Anda di halaman 1dari 7

STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

STTIF BOGOR
Sekolah Tinggi Teknologi Industri Farmasi Bogor

S1 FARMASI I D3 FARMASI

Tujuan Perkuliahan
1. Menentukan sifat dan karakter pelarut yang digunakan
dalam sediaan farmasi.
PETEMUAN KE III 2. Mempertimbangkan faktor-faktor yang mengontrol
FARMASI FISIK kelarutan obat dalam larutan.
3. Melihat pengaruh pH terhadap ionisasi obat dalam larutan.
KELARUTAN 4. Menentukan pembagian obat dalam dua fase yang tidak
bercampur (dalam larutan).

Oleh M. Kenli Kendi Tampoliu

Prinsip Umum Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan


1. Larutan jenuh ⇨ zat terlarut berada dalam kesetimbangan 1. Struktur molekul, menunjukkan perbandingan gugus polar
dengan fase padat. dan non polar dari molekul. Rantai lurus alkohol
2. Larutan tidak jenuh/hampir jenuh ⇨ zat terlarut dalam monohidroksi, aldehid, keton, dan asam yang mengandung
konsentrasi di bawah konsentrasi untuk keadaan jenuh lebih dari 4 atau 5 karbon ⇨ tidak dapat memasuki ikatan
sempurna pada suhu tertentu. hidrogen dari air ⇨ hanya larut sedikit dalam air.
3. Larutan lewat jenuh ⇨ zat terlarut dalam konsentrasi lebih 2. Titik didih pelarut dan titik leleh solut menggambarkan
banyak dari yang seharusnya ada pada suhu tertentu, kekuatan interaksi molekul dalam pelarut, kelarutan
terdapat solut yang tidak larut. menurun dengan meningkatnya titik didih dan titik leleh.
4. Kelarutan ⇨ besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat 3. Pengaruh adanya substituen lain terhadap molekul,
terlarut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu, secara hidrofilik/polar (-OH), hidrofobik (-CH3, -Cl) (tergantung
kualitatif sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat polaritas), ionisasi (-COO- & -NH3+ sangat hidrofil, -COOH & -
untuk membentuk dispersi molekular homogen. NH2 agak hidrofil), posisi substituen (orto, meta, para, ex: o-
5. Kelarutan bergantung pada ⇨ sifat fisika-kimia zat & m-hidroksi benzen lebih hidrofil dibandingkan posisi
terlarut dan pelarut, suhu, tekanan, pH larutan. para)

Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan


4. Kelarutan senyawa elektrolit anorganik (tahap 1), Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
dipengaruhi sifat kristal dan interaksi ion dengan air (hidrasi),
panas hidrasi menghasilkan energi yang cukup untuk mengatasi 8. Senyawa aditif dapat menurunkan atau meningkatkan
kekuatan ikatan pada kristal sehingga bisa terpisah dari bentuk kelarutan solut dalam pelarut, dengan melibatkan faktor
kristalnya. berikut:
5. Kelarutan senyawa elektrolit lemah, bereaksi dengan • Efek terhadap struktur air
asam/basa kuat dalam jarak pH tertentu berada sebagai ion • Interaksi aditif-solut
yang mudah larut air. • Interaksi aditif-solvent
6. Ukuran dan bentuk partikel, kelarutan akan meningkat 9. pH dapat mempengaruhi kelarutan obat yang mudah
dengan memperkecil ukuran partikel, bentuk partikel simetris terionisasi
kurang larut dari pada bentuk asimetris ⇨ sulit memisahkan • Senyawa asam; non steroid anti inflamasi
molekul dari partikel. • Senyawa basa; ranitidin, lebih larut dalam larutan asam
7. Koefisien partisi = rasio kelarutan solut dalam fase minyak dan karena bentuk terionisasi lebih utama
fase air, umumnya partisi ditunjukkan dalam log P (log P= • Senyawa amfoter (sulfonamid & tetrasiklin):
Cminyak/Cair), semakin besar nilai log P maka semakin besar menunjukkan baik sifat basa atau sifat asam.
kelarutan lipid solut.

By: M. Kenli K. Tampoliu 1


STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Interaksi Pelarut dengan Zat Terlarut


• Menghitung kelarutan zat yang dipengaruhi pH menggunakan  Pelarut polar
persamaan Henderson-Hasselbach
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh
• Untuk senyawa asam lemah, pH – pKa = log [(S-So)/So]
polaritas pelarut (yaitu oleh momen dipolnya)
Persen terionisasi = 100/[1+antilog (pKa – pH)]
• Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat
• Untuk senyawa basa lemah, pH – pKw + pKb = log [So/S-So)]
polar lainnya.
Persen terionisasi = 100/[1+antilog (pH – pKw + pKb)] • Air bercampur dengan alkohol dengan segala
• S = kelarutan total, konsentrasi bentuk tidak terion + perbandingan dan air melarutkan gula dan senyawa
konsentrasi bentuk terionnya polihidroksi lainnya.
• So = konsentrasi bentuk tidak terion • Semakin kecil perbedaan polaritas antara zat pelarut,
• pKa (konstanta disosiasi) menunjukkan derajat semakin banyak zat terlarut.
terion/terdisosiasi senyawa asam lemah/basa lemah

 Kelarutan juga bergantung kepada gambaran struktur


(perbandingan gugus polar terhadap gugus nonpolar
 Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen
dari molekul)
merupakan faktor yang lebih berpengaruh • Makin panjang rantai non polar dari alkohol alifatik,
dibandingkan dengan polaritas (momen dipol yang kelarutannya dalam air semakin berkurang
tinggi) • Percabangan pada rantai mengurangi efek nonpolar
• Senyawa fenol, alkohol, aldehid, keton, amina dan dan menaikkan kelarutan dalam air
senyawa lain yang mengandung oksigen dan nitrogen • Jika terdapat gugus polar tambahan dalam molekul
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. (ex: propolenglikol, gliserin, dan asam tartrat), kelarutan
• Fenol lebih mudah larut dalam air dibandingkan dalam air akan meningkat banyak.
nitrobenzen karena lebih mudah membentuk ikatan
hidrogen dengan air meskipun kurang polar.  Terjadinya penyimpangan negatif Hukum Roult
kelarutan, berkaitan dengan tingginya gaya kohesi
(tekanan dalam) yang dimiliki pelarut polar &
terbentuknya ikatan hidrogen antara senyawa polar.

Mekanisme pelarutan dengan pelarut polar Pelarut Nonpolar


 Memiliki konstanta dielektrik yang tinggi (konstanta • Pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi gaya
dielektrik air ±80) → menurunkan gaya tarik menarik tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan
antara ion dalam kristal yang bermuatan berlawanan (ex:
NaCl), kloroform memiliki KD ±5 dan benzen memiliki KD ± lemah, karena tetapkan dielektriknya rendah.
1-2 sehingga senyawa ionik tidak dapat larut dalam • Pelarut nonpolar tidak dapat memecahkan
kloroform ataupun benzen. ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi
 Memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan lemah, karena termasuk aprotik (tidak menerima
reaksi asam basa (disosiasi) karena air bersifat amfiprotik
dan memberi proton) sehingga tidak dapat
(dapat menerima dan juga memberi proton).
membentuk ikatan hidrogen dengan
 Mengsolvasi moleku/ion dengan adanya gaya interaksi
dipol, terutama pembentukan ikatan hidrogen.
nonelektrolit.

By: M. Kenli K. Tampoliu 2


STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

Pelarut Semipolar
 Sehingga solute ionik/polar tidak dapat larut atau  Pelarut semipolar (ex: keton & alkohol bertindak
hanya sedikit sekali dapat larut dalam pelarut nonpolar sebagai pelarut perantara bercampurnya nonpolar
 Mekanisme pelarutan dengan pelarut nonpolar dengan polar.
 Aseton menaikkan kemampuan melarut eter dalam air
• Melarutkan solut nonpolar dengan tekanan dalam (gaya
 Propilenglikol menaikan kelarutan timbal-balik dari air
kohesi dalam zat) yang sama melalui interaksi dipol
dengan oleum MP
induksi, adanya gaya Van Der Waals – London yang lemah
• Minyak & lemak larut dalan CCl3, benzen & minyak mineral  Mekanisme pelarut semipolar
• Alkaloid basa & asam lemak larut dalam pelarut nonpolar menginduksi/memodifikasi suatu derajat polaritas
tertentu dalam molekul pelarut nonpolar (kosolven).

Interaksi pelarut-zat terlarut (solvasi)

Like dissolves like  Perbedaan jumlah interaksi obat-obat (OO) dengan air-air
(AA) dan interaksi obat-air (OA)

• Pelarut polar melarutkan zat polar • Dinotasikan dengan: OO+AA-2DW


• Peningkatan kelarutan: harus menurunkan nilai di atas
• Pelarut non polar melakukan zat non
 Kekuatan ikatan dalam kristal obat (OO)
polar melalui interaksi dipol induksi

Parameter Termodinamika
Interaksi Pelarut-Zat Terlarut  Energi bebas (∆Fo): HK kedua termodinamika
Pengaruh Temperatur • Harga negatif: reaksi spontan (proses dapat terjadi dengan
sendirinya tanpa penambahan kalor dari luar sistem)
• Harga positif: reaksi tidak spontan
 Entalpi (∆Ho): HK pertama termodinamika
• Harga negatif: reaksi eksotermik (melepaskan panas)
Peningkatan temperatur dapat penyimpangkan negatif HK. Raoult ikatan hidrogen
menyebabkan peningkatan kelarutan • Harga positif: reaksi endotermik (memerlukan panas), terjadi
karena danya asosiasi pada salah satu komponen penyimpangan
karena kenaikan suhu meningkatkan positif HK. Raoult
aktivitas termal sehingga tumbukan antar • Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan kelarutan
umumnya proses pelarutan berlangsung secara endotermik
molekul juga meningkat.  Entropol (∆So): HK kedua termodinamika
• Harga negatif: derajat ketidakteraturan menurun (peningkatan
keteraturan sistem)
• Harga positif: derajat ketidakteraturan meningkat (penurunan
keteraturan sistem)

By: M. Kenli K. Tampoliu 3


STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

Penentuan Parameter
Termodinamika (1) Penentuan Parameter Termodinamika
Tentukan enegri bebas standar (∆Fo) tiap suhu dari harga • Tentukan entalpi standar (∆Fo) yang diperoleh dari nilai
tetapan kestabilan K yang diperoleh dengan persamaan van’t slope hubungan (plot) lok K terhadap 1/T. mengikuti
Hoff! persamaan:
∆Fo = -2,303 RT log K, atau log K = - ∆Ho/2,303 RT + tetapan,
∆Fo = -RT ln K atau menggunakan persamaan:
Dimana R = 1,987 kal/derajat mol log K2/K1 = ∆Ho /2,303R (T2-T1)/TIT2
T = suhu dalam oK • Tentukan entropi standar ∆So tiap suhu dengan rumus:
∆Fo = ∆Ho - T∆So

Penentuan parameter termodinamika (3) Proses dalam memindahkan molekul


solute padat dan menyimpan dalam
pelarut
• Umumnya harga ∆Ho dan ∆So menjadi lebih
1. Pergerakan / pemindahan molekul obat bentuk kristal
negatif jika nilai K molekuler naik dari fase terlarut
2. Pembentukan rongga dalam pelarut untuk menerima
• ∆Fo biasanya bervariasi molekul zat terlarut
• ∆Ho dan ∆So adalah konstan 3. Molekul zat terlarut disisipkan ke dalam rongga pelarut.
4. Permukaan partikel dapat mempengaruhi kelarutan dalam
penempatan molekul ke dalam rongga pelarut kontak solut-
solvent

Metode peningkatan kelarutan Kompleksasi (1)


• Kompleksasi secara umum merupakan penggabungan
 Pemakaian bentuk garam
yang reversibel dari suatu molekul substrat dengan
 Perubahan bentuk polimorf
ligand ( Yalkowsky, 1981) atau
 Penambahan suatu bahan tambahan • Menurut definisi klasik, diakibatkan dari mekanisme
dalam formulasi : donor-akseptor atau reaksi asam-basa Lewis antara

• Pembuatan kompleks dua atau lebih konstituen kimia yang berbeda (Martin et
al,1990)
• Kosolven
• Surfaktan

By: M. Kenli K. Tampoliu 4


STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

Kompleksasi (2) Kompleksasi (3)


• Penggolongan: • Pengaruh kompleksasi terhadap kelarutan suatu zat padat
dapat diperoleh dari diagram kelarutan fasa.
• Kompleks inklusi : Siklodekstrin-obat • Diagram fasa dibuat dengan memplot konsentrasi molar
• Kompleks polimer : PVP-obat total zat terlarut dengan konsentrasi molar zat
pengompleks yang ditambahkan.
• Metode analisis pembentukan kompleks: • Higuchi & Connors (1965) mengklasifikasikan diagram fasa
• Metode kelarutan dalam dua kelompok yaitu tipe A dan tipe B.
• Kurva tipe A menunjukkan pembentukan kompleks inklusi
• Spektrum IR yang larut, kelarutan senyawa ↑ dengan ↑ konsentrasi
• Difraksi sinar X senyawa pengkompleks.
• Kurva tipe B menyatakan pementukan kompleks inklusi
• Analisis termal dengan DSC dengan kelarutan yang jelek.
• Analisis termodinamika

Kompleksasi (7) Kompleks Inklusi


• Kompleks substrat-zat pengompleks dapat dinyatakan  Ada dua jenis senyawa inklusi yaitu
dalam persamaan berikut: • Monomolekuler seperti siklodekstrin
𝑲 • Makromolekuler contohnya dekstrin
𝒏𝑺 + 𝒎𝑳 𝑺𝑳
 Siklodekstrin ini merupakan polimer yang larut air
• Dimana n adalah jumlah molekul substrat (S) dan m jumlah yang terdiri dari unit-unit glukosa dalam cincin atau
molekul zat pengomplek (L) dalam kompleks. K adalah susunan siklis dengan ruang yang garis tengahnya 6
konstanta stabilitas. sampai 10 Å.
• Semakin besar harga K, maka semakin besar derajat
kompleksasi.

Kompleks inklusi Siklodekstrin


Siklodekstrin dapat secara efektif
• Kelompok senyawa tambahan yang dikenal sebagai meningkatkan beberapa obat yang larut
dalam air di dalam kelarutan air dan
senyawa inklusi lebih banyak dihasilkan dari
tingkat disolusi, seperti prostaglandin -
penataan ruang molekul daripada afinitas kimia. senyawa inklusi CD dapat meningkatkan
kelarutan obat-obatan utama dan injeksi
• Salah satu konstituen dari kompleks terperangkap dibuat. Ini juga dapat meningkatkan
obat (seperti partikel usus stabilitas
dalam kisi-kisi terbuka atau struktur kristal seperti minyak atsiri dan bioavailabilitas;
mengurangi obat-obatan (seperti creat)
perangkap dari yang lain untuk menghasilkan bau atau pahit; mengurangi efek
samping obat seperti natrium diclofenac
susunan yang stabil. Sumber: Zibo Qianhui Biological Technology Co.,Ltd
dan membuat obat pelepasan lambat
dan perbaiki bentuk sediaan (seperti
berberin hidroklorida).

By: M. Kenli K. Tampoliu 5


STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

Siklodekstrin Siklodekstrin
• Siklodekstrin mempunyai rongga lipofilik di bagian dalam • Kemampuan siklodekstrin membentuk kompleks dengan
dan bagian permukaan bersifat hidrofilik yang dapat molekul “guest” tergantung pada dua faktor yaitu ukuran
berinteraksi dengan molekul “guest” membentuk kompleks molekul siklodekstrin yang digunakan dengan ukuran
inklusi. molekul “guest” harus sesuai, dan interaksi termodinamik
• Senyawa monomolekuler pembentuk kompleks inklusi antara komponen-komponen dalam sistem (siklodekstrin,
melibatkan penangkapan molekul asing tunggal dalam ruang molekul “guest” dan pelarut).
dari satu molekul “host” (siklodekstrin). • Jika ukuran molekul “guest” salah, maka tidak dapat
• Jadi dalam proses inklusi terdapat dua gaya yang mendorong terperangkap dengan pas dalam rongga siklodekstrin.
terjadinya pembentukan kompleks yaitu gaya tolak antara
molekul air dan rongga hidrofob siklodekstrin pada satu sisi
dan antara air (bulk) dan obat hidrofob pada sisi lain.

Siklodekstrin Kosolvensi/pelarut campur


• Kosolvensi adalah tehnik yang menggunakan kosolven (pelarut
1. Bentuk α –siklodekstrin dapat membentuk orang yang bercampur dengan air) dalam formulasi sediaan cair
kompleks dengan molekul-molekul BM rendah untuk kelarutan dari obat yang tidak larut atau stabilitas kimia
atau dengan senyawa rantai alifatik. obat, sering disebut sebagai pelarut campur.
2. Bentuk β–siklodekstrin dapat membentuk • Kosolven melarutkan molekul obat dengan merusak interaksi
kompleks dengan senyawa-senyawa aromatik dan hidrofobik dari air pada zat terlarut nonpolar/antar muka air
kheterosiklik. melalui pengurangan tegangan permukaan.
• Penambahan kosolven menyebabkan perubahan polaritas
3. Sendangkan bentuk γ–siklodekstrin dapat pelarut, semakin turun mendekati polaritas obat yang bersifat
membentuk kompleks dengan molekul-molekul nonpolar.
besar seperti golongan steroid. • Semakin kecil perbedaan polaritas zat dengan pelarut, semakin
banyak zat terlarut di dalamnya.
• Besarnya solubilitasi tergantung pada struktur kimia dari obat.

Kosolvensi (2) Kosolvensi (3)


• Semakin nonpolar zat, semakin besar pula solubilitasi • Mekanisme hidrofobik
yang dicapai oleh penambahan kosolven.
• Hidrofobisitas dapat mempengaruhi
• Efek kosolven biasanya kurang pada molekul obat
kelarutan dalam air, jika molekul non polar
terdisosisi.
dipermukaan air maka molekul air berkumpul
• Metode ini tidak dapat diterapkan pada bahan dengan
energi kristal yang tinggi, yang biasanya ditunjukkan
secara teratur disekitar molekul nonpolar.
dengan tingginya TL yang dimiliki (dipengaruhi oleh • Kosolven mempunyai gugus polar dan non
kekuatan ikatan dalam kristal obat). polar, efek hidrofobik terjadi pada daerah
• Interaksi kosolven dapat terjadi melalui dua disekitar nonpolar, sementara ikatan
mekanisme yaitu pembentukan iceberg dan mekanisme hidrogen terbentuk antara gugus polar dan air.
hidrofobik.

By: M. Kenli K. Tampoliu 6


STTIF-SI-III-FARFIS-19/20 9/23/2019

Kosolvensi (4) Daya campur cairan dalam cairan


• Mekanisme bentukan iceberg • Terbagi dalam dua kategori: tercampur
• Air mempunyai massa es yang mengapung & teratur sempurna dan tercampur sebagian.
(iceberg) membentuk struktur tetrahidral,
penambahan kosolven dengan mekanisme ini tidak • Tercampur sempurna, pelarut polar dan
merubah struktur yang ada tapi justru menguatkan semipolar (ex: air dan alkohol, gliserin dan
bentukan tersebut.
alkohol, alkohol dan aseton) dikatakan
• Struktur iceberg tidak terlalu terganggu oleh kehadiran
molekul non polar, sebaiknya bila ditambahkan molekul tercampur sempurna dalam segala
polar maka molekul polar tersebut akan berinteraksi perbandingan, pelarut non polar seperti
dengan molekul air & menyebabkan pecahnya struktur benzen dan karbon tetraklorida juga
air tersebut (ikatan hidrogen diantara molekul air
dipindahkan sebagian oleh ikatan hidrogen antara bercampur sempurna.
molekul air & molekul alkohol) • Tercampur sebagian.

PERSIAPAN MINGGU DEPAN


• Kelarutan cairan dalam cairan dapat dikarakterisasi dalam • Materi minggu depan mengenai DIFUSI DAN DISOLUSI
diagram fase.
• Bawalah Farmakope Indonesia
• Pada perbandingan tertentu beberapa senyawa membentuk
campuran homogen, dan beberapa perbandingan
membentuk liquid phase separation (LPS) memberikan
sistem tiga fase (A, B, C) yang tercampur sebagian.
• Keterangan gambar pada titik merah: Labrafac (minyak)
40%, STMix (surfaktan + cosurfaktan) 20%, air 40%.

Daftar Pustaka
• Sinko PJ. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. Philadelphia. Lippincott Williams and Wilkins.
2011.
• Martin A., J. Swarbrick, A. Cammarata. Farmasi Fisik:
Dasar-dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Jakarta.
Penerbit Universitas Indonesia. 1990.
• Sinila S. Farmasi Fisik. Jakarta. PPSDMK BPPSDM
Kementerian Kesehatan. 2016 .
• Murod A. Diktat Bahan Ajar Fisika Farmasi 1 dan 2.
Palembang: Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan.
2004.

By: M. Kenli K. Tampoliu 7

Anda mungkin juga menyukai