Tim Penulis
PENDAHULUAN ............................... i
Penurunan Libido ................................ 1
Abses ................................................... 2
Scabies ................................................. 5
Ektoparasit ........................................... 9
Kesulitan Partus ................................... 13
Terhimpit ............................................. 17
Pink Eye .............................................. 19
Diare .................................................... 24
Bovine Ephemeral Fever ..................... 28
Anoreksia ............................................. 31
Gertak Birahi Inseminasi Buatan ......... 32
Kepincangan ........................................ 34
Mastitis ................................................ 35
Digestive Problem ............................... 38
Left Displacement Abomasum ............ 41
Metritis ................................................ 42
Sapi Freemartin.................................... 44
Prolaps Cerviks .................................... 45
Tympani atau Kembung ...................... 46
Retensi Plasenta ................................... 50
Infeksi Tali Pusar ................................. 51
Buku Praktis Panduan Magang Dokter Hewan
iv di
Lapangan
Balanopostitis ...................................... 52
Footrot ................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .......................... 61
Catatan
PENURUNAN LIBIDO
Libido merupakan nafsu birahi yang
bersifat naluri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi libido adalah kadar hormon
testosteron dalam tubuh, kondisi fisik, diet,
exercise, stress, dan penyakit kardiovaskular.
Sebagai evaluasi atas kejadian ini, secara
rutin dilakukan pengecekan libido. Libido
seekor pejantan dapat dicek melalui frekuensi
berkopulasi ataupun berejakulasi secara normal
dalam satuan waktu tertentu. Frekuensi
berkopulasi ataupun berejakulasi bervariasi
antara spesies dan bangsa ternak, perbandingan
jantan dan betina, periode istirahat kelamin,
iklim dan rangsangan seksual alami. Treatment
yang dilakukan berupa:
3. Perbaikan diet
Pengobatan abses
SCABIES
Scabies adalah penyakit kulit yang sering
dijumpai pada ternak di Indonesia dan
cenderung sulit disembuhkan. Penyakit ini
disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei, yang
Sekretariat Ormawa FKH (Ex-Vetshop),
Jl. Agatis, FKH
Kampus IPB Darmaga – Bogor 16680
Divisi Eksternal Himpro Ruminansia
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
menyerang hewan terutama pada bagian kulit
yang dapat menurunkan produksi daging,
kualitas kulit, dan mengganggu kesehatan
masyarakat. Penyakit ini lebih banyak dijumpai
pada kambing dibandingkan pada domba.
Gejala Klinis :
Kambing penderita skabies
memperlihatkan gejala gatal-gatal pada kulit,
kemudian kulit akan melepuh terutama di
daerah muka dan punggung, akhirnya cepat
meluas ke seluruh tubuh. Kambing yang
terinfeksi penyakit skabies menunjukkan gejala
kekurusan, penurunan
Treatment scabies
EKTOPARASIT
1. Kutu
Jenis kutu yang biasa terdapat pada
kambing yaitu kutu penggigit dan kutu
pengisap. Kutu penggigit memakan sel-sel kulit
mati pada kambing dan membuat gatal.
Sedangkan kutu pengisap tidak hanya
menyebabkan gatal, tetapi juga mengisap darah
yang dapat menyebabkan anemia.
Kutu cenderung hinggap di kambing pada
bulan musim dingin (bisa musim hujan atau
daerah dengan suhu yang cukup dingin).
Kemungkinan keberadaan kutu dapat diketahui
dengan memperhatikan kambing yang
menunjukkan tanda-tanda gatal. Bulu-bulu
yang mungkin mulai terlihat kasar, dan
3. Keds
KESULITAN PARTUS
Terkadang di lapangan ditemukan kasus
betina yang mengalami kejadian kelahiran yang
tidak normal dikarenakan posisi fetus yang
salah. Kaki depan fetus tidak berada pada ujung
TERHIMPIT
Cukup banyak kasus kambing yang
kakinya terhimpit alas kandang yang rusak.
Penanggulangan :
Penanganan kasus ini cukup mudah yaitu
dengan mengangkat bagian yang terhimpit.
Penularan :
Pink eye disebut juga penyakit endemik,
karena ditempat yang telah terinfeksi dapat
berjangkit kembali setiap tahunnya. Penyakit
ini sering timbul dengan tiba-tiba terutama pada
hewan
Gejala Klinis :
Pada tahap awal : satu atau dua dapat
terkena infeksi, dengan masa inkubasi 2
– 3 hari, terjadi pembesaran pembuluh
darah vena cornea, odema konjungtiva,
mata kotor disertai discharge
(keluaran), bleparospasmus dan takut
pada sinar matahari.
Pengobatan :
Pada kasus akut segera diobati dengan
salap mata atau larutan yang dimasukan
ke bagian atas dan bawah dari selaput
Pengendalian :
Kontrol terhadap serangan lalat.
Vaksinasi dapat dilakukan, namun
masih kurang efektif.
Lakukan surveilance dan pengobatan
secara dini.
Hewan yang dianggap sebagai sumber
infeksi segera diisolasi dari kawanan
ternak untuk
DIARE
Diare adalah gejala abnormalitas sistem
pencernaan dan sering terjadi pada anak
kambing. Gejala ini tidak hanya
Gejala Klinis :
Buku Praktis Panduan Magang Dokter Hewan
xxx di
Lapangan
Penyakit ini ditandai dengan demam
selama tiga hari, kekakuan dan kelumpuhan,
namun demikian dapat sembuh spontan dalam
waktu tiga hari. Oleh karena itu, nama BEF atau
demam tiga hari lebih sering digunakan.
Diagnosis :
Diagnosis BEF dapat dilakukan dengan
melihat gejala klinis, uji serologis, virologist
dan pemeriksaan patologis. Beberapa uji
serologis yang dapat dilakukan antara lain uji
serum netralisasi, ELISA dan Complemen
fiksasi. Selain uji serologis, isolasi virus atau
deteksi virus BEF sering dilakukan. Beberapa
macam uji deteksi virus dapat dilakukan
Pengendalian :
Pemberian vaksin BEF dapat mengurangi
kasus yang ada, namun perlu dipelajari
epidemiologi daerah setempat. Pengobatan
ANOREKSIA
Anoreksia adalah tidak adanya selera
makan atau hewan tidak tertarik untuk menelan
pakan. Pada istilah klinik, anoreksia total
adalah hilangnya rasa lapar yang patologik.
Anoreksia berkaitan dengan banyak proses
penyakit yang secara langsung menghambat
atau menekan aktivitas pusat lapar atau
merangsang aktivitas pusat kenyang. Anoreksia
bisa bersifat parsial atau total, patologik,
fisiologik, atau psikologik. Oleh karena
anoreksia berkaitan dengan banyak proses
Buku Praktis Panduan Magang Dokter Hewan
xxxii di
Lapangan
penyakit, maka tugas utama seorang klinikus
adalah menentukan apakah anoreksia yang
terjadi pada pasiennya bersifat patologik atau
fisiologik/psikologik, dan mengoreksi
penyebab utamanya. Banyak penyakit atau
gangguan mengakibatkan anoreksia. Pada
gangguan tertentu, misalnya kanker,
MASTITIS
Mastitis adalah suatu peradangan dari
kelenjar susu yang dapat mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada jaringan kelenjar
susu, air susu menjadi kental atau bisa seperti
kental bercampur
Gejala Klinis :
Gejala klinis dari mastitis adalah puting
bengkak, merah, ambing keras, susu
menggumpal berwarna kuning.
Pengobatan :
Pengobatan mastitis dapat dilakukan
ketika masih terlihat gejala subklinis dengan
pemberian antibiotic, umumnya digunakan
penicillin streptomycin. Sedangkan,
pengobatan dengan gejala klinis bisa diobati
Kasus Mastitis
DIGESTIVE PROBLEM
Indigesti merupakan sindrom gangguan
pencernaan yang berasal dari rumen atau
retikulum, ditandai dengan menurun atau
hilangnya gerak rumen, lemahnya tonus kedua
lambung tersebut, hingga ingesta tertimbun
didalamnya dan disertai pula dengan sembelit.
Indigesti sederhana merupakan gangguan
Gejala Klinis :
Gejala klinis yang terlihat tergantung
pada penyebab dari gangguan pencernaan
tersebut. Pemberian silase yang berlebihan
akan menyebabkan sapi perah mengalami
anoreksia dan penurunan produksi susu. Pada
saat palpasi rumen terasa penuh dan padat,
Pengendalian :
Pemberian makanan penguat atau
makanan kasar perlu dihentikan. Sebaiknya,
pakan hijauan yang segar akan lebih menarik
bagi penderita. Air minum harus disediakan
secara berlebih (ad libitum), bila perlu dapat
diberikan garam dapur.
Gejala Klinis :
Gejala dari reposisi abomasum yaitu
hilangnya nafsu makan dan produksi menurun.
Disposisi abomasum pada abomasum
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa
METRITIS
Metritis merupakan peradangan pada
endometrium (dinding rahim). Uterus (rahim)
sapi biasanya terkontaminasi dengan berbagai
mikroorganisme (bakteri) selama masa
puerpurium (masa nifas).
Gejala Klinis :
Gejalanya meliputi : leleran berwarna
jernih keputihan sampai purulen(kekuningan)
yang berlebihan, uterus mengalami pembesaran
(peningkatan ukuran). Penderita bisa nampak
sehat, walaupun dengan leleran vulva purulen
dan dalam uterusnya tertimbun cairan.
Pengaruh endometritis terhadap fertilitas
(pembuahan) adalah dalam jangka pendek,
Buku Praktis Panduan Magang Dokter Hewan
xlii di
Lapangan
menurunkan kesuburan, Calving Interval dan
S/C naik,
SAPI FREEMARTIN
Kelahiran kembar pedet jantan dan betina
pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami
abnormalitas yang disebut dengan freemartin.
Abnormalitas ini terjadi pada fase
organogenesis (pembentukan organ dari embrio
di dalam kandungan), kemungkinan hal ini
disebabkan oleh adanya migrasi hormon jantan
melalui anastomosis vascular(hubungan
pembuluh darah) ke pedet betina dan karena
adanya intersexuality (kelainan kromosom).
Organ betina sapi freemartin tidak berkembang
(ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ
jantan (glandula vesikularis). Sapi betina
nampak kejantanan seperti tumbuh rambut
kasar di
Penanggulangan :
Penanggulangan secara teknis yaitu
dengan ditempatkan di kandang dengan
kemiringan 5 –15 cm lebih tinggi di bagian
belakang. Secara medis dapat dilakukan
Gejala Klinis :
Gejala sapi yang mengalami kembung
yaitu nafsu makan menurun, rumen membesar,
air liur mengental dan berbusa, napas cepat,
gelisah, dan bila diuskultasi akan terdenngar
“bung bung bung”.
RETENSI PLASENTA
Merupakan suatu kondisi selaput fetus
menetap lebih lama dari 8 –12 jam di dalam
uterus setelah kelahiran. Pada dasarnya retensi
Sekretariat Ormawa FKH (Ex-Vetshop),
Jl. Agatis, FKH
Kampus IPB Darmaga – Bogor 16680
Divisi Eksternal Himpro Ruminansia
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
plasenta adalah kegagalan pelepasan plasenta
anak (vili kotiledon) dan plasenta induk (krypta
caruncula).
Penanganan :
Penanganan yang dapat dilakukan dengan
pelepasan selaput fetus secara manual,
pemberian preparat antibiotika spektrum luas
(oxytetracyclin, Chlortetracyclin atau
Tetracyclin). Pengobatan secara tradisional
dapat dilakukan dengan pemberian daun waru
dan bambu dengan cara diberikan langsung
lewat pakan.
Gejala Klinis :
Gejala yang terjadi antara lain terjadinya
pembengkakan dan jika disentuh akan terasa
keras.
Pengobatan :
Pengobatan dilakukan dengan cara
pemberian antibiotik.
BALANOPOSTITIS
Balanitis merupakan radang pada gland
penis. Postitis merupakan radang pada
preputium. Penyakit ini disebabkan oleh virus
IBR (Infectious Bovine Rhinotracheitis) atau
IPV (Infectious Pustular Vulvovaginitis).
Patogenesis :
Pada keadaan yang berat balanopostitis
dapat diikuti oleh perlekatan antara
penisdengan preputium sehingga berakibat
ereksi tidak sempurna khususnya pada sapi
pejantan muda.Infeksi yang terjadi pada penis
dan preputium dapat disebabkan oleh trauma
dan gangguan mekanis lainnya. Pada
kebanyakan kasus prognosa
balanopostitisadalah fausta, akan tetapi
kesembuhan secara sempurna tidak mungkin
terjadi.
Gejala Klinis :
Terdapat cairan mukopurulen dari
preputium. Dua sampai tiga hari pasca
penularan timbul banyak lepuh (pustule)
berwarna putih keabu-abuan di permukaan
penis. Permukaan tersebut akan mengelupas,
mengalami erosi, kemudian menghilang.
Kesembuhan terjadi setelah 5-6 hari pasca
penularan. Secara mikroskopis, lepuh yang
ditimbulkan menghasilkan reruntuhan dari
lapisan
Diagnosa :
Diagnosa dilakukan berdasarkan gejala
klinis yang terjadi.
Terapi :
Dilakukan pencucian penis dan
preputium secara berkala dengan cairan
antiseptic ringan 2-3 kali sehari. Pemberian
antibiotik secara lokal umumnya memberikan
kesembuhan karena balanopostitis seringkali
FOOTROT
Penanganan :
Pada beberapa kasus, footrot dapat
sembuh sendiri, tetapi kebanyakan tidak dapat
sembuh sendiri dan kejadiannya sering terulang
kembali. Penanganan penyakit ini harus
dilakukan dengan teliti, yaitu kaki yang
Catatan :
Catatan :