Anda di halaman 1dari 11

BAB IV.

KOLOM UNIAKSIAL

4.1. Analisis Rangka Struktur.


Di dalam analisis struktur dikenal portal bergoyang (sway/unbraced) dan portal
tidak bergoyang (non-sway/braced). Pembedaan kedua tipe itu dari sudut pandang analisis
struktur sangat mudah, misalnya portal bergoyang dapat dilihat dari pola beban dan atau
kekakuan portal yang tidak simetri seperti tampak dalam gambar 4.1.(a) sampai dengan
(d), namun tidak demikian halnya dengan struktur tidak bergoyang. Struktur tidak
bergoyang dapat dikenali dari beban dan kekakuan yang serba simetri, atau secara visual
setiap titik buhul dari portal itu diberi pengekang dalam bentuk rangka diagonal atau sendi
seperti tampak dalam gambar 4.1.(e) dan (f).

2EI 2EI 2EI

2EI 2EI 2EI 2EI EI 2EI

(a) (b) (c)

2EI 2EI 2EI


EI EI

EI 2EI 2EI EI

(d) (e) (f)

Gb.4.1. Rangka Struktur Bergoyang dan Tidak bergoyang

4.2. Indek Stabilitas (Stability Index)


Kriteria bergoyang dan tidak bergoyang dalam struktur beton bertulang berbeda
dari kriteria analisis rangka struktur di atas. Dikatakan tidak bergoyang apabila momen
yang ditimbulkan oleh perkalian antara akumulasi gaya aksial kolom (ΣPu) dari tingkat di
atasnya dan lendutan horisontal relatif (Δo diantara dua tingkat) pada tingkat itu tidak
melebihi 5% dari momen yang ditimbulkan oleh perkalian antara gaya geser total kolom
(Vu) dan tinggi kolom (lc) pada tingkat itu. Nilai banding momen itu disebut indek-
kestabilan (stability index) yang dapat dirumuskan seperti berikut ini.

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 1
Q = stability index =
∑ P .∆
u o
≤ 0,05
Vu .l c
ΣPu = akumulasi gaya aksial terfaktor dari tingkat di atasnya
Vu = total gaya geser terfaktor dalam tingkat yg ditinjau
Δo = lendutan horisontal relatif antara dua lantai yang ditinjau
lc = tinggi kolom (diukur dari dua pusat titik buhul)

Dari rumusan di atas dapat dilihat bahwa dalam sebuah bangunan dapat saja terjadi
pada sebuah tingkat struktur itu bergoyang tetapi tidak pada tingkat yang lain, atau
bergoyang pada satu arah sumbu lemah tetapi tidak pada arah sumbu kuat.
Kolom mendukung beban aksial disamping momen. Menurut Euler kolom dapat
rusak/ patah oleh karena tekuk apabila beban itu sama dengan atau lebih besar dari beban
kritik (Pc), kolom demikian disebut kolom panjang dan sebaliknya disebut kolom pendek.
π 2 EI
Pc = .
(k .lu ) 2
Bila kolom lentur (EI rendah atau lu tinggi) akan semakin memudahkan kolom itu rusak
oleh karena tekuk. Upaya untuk menghindarkan kerusakan tekuk, dengan memadukan
antara luasan tampang dan panjang batang, menjadi bagian dari tanggung jawab seorang
ahli struktur. Parameter tekuk
diindikasikan oleh suatu faktor
yang disebut faktor kelangsingan π 2 EI
Pc =
(slenderness ratio) batang (k.lu/r), ( k .l u ) 2

semakin besar faktor ini akan


mengindikasikan adanya keruskan tekuk
tekuk. Yang perlu diketahui bahwa
kerusakan tekuk terjadi di bawah k.lu/r

kekuatan tampangnya, sehingga Gb.4.2. Pengaruh faktor


seorang ahli struktur pun kadang kelangsingan pada gaya tekuk

dapat terkejut karenanya.

4.3. Faktor Kelangsingan (Slenderness Ratio)


Untuk faktor kelangsingan (k.lu/r) sedang (medium slenderness ratio) metode
pendekatan (approximate method) masih dapat digunakan yaitu dengan cara memperbesar

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 2
momen yang dihasilkan dari analisis struktur melalui suatu faktor pembesaran momen
(moment magnification factor), δ. Tambahan momen oleh adanya lenturnya kolom dapat
dilihat dalam gambar 4.3. Namun demikian apabila faktor kelangsingan itu tinggi (k.lu/r >
100) maka analisis lebih jauh (exact second order analysis) diperlukan untuk
mengakomodasi pengaruh non- 18000
linear bahan, retak, goyangan lateral, δ.M2
16000
rayapan, susut, lama pembebanan M2
14000

Gaya Aksial Nominal (kN)


dan pengaruh interaksi pada fondasi.
12000 Kolom
Analisis second order ini pendek
10000
dimungkinkan oleh adanya software
8000
yang saat ini ada untuk rangka
6000
bergoyang dan rangka sedikit 12 3 0 .7 7 ,
6 15 3 .8 5
4000
tertahan. Hasil dari second order
Kolom
lebih realistik dan cenderung hemat. 2000 panjang

Secara skematik prosedur hitungan 0


0 500 1000 1500 2000 2500 3000
kolom dapat dijelaskan melalui Momen Nominal (kNm)

diagram alir dalam gambar 4.4. Gb.4.3. Pengaruh faktor kelangsingan pada
Untuk analisis struktur kemampuan kolom

dengan metode elastik (first order analysis) perlu memperhitungkan pengaruh retak
sepanjang batang. Pengaruh itu dapat diberikan dengan mengurangi inersia tampang
seperti tabel 4.1.

Tabel 4.1. Inersia efektif


Elemen Modulus Elastisitas Momen Inersia Luasan
Balok Ec 0,35 Ig Ag
Kolom Ec 0,70 Ig Ag
Pelat datar/ slab datar Ec 0,25 Ig Ag

Radius girasi r = √(Ig/Ag) untuk tampang persegi empat secara praktis dapat
diambil r = 0,3 b atau r = 0,3 h bergantung pada arah momen itu dikerjakan. Untuk
tampang lingkaran radius girasi dapat diambil r = 0,25.D.

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 3
GOYANG TIDAK GOYANG

Ya Ya
k.lu/r < 22 KOLOM PENDEK
k.lu/r < 34-
12(M1/M2)

Tidak
Tidak
KOLOM PANJANG
Ya  METODE Ya
22 ≤ k.lu/r PENDEKATAN  34-12(M1/M2)
≤ 100 HITUNG FAKTOR δ ≤ k.lu/r ≤ 100

Tidak
Tidak
SECOND ORDER
ANALYSIS  P-Δ
ANALYSIS

Gb.4.4. Diagram alir hitungan kolom

Panjang kolom bersih (lu) dapat ditentukan dengan memperhatikan adanya balok,
column capitals, drop panel, seperti tertera dalam gambar di bawah ini.

lu lu lu

Arah Goyangan

Gb.4.5. Panjang kolom bersih

Faktor panjang efektif kolom (k) dalam analisis struktur dapat diperoleh dengan
secara tegas bergantung pada kondisi ujung-ujung kolom itu. Misal kolom yang ditumpu

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 4
secara sendi pada ujung-ujungnya maka k = 1, sedang apabila salah satu ujungnya jepit
maka k = 0,7. Demikian pula bila salah satu ujung jepit dan ujung lain bebas maka k = 2
atau apabila kedua ujungnya jepit maka k = 0,5.
Tidak demikian halnya dalam struktur beton bertulang, faktor panjang efektif
kolom bergantung pada kondisi kekakuan balok pada ujung-ujung kolom itu. Untuk itu
pada struktur rangka tidak bergoyang dan bergoyang dapat ditentukan melalui persamaan
berikut ini.

Kolom Tidak Bergoyang : faktor panjang efektif (k) dapat diambil nilai terkecil dari
persamaan berikut :
k = 0,7 + 0,05 ( ΨA + ΨB ) ≤ 1,0
k = 0,85 + 0,05 Ψmin ≤ 1,0
Ψmin = terkecil diantara ΨA dan ΨB
EI EI
∑l kolom ∑l kolom
c c
ψA= ujung atas kolom, ψ B = ujung bawah kolom
EI EI
∑ l balok ∑ l balok
b b

Kolom Bergoyang : faktor panjang efektif (k) dapat diambil nilai terkecil dari persamaan
berikut :
20 − ψ m
Ψm < 2, k = 1 +ψ m
20
Ψm ≥ 2, k = 0,9 1 + ψ m dengan Ψm = (ΨA + ΨB)/2

Untuk kolom yang salah satunya sendi dan ujung lainnya jepit :
k = 2,0 + 0,3 ψ dengan Ψ = ΨA atau ΨB untuk bagian kolom yang dijepit

Untuk menghitung nilai ΨA atau ΨB digunakan inersia (I) yang memperhitungkan adanya
retak seperti tabel 4.1 di atas. Untuk mendapatkan faktor panjang efektif (k) dapat pula
dilakukan melalui nomogram dalam gambar 4.8 dan 4.9.
Bila kolom termasuk dalam kategori kolom pendek maka momen yang didapat
dari analisis struktur dapat langsung digunakan untuk merancang. Tidak demikian halnya
bila kolom termasuk dalam kategori kolom panjang, faktor pembesaran momen (δ) perlu
dihitung dahulu dan momen rancang diperoleh dengan cara mengalikan momen hasil dari

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 5
analisis struktur dengan faktor pembesaran momen (δ). Faktor pembesaran momen harus
selalu lebih besar atau sama dengan 1,0.

4.4. Faktor Pembesaran Momen (Moment Magnification Factor)


Gaya aksial pada kolom panjang dapat menyebabkan kolom rusak lebih awal oleh
adanya tekuk (buckle). Tertekuknya kolom dapat diantisipasi dengan cara membesarkan
ukuran kolom atau menambah tulangan atau meningkatkan kuat tekan beton atau
kombinasi dari kemungkinan tersebut. Kelangsingan kolom tidak diakomodasi dalam
hitungan analisis struktur cara elastik (first order), namun tidak demikian halnya dengan
cara P-Δ (second order). Oleh karena cara elastik paling banyak dipakai maka tinjauan
terhadap kelangsingan kolom sangat diperlukan. Faktor pembesaran momen bergantung
pada jenis kolomnya, dan biasanya diaplikasikan pada momen kolom terbesarnya (M2).

Kolom Tidak Bergoyang :


Mc = δns . M2  M2 = momen maksimum dari kolom
Cm π 2 EI M
δ ns = ≥1,0 dengan Pc = 2
dan C m = 0,6 + 0,4 1 ≥ 0,4
Pu (k .lu ) M2
1−
0,75 Pc
Untuk menghitung Pc digunakan EI dari persamaan berikut di bawah ini.
0,4 Ec .I g 1,2.PDL
EI = dengan β d =
1+ βd 1,2 PDL + 1,6 PLL

Kolom Bergoyang :
M1 = M1ns + δs . M1s
M2 = M2ns + δs . M2s
Nilai (δs . M1s dan δs . M2s) dapat dihitung dengan analisis second order, approximate
second order atau approximate magnifier method. Di bawah ini dituliskan cara pendekatan
dengan metode pembesaran (approximate magnifier method)
1 π 2 EI
δs = ≥1,0 dengan Pc =
1−
∑P u (k .l u ) 2
0,75 ∑ P c

0,4 Ec .I g 1,2.PDL
EI = dengan β d =
1+ βd 1,2 PDL + 1,6 PLL

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 6
Berbeda dari rumusan untuk kolom tidak bergoyang, bahwa Pu menjadi ΣPu dan Pc
menjadi ΣPc artinya bahwa gaya-gaya aksial terfaktor Pu dari seluruh kolom pada tingkat
yang ditinjau harus diketahui dan gaya aksial kritik Pc harus dihitung untuk seluruh kolom
pada tingkat itu. Untuk menghitung EI digunakan rumus di atas.

Contoh-4.1 :
Kolom berukuran 400 x 400 mm panjang 4m,
di ujung atas kolom terdapat balok di kiri dan 200/400 200/400
1
kanannya berukuran 200 x 400 mm panjang
400/400
5m. Di ujung bawah kolom terdapat balok
dengan ukuran dan panjang sama dengan di
200/400 2 200/400
ujung atas. Di bawah kolom tersebut terdapat
400/400
pula kolom lain dengan ukuran dan panjang
sama. Hitunglah faktor panjang efektif kolom
3
tersebut bila E = 20.000 MPa, portal termasuk
Gb.4.6. Portal dg tumpuan jepit
kategori bergoyang, kemudian pastikan jenis
kolom itu panjang atau pendek ??

Jawaban :
Ic = 0,7.(1/12).400.4003 = 1,493.109  EIc/lc = 20000. 1,493.109 / 4000 = 7,466.109
Ib = 0,35.(1/12).200.4003 = 0,373.109  EIb/lb = 20000. 0,373.109 / 5000 = 1,493.109

Kolom 1-2 :
EI EI
∑l kolom
(1).7,466.10 9 ∑l kolom
(2).7,466.10 9
c c
ψA= = 9
= 2,5 ψB = = =5
EI ( 2).1, 493.10 EI (2).1,493.10 9
∑ l balok ∑l balok
b b

Kolom 2-3 :
EI EI
∑l kolom
(2).7,466.10 9 ∑l kolom
(2).7,466.10 9
c c
ψA= = 9
=5 ψB = = =0
EI ( 2).1, 493.10 EI ∞
∑ l balok ∑l balok
b b

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 7
Antara titik 1-2 : menggunakan nomogram k = 1,9
menggunakan rumus Ψm = (ΨA + ΨB)/2 = 3,75 > 2, k = 1,96

Antara titik 2-3 : menggunakan nomogram k = 1,5


menggunakan rumus Ψm = (ΨA + ΨB)/2 = 2,5 > 2, k = 1,68

Kontrol jenis kolom :


r = 0,3.b = 0,3.400 = 120 mm
Kolom atas bergoyang  k.lu /r = 1,96.(4000-400)/120 = 58,8 > 22  kolom panjang,
karena 58,8 < 100  dapat menggunakan metode pendekatan
Kolom bawah bergoyang  k.lu /r = 1,68.(4000-400)/120 = 50,4 > 22  kolom panjang,
karena 50,4 < 100  dapat menggunakan metode pendekatan

Contoh-4.2 :
Mirip dengan contoh-4.1 tetapi tumpuan kolom paling bawah berupa sendi. Hitunglah
panjang efektif tekuk kolom paling bawah saja !!

200/400 200/400
1
Jawaban :
400/400
Kolom 2-3 :
EI
∑l kolom
(2).7,466.10 9
200/400 2 200/400
c
ψA= = =5
EI (2).1,493.10 9
∑l balok 400/400
b
3
EI
∑ l kolom (2).7,466.10 9
c
ψB = = =∞ Gb.4.7. Portal dg tumpuan sendi
EI 0
∑ l balok
b

Antara titik 2-3 : menggunakan nomogram k = 3,4


menggunakan rumus k = 2,0 + 0,3.Ψ dan memasukkan Ψ = ΨA = 5
= 3,5
Contoh-4.3 :
Apabila hitungan analisis struktur dalam contoh-4.1 (bergoyang) sudah dilakukan dan
menghasilkan momen M2ns dan M2s pada sebuah kolom dan ΣPu seperti tabel di bawah
ini. Hitunglah faktor pembesaran momen δs dan momen akhir M2 tersebut !

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 8
Tabel 4.2. Hasil analisis struktur
Komb. M2ns M2s ΣPu ΣPc
Beban (kNm) (kNm) (kN) (kN)
1 77,32 6011,31 33474,31
2 28,94 213,36 4770,09 33474,31
3 18,61 217,44 3270,66 33474,31

Jawaban :

δs =
1
≥ 1,0 dengan Q =
∑ Pu
atau Q =
∑ Pu .∆ 0
, Pc =
π 2 EI
1− Q 0,75 ∑ Pc Vu .lc (k .lu ) 2

M2 = M2ns + δs . M2s

Disamping nilai Q dapat dihitung dengan menggunakan rumus ACI dapat pula digunakan
nilai stability index tiap lantai seperti persamaan di atas. Memasukkan nilai Q untuk
masing-masing kombinasi didapat faktor pembesaran momen (δs) seperti dalam tabel
berikut.

Tabel 4.3. Hasil hitungan


Komb. M2ns M2s ΣPu ΣPc Q δs = δs.M2s M2
Beban (kNm) (kNm) (kN) (kN) 1/(1-Q) (kNm) (kNm)
1 77,32 6011,31 33474,31 0,24 1,31 77,32
2 28,94 213,36 4770,09 33474,31 0,19 1,23 262,43 291,37
3 18,61 217,44 3270,66 33474,31 0,13 1,14 247,88 266,49

Setelah mendapatkan momen M2 = M2ns + δs.M2s hitungan/ analisis tampang


selanjutnya dapat disamakan dengan kolom pendek.

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 9
Gb.4.8. Faktor panjang efektif - kolom bergoyang
(sway/unbraced)

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 10
Gb.4.9. Faktor panjang efektif - kolom tidak bergoyang
(non-sway/braced)

Bahan Kuliah Struktur Beton oleh Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D. 11

Anda mungkin juga menyukai