Anda di halaman 1dari 20

Bayan Masturot : Istri adl Partner dlm Usaha Dakwah.

Mufti Muhammad Luthfi Al Banjari

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Kita akan bermudzakaroh tentang pentingnya melibatkan isteri dalam kerja dakwah kita :

1. Bagaiamana tanggung jawab isteri kepada suami


2. Bagaimana tanggung jawab isteri dalam kerja dakwah
3. Bagaimana kita meletakkan isteri kita dalam kerja dakwah (tertib-tertib kerja masturot)

Allah swt sudah menyertakan umat ini dalam kerja kenabian yaitu kerja dakwah. Semenjak hari
pertama kenabian, maka Allah Swt sudah perintah kepada Rasullullah SAW untuk mengumumkan
kepada ummat ini bahwa :

“Qul Hadzihi Sabili Ad’u Illallah ala Bashirotin ana wamanit taba ani”

Artinya : Katakanlah wahai muhammad ini adalah jalanku, yaitu mengajak orang kepada Allah,
dengan Hujjah yang nyata, aku dan pengikutku.

Maksudnya apa dari ayat ini, Nabi saw manyampaikan jalan hidupnya, way of life of Rasullullah Saw,
Manhaju Hayati. Apa kerja Nabi SAW ? yaitu mengajak orang untuk taat kepada Allah, dakwah. Ala
Bashirotin yaitu dengan Hujjah yang nyata, dengan dalil yang jelas, dan pandangan hati (keyakinan).
Jadi kerja dakwah ini berdasarkan ala Bashirohtin atau pandangan hati, bukan ala Bashorin atau
pandangan mata.

Syekh Ilyas Rah.A Katakan :

“Orang yang mampu menghandle kerja dakwah, baik yang mampu untuk keluar ataupun
menghidupkan maqomi, adalah orang-orang yang memiliki keyakinan (bashiroh).”

Orang yang tidak mempunyai keyakinan atau bashiroh tidak akan mampu istiqomah dalam dakwah
ataupun menghandle kerja dakwahnya dengan baik. Kerja dakwah ini menggunakan bashiroh kalo
kerja dunia bashorin. Contohnya :

“Katika waktu dzuhur datang, dia mengojek, sudah mau ke mesjid, tiba-tiba orang datang minta
dihantarkan ke tanah abang dengan tarif Rp. 100.000 tidak jauh dari mesjidnya. Padahal ketanah
Abang dari situ cuman Rp. 10.000, tapi ini dikasih 10 kali lipatnya. Jika si ojek ini bashirohnya tidak
tajam maka dia akan antarkan orang ini ke tanah abang sehingga dia masbuk sholatnya dan
kehilangan sholat sunnah qobliah demi Rp. 100.000. Kalo si ojek ini bashirohnya tinggi maka dia akan
tolak tawaran itu dengan katakan, “walaupun kamu beri 1 Miliar saya tidak akan mengantarkan
bapak kalau harus kehilangan sholat atau jadi masbuk.” Ini karena si ojek tau nilainya takbiratul ula,
inilah bashiroh.”

Inilah maksud dari orang yang mampu menghandle kerja dakwah ini adalah orang-orang yang punya
bashiroh, ala bashirotin. Jadi dakwah ini kerja siapa ? ana wamanit taba’ani, yaitu aku dan
pengikutku. Siapa aja ini pengikut Rasullullah SAW ? ini termasuk laki-laki dan perempuan, dua-dua
mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap dakwah. Jadi kewajiban mendakwahkan agama ini
bukan tanggung jawab laki-laki saja tapi laki-laki dan wanita juga.

Begitu juga para sahabat laki-laki dan wanita, kerja sama dalam dakwah, maka Allah puji mereka :

“Kuntum Choiru Ummati ukhrijat linnaas Takmuruna bil ma’ruf watan hauna anil mungkar
watu’minuna Billah”
Artinya : “ Sesungguhnya Kalian adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru
kepada yang Ma’ruf (dakwah), dan mecegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (3 :111)

Pujian ini bukan untuk laki-laki saja, bukan hanya untuk Abu Bakar RA, Umar RA, Utsman RA, Ali RA,
tidak, tetapi juga untuk, Aisyah RA, Hafsah RA, Khadijah RA, Fathimah RA, dan yang lainnya, laki-laki
dan wanita. Jadi kata-kata “kuntum” disini ini untuk ummat Nabi SAW, laki-laki dan wanita. Bahkan
Allah tekankan lagi dalam surat taubah tentang pentingnya kerja sama suami istri, laki-laki dan
wanita dalam menghandle kerja dakwah :

“walmu’minu walmu’minat Ba’duhum aulia Ba’d” artinya : para mukmin laki-laki dan mukmin
perempuan dapat satu sama lain bekerja sama, saling tolong menolong.

Bekerja sama dan saling tolong menolong dalam hal apa ?

 Kalau kerjasama dalam hal membikin rumah, ini burungpun juga bisa.
 Kalau kerjasama dalam hal mencari nafkah, orang china lebih pandai ( begitu juga yahudi )
è Kalau kita lihat di glodok toko orang china ini pasti ada istrinya ikut jaga. Boleh dikatakan
keajaiban dunia yang ke berapa kalau ada toko china, istrinya gak ada di toko
 Kalau kerjasama hanya dalam hal mencetak anak saja, ini banyak binatang yang lebih pandai
dari manusia. Contoh : tidak ada babi lahir anaknya satu tidak ada, babi ini sekali ngelahirin
anaknya bisa 5 s/d 7.

Maka untuk membedakan kerjasama yang dimaksud adalah :

walmu’minu walmu’minat Ba’duhum aulia Ba’d,

1. “Ya’muruna bil ma’ruf wayan hauna anil mungkar” : kerja sama dam Dakwah
2. “Wa yakimunasholah” : kerja sama dalam mendirikan sholat
3. “Waya’tunaz zakah” : kerja sama dalam membayar zakat dan sedekah saling mengingatkan
4. “Wa’atiu nallah warosulahu” : Kerja sama dalam mentaati perintah Allah dan sunnah2 Nabi Saw

Inilah kerjasama dalam maksud hidup :

1. Dalam Dakwah
2. Dalam menegakkan Sholat
3. Dalam Menunaikan hak-hak orang lain yaitu dengan membayar Zakat
4. Dalam mentaati perintah Allah SWT dan Sunnah-sunnah Nabi SAW.

Maka jika kerjasama ini dilakukan janji Allah :

“Ulaika sayyar hamu humullah” Artinya : “Mereka akan mendapatkan limpahan rahmat daripada
Allah Swt.” (9:71)

Jadi suami istri akan mendapatkan limpahan rahmat Allah Swt setelah ada kerja sama dalam
mencapai maksud hidup. Namun rahmat Allah tidak akan turun jika suami isteri ini hanya kerja sama
untuk keperluan hidup. Ini ayat-ayat Al Quran yang menyeru kita untuk bekerja sama dengan isteri
kita dalam maksud hidup yaitu dalam dakwah. Nabi Saw juga memberikan contoh kepada ummat
tentang pentingnya kerja sama dalam dakwah dengan isteri ini. Ketika dalam keadaan pada waktu
itu kerisauan yang luar biasa, ketika menerima wahyu pertama kali, orang yang pertama kali Nabi
Saw temui ini untuk dijadikan partner dalam dakwah bukan Abu Bakar RA, sahabatnya, atau Ali RA,
keponakannya, tidak, tapi orang yang pertama kali Nabi SAW temui adalah isterinya, Khadijah R.ha.
Dari Goa Hira langsung ke rumah isterinya Khadijah R.ha.

Dunia boleh menantang tapi kalau isteri mendukung, maka itu adalah pintu gerbang bagi kehidupan
seorang da’i. Namun dunia setuju sama dia, orang suka dengar bayannya, tapi jika isterinya tidak
setuju maka ini adalah kehidupan yang seperti neraka bagi seorang da’i. Maka Nabi SAW
memberikan contoh, sunnah yang paling hebat, yang pertama kali Nabi SAW lakukan dalam kerja ini
adalah menjadikan istrinya partner dalam kerja dakwah. Sejarah sudah membuktikan sebelum
jamannya Nabi Saw, bahwasanya Nabi-nabi yang dibantu oleh istri-istri mereka maka taskilannya
banyak, pengikutnya banyak :

 Nabi Ibrahim AS dibantu oleh dua istrinya : Sarah R.ha dan Sarah R.ha à Banyak pengikutnya dan
banyak lahir Nabi-nabi dari mereka
 Nabi Musa AS didukung oleh istrinya : Soffah R.ha à waktu sakit ditinggal di lereng gunung demi
dakwah ke Firaun hingga Bani Israel mengikutinya
 Nabi Muhammad Saw didukung oleh istri-istrinya à Umatnya banyak sekali hingga hari ini

Sedangkan Nabi-nabi yang tidak didukung istrinya dalam kerja dakwah ini maka sejarah
membuktikan taskilannya sedikit. Memang Hidayah ada ditangan Allah Swt, namun asbab daripada
sedikitnya taskilan ini sudah Allah jelaskan dalam Al Quran :

 Nabi Nuh AS letih siang malam dakwah selama 950 tahun tapi taskilan hanya 83 orang saja
 Nabi Luth AS dakwah dalam waktu yang lama tapi taskilannya hanya kedua orang putrinya saja

Kenapa ? ini Allah ceritakan dalam Al Quran bahwa Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS mereka tidak
mendapat dukungan dari pada istri mereka. Istri Nabi Nuh AS dan istri Nabi luth, dua-duanya berada
didalam naungan dua orang sholeh, yaitu dua orang Nabi, namun mereka telah melakukan
pengkhianatan kepada suami mereka. Pengkhianatan seperti apa yang dimaksud Allah Swt ? Istri
nabi Nuh AS berkhidmat kepada Nabi Nuh AS, peran sebagai istri tetap dijalankan. Kewajibannya
sebagai istri tetap dijalanin dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan suami. Namun
pengkhianatan disini bukannya istri nabi Nuh AS itu selingkuh, tidak. Pengkhianatan disini adalah
menurut Al Quran tidak sertanya istri dalam perjuangan dakwah suami.

“Jadi pengkhianatan seorang istri adalah ketika istri tidak ikut serta dalam perjuangan dakwah suami.
Sedangkan suami yang tidak mengikut sertakan istrinya dalam kerja dakwah ini adalah suami yang
membiarkan istrinya dalam pengkianatan.”

Apakah kita merasa gembira mempunyai seorang istri yang “Khianat” ? Na’udzubillah. Kenapa kita
musti senang hidup bersama istri yang “Khianat” ? Kita sangat marah bila istri kita terkesan dengan
laki-laki lain, tapi tidak marah kalau istri tidak ikut dalam kerja dakwah. Hari ini kita merasa berdosa
kalau tidak sholat, tapi tidak merasa berdosa kalau tidak jaulah. Hari ini kita merasa berdosa kalau
bayar zakat, tapi tidak merasa berdosa kalau taklim dirumah tidak hidup. Padahal tidak hidupnya
jaulah, tidak hidupnya taklim, lebih berdosa dari itu semua.

Kisah :

Seorang wanita telah datang kepada Rasullullah Saw dengan pengakuan, “Ya Rasullullah Saw, saya
sudah berzina, bersihkan saya ya Rasullullah Saw.” Ajaib, orang dateng mengaku berzina, namun
Nabi Saw menghadapi wanita ini dengan sikap mahabbah dan kelembutan. Nabi Saw merasa wanita
mungkin hanya berpegang-pegang tangan saja, berprasangka baik Nabi SAW, wanita ini disuruh
pulang oleh Nabi SAW. Akhirnya wanita ini pulang.

Setelah beberapa bulan wanita ini kembali lagi dalam keadaan hamil dan berkata, “Ya Rasullullah
betul saya sudah melakukan zina, ini buktinya saya hamil, bersihkan saya ya Rasullullah Saw.” Wanita
ini faham jika dia bersedia dihukum, dirajam, dia jalani hukuman, dibersihkan di dunia ini, maka di
akherat dia akan selamat. Kalau tidak dibersihkan didunia maka kengerian apa yang akan dia alami
nanti di akherat nanti. Maka Nabi Saw perintahkan agar dipanggilkan Wali dari wanita ini. Nabi Saw
perintahkan kepada walinya agar merawat daripada wanita dengan baik ini sampai dia melahirkan.
Sembilan bulan sepuluh hari wanita ini mengandung mujahddah tersiksa dengan perasaan bersalah
tersebut. Sehingga ketika melahirkan dia bawa anaknya yang baru dilahirkan ini kepada Rasullullah
Saw, “Ya Rasullullah Saw, kini saya telah melahirkan dan ini anak saya, maka tolong bersihkan saya.”
Namun Nabi Saw perintahkan kepada wanita tersebut untuk membesarkan anaknya hingga mampu
memegang makanannya sendiri.

Akhirnya dua tahun sudah berlalu, dia lewati dengan penderitaan bathin, takut-takut dia mati
sebelum dibersihkan di dunia. Maka setelah dua tahun, anaknya sudah bisa memegang makanannya
sendiri, wanita ini kembali lagi ke Nabi Saw untuk minta dibersihkan. Wanita ini berkata, “Ya
Rasullullah kini anakku sudah bisa memegang makanannya sendiri, bersihkan saya.” Maka Nabi Saw
perintahkan kepada para sahabat untuk menjalankan hukuman Rajam kepada wanita tersebut.
Setelah meninggal, mak di mandikan dan di kafanin, lalu di sholatkan di imami oleh Rasullullah Saw.
Umar RA protes dan menarik Nabi Saw, “Ya Rasullullah kenapa engkau sholati dia, padahal wanita ini
seorang penzina ?” Namun nabi saw katakan, “Wahai Umar wanita ini sudah bertaubat, yang mana
taubatnya ini sudah diterima oleh Allah Swt. Andaikan digantikan oleh 70 orang laki-laki di kota
madinah ini niscaya mereka semua masuk surga”

Ini adalah kisah seorang wanita penzina yang datang kepada Nabi SAW, namun Nabi SAW masih bisa
memperlakukannya dengan baik dan lembut. Namun ada kisah 3 orang sahabat yang watt listriknya
joss dalam perjuangan agama, suatu ketika mangkir dari perjuangan agama, dalam perang tabuk,
Muroroh RA, Kaab, dan Hilal RA. Mereka ini sahabat-sahabat yang dikenal keberaniannya dan tidak
pernah lewat sekalipun dari perjuangan agama, kecuali dari perang tabuk. Setelah Nabi Saw pulang
dari Tabuk, mereka menghadap Nabi Saw untuk minta maaf dan memberikan alasan kenapa mereka
tidak ikut dalam perjuangan agama. Apa kata Nabi Saw ? “Perkara ini saya tidak berani memutuskan,
nanti tunggu keputusan dari langit.” Dalam perkara ini Nabi Saw tidak bisa membuat keputusan
terhadap orang-orang lama yang mangkir dari takaza agama. Maka keputusan dari langit adalah
semua masyarakat madinah agar memberikan embargo dan boikot tidak boleh berbicara kepada
mereka, yaitu 3 orang sahabat tadi yang mangkir dari perjuangan agama. Bahkan hukum
memberikan salam ini yang wajib bagi semua orang islam, diharamkan untuk menjawab salam atau
memberikan salam kepada mereka asbab meninggalkan perjuangan agama. Bahkan di hari ke 41,
Jibril AS turun membawa perintah agar istri-istri 3 orang sahabat tadi meninggalkan suami mereka.
Sehingga ketika itu bumi madinah yang begitu luas, terasa sempit bagi mereka. Setelah hari ke 51
turunlah pengampunan bagi mereka dari Allah Swt. Iini ajaib, seorang pezina datang, namun Nabi
Saw masih bisa berlaku lembut kepadanya, namun 3 orang sahabat, bukan seorang pezina, bukan
seorang pemabuk, hanya meninggalkan perjuangan agama, maka boikot 50 hari tidak boleh
berbicara.

Saat istri tidak sholat maka ini berdosa, namun jika istri tidak ikut dalam perjuangan agama, dalam
dakwah, maka dosanya melebihi dari pada sholat itu sendiri. Bagaimanapun keberhasilan suami
dalam dakwah, dalam taskilan, ini bergantung daripada dukungan istri.

Maulana Mustaqiem katakan di cianjur dalam bayan masturot :

“Jika Allah ingin menurunkan agama di suatu kampung, maka Allah kirimkan Nabi. Jadi yang
membawa agama ini adalah Nabi. Dan sudah menjadi keputusan Allah bahwa semua Nabi laki-laki,
tidak ada Nabi yang wanita. Namun berapa besar hidayah yang turun dan tersebar ini di kampung
tempat Nabi berdakwah tadi, yang dipandang Allah bukan pengorbanan Nabinya, tidak, tapi yang
dipandang Allah adalah pengorbanan istri-istri Nabi tersebut. Inilah ukuran besarnya hidayah yang
turun asbab daripada pengorbanan istri-istri Nabi tadi. Jadi dalam dakwah jika istri Nabi ini ikut
berkorban maka taskilan daripada Nabi ini akan banyak, namun jika istri tidak ikut berkorban, maka
tasilan Nabi-nabi ini akan sedikit.”
Karkun 4 bulan, setiap harinya dakwah 8 jam di maqominya, keluar 10 hari tiap bulan, namun jika dia
tidak melibatkan istrinya dalam dakwah, maka dia akan berhadapan dengan keadaan tidak akan
mendapatkan taskilan di kampung dia. Di kisah sahabat diceritakan bahwa Abu Bakar RA dan Ali Ra,
mereka yang pertama masuk islam disebabkan oleh dakwah Nabi Saw. Namun Umar RA, masuk
islam disebabkan oleh taklim rumahnya adik perempuannya, Fathiman bin ish.

Kisah masuk islamnya Umar RA :

Ketika dalam perjalanan mau membunuh Nabi SAW, umar RA bertemu Saad bin Abi waqqash dan
mengutarakan niatnya untuk membunuh Nabi Saw. Lalu Saad RA memberi tahu bahwa adik
perempuan Umar RA sudah masuk islam terlebih dahulu. “Ngapain kamu ngurusin Muhammad, itu
adik kamu sudah masuk islam, itu saja dulu kamu urusin.” Mendengar hal ini Umar RA marah, lalu
mendatangi rumah adiknya, yang didalam sedang melakukan taklim dengan suaminya Kaab RA.
Maka digedorlah rumah adiknya, terkejut melihat umar maka dipukul lah iparnya ini hingga terjatuh
dan berdarah. Adik umar yang perempuan ikut ingin melerai dipukul juga oleh Umar RA hingga
terjatuh dan berdarah. Adik perempuan umar ini seorang wanita yang lemah berhadapan dengan
seorang laki-laki yang kuat, abangnya sendiri, namun karena kekuatan imannya ia berkata, “ Wahai
Umar kerjakan apa yang kamu inginkan kami tidak akan meninggalkan islam.” Hardikan yang datang
dari kekuatan iman ini mampu membuat seorang umar yang di gelar “singa padang pasir”, tidak
berdaya pada waktu itu. Hingga Umar bertanya, “Apa yang kamu baca itu ?” adiknya menghardik
lagi, “Kamu ini Najis, mandi dulu, baru baca.” Inilah kekuatan wanita yang Imannya terhujam dihati
mampu menaklukan pria yang terkenal kejam dan bengis pada waktu itu, hanya dengan hardikan
yang bersumber dari kekuatan imannya. Umar mandi lalu bersimpuh dihadapan adiknya untuk
mendengar apa yang dibacakan adiknya. Akhirnya umar minta dibawa menghadap Nabi Saw untuk
masuk islam.

Kisah masuk islamnya Ustman bin Affan RA : Dalam kitab sahabat ada 3 riwayat masuk Islamnya
Ustman bin Affan, yaitu :

 ketika pulang dari syam beliau bermimpi


 ketemu dengan sahabatnya Abu Bakar RA, lalu ditaskil
 ditaskil oleh bibinya Arwah R.ha

Didalam mimpi Utman ditaskil oleh bibinya Arwah R.ha, yang mengatakan, “Wahai Utsman telah
datang seorang Nabi membawa islam, masuk islamlah kamu.” Maka pergilah utsman ke Abu Bakar
RA menceritakanmimpinya dan Abu Bakar RA membenarkannya. Maka dibawalah Utsman RA ke
Nabi SAW untuk mengucapkan syahadat masuk islam.

Allah anugerahkan kelembutan hati pada wanita, maka mahluk yang paling cepat melaksanakan
hukum Allah Swt ini adalah wanita :

1. Ketika Allah perintahkan ini ummat untuk mengorbankan harta dan dirinya di jalan Allah, maka
siapa yang pertama kali berkorban, ini adalah wanita syahiddah, yaitu Sumayyah R.ha.

2. Orang yang pertama kali menghabiskan duitnya di jalan Allah ini adalah wanita, yaitu Khadijah
R.ha.

3. Semua bibi-bibi Rasullullah Saw ini semuanya masuk islam, tidak ada satupun bibi rasullullah Saw
ini yang tidak masuk islam. Namun paman Nabi Saw ada yang tidak menerima islam yaitu Abu Thalib
dan Abu Lahab. Namun yang menerima adalah Hamzah RA dan Abbas RA. Semua wanita dikalangan
keluarga Nabi SAW memeluk islam
Inilah hebatnya wanita ini jika ikut serta dalam perjuangan agama. Terbinanya anak kita dirumah ini
bukan bergantung pada laki-lakinya yaitu bergantung pada kesholehan ibunya. Dalam Quran
diterangkan :

“Tanah yang subur akan tumbuh daripada tanaman yang subur pula, Tanah yang gersang jangan
diharapkan tumbuh tanaman yang baik melainkan yang gersang pula.”

Menurut tafsir ulama bahwa ayat ini yang dimaksudkan tanah dalam ayat ini adalah adalah wanita.
Bersumber dari wanita yang sholeh ini akan lahir dan tumbuh anak-anak yang sholeh. Namun
bersumber dari wanita yang tidak baik jangan harapkan lahir dan tumbuh anak yang baik melainkan
anak yang tidak baik pula sebagaimana tanah yang gersang tidak akan tumbuh tumbuhan yang baik
melainkan yang gersang pula.

Suami boleh Nabi atau boleh Wali, tetapi istrinya tidak benar, bukan dari orang yang baik, jangan
harapkan anaknya akan baik. Suami boleh peminum dan pemabuk, tetapi kalau isteri masih tegar
dalam agama, masih bisa diharapkan untuk mendapatkan anak dan keturunan yang baik :

1. Nuh AS seorang Nabi, lihat bagaimana anaknya. Ketika Nuh AS panggil anaknya untuk naik ke
dalam kapal untuk diselamatkan karena semuanya akan Allah tenggelamkan. Tetapi apa kata anak
Nuh AS ? dia menolak daripada perintah ayahnya dan memilih untuk naik ke atas gunung agar
selamat dari air, yang akhirnya gunungpun Allah tenggelamkan.

2. Beda dengan Ibrahim AS, lihat bagaimana anaknya. Nabi Ibrahim AS bercerita kepada Ismail
tentang mimpinya yang Haq bahwa dia bermimpi diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya
ismail. Nabi Ibrahim AS bertanya kepada ismail, “Bagaimana pendapatmu tentang mimpi ini ?” Nabi
Ibrahim AS menanyakan pendapat anaknya ini bukan untuk bermusyawarah, karena perintah Allah
tidak boleh dimusyawarahkan, tetapi untuk menguji keimanan daripada Ismail AS. Ini karena setuju
atau tidak setuju pasti akan tetap disembelih juga. Namun sungguh mengejutkan jawaban dari Ismail
AS ini, “Wahai ayah kerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah, maka engkau akan
mendapatkan aku sebagai orang yang sabar.”

Perbedaannya :

Anak Nuh AS dipanggil ayahnya untuk diselamatkan dia malah menolak à Mati

Ismail AS dipanggil Ibrahim AS untuk disembelih, dia taat à Allah Selamatkan

Padahal Ismail AS ini jauh dari ayahnya, ditinggalkan di padang pasir bersama ibunya, tidak berjumpa
dengan ayahnya bertahun-tahun, sekali berjumpa ayahnya hendak menyembelihnya. Beda dengan
Nuh AS, anaknya hidup dengannya satu rumah, namun mengapa anaknya Nuh AS tidak taat kepada
ayahnya, sementara ismail jauh dari ayahnya tapi mau taat kepada ayahnya, apa yang
membedakannya ? padahal sama-sama anak Nabi, dan bapaknya bahkan termasuk Ulul Azmi.
Perbedaannya adalah istri atau ibu mereka :

 Anak Nuh AS, Kan’an, dididik oleh ibu yang tidak baik, tidak punya agama.
 Anak Ibrahim AS, Ismail AS dididik, oleh ibu yang sholehah, ibu yang tegar dalam agama.

Inilah pentingnya peran ibu dalam keberhasilan pendidikan anak tersebut. Seorang pujangga sastra
arab mengatakan :

“Al Ummi Madrasatul Kubro” artinya : Ibu itu adalah Madrasah (pusat pendidikan) anak terbesar.

Ibu ini adalah madrasah terbesar, lebih besar dari Al Azhar mesir, lebih besar dari Harvard di
amerika, lebih besar dari Universitas Indonesia, lebih besar dari gontor, lebih besar dari seluruh
pesantren terbaik di dunia.
“In adza saha adzatan sya’ban thoyiban saro”

artinya :

“Kalau kamu siapkan dirimu dengan baik berarti kamu telah menyiapkan satu generasi yang akan
mengharumkan nama bangsanya.”

Baiknya satu generasi ini bergantung kepada wanitanya. Ada kisah di tempat saya :

Seorang laki-laki peminum dan pemabuk, setiap hari kerjanya minta duit untuk minum dan kemana-
mana bawa pisau. Kawan-kawan berpikir bagaimana dia ini bisa keluar, dan alhamdullillah sekarang
dia sudah keluar 3 hari lalu berangkat ke lampung 40 hari. Saya jadi akrab dengan beliau sehingga
sering kerumahnya. Di rumahnya ini saya terkejut dia mempunyai anak dua perempuan, terdidik
dengan baik dan sarjana dari universitas agama. Saya terheran sehingga saya memberanikan diri
untuk bertanya, “Pak maaf nih, anda inikan pemabuk dan peminum, tetapi kenapa anak anda bisa
terdidik dengan baik, bahkan lulus dari universitas agama (UIN) ?” ketika saya tanya ini dia menangis,
lalu menjawab, “Ustadz istri saya ini terlalu baik dengan saya. Kalau saya pulang mabuk malam hari,
istri saya menunggu di depan pintu, dan tidak pernah mengeluarkan kata-kata kotor atau bersikap
kasar pada saya. Setiap pulang saya selalu di sambut oleh istri saya, dibawa ke kursi atau ranjang
untuk dibaringkan, lalu dibersihkannya saya. Kaki saya dia bersihkan, mulut saya dia bersihkan. Lalu
Anehnya lagi di pagi hari ketika saya masih teler, mabuk, namun sebelum anak-anak saya ini pergi
sekolah, dia selalu mengatakan kepada anak-anak saya, “tidak ada yang boleh keluar rumah sebelum
mencium tangan ayahnya.”

Ini seorang istri yang tegar, dia tahu suaminya seorang peminum dan pemabuk, dia terima ikhlas
kenyataan itu terlebih dahulu. Bahkan dia memberikan contoh dihadapan anak walaupun suaminya
demi kian tapi tetap dia hormati. Maka walaupun suaminya demikian seorang peminum dan
pemabuk, tetapi isterinya tegar dalam agama, maka Allah didik anak-anak dia ini menjadi anak yang
baik.

Jadi tidak bisa dinafikan kepentingan dari keikutsertaan istri kita ini dalam perjuangan agama, dalam
kerja dakwah ini. Hari ini tersebarnya kerja dakwah wa tabligh ini keseluruh dunia inipun asbab
bantuan dan fikirnya seorang wanita. Suatu majelis di India, seorang wanita tua mengumpulkan
wanita-wanita lain membagi fikir. Ketika itu masih jaman penjajahan ingris, katanya, “wahai saudari-
saudariku hari ini anak-anak kita sudah menyukai sekolah-sekolah orang kafir, sekolah-sekolah orang
ingris (sekolah umum maksudnya). Anak-anak kita Sudah tidak mau lagi pergi ke pesantren hari ini
untuk belajar. Jika ini terjadi dan dibiarkan maka nanti akan habis ulama-ulama di India ini. Jika
ulama habis maka agama akan hilang dari india ini. Bagaimana menurut pendapat kalian ?”. Maka
wanita-wanita di majelis itu memberikan usul-usul. Salah satu usul yang diberikan adalah mereka
siap menikahkan anak mereka dengan ulama agar lahir keturunan-keturunan yang mencintai agama.
Sehingga anak-anak mereka yang lahir dapat di didik untuk kepentingan agama. Seorang wanita
mengajukan, “saya punya anak gadis yang siap saya nikahkan dengan orang Alim.” Maka hasil
musyawarah wanita ini disampaikan ke majelis laki-laki disebelahnya. Maka para ulama di majelis
sebelah terhean-heran masih ada di jaman seperti ini, masih ada seorang yang wanita yang memiliki
kerisauan dan fikiran seperti demikian. Akhirnya sama majelis laki-laki disebelah ditakazakanlah
kepada mereka yang alim di majelis itu. Semua ulama yang hadir pada waktu mengaku sudah
menikah semuanya, kecuali seorang ulama yang duda, yaitu syekh ismail. Maka seykh ismail
sampaikan, “Saya ini duda, jika ibu tersebut bersedia mengawinkan anaknya kepada saya, maka saya
akan nikahkan putrinya.” Maka disampaikanlah kesiapan syekh ismail tadi kepada ibu yang siap
menikahkan anaknya kepada seorang ulama. Akhirnya menikahlah mereka syekh ismail dan putri
dari ibu tadi.

Hasil dari pernikahan syekh ismail ini lahirlah 2 orang anak :


 Syekh Muhammad Yahya Al Khandalawi Rah.A à Lahirlah Maulana Zakaria Rah.A
 Syekh Muhammad Ilyas AL Khandalawi Rah.A à Lahirlah Maulana Jusuf Rah.A

Dari Maulana Ilyas ini lahirlah usaha dakwah, dari Maulana Jusuf lahirkah kitab Hayatus Sahabah dan
tertib-tertib dakwah. Dari jalur Muhammad Yahya lahirlah seorang Muhaddits terbesar dijamannya
yaitu Syekh Maulana Zakaria Rah.A, pembuat kitab Fadhoil Amal, best seller, kitab dakwah, yang
terjual diseluruh dunia dan dibeli hingga kini. Asbab kitab Fadhilah amal ini lahirlah banyak sekali
hafidz-hafidz Quran, asbab dibacanya bab dalam Fadhilah amal ini tentang fadhilah Quran. Jadi
wujudnya usaha dakwah di seluruh dunia, tersebarnya kitab-kitab fadhilah amal, dan dikirimnya
anak-anak kita menjadi hafidz-hafidz di temboro, di pakistan, di india, di sragen, di magelang, dan
dimana-mana ini asbab fikirnya seorang wanita tadi. Jadi semua pahala ini, pahala maulana ilyas
rah.a, pahala syekh jusuf rah.a, pahala maulana zakaria rah.a, semua pahala hafdz-hafidz yang timbul
dari membaca fadhilah amal, semua pahala-pahala orang dalam dakwah ini, mengalir kepada siapa ?
kepada wanita di majelis tadi yang punya fikir agama tersebut.

Kisah isteri Maulana Jusuf Al Khandalawi Rah.A :

Maulana Jusuf ini rumahnya terpisahkan hanya oleh selembar karung goni dengan mesjid tempat
beliau mengatur kerja dakwah. Rumahnya bukan terpisahkan oleh kain yang mahal, tirai yang mahal,
tidak tapi hanya terpisahkan oleh karung goni, begitu sederhananya kehidupan beliau ini. Sangking
sibuknya maulana Jusuf ini disibukkan oleh kerja dakwah, menuntaskan buku hayatus sahabah,
menegakkan ushul-ushul dakwah, mengatur jemaah, kadang-kadang baru bisa mengunjungi istrinya
dua minggu sekali saja.

Suatu ketika istri Maulana Jusuf ini sakit keras, datanglah utusan dari rumah beliau untuk
menyampaikan bahwa isterinya sakit keras. Namun asbab kesibukan beliau dalam dakwah, ummat
banyak yang membutuhkan arahan beliau, sehingga syekh jusuf mengatakan kepada utusan
isterinya, “Sampaikan salam kepada isteriku, katakan padanya sebentar lagi saya akan
menjumpainya.” Syekh Jusuf diberi kabar agar bisa segera datang untuk mendoakan isterinya yang
sakit keras dan mendampingi isterinya menjelang wafat. Syekh Jusuf asbab kesibukannya mengurus
umat beliau menyampaikan kepada utusan bahwa syekh Jusuf akan datang 30 menit lagi untuk
menemani istrinya. Namun istri syekh Jusuf ini wanita yang luar biasa, mendengar pesan dari syekh
jusuf dari utusannya ini, istrinya berkata :

“Sampaikan salamku kepada syekh Jusuf, dan katakan bahwa saya sedekahkan waktu 30 menit yang
diberikan kepada saya ini, untuk ummat Rasullullah Saw. Tidak usah datang jangan alihkan
kesibukkan beliau ini dari dakwah.”

Dan betul dakwah terus dijalankan oleh Maulana Jusuf Rah.A, belum sempat didatangi, istrinya
sudah meninggal dunia. Waktu 30 menit yang disedekahkan oleh istri syekh jusuf Rah.A ini berapa
hidayah untuk ummat Rasullullah Saw. Istri yang seperti inilah yang kita ingin, kita bentuk agar fikir
dakwah ini juga terbentuk dalam diri mereka. Inilah kepentingan menjadikan istri kita ini sebagai
partner dalam dakwah. Suatu kedzoliman jadikan istri kita ini hanya sebagai hamba sahaya yang
kerjanya hanya mencuci pakaian kita, membersihkan rumah, ataupun memasak makanan untuk kita.
Allah tidak cipatakan seorang istri ini hanya untuk menjadi hamba sahaya saja. Ketahuilah bahwa
orang tua dari istri kita ini tidak pernah terpikirkan semenjak anaknya lahir itu sampai dia menikah
hanya untuk menjadi hamba-hamba sahaya kita. Coba tanya mertua kita apakah ingin anak mereka
menjadi hamba sahaya ? saya rasa tidak. Dan dalam Al Quran pun tidak ada ayat yang menjadikan
istri ini sebagai hamba sahaya, tetapi yang ada adalah untuk dijadikan partner dalam dakwah dan
juga dalam pendidikan anak. Inilah kepentingan menjadikan istri kita partner dalam kerja dakwah,
insya allah kita niatkan.
Jadi dalam dakwah tanggung jawab suami dan istri sama, laki-laki dan perempuan mempunyai
tanggung jawab yang sama dalam dakwah. Maka fikirnya bagi para istri ini adalah :

 Bagaimana saya membantu menyiapkan suami saya untuk kerja dakwah ?


 Bagaimana saya mewujudkan pendidikan anak ?

Al Quran menceritakan walaupun tanggung jawab dakwah ini sama untuk laki-laki dan perempuan,
“ana wamanit taba’ani”, hanya saja medan kerjanya laki-laki dan perempuan yang dibedakan oleh
Allah Swt. Disinilah ciri-ciri kelaki-lakian dapat kita lihat yaitu dari medan kerjanya. Ciri-ciri
kesempurnaan laki-laki ini dapat dilihat dari 4 perkara ini :

1. Memakmurkan mesjid :

“Fi buyutina adlun kuffa wayukafihatun yusabbihulahu fi adlun asori rijalun…”

Dirumah-rumah yang didirikan dan disebut nama Allah didalamnya ini maksudnya mesjid atau
rumah Allah. Mesjid ini milik Allah, jangan kalian besarkan selain Allah di mesjid. Jika ada bupati atau
gubernur minta dipilih dalam mesjid, maka jangan pilih mereka. Mesjid bukan untuk kampanye atau
menceritakan kebesaran gubernur atau bupati, tapi murni hanya untuk membersarkan Allah saja.
Bertasbih setiap pagi dan petang dan sholat 5 kali sehari, siapa ? laki-laki, rijalun. Jadi sholat
berjamaah ini adalah kerja daripada laki-laki. Namun kalau perempuan mau sholat di masjid jangan
dilarang, hanya saja sholatnya wanita ini dirumah sendirian nyalebih baik 25 derajat dibanding
sholatnya bersama laki-laki di mesjid. Maka nanti jika ada anak laki-laki datang mau melamar anak
kita, yang pertama kali kita seleksi adalah kita tanyakan, “Dimana kamu tadi shubuh sholat ?” kalau
di jawab, “di rumah.” Maka katakan. “Maaf saya tidak bisa menikahkan anak saya dengan orang
yang tidak sempurna kelaki-lakiannya.”

2. Buat kerja Dakwah :

Allah berfirman :

“ kami tidak mengutus sebelum kamu, wahai muhammad, seorang Nabi kecuali laki-laki”

Tidak ada Nabi yang wanita, semua kerja Nabi ini dilakukan oleh laki-laki. Apa kerja Nabi ini adalah
berdakwah. Kerja mendakwahkan agama Allah ini adalah kerja laki-laki, yang pergi mendakwahkan
agama Allah kemana-mana ini adalah laki-laki. Walaupun secara tanggung jawab laki-laki dan
perempuan ini mempunyai tanggung jawab yang sama dalam dakwah namun medannya beda. Kalau
perempuan menghidupkan dakwah dari rumahnya, kalau laki-laki ini dengan melakukan 2.5 jam
mengajak orang taat kepada Allah. Dimulai dengan berjaulah mengajak para laki-laki dikampungnya
untuk mau menghidupkan sholat berjamaah di mesjid. Jadi ciri-ciri kelakian ini selain sholat
berjamaah di mesjid, tapi juga mengajak orang dikampungnya untuk memakmurkan mesjid minimal
2.5 jam. Karkun yang tidak menyediakan waktu 2.5 jam ini adalah karkun yang telah kehilangan
kelaki-lakiannya.

3. Siap mengangkat pedang untuk perang di jalan Allah

“Sebagaian orang beriman adalah laki-laki, laki-laki yang menepati janji siap mati di jalan Allah,
sebagaimana mereka menghembuskan nafasnya mati sebagai syahid, sebagian lagi dari mereka ada
yang menunggu kapan saya mati syahid, dan yang sebagian lagi tetap setia tidak merubah janji
mereka untuk mati dijalan Allah.”

Jadi ciri kelaki-lakian yang ketiga adalah kesiapan dia untuk mengangkat pedang yang sudah diasah
istrinya di rumah untuk membela agama Allah sampai gugur mati syahid. Jadi ciri kelaki-lakian yang
ketiga dari laki-laki ini adalah memiliki pedang dirumahnya yang disiapkan sewaktu-waktu untuk dia
mengangkat pedang memenuhi janjinya mati di jalan Allah. Jadi laki-laki yang tidak punya pedang
adalah laki-laki yang sempurna ciri kelaki-lakiannya tersebut. Insya Allah siap punya pedang di
rumah.

Laki-laki ini harus siap berperang jika ada panggilan, sedangkan perang ini dilakukan di luar rumah.
Laki-laki yang berani berperang di dalam rumah ini laki-laki yang banci, yaitu laki-laki yang telah
kehilangan kelaki-lakiannya. Nabi Saw bersabda :

“Apakah kamu akan menjadi seseorang yang memukuli istrinya di siang hari, seperti hamba sahaya,
dan lalu melampiaskan nafsunya dimalam hari.”

Nabi Saw marah dengan perlakuan suami yang seperti ini kepada istrinya. Nabi Saw marah dengan
laki-laki yang beraninya berkelahi dalam rumah. Rumah bukan tempat tempur bagi seorang laki-laki.
Bukannya medan untuk suami berkelahi dengan istri, tidak. Nabi SAW marah kepada suami yang
berkelahi dengan istrinya di rumah.

4. Pemimpin bagi kaum wanita di rumahnya :

“Ar Rijalun kawammuna alannisa”

Artinya : Laki-laki ini adalah pemimpin bagi kaum wanita.

Jadi ciri yang lain dari sempurnanya seorang laki-laki ini adalah sebagai pemimpin bagi kaum wanita
dirumahnya. Laki-laki ini harus jadi pelindung, penyantun, dan pemimpin bagi wanita. Laki-laki yang
sempurna adalah laki-laki yang bisa memimpin wanita, sedangkan laki-laki yang tidak sempurna
adalah laki-laki yang dipimpin oleh wanita atau menyerahkan urusannya kepada wanita. Untuk
berangkat berjuang di jalan Allah 4 bulan, saya liat dulu istri saya, kalau dia setuju saya berangkat,
kalau dia tidak setuju maka saya tidak bisa berangkat, ini laki-laki yang telah hilang kelaki-lakiannya
yaitu laki-laki yang Banci. Tanggung jawab laki-laki sebagai pemimpin ada 2 faktor :

 Karena Nafkah yang dia berikan


 Karena Tarbiyah, pendidikan, taklim yang diberikan oleh suaminya.

Note Penulis :

Tanggung Jawab Suami kepada isteri :

 Mengajari istri tentang Iman


 Mengajari Isteri Ilmu Agama (Taklim Rumah)
 Memberi Nafkah Semampunya
 Menggauli istri dengan Akhlaq yang baik
 Memimpin istri di rumah
 Menyiapkan isteri sebagai partner dalam dakwah

Maka laki-laki yang bisa menjadi pemimpin adalah laki-laki yang memberikan nafkah dan mendidik
istrinya atau menghidupkan taklim :

1. Jika suami hanya memberikan nafkah saja, tapi tidak memberikan taklim rumah, dan si isteri
mencari taklim dari luar rumahnya, ikut pengajian-pengajian diluar, maka ini akan menyebabkan
isteri jadi penentang suaminya. Si istri setiap di beri tahu, dia akan bilang, “Ustadzah ini bilang
seperti ini, ustadz itu bilang seperti itu…..” Maka dia akan jadi penentang kita saja, karena asbab
tidak hidupnya taklim di rumah, dan istri hanya datang ke taklim ibu-ibu saja. Laki-laki yang hanya
memberikan nafkah saja tapi tidak menghidupkan taklim rumah, maka laki-laki seperti ini akan
kehilangan kelaki-lakiannya dimata istri, kehilangan kepemimpinannya.
2. Begitu juga laki-laki yang hanya memberi taklim saja, kerjanya taklim terus tiap hari, tetapi masih
meminta-minta uang atau nafkah dari isterinya, maka laki-laki seperti ini akan kehilangan kelaki-
lakiannya. Laki-laki seperti ini setiap ada takaza agama dia akan bilang, “Saya akan tanyakan dulu istri
saya ?”, “Saya izin dulu sama istri saya”, “Terserah istri saya saja”.

Note penulis :

Asbab dia tidak menafkahi istrinya, akhirnya suami seperti ini mandul di mata istri. Suami yang
impotent secara kepemimpinan adalah laki-laki yang tidak mampu menafkahi isterinya ataupun
menyuruh isterinya bekerja menanggung beban suami. Laki-laki yang malam hari dia gauli istrinya
dan siang hari dia minta uang ke istrinya, ini laki-laki macam apa ? ini namanya laki-laki murahan
yaitu laki-laki pelacur. Akhirnya kehidupan suami ini diatur dibawah ketiak istri. Sementara dalam
suatu hadits dikatakan bahwa :

“laki-laki yang paling Allah benci adalah yang takut sama isterinya.”

Maka Allah jelaskan dalam Al Quran ini peran daripada laki-laki ini yaitu : sholat berjamaah,
berdakwah, berperang, mencari nafkah, dan memberi taklim dirumah. Kerja laki-laki ini 4 diluar
rumah dan hanya 1 di dalam rumah yaitu memberikan taklim, sedangkan sholat berjamaah,
berperang, berdakwah, dan mencari nafkah semuanya dikerjakan di luar rumah. Jadi Allah sudah
fitrahkan laki-laki ini lebih banyak di luar rumah dibanding di dalam rumah. Laki-laki yang banyak di
luar rumah itulah laki-laki, tetapi laki-laki yang lebih banyak dirumah, itulah banci atau laki-laki yang
kewanita-wanitaan, atau laki-laki yang telah kehilangan kelaki-lakiannya.

Bagaimana Nabi SAW memperlakukan istrinya di rumah ?

Nabi SAW ini karakter wibawanya nampak jika diatas mimbar. Kalau sedang memberi bayan ini
berapi-api, matanya merah seperti sedang seorang panglima yang sedang memimpin perang.
Namun kalau sudah sampai ke rumah menjadi sangat lembut kepada istrinya.

Kisah :

Nabi SAW pulang ke rumah dan bertanya kepada Aisyah R.ha, “Wahai Aisyah adakah yang bisa
dimakan hari ini ?” Aisyah R.ha menjawab, “Tidak ada ya Rasullullah.” Ini jawaban memang makanan
betul-betul tidak ada di rumah Nabi SAW, bukannya aisyah tidak mau masak, tidak. Beginilah
mujahaddahnya kehidupan orang yang paling dimuliakan oleh penduduk langit dan bumi. Namun
bagaimana sikap Nabi SAW ketika mengetahui aisyah R.ha tidak masak karena tidak ada makanan,
“Kalau begitu hari ini saya puasa.” Selesai masalah, tidak perlu perang dirumah. Nabi tidak perang
sama istrinya hanya karena tidak ada makanan di rumah.

Suatu ketika Nabi SAW pulang kerumah dalam keadaan sedang puasa sunnah, lalu Aisyah R.ha hari
itu sedang kebagian hadiah makanan berupa roti dan madu. Maka oleh Aisyah R.ha di suguhkan
makanan tersebut kepada Rasullullah SAW untuk dinikmati. Aisyah berkata, “Ya Rasullullah SAW hari
ini kita ada makanan roti dan madu mari kita nikmati sama-sama.” Inilah kerinduan istri bermesraan
dengan suami yang sibuk sekali untuk ummat. Apa kata Nabi SAW, “Wahai Aisyah sebenarnya hari
ini saya berpuasa” Namun untuk menyenangkan istrinya hari itu Nabi SAW batalkan puasanya untuk
makan dengan istrinya. Begitulah sikap yang dicontohkan Nabi SAW kepada istrinya agar bisa
membawa istrinya kedalam kerja ini.

Tapi hari ini ada saja karkun yang bicara sama istrinya : “Kamu ini fikirnya makan saja, takaza belum
selesai.” Disampaikan dengan suara lantang. Naudzubillah, laki-laki yang macam apa kelakuannya
seperti ini. Nabi SAW memberikan contoh bagaimana membawa istri kepada kerja dakwah harus
dibawa dengan kelembutan. Nabi SAW sampaikan :
“Wanita ini seperti kaca, mudah pecah. Jadi harus diberlakukan dengan hati-hati.”

Imam Bukhori Rah.A meriwayatkan :

Suatu ketika Nabi SAW pergi haji dengan ke sembilan istrinya. Dalam perjalanan Onta ini dibawa
oleh seorang sahabat, Ambasa RA. Onta yang memimpin ini biasanya kecepatannya bergantung dari
yang membawanya. Maka ketika ontanya ini melaju cepat, Nabi SAW menegur Ambasa RA, “Wahai
Ambasa yang kamu bawa ini adalah kaca-kaca yang mudah pecah.” Maksudnya istri-istri Nabi SAW.
Nabi menegur agar mereka diberlakukan dengan hati-hati, tidak sama dengan laki-laki.

Jadi kerja atas wanita ini sangat penting namun harus dibawa penuh kehati-hatian kata syekh ilyas
rah.a. Maka Allah Swt inginkan laki-laki ada kelembutan di dalam rumah, dan menghabiskan banyak
waktunya di luar rumah. Untuk apa menghabiskan waktu di luar rumah ? untuk memakmurkan
mesjid, berdakwah, berperang, dan mencari nafkah. Laki-laki ini sudah menjadi fitrahnya medan
kerjanya di luar rumah, dan didalam rumah hanya untuk memberikan taklim. Sedangkan perempuan
ini medan kerjanya dijelaskan dalam surat al ahzab ini sebagai panduan :

“Wa qola fi buyuti bihunna” artinya : “Wahai wanita tinggallah kamu di rumah-rumah kalian”

Medan kerja wanita yang pertama ini adalah di rumah-rumah mereka. Jadi azas kerja wanita ini di
rumah dia. Allah Swt sudah perintahkan kaum wanita untuk tetap berada di dalam rumah-rumah
mereka.

“Wahai istri-istri Nabi SAW dan wanita-wanita yang mengikuti istri-istri Nabi tinggalah di dalam
rumah-rumah kalian.”

“Wala tabarujna tabauhu fi jahilina ula” artinya : “Andaikata kalian keluar rumah untuk memenuhi
keperluan, janganlah kalian seperti orang-orang jahil yang memperlihatkan perhiasannya”

Allah perintahkan agar kaum wanita ini keluar rumah untuk memenuhi keperluan mereka, janganlah
keluar dengan bertabarruj, yaitu menampakkan aurat mereka, alias seperti telanjang, seperti suku
fak-fak di Irian sana, atau suku-suku lainnya yang menampakkan aurat mereka. Jangan membuka
aurat, atau pakaian, seperti wanita primitif. Maka wanita modern dalam pandangan islam adalah
wanita yang senantiasa berada dalam rumah-rumah mereka, dan ketika keluar mereka menutup
aurat mereka. Sedangkan wanita primitif adalah wanita yang suka berkeliaran di luar rumah, dan
menampakkan aurat mereka, membuka pakaian mereka sehingga terlihat aurat mereka. Jangan
jadikan istri kita wanita primitif tetapi jadikan istri kita wanita yang modern. Suami mana yang mau
menjadikan istrinya orang primitif. Kerja wanita :

 Dirikan sholat di rumah à Wa akimish sholah


 Membayar Zakat à Wa’tunazakah
 Menghidupkan perintah Allah dan Sunnah Rasul di dalam rumah àWa’atiu nallah warosulahu
 Kenapa wanita ini Allah tetapkan medan kerjanya di rumah ?
Tujuannya adalah :
“Liyuzhiba ankumuhisaya zaituni qulikum tathiro”

Artinya :

“Allah hendak membersihkan kotoran-kotoran yang ada di hati-hati kalian wahai ahlul bait keluarga
Nabi dan setiap keluarga yang hendak berjumpa di hari kiamat.”

Allah hendak menghilangkan kotoran-kotoran dari hati wanita ini sebersih-bersihnya, dengan
menempatkan mereka di dalam rumah. Jadi nanti jumpa di hari kiamat dalam keadaan bersih.
Dirumahkannya wanita ini untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di hati, menyelamatkan
mereka dari segala bentuk kemaksiatan. Dirumahkannya wanita ini untuk dimuliakan agar terjaga
kesucian hatinya, tapi kalau wanita ini sudah keluar rumah maka dia kan menjadi sumber segala
kerusakan dan sumber segala kemasiatan. Manfaat terbesar bagi seorang wanita ini jika dia bisa
bertahan di dalam rumahnya.

Satu orang wanita tidak punya cadar atau punya satu saja untuk keluar masturot tapi dia tinggal di
rumah, ini lebih baik dari satu orang wanita punya sejuta cadar atau pabrik cadar tapi kerja di pom
bensin.

Kerisauan Mubayyin :

Bahkan kalau ada nanti suatu saat restauran karkun tapi pelayannya semuanya wanita-wanita pakai
cadar, bakar saja restauran seperti itu, penghinaan kepada islam, penghinaan kepada tabligh. Kalau
nanti ada yang minta ganti, ganti saja, minta ganti sama saya.

Lalu apa kerja wanita yang kedua di dalam rumah tersebut, selain dari pada mengerjakan sholat dan
dan amaliat ibadat lainnya :

“Wazkurna ma yutla fi buyutikum ayautul bil hikmah innaloha kana fi kumuhadiroh”

Artinya:

“Bacakan, ajarkan kepada kaum wanita yang berada di rumah tadi, apa-apa yang Allah wahyukan
dirumah kalian daripada Al Quran dan hikmah kisah hidup Rasullullah Saw”

Jadi wanita, Sebelum ada SK menteri agama, menteri pendidikan, Allah sudah keluarkan SK melalui
surat Ahzab, Allah sudah angkat para kaum wanita ini menjadi guru-guru di rumah dia. Jadi Allah
menginginkan wanita ini sebagai guru di rumah dia sendiri, inilah target dari kerja wanita.

Jadi target dari kerja masturot ini apa :

1. Tinggal di dalam rumah membersihkan diri dari kotoran-kotoran melalui :

sholat dan ibadat agar à hati tetap suci.

Menghidupkan dari pada sunnah-sunnah Nabi SAW à Suasana Malaikat bukan Kuburan

berkhidmat kepada suami à Ridho Allah

2. Menjadi guru bagi anak-anak mereka sebagai pendidik dan pembina generasi pejuang agama

Keberhasilan dalam kerja masturot ini bukannya dilihat dari banyaknya jumlah jemaah masturoh
dikeluarkan, tetapi dilihat dari banyaknya taklim dihidupkan rumah masing-masing dan semakin
banyak laki-laki atau suami yang didorong istrinya untuk keluar di jalan Allah.

Masalah Maqomi :

Kenapa taklim (masturoh) mahalah berkurang dari laporan subgozari ? ini tidak masalah, ini karena
banyak taklim mahalah yang tidak sesuai dengan tertib. Belum keluar 15 hari, sudah buat taklim
mahalah. Sehingga taklimnya dihentikan, jadi jumlahnya berkurang, ini bagus. Jadi yang paling baik
adalah bagaimana taklim dirumah diutamakan.

Bagaimana kita bisa memfungsikan 2 tujuan medan kerja wanita ini ? Wanita ini merupakan salah
satu pilar atau tiang negara menurut Islam. Jadi negara ini bisa berjalan dengan baik tergantung
daripada wanitanya. Kekuatan islam bergantung daripada wanita. Namun kekuatan wanita ini terdiri
dari 2 hal tadi diam dirumah membersihkan diri dan sebagai pendidik generasi pejuang agama,
penerus ummat rasullullah Saw. Inilah isi daripada bayan ulama kita di bangladesh. Jika ini bisa
terjadi, wanita kembali kepada 2 hal ini

Wanita tinggal dirumah mereka mensucikan diri dari kotoran-kotoran

Sebagai pendidik bagi generasi penerus

maka nanti islam akan tersebar dan akan lahir dari rumah mereka generasi-generasi pejuang agama.
Dari rumah-rumah orang islam akan lahir banyak Hafidz, Ulama, ataupun Da’i, asbab wanita kembali
kepada 2 tujuan tadi. Sebagaimana :

Mariam R.ha tinggal di rumahnya maka Allah mudahkan Rizkinya dan Allah anugerahkan Isa AS.

Siti Hajar R.ha bersabar didalam rumahnya keluar kecuali karena perintah Allah maka Allah
mudahkan rizkinya dari arah yang tidak disangka-sangka dan Allah anugerahkan Ismail AS

Jadi ada 2 hal yang akan Allah anugerahkan jika wanita ini jika mau tinggal dirumah menghidupkan
daripada amal-amal dan mendidik anak dengan baik :

Allah akan mudahkan rizkinya, diberkahi.

Allah akan anugerahkan anak yang sholeh.

Kalau wanita keluar rumah maka dia akan menghadapi 2 hal :

Keberkahan rizki akan Allah cabut

Anak-anaknya tidak akan menjadi orang sholeh

Musuh-musuh islam mereka tahu ini kekuatan daripada wanita ini, maka mereka berusaha
merusaknya 2 perkara ini :

1. Bagaimana wanita ini keluar dari rumah.

Mereka membuat propaganda : “Wanita dalam islam sudah di dzolimin oleh kaum lelaki, dengan
hanya menyuruh mereka untuk tetap dalam rumah saja. Padahal wanita ini dilahirkan equal, setara
dengan laki-laki, maka harus ada kesetaraan gender. Ini namanya emansipasi wanita.”

Sehingga hari ini banyak wanita yang keluar rumah dan di IAIN sendiri suara mereka diwujudkan atas
nama emansipasi dan kesetaraan gender. Akhirnya banyak anak-anak orang islam berpenampilan
seperti orang kafir. Bahkan lebih parah lagi, sampe ada istri kyai tanpa malu-malu menjadi promotor
dan sponsor ide itu agar wanita bisa keluar rumah. Ini adalah cara-cara yahudi dan musuh-musuh
islam menghancurkan kekuatan islam, yaitu dengan mengeluarkan wanita islam dari rumah.

2. Bagaimana wanita ini dirumah tidak bisa jadi pendidik atau guru bagi anak-anaknya.

Mereka membuat strategi jitu yaitu dengan mebuat maraknya TV di rumah-rumah orang islam.
Sehingga apa yang terjadi anak-anak bukan lebih dekat ke ibunya atau belajar dari ibunya, tapi kini
anak-anak lebih dekat ke TV dan lebih banyak belajar dari TV. Guru dari anak-anak ini bukan lagi
ibunya tapi TV, dan tokoh-tokoh seperti superman, batman, dan sebagainya.

Jadi kerja Dakwah ini arahnya kesana yaitu mengembalikan peran wanita ini sebagai ahli rumah dan
pendidik bagi anak-anak.

Tertib dari alim ulama adalah untuk kerja Masturoh ini :

1. Utamakan taklim rumah bukan dibawa keluar 3 hari.


Ini ada karkun baru keluar 3 jangan pulang pulang langsung bawa istri keluar 3 hari bukan speerti itu.
Baru 3 hari pulang-pulang kerumah sudah bilang, “Kamu kalau mau masih sama saya pergi 3 hari
atau hubungan kita sampai disini saja”. Kerja ini bukan seperti itu caranya, hidupkan taklim dirumah
dengan tertib dan istiqomah, ini yang betul.

Kargozari :

Waktu kami di Jordania tahun 1985, ada karkun baru pulang keluar dijalan Allah. Setelah pulang
ujug-ujub bilang sama istrinya bahwa ini TV haram harus dikeluarkan dari rumah. Si istri protest,
“Kamu ini aneh, ini TV kan kamu yang beli, kenapa tiba-tiba baru pulang dari khuruj mengeluarkan
fatwa bahwa ini haram.” Akhirnya ribut sama istri, sang suami bersikeras, “Keluarkan ini TV karena
TV ini tidak baik bagi pendidikan anak.” Apa kata istrinya, “Keluarkan saja TV ini, maka saya akan ikut
keluar bersama TV ini.”

Wanita ini kalau sudah marah pengaruhnya bisa lebih hebat dari setan, Allah bilang dalam AL Quran :

1. “Inkana syaiton kana dhoifa” : Tipu Daya Setan itu lemah

2. “Inkana kunna Adzim” : Tipu Daya Wanita ini besar

Tipu Daya wanita ini lebih hebat dari tipu daya iblis laknatullah alaih.

Contoh :

70 orang wali bawa taskilan kumpul di mesjid, si wali ditaskil langsung siap ambil takaza. Tetapi pada
waktu pulang kerumah istrinya melotot, kata istrinya “Mau Apa Kamu.” Maka si wali ini akan
langsung celeng, lemah, kendor, ciut, akhirnya 70 taskilannya akan kabur semua.

70 orang wali bawa taskilan yang siap keluar, tapi si walinya gak siap. Kalau istri sudah menjadi
partner dalam dakwah, maka dia akan bilang, “Ini tas dan ini uang, silahkan abang keluar ambil
takaza bawa taskilan.” Maka mau gak mau si wali ini pergi juga kalau dibegitukan.

Balik ke cerita, setelah mendapat respond seperti itu dari istrinya, bingung nih karkun, akhirnya balik
ke markaz. Di markaz dia ceritakan semuanya. Maka masyeikh bilang, siapa yang menyuruh kamu
buang TV ? apakah ada di bayan-bayan tangguh kita untuk menyuruh buang TV ? tidak ada, yang ada
hidupkan taklim itu saja. Akhirnya si karkun ini pulang tidak jadi buang TV, tapi apa yang dia
lakukan ? hidupkan taklim. Setelah berhari dia hidupkan taklim, akhirnya istrinya duduk juga dalam
taklim. Hari ke 27 diajaklah istrinya keluar 3 hari masturoh, tapi taklim tetap terus di jaga istiqomah.
Setelah pulang 3 hari, besoknya pulang kerja si karkun tidak melihat TV nya yang biasa ada di ruang
tamu kini tidak ada. Maka si karkun bertanya kepada istrinya, “Kemana TV kita ?” si istrinya bilang,
“ah sudah gak usah diungkit lagi masalah TV”. Si karkun ini penasaran, selesai taklim, dia pergi ke
gudang dia dapati TV nya sudah pecah. Si karkun tanya pada istrinya, “Ini TV kenapa kamu pecahkan,
kan masih bisa di jual.” Maka si istri bilang, “Kan abang bilang TV itu haram, maka kalau kita jual
berarti kita akan makan hasil dari barang haram.”

Jadi suami yang hebat adalah bukan suami yang bisa memecah TV, tetapi suami yang bisa
mentarghib dan mendidik istrinya dengan taklim sehingga si istri mau memecahkan TV. Ada karkun
datang ke saya, “Alhamdullillah ustadz saya sudah hancurkan TV di rumah saya, apakah itu hebat ?”
tidak itu bukan suatu kehebatan, yang hebat itu jika anda bisa buat istri pecahkan TV. Maka dengan
taklim ini adalah pintu masuknya agama dalam rumah.

“Taklim adalah pintu masuknya agama dalam rumah”

Dalam Musyawarah Harian hal yang perlu kita musyawarah termasuk mentarghib karkun-karkun ini
agar menghidupkan taklim rumah mereka. Salah satu problem yang harus di up date setiap
munyawarah harian adalah memfungsikan taklim rumah terlebih dahulu. Fikirnya dalam
musyawarah antara lain bagaimana rumah-rumah karkun di mahalah kita dapat hidup taklim rumah.
Problem taklim rumah dalam musyawarah harian ini jangan ditinggalkan harus terus disisipkan untuk
dimusyawarahkan. Kita fikirkan bagaimana di mahalah kita setiap rumah hidup taklim rumah. Kita
tanya setiap karkun, “Bagaimana sudah hidup belum taklim di rumah kamu ?” saling bertanya dan
saling memberikan masukan. Kalau belum kita fikirkan bagaimana hidup taklim di rumah dia dan kita
targhib dia agar mau menghidupkan taklim di rumahnya. Dalam kargozari di Banglore, ada beberapa
desa yang setiap rumah hidup taklim semuanya. Karkun ini banyak yang aneh, diluar rumah dia jos,
kerja seperti malaikat, tapi ketika di rumah taklim tidak dibuatnya. Inilah kelemahan kita para karkun
dalam kerja dakwah, ngejos di luar rumah, tapi dalam rumah sendiri tidak hidup taklim. Padahal
segala kemaksiatan di dalam rumah kita ini akan hilang dengan menghidupkan taklim didalam
rumah, tidak perlu kita pecahkan TV, hidupkan taklim saja, maka semua masalah rumah akan
terselesaikan.

Karkun setiap tahun berangkat 4 bulan dan setiap hari 8 jam untuk dakwah, tapi aneh kok anaknya
tidak ada yang jadi hafidz atau ulama ? ini kenapa ? karena tidak hidup daripada taklim rumah tadi.
Istri tidak mendukung daripada taklim rumah. Untuk bisa mentarget taklim ada 3 acara :

1. Ketika 2.5 jam khususi di selipkan pembicaraan tentang pentingnya taklim rumah setelah taskyl 40
hari atau 4 bulan.

2.Waktu Jaulah I dan II, akhir dari pembicaraan mubayin targhib tentang taklim rumah

3. Waktu keluar 3 hari dengan Mahalah, di hari ke 3 dijelaskan tentang tanggung jawab suami
terhadap keluarga dan pentingnya menghidupkan taklim rumah.

Jika di satu mahalah hanya ada 2 karkun ditargetkan agar 1 orang karkun bisa dapat 3 orang baru,
lalu menghidupkan taklim rumah maka jumlah karkun bulan berikutnya akan menjadi 8 orang dan 8
rumah hidup taklim rumah. Maka dengan begini jumlah taklim rumah akan terus bertambah dalam
bulan berikutnya. Taklim ini adalah pintu masuknya agama ke rumah-rumah kita, yang akan
membuat sunnah-sunnah Nabi Saw hidup di rumah-rumah kita.

Taklim rumah ini dibagi 2 :

Taklim Fadhilah Amal

Mudzakaroh 6 sifat

Untuk 2 bagian ini kita lakukan dalam 30 menit saja sebagai tahap awal, jangan kelamaan nanti pada
kabur. Namun dilakukan secara terus menerus dan bertahap sampai 2.5 jam. 30 menit ini dibagi lagi
yaitu 20 menit taklim kitabi dan 10 menit mudzakaroh. Tertib membaca Fadhilah amal ini berurut
sehingga terbaca 7 bab fadhilah tadi. Jadi 1 bab dapat dibaca 3 menit kurang lebih, sisanya 10 menit
buat mudzakaroh.

Jika ini diamalkan taklim rumah seperti ini, maka agama akan masuk melalui taklim ini kedalam
rumah kita. Sehingga nanti istri dan anak-anak kita akan tergairahkan untuk menghidupkan sunnah-
sunnah Nabi SAW dirumah kita. Salah satu sunnah Nabi SAW ini adalah kesederhanaan hidup. Istri
dan anak-anak kita akan tersuasanai untuk hidup sederhana. Dengan taklim rumah yang hidup,
kesederhaan ini akan wujud dalam kehidupan rumah tangga kita : makan jadi sederhana, pakaian
yang sederhana, rumah juga sederhana saja, isi rumah sederhana saja. Inilah yang dimaksudkan
dengan mensederhanakan keperluan hidup, sehingga uang yang biasa kita hambur-hamburkan
untuk keperluan, bisa kita gunakan untuk menyambut takaza agama.

Adab Terhadap Tamu


Untuk keperluan kita sendiri dan keperluan rumah kita boleh kita sederhanakan, namun kalau
kedatangan tamu maka kita harus lebihkan jangan disederhanakan. Contoh : kalau yang makan
anggota keluarga saja, boleh kita makan sayur dan telor ceplok saja, tapi kalau kita kedatangan tamu
maka kita potong ayam atau potong kambing untuk tamu kita. Jangan sampae sehari-hari kalau kita
makan keluarga pake kambing atau ayam, giliran tamu datang hanya kasih telor saja.

Maka dengan taklim rumah dan dibantu dengan didikan dari ibunya, maka nanti anak-anak kita akan
terbentuk dengan agama. Sehingga nanti akan banyak anak-anak yang dikirm ke pondok-pondok
pesantren, lahirlah hafidz-hafidz dan ulama-ulama, penerus generasi berikutnya. Saya suka
perhatikan banyak santri-santri di pondok saya atau di pondok-pondok lain, ini santri-santri tidak
kerasan di pondok. Ini disebabkan ibu dari ini anak, suka kangen, jadi sering disuruh pulang akhirnya
pendidikannya di pesantren terganggu dan merusak suasana yang seharusnya bisa menjadi
kebiasaan santri tersebut.

2. Hidupkan Musyawarah Harian dengan Istri

Apa yang kita musyawarahkan ? pertama kita sederhanakan musyawarah kita dengan menggilir
orang yang membaca taklim kitab dan pemberi mudzakaroh dan materi mudzakaroh. Jangan kita
terus yang baca taklim dan mudzakaroh, nanti pas kita tidak ada, maka tidak hidup taklim di rumah.
Lalu kalau sudah terbiasa baru di libatkan dalam dalam fikir atas takaza-takaza yang dibicarakan
dalam musyawarah mahalah ataupun halaqoh. Apa yang dibentangkan dalam musyawarah mahalah
atau halaqoh kita sampaikan dalam musyawarah di rumah, baik itu dalam bentuk kargozari ataupun
takaza.

Contoh :

“Tadi di mahalah dibentangkan ada jemaah butuh satu orang lagi untuk berangkat ke China” lalu istri
yang sudah menjadi partner dalam dakwah ini akan bilang, “Kalau gitu abang saja yang berangkat.”

“Minggu pertama atau kedua atau ketiga atau keempat, kita musyawarahkan anak kita yang
keberapa yang berangkat 3 hari diminggu pertama, atau menantu kita berangkat di minggu
berikutnya, mertua kita di minggu ketiga, dan kita minggu ke empat. Mari kita musyawarahkan.”

Dengan hidupnya musyawarah harian maka suasana dakwah akan hidup di rumah kita. Lalu dalam
musyawarah juga kita bicarakan target keluar masturoh istri kita yang 3 hari setiap 3 atau 4 bulan,
dan takaza-takaza masturoh seperti keluar 15 hari ataupun 2 bulan.

3. Pelajari Masa’il dan di tanyakan kepada Ulama

Bagaimana dalam masa’il ini istri kita bertanya kepada kita, dan pertanyaannya dapat kita tanyakan
kepada Ulama, lalu kita sampaikan kembali kepad istri kita. Jangan sampai jadi istri sudah 10 tahun,
tetapi rukun mandi junub tidak tahu. Jika ditanya apa rukun mandi junub, lalu istri jawab, “rukun
mandi junub ini ada dua yaitu air dan sabun.” Jawaban apa itu, 10 tahun jadi istri tapi tidak tahu
rukun Junub. Apa itu Istri karkun menjawab rukun mandi junub itu air dan sabun ? Ini adalah
kewajiban kita sebagai suami mengajarkan istri ilmu masail walaupun melalui pertanyaan-
pertanyaan kepada ulama.

Taklim berikutnya adalah Taklim Mahalah bukan di Halaqoh. Persyaratan adalah :

1. Ada karkun-karkun lama yang sudah paham menghandle kerja masturoh.

2. Ada beberapa istri karkun yang sudah pernah keluar 15 hari atau 40 hari atau 3 hari berkali-kali
yang bisa menghandle kerja masturoh
3. Rumah harus munasib yaitu tertutup, dan musyawarah dilakukan oleh rijal oleh laki-laki. Pembaca
kitab harus yang bisa baca, lancar bacanya dan yang sudah pernah keluar masturoh.

Contoh : Jadi dalam musyawarah harus dipilih istri yang lancar membacanya dan sudah pernah
keluar 3 hari. Jika ada istri yang tidak lancar baca kitabnya, atau gagap, jangan dipaksakan. Jika
dipaksakan padahal istri yang membaca ini sudah pernah keluar 3 hari, tapi dia gagap, lalu ditegor
sama ibu-ibu yang belum pernah keluar 3 hari, nanti akan menyebabkan yang membaca ini minder,
lalu kitabnya akan dilanjutkan kepada yang belum pernah keluar tapi lancar membacanya.

Disini telah terjadi 2 kesalahan :

Kesalahan memilih yang gagap dalam membaca

Menyerahkan kitab kepada yang lancar membacanya tanpa musyawarah

Jika hal ini berulang terus dalam taklim mahalah, maka nanti perempuan yang sama yang lancar
membacanya, fasih, tapi belum pernah keluar 3 hari, lama-kelamaan dia akan memakai buku-buku
lain yang tidak ditertibkan (selain fadhilah amal atau riyadhus shalihin), tanpa musyawarah. Sekali
waktu boleh ada bayan, dua bulan sekali atau lebih, namun yang memberi bayan harus orang yang
sudah mengerti kerja masturoh atau dari jemaah masturoh yang bergerak. Ada ustadz tapi belum
pernah keluar masturoh, lalu dia bayan, yang dibahas masalah tertib yang dia belum tau, kacau
jadinya. Kalau semua persyaratan ini sudah terpenuhi, maka dimusyawarahkan di Halaqoh, lalu
diberitahukan di Markaz.

4. Bawa istri kita keluar 3 hari setiap 3 – 4 bulan sekali, lalu 15 hari, dan 40 hari atau 2 bulan IPB

Jika istri kita ini sudah 3 kali keluar 3 hari maka kita bawa istri kita ini keluar 15 hari. Lalu setelah
pulang 15 hari, bawa lagi istri kita keluar 3 hari, 3 atau 4 bulan berikutnya sampai 3 kali. Baru setelah
itu bawa istri kita keluar 40 hari ataupun 2 bulan masturoh India Pakistan Bangladesh. Dalam satu
tahun dia sudah keluar 3 kali 3 hari + 15 hari. Jangan sampai setelah keluar 3 hari ataupun 15 hari
sesudahnya jadi sepi, pensiun tidak keluar lagi, maka jazbah yang terbentuk oleh istri kita nanti akan
hilang. Jadi harus diprogramkan secara rutin berdasarkan tertib yang sudah diatur.

Untuk jemaah 3 hari harus ada 2 atau 3 pasang orang lama dan selebihnya boleh 3 atau 4 pasang
orang baru. Bagi yang sudah pernah keluar 15 hari atau 40 hari masturoh, sudah harus menyiapkan
jemaah 3 harinya dengan tertib yang benar, diatur untuk program berikutnya, jangan pensiun. Jadi
agar jazbahnya tidak hilang, bagi yang sudah keluar 15 hari atau 40 hari atau 2 bulan IPB, sudah
harus bisa mengatur jadwalnya untuk keluar 3 hari 3 – 4 bulan berikutnya.

Kalau diperhatikan masalah ini, maka manfaatnya ada 2 hal :

1. Kalau tertib 3 hari untuk keluar setiap 3 – 4 bulan dijaga, maka jazbah istri kita yang didapat ketika
keluar ini akan terjaga dan dan suami istri ini sudah berhak untuk dikirim dakwah ke negara-negara
lain.

2. Orang-orang yang baru akan mendapatkan manfaat dari pasangan-pasangan yang sudah keluar 40
hari + 3 hari secara istiqomah.

Lalu pasangan yang sudah 15 hari harus kita pikirkan bagaimana dia bisa berangkat 40 hari. Kalau dia
belum dapat 40 hari maka perlu di ingatkan tentang tertib yang perlu dijaga untuk menjaga jazbah
istri kita, yaitu keluar 3 hari setiap 3 – 4 bulan secara istiqomah. Jadi untuk menjaga syarat-syarat
keluar masturoh adalah tanggung jawab dari pada penanggung jawab daerah dan syuro. Targhib
keluar ini penting, tapi juga harus diperhatikan syarat- syarat keluar jangan sampai dilanggar.
Syarat untuk keluar 3 hari masturoh, maka suami sudah harus keluar 3 hari sebelumnya. Orang baru
jangan ditaskyl untuk masturoh. Maka dalam bayan masturoh ini, mubayin tidak boleh mentaskyl.
Contoh : “Coba ibu-ibu siapa yang belum 4 bulan IPB catat nama, atau siapa yang siap berangkat 40
hari.” Ini tidak ada tertib yang seperti ini jadi jangan dilakukan. Taskilan setelah bayan masturoh ini
hanya 2 saja :

Taskyl mempersiapkan suaminya untuk berangkat keluar 40 hari ataupun 4 bulan dari mahalah.

Taskyl menghidupkan taklim rumah

Syarat untuk keluar bagi masturoh :

1. Syarat keluar 3 hari masturoh suami harus sudah pernah keluar 3 hari. Suami yang belum pernah
keluar 3 hari tidak boleh keluar 3 hari masturoh.

2. Syarat keluar 15 hari masturoh, maka suaminya sudah harus pernah keluar 40 hari minimal dan
dalam rombongan diusahakan harus ada 2 pasangan yang sudah berangkat 40 hari masturot untuk
mengangkat kerja yang 15 hari.

3. Syarat keluar 40 hari masturoh, ini untuk suami yang sudah pernah keluar 4 bulan.

4. Untuk keluar 2 bulan IPB ini ada sedikit kemudahan, yaitu cukup dengan keluar 3 hari secara
istiqomah selama 5 kali. Ini karena ke IPB ini untuk belajar, namun suami sudah harus pernah ke IPB
sebelumnya.

5. Syarat untuk membawa istri takaza ke negeri jauh maka pasangan ini harus sudah pernah ke IPB.
Jika belum pernah tidak dibenarkan untuk ambil takaza negeri jauh. Kalau hanya bisa 40 hari pergi ke
india saja, tidak usah ke pakistan ataupun bangladesh.

6. Syarat ke Negeri jiran / tetangga boleh dalam jemaah ini pasangan yang baru 15 hari namun harus
didampingi minimal oleh 2 pasang yang sudah ke IPB.

Syarat untuk menerima jemaah 3 hari masturoh :

1. Minimal sudah pernah keluar 3 hari suami-istri

2. Rumah di usahakan tertutup bukan terbuka untuk umum atau terlihat tempat jemuran oleh
umum.

3. Rumah yang didatangi jemaah, maka tuan rumahnya tidak boleh ada yang daftari atau pergi baik
suami ataupun istri. Contoh misalnya : lagi ada jemaah suaminya pergi kerja ini tidak boleh, ataupun
istri ada acara keluarga ini tidak boleh.

Syarat Nusroh jemaah 3 hari masturoh :

1. Tidak boleh bawa anak untuk menghindari gangguan, anak boleh diatur untuk dititipkan sama
orang yang dipercaya maupu sama keluarga karkun mahalah.

2. Di usahakan jangan ikut makan dengan tamu yaitu sama jemaah gerak masturoh, justru
dianjurkan membawa makanan untuk jemaah. Jangan bawa makanan tapi makanan habis sama kita
juga di tempat jemaah, bahkan ngabisin makanan nusroh yang lainnya juga. Jangan seperti itu.
Usahakan setelah selesai dzuhur langsung pulang agar tidak menggangu tamu untuk makan, nanti
waktu program berikutnya balik lagi.

Tambahan penulis :
Jangan memberatkan tuan rumah, jatah teh cuman untuk 10 orang, tapi yang datang karkun 30
orang, kasihan tuan rumah, bawa saja air masing-masing. Minimal kalau tidak bisa bantu makanan,
jangan menyusahkan tuan rumah. Kalau tidak bisa bantu makanan, bantu yang lain seperti nyuci,
ngebersihin, atau ngerapihin dengan ijin tuan rumah.

Jadi penting kita bawa istri kita ini menjadi partner dalam dakwah, maka ini akan memacu kerja kita
lebih cepat. Nabi SAW sabdakan : 2 rakaat sembahyang orang yang sudah nikah ini 70 derajat lebih
afdhol dibanding yang belum nikah. Maksudnya apa ? ini seperti kecepatan yang kekuatannya ini 1 :
35 (satu berbanding tiga lima). Ibarat kecepatan mobil 100 km/jam ini yang tanpa istri, kalau dengan
istri bisa 35 x 100 km/jam jadi 3500 km/jam, sangat cepat, seperti kecepatannya jet tempur. Insya
Allah kita semua niat.

Anda mungkin juga menyukai