DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
MIFTAHUL JANNAH
SARASWATI
VENI APRILIANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia
penulisan makalah ini dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penulis
dapat menyelasaikan penulisan makalah ini secara tuntas, walaupun masih banyak
terdapat kekurangan.
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu dari hati yang paling dalam penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi isi maupun
dari segi penulisanya. Segala kritikan dan masukan dari semua pihak, akan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Puccinia horiana
karat putih (white rust). Jamur ini menyerang tanaman krisan Dendranthema
grandiflora Pzvelev (Yusuf et al., 2014). Menurut Hutabarat (2014) jamur ini
merupakan jamur yang bersifat obligat, yang berarti patogen ini hanya dapat
berbentuk gada bersel 2 dan agak melekuk pada sekat. Ukuran spora adalah ± 40-
43 µm x 16-17,5 µm. Hal ini sesuai dengan literatur Semangun (2007) yang
gada berukuran 30-52 x 11-18 µm bersel 2 atau terkadang bersel 3 atau 4, agak
(a) (b)
Gambar 1. (a) bentuk spora (b) gejala dari patogen Puccinia horiana
(Hutabarat et al., 2014)
kuning keputihan pada bagian atas daun. Pada serangan lanjut bagian atas daun
akan tampak seluruh permukaan daun didominasi dengan bercak berwarna kuning
keputihan yang menyerang hampir seluruh daun pada tanaman. Pada bagian
dan Suhardi (2008) menyatakan gejala pada tanaman krisan yang terserang karat
daun pada bagian bawah daun terdapat bercak berwarna kuning keputihan yang
segera menjadi
coklat.
Gambar 2. Permukaan atas dan bawah daun yang terserang Puccinia horiana
Siklus hidup dari Puccinia horiana dimulai dari germinasi teliospora yang
berasal dari pustul. Teliospora bergerminasi pada kelembaban relative sekitar >96
% dan pada temperature sekitar 170C -24 0C (optimum pada suhu 170C).
akan mendarat pada permukaan daun krisan yang memiliki lapisan air. 2 jam
setelah perlekatan dari basidiospora akan terbentuk hifa yang akan berpenetrasi
pada pada jaringan daun. Penetrasi juga dapat berlangsung sekitar 5 jam ketika
bercak klorotik pada permukaan daun setelah 7-10 hari. Kemudian pada bagian
bawah daun akan terbentuk pustul yang berisi teliospora yang siap menginfeksi
pada areal pertanaman. Selain kelembaban yang tinggi jarak tanaman yang sangat
Kondisi yang baik untuk perkembangan penyakit adalah kelembaban yang tinggi
dan lapisan embun pada permukaan daun (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura, 2006).
menyebabkan penyakit karat daun pada tanaman mawar. Gejala yang ditimbulkan
berupa bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada
sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang
terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pada permukaan bawah daun terdapat
pada spesies inang tunggal). Selama siklus biologisnya jamur ini mempunyai lima
mengandung 6-8 sel dengan dinding yang sangat gelap dan kasar dan tangkai
panjang (pedicel) yang mudah terlepas dari lesi daun. Jamur ini menghasilkan hifa
dan haustoria interselular yang terlibat dalam penyerapan nutrisi dari sel-sel hidup
Gambar
5. Struktur
Gambar 6.
Sayatan
melintang pada daun mawar yang menunjukkan hifa dan hautorium jamur
Phragmidium
mucronatum A. Hifa (hy)
pada ruang antar sel
dan B.
Haustorium (hl) di bagian
sel mesofil (Parvu et
al., 2012).
Belanda terdapat sekitar 10.000 hektar menghasilkan 1 miliar bunga dan 2 miliar
umbi. Sebagian besar kultivar Tulipa gesneriana digunakan untuk produksi bunga
potong. Salah satu jenis jamur yang dapat menyerang tulip yaitu jamur Botrytis
tulipae (Lib.) Lind. Jamur ini dapat menginfeksi umbi, daun, dan bunga (Straathof
et al., 2014). Infeksi dari jamur ini dapat menyebabkan tunas kerdil, daun
bengkok dan rusak. Pada keadaan yang lembab akan nampak corak berwarna
Gejala lainnya yaitu timbulnya bintik-bintik pada daun tulip. Bintik-bintik ini
Gambar 9. Gejala yang ditimbulkan berupa tunas kerdil daun bengkok dan rusak.
dapat menyebar ke
dapat menyebabkan
menginfeksi umbi dapat menimbulkan lesi pada kulit luar umbi (Departement of
melepuh.
umbi
Spora mikroskopis (konidia) dapat disebarkan oleh angin dan cipratan air
Spora Botrytis tulipae dapat bertahan hingga enam minggu di permukaan tanah
lembab. Jamur ini tumbuh pada kisaran suhu 5-27°C. Siklus hidup dari Botrytis
tulipae dimulai dari germinasi kodinidiaspora yang akan berkembang menjadi
hifa. Hifa yang terbentuk akan berpenetrasi pada tanaman tulip dan menyebabkan
kerusakan
(Departement of crop
science, 2000).
berwarna kelabu, dengan konidium lonjong atau hampir bulat, berukuran 12-
berbentuk seperti gelembung yang dibatasi oleh sekat berwarna putih, abuabu,
hingga cokelat kemudian membentuk miselium yang bercabang dan bersekat.
pada ujungnya dan membentuk dikotomi atau trikotomi. Semakin tua umur
konidiofor, warnanya semakin cokelat pada bagian ujung dan lebih terang
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Botrytis cinerea, dengan gejala pada
tajuk bunga terjadi hawar atau busuk bunga. Penyakit muncul pada waktu musim
penghujan. Jamur ini setelah menghasilkan spora dan berkecambah pada tajuk
bunga terjadi bercak yang kecil dan bundar. Cuaca yang lembap bercak dapat
berkembang dan tajuk bunga tampak seperti diliputi lapisan kelabu kecoklatan
Penyakit biasanya hanya terjadi pada musim hujan pada kondisi yang sangat
dapat
sari yang telah terinfeksi oleh jamur B. cinerea pecah lalu terbawa oleh angin.
Serbuk sari kemudian menempel pada permukaan tanaman lain. Tanaman tersebut
akan terinfeksi jamur B. cinerea dari serbuk sari yang menempel tadi. Dengan
Air dan hembusan angin adalah pembawa yang paling efektif dalam
proses penularan jamur ini pada tanaman pada fase spora. Selain itu beberapa
jenis serangga juga merupakan pembawa potensial jamur ini seperti lebah dan
aphid. Cuaca yang dingin dengan temperatur rendah serta kelembaban yang tinggi
daur hidupnya.
menghasilkan berbagai jenis spora. Sementara beberapa spora ini memiliki tutup
untuk periode waktu yang lama (musim dingin, kekurangan nutrisi, dll.) Yang lain
hanya dapat bertahan untuk jangka waktu terbatas (dari beberapa minggu hingga
sekitar 3 bulan).
5. Gejala busuk pangkal batang bunga lili merah oleh Sclerotium rolfsii
Deskripsi jamur
putih saat muda, dan menjadi cokelat tua saat matang,. Pada hifa dijumpai adanya
penampakan gejala berupa klorosis pada daun, pangkal batang, dan umbi tanaman
yang terinfeksi; kemudian tanaman layu pada tingkat serangan lebih lanjut.
tinggi terbentuk sklerotium berwarna putih atau cokelat krem sampai cokelat tua
dengan diameter 1–3 mm. S. rolfsii pada umumnya yang telah ditemukan, yaitu
massamiselium berwarna putih seperti kapas dan 7 hari setelahnya tampak butiran
daun layu dan akhirnya tanaman rebah yang terjadi pada hari ke 21 setelah
inokulasi. Miselium yang tumbuh tidak hanya pada pangkal batang tanaman lili
merah, tetapi juga pada permukaan kulit umbinya. Gejala infeksi tidak tampak
pada bagian dalam umbi tanaman lili merah yang dibelah (Sektiono, A.W., dkk.,
2019).
a b
c d
Gambar 17. a, Gejala menguning pada keseluruhan tanaman yang terinfeksi; b
Miselium yang tumbuh pada pangkal batang tanaman yang terinfeksi; c,
Sklerotium (→) yang terbentuk diatas permukaan koloni S. rolfsii pada serangan
lebih lanjut; d, Infeksi cendawan S. rolfsii tidak sampai pada umbi tanaman
patogenesis, berupa miselia atau kumpulan hifa berwarna putih dan bersifat
sebagai parasit. Pada fase ini, jamur memulai infeksinya pada jaringan tanaman
yang berfungsi sebagai alat bertahan hidup jika tidak ada tanaman inang di
Penyebaran
tersebut dapat tersebar jauh ke areal tanaman lainnya melalui air irigasi, peralatan
pertanian yang terkontaminasi, serta terbawa pada benih ataupun terbawa angin.
Inokulum akan berkembang cepat di tanah yang lembab terutama pada tanah
berpasir.
Pada kondisi lembab, bagian tanaman di atas tanah meliputi daun, batang
monokotil dan dikotil yang tumbuh di wilayah tropis dan sub tropis. Sekitar 500
jenis tanaman dilaporkan menjadi inang S. rolfsii termasuk aneka kacang, serealia,
ubijalar, ubikayu, taro, mint, herbal sambiloto, tanaman hias, bunga matahari,
tembakau, tebu, jahe, aneka labu, aneka bawang, rumput pakan ternak, dan gulma.
golongan ini struktur tubuhnya ada yang multiseluler atau uniseluler. Golongan
Ascomycotina ini Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran
ternak disebut koprofil,ada juga yang parasit pada tumbuhan. Tubuhnya terdiri
atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel. Jamur Phytium adalah
organisme yang kecil, bersifat filamen yang kekurangan klorofil. Oleh karena itu
patogen.
spherical dan
terminal dengan
diameter 22 – 27
um/ antherium
berbentuk interclary,
barrel ataupun
kubah. Aplerotic
oospora memiliki dinding yang tebal. Jamur Phytium Spp. mempunyai miselium
yang dipisahkan dari ujung hifa. Bagian ini sering disebut presporangium dan
Gejala
Serangan Pythium umumnya tampak dimulai dari ujung akar (akar pokok
dan atau akar lateral). Mula-mula, serangan dimulai dari bagian tanaman di dalam
tanah. Kemudian, serangan Pythium sp. ini menyebabkan tanaman menjadi layu,
kulit akar busuk basah, diikuti dengan daun atau tunas-tunas yang kemudian
Reproduksi aseksual:
Miselium dalam jaringan inang atau dalam kultur biasanya
hampir tidak dapat dibedakan dari hifa vegetatif. Namun, dalam banyak spesies,
bentuk bulat, kemudian menjadi terputus dari miselium oleh dinding silang.
tipis yang diekstrusi dari sporangium. Ini adalah vesikel homohylic karena
yang menarik dari sitoplasma amorf menjadi zoospora motil membutuhkan waktu
30-45 menit.
isinya untuk membentuk antarmuka fibrosa yang longgar antara sitoplasma dan
dinding sporangial.
di ujung papilla dari bahan fibrillar dari tutup apikal, dan massa zoospore yang
Reproduksi seksual:
antheridia mudah dibentuk dalam budaya yang berasal dari zoospora tunggal.
heterothallicum.
sebagai cabang dari batang oogonial (monoklin) atau kadang-kadang dari hifa
cara tabung pembuahan. Setelah penetrasi, hanya tiga inti dihitung dalam
dijelaskan. Oosfer yang dibuahi mengeluarkan dinding ganda, dan ooplast muncul
di protoplasma. Bahan yang berasal dari periplasma juga dapat disimpan di luar
dalam sporangium.
Penyebaran
tanah, pada tumbuhan atau hewan, selaput, mutualis, dan parasit (Ichitani & Goto
1982). Mereka adalah jamur yang tumbuh cepat yang menginfeksi benih, akar
muda, dan bibit dari spesies tanaman yang lebih luas. Dalam banyak kasus,
berkurang (Bouhot 1988). Trow var. Ultimum pada awalnya diisolasi dari bibit
selada busuk di Inggris tetapi dapat menjadi parasit yang parah pada banyak
tanaman (Plaats-Niterink 1981; Abdelzaher et al. 1997a). Ini adalah salah satu
spesies Pythium yang paling umum ditemukan di tanah dan terjadi pada suhu