Laporan Magang Naomi Nangkadak
Laporan Magang Naomi Nangkadak
Oleh:
Nama : Naomi Devina Damanik
NPM : E1J017099
Oleh
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Magang Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu dan telah diuji pada tanggal…
bulan… tahun 2019
Mengetahui ,
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Dosen Pembimbing Magang
Dr. Hesti Pujiwati, SP. M.Si (Eka Jan Virgin Haquarsum, SP., M.Si)
NIP. 1977121 200604 2 001
RINGKASAN
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
iii
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang ini. Magang merupakan salah satu
tugas yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum menyelesaikan studinya di Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Tujuan dari kegiatan ini yaitu:
1. Mengenal secara langsung kondisi, organisasi, dan kegiatan utama di Taman Buah Mekarsari,
Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung tentang teknik pembibitan secara vegetatif
tanaman Nangkadak sehingga dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh terhadap
permasalahan di lapangan .
Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan
dan rasa terimakasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Aziz dan keluarga besar Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat yang
telah memberikan izin penulis melakukan Praktek Lapang/Magang di Taman Buah Mekarsari.
2. Ibu Eka Jan Virgin Haquarsum, SP., M.Si selaku Dosen Pembimbing Magang, yang telah
membantu mengoreksi dalam pembuatan laporan magang.
3. Ibu Dr. Hesti Pujiwati, SP. M.Si Selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
dan Ibu Dr. Ir. Uswatun Nurjanah, M.P Selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.
4. Bapak Dr. Ir. Prasetyo, M.S selaku Koordinator Praktek Kerja Lapang/magang
5. Bapak Junaedi S.E selaku pembimbing lapangan di Taman Buah Mekarsari yang telah
memberikan bimbingan dalam kegiatan magang di lapangan.
Demikian penulis berharap semoga laporan magang ini dapat bermanfaat dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Bengkulu, Agustus 2019
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengenal secara langsung kondisi, organisasi, dan kegiatan utama di Taman Buah
Mekarsari, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.
2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung tentang teknik pembibitan secara vegetatif
pada tanaman nangkadak sehingga dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh di
perkuliahan terhadap permasalahan di lapangan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat setelah pelaksaan praktek lapangan/magang adalah:
1. Memperoleh pemahaman antara teori dan praktek di lapangan mengenai teknik pembibitan
vegetatif tanaman nangkadak.
2. Dapat mengaplikasikan dan meningkatkan secara langsung mengenai teknik pembibitan
vegetatif pada tanaman nangkadak.
3. Mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan kemampuan profesi mahasiswa melalui
latihan kerja dan pengamatan secara langsung ke dunia kerja.
BAB II
3
2.2. Sejarah Singkat Taman Buah Mekarsari
Taman Buah Mekarsari sebelumnya merupakan areal lahan perkebunan karet milik PTP
IX yang sudah tidak produktif. Gagasan pembangunan Taman Buah Mekarsari berasal dari
Almarhumah Ibu Tien Soeharto yang berkeinginan untuk membangun sebuah tempat koleksi dan
pelestarian plasma nutfah tropis khas Indonesia sebagai wahana penelitian, budidaya dan wisata.
Perancangan dan pembangunan Taman Buah Mekarsari dilakukan oleh perusahaan swasta yaitu
PT EXOTICA dan pembangunan dilaksanakan pada tahun 1990. Proses pembngunan secara
keseluruhan terdiri atas 4 tahap yaitu :
1. Pembangunan tahap I, meliputi : sarana penunjang yaitu pekerjaan persiapan sarana penunjang
(pintu gerbang dan pemagaran, jalan, jembatan, saluran air, pos penjaga, menara pengawas,
bangunan rumah plastik, gedung air terjun, kolam air mancur, pembuatan pintu air danau),
pekerjaan penanaman (kebun buah produksi, buah langka, kebun sayur, kebun bibit dan
hidroponik), pekerjaan instalasi listrik dan mengerjakan instalasi air.
2. Pembangunan tahap II, berupa : pekerjaan pendahuluan, parkir, plaza dan gedung pengelola,
pembangunan shelter, toilet umum, pembuatan pagar depan (gerbang Candi Bentar),
pembuatan menara pandang.
3. Pembangunan tahap III, meliputi : pembangunan laboratorium, pembangunan gudang (pasca
panen, pupuk dan alat), pembangunan pool kendaraan dan bengkel.
4. Pembangunan tahap IV, dalam bentuk pekerjaan pembangunan hotel, ruang konfrensi dan
landscape di sekitar danau.
Proyek ini merupakan partisipasi aktif Yayasan Purna Bhakti Pertiwi dalam rangka
pengembangan bidang pertanian dan pariwisata. Tujuan khusus proyek ini antara lain :
a. Menciptakan kebun hortikultura yang terdiri dari kebun buah-buahan, sayur-sayuran, bunga
dan tanaman hias yang berfungsi sebagai kebun produksi, koleksi dan plasma nutfah.
b. Memberikan alternatif obyek wisata baru, baik bagi wisatawan asing maupun domestik.
c. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang dapat dikembangkan menjadi pusat studi hortikultura
bagi tanaman buah-buahan dan sayuran dataran rendah.
d. Menciptakan lapangan kerja baru dilingkungan Kecamatan Cileungsi.
e. Memanfaatkan secara maksimal segenap potensi yang mencakup asas pertimbangan
keselarasan lingkungan tetap terjaga.
f. Secara ekonomi diharapkan proyek ini dapat mendatangkan keuntungan.
Secara umum tujuan pembangunan Taman Buah Mekarsari adalah sebagai pusat
pendidikan dan pengembangan hortikultura meliputi tanaman buah-buahan, sayuran serta tanaman
hias sebagai alternatif untuk tempat pariwisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara,
sebagai tempat koleksi tanaman buah khususnya buah-buahan khas Indonesiua dan diharapkan
mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar Taman Wisata Mekarsari.
Peresmian Taman Buah Mekarsari bertepatan dengan hari pangan sedunia yang ke XVI yaitu pada
tanggal 14 Oktober 1995 yang menandai kebangkitan buah-buahan Indonesia. Pengelolaan Taman
Buah Mekarsari diserahkan pada PT Mekar Unggul Sari yang didirikan pada tanggal 14 April 1995
dan beroperasi penuh pada 1 Januari 1995.
Pada tanggal 14 Oktober 2004 bertepatan dengan ulang tahun Taman Buah Mekarsari yang
ke-9, Taman Buah Mekarsari berganti nama menjadi Taman Wisata Mekarsari dan tetap
memfokuskan ciri pada pertama kali berdiri yaitu dibidang wisata khususnya wisata agro yang
mempunyai tagline Taman Wisata Mekarsari “Berwisata Di Tengah Kebun Buah”. Kemudian
tahun 2014 kembali menjadi Taman Buah Mekarsari.
5
agro (bertanggung jawab atas perkembangan Taman Buah Mekarsari dalam bidang
agronomi)
c. Bagian General Affair berperan dalam pengadaan dan pembangunan sarana dan prasarana
yang dibutuhakan oleh perusahaan.
d. Bagian Agro membawahi unit kerja pembibitan, perwatan kebun yang meliputi kebun buah
komersial dan kebun buah koleksi, landsacpe dan gardener, dan produksi yang meliputi
pembibitan tanaman buah, produksi sayuran, produksi tabulampot dan budidaya hidroponik
dan tabulampot melon.
2.5. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Mekar Unggul Sari terdiri dari 200 orang yang terdiri dari
karyawan pimpinan, staf, karyawan bulanan, karyawan harian dan honorer. Jam kerja untuk
karyawan baik untuk pimpinan maupun karyawan lainnya adalah 40 jam per minggu. Dengan
rincian sebagai berikut :
a. Pimpinan dan staf : hari kerja senin sampai jumat dengan jam kerja mulai pukul 08.00 Wib –
17.00 WIB, dan jam istirahat jam 12.00 WIB – 13.00 WIB.
b. Karyawan bulanan dan harian : hari kerja senin sampai sabtu dengan jam kerja mulai pukul
08.00 Wib – 17.00 WIB, dan jam istirahat jam 11.00 WIB – 13.00 WIB (senin – kamis) dan
jam 13.00 WIB – 14.00 WIB (jumat dan sabtu).
2.6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
PT Mekar Unggul Sari memberikan beberapa jaminan kerja bagi para karyawan yaitu :
1. Sarana kesehatan berupa klinik perusahaan yang dibuka setiap hari termasuk hari minggu dan
hari libur besar lainnya. Untuk tenaga medis disediakan dokter dan dibantu oleh seorang mantri.
2. Jaminan sosial kecelakaan dan tunjangan hari tua.
3. Asuransi kesehatan.
4. THR (Tunjangan hari raya).
5. Uang lembur bagi karyawan bulanan dan harian.
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9
Kelebihan dan kekurangan perbanyakan vegetatif dengan generatif.
A. Kelebihan perbanyakan secara generatif:
1. Lebih mudah dalam menghasilkan bibit.
2. Biaya yang diperlukan lebih rendah dibandingkan dengan pembibitan dengan teknik
vegetatif.
3. Tidak memerlukan keahlian khusus. Keterampilan yang harus dimiliki hanya untuk
menecambahkan benih, menyapih, dan merawatnya di dalam polybag.
4. Risiko kegagalan relatif lebih kecil dibandingkan dengan cara pembibitan secara vegetatif
B. Kekurangan perbanyakan secara generatif
1. Keturunan yang dihasilkan berisiko memiliki sifat genetik bervariasi, bisa sama dengan
induknya atau justru berbeda dengan induknya
2. Kecepatan pertumbuhan tegakan dapat bervariasi. Karena itu, penjarangan merupakan
kegiatan yang harus dilakukan untuk bibit yang berasal dari biji (generatif). Untuk
menghindari variasi tegakan pohon, benih yang dipilih harus bersertifikasi benih unggul.
C. Kelebihan perbanyakan secara vegetatif :
1. Keturunan yang diperoleh mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya
2. Tidak memerlukan peralatan khusus dan teknik yang tinggi, kecuali untuk produksi bibit
skala besar.
3. Produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih atau musim buah.
4. Produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih atau musim buah.
5. Kontinuitas produksi bibit relatif mudah.
6. Awalnya akar bibit yang dihasilkan secara vegetatif relatif dangkal, kurang beraturan, dan
melebar. Namun, lama-kelamaan akar bibit dapat berkembang degan baik.
7. Tanaman relaitf lebih cepat reproduksi dibandingkan dengan tanaman lainnya yang berasal
dari biji.
8. Pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman, seperti
pengembangan bank klon (konservasi genetik) dan kebun benih klon.
D. Kekurangan perbanyakan secara vegetatif :
1. Memerlukan keahlian khusus seperti teknik mencangkok dan menyetek.
2. Memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan teknim generatif (menggunakan
biji).
3. Tingkat keberhasilan tergantung pada ketepatan pemilihan alat dan bahan serta keahlian
pelaksanaannya (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
3.4. Sambung Susu
Istilah sambung susu atau penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan
di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan
perakarannya. · Keuntungan dari tehnik ini adalah tingkat keberhasilan tinggi, tetapi
pengerjaannya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang
pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. · Kerugian lainnya bahwa penyusuan hanya dapat
dilakukan dalam jumlah sedikit atau terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan
akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk. Oleh karena itu penyusuan hanya
dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi.
Adapun beberapa tipe penyusuan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Susuan duduk untuk mendekatkan batang bawah dengan cabang induknya dibuat parapara dari
bambu. Batang bawah kemudian ditaruh diatas para-para dan disusukan dengan cabang pohon
induk.
2. Susuan gantung disebut demikian karena batang bawah yang akan disusukan didekatkan
dengan cabang pohon induk dengan posisi menggantung. Dan polybag batang bawah kita
ikatkan pada cabang batang atas (Prastowo, 2006).
11
BAB IV
METODE MAGANG
3) Mengumpulkan data luas lahan, jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi perusahaan.
5) Penyusunan laporan magang yang dilakukan pada saat kegitan magang telah selesai
dilaksanakan, sehingga dapat hasil dari kegatan magang selama 52 hari .
13
15. Evaluasi akhir
Pelaksanaan evaluasi hasil dalam hal ini akan dilaksanakan ujian magang yang akan
dihadiri oleh dosen pembimbing. Setelah pelaksanaan ujian magang saran dan masukan
yang diberikan oleh dosen pembimbing dan penguji akan diterapkan dalam revisi laporan
akhir, terakhir adalah penilaian akhir oleh dosen pembimbing. Laporan yang sudah direvisi
dikirim kembali ke perusahaan. Evaluasi akhir juga dilakukan di Taman Buah Mekarsari
yang dihadiri pembimbing lapangan dan teman-teman magang lainnya.
BAB V
15
ditanam di kebun Mekarsari pada tahun 2004 sebanyak 200 pohon yang kemudian didaftarkan ke
BPSBTPH Provinsi Jawa Barat.
(a) (b)
Gambar 1. (a) Batang bawah (seedling) nangka, (b) Pohon induk nangkadak
Umur seedling atau batang bawah dan pohon induk tanaman sangat mempengaruhi
keberhasilan penyusuan. Jika umur batang bawah lebih dari 8 bulan, kambium atau batang
sudah keras dan sulit untuk disayat dalam penyambungan. Oleh karena itu, umur batang
bawah tidak boleh terlalu muda atau terlalu tua. Selain itu, batang bawah diperbanyak secara
generatif yaitu melalui biji agar memiliki perakaran yang kokoh. Batang bawah bawah
berfungsi untuk mengambil bahan makanan dari dalam tanah untuk batang atas agar tetap
hidup setelah penyusuan maupun ketika masih di pohon induknya. Pohon induk tanaman
nangkadak dapat dilakukan penyusuan jika pohon tersebut sudah pernah berbuah. Hal itu
dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana keunggulan buah yang dihasilkan tanaman
tersebut. Jika buahnya bagus atau unggul maka pohon induk tersebut dapat diperbanyak
melalui teknik generatif ataupun vegetatif untuk menghasilkan varietas yang unggul juga.
2 Batang bawah diikat dengan tali rafia yang telah digunting dengan panjang sekitar 1-2 meter
seperti mengikat kardus pada polybagnya agar dapat digantungkan pada pohon atau
penyanggah.
17
3. Selanjutnya batang bawah disayat pada salah satu sisinya dengan menggunakan pisau cutter.
Panjang sayatan sekitar 5-10 cm dengan jarak sekitar 10-20 cm dari leher akar. Penyayatan
harus rata agar saat ditempel pada batang atas tidak memiliki ruang sehingga dapat dengan
erat ditempel.
(a) (b)
Gambar 4. (a) Proses penyayatan batang bawah, (b) batang bawah setelah disayat
4. Batang atas juga disayat pada cabang pohon induknya dengan ukuran yang sama seperti
batang bawah. Lalu sisi penyayatan batang bawah dengan batang atas ditempel atau
dilekatkan dengan menggunakan isolatip elektrik agar menempel dengan erat dan tidak
mudah tembus air yang dapat merusak sambungan.
(a) (b)
Gambar 6. (a) tali sisa ikatan seedling, (b) Pengikatan hasil sambungan pada penyanggah
Hasil sambung susu tanaman nangkadak dapat dipanen jika sudah berumur 3 bulan. Selama
3 bulan tersebut dilakukan pemeliharaan pada penyusuan seperti penyiraman yang dilakukan
2 hari sekali tergantung kondisi cuaca. Jika pada musim hujan penyiraman tidak perlu
dilakukan, namun jika musim kemarau penyiraman dilakukan sekali sehari.
19
(a) (b)
Gambar 7. (a) bibit nangkadak diletakkan dalam ruangan sungkup, (b) penyiraman bibit
sebelum disungkup
(a) (b)
Gambar 10. (a) entres nangka , (b) sayatan bentuk “v”
4. Lalu entres dimasukkan di bagian celah sayatan seedling kemudian ditutup dan diikat erat
dengan potongan plastik sepanjang 20 cm.
(a) (b)
Gambar 11. (a) penempelan entres dengan seedling, (b) pengikatan
5. Setelah itu bibit tanaman diletakkan di tempat yang terlalu panas atau terlalu lembap.
Karena jika bibit ditempatkan di tempat yang terlalu panas akan mengering sedangkan jika
21
diletakkan di tempat yang terlalu lembap akan menyebabkan pertumbuan jamur pada
sambungan sehingga menyebabkan kegagalan hasil sambungan atau mati.
6. Keberhasilan sambung sisip akan terlihat setelah 4 minggu dari mulai penyambungan.
7. Bibit yang berhasil dilakukan sambung sisip akan dibiarkan selama 3 bulan di tempat yang
tidak terlalu panas ataupun terlalu lembap.
8. Setelah 3 bulan, dilakukan repoting dan pemeliharaan seperti yang dilakukan pada bibit
hasil sambung susu.
9. Kelemahan dari sambung sisip adalah bibit yang dihasilkan merupakan ukuran kecil hanya
untuk bibit ukuran polybag S (25cm x 30cm).
(a) (b)
Gambar 12. (a) Pengadukan media tanam, (b) Penyiraman media tanam
5.4. Repotting Tanaman
Repotting tanaman adalah pemindahan tanaman dari polybag kecil ke polybag yang besar
maupun yang ukurannya sama. Repotting nangkadak dilakukan setelah pengeluaran bibit hasil
penyusuan dari tempat sungkup. Tujuan dilakukannya repotting pada tanaman yaitu untuk
mengganti polybag sebelumnya yang telah rusak, sehingga polybag tetap dalam kondisi yang baik
untuk tanaman. Selain itu dapat memudahkan perakaran tanaman dapat menjalar dengan baik.
Penggantian polybag dan penambahan media tanam juga perlu pada bibit tanaman hasil
perbanyakan . Masa penggunaan polybag tidak tahan lama menyebabkan polybag cepat lapuk dan
mudah sobek. Selain itu, media di dalam polybag semakin berkurang dengan kondisi tanaman
yang semakin tumbuh besar sehingga membutuhkan ruang yang lebih besar untuk
pertumbuhannya. Pergantian bibit dapat memperindah penampilan bibit sehingga dapat
meningkatkan harga jual bibit. Pemindahan tanaman (repotting) yang dilakukan pada bibit
nangkadak dari polybag SS (15cm x 20cm) ke polybag ukuran S (25cm x 30cm) tergantung ukuran
dan umur tanaman tersebut.
Adapun langkah-langkah repotting nangkadak adalah sebagai berikut:
a. Bibit tanaman nangkadak dipilih atau diseleksi dari tempat penyungkupan dengan memisahkan
bibit yang sudah mati, sedangkan yang masih hidup dibawa ke tempat pembuatan media.
23
c. Pengisian media tanam pada polybag baru yang berukuran 25cm x 30cm hingga ¼ polybag.
Kemudian, bibit nangkadak dipindahkan dari polybag sebelumnya tanpa menghancurkan media
tanamnya. Apabila bongkahan tanah hancur maka daerah perakaran akan terganggu atau rusak.
d. Kemudian diisi lagi dengan media tanam standar sampai penuh dan dipadatkan
e. Setelah repotting, bibit tanaman langsung disiram untuk melembapkan medianya agar
nangkadak tidak mati.
25
Gambar 17. Penyiraman bibit nangkadak
2. Penyiangan
Penyiangan nangkadak dilakukan apabila terdapat gulma yang tumbuh pada polybag
maupun sekitaran bibit tanaman. Pengendalian gulma di sekitaran tanaman perlu dilakukan
untuk mengurangi persaingan atau kompetisi dalam menyerap unsur hara dari dalam tanah.
Teknik penyiangan gulma adalah secara manual yaitu dengan menggunakan tangan untuk
mencabut gulma bibit nangkadak.
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu tertentu yang
tidak diinginkan oleh manusia sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia.
Keberadaan gulma dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman budidaya.
Keberadaan gulma menyebabkan kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara, dan unsur hara)
antara tanaman yang dibudidayakan dengan gulma. Gulma tidak dikehendaki karena bersaing
dengan tanaman yang dibudidayakan dan dibutuhkan biaya pengendalian yang cukup besar
yaitu sekitar 25%-30% dari biaya produksi (Soerjani et al., 1996).
Penyiangan dilakukan tergantung pada kondisi tanaman dan gulma. Apabila gulma pada
polybag bibit tumbuh dengan cepat maka penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Pada musim
kemarau dilakukan sebulan sekali secara manual dengan tangan. Saat melakukan penyiangan
pada bibit nangkadak perlu diperhatikan agar tidak smpai merusak perakaran bibit.
3. Pemupukan
Pemupukan adalah suatu usaha pemeliharaan dalam pemberian nutrisi dan unsur hara baik
makro maupun mikro dengan tujuan agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman terjadi
dengan baik. Pemupukan bibit nangkadak di Taman Buah Mekarsari ada dua jenis pupuk yaitu
pemupukan organik dan pemupukan anorganik.
a. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa dedaunan dan kotoran hewan
seperti kotoran sapi, kambing, dan ayam. Jenis pupuk organik yang dipakai di Taman Buah
Mekarsari yaitu pupuk kandang. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran
hewan seperti sapi dan kambing yang dibiarkan selama 6 bulan sampai menjadi atau kering
dan tidak panas agar kandungan bahan organiknya siap diaplikasikan pada tanaman. Pupuk
kandang sapi telah dicampurkan pada tanah dan sekam pada media tanam. Pemberian pupuk
kandang sapi pada bibit nangkadak dilakukan saat awal penanaman yang telah tercampur di
dalam media tanam berama komponen media tanam lainnya. Pupuk organik berfungsi untuk
menjaga keubura tanah dan menyediakan unsur hara bagi tanah.
b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari pencampuran bahan-bahan kimia dan
diproduksi oleh pabrik seperti : Za, KCL, NPK, SP36, dll. Pemupukan anorganik bibit
tanaman nangkadak dilakukan 3 bulan sekali. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk
NPK (16:16:16) dan pupuk Gandasil D. Cara penggunaan dan pengaplikasian pupuk
anorganik adalah dengan sistem dilarutkan dengan air dan langsung ditaburkan tanpa
dilarutkan dalam air. Untuk sistem tabur pupuk, gulma di sekitar bibit nangkadak dibersihkan
terlebih dahulu. Tanah pada polybag tanaman digemburkan dan dibuat larikan melingkar atau
mengelilingi pinggir tanaman. Kemudian pupuk NPK ditaburkan sebanyak ½ sendok makan
atau setara dengan 5 gram. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah atau media tanam
bibit tersebut. Tujuan ditutup setelah penaburan pupuk adalah untuk mengurangi penguapan
karena sifat pupuk NPK mudah menguap dan panas. Selanjutnya bibit nangkadak disiram
menggunakan air agar dapat tercampur dan meresap ke dalam media tanam.
27
pupuk NPK disiram menggunakan gayung berukuran 1 liter di sekitar media tanam bibit
nangkadak untuk satu tanaman. Jadi, dosis untuk satu bibit tanaman nangkadak adalah 5
gram/liter.
4. Pemangkasan
Melaksanakan perlakuan khususnya pemangkasan merupakan salah satu kegiatan
pemeliharaan tanaman agar pertumbuhan dan produksi tanaman mencapai optimal. Tanaman
bila dibiarkan tumbuh apa adanya akan mempunyai bentuk yang kurang baik dan ini akan
berpengaruh terhadap produksi. Baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan,
pertumbuhan akar, batang, daun dan bunga perlu diatur.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk dan menghilangkan cabang yang sudah
tidak produktif yang tumbuh pada bagian batang bawah nangkadak. Terdapat 3 jenis
pemangkasan pada tanaman, yaitu pemangkasan ringan, pemangkasan sedang dan
pemangkasan berat. Pada bibit nangkadak ada 2 jenis pemangkasan yang diaplikasikan, yaitu
pemangkasan ringan dan pemangkasan sedang.
a. Pemangkasan ringan
Pemangkasan ringan merupakan pemotongan cabang liar, tidak sehat atau terserang hama.
Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan
cabang semakin memanjang sehingga energi bisa dipakai untuk menumbuhkan bunga. Selain
itu, cabang yang tumbuh pada batang bawah juga dipangkas agar batang atas dapat bertumbuh.
b. Pemangkasan sedang
Pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman seawal mungkin, pada umur
tanaman yang masih muda. Sebenarnya, bibit tanaman nangkadak tidak memiliki banyak
percabangan. Namun, masih ada juga yang memiliki beberapa cabang yang perlu dilakukan
pemangkasan untuk membentuk atau merapikan tajuk tanaman.
(a) (b)
29
(c) (d)
Gambar 22.(a) Kutu putih, (b) Belalang, (c) Semut, (d) Penggerek batang
Pengendalian pada ketiga jenis hama tersebut dapat dilakukan pemotongan atau
pemangkasan pada bagian yang terserang hama apabila serangan belum menyebar sampai ke
semua bibit. Namun, apabila serangan hama telah menyebar ke banyak bibit maka perlu
dilakukan pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi adalah menggunakan
insektisida jenis dagang Curacron. Cara pemakaiannya adalah dengan melarutkan 0,5 ml-1ml
Curacron 500EC ke dalam 1 liter air. Selanjutnya dimasukkan ke dalam handsprayer dan
disemprotkan pada tanaman yang terserang oleh hama.
31
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Teknik perbanyakan tanaman nangkadak dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu perbanyakan
generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif yang dilakukan di Taman Buah
Mekarsari adalah teknik sambung susu atau penyusuan. Perbanyakan tanaman dengan cara
sambung susu memiliki persentase keberhasilan sebanyak 90%. Proses perbanyakan bibit
tanaman adalah mulai dari penyusuan, pembuatan media tanam, pemanenan, repotting bibit,
pemeliharaan yang meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan, pengajiran, pemangkasan,
serta pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan pemasaran bibit di Garden Center. Bibit
nangkadak dapat dipasarkan jika sudah berumur minimal 6 bulan setelah perbanyakan
tanaman.
6.2. Saran
Masih ada beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan atau produksi perbanyakan
tanaman di Nursery Taman Buah Mekarsari seperti fasilitas pendukung dan sumber daya
manusianya. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan dapat menanggapi kekurangan-
kekurangan yang ada pada setiap produktivitas kegiatan di nursery. Selain itu dalam hal
sumber daya manusianya juga perlu diperhatikan tentang pengetahuan dan kemampuan
melakukan perbanyakan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anik, B. 2012. Deskripsi Nangka. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Cora G.S., D. Rukmana, dan A. 2018. Rukmana. Persepsi Petani Kakao Terhadap Teknik
Sambung Samping Di Desa Batu Lappa, Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian. Vol.14(1):3
Hartman HT, Kester DE, Davies FT, Geneve RL, 1997. Plant Propagation Principle and Practices
sixth edition. New jersey : Prentice-Hall Inc
Junaedi SE., Margianasari A.F, Parimin SP., Dahlan A.Md, Sodikin. Nangkadak Mekarsari. PT
Mekar Unggul Sari : Bogor.
Mulyana Dadan dan Ceng Asmarahman. 2012. Untung Besar dari Bertanam Sangon. PT
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Prastowo, N.H et al. 2011. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. World
Agroforesty Centre (ICRAF)&Winrock International : Bogor.
Taufik Muhammad. 2010. Penularan Citrus Vein Phloem Degeneration (CV[D) Dengan Teknik
Penyambungan. Jurnal Agriplus. Vol.20(3).
Widyastuti, Y.E. 1993. Nangka dan Cempedak Ragam Jenis dan Pembudidayaan. Penebar
Swadaya: Jakarta.
33
LAMPIRAN
1) Kegiatan-kegiatan di nursery
35
Grafting rambutan Pengadukan media tanam Transplanting sukulen