Gambar 1. Kromatogram
1. Instrumentasi
Instrumentasi KCKT pada dasarnya terdiri atas: wadah fasa gerak, pompa, alat untuk
memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan fasa
gerak, dan suatu komputer atau integrator atau perekam (Gambar 2).2,4
a. Wadah Fasa gerak. Alat KCKT modern dilengkapi dengan dengan satu
atau lebih wadah gelas yang berukuran 500mL atau lebih berisi fasa gerak. Wadah fasa gerak
harus bersih dan tidak bereaksi terhadap bahan lain. Proses penghilangan gas (degassing)
biasanya dilakukan terlebih dahulu pada fasa gerak untuk menghilangkan gas yang mungkin
terdapat di dalamnya karena dapat mengganggu fungsi detektor.
Fasa gerak sebaiknya menggunakan pelarut buffer, atau reagen dengan kemurnian
yang sangat tinggi. Kontaminan dalam reagen dapat menyebabkan terkumpulnya partikel
kecil dalam kolom atau tabung sehingga dapat mengakibatkan kekosongan pada kolom atau
tabung. Oleh karena itu, fasa gerak harus disaring terlebih dahulu sebelum digunakan.3
Gambar .
Diagram
sistem KCKT. (a)
wadah fasa gerak;
(b) pompa; (c)
autosampler atau injector; (d) kolom; (e) detektor; (f) sistem pendataan
b. Fasa gerak pada KCKT. Fasa gerak atau eluen biasanya merupakan campuran
pelarut yang berpengaruh pada daya elusi dan resolusi kromatogram. Terdapat dua jenis
proses elusi yaitu elusi isokratik dan gradien. Selama proses elusi isokratik, komposisi fasa
gerak konstan, sedangkan pada proses elusi gradien komposisi fasa gerak dapat diubah-
ubah. Pada KCKT fasa normal, pelarut non-polar digunakan sebagai fasa gerak, seperti
campuran 2-propanol dalam heksana. Sedangkan pada KCKT fasa terbalik, fasa gerak
menggunakan pelarut polar misalnya asetonitril, metanol atau asam trifluoroasetat.
Campuran larutan polar dengan air juga dapat digunakan sebagai fasa gerak pada KCKT
fasa terbalik.2
Konsentrasi larutan dalam fasa gerak merupakan faktor penting yang mempengaruhi
retensi bahan yang akan diperiksa dalam sistem KCKT. Pertimbangan dalam memilih fasa
gerak meliputi kompatibilitas antar pelarut, kelarutan sampel dalam eluen, polaritas,
transmisi cahaya, viskositas, stabilitas dan pH. Pelarut yang digunakan sebagai fasa gerak
harus dapat bercampur sehingga tidak menimbulkan presipitasi. Selain itu, sampel yang diuji
harus dapat terlarut dalam fasa gerak sehingga menghindari terjadinya presipitasi di dalam
kolom. Transmisi cahaya penting diperhatikan untuk masing-masing pelarut fasa gerak yang
digunakan. Pelarut yang memiliki nilai UV cutoff lebih tinggi dibandingkan dengan panjang
gelombang sampel yang dianalisis tidak dapat digunakan. Tabel II menunjukkan nilai UV
cutoff untuk beberapa pelarut yang sering digunakan. 5
Tabel II. Cuttoff Panjang Gelombang UV untuk Pelarut yang Sering Digunakan
Sebagai Fasa Gerak5
Pelarut Cutoff UV (nm)
Asetonitril 190
Air 190
Metanol 205
Asam trifluoroasetat 210
Buffer fosfat (pH 2-3) 210
Dietilamin 210
Asam format 210
TRIS 225
Asam asetat 230
Trietilamin 235
Buffer asetat (pH 3,5-5,5) 240
Buffer sitrat 250
DMF 268
c. Pompa. Pompa yang digunakan dalam KCKT harus bersifat inert atau tidak
bereaksi terhadap fasa gerak. Pompa yang digunakan biasanya dapat memberikan tekanan
hingga 5000 psi dan mampu mengalirkan fasa gerak dengan kecepatan alir mencapai 3
mL/menit. Pompa yang biasa digunakan umumnya memilki rentang kecepatan alir 0,001-10
mL/menit. Berdasarkan metode pencampuran KCKT dapat dibagi menjadi pencampuran
tekanan rendah atau tekanan tinggi.2