5x 10-11, dan m= 3.

AIA

YTYYYYY
Gambar 7.12
I

Bab 8 Silinder berdinding tebal dan bertekanan 143

pdl4t (8.3)
Sistem Simetri Sumbu o=
kesemuanya dalam semua arah melingkar.

8.3 Silinder berdinding tebal dan bertekanan


Gambar 8.1 memperlihatkan penampang-lintang sebuah bejana silin-
der berdinding tebal yang m'engalami suatu tekanan internal atau eks-
ternal (atau keduanya). Terdapat tegangan-tegangan radial (o,) dan
TEORI UTAMA
8.1 Pengantar
Struktur-struktur simetri sumbu mempunyai simetri geometrik terha-
dap sebuah sumbu, dan selain itu memiliki simetri pembebanan
terhadap sumbu yang sama. Contoh yang lazim adalah bejana-bejana
berdinding tipis dan tebal, bertekanan, silindris dan piringan berputar.

8.2 Bejana silindris dan sferis berdinding tipis dan bertekanan


Fandanglah sebuah bejana silindris bertekanan secara internal dengan
ujung-ujungnya tertutup. Kalau ketebalan dinding (/) adalah kecil di-
banding dengan diameter silinder (O, ada alasan untuk menganggap
bahwa sembarang tegangan lentur dan tegangan langsung pada arah
radial (o,)diabaikan. Dinding-dinding silinder mempunyai komponen Gambar 8.1
tegangan langsung dalam arah sumbu longitudinal silinder (o,) dan pa-
da arah melingkar di sekeliling silinder (op). Tegangan terakhir ini di- simpai (oo) yang berubah terhadap jari-jari tetapi seragam dalam arah
namakan suatu tegang an simpoi, melingkar, tengensial (sering disebut sumbu longitudinal silinder. Tegangan longitudinal tersebut (o,'1 ada-
demikian). lah seragarn. Misalnya perpindahan radial sembarang titik pada jari-
Harga-harga komponcn tegangan biaksialini diperoleh dengan me- jari r aiau u seperti terlihat pada Gambar 8.1. Pada jari-jari ini terdapat
mandang keseimbangan bagian-bagian silinder ..|ika tekanan dalam
p. Jadi suatu regangan radial ,, =Y (8.4)
(8.i) o/
or= pdl4t
dan
dan u
oo = prll2t (8.2)
suatu regangan slmpal e
o= Jr (8.s)

danregangan pada arah longitudinal (e,) adalah nol atau konstan ter-
Disebabkan oleh simetri, arah-arah longitudinal, melingkar dan ra-
gantung pada kondisi ujung.
dial beracla pada bidang utama dan ia mengikuti bahwa oz., o0 d?t't or
Pernyataan untuk regangan menunjukkan kondisi-kondisi kompu-
(:0) adalah tegangan-tegangan utama. tibilitas. Suatu kondisi keseimbangan dapat diperoleh dengan mcnlun
Analisis yang serupa untuk sebuah bola berdinding tipis yang ber-
dang gaya-gaya yang bekerja pada sebuah elemen dalam penantpunp
tekanan secara internal dengan diameter d dan ketebalan dinding I mem-
lintang. Persamaan (3.4) dengan r menggantikan x dan 0 nleltggnllu
berikan suatu tegangan langsung
kan 1 memberikan hubungan tegangan-regangan dengarr nlenlrlnt!grtl t

t42
-!

144 Sistem simetri sumbu Silinder gabungan l4S

bahan adalah isotropik dan elastik secara linear. Jika dipardang Distiibusio, dan o6 sepanjang ketebalan dinding untuk suatu silin-
bersarna-sarna, kondisi ini memberikan persamaan-persamaan Lamb der bertekanan secara internal, terlihat pada Gambar g.Z. Tegangan
simpai maksimum terjnci pacla bagian rlalam (kaliber atau boring) si-
ot= A'- Blr2 (8.6)
linder (op1 pada jari-jari r,) dan hargalya didapatkan dengan mema_
oo=A+Blr2 (8.1) sukkan Persamaan (8.[i) da, (S.9] ke ti;rlarn persarnaan (g.7) dengan
r yang sama dengan r,. Jadi
Konstanta-konstanta A.dan B ditemukan dari kondisi batas :ntuk
suatu persoalan tertentu. t :: i, :: '
Silinder pada Cambar 8.1 mempunyai suatu jari-jari internal r, ' ,r..: -)/ ' :'- ;
(diameter d1) serta suatu jari-jari eksternal 12 (diameter d:)" Kalau
* r!
mengalami suatu tekanan internal p, kondisi batas adalah -
, t-;=- - I) (8. r0)
\[ 1l
or= - p pada r-- r,
di mana
dan
- lt d"
A-------
or= O pada r=12 11 dr

yang jika dimasukkan ke dalam Persamaan (8.6) memberikan Regangan simpai pada sembarang jari-jari diperoleh dengan meng-
gabungkan Persamaan (8.5) dengan salah satu Persamaan (3.4) hing-
r,2o
A = -----:----:-- (8.8) ga memberikan
(rr' * rr')
es=
ul
dan (8.1l)
,=;tou-vor)
^- rr2rz2p
" - or'-r:)
(8.e) Sebagaimana dapat dilihat dari Gambar 8.2, tegangan dalam se-
buah silinder bertekanan secara internal adalah lebih tinggi di dekat
boringnya - ia akan meluluh di sana jika tegangan ke arah luar silin-
Tegangan
der masih rendah. Ketidakefisienan pemanfaatan bahan ini dapat di-
minimumkan dengan membuat suatu silinder gabungan (majemuk) atau
dengan menggunakan autofretase.

E.4 Silinder gabungan


Misalkan sebuah silinder dengan diameter luar d2 dan diameter dalam
c dipanasi, kemudian menyusut pada sebuah silinder yang Iebih kecil
seperti terlihat pada Cambar 8.3. Silinder terdalam yang paling kecil
mempunyai diameter internal (dalam) d, dan diameter eksternal (luar)
yang secara nominal c, tetapi iebih besar dari diameter internal
silinder terluar dengan sejumlah kecil 6 - interferensi antara kedua
silinder.
Setelah dipasang (dirakit) terdapat suatu tekanan radialp pada <lia
Cambor 8.2 meter biasa yang mengurangi tegangan simpai pada silinder terdiillrrn.
Sebagai konsekLrensinya terdapat suatu distribusi yang lebih Ser.;r1,iq1p
146 Sistem simetri sumbu Autofretase 147

dan untuk silinder terluar kondisi batas adalah

or=-p padar=cf2
=0 pada r=d212
FIii.iga-harga ini dapat dimasukkan secara terpisah ke dalam Per-
sarnaan (8.6) untuk setiap silinder guna mendapatkan .4 dan B. Jadi,
pcmyalaan untuk tegangan simpai dalam setiap silinder pada diame-
ter bitrsa dapat dimasukkan ke dalam Persamaan (8.11) hingga
membcrikan

\E =tlr2 +t2 n c2 +cl,2 (8.r 3)


pc ,lr.' - r' c2 - dr2
Untuk suatu interferensi 6 yang diketahui, tekanan radial berha-
dapan p dapat dicari dari persamaan ini. Jadi distribusi tegangan pada
silinder gabungan yang dirakit dapat dihitung.
Tegangan-tegangan yang disebabkan oleh tekanan internal berikut-
nya dapat ditentukan dengan menganggap silinder gabungan itu ada-
lah sebuah silinder tunggal dengan diameter dalam d1, dan diameter
ltrar d2, kemudian menambahkannya terhadap tegangan residual awal
Gambar 8.3
dengan menggunakan prinsip superposisi.

dari tegangan simpai di bawah tekanan internal berikutnya dari silin- 8.5 Autofretase
der gabungan tersebut.
h{etode ini adalah untuk memberikan suatu distribusi tegangan residu
Pada diameter biasa (c) regangan simpai
yang ]lienguntungkan, meliputi penekanan sebuah silinder berdinding
pac'a r = cf2 tebal trrnggal sarnpai terdapat peluluhan di lapisan dalamnya. Kalau
e0 = €Lluar - urdalam
tekanan dibebaskan, trapisan dalam ini ditempatkan ke dalam tekanan
= 6lc dari Persamaan (8. I I )
-uang disokong oleh tegangan tarik residual pada lapisan luar yang ter-
defornrasi secara eiastik.
Karena itu, pada cli;ll.;t*ter biasa clengan memasukkan regangan sifil-
pai pada setiap silincier (€r,l'a' clan €ddalaftI) ke tlalarn hubungan te- Kri,.eria luluh Tresca (Persamaan (7.2)) dapat dipergunakan untuk
meneniukan tekanan p yang diperlukan untuk menimbulkan peluluhan
gangan regangan dari Fersamaan (3.4) memberikan
ke luar menuju jari-jari ry. Jadi
o
! (ou ''u' - ,routu') pada r = cll (8.12)
p=YQn'.]!-r -ry2) (8.14)
dengan menganggap bahwa kedua silinder terbuat dari bahan dengan *(r22
modulus Young -E yang sama.
di mana r, dan 12 masing-masing adalah jari-jari dalam dan luar si-
Kondisi-kondisi batas tegangan untuk silinder terdalam adalah
iinder, dan oy adalah kekuatan luluh bahan yang dianggap akan mcn-
o, = 0 pada r = d112 iadi eiastik - plastik sempurna seperti terlihat pada Gambar ti.4.
= -p pada r = clZ

)
I48 Sistem simetri sumbu Contoh 8.1 Rancangan bejana tekanan berdinding tipis 149

Tegangan Pandanglah sebuah piringan melingkar tipis yang berputar terha-


oY
dap surnbu longitudinalnya dengan kecepatan sudut <,r. Karena ia ada-
lah tipis dalarn arah longituclinal (e), tegangan aksial o, adalah nol.
Suatu prosedur serupa digunakan untuk analisis tegangan pada silin-
der bertekanan dan berdinding tebal yang rnemberikan persamaan un-
tuk tegangan-tegangan radial (or) dan simpai (oo). Jadi

-Q JD
B*
or= A - orx u:2
(8.18)

Regangan oA=A+
B--(!sj[ pr'-'
Gambar 8.4
rt8
Konstanta-konstanta ditemukan dari kondisi-kondisi batas.
Tegangan-tegangan residual pada silinder tersebut didapatken dari
Untuk sebuah piringan padat, konstanta B adalah nol dan,4 dida-
superposisi tegangan yang disebabkan oleh penekanan awal serta te-
patkan dengan mengevaluasikan o. : 0 pada jari-jari luar.
gangan karena pelepasan beban (unloading) elastik, yang disebabkan
Untuk sebuah piringan berongga konstanta-konstanta didapatkan
oleh pemindahan tekanan ini. Jadi, untuk daerah yang memiliki pelu-
dari kondisi-kondisi
Iuhan r1 (r(ry
o, =0 pada r = 12, jari-jari luar
o, = *p + oylnl- * !'r' . (, -+') dan
t1 t2- _11. \ r" / (8. r 5) o, =0 pada r = 11, jari-jari dalam.

oo= -r*o"(r -*i.)- ('.'t)


dan untuk daerah elastik ry (r(r,
"++ CONTOH PENGERJAAN
Contoh 8.1 Rancangan bejana bertekanan dan berdinding tipis
Tulislah sebuah program untuk merancang sebuah bejana silinder ber-

"=l#r ,f+]['- i-] (8.1 6)


dinding tipis dengan ujung-ujung tertutup untuk menyokong suatu te-
kanan internal yang diberikan. Gunakanlah masukan sesaat untuk men-
spesifikasikan tegangan tarik maksimum yang diizinkan dan tekanan

"'=fY* -;+,1[' . ;*] yang diperlukan. Kernudian, untuk suatu diarneter yang dispesifikasi-
kan (d), atau ketebalan dinding (l), program harus rnenentukan dimensi
lainnya. Program harus mencetak sebuah peringatan dan berhenti ka-
8.6 Silinder dan piringan berputar lau d/t lebih kecil dari 20.
Pandanglah sebuah silinder berdinding tipis dengan jari-jari r dan ke-
tebalan dinding t yang berputar terhadap sumbu longitudinalnya de-
lo FRINT,T'ESII;N OF THIN.I,IALI,-ETI TJYLINTIfiIOAL F.R[SS{JRE VES5T.L.
ngan suatu kecepatan sudut c,r. Caya sentrifugal menghasilkan sebuah ?o FRINr'_--_-_-
30 FRIN T
tegangan simpai o, yakni harga yang didapatkan dengan memandang 40 rRINT 'INF.I'I :'
keseimbangan sebuah olemen dinding yang kecil. Jadi 30 F.RINT 'I4AX AL LT}IJANLE fIIfiF"-{: I S rRE$s (N,/}1t1*: )' r
60 INF'UI S
70 PRIN T 'HAX IN'TE!INE{. FRESSIJRE (N/HH"2) " i
o = pr'<,)' (8. r 7) flo INPTIT F
-l

150 Sistem simetri sumbu


Contoh 8.2 Rancangan bejana untuk torsi dan tekanan internal 151

ifiiNt
ttitNr .r'Indt.rER oti tJALt IHI'if.NE5S (HH) (2) Harga A yang dispesifikasikan pada baris 120 ditunjukkan oleh tan-
f F:rr rU;f Ut vALtjt! I0 t,f..t:,LrJIi,. UnLl lNF,L'T O TO STOP'
IH]T]hNESS'; clanya apakah yang dinyatakan itu diameter ataukah ketebalan dinding.
tt A, O fttr:N l50 Hal tersebut diubah apakah pada sebuah diameter pada baris 200, atau
sloF
Jr Ar 0 THLN foo tlcngan suatu perubahan tanda, terhadap ketebalan dinding pada ba-
tr::J*cfI/F ris 160.
r'F JNI .F]EO(JIftEtI ;IIi.I,,H,
f;0Sllrj 500
IIJAHETER,.
(l) Subrutin (baris 500 sampai 580) digunakan untuk memeriksa bah-
ll0 Tn ./0
rva rasio diameter terhadap ketebalan dinding tidaklah terlalu kecil buat
1 -l*lt/S/? rncnerapkan teorisilinder tipis (lihat Soal (8.1)). Jelaslah tidak mung-
r'AINT'AfTIUJREIT IJALL THICNNESS, ;I;.nlt.
GOSUtT 500 kirr mempunyai rasio D/T yang lebih kecil dari 2.
t;u T t)90
KEII SI/EROIJTINE TO CHECK UALII,ITY
OF,THIN'CYLINt,EF FORI''ULA
F.RINT .IIInfiETER'I./ALL THIct\NEss RAIIo, (lontoh 8.2 Rancangan bejana untuk torsi dan tekanan internal
1F U/r.:.=)() THEN 5BO ;tI,/I
IF Lt/1.,) IHE.N 560
rKINI .tIES]tjN ItIF,FACTIcAL _ IIIIIENs]oNs ItIF,DsSIFLE!, 'fulislah sebuah program untuk merancang sebuah bejana silindris ber-
s r0F
T,AINT .THE IIEsIGN SIIOUL.tI BE EAsEIt oN ,THICI\, rlinding tipis yang mengalami torsi serta tekanan internal, dengan meng-
cYLINTIER TFiEORY.
fiI TURN gunakan masukan sesaat yang berupa momen (dalam kNm) dan te-
F:E AIIY kanan internal (dalam N/mm2). Kemudian, untuk suatu diameter eks-
tcrnal yang dispesifikasikan (dalam mm) tentukanlah tegangan geser
rrraksimum untuk harga-harga yang dispesifikasikan oleh ketebalan din-
rxSr'0I ilT 1 7-,|.tL-Fl 09 i 11: A6 ding (dalam mm). Iterasikanlah ketebalan dinding sampai tegangan ge-
I,fSJGN {}T THIN.t,JALLIII cYLINTIRJcAL PREssURE vESsEL scr yang mendekati suatu harga diketahui yang diizinkan. Program
harus nrencetak sebuah peringatan kalau rasio diameter terhadap ke-
I Nr.UT : tcbalan dinding lebih kecil dari 20.
hAx srREss (N./ht{^2)? 1OO
Ar,LOr^JAtrLE ITIRECT
ItAX INTERNAL I,fiESSIJRE ( N,/i.iit^3 ) Cunakanlah program tersebut untuk merancang sebuah bejana guna
" 5
T'IAhfTER OR OJALI- IHIc}\NEss (},ItI) - INFUI O nrenahan sebuah momen sebesar 20 kNm dan suatu tekanan internal
To sToP
USE -VE vALUES .rO FRfSCRTFE UaLL rHfCx,.rESSr-:60- sebesar 5 N/mrn2 jika tegangan geser maksimum seharusnya tidak n-re-
fit.0UIRf fr UrALL THICT\NESS 12, g Ht1
I.IIAHETEI: I.'ALL I HICNNESS AATIO 4O lcbihi 50 N,/mm2.
IIIAHETER OK IJAI-1, TIITCIiNESS (I{H) - INF.UT
O TO STOF
us[. -uF vAr,uES r0 F.RrscRrrrE unlr rHicxHeisi-_io- rx{.tfoINTl 7-JUL-81 09:1:;:5?
JiI IJIJIKTI' IIIAHElI F 4OO hiY
lrTAhfTEtt:t]ALt. rstCxlrisS RATIO 40 1O''T(INT' I TTFATlVI- I SJ(.JN (]I ]HIN-!]ALLII' CYLINITRICAL UESSEL'
:,0 F.RINT'SUT{JECI'IO TOfiSION ANtI IN-IEfiNAL t.RESSURE'
I,JAi'{ETfR OR UAI.,I., ]I,I1'CNNESS (Hit1) - INT,UT O IO I'RINT
STOF,
t,t;t vL vAtt/E!; TO F.kf$cf(rrrE unll rtttcl.lrist'o-'- 'U
4O F,F INI
:,O F,FINI 'INFI,'I!'
f;IOF rtI t_INE 14O 6O F.RINT 'hAX TOR(IUE (XNI'I)';
,/O I NFUT TO
ftEATIY {ro TO=7011.00000E }06
.r'0 f iINT 'I,IAX INTERNAL F.RESSURE (N/IITI^?)''
IOO INPUI F
r 10 FRIt'rT
1:'O F.ii]NT 'T'ESIRE(' EXlERNAI.. IiIAIJf TER (tiH)';
Catatan progrom I .1O J Nf UT Ir:
I 4O t]FI INT
(l)Tegangan langsung maksimum pada sebuah I:,(/
r/,0
f,hINT'INT.TJI I.'At.t IHII,JNNf:]SEtJ IJNIIL IlAX ALI.OI.IAIILE SHEAR STRE55'
FFIINT'I.<j ACllIt.VfIr (O lO tirllF'' -VE VALt,t T(l CHANGt. ITIAhL.'rEK)'
bejana silinder berdin-
ding tipis adalah tegangan simpai meringkar yang I/0 F'RlNT
diberikan per- oleh Irl0 t'FrINl'LIALL lillllt\Nt l;l'i (i'1H)';
samaan (8.2). Persamaan tersebut dievaruasikan I,/0 tNtuT I
pada baris lzo aan .'o1) Il 1 0 THfN 110
210, masing-masing untuk menentukan ,IL\ IF 1:'O ]HEN I:JO
diameter (D) atau ketebalan (T). .'.,0 !i I {lt"
152 Sistem simetri sumbu Contoh 8.3 Distribusi tekanan silinder tebal 153

','3O IF L,?/ t.:,-:: O THIN ]70 INI.I.,I !'At.L T}IIC'\NES5E6 UNTIL H/iX AI-I.OI'IAFLE s}IEAR STFE95
:140 PfiINT 't'IAf{t-T[.k:t]ALt- IHIOT'.Nf 55 FAl 10 =. ;Lt?/-ti. AS THIS, I!; ACHIEUETI(O TO STOPI -VE L'AL,UE TO C}IANGE iIIAhETER)
:I5O F.RINT'15 LESS THAN fO'TI{IN'CYL}NIII.F THEOFY rS ruOT AC,r'L,TCArLr'
i'60 t;0 'to 770 r,rAr r- rHlct\NESS (i1it)? 5
:170 Lrt =Ir:l-?*t nAx SHEAR STRESS ?8.8623 N./htt-2
';ltlo X9=?*n1/4,/T
29O Y9-F*liI/2/l r.rAr t. IHICKNESS (hh)? 10
-{OO T?=16rrloJrl'j,/(.1. 14159tiIt","4 tt1'4} I [arx tillt: Ati !i t 8[$i$ 40 . ?51:' N/l'lii^i
.110 (itlsL,tr 1000
:l:10 I'liINl 'i'latX StlEAfi 5It\'t:litri'; (tit....;,1),/f t.N,/t'ri.1^2. t,At-t- lHrotlNESs (f'lt'l)? o
.tJ0 0(l rtl 1 70
lOOO tit.',11 siutrROt,llNr: TU Iilrt.ftMTNr:Ii FtiINCIFAi {;IRLS:jES (F1,r'3) r;toP At l-IN€ 220
101.0 tiEtl Fti0h c0Ht.[)N[NI Iilrit-liLit_!i s;]0x (x9),5I0y (y9) ANIi IALJXY (T9i
1O:O REtt ANTI ]O SORT THEH INTO 3IJ F,RINCIFAL sTREssEs (S1,s?,g:'} riENI,I Y
1o-lo F 1.= ( Y? |X? ) /:l{ SnR ( < ( y 9 -X9' / ? I ^"+1 9rT9 }
, 040 F != ( YY I X9 ),/?- SAR ( ( ('t 9 -X9, / ? t ^ Z+T9tT9 )
,050 IF F1;0 IHEN 11oo
1060 ti 1 =O
1o70 S:=lt1 Catatan program
1080 !i3=F :l
1090 G0 I(' 1170 (l) Pada baris 270 diameter internal Dl ditentukan dari diameter eks-
l10O S1=Fl
1110 tF F:t,10 THEN 1150 ternal D2 serta ketebalan dinding T.
l1?0 S2:F? (2) Tegangan-tegangan komponen untuk sembarang titik pada dinding
t 1:i0 5J=O
1140 GrJ TO 1170 (tipis) ditentukan pada baris 280 sampai 300. X9 adalah tegangan lang-
I 1 50 92=O
1 160 53=F! sung longitudinal (or) dari Persamaan (8.1). Y9 adalah tegangan sim-
I 7O RETURN
pai melingkar (or) dari Persamaan (8.2). T9 adalah tegangan geser (ra,)
1

F:E It II Y
yang diperoleh dari Persamaan-persamaan (4.7) dan (4.10).
(3) Tegangan-tegangan utama (Sl, 52, dan 53) dihitung dari tegangan-
tegangan komponen ini pada subrutin (baris 1000 sarnpai ll70) yang
FUN

t.x8r'oINT: 7-JUL-81 09:16:56 menggabungkan dua subrutin pada Contoh 7.2. Tegangan-tegangan
ITERATIVE TIESIGN OF THIN_I.JALLETt CYLINNRICAL VESSEL utama digunakan untuk menentukan tegangan geser maksimum pada
5UI(JECT TO ToRSION ANIr INTERNAL FRESSURE baris 320.
(4) Program tidaklah menghitung tekukan torsi yang mungkin buat
INF'UT: bejana-bejana yang berdinding sangat tipis.
tlAX TOTiOUE (l\Nfl)" ?O
IlAX INIERNAL F'RESSURE (N,/T'Ii''I-?)? 5
TIESIREI] EXTEFiNAL IIIAIlETER (I1I1)? 3OO
Contoh 8.3 Distribusi tekanan silinder tebal
I}''F.UT I,IALL TIIICI\NESSIS UNTIL I,tAX At-LOI,JABLE SHEAR STRESS Tulislah sebuah program untuk mentabulasikan distribusi radial serta
IS ACHIEUEII (O TO STOF' _VE VALUE TO CHANoE DIAI'{ETER)
tegangan simpai bagian dala.m silinder bertekanan dan berdinding te-
UALL ;lilChNESS (ltH)?
HAX SHEAR STKESS 396.75 N,/T'III^?
1
bal. Program harus menggunakan masukan sesaat yang berupra jari-
jari dalam dan luar (dalam mm), tekanan dalam (dalam Ny'rnni2) ser-
!,ALL THICNNESS (t{H)? 5
HAX SHEAH STFES$ 77.A?21 N/Htt^? ta banyaknya posisi untuk mana keluaran diperlukan. Plotlah sebuaFr
LIALL THICI\NESS <1111'? 7 distribusi tegangan serta bandingkanlah dengan apa yang terlihat pa-
fiAX SHriAfi srlrEss 55. o5?8 N/tlll^2
da Gambar 8.2.
I,IALL IHICI\NESS (T,{H)? B
ilAX SHEAR STRESS 47.94 N/i1i,t-2 EXBPoTNT3 7-JUL-81
.O9t19l?7
IJALL TH ICNIIESS (t.,1"7 7 .7 10 PRINT 'STRESS [ISTRIBUTION IN AN INTERNALLY'
rlAX SHt- At!', S;l fil-5S 49.4797 N/t111^? 20 FRINT'FRESSURISETT THICK.!'ALLED CYLINDER'
30 FRINT
r,,ALL. rrlICNNtSiS 0'1H)? -1 40 FRINT
50 PRINT 'INPUT:T
Ir[5Ift[l' LXft-lNAt- l'1A{EIER (,tl'1)? 400 60 PRINT 'INTERNAL RADIUS (ht'I)';
,,|
,l

154 Sistem simetri sumbu Contoh 8.4 Pengukuran silinder tebal eksperimental 155
I
70 INT'UT F1 Cataton progrqm
80 F,RINT 'EXIERNAL FATIIIJS (11I'i)';
9O INF.UT R?
lOO I,.RINT'INTERNAt, F.RfSSURE (N/1111^?\' ) (1) Konstanta-konstanta A dan Bditentukan paJa baris 120 dan 130,
110 INt.Ur r. masing-masing dengan menggunakan Persamaan (8.8) dan (8.9).
1lO A-f rR1"2,/(R?^2-R1^:)
1.1O tt=6'1111- 21R2^?,/(ftf^2'.R1^?) (2) Variabel I pada belitan (baris 230 dan 280) dipakai untuk menghi-
l4O r'ril NI
1:r0 f.'AINI 'NUhtrff( OF P01.;ITI0N:j FUf{ I,JHIDH SIRESS. tung jari-jari (R) pada baris 240. Banyaknya posisi (N) sekurang-
160 F'RINT'OUTF.UT FCQUIR[Ir (1 Ok LISlj T0 sToF.).i
170 INF,t,T N kurangnya harus dua untuk mencegah (N - l) menjadi nol atau nega-
lAO tr N 1 IH{"N :OO
190 sTof. tif pada baris 240.
:}OO F'RIN T
?lo r'rilNT .kAIrIUS.,'HOUF 5rR[-'si!.]".tiAIrJAL STRESS.
(3) Tegangan simpai (Sl) serta tegangan radial (S3) dihitung dari
:l:,o,-ti1NI . (hh).t, (N/r,n-.?). t. (l.l,/ht1-:t). Persamaan-persamaan Lam6 (8.6) dan (8.7) pada baris 250 dan 260.
:l3O foil I=0 TO N-l
:140 R=rr1i It(R2-ti1, / <N-1 )
?5C\ !i1-'A1Ir/R"l
::'1,0 s3=A-li,/R-.? Contoh E.4 Pengukuran silinder tebal eksperimental
1'l0 F'hlNI RrS1,53
:'ir0 NIx r I Pandanglah sebuah tabung berdinding tebal dengan dimensi yang tak
:-'e() l;tl f0 140
fit AIrY diketahui (diameter luar D2,. diameter dalam Dr) serta sifat-sifat ba-
han (modulus Young ,E dan rasio Poisson v). Misalkan tabung terse-
RI'N
but mengalami tekanan dalam tertentu yang tak terukur (p). Ada ke-
mungkinan untuk menentukan tekanan ini, tegangan geser maksimum
Ixr]r'oINT3 7-JUL-81 09::0:09 (pada boring) serta kenaikan diameter dalam (61) dari sebuah peng-
9rFrESS I,lSTRIlUtI0N IN AN INTt.RNAI-LY ukuran yang hanya mengalami kenaikan diameter luar (62).
F.FiI:5StIft ISEI' TH I CI\.I,JAI,I. I TI CYI I Nt'ER
Tuliskanlah sebuah program untuk mengevaluasikan hasil-hasil sua-
INF,UT:
tu pengukuran semacam demikian dengan memverifikasikan Persa-
INTERNAL IiAT'IUS (11h)? 75 ruraan (tl.l9), (8.20) dan (8.21); penurunannya ditunjukkan di bawah ini.
EXIEFNAL RAT'IU5 (11I'I)? 105
INTERNAL F,RESSL'RE (N/1114^?'A 40 Fersamaan (8.8) dan (8.9) dapat dimasukkart ke dalam Persamaan-
NU},1FER OF F,OSITIT]NS FOR I..,IJiCH STRESS l)crsamaan (8.6) dan (8.7) guna memungkinkan or dan o6 dievaluasi-
I)tJTF.UT REOUIF.E[I ( ]. OR I.,ESS ]O STOF)" ? kan pa,3a diameter luar (D). Masukkan pernyataan tegangan ini ke
kAIrlUS HOOT' STRESS FiAIIIAI. SIRESS I)ersarnaan (8.11) untuk diameter luar (D2) di mana eo : 6z/Dzgu-
(t11) <N/t{A^?t (ft,/hH"?)
75 1?3 . :r3J -40 na menrberikan pernyataan tekanan dalam (p) dalam parameter yang
l05 BJ.-]JJ3 1.A1470E-06
cliketahrri, yakni
- _62E(D21 - Dr')
NLIH!lER OT'F,OSITIONS FOTi I,JHICIl SIRESIi
OUrF'UT REQUIREIT (1 OR LESS I0 STOF).7 (8.1e)
' 2D7D t2
FiAI'IUS HOOF. STRESS IiAI'IAL 5TF.ES.:J
( tttl ) ( )
N,/t1rr^? ( N/tltt^? )
1t.J. J:r.J -40 Tegangan geser maksimum (z.u*) terjadi pada boring di mana
BO 113,444 -30.1107
105.:48 -2t,91.4b
90 98,3796
9? .3669
-15.0463
-9 .:'.ti6 'ma\
oo - or _ pDz 62EDx
(8.20)
100
105
87.604?
83,,J33:J
-4.:70A3
3.81470E-06
2 (Dz' - Dr') 2D:
NIJI,ItlEF OF F,OSITIONS FO'( I,IHICH STRt.SS Dengan memasukkan pernyataan untuk o6 dan o. ke dalam Pcrstt
rnaan (8.11) untuk boring di mana diameternya adalah D1 dan t1s :
T,UIF,IJT KEQUIKETI (1 OR LESS IO SIOF')? O

STOf.AT LINE 190 6'lD1 memberikan suatu pernyataan untuk kenaikan diametcr ttttlnlu
READY

u, = (D,'(t - v)+Drz (l +,,)) (x,'|ll


*,

A
l' ,/.

156 Sistem simetri sumbu


Contoh 8.5 Distribusi tegangan pada silinder gabungan 157

EXBPOINT4 7-JUL-BI 09 i24i23


Catatan progrsm
1O PRINT 'PRESSURISED THICN-I.IALLED TUEE FARAHETEFS FROH'
20 PRINT 'I.IEASUREI,,IENTS OF INCREASE'IN EXTERNAL DIAI1ETER' (l) Kenaikan pada dianreter luar 62 ditunjukkan oleh 12. Kenaikan dia-
30 FRINT
40
50
FRINT
FRINT 'INFUT: '
meter dalam E1 diyatakan oleh {i.
60 T,RINT 'YOUNG'S HONULUS (KN,/HI{^3)'i (2) Persamaan-persamaan (8.19), (ii.20), dari (8.21) masing-rnsing di-
70 INFUT E
AO E=Et1o0O evaluasikan pada baris 2ili1, 2i*, Can 2ZA.
90 FRINT 'POISSON'S FATIO';
1OO I NFUT I.J

110 F.RINI 'EXTERNAL NIAHETER (},'t')'; Contoh 8.5 Disf ribusi legengam pi,d* silimdcri gsl];,mgitn
1fO INFUT ttf
130 F.RINI'INTEFNAL T,IIAhETER (I,ltl)'; Tulislah sebuah program untuk mentabulasikan distribusi residual te-
I4O INF,UT TI1
150 f'RINr gargan radial dan tegangan simpai pada sebuah silinder gabungan sc-
160 PRINT'iNCREASE IN EXTERNAL T,IAHETER (Ht{) - O TO STOP';
170 INF,UT I? telah dirakit dengan sebuah interferensi yang diketahui pada diameter
1BO IF I?.:O THEN ?OO
190 STOF. biasa. Anggaplah kedua silinder terbuat dari bahan yang sama serta
lO0 fi==I ?*F-* ( t'2*t'2- tr 1 ttrl ),/ ( ?*tr1*tr 1 tIrl )
?1 0 li=I:*E*tr2,/( ?*Ir1*tr1 )
gunakan masukan sesaat untuk menyatakan modulus Young bahan ini,
:l:0 I 1 = I2* ( Irl *tr1 x ( t -U ).t lrl*[l?r ( 1 +U ), / I 2*tt l*tt?) interferensi, diameter dalam dari silinder terdalam, diameter luar dari
:130 F,RINT .INTEIiNAL FRESSUTiT,.iF i.N,/iiII^2'
:40 T'IiINI 'IlAX SHTAR SIFESS AT FOIif'iS]i'N,/HH^f' silinder terluar, dan diameter silinder biasa. Masukan komputer harus
150 T.RIN'I 'INCFEASf IN IN]EKNAI. IiIAhETET('; I1;'I"IT1'
:160 G0 T0 150 juga digunakan untuk menyatakan jumlah posisi melalui ketebalan din-
i..E AIl Y
ding untuk mana masukan diperlukan. Tegangan-tegangan pada silin-
der dalam dan luar pada diameter biasa harus dicetak, tidak peduli be-
IiUN
rapapun jumlah posisi dispesifikasikan.

0tNr5 7-.JUt "01 09::'n:37


txEftlINI4 7-Jr.lL-l;1 09::]5io?
CotlF otji.lIr l)YI INIrIfi'
P(ESSURISFtI IHTC[-UALLETI'IUBf F'ARA}tETEKS FROT,I
hEASTIRFiENII] I]F INCREASI IN TX.TERNAL TIlAXETEF I,RI}JT
tFiINI'INf.Ul:'
F tilfrT 'YoUNC'ii H0truLti!i (hN,/ttl^:)' ;
) NF.IJT I 1,0 ,NFUr I
Y0uNrj'5 noJrrrLt,s; <RN,/nH^?)7 ?o7 70 r-=,Ii 1 o00
F'OISSON'S RATIO?.?9 tJ0 f.FiIt.lT 'INIERNAL ITIAi'lETtIi OF INNEFi CYLlNI't:II (hh)';
fXTERNAL TTIAITETEF (HH)? ?IO 90 1 Nl- t,-f Irl
INTFRNAL I]IA{ETER (1111)? I5O loo t'Ii,ITT 'I-XTEKNAI I'IAHT IfTi OT INNI-F CYI.INlIEFI (I,1H}';
i r0 I NF,UT C
INCREASE IN EXTERNAL TIIA}'IETER (tltl) . O TO STOP" l?0 rilArtf:IIR 0t ot.,TtiR cYt-1Nl'EF Glt1]';
INTERNAL FRISSURE 4,73143 N,/III1^2 1.{O
nAX SHt-AR S rRESS AI BOt(E 9. 66 N/Ml'1^? r40
INCREASE IN INTEFiNAI- IIIAHTTER ,0115637 AI1 150 F.RINT 'INIERFERI NCE. Ar 00HhON IrIAltETt:F (l1ll)';
i 60 INf T]T I
ll.lcFEASE IN EXTIFNAL IrIAr'lETE( (",tr1 ) - 0 TO STOe? .05 1,70 5\., I * t,/C / < ( b?^ ? +C^ 2 ) / < p?^:t-C^? ) I ( C-? I lti.' ?' / ( C- ?- t'l ^? ) )
INTERNAI.. F'RESSURE :3,6571 N,/I'1'1^? , BO F'Ii tNI
tiAX 5Hf AR STRE!;!.i AT IrORE 4t|.3 N./t{i'l^? I 9O F'Fi I NT 'FiAl'IAL r'RESSUKE Al COhtlON rJIAHf.Tt-fi' it t'N,'hi"l^:'
INI]IiEASE ]N INTfKNAL TIIAHETTR ,O57A?56 hN :,OO
IIlO ':.F:INT
F'RINT 'NUdBEf( 0F F'O!;ITIONS l:Oti lJUlFLll 0F riISILrtlAL'
INCFEAST IN EXTERNAL TIIAMETER (I'{t1) _ O TO SIOP? .09 :,:,0 T'RINT 'sr REsSt!i ( 1 rlti LEss tD sTot ) ' ;
INIERNAL. T'RESSURE 42.58:'9 N,/t,IT1^2 :,30 lNFUT N
TiAX SH(AR STRESS AT FOKE 86.94 N/iH-2 :,40 JF N:.1 THTN:60
INCREASE IN INTERNAL T'IAHETER .104091 t1},{ :r50 s10F
:t60 t Rl NI
INCREASE IN EXTERNAL TtIAI,{ETER (t1h) - O TO STOP? :,70 FRINT 'tiAIrIAL STlit SS' r'l/LIul,t6
:,I]O F.RINT ( N/rn-: ) '
S;TOF AT LINE 1?O -'9o J1=O
.i 00 FOR J=0 rO N-1
-l 10 R=tr1,/3+Jl(Ir:-fi1 ,/?/<N-L)
REAIIY
.Jf o IF R.!=C/2 THEN 390
:{30 6USUB 1000
.l4Q GO T0 430
li rr

I58 Sistem simetri sumbu Soal-soal 159

350 IF Jl.::::.() IIiEN 4:lo


360 R1 =;i saan dilakukan pada baris 320 guna menandai apakah ia mengacu pa-
37O F=C,/?
3Bo GOSUT IOOO
da silinder luar atau dalam.
390 GOSUIT 2000 Jika pertama-tama diacu silinder luar, variabel J I adalah nol seba-
4OO Jl=1
4lO ll(Ii, gaimana ditetapkan pada baris 290, dan baris 360 sampai 410 dija-
420 ofJlit,8 ;:ooo
430 NEXI .,l lankan. Sementara jari-jari R disimpan sebagai Rl (baris 360) dan harga
440 G0 T0 ?OO
IOOO REH SUIiI-II}UlINE TI] f:INII RESITIUAI,. SIRESI]IS IN INNER CYLINIIER diameter biasa (C / 2) digunakan untuk menentukan tegangan-tegangan
1O1O A=-F *C^3 / (C^z-frl^?, pada kedua silinder luar atau dalam. Jari-jari kemudian dikembalikan
!.O2O B=-Frnl ^?*C^? / 4 / < t'.'' ? - ltt' ? I
IO3O F,FI}IT R' A+II/R^?, A-II,ZR^II' IN}JER' ke harga sebelumnya (baris 410). Baris-baris ini tidaklah dapat dicapai
1O4O RETURN
?OOO FEH SUIIROUIINE TO F.IND RESIIIUAI.. ST}TIiSSES IN OT,TER CYt INTITR untuk jari-jari berikutnya sebab J2 dihargai I pada baris 400.
ilOlO A=PtC^?/ ( tr?--J-C^:: )
2O2O B=FIC^?tlt?^ 2 / 4 / < It?^ 2* C^ 7, (3) Tegangan-tegangan pada silinder terluar ditentukan pada sebuah
2O3O FFIN T R' AJ'F,/F^2' A-TI,/R-;I I €R'
2O4O RETURN "OU subrutin (baris 2000 sampai 2040). Silinder terluar ditekan secara in-
ftEATIY
ternal oleh tekanan P. Pernyataan untuk konstanta A dan B adalah
pernyataan pada Persamaan (8.8) dan Persamaan (8.9), tetapi dalam
RUN
diameter ketimbang jari-jari. Tegangan-tegangan kemudian dihitung
EXSFOINI9 7-JUL-81 09!?9!41 serta dicetak pada sebuah pernyataan tunggal (baris 2030) dengan meng-
SIRESS NISIRIIIU'ION IN A CI}H,IOUNTi CYLINIIER gunakan Persamaan (8.6) dan Persamaan (8.7).
(4) Tegangan-tegangan pada silinder terdalam ditentukan pada subru-
INT'U T !
YOUNG'S ttOt'ULUS (KN/|llt^?r? ?O7 tin baris 1000 sampai 1040. Silinder terdalam ditekan secara eksternal
INTERNAL TIIAHE [R OT INNER CYI,.INTIIN (H}-I)" 150
LXIERNAL TtIA}TEIER OT INNER CYI-INT'I-ft (I1},1)'? II'5 oleh tekanan P. Pernyataan untuk konstanta A dan B pada baris l0l0
EXIERNAL TIIA},IEIEF T}F OUlER CYLINTISR (H}1)? 310
dan 1020 diturunkan dari Persamaan (8.6) dengan menggunakan kon-
IN.I.ERFERENCE AI COH}ION TIIAMETER (HM)? .O:; disi batas.
RADIAL PFESSUIIE Al COttltON IrtAilEr[:t{ 4.3t1119 N/flM^?
or=0pada r=Dll2
T I ONS tsOR OIJI'F'U T {]T:
NU},IItEF OF F,O!i I RE.$ T III-IAL
STRESSES (1 OF LESS O STOF')'i 7 = -P pada r = Cl2
RATI I I,'S l{00F !;TRE.S$ RAtrIAt.. 5t R[.ti$ 1]Yt..INtrER
( it|'t ) ( )
N./t,["t^z ( N./MM^ll ) Tegangan-tegangan tersebut kemudian dihitung serta dicetak pada ba-
7A 21
-"1.5,37 9.!:1674t--.O7 INNE.R
ris 1030 dengan menggunakan Persamaan (8.6) dan Persamaan (8.7).
BO
B5 -':2, t4?it"!,a3?o7 rNNEf(
90 *?1.6C,9:; -,t,9076::: INNER
9?,'J -2't,196 *4.J8118 rNNER SOAL.SOAL
9?. 5 i4,/:i "4,3i:]11{,} ilr.'tt.rt
33 , 7,i.1tl
- , 364t)$ 0rlr[
.5 Fi
(8.1) T :lislah sebuah program untuk menyelidiki kesalahan-kdsalahan
IOO 31 .9lil::;::.:
l.1i:i64 OUl t.t{
,. o5 :lo..i6[]u o 0r,1 L"rr yang tinbul dengan menggunakan lormula 'silinder tipis', Persamaan
Nt,tttr[R oF r'osIIIt.,N5 r:uF uutrrut or REsItruAt- (8.2), t etimbang formula 'silinder tebal', Persamaan (8. I0), agar mem-
!'IRESSES (1 (lr( t.ES$ rO SrOr')? O
STOP At LINE:5O
predikr;ikan tegangan simpai maksimum pada sebuah silinder berteka-
REAOY nan inl.ernal. Pandanglah rasio diameter luar terhadap ketebalan dari
5 ampai 100, dan selidikilah apakah lebih baik menggunakan suatu dia-
meter dalam, luar atau rata-rata pada formula 'silinder tipis'.
Catotan progrom (8.2) Tulislah sebuah program untuk merancang kontainer baja silin-
(l) Tekanan radial berhadapan pada diameter biasa (C) ditentukan se- der. Data yang berikut ini harus dimasukkan ke dalam program
bagai P pada baris 170 dengan menggunakan Persamaan (8.13). (l)
(2) Setelah setiap jari-jari (R) dihitung pada baris 3i0, suatu pemerik- tegangan langsung maksimum yang diizinkan: 150 N/mrrr2,
(2) ketebaian dinding yang tersedia: 1,2,5,10,20 mm.
tr /1

160 Sistem simetri sumbu


Soal-soal l6l

Masukan sesaat terhadap program seharusnya hanyalah jumlah cang sebuah bejana bertekanan dan berdinding tebal terhadap luluhan
mole gas yang dikandungnya (&1). Program harus 'menawarkan' pada pcrtama. Gunakanlah masukan sesaat untuk rnenspesifikasikan ke-
pemakai suatu rentang kontainer, ukurannya (diameter) yang rliatur kuatan luluh bahan (dalam N/mm2), suatu faktor keamanan dan te-
oleh ketebalan dinding. Tekanan di mana gas tersebut disimpan harus kanan dalam maksimum (dalam N/mm2). Program tersebut harus me-
juga dicetak. Catatan: tekanan gas (p dalam N/mm2) dihubungkan ncntukan dimensi lainnya dari suatu irarga diameter dalam yang di-
dengan volumenya (V dalam rnm3) serta banyaknya moie (.,!f: oleh spesifikasikan, diameter luar atau kctebalen dinding.
persamaan tlt.7) Perluaslah program prrrla Contoh 8.5 irgar menentukan distribusi
p= MlVx 2,27 x rc6 r;rrlial serta tegangan sinlpai pada sebuall silincier gabungan bertekanan.
{3.22)
lrrogram tersebut harus ntenentukan tegangan residual awal seba-
Persamaan (8.22) dan Pers;imaan (8.3) dengan suatu pernyataar volu-
r,,aimana pada contoh 8.5 dan keinudian pakailah masukan sesaat
me sebuah bola yanjg dinyatakan dalam diameternya memungkinkan
lrcrupa tekanan dalam berikutnya untuk meng]ritung tegangan tam-
diameter yang tak diketahui dihitung untuk setiap ketebalan dinding.
bahan dengan menggunakan Persamaan (8.5) hingga (8.9). Distribusi
(8.3) Modifikasikanlah program pada Contoh 8.1 sedemikian hingga
tegangan akhir diperoleh dengan superposisi kedua sistem tegangan.
ia memilih dari suatu rentang ukuran yang diinginkan untuk kedua hal, (8.8) Tulislah sebuah program untuk mentabulasikan distribusi radial
yakni ketebalan dan diameter dinding. Sejumlah rentang terbatas dari
scrta tegangan simpai pada sebuah silinder berdinding tebal setelah dia-
ukuran yang mungkin untuk ketebalan dinding adalah 1,2, 3. 4, 5, utofretasekan, seperti telah dijelaskan pada Seksi 8.5'
6, 8, dan 10 mm, serta untuk diameter 100, 200, 300, 400, 500, Program dapat didasarkan pada contoh 8.5 kecuali bahrva silinder-
600, 800 dan 1000 mm. Program harus mencetak tegangan langsung
silinder terluar dan terdalam diganti oleh sebuah 'silinder' plastis yang
maksimum yang sebenarnya pada dinding silinder. dikelilinei oleh sebuah 'silinder' elastis. Jari-jari silinder luar dan da-
(8.4) Tulislah sebuah program untuk mentabulasikan distribusi radial
lam (atau diameter), jari-jari luluh (ry) dan kekuatan luluh bahan ha-
dan tegangan simpai pada sebuah silinder bertekanan serta berdinding
rus dispesifikasikan oleh masukan sesaat.
tipis secara eksternal. Cara pemrograman harus serupa dengar, yang program dapat diperluas dengan penekanan berikutnya seperti te-
ada pada Contoh 8.3. Jalankanlah program tersebut dengan dat;r yang
lah dijelaskan pada Soal (8.7).
sama sebagaimana telah digunakan pada Contoh 8.3, serta banding- (8.9) Silinder berputar, Persamaan (8.17), dapat digunakan untuk ran-
kanlah kedua distribusi tegangan tersebut..
cangan yang layak dari sebuah roda-gila dengan massa yang terpusat-
(8.5) Perluaslah program pada Contoh 8.3 dan Soal (8.4) untuk men-
kan pada sebuah pelek (rim) luar yang berat'
cetak deformasi radial (u) pada setiap harga jari-jari dengan m€inggu-
Gunakanlah prosedur yang berikut dalam menulis sebuah prograrr
nakan Persamaan (8.11). Masukkanlah ke dalam program sifat-sifat
untuk merancang roda-gila yang demikian'
(yakni .E dan v) dari baja.
(8.6) Sebuah silinder berdinding tebal serta bertekanan secara internal [_tntuk harga-harga yang dispesifikasikan berupa tegangan langstrng
(o),
pertama-tama meluluh pada diameter dalam di mana or sama dengan maksimum yang diizinkan, kerapatan bahan dan kecepatan rotasi
Fersamaan (8.17), mernberikan jari-jari luar yang diperlukan' Kalau
-p dan o6 diberikan oleh Persamaan (8.10). Dengan memasukkan
pclck
tegangan-tegangan ini ke dalam kriterialuluh Tresca (Persamaan (7.2) mornen inersia dan lebar pelek juga dispesifikasikan, ketetralan
buktikanlah bahwa terdapat hubungan yang berikut (yakni ketebalan radial) dapat ditentukan secara berulangkali. Suatu
inersia sama dengan vo-
t/
o\' c \ fendekatan iteratif diperlukan karena momen
iume pelek (suatu fungsi ketebalan pelek dan radius rata-rata) dikali-
" -t\2, - 4l
,/ \ (8.23)
kandengankerapatandikalikandengankuadratradiusgirasi(uga
sebuahfungsidariketebalanpelek).Jari-jariluaryangdihitungdapttl
di rnana k adalah rasio diameter luar dan dalam serta oy adalah ke- digunakan sebagai suatu taksiran pertamajari-jari rata-rata
guna nrctr
kuatan luluh bahan. dJpatkan suatu harga ketebalan pelek. Ketebalan ini kemudian daprrt
Gunakanlah Persamaan (8.23) pada sebuah program untuk meran- yang lebih baik untuk jrrr i'
diiunakan untuk membuat suatu perkiraan
-1 z7
t'f :'/' \

162 Sistem simetri sumbu


Indeks
jari raia-rata dan jari-jari girasi. Kalkulasi ini diulangi sampai harga
ketebalan rim berubah antara iterasi-iterasi beruntun, lebih kecil dari
toleransi yang dispesifikasikan.
Gunakanlah program tersebut untuk membuktikan bahwa suatu
ketebalan rim sebesar kira-kira 63 mm diperlukan untuk sebuah roda-
gila dengan kerapatan rim sebesar 7200 kg/m3, momen inersia 250
kgm2 dan lebar 125 mm, yang beroperasi pada250 putaran,/menit de-
ngan suatu tegangan maksimum sebesar 4 N/mm2.
(8.10) Gunakanlah kondisi-kondisi awal yang diperlukan untuk mem- ABS, 2 Fraktur
ATN, II kekenyalan, 116, 133, 139
peroleh Persamaan (8. l8) buat tegangan-tegangan pada piringan tipis mekanika, ll3, l15, 116,125
aturan miner, 127, 138
yang berputar. Gunakanlah persamaan ini dalam sebuah program un- autofretase, 147, 161 fraktur rapuh, l12, ll4, 136
tuk menentukan distribusi tegangan pada sembarang piringan padat fungsi, I I
atau berongga, untuk mana dimensi, kecepatan dan sifat-sifat bahan bahaya kelelahan kumulatif, 127, 138
BASIC, ! gabungan
dispesifikasikan.
batang batang, 20, 31
t, 67, ,a9 silinder, 145, 157, 161
kantilever, 63, 82, 86, 88 geser
lendutan, 69,12, 82,83, 87, 88 gaya, 64, 1A,72, 86
tegangan geser, 68, '79,102, modulus, 40, 47
tegangan langsung,65, 90, 102 tegangan, 42,99, 109
batang l, 61, 79 GO TO, 6
batang tak-simetris, 110 GOSUB, 7
batang T, 77
bejana bertekanan, 42, 142, 149 hubungan tegangan-regan gan, 14, 17, 40
bejana sferis bertekanan, 142,160 hukum Hooke, 18, 19
hukum paris, l9
cos,2
creep, I 13 IF...THEN,45
INPUT, 3

DATA, d interpolasi, 128


DEF (fr:ngsi didefinisikan), 9, 82 INT,2
deviasi standar, 56 isotropik, 19
DIM. 7
kantilever, 63, 82, 87, 88
clastik kekakuan
batas, 19 fleksural, 69, 87
modulus, 18 modulus, 40, 47
elastisitas,13, l8 kekakuan fleksural, 69, 87
energi potensial, 28 kekakuan, l8
EXP, 2 kekenyalan, 20
fraktur, l16, 133, 139
faktor intensitas tegangan kritis, I l6 kekuatan
faktor keamanan, l9 luluh, l9
faktor keamanan, 19, l2l, 131 tarikan, l9
FOR, 6 kekuatan tarik akhir, l9

163
.._{
,-i,
,l ,l , ..,/
I

Indeks 165
164 Indeks

sarrrbungan kelingan, 44, 59, 6l residu, l6l


kelelahan, 113, 117, l2'1,139 pembebanan
\atua11. 14.,14 simpai, 142
kenyal, 19 aksial, 17, 90,93,96, 137
silat penarnparrlr, 68, ?7, 87 tekanan, 17, 90
keseimbangan, I I lentur, 64, 70,72, 86,96, 137
si I i nder temperatur, 20, 2l , 37
kolom, I l8 mendadak, 27, 26
tt'bai, 143. i i-1" 15,.. I :9 tiga dirnensi, 93
kompatibilitas, l4 torsi, 41, 60,122,136, l5l
90,93,96, tipis, 1,1?, I lii urama, 91, 102
konstanta elastik. lB, 40, 47, 60, 6l pembebarran aksial, 17, 137
i,:'tj, ii-1. i5ri rr
pembebanan mcndadak 27, 36
rrlirrder icb:il voiumetrik, 40
kontinum, 13
tipi:'. l.'.1, lt'i. tal ligy-ngan coba, 19
kopc!,41 pembebanan tekukan Euler, I 19 'rlinder
legangan geser maksimum, 91, 93
kriteria energi regangan geser maksimum pemindahan daya, 60, 137 'irnpai
r cgarU:,r), 1-;..'. r,+5 iegangan geser pelengkap, 39
114,121,122,136 pemrograman terslruktur, 10
tegangali,;1"- tegangan hidrostatik, 40
kriteria lulrrh Von Mises, ll4,l2t' 122, pencocokan garis Iuru;, 3ii, 55. 61
SIN.2 lij!i.:.ngan kompteks, 90. 99
136 pencocokan kuadrat terkecil, 38, 55, 62
\Qr{, 2 1!'iigangan radial, I 42
kriteria tega,rgan geser maksirnum, I14, penempatan, 2
pengujian nondestruktif, I l6
SIIrP,6 t3gangan rancang, l9
r2l, 122, 136, 14'7 .,rrbr uIin. 7 tegangan residu, l6i
pengulangan, 5
srrrrtbu netrai, 66,81 tegangan tekan, 17, 90
langsung penopang,118
l9 tegangan temperatur, 20,21, 37
regangan, l7 perbandingan bahan, 30, 36, 87 'upcrposisi,
tekukan, 94, ll3, ll8, 130, 139
legangan, l'7, 22, 65,90, 99, 102, 108 pernyataan kondisional, 5
IAB, IO torsi, 41, 60,122,136, l5l
lendutan batang, 69, 72, 82, 87, 88 persamaan Lame, 144
I irrikan
LET, 2 piringan, putaran, 148, 162 ukuran yang diinginkan, 24, 35, 52, 87,
kekuatan, l9
lingkaran Mohr, 91, 92, 101 PT,2 t37
tegangan, l7
LOG, 2 poros, putaran, 60 utama
I cgangan
luluh PRINT. 4 bidang, 9l
coba, 19
kriteria, 121, 122,136 putaran momen [uas, I l0
dua dimensi, 90
tegangan, l9 piringan, l48, 162
regangan,104
poros, 60 faktor intensitas, 116
geseran pelengkap, 39 tegangan, 91, 99, lO2, I 10, 136
masukan sesaat, 3 silinder, 148, l6l
geser, 39, 99, 109
rr.rodulus pada batang, 68,79, 102 variabel
bulk, 40 radius girasi, 68, 79, 120, 161 numerik, 2
hidrostatik, 40
geser 40, 47 rancangan iteratif, 93, 96, 109 string, 8, 3l
kerja, 19
penampang, 68 rasio kerampingan, 120, 130 tersubskrip, 6
kompleks, 90, 99
Young (elastisitas), 18, 23, 3'1, 47 rasio Poisson, 19, 37, 47 variabel numerik, 2
konsentrasi, I l2
modulus bulk, 40 READ, 4
variabel tersubskrip, 7
langsung, 17, 22, 99
modulus penampang, 68 regangan volumetrik
pada batang, 65,90, 102
modulus Young, 18, 23,37' 47 energi,20,28, l14 regangan, 40
langsung, lT luluh, l9
Momen tegangan, 40
regaligan radial, 142
lentur, 64, 70,72, 86
luas, 47,48, 58,67,68, 79' 110 dua dimensi, 92
momen kedua luas,47, 58, 67 gcser. {0
momen kedua Polar luas, 47, 48, 58 pengukur, 6l
momen lentur, 64,70,72, 86 radial, 143

momen tumPu, 64 rosetta Pengukur, 104, ll0


simpai, 143, 145
NEXT. 6 utama, 104
ON. . . GOSUB,8 volumetrik. .10

oN...TliEN,8 REM, 7
RESTORE, 4

panjang efektif, l19, l2A, lD RETURN, 8

Anda mungkin juga menyukai