Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PERKEMBANGAN HEWAN

NAMA : NURUL AFIA ABD. MAJID

NIM : H041171312

KELAS : PERKEMBANGAN HEWAN B

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
1. Fertilisasi

Pembuahan katak terjadi di luar tubuh (eksternal). Pada saat kawin, katak

betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan

menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.

Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air atau pun tempat-

tempat yang lembab. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh

selaput telur atau membran vitelin. Segera setelah katak betina mengeluarkan

ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Setelah terjadi

fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok

telur tersebut berbentuk gumpalan telur.

2. Reaksi akrosomal

Selubung jeli yang mengililingi sel telur mengeluarkan molekul-molekul

terlarut yang memikat sperma yang ke arah sel telur. Ketika kepala sperma kontak

dengan selubung jeli, molekul-molekul di dalam selubung sel telur memicu reaksi

akrosomal (acrosomal reactiaction) di dalam sperma. Reaksi ini berawal saat

sebuah vesikel yang terspesialisasi di ujung sperma, disebut akrosom,

mengeluarkan anzim-enzim hidrolitik. Enzim ini mencerna selubung jeli,

memungkinkan struktur sperma yang disebut penjuluran akrosomal untuk

memanjang dan menembus selubung tersebut. Molekul-molekul protein di ujung

penjuluran akrosomal kemudian melekat ke protein reseptor sperma spesifik yang

membentang dari membrane plasma sel telur melewati jejaring matriks

ekstraseluler di sekitarnya, disebut lapisan vitelin. Pengenalan molekul secara

kunci dan anak kunci memastikan bahwa sel-sel telur akan difertilisasi hanya oleh

sperma dari spesies yang sama. Kontak dari ujung penjuluran akrosomal dengan
membran sel telur menyebabkan fusi membran plasma sperma dan sel telur.

Nukleus sperma kemudian memasuki sitoplasma sel telur. Kontak dan fusi

membrane menyebabkan saluran ion terbuka di dalam membrane plasma sel telur

memunginkan ion-ion natrium mengalir ke dalam sel telur dan mengubah

potensial membran. Perubahan pada potensial membran ini, disebut depolarisasi,

merupakan ciri umum fertilisasi pada hewan. Terjadi dalam waktu sekitar 1-3

detik setelah sebuah sperma berikatan ke sebuah sel telur, depolarisasi mencegah

sperma tambahan berfusi dengan membrane plasma sel telur. Tanpa pemblokiran

cepat terhadap polispermia (fast block to polispermy) ini, banyak sperma dapat

memfertilisasi sel telur tersebut, sehingga mengakibatkan kelainan jumlah

kromosom di dalam zigot.

3. Reaksi Korteks

Depolarisasi membran berlangsung hanya sekitar semenit, sehingga

pemblokiran polispermia hanya berlangsung dalam jangka pendek. Akan tetapi,

fusi membran plasma sel telur dan sperma juga memicu serangkaian perubahan

dalam sel telur yang menyebabkan pemblokiran dalam jangka waktu yang lebih

panjang. Pemain-pemain kunci dalam pemblokiran berjangka lebih panjang

adalah vesikel-vesikel yang jumlahnya banyak, yang terletak tepat di bawah

membran plasma sel telur, di tepian sitoplasma yang dikenal sebagai korteks.

Dalam beberapa detik setelah sperma berikatan ke sel telur, vesikel-vesikel ini,

disebut granula korteks. Granula-granula korteks mengandung simpanan molekul-

molekul yang kini disekresikan ke dalam ruang perivitelin (perivitelline space)

yang terletak di antara membran plasma dan lapisan vitelin. Enzim-enzim yang

disekresikan dan makromolekul- makromolekul lain secara bersamaan mendorong


lapisan vitelin menjauhi sel telur dan memperkeras lapisan tersebut sehingga

membentuk selubung fertilis (fertilization envelope) pelindung yang menolak

masuknya nucleus sperma tambahan. Enzim yang lain memenggal dan

melepaskan bagian eksternal dari protein reseptor yang tersisa, bersama dengan

sperma apa pun yang melekat. Selubung fertilisasi dan perubahan-perubahan lain

di permukaan sel telur berfungsi secara bersamaan sebagai pemblokiran lambat

terhadap polispermi (slow block to polyspermy) yang bertahan lebih lama.

4. Aktivasi Sel Telur

Akbat lain dari kenaikan konsentrasi Ca2+ yang tajam di dalam sitosol sel

telur adalah peningkatan yang besar dari laju respirasi seluler dan sintesis protein

oleh sel telur, dikenal sebagai aktivasi sel telur (egg activation). Sekitar 20 menit

setelah memasuki sel telur, nukleus sperma bergabung dengan nukleus sel telur,

menciptakan nukleus diploid zigot. Sintesis DNA dimulai, dan pembelahan sel

pertama terjadi setelah sekitar 90 menit beberapa jenis katak, yang menandai akhir

dari tahap fertilisasi.

5. Penyibakan

Setelah fertilisasi selesai, serangkaian pembelahan berlangsung cepat pada

berbagai spesies. Selama periode ini disebut penyibakan (cleavage), sel-sel

melaksanakan fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis) siklus sel; akan tetapi

sel sel-sel itu seringkali helewatkan fase G1, dan G2 (gap), dan hanya ada sedikit

sintesis protein atau bahkan tidak sama sekali. Akibatnya, embrio tidak membesar

secara signifikan selama periode perkembangan ini. Penyibakan hanya membagi

bagi sitoplasma dari satu sel yang berukuran besar, zigot, menjadi sel sel kecil

yang disebut blastomer (blastomere), masing masing dengan nukleusnya sendiri.


Lima sampai tujuh pembelahan pertama menghasilkan gugusan sel-sel. yang di

dalamnya sebuah rongga terisi-cairan yang disebut blastosol (blastocoel) mulai

terbentuk. Blastosol terbentuk secara penuh di dalam blastula (jamak blastulae),

yang merupakan bola sel-sel berongga. Selama penyibakan, wilayah-wilayah

sitoplasma yang berbeda yang terdapat dalam sel telur awal yang belum terbagi-

bagi, berakhir dalam blastomer-blastomer yang terpisah. Karena wilayah-wilayah

tersebut bisa mengandung determinan-determinan sitoplasmik yang berbeda,

misalnya mRNA dan protein yang spesifik, pada banyak spesies pembagian ini

menyiapkan tahap untuk peristiwa-peristiwa perkembangan selanjutnya. Selama

penyibakan pada organisme-organisme semacam itu, bidang-bidang pembelahan

mengikuti pola Spesifik yang relatif terhadap kutub-kutub zigot. Polaritas

ditentukan oleh distribusi zat-zat yang tidak merata di dalam sitoplasma, termasuk

tidak hanya determinan determinan sitoplasmik namun juga kuning telur (yolk,

simpanan nutrien). Pada katak dan berbagai hewan yang lain, distribusi kuning

telur merupakan faktor kunci yang mempengaruhi pola penyibakan. Kuning telur

seringkali terkonsentrasi ke arah salah satu kutub sel telur, disebut kutub vegetal

(vegetal pole) konsentrasi sel telur menurun secara signifikan ke arah kutub yang

berlawanan, yaitu kutub animal (animal pole) Kutub animal juga merupakan

tempat badan kutub pada oogenesis membentuk kuncup dari sel. Pemantapan tiga

sumbu tubuh terjadi sejak dini pada perkembang. Proses ini telah dipelajari

dengan baik pada spesies katak tertentu, ketika hemisfer animal dan vegetal zigot,

yang dinamai sesuai kutub- kutubnya yang berkesesuaian, dapat dibedakan

berdasarkan warna. hemisfer animal berwarna abu-abu gelap karena granula

granula melanin yang berwarna gelap tertanam di dalam korteks di wilayah ini.
Ketiadaan granula-granula melanin di dalam hemisfer vegetal memungkinkan

warn kuning dari kuning telur dapat terlihat. Sumbu animal-vegetal sel telur

menentukan sumbu anterior- posterior (kepala-ekor) dari embrio, sehinga kita

dapat menganggap sumbu anterior-posterior telah terdapat di dalam sel telur.

(Akan tetapi, perhatikan bahwa kedua sumbu ini tidak ekuivalen: Kepala tidak

terbentuk di tempat kutub animal berada.) Setelah fusi sel telur dan sperma,

penyusunan ulang sitoplasma sel telur amfibia memantapkan sumbu dorsal-vental

(punggung-perut). Membran plasma dan korteks yang terkait berotasi menurut

sitoplasma bagian dalam, suatu gerakan yang disebut rotasi korteks (cortical

rotation). Korteks hemisfer animal bergerak ke arah sitoplasma bagian dalam

vegetal di sisi tempat masuknya nukleus sperma, yang selalu terletak di dalam

hemisfer animal. Korteks hemisfer vegetal yang terletak di seberang sisi

masuknya nukleus sperma bergerak ke arah sitoplasnma bagian dalam hemisfer

animal. Rotasi korteks memungkinkan molekul-molekul di dalam korteks vegetal

tak berpigmen di sisi yang berseberangan dengan masuknya nukleus sperma.

Anda mungkin juga menyukai