PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan pasar yang baik untuk berbisnis.
Banyak perusahaan yang berbisnis di Indonesia
Semakin banyak perusahaan maka dibutuhkan strategi untuk bertahan di pasar
Bermacam- macam strategi
Strategi pemasaran melalui merek
Pentingnya strategi pemasaran melalui merek
Definisi merek
Keuntungan menggunakan merek
berkompetisi untuk dapat bertahan dan menguasai pasar. Salah satu aset untuk
dapat bertahan dalam persaingan pasar adalah melalui brand (merek). Brand telah
penyedia jasa, dan organisasi local, regional, maupun global. Menurut UU Merek
No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf, angka angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur unsur
bentuk, suara, hologram dan bahkan aroma juga dimasukkan dalam lingkup
1
Fakta di negara- negara maju, seperti Amerika dan Inggris, membuktikan
bahwa merek merupakan “Intangible Capital Asset” yang nilainya paling besar
yang sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada
perusahaan penghasil produk melalui merek (Durianto, 2001 : 2). Manfaat merek
dikelompokkan oleh Ambler (dalam Tjiptono, 2011 : 44) ke dalam tiga kategori :
merek global (global brands) dan secara agresif berupaya mencari pasar potensial
di seluruh penjuru dunia. Daya tarik merek global bukan hanya menjadi fokus
regional. Hal yang pasti dari keadaan tersebut adalah dampak signifikannya
terhadap merek- merek lokal atau domestic (local brand) (Tjiptono, 2011 : 229).
tersebut secara global. Contohnya adalah seperti yang terjadi pada produk- produk
kosmetik yang beradaptasi dengan pasar lokal namun tetap menggunakan merek
Bagaimana konsumen menilai merek global diteliti pada tahun 2002 yang
symbol) dimana konsumen merasa merek global adalah sebagai jaminan kualitas
tinggi. Konsumen selalu percaya bahwa merek global memiliki konotasi dengan
kualitas yang lebih baik dan menyajikan prestise yang lebih tinggi. Kedua,
sebagai budaya yang ideal. Merek global memberikan kepada konsumen rasa
memilki dan menjadi bagian dari sesuatu yang besar. Ketiga, tanggung jawab
memiliki tanggung jawab khusus terhadap masalah sosial dan bertindak sebagai
Brand Name in the Indian Market menghasilkan kesimpulan bahwa orang India
melihat merek asing itu lebih di percaya dan lebih aman dibandingkan dengan
lokal sendiri terdiri dari empat kategori. Pertama, Original local brand, kategori
ini mencakup merek- merek yang berasal dari negara setempat/ lokal dan dimiliki
oleh orang atau perusahaan lokal. Contohnya kosmetik Sari Ayu Martha Tilaar.
Kedua, quasi local brands, kategori ini terdiri dari merek- merek yang berasal
dari negara lokal, namun dimiliki oleh orang/ perusahaan asing. Kategori ini
terdiri atas dua bentuk yaitu original local brands yang dibeli oleh perusahaan
3
multinasional, tetapi naman merek lokalnya dipertahankan contohnya air mineral
Ades dan merek lokal yang dikembangkan dan dipasarkan untuk pasar domestic
tertentu oleh perusahaan multinasional contohnya Citra hand and body lotion.
Ketiga, acquired local brands, kategori ini meliputi merek- merek yang berasal
dari negara lain, namun dimiliki oleh orang/ perusahaan lokal. Keempat, foreign
brands, kategori ini merupakan kebalikan dari original local brands. Foreign
brand berasal dari luar negri dan dimiliki oleh orang/ perusahaan asing.
Contohnya McDonald’s, The Body Shop dan Coca- Cola (Tjiptono, 2011 : 233).
Sejumlah riset empiris melaporkan bahwa merek- merek global lebih disukai
tertentu. Sementara itu sejumlah riset lainnya menyimpulkan bahwa merek lokal
yang ditanggapi dengan nilai sangat tinggi yaitu membeli produk buatan
produk buatan Indonesia merupakan tindakan terbaik, semua produk impor harus
dibatasi walaupun membeli produk domestic merupakan beban tapi ini dilakukan
untuk mendukung produk dalam negeri Indonesia, produk asing harus dikenakan
pajak yang tinggi untuk menguranginya masuk ke Indonesia, produk buatan luar
4
negeri boleh dibeli hanya jika di Indonesia produk tersebut tidak tersedia
(Listiana, 2012).
Global brand dan local brand juga meramaikan pasar kosmetik. Banyaknya
merek kosmetik yang berada di pasar Indonesia, baik kosmetik buatan lokal
maupun asing membuat para konsumen memiliki banyak pilihan produk dan
merek serta bebas memilih produk dan merek yang disukai. Hal ini dapat dilihat
dari beragamnya cosmetic brand yang ada dalam survey yang dilakukan oleh
Frontier Consulting Group (2007) tentang Top Brand Award 2013 dalam berbagai
Juni 2013). Dimana Top Brand Award diberikan kepada merek-merek di dalam
kategori produk tertentu yang memenuhi dua kriteria, yaitu merek-merek yang
memperoleh Top Brand Index minimum sebesar 10% dan merek-merek yang
menurut hasil survei berada dalam posisi top three di dalam kategori produknya.
Berikut adalah salah satu hasil survey oleh Frontier Consulting Group tahun 2013
5
Oriflame 14,2 %
Sariayu 6,1 %
Pixy 4,5 %
4 Lipstick Revlon 16,6 %
Pixy 10,8 %
Viva 8,3 %
Mirabella 8,2 %
Sariayu 8,0 %
5 Hand & Body Citra 52,5 %
Marina 19,1 %
Lotion
Vaseline 9,1 %
Nivea 3,8 %
Viva 2,9 %
Sumber : Topbrand-award.com
Dari data Tabel 1.1 tampak bahwa adanya persaingan diantara beragam merek
di pasar Indonesia. Posisi merek- merek terkenal di Indonesia pada tahun 2013
ditempati tidak hanya oleh merek- merek asing namun juga oleh merek- merek
lokal.
Berdasar data Kementerian Perindustrian, penjualan kosmetik di Indonesia
tumbuh pesat per tahun. Tahun lalu penjualan mencapai Rp 9,76 triliun atau
penduduk yang besar, pasar kosmetik tersebut juga dinikmati kosmetik impor.
kosmetik impor dan kosmetik brand multinasional. Tahun lalu penjualan kosmetik
impor mencapai Rp 2,44 triliun atau naik 30% daripada 2011 sebesarRp 1,87
triliun. Tahun 2012 nilai diproyeksi naik 30% menjadi Rp 3,17 triliun. Angka
10 Juni 2013).
6
Keadaan tersebut ini merupakan hal yang membutuhkan perhatian lebih.
Kosmetik bagi wanita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya.
memiliki pilihan untuk tertarik atau tidak. Hal ini sesuai dengan peranan penting
menawarkan produk yang sama, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji
emosional yang sama. Suatu produk yang dipersepsikan unggul oleh konsumen
dan meraih tingkat penjualan yang tinggi dapat dikatakan berhasil saat ini (Kuleh,
2012). Salah satu ukuran keberhasilan dalam pemasaran adalah kemampuan suatu
produk untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar (Kotler & Keller,
2006).
Terdapat beragam local cosmetic brand yang ada di Indonesia. Setiap brand
mulai dari rambut, mata, bibir, kulit sampai kuku. Beberapa local cosmetic brand
yang ada di Indonesia adalah Martha Tilaar, Mustika Ratu dan Viva. Sementara
itu merek kosmetik global (Global Cosmetic Brand) yang beredar di pasar
Indonesia diantaranya The Body Shop, dan L’Oreal. Setiap tahun, brand-brand
kosmetik lokal rajin merilis tren-tren terkini untuk merebut pasar domestik dan
adalah Martha Tilaar yang mengusung berbagai produk dengan nilai yang
7
menciptakan NET-I3. NET merupakan singkatan dari Natural (Alami), Eastern
yang dipengaruhi oleh nilai-nilai adat ketimuran dan didesain dengan penggunaan
pada industri kosmetik lokal maupun global. Lebih dari itu, secara luas konsep ini
konsumen, dan lingkungan. Konsep I3 terfokus pada tiga elemen dasar masing-
masing produk Martha Tilaar, yaitu Ikon, Inovasi, dan Institusi. Ikon mengacu
pada brand positioning Martha Tilaar sebagai ikon kecantikan, di mana citra DR.
(H.C.) Martha Tilaar sebagai ikon wanita dalam dunia kecantikan tradisional dan
mode, sekaligus sebagai seorang wanita karier serta tokoh terkemuka dalam dunia
produk dan pelayanan dengan lebih baik, seperti yang telah dibuktikan oleh
lini produk di antara industri kosmetik, seperti Sariayu Martha Tilaar, Biokos
Martha Tilaar, dan Dewi Sri Spa – Oil of Jawa Martha Tilaar. Institusi mengacu
terdepan dengan profesionalisme tinggi, serta kualitas produk dan layanan yang
8
Martha Tilaar berhasil menunjukkan kualitasnya melalui berbagai penghargaan 5-
salah satu pangsa pasarnya adalah The Body Shop. Toko The Body Shop pertama
kali dibuka pada tanggal 26 Maret 1976 di Brighton, sebelah tenggara Inggris,
dan pendirinya adalah Anita Roddick. Pada saat itu, beliau berpikir bahwa
kecantikan manusia tidak hanya dari tempelan kosmetik, namun terpancar secara
alami dari dalam manusia itu sendiri, yang memberi keseimbangan antara
manusia dan alam. Oleh karena itu, Anita memikirkan untuk mengembangkan
memiliki lima nilai yang dianut. Pertama, against animal testing, yang bermakna
The Body Shop tidak pernah melakukan pengujian produknya pada hewan untuk
Body Shop membuat produknya dengan bahan- bahan terbaik dari empat penjuru
dunia dan diolah oleh para ahli untuk menciptakan produk yang efektif dan indah
untuk digunakan. Ketiga, activate self esteem, dimana The Body Shop percaya
bahwa kecantikan sejati berasal dari kepercayaan diri, vitalitas dan kesejahteraan
batin sehingga The Body Shop berusaha untuk membuat produk-produk yang
defend human right , yaitu melakukan kampanye dan penggalangan dana tentang
9
isu- isu global seperte kekerasan dalam rumah tangga dan HIV. Kelima, protect
the planet¸ yang dilakukan dengan cara mengurangi dampak terhadap lingkungan
8 Juni 2013)
The Body Shop termasuk dalam delapan produk kosmetik favorit dunia
dengan alasan The Body Shop hadir sebagai pengamanan kulit dari kekeringan
dan kerusakan. Selain itu sejak 30 tahun yang lalu The Body Shop merupakan
12 Juni 2013). Selain itu, The Body Shop berada di ranking ke 35 dalam Most
Valuable Cosmetics Brands in the World yang diadakan oleh Brand Finance
produknya. Namun pemeran utama dalam berhasil atau tidaknya suatu produk
adalah konsumen. Agar produk dari suatu merek dapat menjadi pilihan konsumen,
maka merek tersebut harus memiliki persepsi kualitas (perceived quality) yang
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jenis layanan berkaitan
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Peceived Quality menentukan nilai
dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung pada keputusan
10
konsumen negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama
dipasar. Sehubungan dengan hal tersebut, agar suatu brand berhasil dalam
kompetisi di pasar, maka para penghasil produk atau jasa perlu membangun
sama- sama berasal dari bahan- bahan alami, perlu bagi kedua merek tersebut
untuk membentuk perceived quality yang kuat agar tetap bertahan di pasar
kosmetik. Agar tidak “tersingkir” oleh merek asing dan konsumen beralih ke
merek asing, merek- merek lokal harus menjaga kualitasnya. Oleh karena itu,
brand, dengan Martha Tilaar sebagai local brand dan The Body Shop sebagai
global brand.
1.2Rumusan Masalah
Mengingat bahwa perceived quality yang kuat dibutuhkan untuk
pengetahuan secara teori yang didapat selama dibangku kuliah dengan praktis.
11
2) Bagi Pemilik dan Pengelola Merek Lokal serta Perusahaan Multinasional
Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan tentang
manajemen merek.
3) Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan
sebagai bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa atau pihak lain yang
di lapangan.
2) Sebagai salah satu bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis dan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
Dalam bab ini akan diuraikan konsep-konsep pokok yang menjadi dasar
berikut:
2.1Perceived Quality
2.1.2 Definisi Perceived Quality
“Perceived Quality dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
12
merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat
diukkur secara relatif) yang berbeda- beda terhadap suatu produk atau jasa.
persepsi pelanggan atas apa inti dari kualitas produk dan seberapa baiknya
penilaian terhadap merek. Akan lebih sulit untuk mencapai level statisfaction
fitur- fitur baru pada produk secara terus- menerus karena hal itu membuat
kedalam kategori produk baru. Sebuah merek dengan perceived quality yang
kuat akan sanggup meluaskan diri lebih jauh dan akan mempunyai
13
kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan merek yang lemah
kualitas yang baik. Informasi berupa kritik dan saran juga diperlukan. Selain itu
sasaran atau standar kualitas yang akan dibentuk pun harus jelas sehingga
berinisiatif.
2.1.3 Dimensi Percived Quality
Mencapai tingkat persepsi kualitas yang memuaskan menjadi sulit, karena
dari cacat
d. Keandalan
Konsistensi kinerja dari waktu ke waktu dan dari pembelian untuk membeli
e. Daya Tahan
Kehidupan ekonomi yang diharapkan dari produk
f. Pelayanan
Kemudahan pelayanan produk
g. Gaya dan desain
Penampilan atau nuansa kualitas
Dari beberapa uraian diatas, perceived quality dipengaruhi oleh aspek
suatu merek, dalam banyak konteks perceived quality sebuah merek dapat
cukup untuk menentukan kualitas suatu merek. Mungkin pula pelanggan tidak
daya untuk memperoleh dan memproses informasi sehingga dalam konteks ini
(Durianto, 2001).
Secara umum Durianto (2001 : 101- 102) menyatakan perceived quality
suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali alasan
tersebut. Nilai tambah ini akan menghasilkan basis pelanggan yang lebih
besar dengan loyalitas merek yang lebih tinggi disamping banyak lagi
17
dan perluasan merek yang inovatif sehingga dapat memenuhi keinginan
banyak konteks perceived quality sebuah merek data menjadi alasan yang
18
penting dalam pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangjan
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka angka, susunan warna
atau kombinasi dari unsur unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
terakhir menunjukkan bahwa bentuk, suara, hologram dan bahkan aroma juga
19
value bagi pelanggan dan memberi identitas bagi produk/jasa agar dapat
para pesaing.
e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Bagi konsumen, terdapat tujuh manfaat pokok, yaitu :
a. Sebagai identifikasi sumber produk
b. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu
c. Pengurang resiko
d. Penekan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal
e. Janji atau ikatan khusus dengan produsen
f. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri
g. Signal kualitas.
2.3 Merek Lokal (Local Brand)
Tjiptono (2011) dalam bukunya mengungkapkan tentang tipologi merek
lokal. Dalam studinya mengenai pengaruh asal lokal dan non- lokal merek
local origin brand dijual hanya di pasar domestik. Oleh sebab itu, merek-
20
merek yang dijual dan dikonsumsi di pasar domestik dan di negara lain dapat
English). Artinya, origin berarti tempat asal. Oleh sebab itu merek lokal perlu
Original Acquired
P
I
H
S
R
E
N
W
O
a. Original Local Brands. Kategori ini mencakup merek- merek yang berasal
dari negara lokal, namun dimiliki oleh orang/ perusahaan asing. Kategori
ini dibagi menjadi dua bentuk, pertama original local brands yang dibeli
21
Beberapa faktor yang berkontribusi pada preferensi terhadap merek lokal
pemilik/perusahaan dan asal suatu barang atau jasa diproduksi. Local brand
sama, sebuah positioning dan citra yang serupa di seluruh dunia” (Kristanto,
2011). Menurut Yip (dalam Tjiptono, 2011 : 229) “merek global adalah merek-
merek yang memiliki nama sama dan strategi pemasaran yang terkoordinasi
yang sama pula di banyak negara. Di samping itu, kriteria merek global juga
dari kawasan di luar negara asal (berkisar antara 5 – 20%) dan market coverage
22
(harus tersedia di semua megamarket dunia, yakni Amerika, Asia dan Eropa
(Johansson, 2004).
Merek global pada umumnya didukung dengan sejumlah kelebihan, seperti
faktor inilah yang menjadi basis keungguan kompetitif merek- erek global dalam
lokal
c. Adanya faktor gengsi (prestige)
d. Meningkatkan asosiasi sebuah negara dengan produk
Global Brands Study yang dilakukan Research International/ USA. Pada
merek global dengan tiga dimensi utama yang dijadikan dasar evaluasi
keputusan pembelian yaitu, quality signal (jaminan kualitas prima), global myth
hak pekerja, kesehatan public, dan seterusnya) (Taylor, dalam Tjiptono 2011).
Studi tersebut juuga berhasil mengidentifikasi empat segmen konsumen
global, yaitu :
a. Global Citizen, yang terdiri atas mereka yang megandalkan kesuksesan global
23
b. Global Dreamers, yaitu kelompok konsumen yang sangat mengagumi
merek- merek yang mengembangkan nilai- nilai Amerika dan tidak percaya
menggunakan kriteria yang sama dengan penilaian merek- merek lokal yang
biasa mereka lakukan. Bagi mereka, karakteristik global sebuah merek bukanlah
posisi, dan strategi yang sama diseluruh dunia. Global brand memiliki
beberapa hal. Global brand memiliki empat segmen pasar yang ditentukan oleh
persepsi konsumen.
2.6 Kerangka Berpikir
Maraknya merek- merek lokal dan merek-merek global yang ada membuat
brand dan produk global brand secara keseluruhan. Suatu brand harus memiliki
24
quality adalah salah satu elemen yang penting dalam penentuan keputusan
pembelian konsumen Perceived quality terdiri dari tujuh dimensi yaitu kinerja,
spesifikasi dan hasil. Atribut yang digunakan untuk setiap pengukuran perceived
quality tentu berbeda. Bagi produk cosmetic brand atribut yang digunakan
tahan, pelayanan serta gaya dan desain. Uraian tersebut dapat digambarkan
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis pendekatan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis pendekatan
penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dan diproses
maupun dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah
objek yang diteliti. Selain itu juga dapat membandingkan kesamaan- kesamaan
suatu ide”.
Pada penelitian ini, akan membandaingkan perceived quality konsumen
terhadap local cosmetic brand dan global cosmetic brand. Local cosmetic brand
yang akan diambil sebagai perbandingan pada penelitian ini adalah Martha Tilaar
26
dan global cosmetic brand yang diambil sebagai perbandingan dalam penelitian
adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.
atau sifat dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang
ini memiliki satu variabel bergantung (dependent) dan dua variabel bebas
merupakan penegasan arti dari konstruk atau variabel yang akan diteliti. Definisi
penelitian melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara
mengukur konstruk atau variabel itu, atau dengan kata lain definisi operasional
27
“Populasi adalah wlayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pengguna cosmetic brand Martha
Tilaar dan pengguna cosmetic brand The Body Shop yang berdomisili di kota
2006). Karena jumlah populas yang jumlahnya belum diketahui, maka teknik
sampling. Dimana skala diberikan kepada subjek yang berada di lokasi saat
pengumpulan data.
skala psikologi. Bentuk skala psikologi dalam peneltian ini adalah skala Likert.
kondisi yang subjek alami. Skala terdiri dari aitem favorable yang mendukung
prilaku yang diukur dan aitem unfavorable yang tidak mendukung prilaku yang
diukur.
Skala yang digunakan untuk pengukuran adalah skala Perceived Quality.
28
cosmetic brand. Pemberian skala pada resopnden pengguna brand cosmetic
Martha Tilaar dan responden pengguna The Body Shop dibedakan, namun aspek
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur adalah skala Perceived Quality
kualitas dan keunggulan produk dari suatu merek dibanding produk dari merek
lainnya. Kualitas dan keunggulan produk kosmetik dinilai dari aspek kinerja produk
Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori item
yaitu item yang favourable dan item yang unfavourable, serta menyediakan empat
alternative yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor bergerak dari 5
sampai 1 item untuk item yang favourable dan 1 sampai 5 untuk item yang
unfavourable.
Tabel 3.1
Aspek dan Indikator
No Aspek Indikator
1. Kinerja a. Produk kosmetik bekerja secara efektif
b. Konsumen puas dengan kinerja produk
2. Kelengkapan produk a. Penggunaan produk kosmetik diikuti
penggunaan produk yang lain dari merek
29
yang sama
b. Cara pemakaian produk kosmetik dirasa
praktis oleh konsumen
3. Kesesuaian Kualitas a. Hasil penggunaan produk kosmetik sesuai
dengan fungsi yang dicatumkan
b. Konsumen percaya pada produk kosmetik
karena bebas dari cacat
4. Keandalan a. Produk kosmetik memberikan hasil yang
semestinya pada tiap pemakaian
b. Konsumen merasa produk kosmetik
bekerja secara konsisten pada tiap
pemakaian
c. Konsumen merasa produk dapat
digunakan oleh berbagai usia
5. Daya Tahan a. Produk kosmetik tidak mudah rusak
b. Konsumen memperkirakan dapat terus
membeli produk kosmetik
6. Pelayanan a. Kemudahan yang dirasakan konsumen
dalam hal konsultasi produk sebelum,
saat dan setelah pembelian produk
7. Gaya dan desain a. Penampilan produk yang dinilai menarik
b. Bentuk kemasan produk kosmetik terlihat
berkualitas
Tabel 3.2
Jumlah dan Bobot Aitem
No. Aspek Jumlah Aitem Bobot
1. Kinerja 6 15 %
2. Kelengkapan Produk 6 15 %
3. Kualitas Kesesuaian 5 12,5 %
4. Keandalan 6 15 %
5. Daya Tahan 6 15%
6. Pelayanan 5 12, 5 %
7. Gaya dan Desain 6 15 %
JUMLAH 40 100 %
Tabel 3.3
Sebaran Aitem
Aitem
No Aspek Favorable Unfavorable
30
2. Kelengkapan produk 2, 16, 30 9, 23, 37
3. Kualitas Kesesuaian 3, 17, 31 10, 24
4. Keandalan 4, 18, 32 11, 25,38
5. Daya Tahan 5, 19, 33 12, 26, 39
6. Pelayanan 6, 20, 34 13, 27
7. Gaya dan Desain 7, 21, 35 14, 28, 40
JUMLAH 21 19
mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya,
atau sifat bangun konsep (konstruk teori) yang menjadi dasar penyusunan
memastikan apakah item yang disusun oleh peneliti sudah sesuai dengan
sudah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar, dan tidak
31
Proses analisis item dilakukan untuk memilih item mana yang layak
dimasukan menjadi item final dan mana yang tidak. Proses ini dilakukan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
menggunakan rix > 0,30, semua item yang mencapai koefisien korelasi
menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah item
yang diinginkan dapat tercapai. Hal yang tidak disarankan adalah jika
32
0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Perhitungan reliabilitas item-item
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Durianto, Darmadi. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku Merek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Engel, F. James, Roger D., and Paul, W. Minard. 1998. Consumer Behavior. The
Dryden Press
Johanssson, J.K. and Ronkainen. 2004.Consider implications of local brand
Kotler, Philip & Keller, Kevin L. 2006. Marketing Management, 13th Edition.
New Jersey: Pearson Education.
Kuleh, Yohanes. 2012. Pengaruh Brand Loyalty dan Perceived Quality terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Nokia. Jurnal Kinerja Volume 9
Listiana, Erna. 2012. Pengaruh Country of Origin terhadap Perceived Quality
Dengan Moderasi Etnosentris Konsumen. Jurnal Administrasi Bisnis. UNPAR :FISIP
Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Tjiptono. 2011. Strategi dan Manajemen Merek.
www.topbrand-award.com (9 Juni 2013)
www.kemenprin.go.id (10 Juni 2013)
www.marthatilaargroup.com (8 Juni 20013)
www.thebodyshop.com (8 Juni 2013)
33
www.metrotvnews.com (12 Juni 2013)
www.rangkingthebrand.com (16 Juni 2013)
34