Anda di halaman 1dari 39

PENGANTAR

METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA

Dr. Hartono, dr. MSi


TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Pustaka
2. Kerangka Teori
3. Kerangka Konsep
4. Hipotesis
1. KAJIAN PUSTAKA

Berisi teori yang terkait baik dengan


variabel bebas maupun dengan variabel
terikat dengan disertai ulasan bagaimana
keterkaitan antara dua variabel tersebut.
• Hal-hal yang ditulis berfokus terhadap aspek
yang akan diteliti dengan penekanan utama
pada hubungan antar variabel yang
dipermasalahkan, dan variabel-variabel lain
yang mungkin berperan.
• Perlu diutarakan hasil penelitian terdahulu yang
terkait dengan bidang yang diteliti sebagai dasar
pendukung pilihan.
• Buku sebagai kajian pustaka sebaiknya yang
terbaru ( 5 tahun terakhir), kecuali memang tidak
ada teori yang terbarukan terkait dengan
masalah yang diteliti.
• Artikel, makalah ilmiah dan jurnal-jurnal
kesehatan (10 tahun terakhir) dapat
memberikan suatu informasi yang terbaru
MANFAAT KAJIAN PUSTAKA
• Konstruksi teoritik sebagai dasar
Penelitian apapun tidak akan terlepas dari kerangka teori.
Penelitian tidaklah berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak
sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan asumsi atau
postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi
operasional.
• Konstruksi teoritik sebagai tolok ukur
Penelitian berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran
atau proses kegiatan pembelajaran sehingga perlu sarana untuk
mengontrol baik tidaknya prosedur yang digunakan. Kerangka
teori dapat membantu sebagai ukuran patokan yang dimaksud.
• Konstruksi teoritik sebagai sumber hipotesis
Hipotesis pada umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-
teori yang diragukan akan dicoba dan diuji kembali sehingga
terbentuklah hipotesis. Dasar rasional mengapa harus diuji
kembali karena pembuktian secara teoritis harus diimbangi
dengan pembuktian secara empiris
KERANGKA TEORI
• Rangkaian teori yang mendasari topik penelitian.
• Rumusan kerangka teori paling mudah mengikuti
kaedah input, proses dan output.
• Apabila dalam sebuah penelitian, sudah terdapat
kerangka teori yang baku maka kita bisa mengadopsi
kerangka teori tersebut dengan mencantumkan
sumbernya.
• Kerangka teori juga bisa dibuat dari pohon masalah
penyakit tertentu sesuai dengan area penelitian.
• Hubungan variabel dalam kerangka teori harus jelas
tergambar, dengan berbagai variabel yang
mempengaruhinya
• Setelah informasi ilmiah cukup tersedia. Informasi
dirangkum dalam suatu paket kerangka pemikiran yang
diolah secara analitik deduktif, yang umumnya disajikan
dalam bentuk bagan.
KERANGKA TEORI
KECEMASAN
SUHU UDARA DEPRESI

BISING HIPOTALAMUS

RADIASI
CRH
Feedback negative

Korteks Adrenal Hipofisis


KORTISOL ACTH

SUBSET LEUKOSIT JUMLAH SEL NK AKTIVITAS SEL NK


DEFINISI KONSEP
• Konsep merupakan abstraksi yang
terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal
khusus.
• Oleh karena konsep merupakan abstraksi,
maka konsep tidak dapat langsung diamati
atau diukur.
Contoh : sehat, sosial ekonomi,
pencemaran, dan sebagainya.
DEFINISI VARIABEL
• Variabel adalah sesuatu yang bervariasi
• Variabel mengandung pengertian ukuran atau
ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh kelompok yang lain
• Definisi lain; variabel adalah suatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
CONTOH; umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan
sebagainya
KERANGKA KONSEP
• Kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang
akan dilakukan.
• Dalam kerangka hubungan tsb konsep dijabarkan ke
dalam variabel-variabel, sehingga di dalam kerangka
konsep juga tercermin hubungan antara variabel terikat
dengan variabel bebas dan didukung semua variabel
pengganggu.
• Kerangka konsep juga menggambarkan alur pemikiran
penelitian dan memberikan penjelasan alasan dugaan
yang dibuat oleh peneliti seperti yang tercantum dalam
hipotesis
• Kerangka konsep umumnya juga disajikan dalam bentuk
bagan, sehingga jelas hubungan antar konsep maupun
hubungan antar variabel.
KERANGKA KONSEP

FAKTOR LINGKUNGAN
-Kualitas Air Bersih
-Kualitas Jamban Keluarga

FAKTOR PERILAKU
-Hygiene Perorangan
-Cara membersihkan alat makan
-Cara mengelola makanan-minuman KEJADIAN PENYAKIT
DIARE
PADA BALITA
FAKTOR KERENTANAN PENJAMU
-Status Gizi
-Riwayat ASI

FAKTOR SOSIAL EKONOMI


- Tingkat Pendapatan Keluarga
HIPOTESIS

• Kesimpulan sementara atau jawaban sementara


dari tujuan penelitian, yang kebenarannya akan
dibuktikan secara empirik dengan penelitian
yang akan dilakukan
• hipotesis mempunyai landasan teoritis, bukan
hanya sekedar suatu dugaan yang tidak
mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih
dekat kepada suatu kesimpulan
• Pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah
pernyataan tentang hubungan yang diharapkan
antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji
secara empiris
CIRI-CIRI HIPOTESIS
• Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan
bukan dalam bentuk kalimat tanya.
• Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang
diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya
berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang
sedang atau akan diteliti.
• Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu
hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variabel-
variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-
bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran
variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif.
• Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya
hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-
perbedaan, pengertian, serta tidak terlau luas sifatnya.
JENIS VARIABEL
• Variabel Kategorik (kualitatif), merupakan
variabel hasil dari pengklasifikasian atau
penggolongan suatu data. Cirinya: datanya
berupa kata-kata. misalnya; jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dll.
Berskala nominal dan ordinal
• Varibel Numerik (kuantitatif), merupakan
variabel hasil dari perhitungan dan
pengukuran. Cirinya: datanya berbentuk
angka-angka.
Berskala rasio dan interval.
Variabel numerik dibagi menjadi dua :
– Dikrit merupakan variabel yang datanya hasil
dari penghitungan. Misalnya jumlah pasien,
jumlah perawat.
– Kontinu merupakan variabel yang datanya
hasil dari pengukuran, misalnya berat badan,
tinggi badan, dll
Dalam analisis statistik, seringkali data numerik
diubah kedalam data kategorik dengan cara
dilakukan pengelompokkan atau
pengklasifikasian. Misalnya variabel umur
aslinya merupakan data numerik, namun bila
dikelompokkan menjadi resiko rendah (20-35
tahun) dan resiko tinggi (< 20 & > 35 tahun),
maka jenis variabelnya sudah menjadi kategorik.
SKALA NOMINAL
• Skala yang paling sederhana disusun menurut
jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya
sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik lainnya.
• Ciri-ciri skala nominal antara lain : hasil
penghitungan dan tidak dijumpai bilangan
pecahan, angka yag tertera hanya label saja,
tidak mempunyai urutan (ranking), sederajat,
tidak mempunyai ukuran baru, dan tidak
mempunyai nol mutlak.
• Tes statistik yang digunakan ialah statistik non
parametrik.
• Contoh; jenis kelamin, Agama, Gol darah, dll.
SKALA ORDINAL

• Skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari


jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya.
• Jarak antar nilai tidak dapat dibandingkan.
• Analisis statistik yang digunakan ialah statistik non
parametrik
Contoh:
• Jabatan Fungsional Dosen, Misalnya: Profesor, Lektor
Kepala, Lektor, dan Asisten Ahli.
• Tingkat Penghasilan; kecil, sedang, tinggi.
• Tingkat Pendidikan ; SD , SMP , SMU dan PT
• Tingkat Keganasan; tidak ganas, ganas dan sangat
ganas.
SKALA INTERVAL
• Skala yang menunjukkan batas variasi nilai satu
dg yang lain jelas,shg intervalnya dapat
dibandingkan.
• Angka nolnya tidak absolut, maka nilai
mutlaknya tdk dapat dibandingkan scr
matematis.
• Analisis statistik yang digunakan ialah uji
statistik parametrik.
Contoh :
• Suhu udara atau suhu badan.
• Tingkat kecerdasan (IQ).
SKALA RASIO
• Interval jelas batasnya dan skala pengukuran
mempunyai nilai nol absolut/ mutlak.
• Nilai mutlaknya dapat dibandingkan secara
matematis.
• Misalnya umur manusia dan ukuran timbangan.
Keduanya tidak memiliki angka nol negatif,
Artinya seseorang tidak dapat berumur dibawah
nol tahun dan seseorang harus memiliki
timbangan di atas nol pula.
• Kalau data rasio kita dapat mengatakan bahwa
orang yang berumur 60 tahun adalah umurnya
dua kali dari pemuda yang berumur 30 tahun.
VARIABEL INDEPENDEN

• Variabel yang mempengaruhi variabel lain.


• Nama lain variabel independen adalah
variabel bebas, risiko, prediktor, kausa.
Contoh:
Hubungan antara kadar kolesterol darah
dengan tekanan darah, maka variabel
kadar kolesterol darah merupakan variabel
independen, karena kadar kolesterol
darah mempengaruhi tekanan darah.
VARIABEL DEPENDEN

• Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.


• Nama lain variabel dependen adalah variabel
terikat, efek, hasil, outcame, respon, atau event.
Contoh :
Hubungan antara kadar kolesterol darah dengan
tekanan darah, maka variabel tekanan darah
merupakan variabel dependen, karena tekanan
darah dipengaruhi oleh kadar kolesterol darah.
VARIABEL PERANTARA

• Variabel yang menjembatani pengaruh


suatu variabel bebas dengan variabel
tergantung.
• Disebut juga variabel penghubung.
STRES BISING

CRH

ACTH

CORTISOL
VARIABEL PERANCU

• Variabel yang berhubungan dengan


variabel independen dan berhubungan
dengan variabel dependen, tetapi bukan
merupakan variabel antara.
• Bila penelitian ingin mengetahui hubungan
antara satu variabel independen dengan
satu variabel dependen, maka variabel
perancu harus diidentifikasi supaya tidak
salah dalam menyimpulkan suatu hasil
penelitian.
Contoh penelitian “Hubungan tekanan darah dengan
Kejadian Penyakit jantung koroner”

TEKANAN DARAH P JANTUNG KORONER

KADAR KOLESTEROL
DARAH
Contoh penelitian “ Hubungan Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI

PEKERJAAN IBU PEMBERIAN ASI

SIKAP IBU
MENGONTROL PERANCU
Mengidentifikasi variabel perancu
1. Melakukan studi literatur yang mendalam,
kemudian faktor pengalaman dan logika juga
membantu identifikasi variabel perancu
2. Pembuatan kerangka konsep

Menyingkirkan perancu
1. Menyingkirkan Perancu Dalam Desain
2. Menyingkirkan Perancu Dalam Analisis
MENYINGKIRKAN PERANCU DALAM DESAIN

1. Restriksi
Menyingkirkan perancu dari setiap subyek
penelitian=> kriteria eksklusif
2. Matching
Menyamakan variabel perancu di antara dua
kelompok.
3. Randomisasi
Paling efektif
syarat: jumlah subjek besar dan memenuhi
persyaratan randomisasi.
MENYINGKIRKAN PERANCU DALAM ANALISIS
1. Stratifikasi
Cara pengelompokkan subyek dalam strata setelah data terkumpul.
Lazim dilakukan untuk meniadakan faktor perancu, dengan catatan faktor
perancu hanya satu.
Tehnik statistik yang sering digunakan pada stratifikasi adalah statistik
Mantel-Haenszel yang dapat digunakan untuk penelitian sross sectional,
case contol dan kohort maupun uji klinis.
2. Analisis Multivariat
Yg sering digunakan; analisis regresi logistik ganda dan regresi linier
ganda. Kedua teknik analisis tersebut => dapat diperoleh hubungan antar
variabel dengan menyingkirkan variabel lain (variabel lain dibuat sama)
termasuk variabel perancu.

– Membutuhkan jumlah sampel yang banyak, perbandingannya satu


variabel minimal 15 responden.
– Sering sekali terlalu banyak asumsi.
– Hasilnya sangat dipengaruhi oleh pemilihan variabel yang dimasukkan
ke dalam persamaan.
– Interpretasinya sering dalam keadaan tidak natural
– Sulit digeneralisasi dalam keadaan nyata.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

• Definisi variabel-variabel yang akan diteliti secara


operasional di lapangan.
• Dengan definisi operasional yang tepat maka ruang
lingkup atau pengertian variabel yang diteliti
menjadi terbatas dan penelitian akan lebih fokus.
• Akan membawa konsekuensi pada metode dan
alat ukur yang akan dipilih.
• Berkiblat pada landasan teori dan permasalahan
penelitian yang dihadapi bukan ‘copy paste’
penelitian lain.
• Memuat beberapa komponen antara lain variabel,
definisi operasional, cara pengukuran, hasil
pengukuran dan skala ukur (nominal, ordinal,
interval dan rasio).
Mendefinisikan variabel secara operasional
adalah memberikan (mendeskripsikan)
variabel penelitian sedemikian rupa
sehingga bersifat :
• spesifik ( tidak berinterprestasi ganda).
• terukur (observable atau measurable)
CARA MENGEKSPRESIKAN VARIABEL
SECARA OPERASIONAL

1. Cara langsung
2. Cara tidak langsung
Cara Langsung

• Dilakukan dengan mengekspresikan bagaimana cara


pengukuran variabel => measured operasional definition.
• Variabel yang dihadapi mempunyai satu pengertian
atau berinterprestasi ganda. Kalau ganda=> mana yang
sesuai dengan landasan teori yang dikembangkan.
CONTOH
1. “ Kecerdasan”, dapat dioperasionalkan sebagai IQ pada
skala WAIS, atau dioperasionalkan sebagai angka yang
diperoleh pada tes SPM.
2. “ Status Gizi”, dapat diukur dengan bermacam kombinasi
pengukuran seperti: berat badan (BB) dengan tinggi
badan (TB); BB, TB dan usia; tebal lipatan kulit total
dengan usia; kadar protein serum, dsb.
Cara Tidak Langsung
• Mengekspresikan kriteria manipulasi terhadap variabel,
dan cara memonitor/ mengukur efek dari manipulasi
tersebut (experimental operational definition).
• Terbentuknya definisi operasional tergantung
manipulasi atau proses yang menyebabkan timbulnya
variabel yang bersangkutan maka cara definisi tipe ini
sangat cocok untuk mengoperasionalkan variabel
bebas.
CONTOH:
1. Variabel “lapar” dioperasionalkan sebagai suatu
keadaan bilamana subjek tidak diperbolehkan makan
apapun juga selama lebih dari 10 jam.
2. Variabel “kecemasan” dioperasionalkan sebagai suatu
keadaan akibat subjek dihadapkan pada ancaman
keselamatan.
CONTOH => Variabel Kebisingan

Kalau terhadap variabel ‘kebisingan’ hanya kita


definisikan sebagai bunyi yang mengganggu
saja, maka definisi ini tidak operasional. Definisi
ini tidak spesifik karena tidak dijelaskan aspek
mana dari kebisingan itu (intensitasnya, lama
paparannya atau jenis bisingnya) yang
dimaksudkan. Karena ketidakpastian tersebut
maka variabel juga tidak dapat diukur dengan
pasti
Yang dimaksud kebisingan disini adalah
intensitas kebisingan pesawat udara yang
diukur dengan menggunakan metode
WECPNL hasil pengukuran dinyatakan
dalam dB (A), skala pengukuran adalah
rasio.
Bising pesawat udara, adalah taraf intensitas
bising yang disebabkan oleh aktivitas pesawat
udara di Bandara Adi Sumarmo baik pada waktu
take- off ataupun landing yang diukur
berdasarkan skala WECPNL, dengan
menggunakan alat Sound Level Meter.
Berdasarkan perbedaan intensitas bising yang
disebabkan perbedaan jarak antar kelompok
maka taraf intensitas dibagi menjadi 3
kelompok. Skala : ordinal
TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai