Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi gula di Indonesia dewasa ini belum dapat memenuhi kebutuhan

dalam negeri. Berdasarkan data dari Asosiasi Gula Indonesia tahun 2020 produksi

gula tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai 2,1 juta ton. Jika ditambah sisa stok

2019 yang menjadi stok awal 2020 sebanyak 1,08 juta ton sehingga total

ketersediaan gula tahun ini sebanyak 3,13 juta ton. Sementara kebutuhan gula

konsumsi tahun 2020 mencapai 3,16 juta ton sehingga terdapat defisit sekitar 29

ribu ton. Tingginya permintaan gula itu nampak jelas dari beberapa fakta,

diantaranya tingkat konsumsi gula perkapita yang masih rendah, laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi, semakin pesatnya perkembangan produksi makanan dan

minuman, serta laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sehingga dapat

diperkirakan bahwa kesenjangan antara produksi dan konsumsi gula dalam negeri

cenderung akan meningkat.

Daerah Sulawesi Selatan merupakan salah satu diantara produsen gula yang

turut memenuhi stok kebutuhan gula nasional melalui PTPN XIV yang memiliki

tiga pabrik yaitu Takalar, Camming dan Bone-Arasoe. Namun produksi dari tiga

pabrik gula yang dimiliki PTPN XIV juga masih belum mampu memenuhi

kebutuhan gula di Sulawesi Selatan. Kabupaten bone merupakan salah satu

kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi sebagai lokasi tempat

dibagunnya pabrik gula. Rencana kegiatan yaitu Pembukaan Lahan Penanaman

Tebu Seluas 5.000 Hektar dan Pembangunan Pabrik Gula Afiat di Kabupaten

1
Bone untuk mendukung produksi gula sehingga dapat memenuhi kebutuhan gula

nasional.

Pengembangan kegiatan ini mengikuti deketentuan peraturan menteri

lingkungan hidup dan kehutanan nomor P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019

Tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Berdasarkan Pasal 3 Ayat (2) Permen

LHK No. P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 Kriteria Usaha dan/atau

Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang wajib

memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;

b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak

terbarukan;

c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan

sumber daya alam dalam pemanfaatannya;

d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,

lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan

konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;

f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;

g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;

h. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan

negara; dan/atau

2
i. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

mempengaruhi lingkungan hidup.

Kegiatan Pembangunan PT. Pabrik Gula Afiat di Kabupaten Bone

termasuk usaha yang wajib amdal karena sesuai dengan ketentuan pada Pasal 3

Ayat (2) Permen LHK No. P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019, poin c yaitu

“Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber

daya alam dalam pemanfaatannya”

Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Pabrik Gula Afiat tentunya akan

menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan berbentuk padat, cair dan gas dan

akan menyebabkan gagguan pada kesetimbangan lingkungan. Pencemar dalam

bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi kesehatan, Limbah

pabrik gula dalam bentuk padatan dibagi menjadi dua yaitu abu tebu dan blotong.

Abu tebu merugikan masyarakat dalam segi pertanian.  Hal ini dapat dilihat dari

keberadaan abu tebu yang menurunkan tingkat kesuburan tanah. Limbah lainnya

yaitu blotong. Blotong adalah limbah padat hasil dari proses produksi pembuatan

gula. Blotong ini cenderung dihasilkan cukup besar dalam setiap produksi

pembuatan gula. Sehingga dapat terjadi penumpukan. Penumpukan blotong pada

lahan-lahan kosong berpotensi menjadi sumber pencemaran karena dapat ikut

aliran air hujan yang masuk ke sungai di sekitar pabrik. Pencemaran air sungai

dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan oksigen dalam air, sedang

blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat menimbulkan bau yang

menusuk dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam bentuk cairan,

limbah industri ini berbahaya karena merusak ekosistem air.

3
Kegiatan pembangunan ini juga termasuk pada kegiatan yang akan

menggunakan bahan hayati berupa tanaman tebu.  Selain itu, keberadaan industri

gula akan mengubah penggunaan lahan yang ada, sehingga jika tidak

direncanakan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan permukiman akan

semakin padat dan terjadi perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan

fungsinya. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 Ayat (2) poin (a), (b) dan (g).

1.2 Maksud dan Tujuan Proyek

Tujuan kegiatan Pembukaan Lahan Penanaman Tebu Seluas 5.000 Hektar

dan Pembangunan Pabrik Gula Afiat di Kabupaten Bone adalah sebagai berikut :

1. Menjadi salah pabrik pemasok kebutuhan gula nasional.

2. Menampung tenaga kerja dari masyarakat sekitar daerah pengembangan yang

berdampak meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam jangka panjang.

3. Memanfaatkan lahan kurang produktif yang luas di Kabupaten Bone menjadi

lahan yang berpotensi dan produktif.

1.3 Pedoman Penyusunan

Pedoman yang digunakan dalam penyusunan dokumen Pembangunan Pabrik

Gula Afiat di Kabupaten Bone yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018

Tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen

Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi

Secara Elektronik, Pasal 6 dan Pasal 7.

4
BAB II

RUANG LINGKUP KEGIATAN USAHA

2.1 Gambaran Lokasi Kegiatan

Secara geografis, wilayah Kabupaten Bone terletak di bagian Timur

Provinsi Sulawesi Selatan dan bagian Barat Teluk Bone dengan potensi

sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan, disamping

memiliki luas wilayah yang relatif luas. Kabupaten Bone secara astronomis

terletak 04O13’ sampai 05O06’ Lintang Selatan (LS) dan 119 O42’ sampai 120O40’

Bujur Timur (BT), yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan dengan

batas -batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa

 Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru

Kegiatan Pembukaan Lahan Penanaman Tebu Seluas 5.000 Hektar dan

Pembangunan Pabrik Gula Afiat dilakukan di Kelurahan Tibojong, Kecamatan

Tanete Riattang Timur. Berikut ini merupakan gambaran lokasi kegiatan

pembangunan.

5
Gambar 1. Lokasi Kegiatan
2.2 Dampak Penting Hipotetik

Table 1. Identifikasi Dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan


Tahapan Komponen Kegiatan Dampak Potensial Yang
Kegiatan Ditimbulkan
Organisme Darat
Konstruksi Pembukaan lahan -Kegiatan pembukaan lahan akan
berdampak terhadap hilangnya
vegetasi. Dampak berupa
hilangnya vegetasi yang
bersumber dari kegiatan
penyiapan lahan untuk
penanaman tebu.
-Pembukaan lahan berpotensi
menimbulkan dampak berupa
migrasinya satwaliar yang
hidup pada area yang dibuka.
Pembangunan Pabrik - Dampak berupa bermigrasinya
Gula satwaliar bersumber dari
kegiatan penyiapan lahan
pembangunan pabrik. Luas
penyiapan lahan untuk
pembangunan pabrik relatif
tidak luas sehingga
dampaknya pun diperkirakan
tidak terlalu besar.
Penanaman Tebu - Penanaman tebu akan
menciptakan ekosistem baru
yang mendukung habitat
satwa liar, sehingga berpotensi
menimbulkan dampak berupa
kembalinya satwa liar yang
sempat bermigrasi karena

6
pembukaan lahan.
Biota Air
Konstruksi Pembukaan lahan - Pembukaan lahan dapat
berdampak terhadap
peningkatan debit aliran
permukaan dan erosi yang
pada akhirnya akan masuk ke
badan sungai dan
mempengaruhi kehidupan
biota perairan.
Pembangunan Pabrik Hilangnya vegetasi penutup
Gula karena pembangunan pabrik
akan meningkatkan debit
aliran permukaan yang pada
akhirnya akan masuk ke badan
sungai dan mempengaruhi
kehidupan biota perairan.
Tahap Operasi Pemeliharaan - Dalam pemeliharaan tebu
Tanaman Tebu berupa penggunaan pupuk dan
pestisida apabila dapat sampai
di badan air berupa sungai
dapat mempengaruhi
kehidupan biota perairan
Kegiatan produksi - Kegiatan produksi pabrik
pabrik menghasilkan limbah berupa
limbah cair yang apabila tidak
diolah dengan baik sebelum
dibuang ke lingkungan dapat
sampai di badan air dan
mempengaruhi biota air.

BAB III

METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

7
3.1 Komponen Lingkungan Biologi

Parameter yang diteliti meliputi :

1) keanekaragaman fauna yang ada di darat dan perairan di sekitar lokasi

kegiatan / Biota darat maupun air tawar .

2) keanekaragaman flora yang ada di darat dan perairan di sekitar lokasi

kegiatan/ Vegetasi alami dan budidaya

Lokasi pengambilan sampel untuk komponen biologi adalah masing-masing

untuk flora dan fauna. Ditetapkan di dalam area proyek dan disekitar proyek

pada radius 2 km, dengan pertimbangan dilahan tersebut dapat memberikan

gambaran awal rona lingkungan. Selain itu, daerah tersebut merupakan area

yang ada flora dan fauna daratnya dan akan terkena dampak oleh kegiatan

konstruksinya.

3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data untuk komponen biologi adalah dengan

pengamatan langsung yaitu menggunakan metode inventarisasi jenis flora dan

fauna sampel pada beberapa titik.

3.3 Metode Analisa Data

Metode analisa data untuk komponen biologi meliputi analisa nilai

ekologis dan kelimpahan jenis serta keanekaragaman. Analisis jenis ini dilakukan

untuk mengetahui keberadaan jenis tanaman dan fauna yang bersifat ekonomis,

langka ataupun yang dilindungi oleh perundang-undangan Indonesia.

Tabel 1. Metode Analisa Data Biologi


No. Komponen Indikator Parameter Metode
Pengumpulan Analisis

8
data
1. Flora Keanekaragaman Populasi Pengamatan Tabulasi dan
Jenis lapangan atau deskripsi
Manfaat dan data primer
fungsi
2. Fauna Keanekaragaman Sebaran jenis Pengamatan Tabulasi dan
Populasi jenis lapangan atau deskripsi
Intensitas data primer
kasus

DAFTAR PUSTAKA

Fatikawati, Y. Nur dan Muktiali, M., 2015. Pengaruh Keberadaan Industri Gula
Blora Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan, Sosial Ekonomi dan
Lingkungan di Desa Tinapan dan Desa Kedungwungu. Jurnal Teknik
PWK. Vol. 4 (3): 345-360.

9
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.38/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2019 Tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.

Rofifah, Y., 2019. Dampak Limbah Pabrik Gula Madukismo Terhadap Kesehatan
Masyarakat di Desa Tirtonirmolo. Universitas Negeri Yogyakarta.

Permen LHK No.26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian
serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan Berusaha Secara Elektronik (Sistem OSS).

10

Anda mungkin juga menyukai