Anda di halaman 1dari 17

MODUL 3

Laporan Kasus

ANEMIA TERKAIT KEHAMILAN

Oleh:

IVANY FADILAH NASUTION


18100707360804030

PEBRI LIZA
18100707360804027

Dosen Pembimbing: drg. Fitria Mailiza Sp.PM

BAGIAN ORAL MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung

hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh

(Proverawati, 2013). Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada

ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu

hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan

Eropa 25,1 %. (Salmariantity, 2012).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,

prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1%. Pemberian tablet

Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami

peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %. Meskipun

pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil

yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode

kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian

anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia

terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia

subur (WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan

kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari

anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan

akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya (Noverstiti, 2012).


Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan

fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu

hamil sebelumnya. Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang

signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20 - 30 %, sehingga

memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat

hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah

untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30 % lebih

banyak dari pada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).

Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di rongga mulut,

salah satunya adalah anemia terkait kehamilan. Gambaran klinis anemia pada

rongga mulut berupa atropik glossitis, mukosa pucat, angular cheilitis, atropik

glossitis, hilanggnya papila lidah, menyebabkan lidah lunak dan kemerahan yang

menyerupai geographic tounge (Noormaniah dan Hidayatullah)


BAB 2
LAPORAN KASUS

Status Umum Pasien

Nama : Jeni Selvi Yanti

Umur : 31 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sungai Latung Kampung Jambak RT 003/002.

Batipuh Panjang. Koto Tangah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Perkawinan : Kawin

Kebangsaan/suku bangsa : Minang

Tanggal Pemeriksaan : 29 Oktober 2018

Anamnesa

1. Keluhan Utama : Seorang pasien perempuan datang ke RSGM

Baiturrahmah dengan keluhan adanya perubahan warna pada gusi, pasien

mengeluhkan gusi berdarah pada saat menyikat gigi. Pasien merasa sering

kelelahan pada saat beraktivitas, pasien dalam kondisi hamil 5 bulan. Dan

pasien belum pernah ke dokter gigi.

2. Riwayat Penyakit : disangkal

3. Keadaan Umum :

Kesadaran : CM (compos mentis)

Tekanan darah : 80/60 mmHg

Nadi : 76/menit

Suhu : 37 o C
Respirasi : 15/ menit

4. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi 6 bulan terakhir: disangkal

5. a. Keadaan Sosial : disangkal

b. Kebiasaan Buruk : disangkal

6. a. Riwayat Keluarga : disangkal

b. Riwayat Penyakit : disangkal

c. Hubungan dengan penderita: -

Pemeriksaan Klinis

1. Ekstra Oral

a. Muka

Wajah : Simetris

Mata : Pucat

Pipi Kanan/Kiri : Normal

Bibir Atas/Bawah : Normal

TMJ : Normal

Lain-lain (e.g.:telinga,hidung) : Normal

b. Kelenjar Getah Bening

Kelenjar Submental :-

Kelenjar Submandibula :-

Kelenjar Servikal :-
2. Intra Oral

a. Gigi Geligi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

b. Mukosa Labial Atas/Bawah : Pucat


c. Mukosa Bukal Kiri/Kanan : Pucat
d. Frenulum : Sedang
e. Uvula : Normal
f. Lidah : Pucat
g. Dasar Mulut (Kelenjar Sublingualis) : Normal
h. Palatum : Sedang
i. Tonsil Kanan/Kiri : Normal
j. Kelenjar Saliva : Normal
k. Kebersihan Mulut : baik

Gambar 1: (a) gusi terlihat pucat (b) palatum terlihat pucat (c) lidah terlihat licin (d) mukosa bukal
terlihat pucat ditambah adanya cheek biting
3. Diagnosa Klinis : Anemia Terkait Kehamilan
4. Prognosis : Ad bonam
5. Rencana Perawatan :
Non Farmakologis
1. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi minimal 2x
sehari.
2. Instruksikan pasien memakan makanan yang bergizi
(karbohidrat, protein, dan buah-buahan).
3. Mengurangi aktivitas berat.
4. Instruksikan pasien untuk rutin meminum obat penambah
darah.
5. Instruksikan pasien untuk rutin memeriksakan kehamilan ke
posyandu terdekat setiap bulan
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Anemia Terkait Kehamilan

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung

hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh

(Proverawati, 2013).

Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan

fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan, umur, janin, dan kondisi ibu

hamil sebelumnya. Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang

signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat sebesar 20-30%, sehingga

memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat

hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah

hingga 30% lebih banyak pada sebelum hamil (Noversiti, 2012).

Penyebab anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi dalam tubuh.

Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya

zat besi , asam folat, dan vitamin B12 dikarenakan asupan yang tidak adekuat atau

ketersediaan zat besi yag rendah (Alleyne M, dkk; Brown LS, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil yaitu adanya

faktor dasar, faktor langsung, dan faktor tidak langsung.

a. Faktor Dasar

1. Sosial ekonomi

Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis

akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik


pula. Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan

berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh

terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil

(Sulistyawati, 2009).

2. Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin

tinggi pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran

untuk mencegah terjadinya anemia.

3. Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi

pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat

pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam

upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga.

b. Faktor tidak langsung

1. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus

anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi

infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk

menjalani pengawasan antenatal.

2. Umur Ibu

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang

hamil, akan berpe ngaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.


Umur muda (<20 tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena

selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkem bangan dirinya

sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung.

Sedangkan untuk umur yang tua diatas 30 tahun perlu energi yang

besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan

diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan

energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung (Kristiyanasari, 2010).

c. Faktor Langsung

1. Kecukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untu menanggulangi anemia

gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil.

2. Jarak kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2

tahun.

3. Paritas

Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa

memperhatikan apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan

frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan

aborsi.

4. Status gizi

Maulana (2010) kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan

akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia,

sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan


pada janin akan terhambat, sehingga janin akan mengalami

gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu

pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan.

5. Penyakit Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu

umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan

terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan

terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali menyebabkan

kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas

hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi

dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria

dapat menyebabkan anemia.

B. Gambaran Klinis Anemia Terkait Kehamilan

1. Gejala Umum Anemia

Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic

syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar

hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah,

lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga

mendenging. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat,

terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku (Bakta,

2006). Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar

hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia

akan jelas.
2. Manifestasi di rongga mulut

Manifestasi pada rongga mulut berupa atropik glossitis, mukosa

pucat, dan angular cheilitis. Atropik glossitis, hilangnya papila

lidah, menyebabkan lidah lunak dan kemerahan yang menyerupai

migratori glossitis. Migratori glossitis, dikenal juga dengan sebutan

geographic tongue, merupakan suatu kondisi lidah yang tidak

diketahui penyebabnya yang mempengaruhi 1-2% populasi. Hal

tersebut mengakibatkan lesi kemerahan, non- indurasi, atropik dan

dibatasi dengan sedikit peninggian pada lidah, pinggir yang nyata

dengan warna yang bermacam-macam dari abu-abu sampai putih.

Pada atropik glossitis, area-nya tidak mempunyai batas keratotik

putih dan cenderung meningkat ukurannya daripada perubahan

posisinya. Pada kasus yang lebih parah, lidah menjadi lunak.

Angular cheilitis, terjadi pada sudut bibir, yang disebabkan karena

infeksi candida albicans menyebabkan kemerahan dan pecah-

pecah, serta rasa ketidaknyamanan (Noormaniah dan

Hidayatullah). Pada laporan kasus ini ditemukan manifestasi pada

rongga mulut pasien terlihat pucat pada bagian-bagian tertentu.

Seperti pada mukosa bukal, gingiva, dan palatum.

C. Perawatan

Penanggulangan anemia pada ibu hamil. Menurut (Prawiroharjdo, 2008)

upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi anemia akibat kekurangan besi

adalah sebagai berikut :

1). Dengan meningkatkan konsumsi makanan yang kaya zat besi, terutama
dari sumber hewani yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging.

Selain itu perlu ditingkatkan makanan yang banyak vitamin C dan

vitamin A untuk membantu penyerapan besi dan membantu proses

pembentukan hemoglobin.

2). Fortifikasi yaitu menambahkan besi, asam folat, vitamin A dan asam

amino essensial (fortifikasi) pada bahan makanan yang dimakan secara

luas oleh kelompok sasaran.

3). Suplementasi zat besi secara massal pada kelompok sasaran selama

jangka waktu tertentu.


BAB 4
KESIMPULAN

Pada laporan kasus anemia terkait kehamilan dapat dilihat pada gejala

umum pasien merasa sering kelelahan apabila sering beraktivitas, lemah dan lesu.

Setelah dilakukan pemeriksaan ekstra oral terlihat konjungtiva mata pasien lebih

pucat dan pada pemeriksaan intraoral ditemukan mukosa bukal kiri dan kanan

terlihat pucat, gingiva, lidah dan palatum.


DAFTAR PUSTAKA

Salmariantity. (2012). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada


Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2012. Jakarta: FK UI.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maulana, Mirza. 2010. Panduan Lengkap Kehamilan: Memahami Kesehatan


Reproduksi, Cara Menghadapi Kehamilan, dan Kiat Mengasuh Anak.
Jogjakarta: Kata Hati.

Noverstiti, Elsy. (2012). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air
Dingin Kota Padang tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.

Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjdo.
HALAMAN PENGESAHAN

ANEMIA TERKAIT KEHAMILAN

CASE BASED DISCUSSION Ini Telah Disetejui oleh Pembimbing

Oleh:

IVANY FADILAH NASUTION


18100707360804030

PEBRI LIZA
18100707360804027

Menyetujui

Pembimbing

drg. Fitria Mailiza Sp.PM


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan case based discussion yang

berjudul “Anemia Terkait Kehamilan” sebagai salah satu syarat guna memenuhi

requirment klinik pada bagian oral medicine.

Perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang tulus ikhlas serta

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu drg. Fitria Mailiza Sp.PM selaku

pembimbing yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama

menempuh pendidikan di FKG Baiturrahmah.

Akhir kata penulis berharap semoga case based discussion ini dapat

bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi

semua pihak yang memerlukan.

Padang, November 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai