Makalah Teknik Menyampaikan Berita Buruk
Makalah Teknik Menyampaikan Berita Buruk
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
ANDRE HENDRAWAN
KURNIA HARIANI
NI MADE RATNASARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
Keperawatan menjelang ajal dan Paliatif dengan judul “Teknik menyampaikan
berita buruk”. Kami berterima kasih kepada Ibu Ns. Rabiatul Adawiyah M.kep
Selaku pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan suatu percakapan yang dilakukan dengan
maksud dan tujuan tertentu. Maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan
oleh dokter terhadap pasien adalah untuk membantu pasien agar dapat
mengurangi penderitaan pasien serta membantunya untuk sembuh dari
penyakitnya. Kesembuhan biasanya didapatkan dari khasiat obat-obatan
dan fungsi komunikasi atau wawancara hanya sebagai pendukung untuk
menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat. Tetapi tidak
jarang komunikasi itu sendiri juga merupakan terapi.
Karena komunikasi penting sekali artinya dalam hubungan dokter-
pasien, maka seyogyanya para dokter menguasai teknik dan seni
berkomunikasi yang baik. Untuk itu dokter perlu mengetahui jenis-jenis
komunikasi atau wawancara yang biasa terdapat antara dokter atau dokter
gigi dan pasien, antara lain wawancara biasa yang terdiri dari wawancara
bebas dan terarah, percakapan bimbingan dan konseling, dan penyampaian
berita buruk.
Berita buruk dapat didefinisikan sebagai segala informasi yang
secara serius dapat memperburuk pandangan seseorang tentang masa
depannya. Penyampaian berita buruk adalah suatu hal yang sering harus
dilakukan dokter maupun dokter gigi, misalnya pada waktu dokter harus
menyampaikan berita kematian, menyampaikan diagnosis suatu penyakit
dengan prognosis yang tidak baik, atau menyampaikan rencana terapi yang
mengandung resiko yang tinggi. Dalam hubungan ini setiap dokter akan
mengetahui bahwa penyampaian berita buruk selalu akan menimbulkan
frustasi pada pihak pasien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi berita buruk?
2. Bagaimana menyampaikan berita buruk?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan berita buruk
2. Mengetahui bagaimana teknik menyampaikan berita buruk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI BERITA BURUK
Berita buruk secara medis didefinisikan sebagai informasi yang
menciptakan pandangan buruk bagi kesehatan seseorang. Berita buruk
tersebut dapat menimbulkan perasaan tanpa harapan pada pasien, ancaman
terhadap kesehatan mental dan fisik pasien, atau resiko mengganggu atau
mengacaukan gaya hidup atau keseharian pasien (Wright dkk, 2013).
Menurut Baile dkk (2000), berita buruk dapat didefinisikan sebagai segala
informasi yang secara serius dapat memperburuk pandangan seseorang
tentang masa depannya. Sedangkan menurut Aitini & Aleotti (2006) Kabar
buruk adalah pengalaman tidak nyaman untuk pemberi dan penerima berita.
B. TUJUAN PENYAMPAIAN BERITA BURUK
1. Merupakan pekerjaan yang akan sering dilakukan namun
membuat stress
1. Kegagalan operasi
2. Vonis kanker.
3. Penyakit kronik seperti gagal ginjal kronik
4. Terminal Ilness
5. Tidak bisa mempunyai anak.
6. Kematian, dan lain-lain.
BAB III
TEKNIK MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
Penyampaian berita buruk yang kurang tepat itu antara lain sebagai
berikut:
1. Menunda penyampaian berita buruk sampai saat yang dianggap
tepat
Pasien : Kalau begitu, apakah yang akan terjadi pada saya, dok?
(pasien siap mental)
Dokter : Begini, pak. Penyakit pada mulut bapak saat ini sedang
mengalami proses kemunduran … (dokter melanjutkan dengan
menyampaikan berita buruk tersebut).
P: sudah, dok.
P: tidak ada, dok. Sampai saat ini sariawan itu tidak hilang dok.
Justru saat ini pada waktu mengunyah dan menelah sedikit sulit dok.
Pasien : Kira-kira berapa lama sampai saya bisa bicara lagi dok?
Misalnya:
(Sarwono, 1982)
2. Bereaksi agresif
Misalnya:
Misalnya:
4. Regresi
Regresi yaitu memberi reaksi dengan mundur kepada tingkat
yang kekanak-kanakan. Misalnya, menangis keras-keras, menjerit-
jerit sambil menarik-narik rambutnya atau memukul-mukul meja,
pingsan, atau mengeluarkan kata-kata sebagai berikut:
Pasien : …(diam untuk waktu yang lama)… kalau begitu lebih baik
saya berhenti bekerja saja. Tinggal di rumah dan biarlah ibu
saya tinggal di rumah saya untuk merawat saya. Isteri saya
dengan begitu bisa tetap bekerja mencari nafkah. (Sarwono,
1982)
5. Stereotipi
Misalnya:
Contoh :
Dokter : hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa terdapat tumor
pada mulut bapak. Tumor ini sudah menggerogoti hampir seluruh
rahang bawah bapak, sehingga terpaksa kami harus mengambil
rahang bawah bapak. Saya mengerti bahwa bapak tentunya sangat
sedih.
Contoh :
Pasien : Jadi bagaimana pekerjaan saya kalau saya sampai harus
rawat inap ya Dokter?
Dokter : Tidak apa-apa. Seiring waktu nanti akan tampak normal lagi.
Saya bisa menutupi tampilan yang bengkak dengan perban.
Dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. “teknik penyampaian berita buruk” di akses pada 27 Maret 2018 dari
http://menyampaikanberitaburuk.blogspot.co.id/2012/12/menyampaikan-
berita-buruk.html.
2. “penyampaian berita buruk yang efektif” di akses pada 27 Maret 2018 dari
http://amirmukhlis06.blogspot.co.id/2014/11/penyampaian-berita-buruk-
yang-efektif.html.
3. “tahap-tahap menyampaiakn berita buruk” di akses pada 28 Maret 2018 dari
http://leksbook.blogspot.co.id/2014/03/tahap-tahap-saat-meyampaikan-
berita_12.html.
4. “menyampaikan berita buruk” di akses pada 28 Maret 2018 dari
https://www.scribd.com/document/111664613/Menyampaikan-berita-buruk.