Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN PUSTAKA

—-
SE Kesehatan
Definisi
—-SE adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan4
—-
Ruang Lingkup
—-Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu secara operasional
masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan
tatalaksana terintegrasi dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar
program, sehingga perlu dikembangkan sub sistem SE kesehatan yang terdiri dari: 5
1. SE Penyakit Menular

2. SE Penyakit Tidak Menular

3. SE Kesehatan Lingkungan dan Perilaku

4. SE Masalah Kesehatan

5. SE Kesehatan Matra

—-
Penyelenggaraan SE Kesehatan
—-Kegiatan SE kesehatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan
sistematis dengan mekanisme kerja sebagai berikut:5
1. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya

2. Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data

3. Analisis dan interpretasi data

4. Studi epidemiologi

5. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya

6. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut

7. Umpan balik.

—-Pelaksanaan SE kesehatan dapat menggunakan satu cara atau kombinasi dari beberapa cara
penyelenggaraan SE. Cara-cara penyelenggaraan SE dibagi berdasarkan atas metode pelaksanaan,
aktifitas pengumpulan data, pola pelaksanaannya penyelenggaraan berdasarkan kualitas
pemeriksaan5
—-
Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
1. SE rutin terpadu adalah penyelenggaraan SE terhadap beberapa kejadian,
permasalahan, dan atau faktor risiko kesehatan
2. SE khusus adalah penyelenggaraan SE terhadap suatu kejadian, permasalahan,
faktor risiko atau situasi khusus kesehatan
3. Surveilans sentinel adalah penyelenggaraan SE pada populasi dan wilayah
terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu
populasi atau wilayah yang lebih luas.
4. Studi epidemiologi adalah penyelenggaraan SE pada periode tertentu serta
populasi dan atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran
epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan3
Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
1. Surveilans aktif adalah penyelenggaraan SE dimana unit surveilans
mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan,
masyarakat atau sumber data lainnya
2. Surveilans pasif adalah penyelenggaraan SE dimana unit surveilans
mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan
kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya5
Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan
1. Pola Kedaruratan adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang
berlaku untuk penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), wabah dan bencana
2. Pola Selain Kedaruratan adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk keadaan diluar KLB, wabah dan bencana5
Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan
1. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans
dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan
peralatan pendukung pemeriksaan.
2. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans
dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium atau peralatan
pendukung pemeriksaan lainnya5
—-
Sasaran Penyelenggaraan
—-Sasaran penyelenggaraan sistem SE kesehatan meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan
program kesehatan yang ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, bilateral, regional dan global,
penyakit potensial wabah, bencana dan komitmen lintas sektor serta sasaran spesifik lokal atau
daerah.
—-Setiap penyelenggaraan SE kesehatan disusun dalam suatu pedoman yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan. Sesuai kebutuhan nasional dapat dikembangkan penyelenggaraan SE kesehatan
lainnya dengan keputusan Menteri Kesehatan, dan sesuai kebutuhan di daerah Provinsi dengan
keputusan Gubernur Provinsi bersangkutan.5
—-
Tupoksi seksi KARSE di KKP Kelas III
—-SE merupakan satu seksi dengan kekarantinaan sehingga TUPOKSI bersamaan dengan karantina
yang meliputi lima program pokok:2
A. Program Pengawasan Alat Angkut.
1. Sub Program Pengawasan Alat Angkut Laut

Kegiatan :
 Pelayanan Radio Pratique
 Penerbitan Free Pratique/Restricted Pratique
 Pengawasan Maritim Declaration of Health (MDH) & Pelaksanaan Boarding ke alat
angkut
 Penerbitan Out Clearence (PHC)
 Penerbitan Buku Kesehatan Kapal
 Pengawasan Pelaksanaan Tindakan Kekarantinaan (Dekontaminasi, Desinfeksi,
Desinseksi dan Deratisasi) terhadap alat angkut Laut oleh Badan Usaha Swasta
(BUS)
 Penerbitan Sertifikat Ship Sanitation Control Exemption Certificate/Ship
Sanitation Control Certificate (SSCEC/SSCC) Alat Angkut
 Pencatatan dan Pelaporan
2. Sub Program Pengawasan Alat Angkut Udara

Kegiatan :

 Penerbitan Free Pratique


 Pengawasan Health Part of Aircraft General Declaration (GENDEC) dan
Pelaksanaan Boarding ke alat angkut.
 Penerbitan Out Clearence
 Penerbitan Sertifikat Hapus Serangga
 Pengawasan Pelaksanaan Tindakan Kekarantinaan (Dekontaminasi,
Desinfeksi,Desinseksi dan Deratisasi) terhadap alat angkut Udara oleh BUS.
 Pencatatan dan Pelaporan
B. Program Pengawasan Lalu lintas Barang
1. Sub Program Pengawasan Obat, Makanan Kosmetika dan Alat Kesehatan (OMKA)

Kegiatan :

 Pemeriksaan dokumen OMKA Eksport/ Import


 Pemeriksaan sampel OMKA Eksport/ Import yang dicurigai.
 Penerbitan sertifikat kesehatan OMKA Eksport
 Penerbitan surat keterangan sehat OMKA Import
 Rekomendasi Reimport komoditi OMKA yg tidak memenuhi syarat kesehatan.
 Pencatatan dan Pelaporan
2. Sub Program Pengawasan lalulintas Bahan Spesimen Laboratorium

Kegiatan :

 Penerbitan rekomendasi pengiriman spesimen laboratorium


 Penerbitan sertifikat layak angkut spesimen laboratorium
 Pencatatan dan pelaporan
3. Sub Program Pengawasan Bahan berbahaya (NUBIKA = Nuklir Biologi Kimia)

Kegiatan :

 Pengamatan dan pelaporan alat angkut yang dicurigai membawa NUBIKA


 Pelacakan berita NUBIKA dengan browser pencarian di dunia maya.
 Pencatatan dan pelaporan
C. Program Pengawasan Lalulintas Orang
1. Sub Program Pengawasan Anak Buah Kapal (ABK)/Crew, Penumpang dan jemaah haji
Kegiatan :

 Pengamatan penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah


 Pengawasan dokumen kesehatan ABK/Crew, penumpang dan jemaah haji
 Penerbitan alert card bagi pendatang dari negara tersangka /terjangkit.
 Pencatatan dan pelaporan
2. Sub Program Pengawasan Masyarakat lingkungan Pelabuhan & Bandara

Kegiatan :

 Surveilans penyakit menular potensial wabah dan non wabah


 Pengolahan data untuk pengambilan keputusan bersumber data surveilans.
 Pencatatan dan pelaporan
3. Sub Program Pengawasan Pengangkutan Orang Sakit & Jenazah.

Kegiatan :

 Pengamatan penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah


 Penerbitan sertifikat surat izin pengangkutan orang sakit
 Penerbitan sertifikat surat izin pengangkutan jenazah
 Pencatatan dan pelaporan
4. Sub Program Evakuasi Penderita Penyakit Menular

Kegiatan :

 Melakukan evakuasi penderita penyakit karantina dan penyakit menular


potensial wabah dari alat angkut ke ruang isolasi Rumah Sakit.
 Pencatatan dan pelaporan.
—-
D. Program kajian dan pengembangan teknologi.
Kegiatan :

 Mengumpul data dilapangan/ sumber data (primer) atau dari instansi terkait
(data sekunder)
 Pengolahan data sehingga menjadi informasi.
 Diseminasi informasi kepada pemangku kepentingan (Stake holder) yang
memerlukan.
 Pencatatan dan pelaporan.
2. Sub Program Pengembangan Pemanfaatan Teknologi Informasi

Kegiatan :
 Pembuatan dan pemeliharaan website
 Pencarian Data Kemajuan teknologi bidang kekarantinaan dengan
menggunakan browsing Internet.
 Pencatatan dan pelaporan.
—-
E. Program Penanggulangan KLB, Pengembangan Jejaring dan Kemitraan
1. Sub Program Kerja Sama Lintas Sektor.

Kegiatan :

 Menjalin kerja sama dengan lintas sektor dalam


bentuk memorandum ofunderstanding (MOU)
 Mengikuti rapat-rapat lintas sektor
 Pencatatan dan pelaporan.
2. Sub Program Penanggulangan KLB

Kegiatan :

 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) faktor-faktor yang berkaitan dengan KLB


 Pengorganisasian Tim KLB
 Pencatatan dan pelaporan.
3. Sub Program Pengawasan Pelanggaran Undang-Undang Bidang Kesehatan

Kegiatan :

 Melaporkan adanya pelanggaran kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)


 Menfasilitasi PPNS melalukan proses penyidikan
 Pencatatan dan pelaporan.
—-
Kerangka Teori
—-Siklus PDCA merupakan suatu cara menyelesaikan masalah dengan melakukan 4 tahapan utama
yaitu Plan, Do, Check, Action, yang didasari atas masalah yang dihadapi (problem faced) kearah
penyelesaian masalah (problem solving).
—-Konsep PDCA ini dikembangkan oleh Walter Shewhart, dengan mengembangkan kontrol proses
statistik di Bell Laboratories di Amerika Serikat selama tahun 1930, yang dikenal dengan “The
Shewhart Cycle”. Konsep ini telah dikembangkan dan diperkenalkan secara efektif sejak tahun
1950 oleh W. Edward Deming sehingga lebih dikenal dengan “Deming Wheel”.
—-Secara sederhana Siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar. Siklus PDCA6
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu:
a. Plan
1. Mengidentifikasi output melalui analisis suatu proses tertentu.
2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini :

 Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam
proses tersebut
 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming.
3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut

 Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut


 Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan
dinamika proses
 Teknik yang digunakan: observasi
4. Fokus pada peluang peningkatan mutu:

 Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan.


 Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidak puasan, adanya gap antara
kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.
5. Mengidentifikasi akar penyebab masalah:

 Menyimpulkan penyebab.
 Teknik yang dapat digunakan: brainstorming
 Alat yang digunakan : fish bone analysis ishikawa
6. Menemukan dan memilih penyelesaian:

 Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah.


 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
b. Do
1. Merencanakan suatu proyek uji coba:

 Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya


 Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)
2. Melaksanakan Pilot Project:
Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 2 minggu)
c. Check
1. Evaluasi hasil proyek:

 Bertujuan untuk efektivitas proyek tersebut


 Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang dikumpulkan
dan teknik pengumpulan data harus sama)
 Target yang ingin dicapai 80%
 Teknik yang digunakan: observasi dan survei
 Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner
2. Membuat kesimpulan proyek:

 Hasil menjanjikan namun perlu perubahan


 Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain
 Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas
d. Action
1. Standarisasi perubahan:

 Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan


 Revisi proses yang sudah diperbaiki
 Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada
 Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang
dilakukan
 Lakukan pelatihan bila perlu
 Mengembangkan rencana yang jelas
 Dokumentasikan proyek
2. Memonitor perubahan:

 Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur

KEGIATAN OPTIMALISASI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER


SUB PROGRAM KAJIAN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
—-
Plan
Rencana optimalisasi pengumpulan data sekunder sub program kajian data SE di Wilker kantor
kesehatan pelabuhan kelas III Pekanbaru meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

—-
Mendeskripsikan keadaan
SE adalah salah satu seksi di KKP Pekanbaru yang secara umum berada dalam satu seksi dengan
kekarantinaan , memiliki 7 wilker yang meliputi ; Bandara SSK II, Kampung dalam, Sungai Duku,
Siak, Buatan, Tanjung Buton, Selat Panjang. Petugas KKP kelas III Pekanbaru di seksi SE masih
terbatas ± 5 orang,
—-
Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah didapatkan melalui :

1. Wawancara dengan penanggung jawab seksi SE di KKP kelas III Pekanbaru.


2. Data sekunder laporan akuntabilitas seksi karantina, SE dan upaya pelayanan
kesehatan tahun 2007
3. Observasi
Tabel. Identifikasi masalah di seksi SE
Metode
N Indentifika
o Aspek yang dinilai Masalah Evidance base si

Wawancar

Petugas
telah ada
5 orang
tapi tidak
ada yang
bertanggu
Pengamatan Belum ada ng jawab
penyakit menular petugas yang khusus
dilapangan perbulan Kegiatan bertanggung untuk
dengan mengambil pengambilan data jawab secara mengump
data di Puskesmas belum terlaksana khusus untuk ulkan data
yang ada di Wilker secara teratur setiap mengumpulkan dari
1. KKP Pekanbaru bulan data puskesmas

Metode
N Indentifika
o Aspek yang dinilai Masalah Evidance base si

Wawancar
a è Masih
kurangnya
pelatihan
SE bagi
petugas,
Tidak semua data Tidak semua selama
dari puskesmas petugas di KKP berdiri
Rekapitulasi laporan dianalisa dan mampu baru ada 2
bulanan penyakit diinterpresikan menganalisa petugas
menular, dalam laporan dan yang
pengolahan, analisa akuntabilitas menginterprest mendapat
dan interprestasi tahunan KKP asidata dari kan
2 data Pekanbaru Puskesmas pelatihan

3 PembuatanMapping Terhambatnya Pengumpulan Wawancar


penyakit menular pembuatan mapping data penyakit a è Karena
penyakit menular menular data
karena berdasarkan Puskesmas penyakit
berdasarka
n data
sekunder
sehingga
mapping
sering
yang masih terlambat
data dari Puskesmas belum optimal dikerjakan

Pembuatan
pemantauan
situasi dan
evaluasi
perkembangan
penyakit Wawancar
berdasarkan a è Karena
data dari data
Puskesmas, penyakit
sehingga berdasarka
sering n data
Melakukan Pembuatannya terlambat sekunder
pemantauan situasi berdasarkan data karena sehingga
dan evaluasi dari Puskesmas pengumpulan kegiatan
perkembangan sehingga sering data belum ini tidak
4 penyakit terlambat optimal optimal

Wawancar
a è selama
berdiri
Jarangnya baru ada 2
Pelatihan sangat Petugas dikirim petugas
jarang dilakukan, untuk yang
sehingga mengikuti mendapat
Pelatihan petugas pengetahuan dari pelatihan di kan
5 surveilans petugas jadi terbatas bidang SE pelatihan
Prioritas Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas masalah dengan metode
skoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu:

1. Urgensi/kepentingan

 nilai 1 tidak penting


 nilai 2 penting
 nilai 3 sangat penting
2. Solusi

 nilai 1 tidak mudah


 nilai 2 mudah
 nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan merubah
 nilai 1 tidak mudah
 nilai 2 mudah
 nilai 3 sangat mudah
4. Biaya

 nilai 1 tinggi
 nilai 2 sedang
 nilai 3 rendah
—-Masalah yang mempunyai total angka tertinggi yang akan menjadi prioritas masalah. Dari tabel
3.2 di bawah ini dapat dilihat penetuan prioritas masalah
Tabel. Prioritas Masalah di Seksi SE
Kemamp
uan
N Urge Solu menguba Biay Tot Ran
o Aspek Masalah nsi si h a al k

Pelatihan petugas
1 surveilans 2 2 1 1 4 V

Rekapitulasi laporan
bulanan penyakit
menular, pengolahan,
analisa dan
2 interprestasi data 3 2 1 2 12 II

Kemamp
uan
N Urge Solu menguba Biay Tot Ran
o Aspek Masalah nsi si h a al k

Pembuatanmapping p
3 enyakit menular 2 2 1 2 8 III

Melakukan
pemantauan situasi
dan evaluasi
perkembangan
4 penyakit 2 1 1 3 6 IV

Pengamatan penyakit
menular dilapangan
perbulan dengan
mengambil data di
Puskesmas yang ada
5 di Wilker KKP 3 3 1 2 18 I
—-
Analisis Penyebab masalah
—-Setelah didapatkan prioritas masalah, dilakukan observasi dan diskusi dengan penaggung jawab
bagian SE KKP Kelas III Pekanbaru. Kemudian teridentifikasi beberapa penyebab dari tidak
optimalnya kegiatan pengumpulan data sekunder sub program kajian data SE di Wilker KKP kelas
III Pekanbaru seperti terlihat dalam tabel berikut :
Tabel. Tabel analisis Penyebab Masalah
Penyebab timbulnya
Masalah masalah Evidence base

Dari hasil
wawancara =>
diketahui bahwa
Manusia : petugas SE atau
Tidak adanya petugas Puskesmas tidak
khusus yang bertanggung ada yang
jawab melaporkan data bertanggung jawab
penyakit menular dari khusus melaporkan
Puskesmas data penyakit
menular
Wawancara =>
Money : Penyebab dana
Belum cairnya dana khusus belum dicairkan
dari KKP pusat kepada KKP tidak diketahui oleh
Pekanbaru yang akan petugas KKP
diteruskan kepada pihak
Puskesmas
Wawancara =>
Belum adanya
Material: faksimili yang bisa
Tidak terdapatnya alat yang mempercepat
bisa mempercepat pelaporan dalam
pelaporan data ke KKP pelaksanaanya
berupa faksimili data dikirim secara
manual oleh
petugas Puskesmas
Metode: ke KKP atau pun
Kurangnya koordinasi pihak sebaliknya
Pengamatan KKP dengan Puskesmas yang
penyakit menular berada di Wilkernya,
dilapangan sehingga pihak Puskesmas Koordinasi pihak
perbulan dengan sering terlambat KKP dengan
mengambil data menyampaikan datanya ke Puskesmas masih
di Puskesmas KKP kurang
yang ada di
Wilker KKP
—-
Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action
Tabel. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action
Masala Altern
h/ atif Pela Kriteria
Penyeb Pemec Sasa Temp ksan Keberha
ab ahan Tujuan ran at a waktu silan
N Masala Masal Kegi
o h ah atan

1 Faktor Peneta Ditetapk Kepa KKP Kepa Direkom Adanya


. manus pan annya la kelas la endasika petugas
ia petug petugas KKP III seksi n khusus
(man):
Tidak
adanya as
petuga khusu
s s yang
khusus bertan
yang ggung
bertan jawab
ggung sebag khusus
jawab ai yang
melapo pengu mengu
rkan mpul mpulka pengum
data data n data SE pul data
penyak penya penyaki KKP penyaki
it kit t kelas t
menula menul menular III menular
r dari ar dari dari Peka Peka Peka dari
Puskes Puskes Puskes nbar nbar nbar sesegera Puskes
mas mas mas u u u mungkin mas

Money Berko
: Belu ordina
m si
cairnya denga
dana n KKP Tersedia
khusus pusat nya
dari meng dana
KKP enai khusus
pusat pencai untuk
kepada ran penang
KKP dana gung
Pekanb khusu jawab
aru s Kepa puskes
yang untuk Diketah la mas
akan penan ui Seks yang
diterus ggung penyeb i SE penyera
kan jawab ab kelas Direkom han
kepada lapora belum III endasika data ke
pihak n di cairnya KKP KKP Peka n KKP
Puskes Puskes dana Pusa Pusa nbar sesegera Pekanba
2 mas mas khusus t t u mungkin ru

Masala Altern
h/ atif Pela Kriteria
Penyeb Pemec Sasa Temp ksan Keberha
ab ahan Tujuan ran at a waktu silan
N Masala Masal Kegi
o h ah atan

3 Materi Penye Dimanfa Kepa KKP Kepa Direkom Dimanfa


al : Tid diaan atkanny la kelas la endasika atkanny
ak fasilita a mobil KKP III Seks n a mobil
s yang
dapat
memp
ercepa
t
pelapo
ran
data
ke KKP
disara
nkan
berup
a
pema
terdap nfaata
atnya n dinas dinas
fasilita fasilita untuk untuk
s yang s memper memper
dapat mobil cepat i SE cepat
mempe dinas pelapor kelas kelas pelapor
rcepat untuk an data III III an data
pelapor menje ke KKP Peka Peka Peka ke KKP
an data mput Pekanba nbar nbar nbar sesegera Pekanba
ke KKP data ru u u u mungkin ru

Metod
e:
Kurang
nya
koordin
asi Adanya
pihak Berko kerjasa Adanya
KKP ordina ma Kepa kesepak
dengan si pihak la atan
Puskes denga KKP dan Pusk Pusk Kepa antara
mas n Puskes esm esm la kepala
yang Puskes mas as di as di Seks Puskes
berada mas tentang Wilk Wilk i SE mas
di yang pelapor er er kelas Direkom dan
Wilkern berad an data KKP KKP III endasika kepala
ya a di penyaki Peka Peka Peka n SE KKP
Wilker t nbar nbar nbar sesegera Pekanba
4 nya menular u u u mungkin ru
—-
—-
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
—-
—-Kegiatan Pengamatan penyakit menular di lapangan perbulan dengan mengambil data di
Puskesmas yang ada di Wilayah kerja (Wilker) KKP Pekanbaru belum dilaksanakan secara optimal
karena masih banyak kendala-kendala berupa tidak adanya petugas khusus yang mengambil data
Puskesmas , belum cairnya dana khusus dari KKP pusat kepada KKP Pekanbaru yang akan
diteruskan kepada pihak Puskesmas untuk membiayai penanggung jawab pelaporan penyakit
menular, tidak terdapatnya faksimili yang bisa mempercepat pelaporan data ke KKP, Kurangnya
koordinasi pihak KKP dengan Puskesmas yang berada di Wilkernya, sehingga pihak Puskesmas
sering terlambat menyampaikan datanya ke KKP
SARAN
1. KKP Pusat

—-Pencairan dana khusus untuk penanggung jawab laporan penyakit menular di Puskesmas agar
segera di realisasikan sehingga diharapkan akan memotivasi pihak Puskesmas melaporkan data
penyakitnya sehingga bisa berlangsungnya kegiatan pengumpulan data secara sekunder
2. Kepala Kantor KKP dan Kepala seksi SE kelas III Pekanbaru

—-Melakukan usaha-usaha yang akan mengoptimalkan kegiatan pengumpulan data sekunder ini
dengan cara merekrut petugas baru yang bertanggung jawab sebagai pengumpul data, penyediaan
faksimili untuk mempercepat sampainya data ke KKP Pekanbaru , dan melakukan koordinasi
dengan Puskesmas yang berada di Wilkernya
—-
—-
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 265/Menkes/Sk/III/2004
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
2. Ditjen PP &PL. Pedoman Kantor Kesehatan Pelabuhan . Jakarta: Depkes RI. 2006
3. Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas III Pekanbaru. Laporan akuntabilitas seksi
karantina, SE dan Upaya Pelayanan kesehatan tahun 2006. Pekanbaru.2006
4. Direktorat Jendral PPM & PL dan PUSDIKLAT kesehatan badan PPSD kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. SE. 2003
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1116/Menkes/Sk/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem SE
Kesehatan
6. _________ PDCA cycle. http://commons.wikimedia.org/wiki/Image:PDCA-
Kreis_(Qualit%C3%A4tsmanagement).svg. (diakses 3 Juli 2008)

Anda mungkin juga menyukai