com/read/1395671/34/memenuhi-kebutuhan-tenaga
-kerja-pada-era-digital-1555214568
Memenuhi Kebutuhan
Tenaga Kerja pada Era
Digital
Koran Sindo
Minggu, 14 April 2019 - 11:03 WIB
views: 2.514
A+ A-
Saat ini transaksi industri digital di Indonesia sudah USD27 miliar dan
ditargetkan menembus USD100 miliar pada 2025. Industri digital memang
menjadi salah satu ujung tombak pertumbuhan ekonomi Indonesia, tapi kini
memiliki masalah yang cukup memprihatinkan.
Indonesia justru kekurangan talenta terbaik di bidang ini.Indonesia boleh saja
menjadi pengguna internet yang besar di dunia. Namun, sangat disayangkan
ternyata tidak diikuti peningkatan jumlah profesional di sektor industri digital.
Baca Juga:
7 Tips Agar Cepat Jadi Karyawan Tetap
Jumlah Pekerja AS Bulan Juni Melonjak 224.000 Orang
Hal ini dapat menjadi ancaman ekonomi digital Indonesia. Dengan demikian,
dibutuhkan calon-calon talenta baru dari para generasi muda. Ketua Asosiasi
E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyatakan, kebutuhan
tenaga kerja di bidang teknologi informasi (TI) di industri digital ratusan ribu.
“Revolusi 4.0 ini membuat banyak disrupsi yang terjadi di banyak pekerjaan.
Kami ingin mengenalkan kepada generasi milenial apa saja pekerjaan di masa
depan yang tidak rentan karena sudah sesuai memenuhi kebutuhan pada era
revolusi 4.0,” kata Untung di Jakarta akhir pekan ini.
Dia menilai yang harus diperbaiki segera ialah kurikulum yang cocok. Anak
muda harus punya soft skill seperti pemikiran logis, penyelesaian masalah,
gigih, dan terus ingin beradaptasi dengan segala perubahan.
“Soft skill itu sangat perlu, terutama logis. Kurikulum teknologi informasi
kompetensi bukan hanya bagaimana cara menggunakan komputer, tapi
dikenalkan coding. Anak SD dikenalkan coding bisa dilatih berpikir ter struktur
karena bahas pemrograman sangat terstruktur,” ungkapnya.
Pemerintah memiliki program untuk talenta di industri digital dengan road map
kebijakan pengembangan vokasi di SMK. Kini sudah dilakukan pilot project di
sembilan daerah. Provinsi Jawa Timur, SMKN 4 Malang dan SMKN 11 Malang
dipilih menjadi pilot project pertama dalam pengembangan SDM bidang
ekonomi digital ini.
Talent digital dengan keahlian seperti desainer 3D, animator, front end
programmer, dan mobile application programmer, dapat dihasilkan dari
lulusan SMK. Selain program vokasi yang menjadi bagian dari revitalisasi
SMK, Mira juga menyebut dibutuhkan pola kerja sama seperti magang di
perusahaan digital.
“Industri sangat terbuka dengan magang namun ada keluhan dari mereka,
yakni waktu magang yang sebentar hanya tiga bulan. Untuk mengembangkan
pemrograman, paling tidak harus enam bulan,“ ungkapnya.
Di sektor konvensional, seperti Astra Honda Motor yang sudah menjadi mitra
di banyak SMK. Jadi, bengkel resmi mereka tidak pernah sulit mencari tenaga
kerja karena menyerap langsung dari SMK. Saryadi menambahkan, di sektor
digital baru satu perusahaan e-commerce yang bermitra dengan SMK.
Berjalan sejak tahun lalu sudah menghasilkan 1.000 lulusan, target 20.000
orang tahun ini sehingga akan membuka pendaftaran hingga 25.000 orang.
Idealnya pelajaran coding harus jadi kurikulum utama saat anak di bangku
SD.