Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

FISIOLOGI HEWAN

SUPLAY DARAH KE OTOT JANTUNG

DISUSUN OLEH:

NURUL AFIA ABD MAJID (H041171312)


FADHILAH ANANDA PUTRI (H041171308)
RENSI PIRI (H041171028)
MUTIAH HAFNI AFIAT KADIR (H041171005)

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
PEMBAHASAN

“ SUPLAY DARAH KE OTOT JANTUNG ”

Sirkulasi koroner merupakan sirkulasi darah yang mendarahi otot jantung.

Pembuluh-pembuluh darah ini disebut dengan pembuluh koroner, membentuk

suatu sirkuit yang merupakan bagian dari sirkulasi sistemik, yang merupakan

pembuluh-pembuluh pribadi (vasa privata) bagi jantung, berbeda dengan

pembuluh-pembuluh umum (vasa publica) pada sirkulasi sistemik. Sirkulasi

koroner merupakan sirkulasi penting, karena hampir 5-10% dari seluruh volume

darah yang dipompakan oleh jantung akan mengalir masuk dalam sirkulasi ini.

Adanya gangguan dalam sirkulasi koroner akan menyebabkan penurunan fungsi

bahkan kematian pada otot jantung (Feriyawati dan lita, 2011).

Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenasi

yang cukup pada otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan

jantung dan membawa oksigen yang dibutuhkan oleh otot-otot jantung melalui

cabang-cabang kecil intramiokardial. Suplai darah dimulai dari kedua cabang

arteri koronaria kanan dan kiri yang merupakan pemuluh darah pertama yang

keluar dari aorta. Kedua arteri ini kemudian membentuk cabang-cabang utama

seperti arteri desendens kiri dan arteri desendens kanan dan sirkumfleks. Arteri

koronaria menerima darah sekitar 5% darah dari curah jantung dan bisa meningkat

mencapai hingga 25% bila diperlukan (Muttaqin, 2016).

Otot jantung dan jaringan pacemaker diberi makanan oleh arteri koroner.

Aretri ini berbentuk seperti mahkota (crown) mengelilingi jantung sehingga

disebut coronary artery (ateri koroner). Arteri koroner memiliki tiga pembuluh

utama; yang berada di depan jantung disebut left anterior decending (LAD), yang
berada dibelakang disebut left circumflex (LCx). LAD dan LCx berasal dari

cabang sebelah kiri utama yang disebut left main (LM), yang berada di sebelah

kanan disebut right coronary artery (RCA). Ketiga arteri koroner ini bercabang-

cabang dan berhubungan satu sama lain sehingga seolah-olah jantung terbungkus

di dalam. Cabang-cabang ini juga berpenetrasi masuk ke dalam dan memberi

makanan kepada otot jantung (Kabo, 2008).

Gambar1. Cabang pada arteri koroner

Pada saat jantung mengadakan kontraksi atau sistol arteri coroner

terkompresi oleh otot jantung sehingga darah tidak mengalir. Darah di dalam

arteri coroner baru mengalir pada waktu jantung mengadakan relaksasi atau

diastol. Dengan demikian, derasnya aliran darah dalam arteri koroner ditentukan

oleh tekanan darah diastolik dan lamanya waktu diastolik. Oleh sebab itu, tekanan

darah diastolik (tekanan darah bawah) yang terlalu rendah, misalnya pada orang

tua akan menyebabkan otot jantung kurang mendapat suplai darah sehingga

mengakibatkan peningkatan peristiwa jantung koroner (Kabo, 2008).

Aliran darah koroner waktu istirahat pada manusia rata-rata sekitar 225

ml/menit, yang kira-kira 0,7 sampai 0,8 mililiter per gram otot jantung, atau 4

sampai 5 persen curah jantung total (Guyton dan Hall, 2014).


Pada kerja fisik berat, jantung seorang dewasa muda akan meningkatkan

curah jantungnya empat sampai tujuh kali lipat dan memompa darah ini melawan

tekanan arteri yang lebih tinggi daripada normal, akibatnya hasil kerja jantung

pada keadaan luar biasa dapat meningkat enam sampai delapan kali lipat. Aliran

darah koroner meningkat tiga sampai empat kali lipat guna menyediakan makanan

tambahan untuk otot jantung (Guyton dan Hall, 2014).

Gambar 2. Aliran darah koroner

Gambar 2 memperlihatkan aliran darah rata-rata yang melalui kapiler

nutritif dari sistem koroner ventrikel kiri dalam millimeter per menit pada jantung

manusia selama sistol dan diastole. Pada gambar tersebut aliran darah di ventrikel

kiri menurun hingga ke nilai yang rendah selama sistol, yang berlawanan dengan

aliran di rangkaian pembuluh lain dalam tubuh. Penyebab hal tersebut adalah

kompresi yang kuat dari otot ventrikel kiri di sekeliling pembuluh intramuscular

selama sistol. Selama diastole, otot jantung berelaksasi dan tidak lagi menghambat
aliran darah yang melalui kapiler ventrikel kiri, sehingga darah sekarang mengalir

dengan cepat selama seluruh diastol (Guyton dan Hall, 2014).

Aliran darah yang melalui kapiler koroner ventrikel kanan juga mengalami

perbuahan fasik selama siklus jantung, tetapi karena kekuatan kontraksi ventrikel

kanan jauh lebih kecil daripada ventrikel kiri, maka perubahan fasik yang

teralbalik hanya berlangsung parsial, berbeda yang terjadi di ventrikel kiri

(Guyton dan Hall, 2014).

Sirkulasi coroner memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, dia memiliki

cadangan O2 yang besar. Apabila dibutuhkan, misalnya pada saat berolahraga,

sirkulasi koroner mampu meningkatkan suplai oksigen 5-6 kali daripada waktu

istirahat. Hal ini terjadi melalui suatu mekanisme sistem otoregulasi yang rumit

yang melibatkan susunan saraf otonom, beberapa hormon, berbagai faktor

jaringan dan zat-zat vasoaktif yang dilepaskan dari endotel (Kabo, 2008).

Keistimewaan lain dari sirkulasi koroner adalah memiliki saluran

anastomosis (kolateral atau saluran penghubung). Anastomosis ini dapat berupa

saluran-saluran kecil yang menghubungkan suatu arteri coroner ke bagian lain

dari arteri koroner yang sama. Panjangnya sekitar1-2 cm dengan diameter 20-280

mikron. Atau berupa saluran-saluran kecil yang menghubungkan dua bagian arteri

koroner yang berbeda, misalnya dari arteri koroner kiri ke kanan. Anastomosis ini

dilaporkan kurang berfungsi pada arteri coroner normal. Namun anastomosis ini

dapat membentuk sirkulasi kolateral apabila terjadi penyumbatan pada arteri

koroner. Telah dilaporkan bahwa apabila terjadi penyumbatan mendadak dari

arteri coroner, sirkulasi kolateral mampu mempertahankan fungsi ventrikel secara

bermakna (Kabo, 2008).


Gambar 3. Dari setiap cabang besar arteri koroner terdapat ribuan cabang
pembuluh halus yang saling berhubungan membentuk anyaman yang menjamin
suplai darah ke otot jantung.

Fungsi pembuluh vena jantung diperankan oleh vena koroner yang selalu

berjalan berdampingan dengan arteri koroner, yang kemudian akan bermuara ke

dalam atrium kanan melalui sinus koronarius. Selain itu terdapat pula vena

thebesii, yaitu vena-vena kecil yang langsung bermuara ke dalam artrium kanan.

(Pearce, 2015).

Sinus koronaria

Gambar 4. Sinus koronaria


Jantung Koroner

a. Definisi

Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi penyempitan,

penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah koroner. penyempitan atau

penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering

ditandai dengan rasa nyeri. Kondisi lebih parah kemampuan jantung memompa

darah akan hilang, sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan

selanjutnya bisa menyebabkan kematian.

b. Etiologi Penyakit Jantung Koroner

Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada perinsipnya disebabkan

oleh dua faktor utama yaitu:

1) Aterosklerosis

Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri

koroneria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan

penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara

progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka 5

resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah

miokardium.

2) Trombosis

Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan

lamakelamaan berakibat robek dinding pembuluh darah. Pada mulanya, gumpalan

darah merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegahan perdarahan

berlanjut pada saat terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek

tersebut, yang kemudian bersatu dengan keping-keping darah menjadi trombus.

Trombosis ini menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah jantung, dapat


menyebabkan serangan jantung mendadak, dan bila sumbatan terjadi di pembuluh

darah otak menyebabkan stroke.


DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati dan lita, 2011. Sirkulasi Koroner. USU Institutional Repository.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: EGC, 1022

Muttaqin, A., 2016. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Salemba Medika.

Kabo, P., 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. PT


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pierce, E. C., 2015. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai