Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA DEPOK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEMIRIMUKA
Jl. Margonda Raya Gg. Ciliwung RT 002/RW 001 Kel. Kemirimuka Kec. Beji Depok 16423
Email : puskesmas.kemirimuka@gmail.com Telp (021) 22725273

KEPUTUSAN
KEPALA PUKESMAS KEMIRIMUKA
NOMOR : 060 / 012 /I/Kpts/PKM/Huk/2019

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI, KIA/KB,


KONSELING GIZI, KONSELING KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
TUBERKULOSIS
PUSKESMAS KEMIRIMUKA 2019

KEPALA PUSKESMAS KEMIRIMUKA,


Menimbang : a. bahwa pelayanan Imunisasi, KIA/KB, Gizi Klinis, Konseling
Kesehatan Lingkungan dan Tuberkulosa di Puskesmas
Kemirimuka harus memperhatikan mutu dan keselamatan
pasien;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga dan meningkatkan mutu
pelayanan klinis, maka perlu disusun kebijakan
penyelenggaraan pelayanan Imunisasi, KIA/KB, Gizi Klinis,
Konseling Kesehatan Lingkungan dan Tuberkulosa di
Puskesmas Kemirimuka;
c. bahwa untuk kebutuhan tersebut pada butir a dan b di atas
dipandang perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala
Puskesmas Kemirimuka tentang pelayanan Imunisasi,
KIA/KB, Gizi Klinis, Konseling Kesehatan Lingkungan dan
Tuberkulosa .
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan
Kotamdaya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3858);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014, tentang Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tntang
Pedoman dan Penyelenggaraan Imunisasi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 13 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014
mengenai upaya perbaikan Gizi;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2016
tentang Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten Kota;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 296 tahun 2008
tentang Pengobatan Dasar Puskesmas;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 035 tahun 2012
tentang Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
15. Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 27 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN


IMUNISASI, KIA/KB, GIZI KLINIS, KONSELING
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN TUBERKULOSA
PUSKESMAS KEMIRIMUKA

KESATU : Menetapkan tentang Pedoman Penyelenggaraan


Pelayanan Imunisasi, KIA/KB, Gizi Klinis, Konseling
Kesehatan Lingkungan dan Tuberkulosa Puskesmas
Kemirimuka seperti tercantum dalam lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan


dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka akan dilakukan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Depok
pada tanggal 1 April 2019
KEPALA PUSKESMAS KEMIRIMUKA,

HILMA HANDAYANI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KEMIRIMUKA
NOMOR : : 060 / 012 /I/Kpts/PKM/Huk/2019
TANGGAL : 1 APRIL 2019

PPEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI, KIA/KB,


GIZI KLINIS, KONSELING KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
TUBERKULOSA PUSKESMAS KEMIRIMUKA

A. PELAYANAN IMUNISASI
1. Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
imunisasi.
2. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya akan mnegalami sakit ringan.
3. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,
atau masih hidup tapi dilemahkan, atau masih utuh atau bagiannya,
atau yang telah diolah berupa toksin mikroorganisme yang telah
diolah menjadi toksoid, atau protein rekombinan yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara
aktif terhadap penyakit tertentu.
4. Pola ketenagaan minimal untuk penyelenggaraan manajemen
pelayanan imunisasi di Puskesmas Kemirimuka adalah Fungsional
Bidan/Perawat Terampil dengan kompetensi minimal D III
Kebidanan/Keperawatan dengan jumlah tenaga utama 1 orang dan
tambahan 2 orang.
5. Bidan/Perawat yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Izin Kerja
Perawat (SIKP).
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dan asuhan
Keperawatan terkait dengan pelayanan imunisasi, pelayanan
promotif, preventif, serta pencatatan dan pelaporan imunisasi.
6. Pelayanan imunisasidi koordinir oleh koordinator imunisasi yang
dibantu Bidan/Perawat sebagai tenaga pelaksana (vaksinator).
7. Pelayanan imunisasi dalam gedung setiap hari Selasa dan Jumat
di Puskesmas Kemirimuka.
8. Tersedia ruangan imunisasi (bersatu dengan ruang KIA-KB, hanya
dibedakan jadwalnya) dan ruangan cold chain.
9. Jenis pelayanan imunisasi yang tersedia di Puskesmas
Kemirimuka adalah :
a. Imunisasi Dasar : Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diptheria
Pertusis Tetanus-Hapatitis B Hemophilus Influenza type B
(DPT-HB-Hib), Hepatitis B, Polio, Campak
b. Imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib dan Campak untuk anak usia
bawah 3 tahun, Diptheria Tetanus (DT) dan Tetanus Doptheria
(TD) dan Campak untuk anak usia Sekolah Dasar, Tetanus
Toxoid (TT) untuk wanita usia subur.
10. Pencatatan dilakukan dalam :
a. Rekam Medik pasien imunisasi yg berisi keterangan/informasi
tentang :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis, status ASI, pemeriksaan fisik dan
diagnosis
4) Rencana penatalaksanaan imunisasi
5) Pelayananan lain yang diberikan kepada pasien kalau ada
6) Rujukan bila diperlukan
b. Buku imunisasi pasien yang berisi keterangan :
1) Tanggal dan waktu
2) Pemeriksaan fisik : berat badan dan panjang badan
3) Imunisasi yang diberikan
c. Register imunisasi
11. Pelaporan kegiatan imunisasi terdiri atas laporan bulanan kegiatan
imunisasi dan laporan tahunan mengenai sumberdaya imunisasi.
12. Pelayanan imunisasi memakai metode pemberian vaksin : melalui
tetesan ke mulut bayi (polio), suntikan intracutan (BCG), suntikan
subcutan (campak), suntikan intramuscular (DPT-HB-Hib, Hb
Uniject, DT, Td, TT, IPV)
13. Pelayanan imunisasi untuk tiap-tiap jenis vaksin harus dipandu
dengan prosedur standar mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pelaksanaan pemberian vaksinasi.
14. Pelayanan imunisasi mematuhi prinsip Pencegahan Penularan
Infeksi :
a. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pelayanan
imunisasi dan sesudahnya
b. Petugas memakai APD masker dan sarung tangan saat
melakukan imunisasi
c. Petugas membuang jarum suntik ke dalam safety box tanpa
melakukan recapping
d. Petugas melepas dan membuang masker serta sarung tangan
ke tempat sampah limbah medis
15. Penyimpanan vaksin tertata rapi dalam cold chain sesuai dengan
tanggal vaksin diterima dan sesuai dengan persyaratan suhu
penyimpanan vaksin agar tidak rusak.
16. Selama proses pelayanan imunisasi vaksin yang diambil dari cold
chain tetap berada dalam coolbox dengan 5 sisi coolpad.
17. Pelayanan imunisasi dalam gedung juga membuat perencanaan
logistic untuk alat suntik, safety box, vaksin dan APD, yang dibuat
perencanan bulanan dan tahunannya sesuai dengan estimasi
jumlah sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka.
Permintaan vaksin ke Dinas Kesehatan Kota adalah untuk
kebutuhan 1 bulan pemakaian ditambah 1 minggu cadangan dan
dikurangi sisa vaksin yang masih ada. Permintaan dilakukan 1
bulan sekali.
18. Pelayanan imunisasi juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien
untuk membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis
resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
19. Prinsip pemberian suntikan adalah satu semprit dan satu jarum
steril untuk setiap suntikan, tidak memakai jarum/semprit bekas
pakaiuntuk mengambil vaksin dalam botol.
20. Pasca suntikan dilakukan obeservasi keadaan pasien selama
minimal 30 menit.
21. Keselamatan kerja bagi petugas imunisasi terdiri atas :
pencegahan luka tusukan jarum dan infeksi, penggunaan kotak
pengaman (safety box), pembuangan sampah limbah tajam dan
limbah imunisasi lainnya sesuai dengan prosedur standar
pengolahan limbah.
22. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan imunisasi dengan
pemantapan mutu internal dan eksternal.
23. Program peningkatan mutu layanan imunisasi harus disusun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan
mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien
24. Risiko dalam pelayanan imunisasi harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
25. Pelayanan

B. PELAYANAN KIA/KB
1. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang
kesehatan yang terdiri atas pelayanan KIA dalam gedung :
a. Pelayanan ibu (Ibu Hamil. Ibu, Bersalin, Ibu Nifas, Ibu Menyusui)
b. Pelayanan Bayi dan Balita
c. Pelayanan KB
d. Pelayanan kesehatan reproduksi
2. Pelayanan KIA/KB dilaksanakan oleh petugas dengan kualifikasi
sumber daya manusia berpendidikan minimal D III,
3. Bidan yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Izin Kerja Bidan (SIKB)
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dan terkait dengan
pelayanan KB, pelayanan promotif, preventif, serta pencatatan
dan pelaporan KB.
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dalam gedung terjadwal hari Senin dan
Rabu, pelayanan KB dalam gedung terjadwal hari Kamis dan
Sabtu.
5. Pelayanan KIA/KB di dalam gedung dilaksanakan dalam ruangan
KIA/KB yang bersatu dengan ruang imunisasi tetapi dilaksanakan
dengan jadwal hari yang berbeda.
6. Pelayanan Ibu (Ibu Hamil) terdiri atas :
a. Pencatatan identitas
b. anamnesa : riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat
abortus, BB lahir anak, riwayat menyusui, penolong persalinan,
riwayat penyakit, riwayat kontrasepsi, riwayat persalinan
sekarang
c. pemeriksaan antenatal : tangal kunjungan, keluhan saat ini,
pemeriksaan fisik umum, pengukuran tanda vital, pengukuran
TFU, pengukuran LILA, Letak Janin, hitung DJJ, pemeriksaan
laboratorium, pemberian tablet Fe, Imunisasi TT,
d. pelacakan factor risiko ibu hamil bila ada
e. pelacakan factor resiko tinggi pada ibu hamil bila ada
f. rujukan ke fasilitas kesehatan lebih tinggi bila diperlukan
g. semua data dicatat dalam Kartu status Ibu, KMS ibu hamil,
Buku Registrasi Kesehatan Ibu Hamil, Buku Registrasi Kohort,
Ibu Hamil
7. Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan pada ibu setelah melahirkan
selama 6 minggu yang terdiri atas : pengukuran tanda vital,
pengukuran TFU, pemeriksaan perdarahan/lokhea, perawatan
payudara. Semua data dicatat dalam buku kunjungan Ibu.
8. Pelayanan Ibu Menyusui terdiri atas pendidikan cara menyusui
untuk Busui dan cara melepas hisapan bayi.
9. Pelayanan KB di Puskesmas Kemirimuka terdiri atas :
a. Konseling KB : penjelasan tentang cara-cara KB yang tersedia,
penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing
cara KB beserta kontraindikasinya.
b. Pelaksanaan KB :
1) Pelayanan KB Pil
2) Pelayanan KB Suntik
3) Pelayanan pemasangan KB Implant
4) Pelayanan pencabutan KB Implant
5) Pelayanan pemasangan IUD
6) Pelayanan pencabutan IUD
7) Pelayanan kontrol IUD
c. Semua pelaksanaan KB di Puskesmas Kemirimuka dipandu
oleh prosedur standar yang baku
10. Pelayanan KB untuk tiap-tiap jenis metode KB harus dipandu
dengan prosedur standar mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pelaksanaan KB
11. Pelayanan KB dengan tindakan mematuhi prinsip Pencegahan
Penularan Infeksi:
a. petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pelayanan
tindakan KB dan sesudahnya
b. petugas memakai APD masker dan sarung tangan saat
melakukan tindakan
c. petugas membuang jarum suntik ke dalam safety box tanpa
melakukan recapping
d. petugas melepas dan membuang masker serta sarung tangan
ke tempat sampah limbah medis
12. Prinsip pelayanan pemberian suntikan KB dan anestesi dalam
tindakan adalah satu semprit, satu jarum steril dan satu flacon KB
suntik untuk setiap tindakan, tidak memakai jarum/semprit bekas
pakai untuk mengambil obat dalam flacon.
13. Penyimpanan obat KB tertata rapi dalam lemari obat KB sesuai
dengan tanggal obat diterima dan tanggal kadaluarsanya.
Obat/alat KB dengan tanggal penerimaan dan tanggal kadaluarsa
lebih dekat lebih dulu dipakai.
14. Selama proses pelayanan tindakan pemasangan alat KB yang
memakai anestesi, petugas tetap memantau tanda vital pasien.
15. Pelayanan KB dalam gedung juga membuat perencanaan logistic
untuk alat suntik, safety box, obat KB, alat KB dan APD, yang
dibuat perencanan bulanan dan tahunannya sesuai dengan
estimasi jumlah sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kemirimuka. Permintaan alat dan obat KB ke Dinas DPAPMK
adalah untuk kebutuhan 3-6 bulan pemakaian, dibuat saat
persediaan alat dan obat tinggal untuk sekitar 10 akseptor.
16. Pelayanan KB juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien untuk
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis resiko,
identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
17. Keselamatan kerja bagi petugas pelayanan KB terdiri atas :
pencegahan luka tusukan jarum dan infeksi, penggunaan kotak
pengaman (safety box), pelaksanaan tindakan KB yang mematuhi
kaidah PPI, pemakaian APD selama tindakan, pembuangan
sampah limbah tajam dan limbah tindakan lainnya sesuai dengan
prosedur standar pengolahan limbah.
18. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan KIA/KB dalam gedung
dengan pemantapan mutu internal dan eksternal.
19. Program peningkatan mutu layanan KIA/KB dalam gedung harus
disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
peningkatan mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien.
20. Risiko dalam pelayanan KIA/KB dalam gedung harus diidentifikasi
dan ditindaklanjuti.

C. PELAYANAN KONSELING GIZI


1. Pelayanan Gizi di Puskesmas Kemirimuka terdiri atas :
a. Pelayanan Gizi dalam gedung :
1) Perencanaan program gizi
2) Pelayanan pendidikan/penyuluhan pada saat pasien
berobat dan penyuluhan pengunjung dalam gedung.
3) Pelayanan kuratif dan rehabilitative individual yaitu
pemberian PMT Pemulihan Balita dan PMT ibu hamil KEK,
4) Konseling kebutuhan gizi dan pengaturan diet bagi pasien-
pasien dengan penyakit tertentu misalnya : TB paru,
Diabetes Melitus, Hipertensi, Hiperkolesterol, Obesitas,
Hiperuricemia, dll.
5) Konseling Laktasi
6) Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
b. Pelayanan Gizi luar gedung
1) Pelayanan promotif berupa pendidikan/penyuluhan gizi bagi
kelompok-kelompok masyarakat.
2) Konseling luar gedung
3) Pemantauan garam yodium
4) Pemantauan ASI eksklusif
5) Pelaksanaan bulan penimbangan balita
6) Pelacakan kasus gizi buruk
7) Pelayanan preventif berupa pemberian Tablet Fe, Bulan
Pemberian Kapsul Vitamin A,
2. Pelayanan gizi dilaksanakan oleh petugas gizi dengan kualifikasi
pendidikan minimal lulusan Diploma Tiga Gizi sebagai Ahli Madya
Gizi
3. Petugas Gizi yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Izin Praktek Nutrisionis dan Surat Tanda
Registrasi Nutrisionis.
b. Mampu melaksanakan analisa kebutuhan zat Gizi dan
pengaturan Diet
4. Jadwal kegiatan program konseling gizi dalam gedung setiap hari
kerja pada jam pelayanan.
5. Pelayanan konseling gizi individu dilaksanakan di Ruang Gizi
yang terletak di lantai 2 Gedung Puskesmas Kemirimuka
6. Perencanaan program gizi dilaksanakan oleh nutrisionis dengan
prosedur standar : identifikasi masalah, analisis masalah,
penentuan kegiatan, penyusunan RUK, penyusunan POA atau
RPK dan evaluasi yang dilaksanakan setahun sekali.
7. Pelayanan Konseling Gizi, Penyuluhan Gizi, Penimbangan Berat
badan, Pengukuran Tinggi Badan, Pemberian PMT Pemulihan
Balita dan PMT Ibu Hamil KEK dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur standar.
8. Pencatatan kegiatan Konseling Gizi dalam gedung dicatat dalam
rekam medik pasien.
9. Perencanaan dan pengadaan logistik untuk pelayanan gizi dalam
gedung dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas Kemirimuka
hanya membuat pengajuan sesuai jumlah sasaran di wilayah
kerja.
10. Umpan balik kegiatan pelayanan gizi dalam bentuk laporan
penggunaan logistic.
11. Pelayanan Gizi juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien
untuk membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis
resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
12. Keselamatan kerja bagi petugas Pelayanan Gizi terdiri atas :
pencegahan penyakit menular melalui udara saat berhadapan
dengan pasien penyakit menular.
13. Harus dilakukan kendali mutu Pelayanan Gizi dengan pemantapan
mutu internal dan eksternal.
14. Program peningkatan mutu Layanan Gizi harus disusun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan
mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien.
15. Risiko dalam Pelayanan Gizi harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti
D. PELAYANAN KONSELING KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kemirimuka
meliputi :
a. Kegiatan dalam Gedung
1) Konseling kesehatan lingkungan
2) Pengelolaan limbah medis dan non medis
3) Pengelolaan IPAL
4) Pengawasan kesehatan lingkungan Puskesmas, termasuk
pengujian secara laboratorium mengenai baku mutu
lingkungan Puskesmas
b. Kegiatan luar Gedung
1) Konseling luar Gedung
2) Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) meliputi:
jasaboga, rumah makan/reastoran, depot air minum,
industry pangan rumah tangga, sentra makanan jajanan dan
jajanan anak sekolah
3) Pengawasan Tempat Tempat Umum (TTU) meliputi:
sekolah, masjid, kolam renang, hotel, pasar, pest control
dan fasyankes (klinik, rumah sakit)
4) Penyehatan Lingkunga Permukiman, meliputi: pemeriksaan
jentik berkala, pemicuan sanitasi total berbasis masyarakat,
rumah sehat, jamban sehat, akses air minum dan sarana air
bersih masyarakat
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kemirimuka
dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan Lingkungan dengan
kualifikasi Sanitarian dengan latar belakang pendidikan Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM Kesling)
3. Pelayanan Kesehatan Lingkungan dalam Gedung dilaksanakan
setiap hari kerja pada jam pelayanan .
4. Pelayanan Konseling Kesehatan Lingkungan melayani pasien
yang berasal dari rujukan internal dari Layanan Umum.
5. Ruangan pelayanan Konseling Kesehatan Lingkungan berlokasi di
lantai 2 gedung Puskesmas Kemirimuka.
6. Pelayanan Konseling Kesehatan Lingkungan dilaksanakan dengan
mengikuti prosedur standar.
7. Pengelolaan limbah medis dan non medis dilaksanakan dengan
mengikuti prosedur standar
8. Pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dilaksanakan
dengan mengikuti prosedur standar
9. Pengawasan kesehatan lingkungan puskesmas dilaksanakan
dengan mengikuti proisedur standar
10. Perancanaan logistik untuk kegiatan Kesehatan Lingkungan dibuat
untuk kebutuhan selama 1 tahun, pengajuan dilakukan oleh
Petugas Kesehatan Lingkungan berkoordinasi dengan petugas
pengelola barang.
11. Pelayanan kesehatan lingkungan dalam gedung juga menerapkan
sistem Keselamatan Pasien untuk membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi : identifikasi resiko, analisis resiko, rencana
pencegahan, rencana upaya pendcegahan, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi, monitoring dan evaluasi untuk meminimalkan
resiko.
12. Keselamatan kerja bagi petugas Pelayanan Gizi terdiri atas :
pencegahan penyakit menular melalui udara saat berhadapan
dengan pasien penyakit menular, resiko terpapar bahan kimia,
resiko kecelakaan kerja, resiko tertusuk jarum suntik bekas pakai.
Semuanya ditanggulangi dengan upaya pemakaian APD yang
sesuai.
13. Program peningkatan mutu Layanan Kesehatan lingkungan dalam
gedung harus disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari program peningkatan mutu puskesmas, PPI dan keselamatan
pasien.
14. Risiko dalam Pelayanan Kesehatan lingkungan dalam gedung
harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti

E. PELAYANAN TUBERKULOSA
1. Pelayanan Program TB di Puskesmas Kemirimuka terdiri atas :
a. Pelaksanaan program TB dalam gedung :
1) pemberian OAT pada pasien TB dan
2) penjaringan suspect TB per layanan
b. Pelaksanaan program TB luar gedung :
1) pendataan sasaran (kontak serumah dengan penderita
TB BTA positif),
2) penyuluhan tentang pencegahan dan penggulangan TB
3) penjaringan suspect TB ke masyarakat
4) kunjungan ke rumah pasien TB putus obat (DO)
5) pelacakan TB mangkir minum obat
2. Pelayanan Program TB dilaksanakan oleh petugas TB dengan
kualifikasi pendidikan minimal D3 Keperawatan yang sudah dilatih
Khusus untuk program TB.
3. Perawat yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Tanda Registrasi Perawat (STR) dan Surat
Izin Kerja Perawat (SIKP).
b. Mampu melaksanakan asuhan Keperawatan terkait dengan
pelayanan program TB, pelayanan promotif, preventif, serta
pencatatan dan pelaporan program TB.
4. Pada Pelayanan program TB petugas TB dibantu oleh 2 orang
Pelaksana Perawat.
5. Pelayanan Pengambilan Obat TB paru setiap hari Rabu. Jadwal
penyuntikan obat TB Paru Kategori 2 dilakukan setiap hari kerja.
6. Ruang pelayanan TB berada pada lantai 1 gedung Puskesmas
Kemirimuka pada sisi kanan Gedung menghadap ke ruang tunggu
khusus TB.
7. Lingkup Kegiatan TB Paru :
a. Promosi Tuberculosis Paru
b. Penemuan pasien Tuberculosis Paru
c. Pengobatan pasien Tuberculosis Paru
d. Pembinaan Pengobatan (case holding)
e. Pencatatan dan Pelaporan
f. Manajemen Logistik
8. Kegiatan dalam pelayanan TB Paru mengikuti prosedur standar
yang sudah baku.
9. Pelaporan kegiatan Pelayanan TB Paru terdiri atas laporan
bulanan kegiatan Tb Paru dan laporan tahunan.
10. Pelayanan TB Paru dalam gedung juga membuat perencanaan
logistic untuk alat suntik, safety box, dan APD, yang dibuat
perencanaan tahunannya sesuai dengan estimasi jumlah sasaran
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka. Perencanaan
obat dibuat pengajuannya setiap bulan ke P2P Dinas Kesehatan
Kota sesuai dengan jumlah sasaran di wilayah kerja Puskesmas
Kemirimuka. Permintaan alat diajukan ke petugas farmasi
Puskesmas Kemirimuka, pengajuan obat langsung ke bagian P2P
TB di Dinas Kesehatan.
11. Pelayanan tindakan suntik obat TB mematuhi prinsip Pencegahan
Penularan Infeksi:
a. Petugas memakai APD yang sesuai setiap kali melayani
pasien TB Paru
b. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pelayanan tindakan penyuntikan obat TB dan sesudahnya
c. Petugas memakai APD masker dan sarung tangan saat
melakukan tindakan
d. Petugas membuang jarum suntik ke dalam safety box tanpa
melakukan recapping
e. Petugas melepas dan membuang masker serta sarung tangan
ke tempat sampah limbah medis
12. Prinsip pelayanan pemberian suntikan obat TB adalah satu
semprit, satu jarum steril untuk satu flacon obat suntik dalam
setiap satu tindakan, tidak memakai jarum/semprit bekas pakai
untuk mengambil obat dalam flacon.
13. Penyimpanan obat TB tertata rapi dalam lemari obat TB per kotak
untuk tiap 1 pasien TB, dilengkapi dengan data pasien tertulis di
tiap kotak.
14. Pelayanan TB Paru juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien
untuk membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis
resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
15. Keselamatan kerja bagi petugas pelayanan TB Paru terdiri atas :
pencegahan luka tusukan jarum dan infeksi, penggunaan kotak
pengaman (safety box), pelaksanaan tindakan penyuntikan obat
yang mematuhi kaidah PPI, pemakaian APD selama pelayanan
dan tindakan, pembuangan sampah limbah tajam dan limbah
tindakan lainnya sesuai dengan prosedur standar pengolahan
limbah.
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan Tb Paru dalam gedung
dengan pemantapan mutu internal dan eksternal.
17. Program peningkatan mutu layanan TB Paru dalam gedung harus
disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
peningkatan mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien.
18. Risiko dalam pelayanan TB Paru dalam gedung harus diidentifikasi
dan ditindaklanjuti.

F. MANAJEMEN LINGKUNGAN PUSKESMAS DAN PERALATAN


1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau
secara rutin.
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, listrik ventilasi dan
system lain harus dipantau secara periodic, dipelihara, dan
diperbaiki dan dipastikan berfungsi.
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus
didokumentasikan.
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan
benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan
ditindaklanjuti.
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang
aman meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pelatihan, pemantauan dan evaluasi.
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu.
8. Peralatan steril harus di-sterilkan dengan prosedur yang telah
ditetapkan.

G. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BEKERJA DALAM


PELAYANAN KLINIS
1. Pola ketenagaan SDM klinis harus disusun berdasar analisis
kebutuhan SDM.
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis.
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat
ijin yang berlaku.
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala
paling lambat satu tahun sekali.
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus
diinformasikan kepada tenaga klinis.
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan
kejelasan kewenangan klinik untuk masing-masing petugas.
7. Pelaksanaan uraian tugas dan kewenangan setiap tenaga klinis
harus dievaluasi dan ditindaklanjuti.

KEPALA PUSKESMAS KEMIRIMUKA,

HILMA HANDAYANI

Anda mungkin juga menyukai