Anda di halaman 1dari 14

Laporan Korosi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang disebabkan oleh
pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat disekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan
perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau
perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.

Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk
mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau
senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan
sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi.
Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu
saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini
difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu
pada percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya
korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mempelajasi peristiwa korosi terhadap besi (dalam bentuk paku) tanda dan dengan kontak
dengan berbagai logam termasuk Cu, Zn, dan Al.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat korosi.

1.3 Prinsip Percobaan

Mengamati proses terjadinya korosi pada besi dengan mengamati besi yang tidak dilapisi logam lain
dalam besi yang dilapisi Zn, Cu, dan Al dengan bantuan indikator PP dimana akan menghasilkan
warna merah muda yang menunjukkan tempat dimana terjadi reduksi dan menghasilkan warna biru
yang menunjukkan tempat dimana terjadinya oksidasi.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat menentukan berbagai sifat korosi dari logam
seperti zink, tembaga, aluminium terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam mana yang mampu
melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat korosi besi. Hal ini sangat
berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual dari besi. Selain itu, praktikan juga
lebih mahir dalam menggunakan alat-alat laboratorium.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai
musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi
korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua
logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari
bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi
serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim
(Chamberlain, 1991).

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang
menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-
proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana
oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi,
sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana
baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi
atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada
pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa
daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik
dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam
dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi
juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan
dari proses ekstraksi logam yang dari bijih mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi
yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan
bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret
volta dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi (Anonim, 2008).

Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif baik bila
dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan kekuatan bahan ini
ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel. Ketahanannya terhadap tumbukan juga
dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid
grafit alih-alih serpih-serpih yang normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali
tetap mencuat di permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya
akan karbion pada logam tersebut (Chamberlain, 1991).
Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang menghasilkan
oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk sebuah selaput tipis oksida yang transparan di seluruh
permukaannya yang terbuka. Selaput ini mengendalikan laju korosi dan melindungi logam di
bawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang terbuta dari aluminium dan paduan-
paduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput itu rusak dan tidak dapat dipulihkan lagi, korosi
logam ini akan berlangsung cepat sekali. Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah
ditempa. Logam ini biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr
untuk mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan
ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk
(Chamberlain, 1991).

Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada suhu yang
sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif, yaitu (+0,34 untuk
pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya
oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan liat. Zink melebur
pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni melarut lambat sekali dalam asam dan
dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan
oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini
menjelaskan larutnya zink-zink komersial (Svehla, 1990).

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada suhu
1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil
karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan
peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam
merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial
elektroda standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating selama transfer
panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang pada natrium suhu rendah
dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini akan terjadi korosi, yang kemudian akan
berakibat pada keadaan ekonomi dan pemasaran generator ini, sehingga perlu adanya sebuah
prosedur baru untuk kemudian mencegah berlanjutnya proses korosi, diantaranya adalah dengan
pengetesan reaksi natrium dengan air, dll (Hamada dan Tanabe, 2004).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl, indikator pp, larutan H2SO4 2 M,
agar-agar, K3Fe(CN)6 0,01 M, aquadest, tissue roll, plat seng, plat tembaga, plat aluminium, kertas
label dan paku.

3.2 Alat
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada percobaan kali ini, adalah tabung reaksi, rak tabung, gelas
piala 250 mL, kasa asbes, pembakar gas, neraca Ohaus, batang pengaduk, pipet tetes dan pinset

3.3 Prosedur Kerja

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Sistem Lokasi warna merah Lokasi warna biru

Fe Tidak ada Ujung, kepala dan sepanjang paku

Fe/Zn Ujung, kepala dan foil Zn Tidak ada

Fe/Al Tidak ada Tidak ada

Fe/Cu Foil Cu Kepala dan ujung

4.3 Pembahasan

Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena logam ini sangat
luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses pencegahan korosi pada besi adalah
dengan proses pelapisan dengan logam lain berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang
akan digunakan dalam hal ini adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah salah satu bahan yang sangat
mudah teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk lapisan
oksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida logam besi ini mempunyai pori-pori sehingga
mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini memungkinkan reaksi
oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai semua logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang
gembur dan keropos, yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan
kekuatan logam besi tersebut.

Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi atau terlindung dari
korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lain seperti Cu, Zn, dan Al. Mula-mula,
paku besi dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi asam sulfat. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat korosi, sebagaimana kita ketahui bahwa keasaman tinggi merupakan faktor utama
meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam asam sulfat beberapa menit,
kemudian di pindahkan dengan menggunakan pinset bersih. Hal ini dilakukan untuk menghindari
adanya pengotor yang melekat pada paku, paku kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih,
untuk membersihkan paku dari kotoran yang mungkin masih terdapat dalam paku ataupun pinset
yang digunakan.

Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator, juga digunakan
untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi. Terlebih dahulu, agar-agar
dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidak larut dalam air dingin. Camouran kemudian
ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai jembatan garam yang dapat dinetralkan. Larutan
kemudian ditambahkan dengan indikator PP yang menyebabkan adanya warna merah muda
dengan adanya OH-, warna merah muda dalam gel menunjukkan tempat dimana reduksi.
Selanjutnya dilakukan penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk menunjukkan tempat dimana
Fe teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru.

Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat korosi, maka
dalam percobaan ini digunakan tiga macam logam dalam bentuk foil seperti foil Cu, Zn, dan Al yang
dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda, kemudian ke dalam tabung reaksi dimasukkan gel dalam keadaan panas, hal ini dilakukan
agar gel tersebut tidak meggumpal.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel diperoleh warna
biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi Fe/Zn diperoleh warna merah,
yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat diketahui bahwa logam Zn adalah logam yang
mampu melindungi besi karena adanya daya reduksi yang kuat dari logam tersebut. Zn dan Al dapat
menghambat terjadinya korosi pada besi karena harga potensial elektrodanya lebih rendah dari
harga potensial reduksi Cu bila dibandingkan dengan Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi
besi paku yang ditandai dengan adanya warna biru, hal ini disebabkab karena Cu melindungi diri
kemudian melindungi Fe.

Jika dilihat dari potensial reduksi standar (Eo) masing-masing logam, maka Al yang paling negatif (-
1,66), kemudian Zn(-0,76), dan Cu yang paling elekropositif dari ketiga logam yang diujikan (+0,34.
Semakin positif Eo semakin besar kecenderungan zat untuk tereduksi, tetapi semakin mudah untuk
teroksidasi. Berdasarkan harga Eo, logam Cu lebih mudah tereduksi sehingga tidak dapat melindungi
paku besi yang memiliki Eo -0,44 dari korosi, sedangkan logam Zn dapat melindungi paku dari korosi.
Logam Al memiliki Eo lebih negatif dibanding Zn, dengan demikian Al lebih mudah mengalami
oksidasi daripada Zn, sehingga Al lebih baik dalam melindungi besi daripada Zn.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Cu dapat mempercepat korosi, Zn dapat
menghambat korosi, dan Al mudah menghambat korosi.

5.2 Saran

Sebaiknya pada percobaan ini digunakan jenis logam yang lain untuk diketahui sifat-sifatnya dalam
mempercepat atau menghambat korosi pada besi. Selain itu, dicobakan juga untuk jenis agar-agar
yang lain.
KOROSI

Tujuan percobaan
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korosi pada besi

Dasar Teori
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawanya, terutama terjadi dalam lingkungan
ayang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi yang
mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)
bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai
pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe2+ + 2e-Fe
Katode : 2H2OO2 + 4H+ + 4e-
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses
pengaratan berikutnya.
Proses terjadinya korosi:

Keterangan:
Logam Fe yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi menjadi ion
Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung tetesan air
ini disebut anode.
Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui tetesan air, sedangkan elektron
mengalir dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi O2 dari udara dan
menghasilkan air. Ujung tetesan yang merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut
katode. Sebagian O2 dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang
membentuk karat besi (Fe2O3.XH2O)
Kerugian Korosi
Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur dengan logam lain, serta
bersifat racun. Jika berkarat, besi yang digunakan sebagai fondasi jembatan menjadi rapuh sehingga
mudah ambruk. Alat-alat produksi dalam industri makanan dan farmasi tidak boleh menggunakan
logam yang mudah berkarat. Oleh karena itu, untuk kepentingan industri, biasanya digunakan
peralatan stainless yang anti karat.
Pencegahan Korosi
• Pembuatan logam homogen
Pada pembuatan logam dalam industri diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen mungkin
dalam logam tersebut. Hal ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut di satu bagian,
sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antarzat yang dapat memicu terjadinya korosi.
• Pelapisan dengan cat
Pelapisan logam dengan cat bertujuan untuk mencegahkontak antara permukaan logam dengan
udara yang mengandung oksigen dan uap air.
• Pelapisan dengan logam lain
Jika logam besi dilapisi Cu (tembaga), Sn (timah), besi akan terlindungi dari korosi karena potensial
reduksi Cu dan Sn lebih positif (Eº Cu2+ | Cu = +0,34 Volt dan Eº Sn2+ | Sn = -0,14 Volt) daripada
potensial reduksi besi (Eº Fe2+ | Fe = -0,44 Volt). Namun bila lapisan ini bocor sehingga lapisan Cu
dan Sn terbuka, besi akan mengalami korosi dengan cepat. Selain Cu dan Sn, logam lain yang dapat
digunakan adalah perak (Ag), emas (Au), nikel (Ni), dan platina (Pt).
• Cara proteksi katodik
Jika logam besi dihubungkan dengan seng (Zn), besi tersebut akan sukar mengalami korosi. Hal ini
disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi dimana potensial reduksi Zn (Eº Zn2+ |
Zn = -0,76 Volt) lebih negatif daripada potensial reduksi Fe (Eº Fe 2+ | Fe = -0,44 Volt). Seng bereaksi
dengan O2 dan H2O dalam lingkungan yang mengandung CO2 dan membentuk seng karbonat. Seng
karbonat berfungsi untuk melindungi seng itu sendiri dari korosi. Cara ini disebut juga cara katode
pelindung. Logam Magnesium (Mg) yang termasuk alkali tanah banyak digunakan untuk keperluan
ini.

Alat dan Bahan

• Gelas air mineral


• Paku
• Minyak tanah
• Air
• Garam
• Cuka
• Plastik
• Logam seng (Zn)
• Kabel (untuk diambil tembaganya)

Prosedur Kerja
1. Susunlah alat dan bahan seperti gambar berikut:

A : Paku
B : Paku dicelupkan dalam minyak tanah
C : Paku dicelupkan dalam air
D : Paku diselupkan dalam larutan garam (air + garam)
E : Paku benamkan dalam silika gel atau kapur
F : Paku dicelupkan dalam larutan cuka (air + cuka)
G : Paku dicelupkan dalam air yang diisi menutupi seluruh bagian paku kemudian ditutupi dengan
plastik
H : Paku yang sudah dililitkan dengan lempengan seng (Zn) kemudian dicelupkan dalam air
I : Paku yang sudah dililitkan dengan tembaga(Cu) dari kawat kemudian dicelupkan dalam air
2. Simpan alat dan bahan tersebut di tempat yang aman.
3. Amati logam paku pada masing-masing gelas setiap harinya
4. Catat hasil pengamatan.
jika yang anda minta adalahpercobaan untuk membuktikan bahwa air dan oksigen dapat
menyebabkan korosi, mungkin ini bisa membantu anda:

alat:
1. wadah dengan tutup(misal botol air minum dalam kemasan--gaknyebut merk) sejumlah 3 botol
2. udah kayaknya

bahan:
1.paku besi 3 buah
2.air secukupnya
3.minyak(apapun jenis minyaknya,kalau bisa sejernih mungkin) secukupnya juga

cara kerja:
1.isi botol a dengan air biasa,botol b dengan air yang telah dididihkan,dan botol c dengan minyak
semua sampai botol penuh(kecuali botol minyak ga usah penuh asal paku tercelup,minyak mahal
dari air)
2.masukkan masing2 paku kedalam botol
3.tunggu beberapa hari(appah?hari?----ya iya lah,pengaratan prosesnya lmayan lambat)
4.setelah itu amati masing2 paku

TEORI SINGKAT
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, , yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih
mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja
atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

Penelitian (pengamatan) dan Percobaan terhadap Perkaratan Besi


* Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan besi berkarat

* Alat dan bahan


a. Air
b. Cuka
c. Minyak sayur
d. Paku 8 buah
e. Gelas 8 buah

* Cara kerja
- Persiapkan 8 gelas kosong yang bersih
- 2 gelas di isi dengan Air, lalu masukkan paku ke dalam 2 gelas yang di isi Air, kemudian
salah satu gelas tersebut di tutup rapat dan yang satunya terbuka
- 2 gelas selanjutnya di isi dengan cuka dan paku dan tutup rapat salah satu gelas tersebut dan
yang satunya terbuka
- 2 gelas berikutnya di isi minyak sayur dan paku sama seperti di atas
- selanjutnya 2 gelas terakhir hanya di isi dengan paku tanpa ada yang lain dan satu gelas di
tutup rapat sedangkan yang satunya terbuka
- Kedelapan gelas yang telah kita isi di simpan di tempat yang aman dan tidak ada gangguan
- Kita amati setiap harinya minimal selama satu minggu.

* Hasil pengamatan
Dari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa Paku yang paling cepat
berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup, karena perkaratan
pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air. Paku yang tidak dapat berkarat adalah
paku yang di dalam gelas di isi minyak sayur yang di tutup rapat.
Urutan paku yang cepat berkarat adalah sebagai berikut :
1. Paku dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup
2. Paku dalam gelas yang di isi air dan di tutup
3. Paku dalam gelas kosong yang terbuka
4. Paku dalam gelas berisi asam cuka tanpa di tutup
5. Paku dalam gelas yang berisi minyak tanpa di tutup
6. Paku dalam gelas yang berisi asam cuka,minyak dan gelas kosong yang di tutup tidak
berkarat

* Pertanyaan
1. Paku dalam gelas manakah yang berkarat?
Jawab : Paku dalam gelas di isi air, cuka, minyak sayur dan gelas kosong yang terbuka dan
Paku dalam gelas di isi air dan cuka dan yang di tutup.
2. Samakah kecepatan terjadinya perkaratan?
Jawab : Tidak, karena masing-masing gelas ada pengaruh oksigen.
3. Apa Faktor yang menyebabkan besi berkarat?
Jawab : Oksigen dan air yang paling berpengaruh adalah oksigen.

* Kesimpulan dan saran


Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen
dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O
Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita
harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi
oleh O2 dan H2O

Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan :

1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko
bahan bangunan.
2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau
produksi besi atau logam lainnya di pabrik.
3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin
4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melaui kawat agar yang
berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada
tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.
5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau
timah yang terletak di sebelah kiri deret volta.
6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa
dilakukan pada kaleng.

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa
korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.
xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak sebagai
katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V


atau

O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3. xH2O, yaitu karat besi.

Korosi Besi memerlukan oksigen dan air. Hal ini dapat dibuktikan melalui percobaan berikut.

1. 2. Tujuan Penelitian

- Mengidentifikasi factor – faktor yang memengaruhi korosi besi

1. 3. Metode Penilitian

- Eksperimen

BAB II

ISI

1. 1. Alat dan Bahan

- Paku 4 bh

- Gelas Air Mineral

- Air Mineral

- Kapas

- Air mendidih

- Minyak Tanah

1. 2. Cara Kerja

- Ambillah 4 wadah (Gelas Air mineral), kemudian :


 Tambahkan 5 ml air mineral ke dalam wadah 1
 Masukan kapas kering ke dalam wadah 2
 Tambahkan air yang sudah dididihkan ke dalam wadah 3 hingga hampir penuh
 Tambahkan kira-kira 10 ml kerosin ke dalam wadah 4

- Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu
ke dalam wadah pada prosedur di atas

- Tutup wadah 2 dan 3 sampai rapat

- Simpanlah wadah-wadah tersebut selama 2 hari kemudian amati apa yang terjadi.
Catat hasil pengamatannya.

1. 3. Hasil Percobaan

- Terbentuk karar pada tabung nomor = 1 dan 3

- Tidak terbentuk karat pada tabung nomor = 2 dan 4

1. 4. Menganalisis dan menafsirkan data

- Apakah tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air? Ya

- Apakah tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen dan air? Tidak

1. 5. Pembahasan :

Pada percobaan yang dilakukan, mendapati bahwa, Paku akan berkarat pada tabung/gelas
yang terkena air (H2O) dan Udara (O2) dimana itu terdapat pada tabung 1 dan 3.

Mengapa demikian? pada tabung III, karena ketika air mendidih di masukkan dan kemudian
ditutup maka penguapan air terkumpul dan tidak melayang – layang ke udara, sehingga
logam dengan cepat berinteraksi dengan uap air atau dapat dilihat dari asal / kandungan O2
yang dari tiap – tiap tabung. Dan setelah air didinginkan , air tersebut akan kehilangan
oksigen terlarut, ini juga mempercepat terjadinya korosi. Sedangkan pada tabung I, seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwa penyebab korosi yang berasal dari lingkungan ialah
Suhu, kelembapan, Udara dan tingkat keasaman. Pada tabung ini air dimasukan begitu saja
dan dibiarkan terbuka. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi.

Oleh karena itu, pada tabung I dan III terjadi perkaratan.

Lain halnya dengan tabung I dan III, pada tabung ke II dan ke IV, tidak terjadi perkaratan.

Mengapa demikian?
Pada tabung ke dua yang hanya diisi oleh kapas (dapat menyerap air) ini ditutup, sehingga
udara tidak mengalami perputaran dan tak ada uap air. Karena tabungnya ditutup, akhirnya
udara tidak dapat menguap dan mengalami pelepasan ke udara yang lebih bebas. Sedangkan
pada tabung ke IV yang berisikan minyak tanah/kerosin tidak terjadi peristiwa redoks
sehingga tidak dapat membuat paku menjadi berkarat.

1. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi

1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses korosi,


bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.

2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah
penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik
dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada
pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.

3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas


naik, kecepatan korosi akan naik.

4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya
temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.

5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah
memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.

6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat
menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat
dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka
akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak
menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.

7. B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan


menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran
hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi.
H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada
kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong
bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.

1. 7. Cara Pencegahan

a) Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi.

b) Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
c) Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.

d) Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama
lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka
timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt). Oleh karena itu,
besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai
anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.

e) Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan
katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian
besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada umumnya
telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.

f) Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium
dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.

g) Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen
dan air sangat kuat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O.

Anda mungkin juga menyukai