Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH RESUME MATA KULIAH AKUNTANSI PEMERINTAH II

TOPIK BAHASAN : AKUNTANSI PERSEDIAAN PEMERINTAH PUSAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7 KELAS 4-02 D3 AKUNTANSI TA 2018/2019, dengan anggota :

No Nama Mahasiswa Foto setengah No. Urut Daftar Paraf


badan Hadir
1 Dennis Hermawan 11

2 Hana Khairiyah 15

3 Heninda Ailsa Sabiela 17

4 Ihza Safira Rafsanjani 18

5 Vitrah Cherry Yuandita 35

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas berkat dan karunianya kami berhasil
menyelesaikan Resume materi akuntansi Persediaan Pemerintah Pusat. Resume ini dibuat dalam rangka agar
kami dapat mencurahkan pemahaman kami terhadap Akuntansi Persediaan Pemerintah Pusat yang tentunya
sekaligus membuat kami lebih memahami akan materi ini dengan disisipi bentuk contoh latihan soal dan
pembahasan yang membuat resume ini terasa begitu informatif. Resume ini disusun dengan kerangka sebagai
berikut :
1. Halaman Judul
2. Kata pengantar
3. Isi
4. Tanya jawab kelompok
5. Contoh soal dan pembahasan
6. Referensi
Kami mengucapkan terima kasih banyak secara khusus kepada dosen mata kuliah Akuntansi
Pemerintah II kami, bapak Dr. Ali Tafriji Biswan, SE, SST, Ak., M.Ak., CA dengan jasa beliaulah dalam
memberikan kami ilmu kami bisa mendapat banyak pencerahan dalam menyusun resume ini semoga apa yang
beliau berikan kepada kami menjadi berkah bagi beliau dan tentunya menjadi manfaat bagi kami, Resume ini
dibuat berdasarkan Slide akuntansi persediaan pemerintah pusat oleh bapak Ali Tafriji Biswan sebagai sumber
Utama penyusunan resume ini.. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga kelas 4-02
dengan segala bentuk dukungannya membuat kami bisa terus Bersama sampai saat ini.
Tentu saja dalam penyusunan Resume ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Harapannya dengan
pengalaman kami dalam menyusun resume ini dapat membuat diri kami semakin berkembang kedepannya.
Kami juga berharap resume ini dapat menjadi manfaat bagi orang lain khususnya memberi pemahaman akan
materi Akuntansi persediaan pemerintah pusat. Kami juga sangat menerima saran dan masukan dalam
penyusunan resume ini dengan sangat senang hati. Semoga kita semua menjadi insan yang saling memberi
manfaat dan kebahagiaan.

Jurangmangu, April 2019


Tim Penyusun

2
ISI PEMBAHASAN
Uraian dari Slide dan Buku lainnya
Definisi Persediaan
“Persediaan adalah aset lancar (barang/perlengkapan), dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah, dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan ke masyarakat” –sumber : PPT Bapak Ali
Tafriji Biswan
Dasar Hukum :
 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan = PSAP 05
Akuntansi Persediaan
 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.05/2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasi Akrual Pada Pemerintah Pusat
Jenis-Jenis Persediaan :
A. Barang/perlengkapan (Supplies) untuk kegiatan operasional, berdasarkan sifatnya:
1. Barang habis pakai (suku cadang), contoh : amunisi, alat tulis kantor, barang konsumsi.
2. Barang tak habis , contoh : suku cadang, komponen peralatan dan pipa.
3. Barang bekas pakai, contoh : komponen bekas.
Pertimbangan pencatatan persediaan untuk oprasional kegiatan satker diantaranya :

Materialitas Tugas & fungsi Pengendalian


internal

B. Bahan/perlengkapan untuk proses produksi, barang dalam proses yang akan diserahkan ke
masyarakat / pemda Contoh :
 alat pertanian setengah jadi
 bahan baku konstruksi dan bangunan
C. Barang disimpan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat. Contoh :
 hewan - bangunan
 tanaman - peralatan & Mesin
 tanah,
D. Barang-barang untuk tujuan berjaga-jaga atau strategis. Contoh :
 Cadangan beras
 Cadangan minyak.
E. Barang bantuan pemerintah untuk diserahkan ke masyarakat/ pemda.
Contoh Bentuk bentuk persediaan
 Barang konsumsi  Pita cukai
 Amunisi  Bahan baku
 Bahan untuk pemeliharaan  Barang setengah jadi
 Suku cadang  Hewan, tanaman, tanah, peralatan & mesin,
 Persediaan untuk berjaga jaga jalan, irigasi, dan jaringan untuk dijual /
diserahkan kpd masyarakat

Insert Berita
20 Des 2018. JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menginginkan agar
pemerintah tidak menerbitkan ijin kuota impor beras di tahun 2019 mendatang. Bulog optimis, berdasarkan
hitungannya, stok beras di tahun depan tercukupi.

3
“Insyaallah, insyaallah tercukupi,” ujar Ketua Umum Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso di Istana Negara,
Jakarta, kemarin (27/12).
Pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan, stok beras di akhir tahun ini saja masih cukup banyak. Di mana
di gudang bulog terdapat cadangan sebanyak 2,2 juta ton. Jumlah itu sudah jauh lebih besar dari standar CBP
(Cadangan Beras Pemerintah) sebesar 1,5 juta ton.
Untuk menghabiskan stok 2,2 juta ton tersebut, kata Buwas, bukan perkara mudah. Sebab, jumlah beras
yang ada dipasaran masih cukup banyak. Buwas mencontohkan, dalam sehari, pihaknya menargetkan untuk
menggelontorkan 15 ribu ton beras ke pasar. Namun dalam praktiknya, pihaknya hanya bisa mengeluarkan di
kisaran 3 - 4 ribu ton saja.
“Mengapa? Berasnya banyak. Jadi kalau (masyarakat) nggak beli, masa dipaksa beli?,” imbuh mantan Kepala
Badan Reserse Kriminal Polri itu.
Sumber : https://radartegal.com/berita-nasional/bulog-minta-tidak-ada-impor-di-2019.27475.html
INSERT: RI Hanya Simpan 0,2 Persen dari Total Cadangan Minyak Dunia
Liputan6.com, Jakarta Jumlah cadangan minyak di Indonesia mulai menipis. Di antara negara yang
memiliki sumber kekayaan migas, Indonesia berada di urutan ke 26 penyimpan cadangan minyak terbesar.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, 85 persen cadangan minyak terbesar dunia,
terdapat di 10 negara. Tertinggi, dimiliki oleh Venezuela sebanyak 301 miliar barel. Sedangkan Indonesia, kata
dia, tercatat hanya 3,6 miliar barrel atau 0,2 persen dari total cadangan dunia. "Total dunia 1.698 milyar barel
dan negara kedua penyimpan cadangan minyak terbesar adalah Arab," sebut Syamsu Alam kepada wartawan
di Cirebon, Minggu (9/4/2017).
Pertamina saat ini terus berupaya melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak. Dia
mengaku terus berupaya konsentrasi dan fokus mengembangkan dan mengeksplorasi titik baru potensi minyak.
Sejauh ini, sebut dia, Pertamina belum mendapat cadangan yang signifikan. Ada 60 titik yang berpotensi
terdapat cadangan minyak baru. "Terakhir kami dapat cadangan minyak hanya di Cepu yang lain tidak ada
kalaupun ada minyaknya tidak sesuai, " sebut dia.
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2915469/ri-hanya-simpan-02-persen-dari-total-cadangan-minyak-dunia
Contoh paket pengadaan asset (peralatan dan mesin) untuk diserahkan kepadda masyarakat
No Nama Paket Instansi HPS Tanggal
Download
1 Pengadaan bibit dan saprodi PEMDA Prov Kep. 2,2 M 20 Oct – 24 Oct
peremajaan tanaman karet Bangka belitung 2017
2 Belanja peralatan dan mesin Kementerian Pertanian 315,81 Jt 20 Oct – 26 Oct
untuk diserahkan kepada 2017
masyarakat/Pemda
3 Pembangunan & renovasi Kementerian pertanian 120 Jt 4 Oct – 24 Oct 2017
Gedung dan bangunan
4 Sarana pendukung produksi Kementerian pertanian 473 Jt 3 Oct – 23 Oct 2017
benih perkebunan
Sumber : https://e-katalog.lkpp.go.id
Di website tersebut merupakan web yang dikelola oleh layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) yang
merupakan penyelenggara pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik
Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat:
1. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal
2. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau penguasaanya berpindah
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil invetarisasi fisik yang belum dipakai (masih
digudang)
Persediaan dicatat dengan metode perpetual, FIFO, yaitu barang yang lebih dahulu masuk dianggap sebagai
barang yang pertama kali keluar.

4
FIFO
1 2 3

Input
1 2 3 1 2 3
LIFO
ComputerHope.com
3 2 2
Pengukuran Persediaan
1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian (PSAP 01 paragraf 69 dan PSAP 05 Paragraf 15)
Meliputi harga pembelian, biaya pengankutan,biaya penanganan dan biaya lainnya. Potongan harga,
rabat dan lainnya mengurangi biaya perolehan
2. Harga Pokok Produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Meliputi biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Bisa digunakan biaya standar jika biaya riil sulit ditentukan. (PSAP 05 Paragraf 15)
3. Nilai Wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti: donasi, rampasan, proses pengembangbiakan
hewandan tanaman (PSAP 01 Paragraf 69 dan PSAP 05 Paragraf 15) Meliputi nilai tukar aset atau
penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar
Metode Penilaian Persediaan
1. Metode sistematis (FIFO dan Rata-rata tertimbang)
2. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam
jenis
Pengakuan Beban Persediaan
1. Beban persediaan dicatat dengan pendekatan aset. Saldo awal dan setiap penambahan persediaan
menambah saldo persediaan
2. Nilai persediaan disesuaikan saat digunakan sesuai dengan stock opname akhir periode
Pengukuran Beban Persediaan
1. Nilai beban persediaan diperhitungkan dari total penggunaan persediaan selama periode anggaran
(saldo awal + pengadaan persediaan – saldo akhir)
2. Saldo akhir persediaan adalah nilai persediaan hasil stock opname, bukan pencatatan saldo persediaan
dalam hal terjadi perbedaan nilai
Perlakuan Khusus Persediaan
1. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual seperti pita cukai dinilai
dengan biaya perolehan terakhir.
2. Persediaan berupa barang yg akan diserahkan kepada masyarakat atau pihak ketiga yg masih dlm
proses pembangunan sampai dengan tanggal pelaporan, maka atas pengeluaran-pengeluaran yg dapat
diatribusikan untuk pembentukan aset tersebut tetap disajikan sebagai persediaan. .
3. Persediaan berupa emas (seperti penerimaan Hadiah Tidak Tetebak (HTT) atau hadiah yang tidak
diambil) tersebut dicatat sebesar harga wajar pada saat perolehan
4. Beban persediaan tidak memperhitungkan persediaan yang diperoleh dari:
 Belanja barang yang akan diserahkan kepada masyarakat / pemda; dan
 Belanja Bantuan Sosial berbentuk barang.
5. Persediaan yang diserahkan kepada Satker Lain dalam satu entitas yang terkonsolidasi tidak
diperhitungkan sebagai beban persediaan maupun beban hibah, melainkan dicatat sebagai transfer
keluar persediaan (transfer out) dan disajikan pada LPE.
6. Persediaan yang diterima dari Satker Lain dalam satu entitas yang terkonsolidasi tidak diperhitungkan
sebagai pendapatan hibah, melainkan dicatat sebagai transfer masuk persediaan (transfer in) dan
disajikan pada LPE.
Jurnal Standar persediaan
Jurnal untuk mencatat perolehan persediaan, untuk yang berdasarkan BAST maupun tidak. Saat belum
menerima tagihan

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit
5
Persediaan yg blm
xx xxxx xx (No Entry)
diregister
Utang yg
blm
xxxx
diterima
tagihannya

Jurnal saat diterima resume tagihan

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit
Utang yg blm diterima
xx xxx xx (No Entry)
tagihannya
Belanja
barang yg
masih xxxx
harus
dibayar
Jurnal saat persediaan telah diverifikasi

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit

xx Persediaan xxxx xx (No Entry)

Persediaan yg
xxxx
blm diregister
Jurnal saat pembayaran persediaan SP2D

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit
Belanja barang yg masih
xx xxxx xx Belanja barang xxxx
harus dibayar

DKEL xxxx DKEL xxxx

Jurnal pemakaian persediaan

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit

xx Beban Persediaan xxxx xx (No Entry)

Persediaan xxxx

Jurnal penyesuaian persediaan apabila hasil stock opname lebih kecil dari nilai tercatat

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit

xx Beban Persediaan xxxx xx (No Entry)

Persediaan xxxx

Jurnal penyesuaian persediaan apabila hasil stock opname lebih besar dari nilai tercatat

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit

6
xx Persediaan xxxx xx (No Entry)

Beban
xxxx
Persediaan

Penyajian Persediaan
Secara Umum :

 Disajikan di Neraca bagian aset lancar,


 Perlu dilakukan stock opname setiap semester, dan
 Dilakukan penyesuaian persediaan akhir.
Persediaan
Dalam rangka penyajian persediaan di Neraca (Aset Lancar), satker melaksanakan stock opname
(inventarisasi fisik) setiap semester , hal ini juga sebagai dasar dalam perhitungan beban persediaan dan, hal
ini digunakan untuk pengendalian.
Contoh Format penyajian

117 PERSEDIAAN
1171 Persediaan
11711 Persediaan bahan untuk Operasional
117111 Barang Konsumsi
117112 Amunisi

11712 Persediaan bahan untuk dijual/diserahkan kpd


masyarakat
117121 Pita cukai, materai, dan leges
117122 Tanah bangunan utk dijual /
diserahkan kpd masyarakat

11713 Persediaan bahan untuk proses produksi


117131 Bahan Baku
117132 Barang dalam proses

11714 Persediaan dlm rangka Bantuan social


117141 Persediaan dlm rangka Bantuan social

11719
Persediaan Bahan lainnya
117191 Persediaan untuk tujuan strategis
117192 Persediaan lainnya
Persediaan dalam LKPP 2016 disajikan sebagai dibawah ini, (dalam Rupiah)
Jenis persediaan 31 desember 2016 31 desember 2015
Persediaan di K/L 78.790.438.039.473 94.176.384.530.234
Persediaan di BLU 1.329.845.323.303 1.121.771.807.841
Persediaan di BUN 185.778.241.785 897.211.281.392
Jumlah 80.306.059.604.541 96.195.367.619.467
Berikut daftar urutan Persediaan di K/L per 31 Desember 2016 yang memiliki nilai terbesar:
1. Kementerian Pertahanan sebesar Rp51.571.871.314.246,
2. Kementerian Perhubungan sebesar Rp6.654.518.610.092,
3. POLRI sebesar Rp3.699.779.354.496,
4. Kementerian PU & PERA sebesar Rp3.118.682.234.566,
5. Kementerian Kesehatan sebesar Rp2.081.621.562.988,
6. Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebesar Rp1.369.671.545.946,
7. BKKBN sebesar Rp1.063.457.992.221, dan
8. Kementerian Ristek Dikti sebesar Rp943.722.231.112
Beban Persediaan
7
 Beban persediaan disajikan dalam Laporan Operasional pada penyesuaian nila persediaan bagian
kegiatan operasional.
 Koreksi beban persediaan atas beban persediaan TAYL dilakukan langsung pada pos persediaan
dengan akun pasangannya “ekuitas” (LPE).
Berikut lampiran rincian beban persediaan pada LKPP 2016 (dalam Rupiah)

Uraian 2016
Beban Persediaan konsumsi 8.646.093.564.634
Beban Persediaan amunisi 1.180.100.110.229
Beban Persediaan pita cukai 142.173.004.035
Beban Persediaan bahan baku 7.407.903.629.602
Beban Persediaan barang dalam -
proses
Beban Persediaan untuk tujuan 3.056.469.872.259
strategis/berjagajaga
Beban Persediaan Lainnya 1.848.005.664.864
Beban Persediaan Badan Layanan 3.854.355.705.665
Umum
Beban Persediaan Aset Lain-Lain -
untuk Dijual
atau Diserahkan ke Masyarakat
Jumlah 26.135.101.551.288

Pengungkapan Persediaan
Secara umum Diungkapkan pada CALK :

 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan.


 Penjelasan barang atau perlengkapan untuk pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan dalam
proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat.
 Penjelasan selisih hasil inventarisasi fisik;
 Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang
Persediaan

 Mengungkapkan persediaan yang rusak/usang dalam daftar persediaan barang rusak/usang.


Beban Persediaan

 metode penilaian persediaan


 perhitungan beban persediaan yang meliputi saldo awal, perolehan dan saldo akhir
 persediaan yang diperoleh atau dikeluarkan dari transaksi hibah atau transfer dari/kepada satker lain
 nilai persediaan yang hilang, rusak atau using
TANYA JAWAB INTERNAL KELOMPOK
1. Bagaimana cara melakukan stock Opname Persediaan? -
Jawaban : Berikut langkah-langkahnya:
1. Langkah pertama adalah dengan menghentikan pergerakan barang masuk dan keluar, agar nantinya
saat perhitungan tidak ada selisih kelebihan atau kekurangan. Yang paling efektif stock opname adalah
dilakukan saat liburan sehingga tidak ada transaksi masuk dan keluar.
2. Jika lokasi gudang lebih dari satu, maka stock opname harus dilakukan lebih dari satu orang agar
maksimal.
3. Pastikan seluruh dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap sebelum melakukan stock opname.
4. Lakukan perhitungan secara cermat dan teliti agar tidak ada kesalahan data.
5. Setelah perhitungan fisik diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan
pencatatan pada buku tentang jumlah barang yang tersedia dalam gudang.
6. Membuat laporan stock opname.
7. Melaporakan hasil laporan stock opname

8
2. Bagaimana perlakuan akuntasi terhadap barang persediaan yang telah dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa namun ternyata barang tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik? Bagaimana jika penyedia
bersedia mengganti barang tersebut?
Jawaban : Dalam PMK 219/PMK.05/2013 menggariskan bahwa persediaan diakui pada saat sebagai berikut
a. potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah
b. mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Apabila pemerintah telah memiliki hak atas barang persediaan namun belum dapat memanfaatkannya
dalam jangka waktu dekat atau tertentu maka pemerintah harus meninjau huruf b yakni hak tersebut nilainya
atau biayanya dapat diukur dengan andal, yaitu melalui bukti belanja barang (SPM-SP2D). Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa satker (pemerintah) menyajikan barang persediaan tersebut pada
Neraca sebesar harga perolehan berdasarkan SPM-SP2D. Jika pihak penyedia mampu mengganti dengan
barang persediaan sejenis yang operasional, perlu dijelaskan kemampuan penyedia untuk mengganti barang
persediaan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Total Realisasi Belanja Barang setelah dikurangi
Pengembalian Belanja barang dikurangi dengan nilai Belanja Barang yang menghasilkan Barang Persediaan
yang masih harus diterima. Pencatatan penambahan persediaan dari penerimaan barang persediaan tersebut
dilakukan dengan aplikasi Persediaan kemudian dilanjutkan pengiriman file ke SIMAK-BMN.
3. Setelah saya membaca di salah satu postingan di website bppk, disitu dituliskan bahwa aplikasi persediaan
belum sepenuhnya tepat menerapkan kebijakan akuntansi persediaan. Lalu, apakah ada upaya prmerintah
untuk memperbaiki dan mengupdate aplikasi tersebut?
Jawaban : menurut data yang kami cari, pemerintah selalu melakukan pengupgrade-an terhadap aplikasi
tersebut. Seperti contohnya pada tahun 2015 Aplikasi persediaan nya itu versi 15.1.0 sedangkan di tahun 2018
sudah terbaharui menjadi versi 18.0
4. Pada beberapa satker terdapat data Neraca (Persediaan) pada SAIBA dan SIMAK BMN yang jumlahnya
berbeda walaupun satker telah melakukan update aplikasi Persediaan (versi 17.0.1) , Aplikasi SIMAK-BMN
(versi 17.0.2), referensi Simak BMN versi (17.0.1), Update Aplikasi dan Referensi SAIBA (versi 4.4), Tentu hal
ini merupakan permasalahan yang besar bagi satker dalam . Bagaimana cara untuk mengatasi masalah diatas?
Jawaban Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :
1. Backup Aplikasi Persediaan, SIMAK BMN dan SAIBA;
2. Batal kirim ADK Persediaan dari Bulan Januari s.d. Desember
3. Batal Terima ADK dari Persediaan di Aplikasi SIMAK BMN dari Bulan Januari s.d. Desember
4. Batal Terima ADK dari Aplikasi SIMAK BMN di SAIBA dari Januari s.d. Desember
5. Hapus GL Aset di SAIBA (dari menu utility);
6. Posting ulang di Aplikasi SAIBA dari Januari;
7. Kirim Ulang ADK Persediaan dari januari s.d. Desember di Aplikasi Persediaan;
8. Terima Ulang ADK Persediaan dari Januari s.d. Desember di Aplikasi SIMAK BMN;
9. Kirim Ulang ADK ke SAIBA dari Aplikasi SIMAK BMN untuk Bulan Desember saja;
10. Terima Ulang ADK SIMAK BMN Bulan Desember di Aplikasi SAIBA;
11. Posting Ulang Bulan Desember
5. Kenapa terjadi perbedaan nilai persediaan pada laporan keuangan badan penelitian dan pengembangan
pertanian 2017 yang unaudited dengan yang audited ?
Jawaban : Tentu saja karena laporan keuangan yang sudah diaudit berarti bahwa laporan keuangan tersebut
telah diaudit oleh BPK sehingga apabila ada kesalahan akan terdeteksi yang kemudian BPK akan
merekomendasikan kepada Lembaga terkait untuk membetulkannya. Seperti pada laporan keuangan badan
penelitian dan pengembangan pertanian 2017, pada LK yang unaudited persediaan tertulis sebesar
Rp.79.914.840.246 namun saat diaudit BPK menemukan nilai yang belum tercatat sebesar Rp.12.040.277.769
yang kemudian menambah nilai persediaan menjadi Rp.91.955.118.015
6. Bagaimanakah satker membedakan antara persediaan dengan peralatan dalam melakukan entry dan
penyusunal neraca dalam laporan Keuangan ?
Jawaban :Satker harus menganalisis dan mengidentifikasi terlebih dahulu dengan ciri ciri barang tersebut
apakah dapat dikatakan persediaan atau peraatan yang tentunya berdasarkan dengan peraturan yang ada.
Apabila memenuhi definisi peralatan maka harus memenuhi niai kapitaisasi juga, jika tidak maka termasuk ke
9
persediaan ataupun perlengkapan . Menurut Permenkeu No. 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN
dan Revaluasi BMN, nilai minimal kapitalisasi Peralatan adalah Lebih dari atau sama dengan Rp 1 Juta.
Perbedaan ciri – ciri Persediaan dan Peralatan adalah sebagai berikut :
Persediaan :
a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa.
d. Dicatat sebagai Current Asset
Peralatan :
a. Terdapat biaya penyusutan
b. Masa manfaat pemaikaian lebih dari satu tahun
c. Lebih mahal dan lebih besar
d. Bisa dijual kembali dan terdapat Gain atau Loss pada saat menjualnya
e. Tujuan utamanya adalah untuk pendukung jalannya usaha
f. Dicatat sebagai Fixed Asset
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
A. Soal 1
Berikut transaksi K/L satker X pada 2016
a) Pada 22/7 PPK berencana memesan obat obatan dan menyatakan komitmen dengan meminta tim PBJ
melakukan pemesanan obat obatan pagu anggaran pengadaan barang obat obatan Rp. 36.000.000,00
b) Pada 5/8 Diterima barang persediaan obat-obatan Rp35.000.000 atas kontrak pengadaan
No.16/TS/2015 tanggal 27 Juli 2016 sebesar Rp35.000.000. Atas penerimaan tersebut dibuat BAST.
c) Pada 6/8 Rekon atas BMN-Persediaan Obat-obatan oleh Subbagian Perlengkapan
d) Pada 7/8 PPK membuat SPP disetujui oleh PPSPM.
e) Pada 8/8 Dibuatkan SPM atas pengadaan tersebut, selanjutnya SPM-Ls pengadaan obat-obatan
diajukan ke KPPN dan pada 10 Agustus terbit SP2D-Ls sebesar Rp35.000.000
f) Pada 26/8 Digunakan persediaan obat-obatan senilai Rp27.000.000 dan persediaan ATK sebesar
Rp12.000.000
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Tidak ada penjurnalan di tanggal 22 Juli, karena obat-obatan baru saja di pesan dan belum diterima oleh Satker.
(Rp000)

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit

22/7 (no entry) 22/7 (No Entry)

Pada tanggal 5 Agustus, Satker menerima persediaan sejumlah Rp35.000.000 dan, atas penerimaan tersebut,
dibuat BAST. Namun, karena persediaan belum diregister ke BMN, satker menjurnal penerimaan ini dengan
akun Persediaan yang Belum Diregister pada Utang yang Belum Diterima Tagihannya sejumlah Rp35.000.000.
Tidak ada entri untuk Jurnal Anggaran karena belum ada pengeluaran kas.
(Rp000)

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit


Persediaan yang Belum
5/8 35.000 30/10 (No Entry)
Diregister
Utang yang Belum
35.000
Diterima Tagihannya

10
Untuk tanggal 6 Agustus, rekon atas BMN ini menandakan bahwa Persediaan yang kita terima di tanggal
sebelumnya sudah di register. Oleh karena itu, kita mengkredit Persediaan yang Belum Diregister dan mendebit
Persediaan Obat-Obatan sejumlah Rp35.000.000.
(Rp000)

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit


Persediaan Obat-
6/8 35.000 6/8 (no entry)
Obatan
Persediaan yang
35.000
Belum Diregister

Pada tanggal 7 Agustus, pembuatan SPP adalah salah satu proses pembayaran dan tidak di jurnal. Kemudian
pada tanggal 8 Agustus, pengajuan SPM-LS dijurnal dengan mendebitkan Utang yang Belum Diterima
Tagihannya pada Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar sejumlah harga perolehan Rp35.000.000.
(Rp000)

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit


Utang yang Belum
8/8 35.000 8/8 (no entry)
Diterima Tagihannya
Belanja Barang yang
35.000
Masih Harus Dibayar

Dan pada tanggal 10 Agustus, penerbitan SP2D-LS dijurnal dengan mendebitkan Belanja Barang yang Masih
Harus Dibayar pada akun Ditagihkan Ke Entitas Lain. Transaksi ini menunjukkan dibayarkannya persediaan
yang dibeli oleh Satker X. Oleh karena itu, ada penjurnalan juga di Buku Besar Kas.
(Rp000)

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit


Belanja Barang yang
10/8 35.000 10/8 Belanja Barang 35.000
Masih Harus Dibayar
Ditagihkan ke Entitas Ditagihkan Ke
35.000 35.000
Lain Entitas Lain

Pada tanggal 26 Agustus, terdapat penggunaan Persediaan Obat-obatan dan Persediaan ATK. Untuk
menjurnalnya, Satker X menggunakan akun Beban Persediaan di Debit dan akun Persediaan Obat-Obatan dan
Persediaan ATK di Kredit. Akun persediaan menyesuaikan dengan daftar akun yang ada. Beban Persediaan
dijurnal sejumlah Rp39.000.000 (Rp27.000.000 + Rp12.000.000). Tidak ada penjurnal di Buku Besar Kas
karena tidak ada pengeluaran kas.
(Rp000)

Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit

26/8 Beban Persediaan 39.000 26/8 (no entry)

Persediaan Obat- 27.000


Obatan
Persediaan ATK 12.000

11
B. Soal 2

Satker PNS JAYA


Neraca
1 januari 2016
ASET (Rupiah)
Aset lancar
Kas di bendahara pengeluaran 2.500.000
Kas di bendahara penerimaan 1.250.000
Kas lainnya di bendahara pengeluaran 103.000.000
Bagian lancer tagihan tuntutan ganti rugi 24.000.000
Penyisihan piutang tidak tertagih- bagian lancar TTGR (120.000)
Jumlah Aset Lancar 130.630.000

KEWAJIBAN
Uang muka dari KPPN 2.500.000
Utang kpd pihak ketiga lainnya 64.000.000
Utang pajak bendahara pengeluaran yg belum disetor 39.000.000
Total Kewajiban 105.500.000

Satker mengajukan SPP/SPM-LS Gaji dan tunjangan ke KPPN dengan rincian SPM sebagai berikut.
Belanja Potongan SPM
Belanja pegawai 5.000.000.000 Akun 411111 Rp325.000.000
Belanja tunjangan 1.500.000.000 Akun 811131 100.000.000
pegawai
Akun 811132 400.000.000
Akun 811911 350.000.000
Akun 423141 2.000.000
Akun 423921 1.200.000
Jumlah Rp.6.500.000.000 Jumlah Rp1.178.200.000

Pertanyaan
1. Bagaimana jurnal pencatatan SP2D-LS Belanja Pegawai untuk transaksi di Tabel 1? KPPN menerbitkan
SP2D LS Gaji dan Tunjangan Pegawai berdasarkan SPM tgl 01/03/2016 sebesar Rp5.321.800.000.
2. Bagaimana pencatatan penyetoran uang kas di bendahara pengeluaran, penerimaan, dan kas lainnya
di bendahara pengeluaran?
3. Bagaimana pencatatan jika terjadi koreksi nilai persediaan karena ada persediaan awal senilai Rp20 juta
belum dicatat?
4. Bagaimana pencatatan penyisihan piutangnya, jika saldo akhir piutang PNBP Rp40 juta dengan kualitas
lancar?
5. Bagaimana pencatatan penyesuaian akumulasi penyisihan piutang yang piutangnya TGR dilunasi?
6. 05/02/20X1-Ditandatangani perjanjian sewa ruangan untuk Cabang Pembantu Bank BNI sebesar
Rp240.000.000 untuk jangka waktu 4 tahun. Atas transaksi ini telah diterbitkan dan dikirimkan tagihan
sewa ruangan ke Cabang Pembantu Bank Mandiri. Pencatatan pendapatan ini dilakukan menggunakan
pendekatan Pendapatan
7. Bendahara pengeluaran membayar dengan UP:
- Belanja Barang Listrik sebesar Rp25.000.000
- Konsumsi Rapat sebesar Rp13.500.00
Satker menyampaikan SPP/SPM-GU Nihil ke KPPN sebesar Rp38.500.000 dan diterbitkan SP2D- GU
Nihil oleh KPPN pada tanggal 17/12/2017
*Pertanyaan dalam Slide akuntansi persediaan pemerintah pusat oleh bapak Ali Tafriji Biswan

12
Pembahasan
Dalam Rupiah (000000)

Jurnal Finansial Jurnal Anggaran


Tgl Deskripsi Debit Kredit Tgl Deskripsi Debit Kredit
Beban Pegawai 6.500
1 1 Belanja Pegawai 11.821,8
Beban tunjangan 5.321,8

DKEL 11.821,8 DKEL 11.821,8

2 DDEL 6,5 2

Kas di
Bendahara
penerimaan 6,5

Uang muka dari KPPN 2,5


Kas di No entry
Bendahara 2,5
pengeluaran

Uang muka dari KPPN 103


Kas lainnya di
Bendahara 103
pengeluaran

3 Persediaan 20 3 Belanja barang 20


DKEL 20 DKEL 20
Beban Penyisihan
4 Piutang Tak Tertagih 0,2 4

Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih No entry
*Kualitas 0,2
lancar
penyisihannya
0,5% dr 40jt

Piutang Bagian Lancar


5 TGR 0,12 5

Penyisihan -
Piutang Tak 0,12
Tetagih

DDEL
0,12 DDEL 0,12

Pendapatan
Pendapatan
PNBP Lainnya- 0,12 PNBP Lainnya- 0,12
LO LRA

13
6 DDEL 240 6 DDEL 240
Pendapatan
Pendapatan
Sewa-LO 240 240
Sewa- LRA

Beban/ Belanja Daya


7 dan Jasa 25 7 Belanja daya dan jasa 25

Beban/ Belanja
Keperluan 13,5 Belanja keperluan kantor 13,5
Perkantoran

DKEL 38,5 DKEL 38,5


Uang Muka dari KPPN 38,5
Kas di
Bendahara No entry
Pengeluaran 38,5

REFERENSI
- Slide Akuntansi Persediaan Pemerintah Pusat oleh Bapak Ali Tafriji Biswan
- Suryanovi, Sri. 2014. Akuntansi Pemerintah Pusat. Tangrang Selatan: STAN Press
- PMK 219/PMK.05/2013
- Slide Akuntansi Persediaan Oleh BPPK

14

Anda mungkin juga menyukai