Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No.

1, April 2018

OTOMATISASI PROSES PRODUKSI CAT BERBASIS SIMULATOR PLC


TWIDO TWDLMDA20DTK
Fahmizal1, Donny Budi Pratama2, Angga Priyatmoko3, M Riza Fauzi Rahman4
1,2,3,4
Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia

e-mail: fahmizal@ugm.ac.id, donny.budi.p@mail.ugm.ac.id,


angga.priyatmoko@mail.ugm.ac.id, m.riza.f@mail.ugm.ac.id

Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mensimulasikan implementasi programmable logic controller
(PLC) pada mesin otomatisasi produksi cat. Makalah ini pada dasarnya menyajikan
proses otomatisasi produksi cat. Secara garis besar, terdapat tiga proses utama yaitu,
proses produksi adonan cat, proses pengisian cat dalam kaleng kemasan, dan proses
pengepakan kaleng cat ke dalam box. Pada makalah ini, simulasi sistem otomasi produksi
cat menggunakan software Twido Suite TWDLMDA20DTK. Simulasi bertujuan untuk
meminimalkan kesalahan dalam merancang sistem sehingga dapat menghemat waktu.
Hasil yang diperoleh dari simulasi bahwa sistem telah berjalan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan seharusnya.

Kata kunci: PLC, Twido, otomatisasi.

Abstract
This paper intends to simulate the implementation of the programmable logic controller
(PLC) on paint production automation machines. This paper basically presents the
process of automating paint production. In general, there are three main processes
namely, the process of paint dough production, the process of filling paint in packaging
cans, and the process of packing paint cans into the box. In this paper. simulation of paint
production automation system using Twido Suite TWDLMDA20DTK software. Simulation
intends to minimize error to bulit the system operating time. The results obtained from the
simulation that the system has been running well.

Keywords : PLC, Twido, Automation.

PENDAHULUAN Salah satu industri yang sangat


Penggunaan programmable logic dibutuhkan manusia adalah industri
controller (PLC) di industri bertujuan untuk produksi cat. Hal tersebut selain melihat
mempermudah pengontrolan yang kebutuhan pembangunan suatu
dilakukan pada mesin-mesin di industri. infrastruktur gedung yang makin hari
Kehadiran PLC sangat dibutuhkan semakin berkembang dan bertambah.
terutama untuk menggantikan sistem Untuk melakukan proses produksi cat
pengkabelan yang digunakan dalam dibutuhkan proses yang cukup panjang dan
mengendalikan suatu sistem (Ramadhan, berulang – ulang sehingga diperlukan
2014). Pada masa lalu, setiap perangkat konsentrasi yang tinggi dalam
elektronik harus dikendalikan oleh pembuatannya. Dalam hal ini, peran PLC
pengendalinya masing-masing, hal sangat dibutuhkan. Terlepas dari alasan
tersebut sangat tidak efektif karena jika tersebut penggunaan PLC juga untuk
terdapat sepuluh mesin maka terdapat memenuhi produksi cat sendiri yang setiap
sepuluh kontroler untuk mengontrolnya. tahunnya mengalami peningkatan. Dalam
Sedangkan jika menggunakan PLC maka makalah ini akan dijelaskan bagaimana
sepuluh mesin tersebut dapat dikendalikan penggunaan PLC pada produksi cat
dengan hanya menggunakan sebuah berbasis PLC Twido TWDLMDA20DTK.
kontroler saja (Bolton, 2004).
Jurnal Sains dan Teknologi | 49
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Kebutuhan akan produksi cat dengan


tingkat efisiensi dan efektifitas dari proses Logic
pengerjaan dan hasil yang tinggi pada Logic menunjukan kemampuan PLC
suatu proses produksi, terutama pada dalam mengolah masukan secara aritmatik
produksi massal sangatlah penting, karena dan logis atau biasa disebut Arithmetic
dapat menghemat waktu dan biaya, Logical Unit (ALU) (Herlan, 2015). Dalam
sehingga ongkos produksi yang fungsinya sebagai ALU, PLC bisa
dikeluarkanpun akan dapat sekecil melakukan operasi aritmatik seperti
mungkin. Suatu mesin yang digunakan membandingkan, pengurangan,
untuk membuat cat telah banyak beredar penjumlahan, perkalian, negasi, dan
dipasaran, namun alat yang bersifat sebagainya.
otomatis masih belum banyak, sehingga
dalam hal ini penulis mencoba untuk Controller
menjelaskan suatu mesin untuk Controller menunjukan kemampuan
menyelesaikan dan memberi solusi PLC dala mengolah input yang bisa
terhadapa masalah, dimana diharapkan dikontrol secara manual maupun otomatis
sistem otomasi ini mampu memaksimalkan oleh operator sehingga menghasilkan
efisiensi guna meningkatkan efektifitas keluaran yang diinginkan (Setiawan, 2006).
yang lebih baik. Pada dasarnya PLC dirancang untuk
menggantikan suatu rangkaian relay
TINJAUAN PUSTAKA sequensial dalam suatu sistem kontrol.
PLC memiliki bahasa sendiri yang mudah
Programmable Logic Controller (PLC) untuk diartikan oleh pengguna, tergantung
PLC merupakan sebuah komputer jenis PLC yang digunakan maka bahasa
elektronik yang merupakan salah satu pemrogramannya pun akan berbeda.
Keluaran pada PLC bisa berupa logika atau
produk dari perkembangan teknologi di
angka 1 dan 0 yang berarti 1 (ON) dan 0
bidang teknik kendali (Antono, 2012). PLC (OFF). Tidak hanya satu keluaran, PLC
bisa juga didefinisikan sebagai sebuah juga dapat diterpakan pada sistem dengan
sistem elektronik yang beroperasi secara keluaran yang banyak. PLC memiliki
digital dan banyak dari padanya di desain beberapa fungsi yang dapat diaplikasikan
untuk linkungan industri. PLC memiliki dalam pengendalian. Berikut fungsi umum
sistem penyimpanan yang beguna untuk dari PLC;
menyimpan data-data perhitungan/fungsi-
Sekuensial Kontrol
fungsi spesifik seperti logika, urutan, PLC memiliki fungsi sekuensil kontrol,
perwaktuan (timer), atau operasi aritmatik fungsi sekuensial kontrol merupakan fungsi
yang banyak digunakan untuk mengontrol dimana PLC bekerja sebagai pengolah
mesin-mesin atau proses industri melalui masukan biner menjadi keluaran yang
modul dengan I/O digital maupun analog dibutuhkan oleh sebuah teknik pemrosesan
(O.Boucher, 2012). Dari istilah yang ada yang berlangsung secara berurutan
(sekuensial). PLC pada proses ini juga
(Programmable Logic Controller), PLC
berfungsi sebagai pengontrol setiap step
memiliki arti tersendiri didalamnya. Berikut dari proses agar semuanya berjalan secara
penjabarannya; berurutan (Johnson, 2007).

Programmable Monitoring Plant


Programmable menunjukan Monitoring Plant merupakan salah
kemampuan dari PLC dalam hal storage satu fungsi PLC yang berfungsi untuk
(penyimpanan). Dalam hal penyimpanan memonitor suatu sistem yang harus
PLC bisa menyimpan program yang telah diberikan perlakuan khusus seperti
dibuat dan program yang telah disimpan temperatur, tekanan, tingkat ketinggian,
masih bisa diubah fungsi dan kegunaanya keasaman, dan sebagainya (Barrett, 2008).
(Janotha, 2014).
Jurnal Sains dan Teknologi | 50
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

PLC juga akan berfungi untuk pengambilan bahan yang diperlukan sudah mengisi
tindakan apabila ada proses yang melebihi tangki, untuk mencampurkan adonan cat
batas. PLC akan memberikan tindakan diperlukan proses pengadukan dengan
pencegahan dan pengurangan pada sistem mixer agar adonan cat dapat tercampur
tersebut. dengan baik. Pada tangki cat terdapat dua
buah sensor yang terpasang di bagian
TwidoSuite TWDLMDA20DTK bawah tangki dan di bagian atas tangki
Twido Suite adalah software untuk untuk mengetahui berapa banyak volume
memprogram PLC yang dibuat oleh adonan cat yang terisi dalam tangki.
Schneider Telemecanique dengan tampilan
seperti pada Gambar 1 (Ardiansyah,
Taryana, & Nataliana, 2013). Software ini
dapat digunakan untuk memprogram
semua tipe PLC Twido Compact
(TWDLCAA10DRF, dll) dan Modular
(TWDLMDA40DTK, dll) (Schneider, 2006).
Pada paper ini menggunakan PLC Twido
tipe TWDLMDA20DTK .

Gambar 1. Twido suite V2.30

METODE
Secara garis besar, otomasi proses
produksi cat dibagi menjadi tiga proses
yaitu proses pembuatan adonan cat,
pengisian cat dalam kaleng kemasan, dan Gambar 2. Blok Diagram Proses
pengepakan kaleng kemasan ke dalam Pembuatan Adonan Cat
box. Untuk ilustrasi gambran otomasi Pada Gambar 3 disajikan beberapa
proses produksi cat dapat dilihat pada komponen yang digunakan sebagai
Gambar 3. masukan dan keluaran, yaitu tombol start,
pompa A, pompa B, konveyor A, mixer, dan
1. Pembuatan Adonan Cat sensor. Pada pompa A, pompa B, konveyor
Pada proses pembuatan cat, perlu A, dan mixer terdapat lampu indikator yang
diperhatikan bahan-bahan yang diperlukan berfungsi sebagai penanda bahwa alat ini
untuk membuat cat itu sendiri (Nurseto, dalam keadaan aktif atau mati. Pada
2011). Dalam kasus ini hanya dibutuhkan sistem ini, sensor yang berada di bagian
air dan konsentrat cat sebagai pewarna bawah tangki akan dinamakan sebagai
saja. Pada Gambar 3 pompa A dan pompa LOW, dan sensor yang berada di bagian
B berfungsi sebagai pengisi air pada tangki atas tangki akan dinamakan HIGH.
dan konveyor A membawa konsentrat cat
untuk membuat adonan cat. Saat bahan-
Jurnal Sains dan Teknologi | 51
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Gambar 3. Proses Otomatisasi Produksi Cat

Menurut pada blok diagram Gambar solenoid A, indikator solenoid A, sensor 1


2 proses pembuatan adonan cat dan juga dan sensor 2.
untuk mengaktifkan seluruh sistem Pada proses ini, ketika tangki cat
otomatisasi proses produksi cat akan sudah penuh yang ditandai dengan aktifnya
dimulai dengan menekan tombol start. sensor HIGH, maka pompa C akan aktif
Setelah itu pompa A dan pompa B beserta dan mengalirkan cat dari tangki. Namun cat
lampu indikatornya akan aktif dan mulai akan ditahan oleh sol A karena sol A hanya
mengisikan air pada tangki. Konveyor A akan bekerja ketika sensor 1 aktif.
beserta lampu indikatornya juga akan aktif Konveyor B aktif saat sol A mati untuk
dan menjatuhkan konsentrat cat pada membawa kaleng cat hingga menghalangi
tangki. Mixer akan aktif dan bertugas untuk sensor 1 dan mengaktifkannya. Lalu sol A
mengaduk adonan cat yang berisi air dan aktif dan bekerja untuk menyedot cat dan
konsentrat cat di dalam tangki. mengisikannya pada kaleng hingga kaleng
Saat adonan cat mulai mengisi tersebut penuh yang ditandai dengan
tangki, maka sensor LOW akan mendeteksi aktifnya sensor 2. Setelah itu konveyor B
adanya cairan yang mengenai sensor yang akan aktif lagi untuk membawa kaleng cat
berarti terdapat sejumlah volume adonan di menuju motor krey.
dalam tangki. Ketika tangki penuh ditandai Seperti pada blok diagram Gambar 4,
oleh aktifnya sensor HIGH. Selanjutnya, pertama, pompa C akan aktif untuk
ketika sensor HIGH aktif maka pompa A, mengalirkan cat dari tangki. Konveyor B
pompa B, konveyor A dan mixer akan mati. akan aktif untuk membawa kaleng cat
Proses ini dapat digambarkan hingga ada kaleng yang menghalangi
menggunakan timing digram seperti pada sensor 1. Ketika sensor 1 mendeteksi
Gambar 6. adanya kaleng cat, konveyor B akan mati.
Setelah itu, solenoid A akan aktif untuk
2. Proses Pengisian Cat dalam kaleng mengisikan cat pada kaleng. Saat sensor 2
Setelah tangki cat telah penuh terisi aktif, menandakan bahwa kaleng sudah
cairan cat, selanjutnya proses pengisian terisi penuh dengan cat. Saat kaleng cat
cat kedalam kaleng cat. Pada proses ini, sudah penuh, solenoid A akan mati, dan
ada beberapa aktuator dan sensor yang konveyor B akan aktif untuk membawa
kaleng menuju falling edge motor krey.
bekerja, yaitu, pompa C, konveyor B,

Jurnal Sains dan Teknologi | 52


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Gambar 5. Blok Diagram Proses


Pengepakan Kaleng Kemasan ke dalam
Box

Gambar 4. Blok Diagram Proses Pengisian Ketika ada beberapa kaleng yang
Cat dalam kaleng dalam kasus ini dibatasi 5 kaleng telah
melewati dan memenuhi syarat counter
Gambar 7 merupakan timing diagram sensor 3, maka sensor 3 akan aktif.
dari blok diagram Gambar 4 yang Aktifnya sensor 3 akan mengakibatkan
menggambarkan alur kerja dari setiap konveyor B akan mati dan berhenti
aktuator dan sensor pada proses pengisian membawa kaleng kemasan pada motor
cat dalam kaleng cat. krey. Motor krey akan mencengkram
kaleng kemasan dan menjatuhkannya ke
3. Proses Pengepakan Kaleng Kemasan dalam box yang ditandai dengan aktifnya
ke dalam Box sensor LS1, yang kemudian mematikan
motor krey. Setelah itu box yang sudah
Setelah kaleng cat sudah terisi
berisi kaleng kemasan akan dibawa oleh
dengan cat, selanjutnya kaleng-kaleng konveyor C untuk di-packing nantinya
kemasan tersebut akan di packing ke hingga menyentuh sensor LS2. Dengan
dalam box. Setiap box akan diisi oleh aktifnya sensor LS2, konveyor C akan mati
beberapa kaleng kemasan sesuai dengan dan me-reset counter pada sensor 3 dan
kebutuhan dan kehendak produsen. mengulangi proses yang sama.
Pada step ini, ada beberapa sensor Proses pengepakan kaleng kemasan
dan aktuator yang bekerja, yaitu, sensor 3, ke dalam box dapat dilihat pada timing
sensor LS1, sensor LS2, motor krey, dan diagram pada Gambar 8 yang menyajikan
konveyor C. Gambaran proses pada step alur proses setiap sensor dan aktuator
ini dapat dilihat pada blok diagram Gambar yang bekerja pada proses ini.
5.

Jurnal Sains dan Teknologi | 53


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Gambar 6. Timing Diagram Proses Pembuatan Adonan Cat

Gambar 7. Timing Diagram Proses Pengisian Cat dalam kaleng

Gambar 8. Timing Diagram Proses Pengepakan Kaleng Kemasan ke dalam Box

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Sebelum membuat program diagram


Secara garis besar dalam pembuatan ladder, sangat penting untuk menentukan
diagram ladder untuk otomatisasi proses konfigurasi alamat input dan output seperti
produksi cat terdapat tiga subprogram, yang disajikan pada Tabel 1 yang nantinya
yaitu program pompa air disajikan pada akan bertindak sebagai sensor dan
Gambar 9, program kontrol disajikan pada actuator.
Gambar 10 dan program keluaran pada
Gambar 11.
Jurnal Sains dan Teknologi | 54
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Gambar 9. Ladder Diagram Pompa Air

Gambar 10. Ladder Diagram Proses Utama

Jurnal Sains dan Teknologi | 55


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Gambar 11. Ladder Diagram Output

Pada rung 0 saat tombol start (i0.2 pengisian. Saat S1 terpenuhi (kaleng
normally open) ditekan maka memori M0 sampai ditempat pengisian) maka M3 akan
akan aktif dan mengaktifkan kondisi aktif dan menonaktifkan M2. M3 digunakan
latching memori M0. Disaat yang untuk melakukan proses pengisian cat.
bersamaan tombol start juga mengaktifkan Saat kaleng penuh (S2 aktif) maka
memori M1 dan mengaktifkan kondisi pengisian akan selesai dan meletakan
latching M1 yang nantinya akan kaleng cat ke motor krey, proses ini akan
mengaktifkan konveyor 1, mixer, dan dilakukan selama 5 kali (dengan fungsi
pompa 1 hingga cairan cat penuh. Saat counter pada rung 3. Setelah 5 kaleng
sensor HIGH (i0.1 normally close) aktif sudah diisi maka motor krey akan aktif dan
maka M1 akan mati dan menghentikan menjatuhkan kaleng cat ke dalam box.
proses pengadukan cat. Ketika L1 terpenuhi (kaleng sudah masuk
Pada subprogram kontrol, proses box) maka M6 akan aktif untuk
yang dilakukan adalah melakukan menjalankan konveyor 3. Saat box sudah
pengisian kaleng cat hingga penuh dan melewati konveyor 3 maka LS2 akan me-
memasukan 5 buah kaleng cat ke dalam reset counter 0 dan akan mengulangi
kardus. Memori M2 adalah proses konveyor proses pengisian kaleng cat.
2 berjalan membawa kaleng cat ke tempat
Jurnal Sains dan Teknologi | 56
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Tabel 1. Konfigurasi Alamat Input dan Output Ladder Diagram.


Input Output
Detail Address Detail Address
EMERGENCY %I0.1 KONVEYOR_1 %Q0.1
START %I0.2 POMPA_A %Q0.2
STOP %I0.3 POMPA_B %Q0.3
LOW %I0.4 MIXER %Q0.4
HIGH %I0.5 POMPA_C %Q0.5
S1 %I0.6 KONVEYOR_B %Q0.6
S2 %I0.7 SELENOID_A %Q0.7
S3 %I0.8 SELENOID_B %Q0.8
S4 %I0.9 KONVEYOR_C %Q0.9
S5 %I0.10 MOTOR_KREY %Q0.10
LS1 %I0.11 LAMP_PA %Q0.12
LS2 %I0.12 LAMP_PB %Q0.12
LAMP_MIXER %Q0.13
LAMP_SELENOID %Q0.14

Dalam pemrograman PLC tidak Universitas Gadja Mada atas dukungan dan
diperbolehkan menggunakan output yang fasilitas yang telah diberikan.
sama lebih dari satu (Darminto, D., Facta,
M., & Setiawan, 2011). Oleh karena itu DAFTAR PUSTAKA
perlu dibuat subprogram output. Dalam
subprogram ini akan berisi semua output Antono, D. (2012). Mesin Penjual Minuman
yang digunakan, input yang digunakan Kaleng dengan Kendali Logika
untuk mengaktifkan output adalah memori- Terprogram yang Dioperasikan
memori yang ada dalam subprogram dengan Layar Sentuh ( NT 21 S ), 16–
pompa air dan subprogram kontrol. 25.
Sehingga dengan demikian 1 buah output Ardiansyah, H., Taryana, N., & Nataliana,
akan bisa diaktifkan dengan lebih dari satu D. (2013). Perancangan Simulator
input memori. Sistem Pengepakan dan Penyortiran
Barang berbasis PLC Twido, 1(4),
SIMPULAN 373–385.
Dalam otomatisasi proses produksi cat Barrett, M. (2008). The Design of a Portable
terdapat tiga proses utama yaitu, proses Programmable Logic Controller (PLC)
pembuatan adonan cat, proses pengisian Training System for Use outside of the
cat dalam kaleng kemasan, dan proses Automation Laboratory. International
pengepakan kaleng kemasan ke dalam box. Symposium for Engineering Education,
Pada makalah ini, simulasi sistem otomasi 1–5.
produksi cat menggunakan software Twido Bolton, W. (2004). Programmable Logic
Suite TWDLMDA20DTK. Simulasi bertujuan Controller (PLC). (I. Harmeni, Ed.)
untuk meminimalkan kesalahan dalam (edisi keti). Erlangga.
merancang sistem sehingga dapat Darminto, D., Facta, M., & Setiawan, I.
menghemat waktu. Hasil yang diperoleh (2011). Programable Logic Controler ),
dari simulasi bahwa sistem telah berjalan 1–7.
dengan baik dan sesuai dengan Electric, S. (2006). Twido Programmable
seharusnya. Controller (Programmab). French:
Schneider Electric.
UCAPAN TERIMAKASIH Janotha, Z. (2014). Perencanaan Aplikasi
Penulis mengucapkan terima kasih Programmable Logic Controller (Plc)
kepada Laboratorium Instrumentasi Kendali Omron Cpm1a Sebagai Pusat Sistem
Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi Pemompaan Rpa I Dan Rpa Ii Di Pt
Jurnal Sains dan Teknologi | 57
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018

Pertamina (Persero) Ru Iii Plaju- Computer Automation in


Sungai Gerong (Doctoral D). Politeknik Manufacturing.
Negeri Sriwijaya. Ramadhan, F. (2014). Sistem Kontrol
Johnson, D. (2007). Programmable logic Seleksi Barang Otomatis Pada Mesin
controllers. Control Engineering. Stempel Dengan Sistem Elektro-
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pneumatik (Doctoral D). Politeknik
Pembelajaran yang Menarik – Tejo Negeri Sriwijaya.
Nurseto. Ekonomi & Pendidikan, 8, Setiawan, I. (2006). Programmable Logic
19–35. Controller dan Teknik Perancangan
O.Boucher, T. (2012). Programmable Logic. Sistem Kontrol, 1–14.

Jurnal Sains dan Teknologi | 58

Anda mungkin juga menyukai