Anda di halaman 1dari 4

TIPS UNTUK PARA JOMBLO

…‫ والصاله والسالم على رسول هللا‬،‫الحمد هلل‬


Buat para jomblo, ada tips untuk kalian tentang bagaimana cara mencari jodoh.
Mencari jodoh itu bisa dikatakan susah-susah gampang atau gampang-gampang susah.
Namun tentunya bagi para jomblo yang ingin menikah, hendaklah yang menjadi tolak ukur
yang paling utama dan yang paling pertama adalah agama. Karena Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫تُ ْنك ُح ْال َمرْ َأةُ ألرْ بَ ٍع‬


“Wanita itu dinikahi karena empat” Yaitu:

1. ‫( ولِ َج َمالها‬kecantikannya)
2. ‫( لمالها‬hartanya)
3. ‫( ولِ َح َسبها‬keturunannya)
4. ‫( َولدينها‬agamanya)

Kata Rasulullah apa?

‫اك‬ ْ َ‫ت الدِّي ِن تَرب‬


َ ‫ت يَ َد‬ ْ َ‫ف‬
ِ ‫اظفَرْ بذا‬
“Maka carilah oleh kamu yang memiliki agama, niscaya kamu akan beruntung.”

Karena kecantikan akan pudar, sedangkan agama tidak. Secantik apapun ketika anda
telah memilikinya, pasti ada rasa bosan. Lalu Anda akan melihat dan melirik wanita lain yang
lebih cantik. Tapi untuk agama, itulah kebahagiaan. Oleh karena itulah Anda yang ingin
mencari jodoh, hendaknya tolak ukur yang pertama dan parameter yang pertama kamu
jadikan acuan adalah “Dia wanita sholehah atau bukan? Dia wanita yang punya akhlak dan
agama atau tidak?” Itu acuan kita.

Nah, ketika kita ingin mendapatkannya ini, apa yang harus kita lakukan?
Saya ingin mendapatkan wanita yang shalihah, sesuai dengan idaman saya. Bagaimana yang
kita lakukan?

1. MENGHUBUNGI TEMAN-TEMAN SHALIH

Kita bisa menghubungi teman-teman yang sudah lama ngaji yang barangkali
dia punya relasi atau teman-teman yang sudah menikah lalu barangkali istrinya bisa
mencarikan akhwat-akhwat yang juga yang masih jomblo. Sehingga pada waktu itu
dengan cara kita meminta dicarikan dengan teman-teman yang shalih dan shalihah,
barangkali kita bisa mendapatkan yang shalih dan shalihah. Dalam hal ini kita
berusaha untuk ta‘awun ‘alal birri wa taqwa (saling bahu-membahu, saling tolong
menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan).

Namun ingat, kalau kita ingin mendapatkan istri yang shalihah, kita pun juga
harus menjadi lelaki yang shalih. Jangan sampai “Saya ingin punya wanita yang
shalihah, yang hafidzah”, tapi sementara dirinya sendiri masih jauh dari keshalihan.
Bagaimana?
Ada orang bertanya, “Ustadz, saya ingin punya istri seperti Khadijah.” Saya
katakan kepada dia, “Kalau begitu kamu harus seperti Rasulullah.” Berkhayal ingin
punya istri seperti Khadijah sementara kita tidak seperti Rasulullah. Kita ingin punya
istri seperti Fatimah, tapi kita tidak seperti Ali bin Abi Thalib. Maka kita pun juga
harus memperbaiki diri.

Ini tips yang pertama.. yaitu kita coba cari tahu teman-teman kita terutama yang sudah
menikah, relasi-relasi, untuk kita hubungi mereka barangkali ada akhwat yang juga masih
jomblo dan siap menikah.

Kalau sudah kita mendapatkannya, apa yang kita lakukan?

2. NADZOR (MELIHAT)

Nah, Islam menganjurkan kita untuk nadzor. Hal ini sebagaimana Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫انظر إليها‬
“Lihatlah wanita yang hendak kamu nikahi itu”

Namun kata Syaikh Utsaimin Rahimahullah bahwa nadzor boleh dilakukan


dengan beberapa syarat:

1. Sudah ada keingingn kuat untuk menikah. Sehingga tidak seperti orang yang
sebatas melihat-lihat saja. Ini haram hukumnya, saudaraku.
2. Tidak boleh berdua-duaan dengan wanita tersebut saat nadzor. Wajib
ditemani oleh walinya. Maka dari itu kalau kita ingin menadzor seorang
akhwat kita harus menghubungi walinya terlebih dahulu. Misalnya dengan
cara telepon, “Maaf Pak, saya boleh nggak nadzor putri Bapak, saya ingin
menikah.” Kalau walinya tidak mengizinkan, ya sudah. Makanya kata Syaikh
Utsaimin Rahimahullah kalau kita tidak ada perjanjian dulu dengan wali
wanita tersebut, kita harus yakin dulu kira-kira kita bakal diterima atau tidak
oleh walinya. Jangan-jangan pas kita datang ke rumahnya diusir oleh walinya.
Tentu yang seperti ini tidak bagus.
3. Nadzor sebatas yang dibutuhkan saja, nggak boleh lebih.
Terjadi ikhtilaf diantara para ulama, apa yang harus dilihat.
Kalau jumhur mengatakan cukup wajah dan telapak tangan. Karena wajah
mewakili kecantikan sedangkan telapak tangan itu menunjukkan dia kurus
apa tidak. Sedangkan sebagian ulama berpendapat bahwa yang boleh dilihat
adalah semua yang biasa tampak di rumahnya di depan mahram-mahramnya
(ayah, kakak dan adiknya). Yaitu rambut, leher, lengan, betis. Seperti ini boleh
dan ini yang dirajihkan oleh Syaikh Sayyid Sabiq, juga dirajihkan oleh Syaikh
Albani Rahimahullah, demikian pula Syaikh Utsaimin merajihkan pendapat ini
dan pendapat ini juga yang saya rajihkan. Hal ini berdasarkan hadits Jabir,
bahwa jabir mengatakan “Aku ingin menikahi seorang wanita dan aku
berusaha untuk melihat di rumahnya” Berarti yang biasa tampak di
rumahnya. Maka dari itu saudaraku sekalian, boleh melihat rambutnya.
Terkadang wajahnya cantik, pas dibuka rambutnya aneh. Itu pendapat yang
shahih, yang rajih, wallahu a’lam..

3. JAUHI PELANGGARAN-PELANGGARAN SAAT TA’ARUF

Setelah kita Nadzor, kita tidak boleh berbincang-bincang memuaskan


keinginan (syahwat), disaat kita nadzor pun kita tidak boleh kita cekakak-
cekikik, bercanda dengan dia dan yang lainnya. Sebatas kita melihat, hati kita sudah
cocok, dia juga melihat kita, sudah selesai.

Setelah itu juga tidak boleh dilanjutkan dengan hubungan telepon-teleponan,


chatting-chattingan seperti halnya dilakukan oleh banyak ikhwah di zaman sekarang
dengan alasan katanya pengen kenalan. Apalagi sampai pacaran, na’udzubillah.. Ini
jelas fitnah, saudara.

Lalu bagaimana saya bisa tahu akhlaknya dia?

Kan kita bisa tanya kepada walinya, kepada kakaknya, kepada adiknya,
kepada teman akrabnya, bagaimana akhlak si wanita tersebut, bisa kita tanya
kepada orang-orang dekatnya. Tentu ini adalah perkara-perkara yang harus
diperhatikan bagi mereka yang mau ta’aruf dengan seorang akhwat. Jangan sampai
memudah-mudahkan. Jangan sampai di sini bermain syahwat kita. Semua kita harus
sesuai dengan syariat, bukan sesuai dengan syahwat dan keinginan.

Nah, dari itulah wahai para jomblo, selamat mencari pasangan Anda. Jangan
lama-lama ngejomblo ya, ngejomblo itu kurang bagus.
Kata Umar bin Khattab, “Orang yang menunda-nunda nikah itu tidak lepas
dari dua; apakah dia orang impoten (nggak punya nafsu) atau dia orang fasik. Nah,
Anda yang mana dari dua ini?

Maka, wahai para jomblo, sadarilah bahwa menikah itu adalah


menyempurnakan setengah agama Anda kata Rasulullah. Itu kebaikan buat kita.

Anda mungkin juga menyukai