"Kisah ini harus menjadi cermin bagi para lelaki pelaku zina,"ungkapnya saat
dihubungi Republika, Ahad (10/5).
Lalu pemuda itu pun mendekati Rasulullah hingga jaraknya dekat sekali,
kemudian duduk. Setelah itu Nabi berkata kepadanya : “Apakah kamu suka
jika perzinaan terjadi pada ibumu?”
Nabi bertanya kembali, “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada
puterimu?”
Dia menjawab : “Tidak, demi Allah”. Nabi menjawab : “Demikian pula orang
lain, mereka tidak suka jika perzinaan terjadi pada puteri-puteri mereka.”
Nabi bertanya kembali : “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada
saudara perempuanmu?” Pemuda itu menjawab, “Tidak demi Allah.”
Nabi menjawab, “Demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan terjadi pada
saudara perempuan mereka.”
Nabi bertanya kembali, “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada
saudara wanita ayahmu (bibi dari pihak ayah)?” Pemuda itu menjawab, “Tidak
demi Allah.” Nabi menjawab, “Demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan
terjadi pada bibi mereka.”
Nabi bertanya kembali : “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada
saudara wanita ibumu (bibi dari pihak ibu)?” Pemuda itu menjawab, “Tidak
demi Allah.” Nabi menjawab, “Demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan
terjadi pada bibi mereka.”
Kemudian Nabi meletakkan tangannya pada tubuh pemuda itu dan berdoa,
“Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya”
Setelah doa ini, pemuda itu tidak pernah terpikirkan dengan perbuatan zina
sedikitpun. Pemuda ini adalah pemuda yang jujur, pemuda yang takut
bermaksiat kepada Allah. Dia tidak ingin nafsunya yang menggebu-gebu
menjadikannya terjatuh dalam perzinahan. Maka dia “meminta izin” untuk
berzina kepada Nabi.