Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI PARENTING NABAWIYAH

11 FEBRUARI 2022
Mata Kuliah: Parenting Nabawiyah
Dosen Pengampu: Ustadz Elvin Sasmita,S.Kom

Disusun Oleh: Muhammad Arsyan Affandi


NIM: G-107-2005

Akademi Guru Al-Fatih Angkatan 7


2022

Jl. Alternatif Sentul, Hambalang, Kec. Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16810
"Jika datang kepada kalian seorang yang kalian ridhoi agama dan akhlaknya. Maka
Nikahkanlah dia dengan anak kalian. Jika tidak maka akan terjadi fitnah dimuka bumi ini
dan kerusakan yang besar."
1. Hadits ini mengabarkan suatu kriteria dari laki-laki bahwa apabila seorang ayah
kedatangan laki-laki yang diketahui dua hal, agama dan akhlaknya baik, maka nikahkanlah
ia. Atau dalam redaksional yang lain yang disebutkan adalah amanah dan agama.

Seorang ayah punya patokan. Maka patokan terhadap yang datang adalah dua hal ini.
Baru kemudian dia menanyakan kepada anak perempuannya. Apabila bersedia menerima
pinangan itu atau tidak. Makanya, ketika laki-laki melamar, dia bukan cuma siap diterima
tapi siap ditolak.

Jadi, kalau seorang ayah mau menolak, penolakannya harus berdasarkan agama dan
akhlak.
Jadi, awalnya memang di ayah. Jadi, dilihat dulu, ini berbicara tentang suatu ibadah yang
bahkan tidak berhenti sampai Yaumil Qiyamah. Akad nikah sampai disurga pun tidak
berhenti. Walaupun di Yaumil Hisab, semua orang mencari selamat sendiri-sendiri.
(Qs.Abasa:34-37). Sehingga dalam rumah tangga kita harus betul-betul pastikan visi misi
rumah tangga. Sehingga memang seorang wanita harus melihat agama dan akhlaknya.
Sehingga harus jadi patokan. Maksudnya adalah fitnah dari sisi agama. Penilaian tidak
berdasarkan kedua ini, maka akan rusak. Kalau tidak memandang ini, maka memandang
materi. Sudah pasti kalau semua orang memandang materi, maka akan rusak. Jangan
disalah pahami juga bahwa, akhwat memandang laki-laki yang baik agama dan akhlaknya.
Kenapa? Karena manusia terbaik di muka bumi ini pernah ditolak. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam pernah ditolak oleh Ummu Hani, hanya saja antum perlu liat alasannya.
Jadi, Ummu Hani dan Rasulullah besar dirumah yang sama (sepupuan) selisih sekitar 3
tahunan. Maka ada kedekatan yang lebih. Maka bayangkan, ketika Abu Thalib
menikahkan Ummu Hani dengan salah satu pemuka Quraisy, maka Rasulullah
bertanya,"Kenapa engkau nikahkan dia dengan orang itu, kenapa tidak engkau nikahkan
dengan aku?" (kebiasaan di masyarakat mereka) Jadi, Ummu Hani itu sampai pernah
puasa Sunnah dan berbuka. Gara-gara Rasulullah diberikan susu oleh Ummu Hani,
kemudian setelah Rasulullah minum, Rasulullah berikan ke Ummu Hani, terus ditanya,
"Aku sedang berpuasa." Dan Rasulullah mengatakan,"Apakah puasa sunnah atau
mengganti puasa wajib?"
"Puasa sunnah Ya Rasulullah"
"minumlah" (diminum)
Jadi, sampai ada satu ungkapan di hadits itu, kata Ummu Hani, "Bagaimana mungkin aku
bisa menghilangkan cinta kepada Rasulullah itu, padahal dia sudah cinta di masa Jahiliyah.
Apalagi sekarang di awal masa Islam, pasti cinta itu lebih lagi.
Anehnya, ketika Rasulullah melamar Ummu Hani, Ummu Hani menolak. Pada saat Ummu
Hani sudah bercerai dari suaminya yang kafir, maka kemudian Rasulullah meminta Ummu
Hani untuk menjadi istrinya.
Kemudian, kata Ummu Hani,"Ya Rasulullah, engkau tahu aku memiliki anak yang banyak,
kalau aku menikah dengan engkau dan aku disibukkan dengan mengurus dirimu, maka
aku akan terlantarkan anak-anakku. Kalau aku sibuk dengan mengurus anak-anakku,
maka aku akan sulit menjalankan kewajibanku terhadap dirimu."
Jadi, dari situ kita bisa melihat bagaimana alasan yang diberikan oleh Ummu Hani kepada
Rasulullah pada saat Rasulullah berusaha mengkhitbahnya. Siapa yang meragukan akhlak
dan agamanya Rasulullah? Tidak ada. Puncaknya akhlak dan agama ya Rasulullah.
Tapi, Ummu Hani mengungkapkan alasan, sulitnya totalitas pengabdian beliau terhadap
Rasulullah. Jadi, dia khawatir tidak bisa memberikan totalitas pelayanannya kepada
Rasulullah, dikarenakan anaknya. Merasa tidak akan optimal ibadahnya. Sehingga disitu
kita tahu bagaimana sebuah alasan yang tepat ketika harus menolak.*Umar juga pernah
ditolak
2. Kalau seandainya orangtua tidak menanyakan kepada putrinya,tapi dia langsung
menikahkan apakah boleh? Boleh. Mangkannya, kalau antum baca kisah Umar bin
Khattab, menyibak gamisnya Ummu Kultsum, putrinya Ali bin Abi Thalib. Umar masuk
Islam di usia 27 tahun. Ali 10tahun. Nanti Ummu Kultsum menikah denganUmar. Karena
Umar pengen nasabnya bersambung ke Rasulullah, melalui Fatimah. Jadi, pada saat Umar
meminta kepada Ali bin Abi Thalib, negoisasi agak panjang. Akhirnya, Ali bin Abi Thalib
menyetujuinya.
Kata Ali "Engkau lihat, kalau engkau menyukai dia, maka dia menjadi istrimu. Berarti
ketika Umar melihat Ummu Kultsum dan Umar suka, maka Ummu Kultsum menjadi
istrinya. Karena memang akadnya begitu. Makanya, pernikahan itu yang serius dan
bercandanya ya benar. Makanya ketika Ummu Kultsum diantarkan, begitu lihat Ummu
Kultsum Umar langsung suka melihat Ummu Kultsum. Umar menyingkap betis Ummu
Kultsum.

3. Masalah kelembutan. Hadits Anjasyah pada saat mengiringi Ummahatul Mukminin


dengan mendendangkan sebuah syair dengan agak keras, kemudian Rasulullah
mengingatkan untuk memelankan suaranya. Maka Rasulullah mengingatkan wanita itu
seperti kaca. Kalau terlalu keras akan pecah. Terlalu ringan akan meleset dan
jatuh(perumpamaan). Ada penekanan kepada laki-laki untuk senantiasa lembut kepada
pasangannya. Kepada wanita dan kepada istrinya(secara khusus).
"Jadi laki-laki diketahui suaranya melembut tetapi bukan melambai."

4. Mampu meluruskan tanpa mematahkan. Kita bisa lihat hadits, wanita berasal dari tulang
rusuk. Kesimpulannya, wanita tidak mungkin diluruskan. Berasal dari tulang rusuk yang
bengkok. Jadi, ketika engkau luruskan dengan keras, maka dia akan patah. Kalau engkau
diamkan maka dia akan tetap bengkok. Jadi, banyak-banyaklah menasihati wanita.
Haditsnya:"Saling berwasiatlah kalian untuk berbuat baik kepada perempuan. Saling
menasihati karena sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.
Inilah yang sering tidak dipahami oleh kebanyakan orang. Sehingga kadang ada laki-laki
yang harus begini begitu tapi tidak dengan pendekatan yang baik, nasehat yang baik,
lemahlembut.
Ciri-ciri dari seorang laki-laki yang diharapkan bila menjadi suami:
1. Al Ba'ah.
2. Akhlak dan agama yangh baik.
3. Kelembutan.
4. Kemampuan dalam menasihati, sehingga bisa hidup berdampingan dengan baik dengan
istrinya tanpa harus mematahkan.

Nadzor
Nadzor itu melihat. Kalau di kitab-kitab klasik tidak ada istilah ta'aruf, yang ada nadzor.
Nadzor bagian dari sunnah. Rasulullah sangat menyarankan untuk yang menikah,untuk
melakukan tahapan ini.
Al-Mughirah bin Syu'bah RA "Beliau hendak melamar seorang wanita, kemudian Nabi Shallallahu
'alaihi wa Sallam memberi saran."
"Undzur ilaiha fainnahu ukhra."Lihatlah dulu kepadanya, kepada wanita itu, karena itu akan bisa
membuat kalian saling mencintai, salingsuka, akan membuat lebih langgeng diantara kalian
berdua. Ini yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sahabat ini, nadzor
secara sembunyi sembunyi.
"Aku ingin mengkhitbah (melamar)" Nadzor itu lil khitbah (dibuat kehati-hatian) Orang
memperlihatkan dengan CV dan foto perempuan. Kalau cocok diteruskan ke nadzor, kalau tidak
dikembalikan. Ketika CV diberikan, akhwat tidak tahu diberikan ke laki-laki yang mana. Kalau
kemudian tertarik lanjut dengan mengkhitbah."Annadzor lil khitbah" Ini yang dilakukan oleh
sahabat mulia. Sehingga ada nadzor secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Kalau
sembunyi-sembunyi, hanya si laki-laki saja yang mengetahui, agar tidak melukai perasaan si
wanita. Karena kalau sudah nadzor secara terang-terangan kemudian gak jadi, ada perasaan yang
terluka disitu. Dan biasanya yang rumit kalau orangnya susah moveon. Yang mencoba menjadi
perantara juga harus tahu betul. Sebaiknya sudah menikah ketika jadi perantara. Jadi perantara,
paling tidak sudah tahu peluangnya seperti apa atau laki-laki ini cocok engga dalam artian,si yang
jadi perantara harus perhatikan dia sekufu atau tidak agar mudah menerima. Betul-betul melihat,
sehingga antum bisa melihat anggota badan yang membuat antum tertarik untuk menikah. Jadi
boleh untuk ikhwan"ngintip" tapi niatnya untuk khitbah, harus dilihat betul-betul.
Batasan
Qs.An-Nur:31
"...dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat."
Yang disepakati ulama, nadzor itu wajah dan telapak tangan. Calonnya itu harus melihat.
Baik Malikiyah, Syafi'iyah, Hanafiyah dan sebagai Hambali sepakat bahwa bagian anggota
Badan yang boleh dilihat (nadzor) ketika ingin melamar adalah wajah dan telapak tangan
termasuk punggung tangannya sampai ke pergelangan tangan. Wajah untuk menilai kecantikan
sementara telapak tangan untuk menilai kesuburan dari badannya. Kesuburan dirinya. Sampai
betul menilai jelas.
"Lihat calon istrimu karena dibagian mata orang Anshar ada sesuatu." Artinya ngeliatnya
clear,benar.

Syarat-syarat Nadzor
"Apabila kalian melamar seorang wanita, tidak ada dosa baginya untuk melihat. Jika tujuannya
untuk menikah untukmeminang. Meskipun wanita itu tidak tahu.”

Anda mungkin juga menyukai