Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR MODUL 3

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN (PPKN)

Dosen Pengampu : Dr. Usiono, M.A.

Oleh :
Tati Utami,S.Pd.
10210253190001

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SUMATERA UTARA
2019
TUGAS AKHIR MODUL 3

Tugas

1. Pada Kurikulum 2013 mapel. PPKn kelas VI,


silahkan Bapak/Ibu mengembangkan materi,
metode, model, pendekatan media dan evaluasi
pada KD 3.4. “Menelaah persatuan dan
kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara beserta dampaknya”, dengan
memperhatikan konsep dasar PPKn!
2. Buatlah kajian tentang “Peran tokoh-tokoh Islam
dalam perumusan Pancasila!
3. Urutan logis sila-sila Pancasila tidak boleh digeser-
pindahkan. Jelaskan alasannya!
4. Cari KD (Kompetensi Dasar) yang berhubungan
dengan Integrasi Nasional dalam Kurikulum 2013
(revisi terbaru) untuk SD/MI. Kemudian buat kajian
(Latar belakang, Pembahasan, Kesimpulan)
mengenai metode pemeblajaran apa yang tepat
untuk dapat mengajarkan hal tersebut kepada
siswa. Hasil kajian wajib disertai data hasil
penelitian yang sesuai dengan kajian yang
Bapak/Ibu buat serta anda wajib pula untuk
membuat langkah-langkah pembelajaran yang
sesuai Permendikbud. No. 20-24 tahun 2016
(permendikbud terlampir).
5. Buatlah Kajian tentang Hak dan Kewajiban
siswa/peserta didik dalam kehidupan sehari-hari,
berdasarkan peraturan perundang-undangan!
Tugas 1 :

1. Pada Kurikulum 2013 mapel. PPKn kelas VI, silahkan Bapak/Ibu


mengembangkan materi, metode, model, pendekatan media dan evaluasi
pada KD 3.4. “Menelaah persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara beserta dampaknya”, dengan memperhatikan
konsep dasar PPKn!

Jawab :

 MATERI : KD 3.4. Menelaah persatuan dan kesatuan terhadap


kehidupan berbangsa dan bernegara beserta
dampaknya

1. Sebelum memulai pembelajaran, guru meminta siswa untuk memperhatikan


kelas dan merapikan barang- barang yang ada. (Mandiri)
2. Guru kemudian mengajak siswa untuk curah pendapat: ‘Apa yang terjadi
apabila pekerjaan tadi dilakukan sendiri?’ ‘Apa manfaatnya bersatu dalam
bekerja?’ ‘Apa yang harus diperhatikan saat bekerja bersama?’ (Critical
Thinking and Problem Solving)
3. Guru memimpin curah pendapat dan menyampaikan kepada siswa bahwa
hari ini mereka akan belajar tentang bagaimana hidup rukun dengan
semangat persatuan. (Communication)
4. Siswa mengamati gambar dan melanjutkannya dengan membaca teks dalam
hati. Guru memberi waktu sekitar 3 menit. (Media Literacy)

5. Siswa kemudian membuat pertanyaan terkait bacaan dan gambar.


6. Mereka mendiskusikan pertanyaan dengan teman di sebelahnya.
7. Guru berkeliling untuk memastikan bahwa setiap siswa ikut aktif
berpartisipasi.
8. Siswa kemudian melanjutkan pekerjaannya dengan mengisi kolom yang ada
pada buku pelajaran. Guru meminta satu atau dua siswa untuk
menyampaikan hasilnya dan memberi kesempatan kepada siswa lain untuk
memberikan masukan atau mengajukan pertanyaan.
9. Siswa menulis pengalamannya tentang hidup rukun dalam persatuan pada
tempat yang disediakan. Siswa saling berbagi tulisannya kepada teman di
kelompoknya dan guru meminta satu orang perwakilan untuk
membacakannya dan memberi masukan. (Critical Thinking and Problem
Solving)
10. Produk dinilai dengan menggunakan daftar periksa yang disosialisasikan
sebelumnya.

 METODE : Diskusi

 MODEL : Active learning

 MEDIA : Benda-benda yang berada dikelas dan sebuah gambar


ilustrasi tentang suatu persatuan dan kesatuan

 EVALUASI :
Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
2. Penilaian Pengetahuan: Tes
3. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
1. Sikap

2. Pengetahuan
Skor Maksimal: 100

Produk siswa
Tugas 2 :

2. Buatlah kajian tentang “Peran tokoh-tokoh Islam dalam perumusan Pancasila!

Jawab :

Peran tokoh-tokoh Islam dalam perumusan Pancasila

Sejarah perumusan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di


kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu,
Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944, di depan Parlemen Tokyo.
Pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan kepadabangsa indonesia jika
Jepang memenangkan peperangan. Janji itu diulangi lagi pada tanggal 1 Maret
1945 dengan tanpa syarat dan dijanjikan untuk membentuk BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang bertujuan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
Merdeka.
BPUPKI dibentuk oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Balatentara Jepang di
Jawa) pada tanggal 29 April 1945. Susunan pengurus dan jumlah pengurus
BPUPKI adalah :
Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
Ketua Muda : Ichibangase (anggota luar biasa, orang Jepang)
Anggota : 60 orang tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda.
Organisasi ini mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1
Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia.
Selama tiga hari itu tiga orang, yaitu, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno,
menyumbangkan pemikiran mereka bagi dasar negara Indonesia.
Usulan Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945)
Adapun lima dasar negara yang diusulkan Mr. Muh Yamin secara lisan dan
tertulis. Usulan yang disampaikan secara lisan adalah sebagai berikut:
a) Perikebangsaan
b) Perikemanusiaan
c) Periketuhanan
d) Perikerakyatan
e) Kesejahteraaan Rakyat
Usulan yang dikemukakan secara tertulis adalah :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kebangsaan persatuan Indonesia
c) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Usulan Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
Mr. Soepomo juga mengusulkan lima dasar negara, yaitu sebagai berikut:
a) Paham negara persatuan
b) Perhubungan negara dan agama
c) Sistem badan permusyawaratan
d) Sosialisme negara
e) Hubungan antarbangsa
Usulan Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
e) Ketuhanan yang berkebudayaan

Pada akhir pidatonya Soekarno menambahkan bahwa kelima asas tersebut


merupakan satu kesatuan utuh yang disebut dengan Pancasila, diterima dengan
baik oleh peserta sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai
hari lahirnya Pancasila.
Menurut Muhammad Hatta dalam tulisan "Wasiat Bung Hatta kepada Guntur
Soekarno Putra" yang ditulis pada 16 Juni 1978, BPUPKI kemudian membentuk tim
yang terdiri dari sembilan orang untuk merumuskan kembali Pancasila yang
dicetuskan Soekarno.
Adapun sembilan orang itu adalah Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis,
Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo,
Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin. Sembilan orang itu kemudian mulai
mengubah susunan Pancasila versi Soekarno. "Ketuhanan Yang Maha Esa"
ditempatkan menjadi sila pertama. Sila kedua yang disebut Soekarno sebagai
"Internasionalisme atau perikemanusiaan" diganti menjadi "Perikemanusiaan yang
adil dan beradab". Adapun sila "Persatuan Indonesia" digunakan untuk
menggantikan "Kebangsaan Indonesia. Pada sila keempat, digunakan kata
"Kerakyatan". Sedangkan terakhir, digunakan sila "Kesejahteraan Sosial".
Menurut Hatta, pada 22 Juni 1945 rumusan hasil Panitia 9 itu diserahkan ke
BPUPKI dan diberi nama "Piagam Jakarta". Namun, ada sejumlah perubahan pada
sila pertama pada Piagam Jakarta.
Adapun sila pertama yang tercantum dalam Piagam Jakarta adalah
"Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya".
Hamka Haq dalam buku Pancasila 1 Juni dan Syariat Islam (2011) menulis
bahwa sila itu merupakan hasil kompromi antara ideologi Islam dan ideologi
kebangsaan yang mencuat selama rapat BPUPKI berlangsung. Sejumlah
pembicara dalam sidang BPUPKI dari kalangan Islam, seperti Ki Bagoes
Hadikoesoemo, menilai bahwa kemerdekaan Indonesia diraih juga berkat
perjuangan umat Islam.
"Tak akan ada nation Indonesia tanpa umat Islam. Lebih dari itu, karena
kalangan nasionalis Indonesia yang berjuang dalam lingkup nasional yang mula
pertama memang berwatak Islam," demikian pernyataan Ki Bagoes, seperti dikutip
dari buku yang ditulis Hamka Haq.
Argumen itu kemudian disanggah karena dinilai hanya melihat bangsa
Indonesia berdasarkan demografis. Umat Islam di Indonesia memang mencapai 90
persen.
Jika melihat kondisi geografis, khususnya di Indonesia timur, maka
komposisinya berbeda.
Pertimbangan bahwa Indonesia merupakan sebuah gugusan kepulauan dari
Sabang sampai Merauke itu juga yang menyebabkan muncul usulan agar dasar
negara tidak berdasarkan agama tertentu.
Oleh karena itu, dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada
18 Agustus 1945, diputuskan untuk melakukan perubahan pada sila pertama dari
yang ditulis dalam Piagam Jakarta.
Tujuh kata itu, "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya", kemudian dihapus.
"Sesungguhnya tujuh perkataan itu hanya mengenai penduduk yang beragama
Islam saja, pemimpin-pemimpin umat Kristen di Indonesia timur keberatan kalau
tujuh kata itu dibiarkan saja, sebab tertulis dalam pokok dari pokok dasar negara
kita, sehingga menimbulkan kesan seolah-olah dibedakan warga negara yang
beragama Islam dan bukan Islam," demikian penjelasan Muhammad Hatta.
Hingga kemudian, rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi
seperti yang dikenal saat ini, yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tugas 3 :

3. Urutan logis sila-sila Pancasila tidak boleh digeser-pindahkan. Jelaskan


alasannya!

Jawab :

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat menyatakan Pancasila adalah


kristalisasi dari jiwa bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Pancasila tidak bisa diubah
dengan ideologi lain.
Pernyataan itu dilampirkan dalam putusan perkara Nomor 100/PUU-IX/2013
dan sikap Arief Hidayat itu masih belum berubah.
"Ya (masih tetap dengan pendapat itu-red)," kata Arief pendek saat dihubungi
detikcom, Rabu (26/7/2017).
Menurut Arief, alinea keempat Pembukaan UUD 1945 semakin memperjelas
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara.
"Pancasila juga merupakan kristalisasi dari jiwa bangsa (volksgeist) Indonesia
yang memiliki sifat religius, kekeluargaan, gotong royong, dan toleran," ujar Arief.
Oleh karenanya Pancasila merupakan ruh dan spirit yang menjiwai UUD 1945
dan seluruh aspek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain sebagai dasar negara,
Pancasila juga dikenal sebagai ideologi negara yang menjadi pedoman bagi
penyelenggara negara dan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara serta sebagai simpul pemersatu berbagai polarisasi paham
perseorangan dan paham golongan
"Mengingat bangsa kita adalah bangsa yang majemuk dan kental akan ikatan
primordialisme. Tepatlah dikatakan bahwa Pancasila memiliki posisi yang sangat
strategis dan peran yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan
kebangsaan yang bermartabat," cetus Arief.
Menurut Soekarno, Pancasila merupakan falsafah negara (philosofische
grondslag), sedangkan menurut Notonegoro, Pancasila merupakan pokok-pokok
kaidah negara yang bersifat fundamental (staatsfundamentalnorm). Pancasila juga
dikenal sebagai cita hukum (rechtsside) yang memberikan arah dan panduan bagi
politik hukum nasional. Selain itu, Pancasila disebut juga sebagai politik hukum
ideal yang bersifat permanen. Sedangkan pasal-pasal dalam UUD merupakan
politik hukum dasar yang bersifat semi-permanen.
"Konsekuensi hukum Pancasila sebagai politik hukum ideal yang permanen
menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah meskipun
konstitusi diubah dan berubah," tutur Arief.
Oleh karena Pancasila merupakan inti dari sebuah sertifikat (certificate of
birth)bangsa yang lahir pada 1945.
"Maka perubahan terhadap Pancasila sebagai dasar negara tentunya akan
mengubah identitas dan jati diri bangsa kita," kata Arief menegaskan.
Tugas 4 :

4. Cari KD (Kompetensi Dasar) yang berhubungan dengan Integrasi Nasional


dalam Kurikulum 2013 (revisi terbaru) untuk SD/MI. Kemudian buat kajian
(Latar belakang, Pembahasan, Kesimpulan) mengenai metode pembelajaran
apa yang tepat untuk dapat mengajarkan hal tersebut kepada siswa. Hasil
kajian wajib disertai data hasil penelitian yang sesuai dengan kajian yang
Bapak/Ibu buat serta anda wajib pula untuk membuat langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai Permendikbud. No. 20-24 tahun 2016
(permendikbud terlampir).

Jawab :

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu program pendidikan yang


memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan meliputi sedikitnya tiga domain dalam
proses pembangunan karakter, yakni :
1. secara konseptual pendidikan kewarganegaraan berperan dalam mengembangkan
konsep-konsep dan teori,
2. secara kurikuler Pendidikan kewarganegaraan mengembangkan sejumlah program
pendidikan dan model implementasinya dalam mempersiapkan peserta didik
menjadi manusia dewasa yang berkarakter melalui lembagalembaga pendidikan,
3. secara social-kultural pendidikan kewarganegaraan melaksanakan proses
pembelajaran kepada masyarakat agar menjadi warga Negara yang baik. Sebagai
bagian dari kurikulum pendidikan nasional yang tertera dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas, program pendidikan kewarganegaraan berlandaskan pada
Pancasila dan UUD 1945berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik
agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warganegara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut menunjukan bahwa
pendidikankewarganegaraan mempunyai peran yang penting dan strategis dalam
pelaksanaan pendidikan karakter.
Berkaitan dengan integrasi pendidikan karakter ke dalam pendidikan kewarganegaraan
di sekolah dasar maka tentu akan sangat bermanfaat bagi para siswa untuk
mengembangkan siakap dan karakter siswa yang pada saat ini hal tersebut mulai luntur
dikarenakan oleh dampak globalisasi yang tidak memandang umur. Mengintegrasikan
pendidikan karakter kedalam pendidikan kewarganegaraan akan menjadi senjata yang
ampuh untuk melawan dampak negatif dari globalisai yang terjadi saat ini.
Pengintegrasian tersebut sangat efektif karena seperti yang kita ketahui pendidikan
karakter dan pendidikan kewarganegaraan mempunyai hubungan yang erat satu sama
lain.
Hubungan tersebut diantarannya adalah sebagai berikut :
1. pendidikan kewarganegaraan dapat mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga negara yang baik dan cakap karakter, berakhlak mulia, cerdas, partisipatif,
dan bertanggung jawab.
2. Menghasilkan peserta didik yang berfikir analitis dan kritis terhadap setiap kebijakan
dan tindakan legislatif, yudikatif, dan eksekutif.
3. Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan politik di ingkat lokal, nasional, maupun internasional
4. Mengembangkan kultur demokrasi, dan
5. Membentuk warga Negara yang Pancasila
Dari hubungan-hubungan tersebut akan melahirkan generasi-generasi yang bermutu
dan tentunya berakhlak mulia serta membentuk manusia yang kritis, pancasialis, dan
cinta tanah air.
Dari pengintegrasian tersebut maka dibutuhkan RPP atau gambaran tentang
pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Cara-cara untuk
menyusun RPP diantaranya sebagai berikut:
1. Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi
(SI) untuk menentukan apakah nilainilai budaya dan karakter bangsa yang
tercantum itu sudah tercakup di dalamnya.
2. Memilih karakter yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan
nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan.
3. Mencantumkan nilai-nilai karakter tersebut ke dalam silabus.
4. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP.
Dari hal-hal tersebut maka kita dapat melaksanakan pengintegrasian antara pendidikan
karakter dengan pendidikan kewarganegaraan itu sendiri dengan mengimlementasikan
kedalam proses pembelajaransehari-hari.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MIS Al-Fathin
Kelas/Semester : VI (enam) / I
(satu)
Tema : 2. Persatuan dalam Perbedaan
Subtema : 1. Rukun dalam
Perbadaan Muatan Terpadu : PPKn
Pembelajaran : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (4 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya, serta cinta tanah air.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa
yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan
tahap perkembangannya.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
PPKn : 1.4 Mensyukuri persatuan dan kesatuan
sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
beserta dampaknya.
: 2.4 Menampilkan sikap tanggung jawab
terhadap penerapan nilai persatuan dan
kesatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
: 3.4 Menelaah persatuan dan kesatuan
terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara
beserta
dampaknya.
: 4.4 Menyajikan hasil telaah persatuan dan kesatuan
terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara beserta dampaknya.

Indikator : 3.4.1 Menyebutkan manfaat persatuan dalam


kehidupan melalui diagram.
: 4.4.1 Menuliskan contoh tentang pengalaman hidup
rukun dalam kehidupan sehari-hari dan
manfaatnya sebagai wujud semangat
persatuan.

C. Tujuan Pembelajaran
a. Setelah mengamati gambar dan membaca cerita tentang
persatuan dalam perbedaan, peserta didik mampu menyebutkan
manfaat persatuan dalam kehidupan melalui diagram dengan
benar.
b. Setelah berdiskusi, peserta didik mampu menuliskan contoh
tentang pengalaman hidup rukun dalam kehidupan sehari-hari dan
manfaatnya sebagai wujud semangat persatuan.

D. Materi Pembelajaran

Peserta didik mampu menuliskan pengalaman hidup rukun dalam kehidupan di


sekolah.

E.Pendekatan/Metode
Metode : Diskusi
Model : Active Learning

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media/alat :
- Teks bacaan tentang persatuan dalam
- Benda-benda yang berada dikelas dan sebuah gambar ilustrasi tentang suatu
persatuan dan kesatuan
Sumber Pembelajaran :
- Buku Guru Tema 2 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018
- Buku Siswa Tema 2 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Kegiatan Waktu

Pendahulu 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar 30 menit


an dan mengecek kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta memimpin
membaca do’a adalah siswa yang hari itu datang
paling awal (religius dan integritas).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan manfaatnya bagi
tercapainya cita–cita.
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya atau salah satu
lagu wajib nasional.
5. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat nasionalisme.
6. Siswa diminta untuk memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
8. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin, kerjasama, dan
mandiri yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
9. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit materi non
pelajaran seperti satu tokoh dunia, kesehatan,
kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita
inspirasi dan motivasi.
10. Setelah membaca guru menjelaskan tujuan
kegiatan literasi dan mengajak siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apa judul bacaan
- Apa yang tergambar pada isi bacaan.
- Pernahkan kamu bacaan seperti ini
- Apa manfaatnya bacaan tersebut
(Critical Thinking and Problem Solving)
11. Siswa menyimak arahan guru tentang pentingnya
sikap
syukur, santun, percaya diri.
12. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan
hari sebelumnya
13. Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama
orangtua yang telah dilakukan. (Mandiri)
14. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai setelah kegiatan
pembelajaran
dilaksanakan.
Kegiatan Inti 5. Sebelum memulai pembelajaran, guru meminta 95
siswa untuk memperhatikan kelas dan merapikan menit
barang- barang yang ada. (Mandiri)
6. Guru kemudian mengajak siswa untuk curah
pendapat: ‘Apa yang terjadi apabila pekerjaan
tadi dilakukan sendiri?’ ‘Apa manfaatnya bersatu
dalam bekerja?’ ‘Apa yang harus diperhatikan
saat bekerja bersama?’ (Critical Thinking and
Problem Solving)
7. Guru memimpin curah pendapat dan
menyampaikan kepada siswa bahwa hari ini
mereka akan belajar tentang bagaimana hidup
rukun dengan semangat persatuan.
(Communication)
Ayo Mengamati
8. Siswa mengamati gambar dan melanjutkannya
dengan membaca teks dalam hati. Guru memberi
waktu sekitar 3 menit. (Media Literacy)

9. Siswa kemudian membuat pertanyaan terkait


bacaan dan gambar.
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi : 15 Menit
a. Materi apa saja yang telah dipahami?
b. Materi apa saja yang belum dipahami?
c. Adakah hal-hal yang ingin diketahui oleh
siswa lebih lanjut?
d. Bagaimana perasaan selama pembelajaran
berlangsung?
2. Siswa menyimak penguatan materi yang
disampaikan guru.
3. Bersama siswa, guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran. Termasuk menekankan sikap
berdoa, teliti, percaya diri, dan kerjasama.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin, kerjasama, dan syukur.
5. Siswa menyanyikan salah satu lagu daerah.
6. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
7. Kelas ditutup dengan do’a bersama dipimpin salah
seorang
siswa.
Refleksi :
a. Guru dan siswa melakukan kegiatan refleksi
hari itu. Dalam kegiatan refleksi guru
memberikan beberapa pertanyaan berikut ini.
Apa yang kamu pelajari hari ini?
b. Kegiatan apa yang paling kamu sukai?
c. Informasi apa yang ingin kamu ketahui lebih
lanjut?
d. Bagaimana caramu untuk mendapatkan
informasi tersebut?
e. Pertanyaan yang diajukan guru pada kegiatan
refleksi dapat dijawab siswa secara lisan atau
tulisan. Jika guru menginginkan siswa menulis
jawaban pertanyaan refleksi sebaiknya siswa
memiliki sebuah
d. buku tulis khusus untuk refleksi.
H. Penilaian Proses dan Hasil
Belajar Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

Instrumen Penilaian
1. Sikap

2. Pengetahuan
Skor Maksimal: 100

PPKn
Produk siswa dinilai dengan daftar periksa.

Catatan Anekdot untuk mencatat sikap


(peduli) (Contoh terlampir di lampiran
pada Buku Guru).

Mengetahui, Medan, Agustus 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas VI

Zulham Efendi, S.PdMI Tati Utami, S.Pd.


Tugas 5 :

5. Buatlah Kajian tentang Hak dan Kewajiban siswa/peserta didik dalam


kehidupan sehari-hari, berdasarkan peraturan perundang-undangan!

Jawab :

Hak dan Kewajiban Peserta Didik Menurut Sistem Pendidikan Nasional

Hak dan Kewajiban peserta didik menurut sistem pendidikan nasional diatur
secara khusus (lex specialis) dalam Pasal 12 ayat 4 Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (disingkat
menjadi Undang-undang Sindiknas). Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa
hak peserta didik meliputi:
1. Hak untuk mendapatkan pengajaran agama sesuai dengan agama yang
dianut dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya;
3. Hak untuk mendapat beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikan;
4. Hak untuk dapat pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan
pendidikan lain yang setara;
5. Hak untuk menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan.
Sedanggkan kewajiban peserta didik dalam Pasal 12 ayat 4 Undang-
undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Undang-undang Sindiknas meliputi:
1. Peserta didik wajib menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin
keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;
2. Peserta didik wajib ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan,
kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan kewajibannya tersebut sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam penjelasan Pasal 12 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang


Undang-undang Sindiknas tersbut dijelaskan bahwa peserta didik berhak untuk
mendapatkan pengajaran agama sesuai dengan agama yang dianut dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama, berkonsekwensi sekolah-sekolah
dimana ada peserta didiknya yang memeluk sebuah agama, maka sekolah
tersebut wajib menyediakan pendidik (guru) yang seagama dan mengajarkan
pendidikan agama kepada peserta tersebut. Contoh: pada sebuah madrasah
aliyah ada siswa yang beragama kristen bersekolah disana,maka madrasah
aliyah tersebut wajib menyediakan guru yang beragama dan mengajarjan
agama kristen. Demikian pula jika pada sebuah sekolah jending/kristen ada
siswa yang beraga islam bersekolah di sana, maka sekolah jending/kristen
tersebut wajib menyediakan guru yang beraga dan mengajarkan agama islam.
Adapun hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuan pesrta didik; hak untuk mendapat beasiswa bagi
yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan; hak
untuk dapat pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara; serta hak untuk menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas
waktu yang ditetapkan, merupakan upaya untuk membangun peradaban dan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat. Lebih lanjut
merupakan upaya untuk mengembangkan potensi dan kemampuan serta
membentuk watak peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Secara historis eksistensi Hak dan Kewajiban peserta didik, menurut Pasal
12 ayat 4 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Undang-undang
Sindiknas, merupakan “revisi” dari Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, yang
menjelaskan bahwa peserta didik itu mesti dikembangkan daya nalar dan daya
intelektualnya. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, yang
harus dikembangkan pada peserta didikitu bukan hanyadaya nalar dan daya
intelektualnya, tetapi juga seluruh potensi yang dimiliinya. Semisal daya
emosional, daya sosial dan daya spiritual. Adanya “revisi” terhadap sebuah
undang-undang merupakan hal yang wajar, karena hakekat lahirnya sebuah
undang-undang adalah untuk mengatur setiap hal yang menyangkut kehidupan
umum. Disampi itu, adanya “revisi” diperlukan untuk menjawab tantangan jaman
yang berubah, apalagi kalau kita bicara tentang kehidupan yang pareatif dan
kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai