DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEMIRIMUKA
Jl. Margonda Raya Gg. Ciliwung RT 002/RW 001 Kel. Kemirimuka Kec. Beji Depok 16423
Email : puskesmas.kemirimuka@gmail.com Telp (021) 22725273
KEPUTUSAN
KEPALA PUKESMAS KEMIRIMUKA
NOMOR : 060 / 012 /I/Kpts/PKM/Huk/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Depok
pada tanggal 1 April 2019
KEPALA PUSKESMAS KEMIRIMUKA,
HILMA HANDAYANI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KEMIRIMUKA
NOMOR : : 060 / 012 /I/Kpts/PKM/Huk/2019
TANGGAL : 1 APRIL 2019
A. PELAYANAN IMUNISASI
1. Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
imunisasi.
2. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya akan mnegalami sakit ringan.
3. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,
atau masih hidup tapi dilemahkan, atau masih utuh atau bagiannya,
atau yang telah diolah berupa toksin mikroorganisme yang telah
diolah menjadi toksoid, atau protein rekombinan yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara
aktif terhadap penyakit tertentu.
4. Pola ketenagaan minimal untuk penyelenggaraan manajemen
pelayanan imunisasi di Puskesmas Kemirimuka adalah Fungsional
Bidan/Perawat Terampil dengan kompetensi minimal D III
Kebidanan/Keperawatan dengan jumlah tenaga utama 1 orang dan
tambahan 2 orang.
5. Bidan/Perawat yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Izin Kerja
Perawat (SIKP).
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dan asuhan
Keperawatan terkait dengan pelayanan imunisasi, pelayanan
promotif, preventif, serta pencatatan dan pelaporan imunisasi.
6. Pelayanan imunisasidi koordinir oleh koordinator imunisasi yang
dibantu Bidan/Perawat sebagai tenaga pelaksana (vaksinator).
7. Pelayanan imunisasi dalam gedung setiap hari Selasa dan Jumat
di Puskesmas Kemirimuka.
8. Tersedia ruangan imunisasi (bersatu dengan ruang KIA-KB, hanya
dibedakan jadwalnya) dan ruangan cold chain.
9. Jenis pelayanan imunisasi yang tersedia di Puskesmas
Kemirimuka adalah :
a. Imunisasi Dasar : Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diptheria
Pertusis Tetanus-Hapatitis B Hemophilus Influenza type B
(DPT-HB-Hib), Hepatitis B, Polio, Campak
b. Imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib dan Campak untuk anak usia
bawah 3 tahun, Diptheria Tetanus (DT) dan Tetanus Doptheria
(TD) dan Campak untuk anak usia Sekolah Dasar, Tetanus
Toxoid (TT) untuk wanita usia subur.
10. Pencatatan dilakukan dalam :
a. Rekam Medik pasien imunisasi yg berisi keterangan/informasi
tentang :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis, status ASI, pemeriksaan fisik dan
diagnosis
4) Rencana penatalaksanaan imunisasi
5) Pelayananan lain yang diberikan kepada pasien kalau ada
6) Rujukan bila diperlukan
b. Buku imunisasi pasien yang berisi keterangan :
1) Tanggal dan waktu
2) Pemeriksaan fisik : berat badan dan panjang badan
3) Imunisasi yang diberikan
c. Register imunisasi
11. Pelaporan kegiatan imunisasi terdiri atas laporan bulanan kegiatan
imunisasi dan laporan tahunan mengenai sumberdaya imunisasi.
12. Pelayanan imunisasi memakai metode pemberian vaksin : melalui
tetesan ke mulut bayi (polio), suntikan intracutan (BCG), suntikan
subcutan (campak), suntikan intramuscular (DPT-HB-Hib, Hb
Uniject, DT, Td, TT, IPV)
13. Pelayanan imunisasi untuk tiap-tiap jenis vaksin harus dipandu
dengan prosedur standar mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pelaksanaan pemberian vaksinasi.
14. Pelayanan imunisasi mematuhi prinsip Pencegahan Penularan
Infeksi :
a. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pelayanan
imunisasi dan sesudahnya
b. Petugas memakai APD masker dan sarung tangan saat
melakukan imunisasi
c. Petugas membuang jarum suntik ke dalam safety box tanpa
melakukan recapping
d. Petugas melepas dan membuang masker serta sarung tangan
ke tempat sampah limbah medis
15. Penyimpanan vaksin tertata rapi dalam cold chain sesuai dengan
tanggal vaksin diterima dan sesuai dengan persyaratan suhu
penyimpanan vaksin agar tidak rusak.
16. Selama proses pelayanan imunisasi vaksin yang diambil dari cold
chain tetap berada dalam coolbox dengan 5 sisi coolpad.
17. Pelayanan imunisasi dalam gedung juga membuat perencanaan
logistic untuk alat suntik, safety box, vaksin dan APD, yang dibuat
perencanan bulanan dan tahunannya sesuai dengan estimasi
jumlah sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka.
Permintaan vaksin ke Dinas Kesehatan Kota adalah untuk
kebutuhan 1 bulan pemakaian ditambah 1 minggu cadangan dan
dikurangi sisa vaksin yang masih ada. Permintaan dilakukan 1
bulan sekali.
18. Pelayanan imunisasi juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien
untuk membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis
resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
19. Prinsip pemberian suntikan adalah satu semprit dan satu jarum
steril untuk setiap suntikan, tidak memakai jarum/semprit bekas
pakaiuntuk mengambil vaksin dalam botol.
20. Pasca suntikan dilakukan obeservasi keadaan pasien selama
minimal 30 menit.
21. Keselamatan kerja bagi petugas imunisasi terdiri atas :
pencegahan luka tusukan jarum dan infeksi, penggunaan kotak
pengaman (safety box), pembuangan sampah limbah tajam dan
limbah imunisasi lainnya sesuai dengan prosedur standar
pengolahan limbah.
22. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan imunisasi dengan
pemantapan mutu internal dan eksternal.
23. Program peningkatan mutu layanan imunisasi harus disusun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan
mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien
24. Risiko dalam pelayanan imunisasi harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
25. Pelayanan
B. PELAYANAN KIA/KB
1. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang
kesehatan yang terdiri atas pelayanan KIA dalam gedung :
a. Pelayanan ibu (Ibu Hamil. Ibu, Bersalin, Ibu Nifas, Ibu Menyusui)
b. Pelayanan Bayi dan Balita
c. Pelayanan KB
d. Pelayanan kesehatan reproduksi
2. Pelayanan KIA/KB dilaksanakan oleh petugas dengan kualifikasi
sumber daya manusia berpendidikan minimal D III,
3. Bidan yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Izin Kerja Bidan (SIKB)
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dan terkait dengan
pelayanan KB, pelayanan promotif, preventif, serta pencatatan
dan pelaporan KB.
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dalam gedung terjadwal hari Senin dan
Rabu, pelayanan KB dalam gedung terjadwal hari Kamis dan
Sabtu.
5. Pelayanan KIA/KB di dalam gedung dilaksanakan dalam ruangan
KIA/KB yang bersatu dengan ruang imunisasi tetapi dilaksanakan
dengan jadwal hari yang berbeda.
6. Pelayanan Ibu (Ibu Hamil) terdiri atas :
a. Pencatatan identitas
b. anamnesa : riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat
abortus, BB lahir anak, riwayat menyusui, penolong persalinan,
riwayat penyakit, riwayat kontrasepsi, riwayat persalinan
sekarang
c. pemeriksaan antenatal : tangal kunjungan, keluhan saat ini,
pemeriksaan fisik umum, pengukuran tanda vital, pengukuran
TFU, pengukuran LILA, Letak Janin, hitung DJJ, pemeriksaan
laboratorium, pemberian tablet Fe, Imunisasi TT,
d. pelacakan factor risiko ibu hamil bila ada
e. pelacakan factor resiko tinggi pada ibu hamil bila ada
f. rujukan ke fasilitas kesehatan lebih tinggi bila diperlukan
g. semua data dicatat dalam Kartu status Ibu, KMS ibu hamil,
Buku Registrasi Kesehatan Ibu Hamil, Buku Registrasi Kohort,
Ibu Hamil
7. Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan pada ibu setelah melahirkan
selama 6 minggu yang terdiri atas : pengukuran tanda vital,
pengukuran TFU, pemeriksaan perdarahan/lokhea, perawatan
payudara. Semua data dicatat dalam buku kunjungan Ibu.
8. Pelayanan Ibu Menyusui terdiri atas pendidikan cara menyusui
untuk Busui dan cara melepas hisapan bayi.
9. Pelayanan KB di Puskesmas Kemirimuka terdiri atas :
a. Konseling KB : penjelasan tentang cara-cara KB yang tersedia,
penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing
cara KB beserta kontraindikasinya.
b. Pelaksanaan KB :
1) Pelayanan KB Pil
2) Pelayanan KB Suntik
3) Pelayanan pemasangan KB Implant
4) Pelayanan pencabutan KB Implant
5) Pelayanan pemasangan IUD
6) Pelayanan pencabutan IUD
7) Pelayanan kontrol IUD
c. Semua pelaksanaan KB di Puskesmas Kemirimuka dipandu
oleh prosedur standar yang baku
10. Pelayanan KB untuk tiap-tiap jenis metode KB harus dipandu
dengan prosedur standar mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pelaksanaan KB
11. Pelayanan KB dengan tindakan mematuhi prinsip Pencegahan
Penularan Infeksi:
a. petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pelayanan
tindakan KB dan sesudahnya
b. petugas memakai APD masker dan sarung tangan saat
melakukan tindakan
c. petugas membuang jarum suntik ke dalam safety box tanpa
melakukan recapping
d. petugas melepas dan membuang masker serta sarung tangan
ke tempat sampah limbah medis
12. Prinsip pelayanan pemberian suntikan KB dan anestesi dalam
tindakan adalah satu semprit, satu jarum steril dan satu flacon KB
suntik untuk setiap tindakan, tidak memakai jarum/semprit bekas
pakai untuk mengambil obat dalam flacon.
13. Penyimpanan obat KB tertata rapi dalam lemari obat KB sesuai
dengan tanggal obat diterima dan tanggal kadaluarsanya.
Obat/alat KB dengan tanggal penerimaan dan tanggal kadaluarsa
lebih dekat lebih dulu dipakai.
14. Selama proses pelayanan tindakan pemasangan alat KB yang
memakai anestesi, petugas tetap memantau tanda vital pasien.
15. Pelayanan KB dalam gedung juga membuat perencanaan logistic
untuk alat suntik, safety box, obat KB, alat KB dan APD, yang
dibuat perencanan bulanan dan tahunannya sesuai dengan
estimasi jumlah sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kemirimuka. Permintaan alat dan obat KB ke Dinas DPAPMK
adalah untuk kebutuhan 3-6 bulan pemakaian, dibuat saat
persediaan alat dan obat tinggal untuk sekitar 10 akseptor.
16. Pelayanan KB juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien untuk
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis resiko,
identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
17. Keselamatan kerja bagi petugas pelayanan KB terdiri atas :
pencegahan luka tusukan jarum dan infeksi, penggunaan kotak
pengaman (safety box), pelaksanaan tindakan KB yang mematuhi
kaidah PPI, pemakaian APD selama tindakan, pembuangan
sampah limbah tajam dan limbah tindakan lainnya sesuai dengan
prosedur standar pengolahan limbah.
18. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan KIA/KB dalam gedung
dengan pemantapan mutu internal dan eksternal.
19. Program peningkatan mutu layanan KIA/KB dalam gedung harus
disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
peningkatan mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien.
20. Risiko dalam pelayanan KIA/KB dalam gedung harus diidentifikasi
dan ditindaklanjuti.
E. PELAYANAN TUBERKULOSA
1. Pelayanan Program TB di Puskesmas Kemirimuka terdiri atas :
a. Pelaksanaan program TB dalam gedung :
1) pemberian OAT pada pasien TB dan
2) penjaringan suspect TB per layanan
b. Pelaksanaan program TB luar gedung :
1) pendataan sasaran (kontak serumah dengan penderita
TB BTA positif),
2) penyuluhan tentang pencegahan dan penggulangan TB
3) penjaringan suspect TB ke masyarakat
4) kunjungan ke rumah pasien TB putus obat (DO)
5) pelacakan TB mangkir minum obat
2. Pelayanan Program TB dilaksanakan oleh petugas TB dengan
kualifikasi pendidikan minimal D3 Keperawatan yang sudah dilatih
Khusus untuk program TB.
3. Perawat yang dimaksud :
a. Mempunya Surat Tanda Registrasi Perawat (STR) dan Surat
Izin Kerja Perawat (SIKP).
b. Mampu melaksanakan asuhan Keperawatan terkait dengan
pelayanan program TB, pelayanan promotif, preventif, serta
pencatatan dan pelaporan program TB.
4. Pada Pelayanan program TB petugas TB dibantu oleh 2 orang
Pelaksana Perawat.
5. Pelayanan Pengambilan Obat TB paru setiap hari Rabu. Jadwal
penyuntikan obat TB Paru Kategori 2 dilakukan setiap hari kerja.
6. Ruang pelayanan TB berada pada lantai 1 gedung Puskesmas
Kemirimuka pada sisi kanan Gedung menghadap ke ruang tunggu
khusus TB.
7. Lingkup Kegiatan TB Paru :
a. Promosi Tuberculosis Paru
b. Penemuan pasien Tuberculosis Paru
c. Pengobatan pasien Tuberculosis Paru
d. Pembinaan Pengobatan (case holding)
e. Pencatatan dan Pelaporan
f. Manajemen Logistik
8. Kegiatan dalam pelayanan TB Paru mengikuti prosedur standar
yang sudah baku.
9. Pelaporan kegiatan Pelayanan TB Paru terdiri atas laporan
bulanan kegiatan Tb Paru dan laporan tahunan.
10. Pelayanan TB Paru dalam gedung juga membuat perencanaan
logistic untuk alat suntik, safety box, dan APD, yang dibuat
perencanaan tahunannya sesuai dengan estimasi jumlah sasaran
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka. Perencanaan
obat dibuat pengajuannya setiap bulan ke P2P Dinas Kesehatan
Kota sesuai dengan jumlah sasaran di wilayah kerja Puskesmas
Kemirimuka. Permintaan alat diajukan ke petugas farmasi
Puskesmas Kemirimuka, pengajuan obat langsung ke bagian P2P
TB di Dinas Kesehatan.
11. Pelayanan tindakan suntik obat TB mematuhi prinsip Pencegahan
Penularan Infeksi:
a. Petugas memakai APD yang sesuai setiap kali melayani
pasien TB Paru
b. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan
pelayanan tindakan penyuntikan obat TB dan sesudahnya
c. Petugas memakai APD masker dan sarung tangan saat
melakukan tindakan
d. Petugas membuang jarum suntik ke dalam safety box tanpa
melakukan recapping
e. Petugas melepas dan membuang masker serta sarung tangan
ke tempat sampah limbah medis
12. Prinsip pelayanan pemberian suntikan obat TB adalah satu
semprit, satu jarum steril untuk satu flacon obat suntik dalam
setiap satu tindakan, tidak memakai jarum/semprit bekas pakai
untuk mengambil obat dalam flacon.
13. Penyimpanan obat TB tertata rapi dalam lemari obat TB per kotak
untuk tiap 1 pasien TB, dilengkapi dengan data pasien tertulis di
tiap kotak.
14. Pelayanan TB Paru juga menerapkan sistem Keselamatan Pasien
untuk membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi : analisis
resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
15. Keselamatan kerja bagi petugas pelayanan TB Paru terdiri atas :
pencegahan luka tusukan jarum dan infeksi, penggunaan kotak
pengaman (safety box), pelaksanaan tindakan penyuntikan obat
yang mematuhi kaidah PPI, pemakaian APD selama pelayanan
dan tindakan, pembuangan sampah limbah tajam dan limbah
tindakan lainnya sesuai dengan prosedur standar pengolahan
limbah.
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan Tb Paru dalam gedung
dengan pemantapan mutu internal dan eksternal.
17. Program peningkatan mutu layanan TB Paru dalam gedung harus
disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
peningkatan mutu puskesmas, PPI dan keselamatan pasien.
18. Risiko dalam pelayanan TB Paru dalam gedung harus diidentifikasi
dan ditindaklanjuti.
HILMA HANDAYANI